Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PANCASILA

“Nilai Sila-Sila Pancasila Hingga Terbentuknya Pancasila sebagai Dasar Negara”

Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu : Achir Muchram, SH.

DISUSUN OLEH:

 Nur Laili Alifani Dzannuri

KELAS APJ-03

JURUSAN PERPAJAKAN

FAKULTAS ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

POLITEKNIK INFORMATIKA NASIONAL (LP3I)

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pendidikan Pancasila. Dan tak lupa
sholawat serta salam tetap tecurah kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah menuntun
kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang dengan membawa agama yang
sempurna yaitu addinul islam.

Makalah yang kami susun ini menjelaskankan tentang Pancasila yang terdiri dari berbagai
bahasan. Makalah ini juga bertujuan agar kita mengetahui tentang Pamcasila.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan pengajar yaitu Bapak Achir
Muchram yang dengan kesabaran dan kelebihannya telah mengajar kami serta teman –
teman yang telah membantu kami.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dan
semoga dengan selesainya makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas bagi pembaca.

Terima kasih.

Hormat Kami,

Makassar, Januari 2020

Penyusun

Nur Laili Alifani

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………………. 1


B. Rumusan Masalah ………………………………………………………….. 1
C. Tujuan ………………………………………………………………………. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila ………………………………………………………... 2


B. Nilai Pancasila pada Kerajaan Kutai, Sriwijaya dan Majapahit ……………. 4
C. Sejarah Terbentuknya Pancasila ……………………………………………. 6

BAB III PENUTUP

A. Simpulan ……………………………………………………………………. 11
B. Saran ………………………………………………………………………... 11

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………. 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pancasila merupakan lima dasar filsafat negara Republik Indonesia. Keberadaan


Pancasila sebagai dasar filsafat Negara dapat ditelusuri secara historis sejak adanya
sejarah awal masyarakat Indonesia. Keberadaan masyarakat ini dapat ditemukan dengan
adanya peninggalan peninggalan sejarah pada masa kerajaaan. Terbukti dengan
ditemukannya beberapa prasasti, candi, dan yupa yang berasal dari Kerajaan Kutai,
Sriwijaya, Majapahit, dan Mataram. Selain itu nilai- nilai pancasila ditemukan juga
dengan adanya persatuan dan kesatuan antar umat beragama.

Mirisnya dizaman yang sudah modern ini nilai-nilai Pancasila justru sudah mulai
luntur terhempas arus globalisasi. Globalisasi telah mengubah penduduk Indonesia
terutama remaja untuk lebih mencintai budaya barat, yang justru berbalik 1800 dengan
budaya Indonesia yang menjunjung tinggi kebudayaan timur. Kebanyakan dari pemuda
bangsa saat ini hanya mengenal Pancasila secara eksplisit tanpa mengenal nilai-nilai yang
terkandung setiap nilai Pamcasila. Mereka juga tidak terlalu mengerti sejarah
terbentuknya Pancasila itu sendiri. Padahal, para pejuang bangsa telah berupaya sekuat
tenaga bahkan sampai mengorbankan nyawa demi memerdekakan bangsa Indonesia.

Semoga dengan adanya makalah ini dapat membuka mata penduduk Indonesia
khususnya para pemuda bangsa untuk lebih peduli akan adanya Pancasila. Serta
mengimplementasikan ilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pancasila?
2. Apa saja nilai-nilai Pancasila yang terdapat pada Kerajaan Kutai, Sriwijaya, dan Majapahit?
3. Bagaimana sejarah terbentuknya Pancasila?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertiaan Pancasila.
2. Mengetahui nilai-nilai Pancasila yang ada pada Kerajaan Kutai, Sriwijaya, dan Majapahit.
3. Mengetahui sejarah terbentuknya Pancasila.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila

Pancasila adalah landasan dari segala keputusan bangsa dan menjadi ideologi tetap bangsa
serta mencerminkan kepribadian bangsa. Pancasila merupakan ideologi bagi negara
Indonesia. Dalam hal ini Pancasila dipergunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan
negara. Pancasila merupakan kesepakatan bersama bangsa Indonesia yang mementingkan
semua komponen dari bangsa ini.

Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit dimana
sila-sila yang terdapat dalam Pancasila itu sudah diterapkan dalam kehidupan masyarakat
maupun kerajaan meskipun sila-sila tersebut belum dirumuskan secara konkrit. Menurut kitab
Sutasoma karangan Mpu Tantular, Pancasila berarti “berbatu sendi yang lima” atau
“pelaksanaan kesusilaan yang lima”.

