DI SUSUN OLEH:
ADELSTEREI TAMAELA
ALMAYADANA PUTRI WALWULU
AMINA RUMUAR
ARIAN NUSAMARA
BELFIN RIZLY LEKATOMPESSY
CHRISTIN BELAVISTA TORSULU
CLAUDET PELAPORY
DENY YOSEPH PATTIRANE
DESSY IMANUELA LARITMAS
DIVA ACHIR
DUITA KUNUELA
DWIKA ADHIA PUTRI DHIANDRI
ELDRIDGE THENU
ELVI RAHANGIAR
ELVIRA SARCE SEWA
FAUZIA HANISA MARASABESSY
YEREMIAS HUNITETU
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................2
1.1 Latar belakang...................................................................................2
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................2
1.3 TUJUAN PENULISAN..........................................................................2
BAB II..........................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................3
2.1 PANCASILA ERA PRA-KEMERDEKAAN................................................3
1. Zaman Pra Sejarah.........................................................................3
2.2 PANCASILA PADA MASA KERAJAAN...................................................4
2.3 Zaman Kerajaan-kerajaan Sebelum Majapahit.................................5
2.4 PANCASILA ERA KEMERDEKAAN......................................................11
2.5. Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1950...12
2.6 Sejarah Pancasila pada Era Orde Baru.............................................14
2.7 Sejarah Pancasila pada Era Reformasi.............................................15
BAB III.......................................................................................................17
PENUTUP..................................................................................................17
3.1 KESIMPULAN....................................................................................17
3.2 SARAN..............................................................................................17
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan Karunia-Nya, kami dapat menyesaikan penulisan Makalah ini pada
mata kuliah pendidikan pancasila tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam
tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Ambon,19,Agustus,2022
penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Dasar Negara merupakan alas atau fundamen yang menjadi pijakan dan
mampu memberikan kekuatan kepada berdirinya sebuah Negara. Negara
Indonesia dibangun juga berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu
pancasila. Pancasila, dalam fungsinya sebagai dasar Negara, merupakan sumber
kaidah hukum yang mengatur Negara Republik Indonesia, termasuk di dalamnya
seluruh unsur-unsurnya yakni pemerintah, wilayah, dan rakyat. Pancasila dalam
kedudukannya merupakan dasar pijakan penyelenggaraan Negara dan seluruh
kehidupan Negara Replubik Indonesia.
Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai arti yaitu mengatur
penyelenggaraan pemerintahan. Konsekuensinya adalah Pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum. Hal ini menempatkan pancasila sebagai dasar
Negara yang berarti melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam semua peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu, sudah seharusnya semua
peraturan perundang-undangan di Negara Republik Indonesia bersumber pada
Pancasila.
PEMBAHASAN
Nilai Religious
Nilai Perikemanusiaan
Nilai Kesatuan
Nilai Musyawarah
2. Kerajaan Sriwijaya
Di wilayah Kediri Jawa Timur berdiri pula kerajaan Singasari (pada abad ke
XIII), yang kemudian sangat erat hubungannya dengan berdirinya kerajaan
Majapahit.
1. Kerajaan Majapahit
Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada dalam sidang
Ratu dan Menteri-menteri di paseban keprabuan Majapahit pada tahun 1331,
yang berisi cita-cita mempersatukan seluruh nusantara raya sebagai berikut :
‘saya baru akan berhenti berpuasa makan pelapa jikalau seluruh nusantara
bertakluk di bawah kekuasaan negara, jikalau Gurun, Seram, Tanjung, Haru,
Pahang, Dempo, Bali, Sunda, Palembang dan Tumasik telah dikalahkan.
2. Zaman Penjajahan
Pada akhir abad ke XVI Bangsa Belanda datang juga ke Indonesia. Untuk
menghindarkan persaingan diantara mereka sendiri (Belanda) kemudian mereka
mendirikan suatu perkumpulan dagang yang bernama V.O.C.,(Verenigde Oost
Indische Compagnie), yang dikalangan rakyat dikenal dengan istilah ‘Kompeni’.
Pada abad itu sejarah mencatat bahwa Belanda berusaha dengan keras
untuk memperkuat dan mengintensifkan kekuasaan di Indonesia. Melihat
praktek-praktek penjajahan Belanda tersebut maka meledaklah perlawanan
rakyat di berbagai wilayah nusantara, antara lain : Pattimura di maluku (1817),
Baharudin di Palembang (1819), Imam Bonjol di Minangkabau (1821-1837).
