Anda di halaman 1dari 18

CC

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Pancasila sebagai Sistem Filsafat.
Makalah ini disusun dalam rangka memahami konsep dan peran Pancasila dalam konteks filsafat
sebagai landasan Negara Indonesia.

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami yang telah
memberikan bimbingan dan masukan dalam penyusunan makalah ini. Tidak lupa pula
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan kontribusi dalam
penyusunan makalah ini. Dalam makalah ini menjelaskan konsep dasar Pancasila, sejarah
pembentukannya, serta bagaimana Pancasila diimplementasikan sebagai sistem filsafat dalam
kehidupan Negara Indonesia. Kami berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman yang
lebih baik tentang nila-nilai Pancasila dan pentingnya menjadikannya sebagai pendoman dalam
membangun masyarakat yang adil dan beradab.

Yang terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki keterbatasan, dan
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca yang mencari pemhaman lebih dalam tentang
Pancasila sebagai sistem filsafat.

Palembang 28 Semptember 2023

Tim Penulis
CC

MOTTO
KELOMPOK 3

“Jangan ingat lelahnya belajar, tapi ingat buah manisnya yang bisa
dipetik kelak ketika sukses”
CC

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................1

MOTTO................................................................................................................................................2

BAB I.....................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.................................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang......................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................5

1.3 Tujuan....................................................................................................................................5

1.4 Manfaat..................................................................................................................................5

BAB II...................................................................................................................................................6

PEMBAHASAN....................................................................................................................................6

2.1 Pengertian Pancasila & Filsafat............................................................................................6

2.2 Sejarah Pembentukan Pancasila Sebagai Filsafat................................................................7

2.3 Implementasikan Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.........................8

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................16
CC

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ideologi merupakan hasil pemikiran yang isinya mencakup nilai-nilai tertentu demi
mencapai sebuah tujuan tertentu yang ingin dicapai. Ideologi disebut juga sebagai identitas
dari sebuah negara. Pancasila sebagai ideologi negara berarti pancasila dijadikan pendoman
oleh masyarakat Indonesia dalam menjalankan kehidupannya. Pancasila sebagai dasar negara
memiliki kedududukan sebagai kaidah negara yang fundamental. Hal ini menuntut pancasila
untuk bersifat tegas, kuat, dan tidak bisa diubah oleh siapapun.

Setiap sila pancasila memiliki nilai yang harus dipegang teguh oleh seluruh masyarakat
Indonesia. Keberadaan fungsi dan tujuannnya sangat berpengaruh terhadap setiap elemen di
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman terhadap
masing-masing fungsi dan tujuan agar dapat dicerminkan pada kehidupan sehari-hari.
Keterkaitan antara pancasila dengan berbagai elemen kehidupan telah membentuk sebuah
sistem yang menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan tertentu.

Lahirnya nilai-nilai filosofi dijadikan sebagai bahan perenungan oleh para pendiri negara
untuk mencari identitas bangsa Indonesia. Kadar kebenaran dari nilai-nilai yang ada digali
hingg mencapai akar hakikatnya. Hal ini memunculkan sifat spekulatif dalam membuktikan
sistem filsafat dari pancasila. Selain itu, setiap bagian kebenaran dan pernyataanya yang
berhubungan secara menyeluruh dijadikan sebagai inti mutlak tata kehidupan masyarakat
Indonesia.
CC

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai sistem filsafat ?
2. Bagaimana sejarah pembentukan pancasila sebagai filsafat ?
3. Bagaimana pancasila diimplementasikan sebagai sistem filsafat dalam kehidupan
negara Indonesia?

1.3 Tujuan
1. Agar mengetahui maksud dari pancasila sebagai sistem filsafat.
2. Untuk mengetahui sejarah pembentukan pancasila.sebagai filsafat
3. Untuk memahami contoh pancasila diimplementasikan sebagai sistem filsafat
dalam kehidupan negara Indonesia.

1.4 Manfaat
1. Bagi Pembaca

Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman tentang pancasila sebagai


sistem filsafat.