Pancasila memiliki lambang pada setiap silanya, dan juga memiliki arti.

2
1. Bagian tengah terdapat simbol BINTANG yang melambangkan sila pertama Pancasila,
Ketuhanan yang MahaEsa. 

Lambang bintang dimaksudkan sebagai sebuah cahaya, seperti layaknya Tuhan


yang menjadi cahaya kerohanian bagi setiap manusia.

2. Di bagian kanan bawah terdapat RANTAI yang melambangkan sila kedua Pancasila,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. 

Rantai tersebut terdiri atas mata rantai berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling
berkait membentuk lingkaran. 

Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran


melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling berkait pun melambangkan bahwa setiap
manusia, laki-laki dan perempuan, membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga
menjadi kuat seperti sebuah rantai.

3. Di bagian kanan atas terdapat gambar POHON BERINGIN yang melambangkan sila
ketiga, Persatuan Indonesia. Pohon beringin digunakan karena pohon beringin
merupakan pohon yang besar di mana banyak orang bisa berteduh di bawahnya, seperti
halnya semua rakyat Indonesia bisa " berteduh " di bawah naungan negara Indonesia.
Selain itu, pohon beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke mana-mana, namun
tetap berasal dari satu pohon yang sama, seperti halnya keragaman suku bangsa yang
menyatu di bawah nama Indonesia.
4. Kemudian, di sebelah kiri atas terdapat gambar KEPALA BANTENG yang
melambangkan sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan / Perwakilan. Lambang banteng digunakan karena banteng
merupakan hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah di mana
orang-orang harus berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.
5. Di sebelah kiri bawah terdapat PADI dan KAPAS yang melambangkan sila kelima,
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas digunakan karena
merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang sebagai syarat
utama untuk mencapai kemakmuran yang merupakan tujuan utama bagi sila kelima ini. 

3
B. Nilai Pancasila pada Kerajaan Kutai, Sriwijaya dan Majapahit
1. Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400 M, dengan di temukannya prasasti
yang berupa 7 yupa (tiang baru). Berdasaran prasasti tersebut dapat diketahui bahwa
Raja Mulawarman mengadakan kenduri dan memberikan sedekah kepada para
Brahmana, dan para Brahmana membangun yupa tersebut sebagai tanda terimakasih
kepada raja yang dermawan.

Dikerajaan Kutai agama dijadikan sebagai pengikat kewibawaan raja. Selain itu nilai-nilai
Pancasila pada kerajaan Kutai diantaranya adalah:

a)     Nilai Ketuhanan : Memeluk agama Hindu

b)     Nilai Kerakyatan : Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur

c)     Nilai Persatuan : Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh kawasan


Kalimantan Timur.

2. Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan Melayu Kuno di pulau Sumatra yang banyak
berpengaruh di Kepulauan Melayu. Kerajaan Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang
Cri Yacanaca. Kerajaan Sriwijaya banyak dipengaruhi budaya India, agama Hindu
pertama kali dikenal oleh kerajaan Sriwijaya kemudian diikuti oleh agama Budha
pada 425 Masehi. Kerajaan Sriwijaya mengalami masa kejayaan di bawah
kepemimpinan Balaputradewa.

Nilai- nilai Pancasila pada kerajaan Sriwijaya yaitu :

a)      Nilai Ketuhanan : Pusat agama Budha di Asia Tenggara


b)      Nilai Manusiaan : Bersifat terbuka terhadap budaya asing yang
masuk
c)      Nilai Persatuan : Wilayahnya tersebar di daerah Asia Tenggara
d)     Nilai Kerakyatan : Rakyat makmur
e)      Nilai Keadilan : Tidak membedakan latar belakang

4
3. Sebelum Kerajaan Majapahit berdiri telah muncul kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah
dan Jawa Timur secara silih berganti, yaitu Kerajaan Kalingga (abad ke-VII) dan
Sanjaya (abad ke-VIII), sebagai refleksi puncak budaya dari kerajaan tersebut adalah
dibangunnya Candi Borobudur (candi agama Budha pada abad ke-IX) dan Candi
Prambanan (candi agama Hindu pada abad ke-X).

