Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEDUDUKAN PANCASILA DALAM KONTEKS


SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila
Dosen Pengampu : R. Nurhayati S.H. M.Si

Disusun Oleh :

1. Anastasya Putri Kirani (2221017)


2. Ayu Nuriyah (2221002)
3. Farid Rahman Juniar (2221018)
4. Lala Fidhyantie (2221015)
5. Mila Siti Nurhazah (2221029)
6. Nadia Ifatunisa (2221013)
7. Nurjen (2221010)
8. Purwati (2221049)

INSTITUT AGAMA ISLAM LATIFAH MUBAROKIYAH


PONDOK PESANTREN SURYALAYA
Jl. Suryalaya, No. 17, Tanjungkerta, Pagerageung, Tasikmalaya,
Jawa Barat 46158

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini guna
untuk memenuhi tugas kelompok untuk Mata Kuliah Pancasila dengan judul “Kedudukan
Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa”.

Kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pancasila yang telah
membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini dan tidak lupa kepada semua pihak
yang telah berkonstribusi dalam menyelesaikan tugas makalah.

Terlepas dari semua itu kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki dalam penyusunan makalah yang baik untuk
kedepannya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
kita semua.

Tasikmalaya, November 2022.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan ............................................................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila.......................................................................................................2

B. Sejarah Pancasila pada Masa Kerajaan...........................................................................2

C. Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa ...................................................5

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................................................8

B. Saran...............................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar negara memiliki filosofis yang strategis dimana pancasila
mempunyai kaitan pada sejarah, peradaban, agama, hidup, dan ketatanegaraan,
kegotongroyongan, struktur sosial, dari masyarakat indonesia.
Pancasila yang menjadi dasar negara perlu diadakan peninjauan terhadap
perkembeangan budaya indonesia yang sudah lampau dengan titik berat pada nilai-
nilai ketuhanan, kemanusiaan, politik dan kemasyarakatan.
Pancasila menjadi dasar baru disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.
Namun, jauh sebelum disahkan nilai-nilai pancasila sudah ada pada kehidupan
masyarakat indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa indonesia menjadi
sebuah negara dimana nilai-nilai tersebut berupa nilai-nilai adat istiadat,
kebudayaan serta religious .
Nilai-nilai yang ada kemudian diambil dan di rumuskan oleh para pendiri negara
yang untuk nantinya dijadikan dasar negara indonesia.Oleh karena itu untuk
memahami pancasila secara utuh dan kaitannya dengan jati diri bangsa Indonesia
ini diperlukan pemahaman sejarah bangsa Indonesia dalam membentuk suatu
negara dan dijadikan nya pancasila sebagai dasar negara karena semua itu
berhubungan dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pancasila?
2. Bagaimana Sejarah Pancasila pada Masa Kerajaan?
3. Bagaimana Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Pancasila.
2. Untuk mengetahui Sejarah Pancasila pada masa Kerajaan.
3. Untuk mengetahui Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata, yaitu panca
artinya lima dan sila artinya dasar, asas atau prinsip. Jadi Pancasila berarti lima
dasar atau lima asas atau lima prinsip. Kelima dasar tersebut telah menjadi rumusan
dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Secara historis, Pancasila dirumuskan dengan tujuan untuk dipakai sebagai dasar
negara Indonesia Merdeka. Dalam prosesnya, segala perumusan Pancasila sebagai
dasar negara ini digali dan didasarkan dari nilai-nilai pandangan hidup masyarakat
Indonesia dan dituangkan menjadi kesatuan sebagai pandangan hidup bangsa.
Secara kultural, Pancasila sebagai dasar negara merupakan sebuah hasil budaya
bangsa. Oleh karenanya, Pancasila haruslah diwariskan kepada generasi muda
melalui pendidikan. Jika tidak diwariskan, negara dan bangsa akan kehilangan
kultur yang penting. Penting untuk diingat bahwa bangsa yang besar adalah bangsa
yang memiliki kepedulian kepada pewarisan budaya luhur bangsanya.

