Anda di halaman 1dari 21

SEJARAH PANCASILA PADA MASA PRA KEMERDEKAAN

DAN PASCA KEMERDEKAAN

Nama kelompok :

1. Andini Dwi Savitri (06040423071)


2. Dika Edelia Ramadhanty (06040423074)
3. Mutya Isma'atul Lailia (06040423077)
4. Diwahyuni (06020423035)

Dosen Pengampu :

ABDULLAH ZAINI, S.Pd.I, M.Pd

NIP. 198803232020121009

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Program Studi Pendidikan Matematika

SURABAYA

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena berkat limpahan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah Pendidikan Pancasila ini yaitu tentang Sejarah Pancasila Di Era
Kemerdekaan Dan Pra Kemerdekaan.

Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak yang
termasuk dalam kelompok untuk pengerjaan makalah ini. Karena itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rekan-rekan sekalian serta kepada selaku bapak
Abdullah Zaini, S.Pd.I, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pancasila yang selalu
memotivasi kami dalam mengerjakan makalah ini.

Dalam Penyusunan makalah ini tidak menutup kemungkinan terdapatnya kekurangan


dalam pengerjaannnya. Untuk itu penulis mengharapakan kritik serta saran yang membangun
demi perbaikan kedepannya. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini dapat menjadi
berkat dan bermanfaat bagi kita semuanya.

Surabaya,9 september 2023

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah pancasila pada masa pra kemerdekaan.......................................................... 6

2.2 Sejarah pancasila pada masa pasca kemerdekaan..................................................... 13

2.3 Peranan Pancasila bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia................................. 15

2.4 Tantangan dalam penerapan pancasila pada masa awal kemerdekaan..................... 16

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................................... 19

3.2 Saran......................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila adalah suatu ideologi yang dianut oleh bangsa Indonesia. Di dalam
pancasila terdapat isi di setiap silanya sesuai dengan cita-cita, tujuan dan harapan
terbentuknya Negara Indonesia. Pancasila pemersatu kedaulatan bangsa Indonesia yang
dulunya tersebar dari kerajaan, Dasar terbentuknya Negara Indonesia, telah disusun dan
ditetapkan oleh para tokoh dari gabungan beberapa tokoh-tokoh terkenal.
Pada dasarnya Pancaila sebagai dasar sistem pemerintahan dengan cara
menjalankan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan pemerintahan
sesuai dengan isi dari pancasian tersebut. Konsekuensinya adalah Pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum. Hal ini menempatkan pancasila sebagai dasar
Negara yang berarti melaksanakan mini-nilai Pancasila dalam semua peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu, sudah seharusnya semua peraturan
perundang-undangan di Negara Republik Indonesia bersumber pada Pancasila. 1
Selanjutnya maksud dengan mengamankan Pancasila. apabila seseorang telah
mengetahui sesuatu yang benar dan telah pula memanfaatkannya, maka timbullah
kecenderungan pada dirinya untuk berusaha menjaga agar sesuatu itu tetap baik
keadaannya sehingga ia dapat memanfaatkannyaselama mungkin. 2

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah pancasila pada masa pra kemerdekaan?
2. Bagaimana sejarah pancasila pada masa pasca kemerdekaan ?
3. Apa sajakah peranan Pancasila bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia?
4. Apa saja tantangan dalam penerapan pancasila pada masa awal kemerdekaan?

1
M.Damirri Saputra; Makalah Pancasila era Pra Kemerdekaan;
2
Darji Darmodiharjo,Santiaji Pancasila (Surabaya : Usaha Nasional ), hal 14
4
1.3 Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan kejadian yang terjadi pada saat pra kemerdekaan

2. Menjelaskan peranan pancasila pada pasca kemerdekaan

3. Menjelaskan sejarah pancasila di pra dan pasca kemerdekaan

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah pancasila pada masa pra kemerdekaan.


A. Pancasila era kerajaan

1. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya yang muncul di wilayah Sumatra pada abad ke-7 dibawah
kekuasaan wangsa Syaiendra diketahui dari sebuah prasasti kedukan bukit di kaki bukit
siguntang. Prasasti itu memiliki tahun 605 Caka atau 638 M. Prasasti tersebut diketahui
menggunakan huruf Pallawa dalam bahasa melayu kuno. Kerajaan ini memiliki
kekuatan maritim yang cukup tangguh. Jalur-jalur pelayaran yang dikuasainya meliputi
selat sunda (686) dan selat malaka (775).3
Karena kekuatan maritimnyalah, kerajaan Sriwijaya menjadi suatu kerajaan
besar yang cukup disegani diwilayah Asia selatan. Saat itu menjadi suatu kerajaan
sriwijaya telah memiliki sistem perdagangan modern. Para perajin dipersatukan
dibawah pengawasan pegawai raja yang disebut Tuha An Vatakvurah. Para perajin
dibuat mudah dalam hal memasarkan barang produksinya karena pegawai raja
mengumpulkan dalam sebuah lembaga semacam koperasi di era modern. Nilai- nilai
yang berorientasi pada kesejahteraan sosial sangat kentara dijalankan oleh
pemerintahan sriwijaya
Pada hakikatnya nilai-nilai budaya kerajaan Sriwijaya telah menunjukkan nilai-
nilai Pancasila, yaitu sebagai berikut:
a. Nilai sila pertama terwujud dengan adanya agama budha dan hindu yang hidup
berdampingan secara damai.
b. Nilai sila kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan india (dinasti
marsha). Pengiriman para pemuda untuk belajar ke Indida menunjukkan telah
tumbuh nilai-nilai politik luar negeri yang bebas aktif.