2. Bagi Penulis

Untuk melatih penulis dalam menyusun makalah dengan baik dan benar, Menambah
wawasan, pengetahuan dan juga pemahaman penulis tentang pancasila sebagai sistem filsafat.
CC

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pancasila & Filsafat
Pancasila berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Panca yang artinya lima dan Sila
yang artinya asas atau dasar. Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang
mempunyai lima sila, ibarat suatu bangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia
didirikan diatas suatu pondasi atau dasar yang dinamakan Pancasila yang terdiri dari
lima dasar atau lima asas. Adapun pengertian Pancasila menurut para ahli, menurut
Notonegoro Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Indonesia, dapat disimpulkan
bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan dapat
menjadi pandangan hidup Bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang
persatuan dan kesatuan serta pertahanan Bangsa dan Negara Indonesia. Selain menjadi
dasar negara, sebagai etika, dan sebagai pandangan hidup, Pancasila juga sebagai sistem
filsafat. Sebelumnya, Filsafat berasal dari bahasa Yunani “philein” yang berarti cinta
dan “Sophia” yang berarti kebijaksanaan. Jadi, filsafat menurut asal katanya berarti
cinta akan kebijaksanaan, atau mencintai kebenaran / pengetahuan. Secara sederhana,
filsafat dapat diartikan sebagai keinginan yang sungguh-sungguh untuk mencari
kebenaran yang sejati. Terdapat beberapa pengertian filsafat berdasarkan watak dan
fungsinya sebagaimana yang dikemukakan Titus, Smith & Nolan sebagai berikut:

1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam
yang biasanya diterima secara tidak kritis. (Arti informal).
2) Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap
yang sangat dijunjung tinggi. (Arti formal).
3) Filsafat adalah suatu untuk mendapatkan gambaran keselurahan. (Arti
komprehensif).
4) Filsafat adalah analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan
konsep. (Arti analisis linguistic).
5) Filsafat adalah sekumpulan problematic yang langsung mendapat perhatian
manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat.(Arti aktualfundamental).
CC

2.2 Sejarah Pembentukan Pancasila Sebagai Filsafat

Pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno menerbitkan Negara Indonesia. Soekarno,


kemudian memberikan istilah dasar bagi negara yang diberi nama “Pancasila”.
Menurut.Bapak Prof. Muhammad Yamin, kata Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta dan
terdiri dari dua suku kata serta mengandung dua arti, yaitu: Panca artinya "lima" dan Syila
artinya "batu penghubung, batu penjuru atau batu penjuru". Sedangkan menurut surat
Devanagari “Syiila” berarti peraturan yang penting/baik/cabul. Dari kata “Syiila” dalam
bahasa Indonesia menjadi “susila” yang berarti akhlak yang baik.
Perumusan Pancasila dimulai di Indonesia yang dijajah oleh Jepang. Pada tahun
1944, Jepang berusaha meminta bantuan negara dengan menyerahkan kemerdekaan kepada
rakyat Indonesia. Ini karena Jepang hampir dikalahkan oleh Sekutu. Namun, Jepang tidak
mau menunjukkan tanda-tanda itikad baik, terhadap Indonesia sehingga rakyat Indonesia
menuntut kemerdekaan Jepang, janji diberikan oleh Jepang kepada Indonesia. Untuk
menunjukkan komitmen Jepang terhadap komitmen yang sudah dijanjikan, pada tanggal 1
Maret 1945, Jepang mengumumkan rencana untuk membentuk badan persiapan mandiri
yang disebut Badan Penyelidikan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).(Mendrofa,
2021)
Selama berabad-abad, pemerintah Indonesia masih mengutip ajaran Pancasila. Salah
satu bukti bahwa Pancasila masih disebut ajaran adalah terjadinya perumusan Pancasila pada
tanggal 29 April 1945, ketika pemerintah Jepang mendirikan lembaga yang disebut dalam
bahasa Jepang yaitu dokuritsu Jumbi choosakai “Badan Penyelidikan Persiapan
Kemerdekaan Indonesia” (disingkat BPUPKI) yang beranggotakan sebanyak 62 orang.
Pancasila dirumuskan sebagai suatu sistem filsafat sebagai jawaban atas pelanggaran
hak asasi manusia pada masa penjajahan Perumusan Pancasila dimulai dengan berdirinya
Badan Penyelidikan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dan sidang pertama
BPUPKI dilaksanakan pada tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945, sebagai negara
Indonesia merdeka. Dalam pembahasan dari BPUPKI hingga Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR), Pancasila dikembangkan sebagai sistem filosofis yang mencerminkan nilai
CC

