Disusun oleh :
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS TAMAN SISWA
2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan pembuatan modul dan makalah ini, tak lupa juga sholawat serta salam
semoga tercurah selalu kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW.
Dalam menyusun dan penulisan makalah ini tidak sedikit menemukan
kesulitan yang penulis hadapi. Namun berkat bantuan dan dorongan dari segala pihak
akhirnya penulis dapat menyelesaikannya dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangan dari berbagai pihak demi
kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 3
A. Latar Belakang...................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah................................................................................. 4
C. Tujuan................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 5
A. Kesimpulan........................................................................................... 8
B. Saran..................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 9
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak tanggal 1 Juni 1945 Indonesia telah menetapkan dasar negara yang
bersifat sakral. Dasar negara tersebut telah menjadi bagian dari pedoman atau
pandangan hidup bangsa Indonesia sampai saat ini. Pandangan hidup tersebut kita
kenal sebagai Pancasila. Pancasila berasal dari Bahasa Sangsekerta yang
mengandung arti tertentu yaitu, “panca” yang berarti lima dan “sila” yang berarti
dasar.
3
B. Runusan masalah
1. Apa pengertian Pancasila ?
2. Apa pengertian Pancadharma ?
3. Bagaimana hubungan Pancasila dengan Pancadharma ?
4. Bagaimana penerapan Pancasila dan Pancadharma ?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah memberi pemahaman kepada
masyarakat luas terutama kepada masyarakat Buddhis tentang Pancasila dan
Pancadharma, bagaimana hubungan dan penerapan pancasila dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan demikian penyusun berharap kepada pembaca makalah ini agar
dapat mengamalkan atau memperaktikkan Pancasila Buddhis dan Pancadharma
dalam kehidupan sehari-hari.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pancasila
Pancasila adalah landasan dari segala keputusan bangsa dan menjadi ideologi tetap
bangsa serta mencerminkan kepribadian bangsa. Pancasila merupakan ideologi bagi
negara Indonesia. Dalam hal ini Pancasila dipergunakan sebagai dasar mengatur
pemerintahan negara. Pancasila merupakan kesepakatan bersama bangsa Indonesia
yang mementingkan semua komponen dari bangsa ini.
Pancasila memiliki lambang pada setiap silanya, dan juga memiliki arti.
5
3
Rantai tersebut terdiri atas mata rantai berbentuk segi empat dan lingkaran
yang saling berkait membentuk lingkaran.
5. Di sebelah kiri bawah terdapat PADI dan KAPAS yang melambangkan sila
kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas
digunakan karena merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan
6
sandang sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran yang merupakan
tujuan utama bagi sila kelima ini.
B. Pancadharma
Pancadharma berasal dari bahasa sansekerta atau pancadhamma (pali) yang terdiri
dari dua kosakata yaitu panca dan dharma. Panca artinya lima sedangkan dharma
artinya kebenaran (ajaran). Jadi Pancadharma artinya lima ajaran atau kebenaran.
Pancadharma terdiri dari lima sifat mulia, yakni:
Metta-karuna, yaitu cinta kasih dan belas kasihan
Sama-Ajiva, yaiitu penghidupan benar
Santutthi, yaitu rasa puas
Sacca, yaitu kebenaran atau kejujuran
Sati-sampajanna, yaitu perhatian dan kewaspadaan
7
4 Sacca (kebenaran atau kejujuran) Menghindari berbohong
5 Sati-sampajanna (waspada dan Menghindari mabuk-
pengertian) mabukan
8
kejujuran berarti akan mengatakan sesuatu dengan benar, beralasan,
bermanfaat, dan dikatakan tepat pada waktunya.
e. Hubungan sati sampajanna dengan sila kelima Pancasila Buddhis (tidak
mebuk-mabukkan)
Sikap waspada dan pengertian dalam berbagai segi kehidupan
termasuk waspada dalam makanan, pakaian, tingkah laku, maupun hakikat
hidup dan kehidupan, maka dapat mendukung praktek Pancasila Buddhis
yang kelima yaitu tidak mebuk-mabukkan. Dengan waspada dan pengertian
dalam makanan orang akan berhati-hati ketika akan mengkonsumsi makanan
dan minuman, serta penuh pengertian bahwa makanan atau minuman yang
dikonsumsinya tidak dapat melemahkan kesadaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancadharma adalah lima kebenaran yang berhubungan dengan Pancasila
Buddhis. Dengan melaksanakan Pancadharma maka Pancasila Buddhis akan
terlaksana. Lima kebenaran tersebut adalah
1. pencaharian benar
2. Rasa Cinta kasih-Belas kasihan
3. Mata puas
4. Kejujuran
5. Waspada dan pengertian
B. Saran
Saran dan kritikan dari pembaca sangat diharapkan oleh penulis, guna untuk
mengoreksi kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam penulisan makalah ini,
9
sehingga untuk kedepanya penulis dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan
tersebut. Semoga makalah ini dapat menjadi bahan atau pedoman untuk di gunakan
sebagaimana di harapkan.
Daftar Pustaka
Anguttara Nikaya 2. Numerical Discourses of The Budhha. Diterjemahkan oleh
Nyanaponika Thera dan Bhikkhu Bodhi. Juni 2003.
Gunawan, Prajnadhika. 1971. Dharma dalam Kehidupan Sehari-hari. Jakarta:
Kleuarga Besar Dharmasagara.
Lay U Ko. Panduan Tipitaka. Diterjemahkan oleh Dra. Lanny Anggawati dan Wena
Cintawati. Magelang: Vihara Bodhivamsa. 2000.
Mahathera Narada. Sang Buddha dan Ajaran-ajarannya bagian II. Jakarta: Yayasan
Dhammadipa Arama. 1998.
10
Mahathera Narada. The Dhammapada. Bandung: Yayasan Buddhis Karaniya,
Oktober 1989.
Mukti, Wijaya, Krishnanda. 2003. Wacana Buddha Dharma. Yayasan Dharma
Pembangunan. Jakarta.
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013.
Rashid, Teja S.M. (Pandita Dhammavisarada). Sila dan Vinaya. Jakarta: Penerbit
Buddhis Bodhi. 1997.
Salim, Juniarti (pandita). Upakarika, Ana. Jennifer. Ehipassiko. Jakarta: Buku
Pelajaran Agama Buddha. 2012.
Suliani, Puji. Hemajoyo Sulan. Dharmacakra. Jakarta: CV. Karunia Jaya.2011
The Itivuttaka, The Buddha’s Saying. Diterjemahkan oleh John D. Ireland. Bandung:
Lembaga Anagarini Indonesia. 1998
Tim penyusun. Materi Kuliah Agama Buddha untuk Perguruan Tinggi Agama
Buddha. Kitab Suci Vinaya Pitaka. Jakarta: CV. Dewi Kayana Abadi. 2003.
Witono. Hemajoyo, Sulan. Buku Pendidikan Agama Buddha. Jakarta: CV. Karunia
Jaya. 2011
Wowor, Cornelis MA. 1997. Pandangan Sosial Agama Buddha. Jakarta: CV. Nitra
Kencana Buana
11