3
Kaelan & Achmad Zubaidi, Pendidikan Kewarganegaraan untuk perguruan tinggi.
(Paradigma Yogyakarta, 2012) hal 17
6
c. Nilai sila ketiga, sebagai negara maritim kerajaan Sriwijaya telah menerapkan
konsep negara kepulauan sesuai dengan konsep wawasan nusantara.
d. Nilai sila keempat, kerajaan Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang luas meliputi
siam dan semenanjung melayu.
e. Nilai sila kelima, kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan
sehingga kehidupan rakyatnya sangat makmur.
2. Kerajaan Majapahit
Kerajaan yang berdiri pada tahun 1293 ini mencapai masa kejayaannya di
bawah pemerintahan raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajahmada serta dibantu oleh
Laksamana Nala. Kerajaan ini berhasil mempersatukan kerajaan-kerajaan yang berada
di wilayah nusantara. Tercatat wilayh kekuasaanya membentang mulai dari
semenanjung melayu hingga irian barat. Pemersatuan kerajaan-kerajaan yang berhasil
ditaklukkan oleh kerajaan majapahit ini sebagai bukti dari sumpah yang diucapkan
Mahapatih Gajahmada. la bersumpah tak akan memakan buah palapa sebelum berhasil
memersatukan nusantara. Maka sumpahnya sangat legendaris dan sangat dikenal luas
sebagai sumpah palapa.4 Sumpah tersebut berbunyi “Lamun huwus kalah nusantara
ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tanjungpura, ring Haru,
ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti
palapa“5
Kehidupan beragama pada zaman kerajaan majapahit ini sangat baik. Saat itu,
dua agama bersar yaitu Hindu dan Budha mampu tumbuh berdampingan secara damai
dalam sebuah kerajaan. Ini menunjukkan bahwa persatuan betul-betul dipegang teguh
oleh raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajahmada dalam menjalankan
kepemerintahannya. Hubungan sosial dengan kerajaan- kerajaan lain di luar wilayah
nusantara pun terjalin dengan baik. Raja Hayam Wuruk senantiasa menjaga hubungan
bertetangga dengan baik dengan kerajaan Tiongkok, Ayodya, Champa, dan Kamboja.
Pada tahun 1365 Empu Prapanca menulis sebuah kitab yang bernama
Negarakertagama. Dalam kitab ini terdapat istilah “Pancasila”. Selain itu, pada kitab
Sutasoma yang ditulis oleh Empu Tantular didapati sebuah seloka yang menunjukkan
persatuan Nasional, yaitu Bhineka Tunggal Ika. Secara rinci, seloka itu berbunyi

4
Kaelan & Achmad Zubaidi. Pendidikan Kewarganegaraan untukperguruan tinggi.
(Paradigma Yogyakarta, 2012) hal 22
5
Kadek, Suartaya (2010) Kumandang Sumpah Palapa Di Tanah Puputan. Artikel Bulan
November, 11. p. 1.
7
”Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangurua” yang berarti Walaupun berbeda,
namun tetap satu jua karena tidak ada agama yang memiliki tuhan yang berbeda.
Keruntuhan pada permulaan abad ke-16. Seloka "Sinar Hilang Kertaning Bumi"
(1520) menandai berakhirnya kekuasaan kerajaan Majapahit. Nilai Pancasila yang
terdapat pada masa kerajaan Majapahit;
a. Nilai sila pertama, terbukti ada waktu agama hindu dan budha hidup berdampingan
secar damai.
b. Nilai sila kedua, terwujud pada hubungan raja Hayamwuruk dengan kerajaan
Tiongkok, Kamboja dan menjalin persahabatan dengan negara-negara tetangga
Nalai sila ketiga berwujud dengan keutuhan kerajaan.
c. Nilai sila ketiga, berwujud dengan keutuhan kerajaan. Khususnya dalam sumpah
palapa, yang diucapkan oleh Mahapati Gajah mada dalam sidang ratu dan menteri-
menteri pada tahun 1331.
d. Nilai sila ke empat, terdapat semacam pensehat dalam tata pemerintahan Majapahit
yang menunjukan nilai- nilai musyawarah mufakat. Kerukunan dan gotong royong
dalam kehidupan msyarakat telah menumbuhkan adat bermusyawarah untuk
mufakat dalam memutuskan masalah bersama.
e. Nilai sila kelima, terwujud dengan berdirinya kerajaan selama beberapa abad yang
ditopang dengan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya

B. Lahirnya pancasila

Bila dikalkulasikan tidak kurang dari 6 negara yang pernah menjajah Indonesia, yaitu
Portugis (1512-1595), Spanyol (1521- 1692), Belanda (1602-1942), Perancis (1808-1811).
Inggris (1811- 28 1816), dan Jepang (1942-1945).6 Kolonialisme Belanda yang tidak
manusiawi dalam kurun waktu tersebut telah membuat bangsa ini hidup penuh keperihatinan
dan penderitaan. Serikat di Lautan Pasifik, yang memicu meletusnya perang pasifik.

Setelah beberapa saat lepas dari genggaman Belanda, bangsa Indonesia justru
dihadapkan pada penjajahan yang perlakuannya jauh lebih menindas daripada penjajah
sebelumnya, yaitu masa penjajahan Jepang yang berlangsung selama 3,5 tahun. Setelah Jepang
benar-benar berkuasa atas bangsa Indonesia, yang diperoleh bukan kemerdekaan, melainkan

6
Ari, ilmu sosial negara yang pernah menjajah indonesia
Iqbal, negara-yang-pernah-menjajah-indonesia
Rita, ini dia 6 negara yang pernah menjajah Indonesia kamu mau tahu.
8
kesengsaraan dan kemelaratan, serta penderitaan lahir batin. Pengalaman buruk tersebut
tentunya masih terbayang dalam pikiran, sehingga sangat sulit dihapuskan atau dibenamkan
dari memori kolektif bangsa Indonesia. Secara historis-empiris perlakuan Jepang nyatanya
tidak lebih baik dari Belanda ketika menguasai bangsa Indonesia. Semua kegiatan kaum
pergerakan dilarang. Organisasi politik diilarang, kecuali badan-badan propaganda untuk
membantu Jepang. Masa pendudukan Jepang di Indonesia dianggap sebagai masa yang
memperihatinkan, yang ditandai dengan adanya Romusha dan kelaparan, kekurangan pakaian,
serta pemaksaan dalam berbagai kegiatan perang.Di samping itu, kerap kali terjadi kekerasan
yang semena-mena terhadap rakyat Indonesia. Artinya tidak berbeda jauh dengan penjajah
lainnya, bahwa maksud dan tujuan kedatangan Jepang ke Indonesia adalah untuk
mengksploitasi kekayaan daerah yang dijajah. Hal tersebut selaras dengan keinginan utama
dari penjajah adalah memeras keuntungan dari suatu bangsa yang lebih rendah tingkat
kemajuannya.

Pada waktu berkecamuk Perang Pasifik, Jepang berkuasa atas sebagian besar daerah-
daerah di Asia Timur dan Tenggara, termasuk Indonesia, oleh karena Angkatan
perangnya. Tetapi menjelang akhir tahun 1944 itu bala tentara Jepang menderita kekalahan
terus-menerus terhadap serangan-serangan pihak tentara Sekutu. Memasuki tahun 1945 tentara
Jepang dalam peperangan di Asia Tenggara mengalami kekalahan-kekalahan dan semakin
terdesak oleh negara-negara Sekutu di Pasifik. Sekutu menyerang pertahanan Jepang di Pasifik
dan hampir seluruh medan perang tersebut dimenangkan oleh Sekutu. Sidang Parlemen Jepang
atau Teikoku Ginkai di Tokyo pada 7 September 1944 berlangsung dalam suasana yang kurang
kondusif. Dai Nippon kian terdesak oleh pasukan Sekutu akibat serentetan kekalahan di Perang
Asia Timur Raya. Tindakan darurat wajib dilakukan sesegera mungkin, termasuk terkait
wilayah-wilayah pendudukan Jepang, salah satunya Indonesia. 7

Setelah sekian lama bercokol posisi Jepang mulai terdesak dalam peperangan Asia
Timur Raya. Jepang pun menjanjikan, bahwa akan memerdekakan Indonesia suatu hari nanti.
Ketika Jepang terdesak oleh serangan tentara Sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat,
pemerintah Jepang di Jawa mengumumkan pembentukan Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). BPUPKI dibentuk
oleh pemerintah penjajahan Jepang di Indonesia pada 29 April 1945. Badan ini mempunyai
tugas untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting yang berkenaan dengan segi-segi