B. Sejarah Pancasila pada Masa Kerajaan

Nilai-nilai Pancasila telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dulu kala
sebelum bangsa Indonesia mendirikan negara. Proses terbentuknya negara
Indonesia melalui proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman batu
hingga munculnya kerajaan-kerajaan pada abad ke- IV.

a. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan ini terletak di
sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Pada tahun 400 M, masyarakat Kutai
membuka zaman sejarah Indonesia untuk pertama kalinya menampilkan nilai-nilai
sosial, politik, dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri, serta sedekah kepada
para Brahmana . Hal tersebut terbukti dengan ditemukannya 7 yupa (tiang batu)
yang memiliki arti bahwa saat itu, Raja Mulawarman mengadakan kenduri dan
member sedekah pada para Brahmana dan para Brahmana membangun yupa
tersebut sebagai tanda terima kasih (Bambang Sumadjo,dkk.;1977:33-32).

2
Bentuk kerajaan agama sebagai tali pengikat kewibaawaan ini tampak dalam
kerajaan-kerajaan yang muncul kemudian di jawa dan sumatra. Dalam zaman kuno
(400-1500) terdapat dua kerajaan yang berhasil mencapai integrasi dan wilayah
yang meliputi hampir separoh indonesia dan seluruh wilayah Indonesia sekarang
yaitu kerajaan Sriwijaya di sumatra dan majapahit yang berkusa di jawa.
b. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 M. kerajaan ini terletak di Sungai
Musi, Palembang, Sumatera Selatan. Kerajaan Sriwijaya berkembang dengan pesat
karena didukung oleh:
1. Letak sriwijaya yang strategis, sehingga menjadi jalur distribusi ke berbagai
daerah wilayah nusantara
2. Runtuhnya kerajaan Funnsn di Indo Cina (Vietnam)
3. Majunya aktivitas pelayaran dan perdagangan antara India dan China
4. Kerajaan Sriwijaya memiliki armada laut yang kuat.

Kerajaan Sriwijaya merupakan suatu kerajaan besar yang cukup disegani


dikawasan Asia selatan. Perdagangan dilakukan dengan mempersatukan dengan
pedagang pengerajin dan pegawai raja yang disebut Tuha An Vatakvurah sebagai
pengawas dan pengumpul semacam koperasi sehingga rakyat mudah untuk
memasarkan barang dagangannya. Pada saat itu kerajaan dalam menjalankan
system negaranya tidak dapat dilepaskan dengan nilai ketuhanan. Cita-cita tentang
kesejahteraan bersama dalam suatu negara pada kerajaan Sriwijaya yaitu berbunyi
marvual vanua Criwijaya siddhayatra subhiksa yang artinya suatu cita-cita negara
yang adil dan makmur.

c. Zaman Kerajaan sebelum Majapahit


Sebelum kerajaan Majapahit berdiri sebagai suatu kerajaan yang memancangkan
nilai-nilai nasionalisme, telah muncul kerajaan di Jawa Tengah dan jawa timur
secara silih berganti. Kerajaan Kalingga pada abad ke VII, Sanjaya abad ke VIII
yang ikut membantu membangun candi Kalasan untuk Dewa Tara dan sebuah
wihara untuk pendeta Budha didirikan di jawa tengah bersama dengan dinasti
Syailendra abad ke VII dan IX. Refleksi puncak budaya dari Jawa Tengah dalam
periode kerajan-kerajaan tersebut adalah dibangunnya candi Borobudur dan candi
Prambanan.