Di Jawa Timur muncul juga kerajaan-kerajaan, yaitu Isana (abad ke-IX), Dharmawangsa
(abad ke-X), dan Airlangga (abad ke-XI). Agama yang diakui kerajaan adalah agama
Budha, agama Wisnu, dan agama Syiwa yang telah hidup berdampingan secara damai.
Nilai-nilai kemanusiaan telah tercermin dalam kerajaan ini, terbukti menurut Prasasti
Kelagen bahwa Raja Airlangga telah mengadakan hubungan dan bekerjasama dengan
Benggala, Chola, dan Champa. Nilai-nilai sila keempat telah terwujud yaitu dengan
diangkatnya Airlangga sebagai raja melalui musyawarah antara pengikut Airlangga
dengan rakyat dan kaum Brahmana. Sedangkan nilai-nilai keadilan sosial terwujud pada
saat Raja Airlangga memerintahkan untuk membuat tanggul dan waduk demi
kesejahteraan pertanian rakyat.

Bahkan, pada masa kerajaan ini, istilah Pancasila dikenali yang terdapat dalam buku
Negarakertagama karangan Prapanca dan buku Sutasoma karangan Empu Tantular. Dalam
buku tersebut istilah Pancasila mempunyai arti "berbatu sendi lima" (dalam Bahasa
Sansekerta), juga mempunyai arti "pelaksana kesusilaan yang lima" (Pancasila Krama).

a. Tidak boleh melakukan kekerasan.


b. Tidak boleh mencuri.
c. Tidak boleh berjiwa dengki.
d. Tidak boleh berbohong.
e. Tidak boleh mabuk minuman keras.

Nilai-nilai Pancasila pada Kerajaan Majapahit, yaitu sebagai berikut:


a)   Nilai ketuhanan : Agama Hindu dan Budha hidup berdampingan secara damai.
b)    Nilai Manusiaan : Terwujud pada hubungan baik Raja Hayam Wuruk dengan
Kerajaan Tiongkok, Ayoda, Champa, dan Kamboja. Disamping itu juga menjalin
persahabatan dengan Negara-negara tetangga.
c)   Nilai Persatuan : Terwujud dengan keutuhan kerajaan.

5
d)  Nilai Kerakyatan : Terdapat semacam penasehat dalam tata pemerintahan Majapahit
yang menunjukan nilai-nilai musyawarah mufakat.
e)   Nilai Keadilan : Terwujud dengan berdirinya kerajaan selama beberapa abad yang
ditopang dengan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
C. Sejarah Terbentuknya Pancasila
1. Zaman Penjajahan

Bangsa asing yang masuk ke Indonesia pada awalnya berdagang, namun kemudian
berubah menjadi praktek penjajahan. Penjajahan bangsa Eropa dan Jepang
mengakibatkan kemiskinan, kebodohan, dan kesengsaraan yang tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran Pancasila sila
ke-2 dan ke-5.

2. Kebangkitan Nasional

Pada abad XX di panggung politik internasional terjadilah pergolakan. Adapun di


Indonesia , kebangkitan dunia Timur dengan bergolak lah kebangkitan suatu kesadaran
akan kekuatannya kesadaran akan berbangsa sendiri yaitu kebangkitan Nasional
dipelopori oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo dengan Budi Utomo-nya. Budi Utomo yang
dididirikan pada 20 Mei 1908, dan inilah yang merupakan pelopor pergerakan Nasional,
sehingga segera setelah itu muncullah organisasi-organisasi pergerakan lainnya.

3. Kebangkitan Nasional

Pada abad XX di panggung politik internasional terjadilah pergolakan. Adapun di


Indonesia , kebangkitan dunia Timur dengan bergolak lah kebangkitan suatu kesadaran
akan kekuatannya kesadaran akan berbangsa sendiri yaitu kebangkitan Nasional
dipelopori oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo dengan Budi Utomo-nya. Budi Utomo yang
dididirikan pada 20 Mei 1908, dan inilah yang merupakan pelopor pergerakan Nasional,
sehingga segera setelah itu muncullah organisasi-organisasi pergerakan lainnya.

6
4. Sidang BPUPKI Pertama

Sidang BPUPKI pertama (29 Mei – 1 Juni 1945) dengan pembicaranya adalah Mr.
Muh. Yamin, Mr. Soepomo, Drs. Moh. Hatta, dan Ir. Soekarno. Mereka semua
berpidato guna membahas tentang rancangan usulan hukum dasar negara.
Menurut Soekarno dalam pidatonya, dasar bagi Indonesia merdeka adalah dasarnya
suatu negara yang akan didirikan yang disebutnya philosophische gronsag, yaitu
fundamen, filsafat, jiwa dan pikiran yang sedalam-dalamnya yang di atasnya akan
didirikan gedung Indonesia yang merdeka.