7
Iswara N Aditya, Sejarah Hari Lahir Pancasila: Peran BPUPKI dan PPKI.
9
politik ekonomi, dan tata pemerintahan yang dibutuhkan dalam rangka pembentukan negara
Indonesia Merdeka.8. Diketuai oleh dr. Rajiman Wedyodiningrat yang didampingi oleh dua
orang Ketua Muda (Wakil Ketua), yaitu Raden Panji Suroso dan Ichibangase (orang Jepang).
BPUPKI dilantik oleh Letjen Kumakichi Harada, panglima tentara ke-16 Jepang di Jakarta,
pada 28 Mei 1945. Adapun jumlah anggota BPUPKI yang dilantik pada waktu itu adalah 60
orang. 9Adapun keanggotaannya dibagi menjadi lima golongan: golongan pergerakan, Islam,
birokrat (kepala jawatan), wakil kerajaan (kooti), pangreh praja (residen/wakil residen, bupati,
walikota), peranakan Tionghoa, Arab, dan Belanda. Apabila Dipandang dari aspek legitimasi
secara sederhana keseluruhan anggota BPUPKI dapat dikatakan mewakili masyarakat atau
penduduk Indonesia ketika itu.10

BPUPKI mengadakan dua kali masa sidang, yaitu: masa sidang pertama tanggal c dan
masa sidang kedua tanggal 10 hingga 17 Juli 1945. BPUPKI bersidang di hari pertama dengan
agenda pembahasan dasar negara. Dalam pertemuan-pertemuan badan ini selama dua minggu
pertama terjadi polarisasi dua faksi, yaitu yang ingin menjadikan negara Indonesia merdeka
berdasar Islam, dan kelompok lain yang menghendaki dasar negara Pancasila. Sidang pertama
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) diawali dengan
pernyataan Ketuanya Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat, yang mempertanyakan dasar
didirikannya negara Indonesia yang merdeka. Dekat pada akhir bulan Mei 1945 dr. Radjiman,
ketua Panitia Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia, membuka sidang Panitia itu
dengan mengemukakan pertanyaan kepada rapat: “Negara Indonesia Merdeka yang akan kita
bangun itu, apa dasarnya?” Kebanyakan anggota tidak mau menjawab pertanyaan itu, karena
takut pertanyaan itu akan menimbulkan persoalan filosofi yang akan berpanjang-panjang.

Tercatat pidato tiga tokoh bangsa tentang dasar negara bagi Indonesia merdeka yang
terekam dengan baik dalam sejarah persidangan BPUPKI, antara lain:

8
Armaidy Armawi, "Kajian Filosofis-Historis Hubungan Negara Dan Agama", Paramita, Vol.
23 No. 1 (Januari, 2013), hlm. 19
9
Ketut Rindjin, Pendidikan Pancasila: Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Dan Dasar
Negara Republik Indonesia (Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha, 2009), hlm. 43.
Berdasarkan keterangan dalam buku ini, belum ada kesepakatan mengenai berapa jumlah
anggota BPUPKI.
10
Manus MPB, dkk, Tokoh-Tokoh Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (Jakarta: Depdikbud, 1993), hlm. 4.
10
a. Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945) yang memperoleh kesempatan pertama untuk
mengemukakan pidatonya dalam sidang BPUPKI. Adapun substansi pidato
Muhammad Yamin menyangkut dasar negara, yaitu.
1. Peri Kebangsaan.
2. Peri Kemanusiaan.
3. Peri Ketuhanan.
4. Peri Kerakyatan.
5. Kesejahteraan rakyat.

Di lampirkan pada pidatonya dalam rancangan UUD RI:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.


2. Kebangsaan kesatuan bangsa Indonesia.
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Prof. Dr. Soepomo pada tanggal 30 Mei 1945 menyampaikan usulan menganai dasar
negara antara lain:
1. Dasar Persatuan dan Kekeluargaan
2. Dasar Ketuhanan
3. Dasar Kerakyatan/Permuyawaratan
4. Dasar Koperasi dalam Sistem Ekonomi
5. Mengenai hubungan antar bangsa, dianjurkan supaya Negara Indonesia bersifat
sebagai Negara Asia Timur Raya, sehingga masih tampak ada keterkaitan dengan
Jepang.
c. Ir. Soekarno mendapatkan kesempatan untuk mengemukakan gagasannya tentang dasar
negara bagi Indonesia Merdeka pada 1 juni 1945.Pancasila yang dirumuskan versi
Soekarno adalah sebagai berikut.
1. Kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan.
3. Mufakat atau Demokrasi.
4. Kesejahteraan Sosial.
5. Ketuhanan Yang Berkebudayaan.

11
Sebelum kemerdekaan dimulai, dengan persetujuan bulat pidato Sukarno, BPUPKI
berhasil menyiapkan konsep dasar Negara Republik Indonesia. Untuk pembahasan lebih lanjut,
disepakati untuk membentuk komite kecil beranggotakan delapan orang di bawah
kepemimpinan Sukarno sebelum berakhirnya Kabinet BPUPKI. Tugas komite sembilan adalah
memobilisasi usulan dan pandangan BPUPKI, yang akan dimasukkan dalam jadwal pertemuan
kedua 10-17 Juli 1945. Sukarno membentuk panitia sembilan anggota yang terdiri atas :