3
Selain kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah tersebut di Jawa Timur munculah
kerajaan-kerajaan Istana pada abad ke IX, Darmawangsa abad ke X, Airlangga
abad ke XI. Agama yang diakui oleh kerajaan adalah Budha, Wisnu, dan agama
syiwa yang hidup berdampingan secara damai. Raja Airlangga memiliki sikap
toleransi dalam beragama dengan mengadakan hubungan dagang dan bekerjasama
dengan Benggala, Chola,dan Champa serta perhatian kerjahteraan pertanian bagi
rakyat dengan dengan membangun tanggul & waduk. Hal ini menunjukan nilai-
nilai kemanusiaan. Di wilayah Kediri Jawa Timur berdiri pula kerajaan Singasari
(pada abad ke XIII), yang kemudian sangat erat hubungannya dengan berdirinya
kerajaan Majapahit.

d. Kerajaan Majapahit
Pada tahun 1923 berdirilah kerajaan Majapahit di bawah pemerintahaan raja
Hayam Wuruk dengan Majapatih Gajah Mada yang dibantu oleh
Laksamana Nala, wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya itu
membentang dari semenanjung melayu sampai Irian barat melalui
Kalimantan Utara. Pada buku Sutasoma karangan Empu Tantular terdapat
istilah Pancasila dengan makna persatuan nasional yaitu Bhineka Tunggal
Ika Tan Hana Dharma Mangrua artinya walaupun berbeda namun satu jua.
Sumpah palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada berisi cita-cita
mempersatukan seluruh nusantara raya. Kerajaan Majapahit mempunyai
nilai hubungan bertetangga dengan baik dan nilai musyawarah mufakat
yang dilakukan oleh sistem pemerintahannya. Perselisihan dan perang
saudara pada permulaan abad XV membuat kerajaan Majapahit berangsur-
angsur mulai memudar dan akhirnya mengalami keruntuhan dengan “Sinar
Hilang Kertaning Bumi” pada abad XVI (1520).
e. Zaman Penjajahan
Setelah Majapahit runtuh pada abad XVI maka berkembanglah agama islam dan
kerajaan islam seperti Demak dan mulailah berdatangan orang eropa yang ingin
mencari rempah-rempah. Pada awalnya bangsa portugis berdagang, namun lama-
kelaman mulai menunjukan peranannya dalam bidang perdagangan yang
meningkat menjadi praktek penjajahan misalnya Malaka pada tahun 1511. pada
akhir abad ke XVI bangsa Belanda datang ke Indonesia dengan mendirikan suatu
perkumpulan dagang yang bernama VOC (Verenigde Oost Indische Compaignie).

4
f. Kebangkitan Nasional
Atas kesadaran bangsa Indonesia maka berdirilah Budi Utomo dipelopori oleh
Dr. Wahidin Sudirohusodo pada tanggal 20 Mei 1908, Gerakan ini mrupakan
gerakan awal gerakan kemerdekaan dan kekuatan sendiri. Lalu mulailah
bermunculan Indische Partij dan sebagainya.
Sejak saat itu perjuangan nasional Indonesia mempunyai tujuan yang jelas yaitu
Indonesia merdeka. Perjuangan diteruskan dengan adanya gerakan Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang menyatakan satu bahasa, satu bangsa
serta satu tanah air yaitu Indonesi Raya.
g. Masa Penjajahan Jepang
Pada tahun 1943-1944 tentara Jepang mulai mengalami kekalahan dalam keadaan
demikian jepang berusaha mengambil hati bangsa-bangsa yang dijajahnya antara
lain Indonesia dengan menjanjikan kemerdekaan. Pada tanggal 29 April 1945
dibentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
atau Dokuritsu Junbi Coesakai yang diketuai oleh Dr. Rajiman Wedyodiningrat
dengan anggota 62 orang. Tugas BPUPKI adalah mempelajari hal-hal yang
diperlukan untuk menyelenggarakan suatu negara merdeka.

C. Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa

Masuknya agama-agama besar seperti Hindu, Budha, Islam di Indonesia menandai


dimulainya kehidupan beragama pada masyarakat. Bagaimana agama merubah kehidupan
dan pandangan masyaraat dapat dilihat pada sistem sosial ekonominya. Penyelenggaraan
perdagangan di kota-kota pelabuhan menimbulkan komunikasi terbuka, sehingga terjadi
mobilitas sosial baik serta perubahan gaya hidup dan nilai-nilai. Tidak lama kemudian
Islam masuk ke Indonesia dan menguasai perdagangan internasional. Di lain pihak
kekuasaan pusat dengan agama Hindu- Budha mengalami kemerosotan bersamaan dengan
disintregasi politik dan degenerasi kultural. Akibatnya terciptalah kondisi yang baik bagi
suatu perubahan. Dalam politik juga kemudian lahir kerajaan-kerajaan Islam.