dan jati diri bangsa Indonesia. Ada beberapa alasan mengapa Pancasila dianggap sebagai
sistem filsafat.;
Pertama, dalam rapat BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan pidato
bertajuk “Pancasila” yang mengandung nilai-nilai filosofis dan pemikiran yang menjadi
substansi dan isi terbentuknya Pancasila.
Kedua, Pancasila merupakan hasil perenungan dan refleksi mendalam para founding
fathers, yang kemudian dirumuskan menjadi suatu sistem.
Ketiga Pancasila memuat seperangkat nilai dan pemikiran yang runtut dan berkaitan
satu Ketiga sama lain Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) resmi mendeklarasikan
Pancasila sebagai dasar filosofis negara Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila
sebagai suatu sistem filsafat telah menjadi pedoman bangsa Indonesia dalam berbagai aspek
kehidupan, termasuk politik, ekonomi, dan kehidupan sosial.

2.3 Implementasikan Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara


Adapun pengimplementasian Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
dapat dirinci dalam berbagai bidang POLEKSOSBUDHANKAM sebagai berikut :

a) Implementasi Pancasila dalam bidang Politik

Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mengilhami dasar ontologis


manusia. Sebab secara kenyataan objektif bahwa manusia adalah sebagai subjek Negara,
Karenanya kehidupan politik harus benar-benar merealisasikan tujuan demi harkat dan
martabat manusia. Pengembangan politik Negara terutama dalam proses reformasi dewasa
ini mencerminkan kepada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila Pancasila dan
esensinya, sehingga praktek-praktek politik yang menghalalkan segala cara harus segera
diakhiri.
Dalam bidang politik, implementasi Pancasila dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
 Menghormati kedaulatan rakyat sebagai sumber legitimasi pemerintahan. Hal ini sesuai
dengan sila keempat Pancasila yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Contoh kebijakan yang
mengimplementasikan nilai ini adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum yang mengatur mekanisme pemilihan presiden, wakil presiden,
CC

anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota secara langsung oleh
rakyat.
 Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam keragaman. Hal ini sesuai dengan sila
ketiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia. Contoh kebijakan yang
mengimplementasikan nilai ini adalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah yang mengatur pembagian kewenangan antara pemerintah pusat
dan daerah berdasarkan prinsip otonomi daerah, desentralisasi, tugas pembantuan,
dekonsentrasi, dan koordinasi.
 Menegakkan supremasi hukum yang adil dan demokratis. Hal ini sesuai dengan sila
kelima Pancasila yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Contoh kebijakan
yang mengimplementasikan nilai ini adalah Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman yang mengatur kemandirian lembaga peradilan dalam
menjalankan fungsi yudikatif untuk menegakkan hukum dan keadilan.
 Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses politik. Hal ini sesuai dengan sila kedua
Pancasila yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Contoh kebijakan yang
mengimplementasikan nilai ini adalah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang
Organisasi Kemasyarakatan yang mengatur hak dan kewajiban organisasi
kemasyarakatan sebagai wadah aspirasi masyarakat dalam berbagai bidang.

b) Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi


Di dalam dunia ilmu ekonomi terdapat istilah yang kuatlah yang menang, sehingga
lazimnya pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas dan jarang
mementingkan moralitas kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai dengan Pancasila yang lebih
tertuju kepada ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang humanistic yang berorientasi pada
tujuan demi kesejahteraan rakyat secara luas, (Mubyarto,1999). Pengembangan ekonomi
bukan hanya mengejar pertumbuhan saja melainkan demi kemanusiaan, demi kesejahteraan
seluruh masyarakat. Maka sistem ekonomi Indonesia berdasarkan atas azas kekeluargaan
seluruh bangsa.
Dalam konsep kita, pembangunan nasional adalah pengamalan Pancasila.
Pembangunan ekonomi kita pun harus berlandaskan Pancasila, sebagai dasar, tujuan dan
pedoman dalam penyelenggaraannya. Dengan dasar pemikiran tersebut, maka sistem
ekonomi yang ingin kita bangun adalah sistem ekonomi Pancasila.Kita mengetahui bahwa
CC