1. Ir. Soekarno (ketua)


2. Drs. Mohammad Hatta (wakil ketua)
3. Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo (anggota)
4. Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. (anggota)
5. Kiai Haji Abdul Wahid Hasyim (anggota)
6. Abdoel Kahar Moezakir (anggota)
7. Raden Abikusno Tjokrosoejoso (anggota)
8. Haji Agus Salim (anggota)
9. Mr. Alexander Andries Maramis (anggota)

Melalui rapat-rapat yang secara intensif dilakukan (14 – 16 Juli 1945), akhirnya Panitia
Sembilan telah mencapai suatu hasil yang sangat baik yaitu suatu perumusan Pancasila, yang
lazim dinenal dengan istilah “Piagam Jakarta”11, yang susunannya sebagai berikut:

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya,


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3. Persatuan Indonesia,
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan,
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Untuk meneruskan sidang BPUPKI, pada tanggal 7 Agustus 1945 dibentuk suatu Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dengan keanggotaan berjumlah 27 orang. Ir.
Soekarno sebagai ketua dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil ketua. Peranan PPKI dalam sejarah
Indonesia sangat penting, terutama setelah proklamasi kemerdekaan yang diadakan pada
tanggal 17 Agustus 1945. Inilah Lembaga yang melengkapi dan melegitimasi bermacam
perlengkapan untuk didirikannya sebuah negara baru, yaitu Republik Indonesia. Karena

11
Ida Bagus Brata, Ida Bagus Nyoman Wartha, Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 7, Nomor
1, Januari 2017,hal 129
12
adanya tuntutan dari wakil yang mengatasnamakan masyarakat Indonesia Bagian Timur yang
menemui Bung Hatta yang mempertanyakan 7 kata di belakang kata “Ketuhanan”, yaitu
“dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Tuntutan ini
ditanggapi secara arif oleh para pendiri negara sehingga terjadi perubahan yang disepakati,
yaitu dihapusnya 7 kata yang dianggap menjadi hambatan di kemudian hari dan diganti dengan
istilah “Yang Maha Esa”. Dipagi hari tanggal 18 Agustus 1945, sebelum memulai sidang PPKI,
Hatta mengadakan bertemu dengan para aktivitis Islam agar siap menerima usulannya untuk
kajuan dan persatuan nasional. Teuku Mohammad Hasan, Kasman Singodimedjo, dan Ki
Bagus Hadikusumo akhirnya setuju untuk mengikuti saran Hatta untuk mengubah kata
“Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” menjadi
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Praktisi Islam lainnya, yaitu Wachid Hasyim tidak dapat
menghadiri saat menanggapi usul Hatta. Dengan diterimanya usul Hatta oleh para penggerak
Islam itu,Maka rumusan Pancasila dapat dan disahkan pada sidang PPKI (Purwanta 2018). 12
Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 akhirnya menetapkan Undang -Undang Dasar, yang
selanjutnya dikenal dengan UUD 1945 dan Pancasila sebagai Dasar Negara, yang rumusannya
sebagaimana tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945. Pada waktu itu juga sudah
memilih/menetapkan Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai Wakil
Presiden Republik Indonesia, sehingga secara de facto dan secara de yure Indonesia sudah
menjadi negara merdeka, dengan menempatkan Pancasila menjadi Dasar Negara sekaligus
sebagai pemersatu bangsa Indonesia. Pancasila disepakati menjadi dasar negara paripurna, jati
diri bangsa, rumah bersama warga bangsa sebab keberagaman itu merupakan karunia, dan
Pancasila sebagai dasar, ideologi, dan falsafah bangsa selalu bersifat terbuka.

2.2 Sejarah pancasila pada masa pasca kemerdekaan


Penerapan Pancasila pada masa awal kemerdekaan penuh dengan perjuangan. Karena
pada waktu itu masih ada berbagai penyimpangan untuk menghadang tegaknya 5 sila
sebagai dasar negara. Contohnya pada tahun 1945-1950, banyak pemberontak yang ingin
mengganti Pancasila dengan ideologi lain atas nama keadilan bangsa.
Berbagai Pemberontakan di Awal Penerapan Pancasila Sebagai Dasar Negara
Adapun contoh gerakan pemberontak tersebut, yaitu:
1. Pemberontakan PKI pada tanggal 18 September 1948 di Madiun yang terjadi selama 3
bulan. Tujuannya untuk mendirikan Negara Soviet Indonesia berideologi komunis.