Sidang BPUPKI pertama terdapat usulan-usulan sebagai berikut:

a) Mr. Muh. Yamin (29 Mei 1945)

Dalam pidatonya tanggal 29 Mei 1945 Muh. Yamin mengusulkan calon rumusan
dasar negara sebagai berikut:

Secara Lisan

1. Peri kebangsaan

2. Peri kemanusian

3. Peri Ketuhanan

4. Peri kerakyatan (permusyawaratan, peerwakilan, kebijaksanaan)

5. Kesejahteraan rakyat (keadilan sosial).

Secara Tertulis

1. Ketuhanan yang Maha Esa

2. Kebangsaan Persatuan Indonesia

3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradap

7
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia

b) Prof. Dr. Supomo (31 Mei 1945)

Dalam pidatonya Prof. Dr. Supomo mengemukakan teori-teori negara sebagai


berikut:

1. Paham kebangsaaan

2. Warga Negara berhak tunduk kepada Tuhan dan supaya setiap saat ingat
kepada Tuhan

3. Sistem badan permusyawaratan

4. Ekonomi Negara bersifat Asia Timur Raya

5. Hubungan antar bangsa yang bersifat Asia Timur Raya

Selanjutnya dalam kaitannya dengan dasar filsafat negara Indonesia Soepomo


mengusulkan hal-hal mengenai: kesatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin,
musyawarah, keadilan rakyat.

c) Ir. Soekarno (1 Juni 1945)

Dalam hal ini Ir. Soekarno menyampaikan dasar negara yang terdiri atas lima
prinsip yang rumusanya yaitu:

1. Nasionalisme (kebangsaan Indonesia)

2. Internasionalisme dan peri kemanusiaan

3. Musyawarah mufakat perwakilan atau demokrasi,

8
4. Kesejahteraan sosial

5. Ketuhanan yang berkebudayaan

Beliau juga mengusulkan bahwa pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan
pandangan hidup bangsa Indonesia.

5. Sidang BPUPKI Kedua

Sidang BPUPKI Kedua (10-16 Juli 1945) dalam siding ini membahas Dasar Negara.
Dalam sidang ini dibentuk panitia kecil yang terdiri dari 9 orang dan populer disebut
dengan “Panitia Sembilan” yang anggotanya adalah sebagai berikut:

1. Ir. Soekarno

2. Wachid Hasyim

3. Mr. Muh. Yamin

4. Mr. Maramis

5. Drs. Moh. Hatta

6. Mr. Soebarjo

7. Kyai Abdul Kahar Muzaki

8. Abikoesmo Tjokrosoejoso

9. Haji Agus Salim

Panitia sembilan ini mengadakan pertemuan secara sempurna dan mencapai suatu
hasil baik yaitu suatu persetujuan antara golongan islam dengan golongan kebangsaan.

Panitia sembilan bersidang tanggal 22 Juni 1945 dan menghasilkan kesepakatan


yang dituangkan dalam Mukadimah Hukum Dasar, alinea keempat dalam rumusan dasar
negara sebagai berikut:

9
1. Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam


permusyawaratan/perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Moh. Yamin mempopulerkan kesepakatan tersebut dengan nama Piagam Jakarta


atau Jakarta Charter.

Dalam sidang BPUPKI kedua ini pemakaian istilah hukum dasar diganti dengan
istilah undang-undang dasar. Keputusan penting dalam rapat ini adalah tentang bentuk
negara republik dan luas wilayah negara baru. tujuan anggota badan penyelidik adalah
menghendaki Indonesia raya yang sesungguhnya yang mempersatukan semua kepulauan
Indonesia. Susunan Undang Undang Dasar yang diusulkan terdiri atas tiga bagian yaitu :

1. Pernyataan Indonesia merdeka, yang berupa dakwaan dimuka dunia atas


Penjajahan Belanda

2. Pembukaan yang didalamnya terkandung dasar negara Pancasila

Pancasila sebagai dasar falsafah negara tidak boleh menjadi ideologi yang beku
sehingga seluruh komponen bangsa terutama para intelektual muda dapat memberikan
ide-ide baru dan kreatif untuk merevitalisasi Pancasila dalam realitas kehidupan
berbangsa dan bernegara.

