KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Pancasila sebagai Sistem Filsafat.
Makalah ini disusun dalam rangka memahami konsep dan peran Pancasila dalam konteks filsafat
sebagai landasan Negara Indonesia.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami yang telah
memberikan bimbingan dan masukan dalam penyusunan makalah ini. Tidak lupa pula
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan kontribusi dalam
penyusunan makalah ini. Dalam makalah ini menjelaskan konsep dasar Pancasila, sejarah
pembentukannya, serta bagaimana Pancasila diimplementasikan sebagai sistem filsafat dalam
kehidupan Negara Indonesia. Kami berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman yang
lebih baik tentang nila-nilai Pancasila dan pentingnya menjadikannya sebagai pendoman dalam
membangun masyarakat yang adil dan beradab.
Yang terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki keterbatasan, dan
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca yang mencari pemhaman lebih dalam tentang
Pancasila sebagai sistem filsafat.
Tim Penulis
CC
MOTTO
KELOMPOK 3
“Jangan ingat lelahnya belajar, tapi ingat buah manisnya yang bisa
dipetik kelak ketika sukses”
CC
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................1
MOTTO................................................................................................................................................2
BAB I.....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................................................5
1.4 Manfaat..................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................16
CC
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap sila pancasila memiliki nilai yang harus dipegang teguh oleh seluruh masyarakat
Indonesia. Keberadaan fungsi dan tujuannnya sangat berpengaruh terhadap setiap elemen di
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman terhadap
masing-masing fungsi dan tujuan agar dapat dicerminkan pada kehidupan sehari-hari.
Keterkaitan antara pancasila dengan berbagai elemen kehidupan telah membentuk sebuah
sistem yang menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan tertentu.
Lahirnya nilai-nilai filosofi dijadikan sebagai bahan perenungan oleh para pendiri negara
untuk mencari identitas bangsa Indonesia. Kadar kebenaran dari nilai-nilai yang ada digali
hingg mencapai akar hakikatnya. Hal ini memunculkan sifat spekulatif dalam membuktikan
sistem filsafat dari pancasila. Selain itu, setiap bagian kebenaran dan pernyataanya yang
berhubungan secara menyeluruh dijadikan sebagai inti mutlak tata kehidupan masyarakat
Indonesia.
CC
1.3 Tujuan
1. Agar mengetahui maksud dari pancasila sebagai sistem filsafat.
2. Untuk mengetahui sejarah pembentukan pancasila.sebagai filsafat
3. Untuk memahami contoh pancasila diimplementasikan sebagai sistem filsafat
dalam kehidupan negara Indonesia.
1.4 Manfaat
1. Bagi Pembaca
2. Bagi Penulis
Untuk melatih penulis dalam menyusun makalah dengan baik dan benar, Menambah
wawasan, pengetahuan dan juga pemahaman penulis tentang pancasila sebagai sistem filsafat.
CC
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pancasila & Filsafat
Pancasila berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Panca yang artinya lima dan Sila
yang artinya asas atau dasar. Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang
mempunyai lima sila, ibarat suatu bangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia
didirikan diatas suatu pondasi atau dasar yang dinamakan Pancasila yang terdiri dari
lima dasar atau lima asas. Adapun pengertian Pancasila menurut para ahli, menurut
Notonegoro Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Indonesia, dapat disimpulkan
bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan dapat
menjadi pandangan hidup Bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang
persatuan dan kesatuan serta pertahanan Bangsa dan Negara Indonesia. Selain menjadi
dasar negara, sebagai etika, dan sebagai pandangan hidup, Pancasila juga sebagai sistem
filsafat. Sebelumnya, Filsafat berasal dari bahasa Yunani “philein” yang berarti cinta
dan “Sophia” yang berarti kebijaksanaan. Jadi, filsafat menurut asal katanya berarti
cinta akan kebijaksanaan, atau mencintai kebenaran / pengetahuan. Secara sederhana,
filsafat dapat diartikan sebagai keinginan yang sungguh-sungguh untuk mencari
kebenaran yang sejati. Terdapat beberapa pengertian filsafat berdasarkan watak dan
fungsinya sebagaimana yang dikemukakan Titus, Smith & Nolan sebagai berikut:
1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam
yang biasanya diterima secara tidak kritis. (Arti informal).
2) Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap
yang sangat dijunjung tinggi. (Arti formal).
3) Filsafat adalah suatu untuk mendapatkan gambaran keselurahan. (Arti
komprehensif).
4) Filsafat adalah analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan
konsep. (Arti analisis linguistic).
5) Filsafat adalah sekumpulan problematic yang langsung mendapat perhatian
manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat.(Arti aktualfundamental).