12
PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH,2021/2022
13
Pemberontakan ini menewaskan dua perwira serta menyisakan empat orang lainnya
yang terluka.
2. Pemberontakan DI/TII pada tahun 1949 untuk mendirikan Negara Islam Indonesia
(NII). Tujuannya untuk mengganti Pancasila dengan dasar Islam.
Peristiwa kudeta militer besar-besaran oleh Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) di
Bandung. Pemberontakan APRA tercetus pada tanggal 23 Januari 1950.
Selanjutnya di tahun 1950—1959, Pancasila sudah ditetapkan menjadi dasar negara.
Tetapi, rumusan Sila ke-4 tidak dilakukan secara voting. Akibatnya masyarakat yang tidak
setuju dengan lahirnya Pancasila kembali melayangkan protes. Hal ini ditandai dengan
munculnya gerakan pemberontak Republik Maluku Selatan (RMS), Pemerintah
Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), dan Perjuangan Rakyat Semesta (PERMESTA).
Bagaimana penerapan Pancasila pada masa awal kemerdekaan oleh para pahlawan masih
sangat dijunjung tinggi pada saat itu. Setelah usaha penjajahan diredam, persatuan mulai
mendapat rintangan kembali. Salah satunya pelaksanaan demokrasi yang tidak sesuai
dengan aturan. Pada tahun 1959-1966 barulah dimulai pelaksanaan demokrasi terpimpin
atau biasa disebut sebagai masa Orde Lama. Demokrasi ini tidak dalam kekuasaan rakyat,
tapi ada pada kekuasaan presiden yang menjabat kala itu, yakni Ir. Soekarno.
Ir. Soekarno menggabungkan paham nasionalis, agama, serta komunis (NASAKOM) yang
pada akhirnya tidak cocok dengan NKRI. Hal tersebut dibuktikan dengan merosotnya
sebagian moral masyarakat yang tidak lagi berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Akibatnya mereka kembali berusaha untuk mengganti ideologi negara. Akhirnya pada
tanggal 30 September 1965, terjadi kembali pemberontakan oleh PKI yang digawangi oleh
D.N. Aidit. Gerakan protes ini bertujuan untuk mengganti dasar Pancasila dengan ideologi
komunis. Pemberontakan ini berakhir dengan penghilangan nyawa para pahlawan bangsa.
Terlepas dari semua hambatan tersebut, Pancasila akhirnya disahkan sebagai dasar negara
dalam sidang PPKI. Untuk itulah kita harus memahami bagaimana penerapan Pancasila
sebagai dasar negara pada masa awal kemerdekaan. Terlebih banyak rintangan dan
pertumpahan darah yang harus dihadapi bangsa Indonesia demi mewujudkannya. 13

13
Penerapan Pancasila Sebagai Dasar Negara pada Masa Awal Kemerdekaan, 2 NOV 2022
14
2.3 Peranan Pancasila bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pancasila sangat luas peranannya, sehingga dapat di ikhtisarkan sebagai berikut:
1. Pancasila sebagai jiwa bangsa indonesia
Pancasila dalam pengertian ini seperti yang dijelaskan dalam teori VonSavigny bahwa
setiap bangsa mempuyai jiwanya masing-masing yang disebut
Volkgeist (jiwa rakyat / jiwa bangsa). Pancasila sebagai jiwa bangsa lahirnya bersamaan
dengan adanya bangsa Indonesia, yaitu pada zaman Sriwijaya-Majapahit.
2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
Jiwa bangsa Indonesia mempunyai arti statis (tetap tidak berubah) dan mempunyai arti
dinamis (bergerak). Jiwa ini keluar diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta
amal/perbuatan. Sikap mental, tingkah laku, dan amal/perbuatan bangsa Indonesia
mempunyai ciri-ciri khas, artinya dapat dibedakan dengan bangsa lain. Ciri-ciri khas inilah
yang kita maksud dengan kepribadian : kepribadian bangsa Indonesia adalah Pancasila.
3. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Pancasila digunakan sebagai pegangan hidup bangsa, penjelmaan falsafah hidup bangsa,
dalam pelaksanaan hidup sehari-hari. Tidak boleh bertentangandengan norma-norma
agama, norma-norma kesusilaan, norma-norma sopan santun,dan tidak bertentangan
dengan norma-norma hukum yang berlaku.
4. Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Sebagai dasar negara, Pancasila dipergunakan untuk dapat mengatur seluruh tatanan
kehidupan bangsa serta negara Indonesia, dalam artian segala sesuatu yang berhubungan
dengan pelaksaan suatu system ketatanegaraan Negara RepublikIndonesi haruslah
berdasarkan Pancasila.
5. Pancasila sebagai Sumber Dari Segala Sumber Hukum Atau Sumber Tertib
HukumBagi Negara Republik Indonesia
Ketetapan MPRS No.XX/MPRS/1996 menjelaskan bahwa sumber tertib hukum Republik
Indonesia adalah pandangan hidup, kesadaran, dan cita-cita hukum dan cita-cita moral
yang meliputi suasana kejiwaan serta watak bangsa Indonesia
6. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia Pada Waktu Mendirikan
Negara
Presiden Soeharto pernah berpidato di depan sidang GPRGR Pada tanggal16 Agustus
1967. Beliau menyatakan bahwa Pancasila adalah perjanjian luhur seluruh rakyat
Indonesia yang harus selalu kita bela selama-lamanya.