Pangeran Diponegoro di Jawa Tengah (1825-1830), Jlentik, Polim, Teuku Tjik di
Tiro, Teuku Umar dalam perang Aceh (1860), anak Agung Made dalam perang
Lombok (1894-1895), Sisingamangaraja di tanah Batak (1900) dan masih banyak
perlawanan lainnya.Penghisapan mulai memuncak ketika Belanda mulai
menerapkan sistem monopoli melalui tanam paksa (1830-1870) dengan
memaksakan beban kewajiban terhadap rakyat yang tidak berdosa.
Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20 mei 1908 inilah yang
merupakan pergerakan nasional, sehingga segera setelah itu muncullah
organisasi-organisasi pergerakan lainnya. Organisasi-organisasi pergerakan
nasional itu antara lain : Sarakat Dagang Islam (SDI) (1909), yang kemudian
dengan cepat mengubah bentuknya menjadi gerakan politik dengan mengganti
namanya menjadi Sarikat Islam (SI) tahun (1911) di bawah H.O.S. Cokroaminoto.
Pada tanggal 29 April 1945 dibentuk Suatu badan yang bertugas untuk
menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu Badan
Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuriti Zyunbi
Tioosakai.
Pada hari itu juga di umumkan nama-nama Ketua, Wakil ketua serta para anggota
sebagai berikut :
Nama para anggota Iin menurut nomor tempat duduknya dalam sidang adalah
sebagai berikut :
1. Ir. Soekarno
2. Mr. Muh Yamin
3. Dr. R. Kusuma Atmaja
4. R. AbdulrahimPratalykrama
5. R. Aris
6. K. H. Dewantara dan masih banyak lagi yang lainnya
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan,
3. Peri Ketuhanan,
4. Peri Kerakyatan (A.Permusyawaratan,B.Perwakilan,C. Kebijaksanaan )
5. Kesejahteraan Rakyat (Keadilan Sosial).
(3). Paham negara Integralistik, yang diajarkan oleh Spinoza, adam muler Hegel
(abad 18 dan 19).
Oleh karena itu, ditetapkan pada tanggal 1 Juni 1945 ditetapkan sebagai
hari lahir Pancasila.
3. Persatuan Indonesia
1. Dari sudut ilmu hukum proklamasi merupakan saat tidak berlakunya tertib
hukum kolonial, dan saat mulai berlakunya tertib hukum nasional.
2. Secara politis ideologi proklamasi mengandung arti bahwa bangsa
Indonesia terbatas nasib sendiri dalam suatu Negara proklamasi republik
Indonesia.
Kemudian tanggal 18 Agustus pada rapat PPKI, ditetapkan UUD 1945 dan
Presiden serta Wakilnya. Sesudah itu dimulailah pergolakan politik dalam
negeri seperti berikut ini:
3. Pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)
Sebagai hasil dari konferensi meja bundar (KMB) maka ditanda tangani suatu
persetujuan (mantel resolusi) Oleh Ratu Belanda Yuliana dan wakil pemerintah
RI di Kota Den Hag pada tanggal 27 Desember 1949, maka berlaku pulalah
secara otomatis anak-anak persetujuan hasil KMB lainnya dengan konstitusi
RIS, antara lain :
4. Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (federalis) yaitu 16
Negara pasal (1 dan 2)
5. Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintah berdasarkan asas demokrasi
liberal dimana mentri-mentri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan
pemerintah terhadap parlemen (pasal 118 ayat 2)
6. Mukadiamah RIS telah menghapuskan sama sekali jiwa dan semangat
maupun isi pembukaan UUD 1945, proklamasi kemerdekaan sebagai naskah
Proklamasi yang terinci.
7. Sebelum persetujuan KMB, bangsa Indonesia telah memiliki kedaulatan,
oleh karena itu persetujuan 27 Desember 1949 tersebut bukannya penyerahan
kedaulatan melainkan “pemulihan kedaulatan” atau “pengakuan kedaulatan”
Masa akhir orde lama (1959-1966), periode ini diwarnai dengan system
demokrasi terpimpin oleh Soekarno. Masa demokrasi terpimpin juga menjadi
akhir orde lama usai terjadinya peristiwa gerakan 30 September (G30S) 1945.