banyak pakar telah mencoba merumuskan apa yang dimaksud dengan Ekonomi Pancasila.
Tampaknya selama ini belum tercapai konsensus ke arah satu pengertian. Bahkan banyak
yang mencoba menghindari menggunakan istilah itu.
Kita bisa memahami kalau selama ini ada kekhawatiran dalam merumuskan
Ekonomi Pancasila, oleh karena memang kondisi ekonomi kita pada waktu yang lalu masih
begitu tertinggalnya, sehingga berbicara mengenai idealisme yang demikian akan dirasakan
bertentangan dengan kenyataan dalam kehidupan yang sesungguhnya.Namun, dewasa ini
bahwa sudah saatnya kita menentukan sikap dan membulatkan niat untuk membangun
ekonomi menuju arah sesuai cita-cita para pendiri Republik ini.
Pembangunan selama ini telah memberikan hasil yang cukup nyata dalam meningkatkan
kesejahteraan dan kemampuan ekonomi nasional, sehingga memberikan modal dan
kesempatan kepada kita untuk memikirkan lebih jauh idealisme pembangunan dan
menjabarkannya dalam konsep-konsep yang operasional, yang secara bertahap membawa
kita ke tujuan itu. Jelas tidak akan mudah bagi kita untuk mengembangkan konsep ini,
karena sebagai konsep ekonomi dan konsep pembangunan harus memenuhi berbagai syarat,
di samping
Idealisme atau pandangan-pandangan yang normatif, harus juga memenuhi kaidah-
kaidah ilmiah, sehingga ada asas-asas objektif dan rasional yang dapat dikembangkan.
Namun, kita juga tidak berhenti mengupayakannya semata-mata karena belum ada atau
belum banyak literatur ya…
Atas dasar itu maka Ekonomi Pancasila tidak semata-mata bersifat materialistis, karena
berlandaskan pada keimanan dan ketakwaan yang timbul dari pengakuan kita pada
Ketuhanan Yang Maha Esa
 (sila 1). Kethanan Yang Maha Esa. Keimanan dan ketakwaan menjadi landasan spiritual,
moral dan etik bagi penyelenggaraan ekonomi dan pembangunan.
Dengan demikian sistem ekonomi Pancasila dikendalikan oleh kaidah-kaidah moral dan
etika, sehingga pembangunan nasional kita adalah pembangunan yang berakhlak. Ekonomi
Pancasila, dengan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab
kemanusiaan yang adil dan beradab. Menghormati martabat kemanusiaan serta hak dan
kewajiban asasi manusia dalam kehidupan ekonomi. Dengan dasar-dasar moral dan
kemanusiaan seperti di atas, Ekonomi Pancasila meskipun tidak menghalangi motivasi
ekonomi untuk memperoleh keuntungan, namun tidak mengenal predator-predator ekonomi,
yang satu memangsa yang lain.
Ekonomi Pancasila berakar di bumi Indonesia. Meskipun ekonomi dunia sudah menyatu,
pasar sudah menjadi global, namun ekonomi Indonesia tetap diabdikan bagi kesejahteraan
dan kemajuan bangsa Indonesia.

 (sila 3) Sila Persatuan Indonesia, mengamanatkan kesatuan ekonomi sebagai penjabaran


wawasan nusantara di bidang ekonomi.
Globalisasi kegiatan ekonomi tidak menyebabkan internasionalisasi kepentingan ekonomi.

Menurut ISEI, di dalam sistem ekonomi yang berlandaskan Demokrasi Ekonomi, usaha
negara, koperasi, dan usaha swasta dapat bergerak di dalam semua bidang usaha sesuai
dengan peranan dan hakikatnya masing-masing. Dalam konsep itu, usaha negara berperan
sebagai:
CC

Perintis di dalam penyediaan barang dan jasa di bidang-bidang produksi yang belum cukup
atau kurang merangsang prakarsa dan minat pengusaha swasta
Pengelola dan pengusaha di bidang-bidang produksi yang penting bagi negara
Pengelola dan pengusaha di bidang-bidang produksi yang menguasai hajat hidup orang
banyak
Sebagai penyeimbang bagi kekuatan pasar pengusaha swasta
Pelengkap penyediaan barang dan jasa yang belum cukup disediakan oleh swasta dan
koperasi
Penunjang pelaksanaan kebijaksanaan negara.
Selanjutnya koperasi sebagai salah satu bentuk badan usaha yang sesuai dengan ketentuan.