Sebelum negara Indonesia terbentuk pada 17 Agustus 1945, bentuk pemerintahan adalah
kerajaan-kerajaan. Awal abad ke-16 bangsa Eropa seperti Belanda mulai masuk ke
Indonesia dan terjadi perubahan politik dalam pemerintahan terkait dengan perebutan
hegemoni. Kontak dengan bangsa Eropa telah membawa perubahan-perubahan dalam

5
pandangan masyarakat yaitu dengan masuknya paham-paham baru, seperti liberalisme,
demokrasi, nasionalisme. Hingga sampai akhirnya Indonesia dapat menumbuhkan jiwa
Nasionalisme dan bersatu untuk merdeka.

Sebagai tindakan lanjut dari janji Kaisar Hirohito yang akan memberikan kemerdekaan
kepada bangsa Indonesia maka dibentuklah suatu badan yang bertugas menyelidiki usaha-
usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yang dikenal dengan nama BPUPKI. Pada sidang
pertama BPUPKI (29 Mei - 1 Juni 1945) dengan pembicaranya adalah Mr. Muh. Yamin,
Mr. Soepomo, Drs. Moh. Hatta, dan Ir. Soekarno. Mereka semua berpidato guna
membahas tentang rancangan usulan dasar negara.

Menurut Soekarno dalam pidatonya, dasar bagi Indonesia merdeka adalah dasarnya
suatu negara yang akan didirikan yang disebutnya philosophische gronsag, yaitu
fundamen, filsafat, jiwa dan pikiran yang sedalam-dalamnya yang di atasnya akan
didirikan gedung Indonesia yang merdeka. Selanjutnya Ir. Soekarno mengusulkan bahwa
dasar bagi Indonesia merdeka itu disebut Pancasila, yaitu: Kebangsaan, Kemanusiaan,
Musyawarah mufakat perwakilan, Kesejahteraan sosial, Ketuhanan yang berkebudayaan.

Pancasila sebagai dasar falsafah negara tidak boleh menjadi ideologi yang beku sehingga
seluruh komponen bangsa terutama para intelektual muda dapat memberikan ide-ide baru
dan kreatif untuk merevitalisasi Pancasila dalam realitas kehidupan berbangsa dan
bernegara.

Setelah sidang tersebut dibentuklah panitia kecil yaitu panitia sembilan. Panitia sembilan
bersidang tanggal 22 Juni 1945 dan menghasilkan kesepakatan yang dituangkan dalam
Mukadimah Hukum Dasar, alinea keempat dalam rumusan dasar negara sebagai berikut:

1. Ketuhanan yang Maha Esa,

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,

3. Persatuan Indonesia,

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan,

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Moh. Yamin mempopulerkan kesepakatan tersebut dengan nama Piagam Jakarta.Pada


sidang kedua BPUPKI tgl 10 Juli 1945 dibicarakan mengenai materi undang-undang dasar

6
dan penjelasannya. Sidang kedua ini juga berhasil menentukan bentuk negara Indonesia
yaitu Republik. Seiring berjalannya waktu, dibentuklah PPKI yang bertugas melanjutkan
tugas BPUPKI.

Seiring dengan kekalahan Jepang, para pemuda mendesaak agar kemerdekaan


dilaksanakan secepatnya tanpa menunggu janji Jepang, akhirnya Soekarno-Hatta bersedia
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 atas nama
bangsa Indonesia.