CC
dan jati diri bangsa Indonesia. Ada beberapa alasan mengapa Pancasila dianggap sebagai
sistem filsafat.;
Pertama, dalam rapat BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan pidato
bertajuk “Pancasila” yang mengandung nilai-nilai filosofis dan pemikiran yang menjadi
substansi dan isi terbentuknya Pancasila.
Kedua, Pancasila merupakan hasil perenungan dan refleksi mendalam para founding
fathers, yang kemudian dirumuskan menjadi suatu sistem.
Ketiga Pancasila memuat seperangkat nilai dan pemikiran yang runtut dan berkaitan
satu Ketiga sama lain Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) resmi mendeklarasikan
Pancasila sebagai dasar filosofis negara Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila
sebagai suatu sistem filsafat telah menjadi pedoman bangsa Indonesia dalam berbagai aspek
kehidupan, termasuk politik, ekonomi, dan kehidupan sosial.
anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota secara langsung oleh
rakyat.
Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam keragaman. Hal ini sesuai dengan sila
ketiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia. Contoh kebijakan yang
mengimplementasikan nilai ini adalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah yang mengatur pembagian kewenangan antara pemerintah pusat
dan daerah berdasarkan prinsip otonomi daerah, desentralisasi, tugas pembantuan,
dekonsentrasi, dan koordinasi.
Menegakkan supremasi hukum yang adil dan demokratis. Hal ini sesuai dengan sila
kelima Pancasila yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Contoh kebijakan
yang mengimplementasikan nilai ini adalah Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman yang mengatur kemandirian lembaga peradilan dalam
menjalankan fungsi yudikatif untuk menegakkan hukum dan keadilan.
Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses politik. Hal ini sesuai dengan sila kedua
Pancasila yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Contoh kebijakan yang
mengimplementasikan nilai ini adalah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang
Organisasi Kemasyarakatan yang mengatur hak dan kewajiban organisasi
kemasyarakatan sebagai wadah aspirasi masyarakat dalam berbagai bidang.
banyak pakar telah mencoba merumuskan apa yang dimaksud dengan Ekonomi Pancasila.
Tampaknya selama ini belum tercapai konsensus ke arah satu pengertian. Bahkan banyak
yang mencoba menghindari menggunakan istilah itu.
Kita bisa memahami kalau selama ini ada kekhawatiran dalam merumuskan
Ekonomi Pancasila, oleh karena memang kondisi ekonomi kita pada waktu yang lalu masih
begitu tertinggalnya, sehingga berbicara mengenai idealisme yang demikian akan dirasakan
bertentangan dengan kenyataan dalam kehidupan yang sesungguhnya.Namun, dewasa ini
bahwa sudah saatnya kita menentukan sikap dan membulatkan niat untuk membangun
ekonomi menuju arah sesuai cita-cita para pendiri Republik ini.
Pembangunan selama ini telah memberikan hasil yang cukup nyata dalam meningkatkan
kesejahteraan dan kemampuan ekonomi nasional, sehingga memberikan modal dan
kesempatan kepada kita untuk memikirkan lebih jauh idealisme pembangunan dan
menjabarkannya dalam konsep-konsep yang operasional, yang secara bertahap membawa
kita ke tujuan itu. Jelas tidak akan mudah bagi kita untuk mengembangkan konsep ini,
karena sebagai konsep ekonomi dan konsep pembangunan harus memenuhi berbagai syarat,
di samping
Idealisme atau pandangan-pandangan yang normatif, harus juga memenuhi kaidah-
kaidah ilmiah, sehingga ada asas-asas objektif dan rasional yang dapat dikembangkan.
Namun, kita juga tidak berhenti mengupayakannya semata-mata karena belum ada atau
belum banyak literatur ya…
Atas dasar itu maka Ekonomi Pancasila tidak semata-mata bersifat materialistis, karena
berlandaskan pada keimanan dan ketakwaan yang timbul dari pengakuan kita pada
Ketuhanan Yang Maha Esa
(sila 1). Kethanan Yang Maha Esa. Keimanan dan ketakwaan menjadi landasan spiritual,
moral dan etik bagi penyelenggaraan ekonomi dan pembangunan.
Dengan demikian sistem ekonomi Pancasila dikendalikan oleh kaidah-kaidah moral dan
etika, sehingga pembangunan nasional kita adalah pembangunan yang berakhlak. Ekonomi
Pancasila, dengan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab
kemanusiaan yang adil dan beradab. Menghormati martabat kemanusiaan serta hak dan
kewajiban asasi manusia dalam kehidupan ekonomi. Dengan dasar-dasar moral dan
kemanusiaan seperti di atas, Ekonomi Pancasila meskipun tidak menghalangi motivasi
ekonomi untuk memperoleh keuntungan, namun tidak mengenal predator-predator ekonomi,
yang satu memangsa yang lain.