15
7. Pancasila sebagai Cita-cita dan Tujuan Bangsa Indonesia
Dikatakan oleh Presiden Soeharto bahwa cita-cita luhur negara kita tegasdi muat dalam
pembukaan UUD 1946. Karena pembukaan UUD 1945 merupakan penuanganjiwa
Proklamasi, yaitu jiwa Pancasila sehingga juga merupakan cita-cita dan tujuan bangsa
Indonesia.
8. Pancasila Sebagai Falsafah Hidup yang Mempersatukan Bangsa Indonesia
Pancasila adalah falsafah hidup dan kepribadian bangsa Indonesia, yang mengandung
nilai-nilai dan norma-norma yang oleh bangsa Indonesia diyakini paling besar, paling adil,
paling bijaksana, paling baik, dan paling tepat bagi bangsa Indonesia sehingga dapat
mempersatukan bangsa Indonesia. 14

2.4 Tantangan dalam penerapan pancasila pada masa awal kemerdekaan


Tantangan ini bisa terlihat dari berbagai pemberontakan untuk menggantikan Pancasila
sebagai ideologi, contohnya:
1. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia
Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) ini terjadi di Madiun pada 18 September
1948 selama tiga bulan.Tujuan utama pemberontakan ini adalah untuk didirikannya
Negara Soviet Indonesia yang berideologi komunis.Pemberontakan ini secara tidak
langsung ingin mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis. Artinya, para
pendukung Partai Komunis Indonesia tidak setuju kalau Pancasila jadi dasar negara di
Indonesia.Tentunya, pemberontakan ini tidak dapat dukungan dari kalangan masyarakat
luas dan akhirnya bisa digagalkan.
2. Pemberontakan DI/TII
Selain pemberontakan PKI, ada juga pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia
atau pemberontakan DI/TII.Peristiwa ini bermula dari kekecewaan rakyat karena
pemerintah menyetujui perjanjian Renville dengan Belanda.Gerakan yang dipimpin
Kartosuwiryo pada 7 Agustus 1949 ini bertujuan ingin mendirikan Negara Islam
Indonesia. Pemberontakan ini terjadi di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan,
Kalimantan Selatan, dan Aceh.
3. Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil
Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) adalah pasukan liar yang dibentuk oleh Kapten KNIL
Raymond Westerling pada 1949.Latar belakang terjadinya pemberontakan APRA adalah

14
Septian , PANCASILA ERA KEMERDEKAAN ,Juli 09, 2014
16
dibubarkannya negara bagian bentukan Belanda.APRA tidak setuju dengan keputusan ini
sehingga memutuskan melancarkan pemberontakan pada 1950.Mereka melakukan
pemberontakan dengan menduduki Kota Bandung serta menguasai markas Siliwangi.
Dengan adanya peristiwa ini, maka semakin cepat pula pembubaran Republik Indonesia
Serikat yang saat itu berlaku.
Akhirnya pada 17 Agustus 1950 Indonesia kembali ke bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
4. Pemberontakan Republik Maluku Selatan
Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) pada 1950 bertujuan untuk membentuk
negara sendiri. Pulau-pulau yang masuk ke dalam Republik Maluku Selatan ini adalah
Pulau Seram, Ambon, dan Buru.Berhasil dikalahkan pada November 1950, namun konflik
yang terjadi di Pulau Seram terus terjadi hingga Desember 1953.Kekalahan pada
November 1950 membuat Republik Maluku Selatan kemudian mengungsi ke Pulau
Seram. Mereka selanjutnya mendirikan pemerintahan dalam rangka pengasingan di
Belanda pada tahun 1966.
5. Perjuangan Rakyat Semesta
Perjuangan Semesta atau Perjuangan Rakyat Semesta adalah gerakan militer yang terjadi
pada 1957-1960.Pemberontakan yang terjadi di Sumatra dan Sulawesi ini bermula dari
hubungan kurang harmonis antar pemerintah.Hal ini dikarenakan jatah keuangan yang
diberikan oleh pemerintah pusat tidak sesuai anggaran yang diusulkan.Pemerintah daerah
menganggap pemerintah pusat mengabaikan pembangunan daerah dan fokus pada pusat
saja.15
Penerapan Pancasila pada masa awal kemerdekaan Indonesia menghadapi sejumlah
tantangan yang signifikan. Beberapa tantangan utama tersebut termasuk:
Perbedaan Pandangan Ideologi: Pada saat itu, terdapat beragam pandangan ideologi di
antara pemimpin politik Indonesia, termasuk sosialisme, komunisme, dan nasionalisme.
Mereka harus mencapai kesepakatan tentang nilai-nilai dasar Pancasila sebagai ideologi
negara.