Sehari setelah Indonesia merdeka, PPKI mengadakan sidang pertamanya. Dalam sidang
tersebut terdapat perubahan yang telah dilakukan yaitu perubahan pada sila pertama (tujuh
buah kata dihilangkan dan diganti dengan kata-kata Yang Maha Esa) dan beberapa
perubahan pada rancangan UUD. Pada saat itu juga Pembukaan Undang-Undang Dasar
dan pasal-pasal

UUD disahkan menjadi Undang-Undang dasar negara Republik Indonesia. Pada sidang
tersebut juga menetapkan Ir. Soekarno dan Moh.Hatta sebagai presiden dan wakil presiden
Indonesia. Selanjutnya sidang tersebut juga membicarakan rancangan aturan peralihan. Di
dalam aturan tersebut dinyatakan pembentukan KNIP yang bertugas membantu presiden.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan telah melalui proses
yang panjang, dimatangkan oleh sejarah perjuangan bangsa Indonesia, dengan melihat
pengalaman bangsa-bangsa lain, dengan diilhami oleh gagasan-gagasan besar dunia,
dengan tetap berakar pada kepribadian bangsa kita dan gagasan-gagasan besar bangsa kita
sendiri. Negara Republik Indonesia memang tergolong muda dalam barisan negara-negara
di dunia. Tetapi bangsa Indonesia lahir dari sejarah dan kebudayaannya yang tua, melalui
gemilangnya kerajaan-kerajaan di Indonesia, kemudian mengalami masa penjajahan tiga
setengah abad, sampai akhirnya bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya
pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejarah perjuangan bangsa untuk merebut kembali
kemerdekaan nasionalnya sama tuanya dengan sejarah penjajajahan itu sendiri.

Berbagai babak sejarah telah dilampaui dan berbagai jalan telah ditempuh dengan cara
yang berbeda-beda, mulai dengan cara yang lunak sampai cara yang keras, mulai dari
gerakan kaum cendikiawan yang terbatas sampai pada gerakan yang menghimpun
kekuatan rakyat banyak, mulai dari bidang pendidikan, kesenian daerah, perdagangan
sampai pada gerakan-gerakan politik. Bangsa Indonesia lahir sesudah melampaui
perjuangan yang sangat panjang, dengan memberikan segala pengorbanan dan menahan
segala macam penderitaan. Bangsa Indonesia lahir menurut cara dan jalan yang
ditempuhnya sendiri yang merupakan hasil antara proses sejarah di masa lampau,
tantangan perjuangan dan cita-cita hidup di masa datang, yang secara keseluruhan
membentuk kepribadiannya sendiri. Sebab itu bangsa Indonesia lahir dengan
kepribadiaannya sendiri, yang bersamaan dengan lahirnya bangsa dan negara itu,
kepribadian itu ditetapkan sebagai pandangan hidup dan dasar negara, “Pancasila”.

B. Saran

Mengingat besarnya perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan, maka perlu


adanya kesadaran sedalam-dalamnya bahwa Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan
dasar negara Republik Indonesia serta merasakan bahwa Pancasila adalah sumber
kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia, manusia Indonesia menjadikan

8
pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan
kehidupan kenegaraan.

Oleh karena itu, pengamalannya harus dimulai dari setiap warga negara Indonesia, setiap
penyelenggara negara yang secara meluas akan berkembang menjadi pengamalan
Pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat
maupun di daerah. Dengan demikian Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar
negara akan mempunyai arti nyata bagi manusia Indonesia dalam hubungannya dengan
kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan. Untuk itu, perlu usaha yang sungguh-sungguh
dan terus-menerus serta terpadu demi terlaksananya penghayatan dan pengamalan
Pancasila

9
Daftar Pustaka

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6104406/apa-itu-pancasila-ini-pengertian-sejarah-
dan-fungsinya

http://yanti41.blogspot.com/2013/11/pancasila-dalam-konteks-sejarah.html?m=1

https://anyflip.com/afuty/ogfc/basic

https://www.kompasiana.com/dewi41678/622de4ab7a36cd1bb91022c2/pancasila-dalam-
konteks-sejarah-perjuangan-bangsa-indonesia

https://www.blogbarabai.com/2014/10/makalah-pancasila-dalam-konteks-sejarah.html?
m=1

10

Anda mungkin juga menyukai