Kita perlu lebih memperdalam lagi rumusan tentang peran negara, koperasi dan usaha
swasta dalam sistem ekonomi Pancasila tersebut. Mengingat masyarakat kita terus
berkembang dan kita hidup sebagai bagian dari masyarakat dunia yang terus berkembang
pula, konsep-konsep itu haruslah tidak kaku dan statis, tetapi luwes dan lentur, serta
memungkinkan berkembang sesuai dengan dinamika perubahan yang terus menerus terjadi.

Namun, hal-hal yang mendasar seperti nilai-nilai utama yang tadi telah dikemukakan tidak
perlu bahkan tidak seyogyanya berubah. Salah satu tantangan kita sekarang adalah
bagaimana membangun usaha swasta agar dapat memotori mesin ekonomi kita dalam
memasuki era perdagangan bebas. Bagaimana kita membantu usaha swasta kita untuk terus
menerus meningkatkan dan memelihara daya saing.

Daya saing swasta kita merupakan komponen penting dalam daya saing nasional. Untuk
meningkatkan daya saing perlu ditingkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya yang
kita miliki. Ini harus menjadi agenda nasional bangsa kita.

Selanjutnya, perlu pula dipikirkan bagaimana kita memperbaiki struktur dunia usaha kita
yang masih timpang, agar lebih kukuh dan seimbang; yakni struktur dunia usaha di mana
usaha besar, menengah dan kecil saling bersinergi dan saling memperkuat dengan lapisan
usaha menengah sebagai tulang punggungnya. Persoalan kita bukan ukurannya besar atau
kecil, tetapi daya tahan dan daya saingnya. Yang besar tetapi lemah tidak ada manfaatnya,
yang kecil tetapi kuat justru merupakan unsur yang penting terhadap keseluruhan sistem
ekonomi kita.

Oleh karena itu, agenda pembangunan kita bukan mempertentangkan yang besar dengan
yang kecil, tetapi membangun semua potensi yang kita miliki. Dalam proses itu yang besar
dan kecil harus bekerja sama, bermitra, untuk bersama-sama saling dukung dan saling
memperkuat. Kita harus ingat pesan Undang-undang Dasar mengenai asas kekeluargaan
dalam menyelenggarakan ekonomi.

Konsumen adalah juga pelaku ekonomi. Kita menghendaki agar perilaku konsumen.
Indonesia memperkuat upaya kita untuk membangun wujud masyarakat yang kita harapkan,
yaitu yang maju, mandiri, sejahtera, dan berkeadilan.
CC

c) Implementasi Pancasila dalam bidang Sosial dan Budaya


Dalam pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya hendaknya disesuaikan
atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat.
Terutama dalam rangka bangsa Indonesia melakukan reformasi di segala bidang kehidupan.
Sebagai anti-klimaks proses reformasi yakni sering adanya stagnasi nilai sosial budaya
dalam masyarakat, sehingga tidak mengherankan jikalau di berbagai wilayah Indonesia
terjadi berbagai gejolak yang sangat meresahkan dan memprihatinkan seperti amuk massa
yang cenderung anarkis, bentrok antara kelompok masyarakat satu dengan lainnya yang
muaranya adalah masalah politik. Oleh karena itu dalam pengembangan nilai sosial budaya
di era reformasi dewasa ini semua pihak turut ambil bagian mengangkat kembali nilai-nilai
yang dimiliki bangsa Indonesia sebagaimana nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila.
Dalam prinsip etika pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik, artinya nilai-nilai
pancasila berlandaskan pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia
sebagai makhluk yang berbudaya.
Berikut ini contoh perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang sosial budaya, yaitu:

1. Gotong royong
Ciri khas bangsa Indonesia salah satunya yaitu selalu menerapkan sikap gotong
royong untuk menumbuhkan kerukunan, kekeluargaan, dan sikap tolong menolong dalam
kehidupan masyarakat. Hal ini diyakini nantinya akan mendorong pada persatuan Indonesia
yang semakin menguat.