Fransiska Viola Gina, Tantangan Penerapan Pancasila sebagai Dasar Negara pada Masa
15

Awal Kemerdekaan.
17
Perang Kemerdekaan: Indonesia harus menghadapi perang kemerdekaan melawan
penjajah Belanda yang berusaha menguasai kembali wilayah Indonesia. Tantangan ini
mengancam stabilitas negara dan pelaksanaan Pancasila.
Ketegangan Etnis dan Agama: Ketegangan etnis dan agama antara berbagai kelompok di
Indonesia menjadi tantangan serius dalam menjaga persatuan nasional berdasarkan
Pancasila.
Pembentukan Sistem Pemerintahan: Penyelenggaraan pemerintahan dan perumusan
konstitusi baru juga merupakan tantangan besar, yang memerlukan pengakuan dan
penerimaan Pancasila sebagai dasar negara. 16

Sayuti Melik. (1997). "Sejarah Indonesia Modern 1200–2004." Penerbit PT Gramedia


16

Pustaka Utama.
Hatta, M. (1961). "Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia." Penerbit PT Gita Karya.
18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pancasila sebagai dasar negara merupakan alas atau fundamental yangmenjadi


pijakan dan mampu memberikan kekuatan kepada berdirinyaNegara Indonesia.
Fungsi Pancasila sebagai dasar negara adalah sebagaikaidah hukum yang mengatur
Negara Republik Indonesia, termasuk didalamnya seluruh unsur-unsurnya yakni
pemerintah, wilayah, dan rakyat.Dalam penerapannya pun Pancasila mendapatkan
tantangan yangbermacam-macam contohnya Pemberontakan PKI, APRA, TII/DII,
danRMS. Serta Pancasila sendiri mendapatkan tempat yang berbeda-bedadalam
pandangan rezim pemerintahan yang berkuasa dan penafsiranPancasila pun
didominasi oleh pemikiran-pemikiran dari mereka untukmelanggengkan
kekuasaan. Misal pada masa orde lama, pancasiladitafsirkan dengan nasionalis
agama dan komunis (nasakom) dan terjadibanyak penyimpangan dalam
penggunaan kekuasaan

3.2 Saran

Demikianlah makalah ini kami buat, kami menyadari bahwa makalah yang kami
buat masih jauh dari kata sempurna dan masih memilki begitu banyak kekurangan.
Olehkarena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat kami
diharapkandemi perbaikan kepadanya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Saputra , M.Damirri; Makalah Pancasila era Pra Kemerdekaan; Oct. 24, 2015

Darmodiharjo, Darji.Santiaji Pancasila (Surabaya : Usaha Nasional ), hal 1

Simanjuntak,P.N.H S.H,Pendidikan Kewarganegaraan Smp, hal 8

Kusumastuti ,Noviana .Pancasila Pra Kemerdekaan.

PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH,2021/2022

Penerapan Pancasila Sebagai Dasar Negara pada Masa Awal Kemerdekaan, 2 NOV 2022

Septian , PANCASILA ERA KEMERDEKAAN ,Juli 09, 2014

Gina,Fransiska Viola .Tantangan Penerapan Pancasila sebagai Dasar Negara pada Masa
Awal Kemerdekaan, Minggu, 3 September 2023 | 20:00 WIB

Melik ,Sayuti. (1997). "Sejarah Indonesia Modern 1200–2004." Penerbit PT Gramedia


Pustaka Utama.

Hatta, M. (1961). "Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia."


Penerbit PT Gita Karya.

Zubaidi Achmad. Pendidikan Kewarganegaraan untuk perguruan tinggi. (Paradigma


Yogyakarta, 2012) hlm 17

Kaelan & Achmad Zubaidi. Pendidikan Kewarganegaraan untukperguruan tinggi.


(Paradigma Yogyakarta, 2012) him 22

Kadek, Suartaya (2010) Kumandang Sumpah Palapa Di Tanah Puputan. Artikel Bulan
November, 11. p. 1.

Ari, ilmu-sosial/negara-yang-pernah- menjajah-indonesia, (Sabtu 23 November 2019,


08:49). Iqbal, negara-yang-pernah-menjajah-indonesia/, (Sabtu 23 Nopember 2019,
09:20). Rita, ini-dia-6-negara- yang-pernah-menjajah-indonesia-kamu-mau-tahu, (Senin
25 November 2019, 10:11).

20
Darmodihardjo, Darji. Pancasila Dalam Beberapa Perspektif. (Jakarta: Aries Lima,
1982), hal. 29

Iswara N Aditya. sejarah-hari-lahir-pancasila-peran- bpupki-dan-ppki-cpMp (Jum'at 18


Oktober 2019, 07;14).

Armaidy Armawi, "Kajian Filosofis-Historis Hubungan Negara Dan Agama", Paramita,


Vol. 23 No. 1 (Januari, 2013), hlm. 19

Ketut Rindjin, Pendidikan Pancasila: Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Dan Dasar
Negara Republik Indonesia (Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha, 2009), hlm. 43.
Berdasarkan keterangan dalam buku ini, belum ada kesepakatan mengenai berapa jumlah
anggota BPUPKI.

Manus MPB, dkk, Tokoh-Tokoh Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan


Indonesia (Jakarta: Depdikbud, 1993), hlm. 4.

Ida Bagus Brata, Ida Bagus Nyoman Wartha, Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 7,
Nomor 1, Januari 2017,hal 129

21

Anda mungkin juga menyukai