Ekonomi Pancasila berakar di bumi Indonesia. Meskipun ekonomi dunia sudah menyatu,
pasar sudah menjadi global, namun ekonomi Indonesia tetap diabdikan bagi kesejahteraan
dan kemajuan bangsa Indonesia.
Perintis di dalam penyediaan barang dan jasa di bidang-bidang produksi yang belum cukup
atau kurang merangsang prakarsa dan minat pengusaha swasta
Pengelola dan pengusaha di bidang-bidang produksi yang penting bagi negara
Pengelola dan pengusaha di bidang-bidang produksi yang menguasai hajat hidup orang
banyak
Sebagai penyeimbang bagi kekuatan pasar pengusaha swasta
Pelengkap penyediaan barang dan jasa yang belum cukup disediakan oleh swasta dan
koperasi
Penunjang pelaksanaan kebijaksanaan negara.
Selanjutnya koperasi sebagai salah satu bentuk badan usaha yang sesuai dengan ketentuan.
Kita perlu lebih memperdalam lagi rumusan tentang peran negara, koperasi dan usaha
swasta dalam sistem ekonomi Pancasila tersebut. Mengingat masyarakat kita terus
berkembang dan kita hidup sebagai bagian dari masyarakat dunia yang terus berkembang
pula, konsep-konsep itu haruslah tidak kaku dan statis, tetapi luwes dan lentur, serta
memungkinkan berkembang sesuai dengan dinamika perubahan yang terus menerus terjadi.
Namun, hal-hal yang mendasar seperti nilai-nilai utama yang tadi telah dikemukakan tidak
perlu bahkan tidak seyogyanya berubah. Salah satu tantangan kita sekarang adalah
bagaimana membangun usaha swasta agar dapat memotori mesin ekonomi kita dalam
memasuki era perdagangan bebas. Bagaimana kita membantu usaha swasta kita untuk terus
menerus meningkatkan dan memelihara daya saing.
Daya saing swasta kita merupakan komponen penting dalam daya saing nasional. Untuk
meningkatkan daya saing perlu ditingkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya yang
kita miliki. Ini harus menjadi agenda nasional bangsa kita.
Selanjutnya, perlu pula dipikirkan bagaimana kita memperbaiki struktur dunia usaha kita
yang masih timpang, agar lebih kukuh dan seimbang; yakni struktur dunia usaha di mana
usaha besar, menengah dan kecil saling bersinergi dan saling memperkuat dengan lapisan
usaha menengah sebagai tulang punggungnya. Persoalan kita bukan ukurannya besar atau
kecil, tetapi daya tahan dan daya saingnya. Yang besar tetapi lemah tidak ada manfaatnya,
yang kecil tetapi kuat justru merupakan unsur yang penting terhadap keseluruhan sistem
ekonomi kita.
Oleh karena itu, agenda pembangunan kita bukan mempertentangkan yang besar dengan
yang kecil, tetapi membangun semua potensi yang kita miliki. Dalam proses itu yang besar
dan kecil harus bekerja sama, bermitra, untuk bersama-sama saling dukung dan saling
memperkuat. Kita harus ingat pesan Undang-undang Dasar mengenai asas kekeluargaan
dalam menyelenggarakan ekonomi.
Konsumen adalah juga pelaku ekonomi. Kita menghendaki agar perilaku konsumen.
Indonesia memperkuat upaya kita untuk membangun wujud masyarakat yang kita harapkan,
yaitu yang maju, mandiri, sejahtera, dan berkeadilan.
CC
1. Gotong royong
Ciri khas bangsa Indonesia salah satunya yaitu selalu menerapkan sikap gotong
royong untuk menumbuhkan kerukunan, kekeluargaan, dan sikap tolong menolong dalam
kehidupan masyarakat. Hal ini diyakini nantinya akan mendorong pada persatuan Indonesia
yang semakin menguat.
Biasanya nilai ini digunakan ketika sedang bermusyawarah dimana setiap orang
saling memiliki perbedaan pendapat dan pandangan. Berbeda pendapat bukan hal yang
buruk, setiap orang berhak mengeluarkan pendapat. Sikap menghargai ini penting agar
musyawarah berjalan kondusif dan menghasilkan keputusan yang adil dan bermanfaat bagi
seluruh anggota.
DAFTAR PUSTAKA
Vol.1, No.1 Januari 2023,Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Zainul Hasan Genggong,
https://ejurnal.politeknikpratama.ac.id/index.php/Lencana/article/download/865/855
DOKUMENTASI