6. Proklamasi Kemerdekaan dan Sidang PPKI

Pada tanggal 16 Agustus 1945, diadakan pertemuan di Pejambon , Jakarta. Dan


diperoleh kepastian bahwa Jepang telah menyerah, maka Soekarno dan Hatta melakukan

10
musyawarah dan setuju untuk dilaksanakannya proklamasi kemerdekaan yang
dilaksanakan di Jakarta.

Kemudian pada tanggal 17 Agustus 1945, Bung Karno dengan didampingi Bung
Hatta membacakan naskah proklamasi dengan hikmat. Pada tanggal 18 Agustus 1945
diadakan sidang PPKI untuk mengesahkan UUD NKRI tahun 1945 dan Pancasila
sebagai dasar Negara.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

1. Pancasila merupakan dasar negara Bangsa Indonesia yang terdiri dari lima sila. Sila-
sila tersebut menggambarkan pandangan hidup Bangsa Indonesia serta menjadi ciri khas
yang membedakan Indonesia dengan negara lain. Lambang Pancasila yang terdiri dari
bintang, rantai, pohon beringin, kepala banteng, dan padi dan kapas. Memiliki makna yang
mewakili jiwa dari setiap sila-sila tersebut.

2. Sila-sila yang terdapat dalam Pancasila sesungguhnya sudah diterapkan jauh sebelum
negara Indonesia merdeka. Nilai-nilai dari setiap sila dapat dilihat dari Kerajaan Kutai,
Majapahit, dan Sriwijaya. Sebagai contoh: penerapan sila pertama yaitu kerajaan di atas
memeluk agama Hindu ataupun Budha. Sila kedua penerapnnya dibuktikan dengan kerajaan

11
tersebut bersifat terbuka terhadap budaya asing yang masuk. Sila ketiga Persatuan dibuktikan
dengan besarnya cangkupan wilayah ketiga kerajaan tersebut. Sila keempat yaitu nilai
kerakyatan ditunjukan dengan rakyatnya yang makmur dan nilai sila kelima yaitu keadilan
dengan tidak membedakan latar belakang.

3. Pancasila tidak begitu saja tercipta. Pancasila lahir dari sejarah perjuangan bangsa yang
panjang dimulai dari zaman penjajahan Belanda, kebangkitan nasional, zaman penjajahan
Jepang, sidang BPUPKI 1, sidang BPUPKI 2, sampai proklamasi dan Sidang PPKI.

B. Saran

Setelah mengetahui makna dari sila-sila dalam Pancasila serta sejarah panjang penciptaannya
maka hendaknya kita terutama kaum remaja yang bertindak sebagai penerus bangsa
hendaknya lebih mencintai Pancasila dengan cara menerapkan nilau-nilai yang terkandung
dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Membanggakan negeri dengan prestasi yang
kita raih merupakan salah satu cara yang dapat kita persembahkan untuk negeri ini. Jangan
selalu bertanya apa yang sudah negara berikan kekita, tapi bertanyalah apa yang sudah kamu
lakukan untuk negara kita tercinta Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

http://hannahumaira.blogspot.co.id/2013/10/nilai-nilai-pancasila-pada-masa-
pra.html#.V9DXveLePMk

https://kuliahkumanajemenpendidikan.wordpress.com/2013/04/17/pancasila-dalam-
sejarah-perjuangan-bangsa-indonesia/

https://ratnawahyu36.wordpress.com/2013/12/05/makalah-pancasila-dalam-konteks-
zaman-penjajahan/

http://royaniridloulafifah.blogspot.com/2018/08/pancasila-dalam-konteks-sejarah.html

12
Kaelan.2010.Pendidikan Pancasila.Edisi Reformasi.Yogyakarta:Pradigma.

http://excalute.wordpress.com/2008/07/24.pancasila-sebagai-pradigma-reformasi/

http://www.academia.edu/23888928/NilaiNilai_Pancasila_Dalam_Sejarah_Bangsa_Indonesia

https://stmikblogger4.wordpress.com/materi-materi/pancasila-dalam-konteks-sejarah-
perjuangan-bangsa-indonesia/

http://www.blogbarabai.com/2014/10/makalah-pancasila-dalam-konteks-sejarah.html

http://nissabatubar.blogspot.co.id/2015/03/makalah-nilai-nilai-pancasila.html

13

Anda mungkin juga menyukai