Soekarno mengubah system politik Indonesia menjadi demokrasi terpimpin
melalui dekrit presiden 5 juli 1959. Akibatnya, sistem perpolitikan dan
pemerintahan Negara bertumpuk pada Soekarno sebagai presiden. Demokrasi
terpimpin sejatinya merupakan konsep untuk membentuk ulang system
pemerintahan yang kacau. Dengan menjadikan presiden sebagai titik sentral
pemerintahan, Soekarno berharap daapat menciptakan ulang stabilitas politik
Indonesia waktu itu. Namun, yang terjadi justru sebaliknya pelaksanaan
demokrasi terpimpin telah menyeleweng dari ketentuan UUD 1945. Pada
pelaksanaan demokrasi terpimpin, justru terjadi pelanggaran terhadap UUD 1945
dan pemerintahan cenderung menjadi sentralistik. Hal ini dikarenakan terpusat
hanya kepada presiden yang membbuat kedudukan presiden sangat kuat dan
berkuasa, terlebih setelah mundurnya Hatta dari possisi presiden sejak 1956.
Kedudukan pancasila pada masa orde lama kembali terancam dengan terjadinya
peristiwa G30S 1965 yang melibatkan orang-orang PKI dan sebagian militer
sebagai pelakunya. Tragedi ini sekaligus mennjadi awal dari akhir rezim orde lama
pimpinan Soekarno yang kemudian digantikan era orde baru sejak 1966.
Penerapan Pancasila juga terjadi dalam bidang sosial politik. Militer juga
ikut terlibat demi menjaga keutuhan Pancasila yang merupakan dasar negara
Indonesia. Pada akhirnya, kegiatan bebas yang seharusnya diperbolehkan menjadi
lebih dibatasi. Atas nama Pancasila sebagai falsafah dan dasar negara, kata
Soeharto, maka ABRI (militer) dan Golkar harus bersatu, terutama dalam
menjalankan pemerintahan yang kuat dari segala ancaman. Selain itu, tidak jarang
dilakukan pembreidelan surat kabar hingga majalah kala itu. Ada juga peristiwa
penangkapan aktivis karena mengkritik pemerintahan Soeharto pada masa
Orde Baru. Penerapan Pancasila sebagai asas tunggal pada era Orde Baru dengan
segala dampaknya menuai kritik. Beberapa kalangan menyebut Soeharto telah
menyalahgunakan Pancasila untuk kepentingan sendiri dan kelompoknya.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pancasila adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang bersama
dengan bangsa Indonesia sejak dahulu. Sejarah merupakan deretan peristiwa
yang saling berhubungan. Peristiwa-peristiwa masa lampau yang berhubungan
dengan kejadian masa sekarang dan semuanya bermuara pada masa yang akan
datang. Hal ini berarti bahwa semua aktivitas manusia pada masa lampau
berkaitan dengan kehidupan masa sekarang untuk mewujudkan masa depan yang
berbeda dengan masa yang sebelumnya. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia
berlalu dengan melewati suatu proses waktu yang sangat panjang. Dalam proses
waktu yang panjang itu dapat dicatat kejadian-kejadian penting yang merupakan
tonggak sejarah perjuangan.
Dan Dasar Negara merupakan alas atau fundamen yang menjadi pijakan
dan mampu memberikan kekuatan kepada berdirinya sebuah Negara. Negara
Indonesia dibangun juga berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu
pancasila. Pancasila, dalam fungsinya sebagai dasar Negara, merupakan sumber
kaidah hukum yang mengatur Negara Republik Indonesia, termasuk di dalamnya
seluruh unsur-unsurnya yakni pemerintah, wilayah, dan rakyat. Pancasila dalam
kedudukannya seperti inilah yang merupakan dasar pijakan penyelenggaraan
Negara dan seluruh kehidupan Negara Replubik Indonesia.
3.2 SARAN
http///www.google.com
http://kuliahkumanajemenpendidikan.wordpress.com
http//Birokrasi.kompasiana.com
https//www.slideshare.net/DWIAYU2/sejarah-pancasila
https://prezi.com/nw7zmgu02ghp/pancasila-dalam-kajian-sejarah-bangsa-
indonesia/