2. Pengambilan keputusan secara musyawarah


Musyawarah merupakan kegiatan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
secara bersama. Praktik musyawarah sering kita lakukan ketika pemilu yang
diselenggarakan pemerintah dengan berlandaskan sifat luber jurdil atau langsung, umum,
bebas, rahasia dan jujur, adil.

3. Toleransi antar suku, ras, dan agama


CC

Indonesia merupakan negara kepulauan yang mana menimbulkan keberagaman suku,


ras, hingga agama. Untuk mencegah konflik antar perbedaan tersebut, nilai pancasila yang
harus diterapkan yaitu sikap toleransi. Masyarakat diimbau untuk saling memberi kebebasan
dan tidak memandang sebelah mata suku maupun agama lain.

4. Menciptakan lingkungan rukun, adil, dan harmonis


Dalam bermasyarakat sikap rukun, adil dan menciptakan keharmonisan sangat
dibutuhkan agar tercipta lingkungan yang nyaman dan tenteram. Keluarga merupakan
lingkup terkecil masyarakat yang menjadi agen sosialisasi bagi individu dalam berinteraksi
dengan dunia luar. Maka praktik sikap tersebut harus dimulai dari keluarga agar tujuan
tercapai.
Pelestarian budaya daerah merupakan salah satu perwujudan nilai-nilai Pancasila
merupakan ideologi bangsa Indonesia yang menjadi panduan dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Dalam Pancasila terkandung berbagai nilai-nilai luhur yang bisa
kita terapkan dalam berbagai aspek kehidupan. Jika kita amati, masyarakat terus
berkembang mengalami perubahan di bidang sosial budaya. Maka, perwujudan nilai-nilai
Pancasila dalam bidang sosial budaya adalah upaya agar setiap perubahan tetap mengarah
pada sistem dan nilai luhur dalam Pancasila.
Dalam buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang diterbitkan
Kemdikbud (2018), perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang sosial budaya yang sudah
diterapkan masyarakat Indonesia sejak lama yaitu nilai kekeluargaan, musyawarah, dan
gotong royong yang mesti diturunkan ke generasi muda.

5. Pelestarian budaya lokal


Keberagaman budaya Indonesia memiliki nilai dan harga yang tak ternilai. Setiap
kebudayaan perlu dilestarikan dengan mengimplementasikan dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari. Contohnya dengan mempelajari dan menggunakan bahasa daerah masing-
masing, melakukan adat tradisi, dan lainnya.

6. Menghargai pendapat dan pandangan orang lain


CC

Biasanya nilai ini digunakan ketika sedang bermusyawarah dimana setiap orang
saling memiliki perbedaan pendapat dan pandangan. Berbeda pendapat bukan hal yang
buruk, setiap orang berhak mengeluarkan pendapat. Sikap menghargai ini penting agar
musyawarah berjalan kondusif dan menghasilkan keputusan yang adil dan bermanfaat bagi
seluruh anggota.

7. Menjunjung Tinggi Hak Asasi Manusia


Sebagai negara yang menjunjung tinggi HAM, masyarakat perlu memahami sikap
adil dan jauh dari tindakan kekerasan dan diskriminasi. Setiap orang memiliki hak dan
kewajiban untuk menerapkan sikap ini agar tercipta lingkungan yang aman.
Selain itu, tak dapat dimungkiri nilai-nilai sosial dari luar dapat masuk ke tengah
masyarakat. Contohnya seperti semangat bekerja keras, kedisiplinan, sikap ilmiah,
merupakan beberapa nilai sosial dari luar yang dapat diterima sesuai nilai-nilai Pancasila.
Sementara sikap feodal, sikap eksklusif, dan budaya asing lain yang bertentangan
dengan perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang sosial budaya perlu dicegah.
Beberapa contoh budaya asing yang dapat diterapkan misalnya ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dapat memperkaya dan bermanfaat bagi kemajuan bangsa.

d) Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan


Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum. Demi tegaknya
hakhak warga negara maka diperlukan peraturan perundang-undangan, baik dalam rangka
mengatur ketertiban warga negara maupun dalam rangka melindungi hak-hak warga
Negara. Pancasila sebagai dasar Negara senantiasa menyesuaikan diri pada hakikat nilai
kemanusiaan monopluralis maka pertahanan dan keamanan negara harus dikembalikan pada
kedudukannya seperti sediakala, agar tercapainya harkat dan martabat manusia sebagai
pendukung pokok negara.
Dasar-dasar kemanusiaan yang beradab merupakan basis moralitas pertahanan dan
keamanan negara. Pertahanan dan keamanan negara harus mengimplementasikan nilai-nilai
yang terkandung dalam sila-sila pancasila. Sehingga ungkapan yang menyatakan bahwa
Indonesia adalah Negara berdasar atas hukum, bukan berdasar atas kekuasaan belaka dapat
terwujud adanya.
CC

Dalam bidang pertahanan keamanan, implementasi Pancasila dapat dilakukan dengan


cara sebagai berikut:

 Membangun sistem pertahanan keamanan nasional yang tangguh dan profesional.


Hal ini sesuai dengan sila ketiga dan kelima Pancasila yaitu Persatuan Indonesia dan
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Contoh kebijakan yang
mengimplementasikan nilai ini adalah Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002
tentang Pertahanan Negara yang mengatur penyelenggaraan pertahanan negara yang
melibatkan seluruh komponen bangsa dalam sistem pertahanan semesta.
 Meningkatkan kemampuan deteksi dan antisipasi terhadap ancaman non-tradisional
seperti terorisme, radikalisme, narkoba, siber, dan bencana alam. Hal ini sesuai
dengan sila kedua dan kelima Pancasila yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Contoh kebijakan yang
mengimplementasikan nilai ini adalah Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme yang mengatur upaya pencegahan,
penindakan, penanganan korban, dan kerjasama internasional dalam menangani
tindak pidana terorisme.
 Membina hubungan baik dengan negara-negara tetangga dan mitra strategis dalam
rangka menjaga perdamaian regional dan global. Hal ini sesuai dengan sila kedua
dan ketiga Pancasila yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dan Persatuan
Indonesia. Contoh kebijakan yang mengimplementasikan nilai ini adalah Undang-
Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri yang mengatur
hubungan luar negeri Indonesia dengan negara-negara lain berdasarkan prinsip bebas
aktif, saling menghormati, saling menguntungkan, saling membutuhkan, dan saling
memperkuat.
CC

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong Harefa, 2011, Jurnal Ilmiah Pendidikan, Humaniora, Sains, dan


Pembelajarannya, https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Pancasila+sebagai+filsafat+&oq=#d=gs_qabs&t=169587759355
9&u=%23p%3DWjdC_yNO4NMJ
Nela Kurniana, Kukuh Tri Karnandi,Muhammad Yusuf Bustomi, Lencana: Jurnal Inovasi Ilmu
Pendidikan

Vol.1, No.1 Januari 2023,Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Zainul Hasan Genggong,
https://ejurnal.politeknikpratama.ac.id/index.php/Lencana/article/download/865/855

Alya Rizki Vinaima,Auliya Tuhfatul Mardliyah,Eka Aprilya Putri,Laras Sekar Anggraeni


P,Maryam Khaleda Farah M, Mochammad Ridho Sakti F, Rusdatul Isma,
Zia Zulistya Anugrah, 2021,MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Sebagai Sistem Filsafat, FAKULTAS MATEMATIKA


DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG, https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-


bandung/chemis/makalah-pancasila-sebagai-sistem-filsafat-kelompok-1/20510964
CC

DOKUMENTASI

Nama : Adam Helsinki Umar


NIM: (2023143293)

Nama : Anggun Sari


NIM : ( 2023143296 )

Nama : Dea Regina


NIM : ( 2023143292 )

Nama :Ellyza Rawasiah Iskandar


NIM:(2023143314)

Nama : Elna Heriyani


NIM: ( 2023143313 )
CC

Nama : Nopia Sahfitri


NIM: 2023143288

Nama : Preti Handayani


NIM : (2023143307)

Nama : Rani Apira


NIM : ( 2023143317 )

Nama : Rizka Syafitri


NIM : ( 2023143315 )

Nama : Santi Rizkiana


NIM : ( 2023143318 )

Anda mungkin juga menyukai