Anda di halaman 1dari 26

1

MAKALAH STRUKTUR ORGANISASI


DOSEN PEMBIMBING : Aditya Rachman Lubis .M.H

DISUSUN OLEH :
1. Cok Agung Suta Ariyanta 201743501185
2. Ghifar Hakim 201743501186
3. M. 201743501183
4. Risnah Mayliana 201743501182

UNIVERSITAS INDRAPRASTA
TEKNIK INFORMATIKA
2019/2020

1|Page
2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan pertolongannya,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai waktu yang ditentukan.
Penulisan makalah ini dibuat adalah sebagai media pembelajaran di Universitas
Indraprasta dalam rangka memenuhi tugas diperguruan tinggi yang berkaitan dengan bahan
pembelajaran.
Penyusunan menyadari bahwa dalam penyusunan kata atau kalimat dan tata letak dalam
makalah ini tentunya banyak sekali kekurangan dan kekhilafan, baik kata atau kalimat dan tata
letak.
Untuk kebaikan dan sempurnanya makalah ini, kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan. Dan akhirnya semoga dapat bermanfaat bagi pembaca, penyusun dan mahasiswa.

Jakarta, 29 Maret 2019

Penulis

2|Page
3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................................... i
Daftar isi.................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................. 4
1.3 Tujuan...................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT....................................................... 5
1.1 Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.................................................... 5
1.2 Bukti Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.............................................................. 6

B. SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA.................................................................... 9


2.1 BUPKI................................................................................................................... 9
C. MAKNA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA.......................................... 12
3.1 Makna Pancasila................................................................................................ 11
3.2 Fungsi Pancasila Sebagai Dasar-Dasar Negara............................................... 11

C. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.................................................................... 15


4.1 Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Negara........................................... 16
4.2 Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi Negara.................................................. 17

BAB III KESIMPULAN


1.1 Kesimpulan............................................................................................................ 18
1.2 Saran...................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 19

3|Page
4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai dasar negara, Pancasila kembali diuji ketahanannya dalam era reformasi
sekarang. Merekahnya matahari bulan Juni 1945, 63 tahun yang lalu disambut dengan lahirnya
sebuah konsepsi kenengaraan yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yaitu lahirnya
Pancasila.
Sebagai falsafah negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila memang
merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata merupakan light-star bagi segenap
bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan
kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa, serta sebagai
pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari, dan yang jelas tadi telah
diungkapkan sebagai dasar serta falsafah negara Republik Indonesia.
Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia, terkecuali bagi
mereka yang tidak Pancasilais. Pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945
bersama-sama dengan UUD 1945. Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan Inpres
Nomor 12 tahun 1968 adalah satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan
beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dan kelima, Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh perumus Pancasila itu ialah, Mr
Mohammad Yamin, Prof Mr Soepomo, dan Ir Soekarno. Dapat dikemukakan mengapa Pancasila
itu sakti dan selalu dapat bertahan dari guncangan kisruh politik di negara ini, yaitu pertama ialah
karena secara intrinsik dalam Pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa yang menantang
Pancasila berarti dia menentang toleransi.
Kedua, Pancasila merupakan wadah yang cukup fleksibel, yang dapat mencakup faham-
faham positif yang dianut oleh bangsa Indonesia, dan faham lain yang positif tersebut
mempunyai keleluasaan yang cukup untuk memperkembangkan diri. Yang ketiga, karena sila-
sila dari Pancasila itu terdiri dari nilai-nilai dan norma-norma yang positif sesuai dengan
pandangan hidup bangsa Indonesia, dan nilai serta norma yang bertentangan, pasti akan ditolak

4|Page
5

oleh Pancasila, misalnya Atheisme dan segala bentuk kekafiran tak beragama akan ditolak oleh
bangsa Indonesia yang bertuhan dan ber-agama.
Diktatorisme juga ditolak, karena bangsa Indonesia berprikemanusiaan dan berusaha
untuk berbudi luhur. Kelonialisme juga ditolak oleh bangsa Indonesia yang cinta akan
kemerdekaan. Sebab yang keempat adalah, karena bangsa Indonesia yang sejati sangat cinta
kepada Pancasila, yakin bahwa Pancasila itu benar dan tidak bertentangan dengan keyakinan
serta agamanya.
Dengan demikian bahwa falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia yang
harus diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia agar menghormati, menghargai, menjaga
dan menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan
proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini. Sehingga baik
golongan muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tanpa
adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan beberapa mengenai rumusan masalah
sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud dengan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat?
b. Sejarah Lahirnya Pancasila?
c. Apa yang dimaksud dengan Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara?
d. Apa yang dimaksud dengan Pancasila Sebagai Ideologi?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan beberapa tujuan sebagai berikut:
a. Mampu memahami tentang Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.
b. Mampu memahami tentang Sejarah Lahirnya Pancasila.
c. Mampu memahami tentang Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara.
d. Mampu memahami tentang Pancasila Sebagai Ideologi.

5|Page
6

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


2.1.1. Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Secara etimologis, kata filsafat berasal dari bahasa yunani phielin dan shopiayang
berarti cinta kebijaksanaan atau ilmu pengetahuan. Dalam kamus bahasa Indonesia
karangan WJS Poerwadarmito merumuskan bahwa filsafat adalah pengetahuan dan
penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab, asas hukum dan sebagainya dari
pada segala yang ada dalam alam semesta ataupun mengenal kebenaran dan arti adanya
sesuatu
Pancasila sebagai sistem filsafat atau sebagai dasar negara kita merupakan sumber
dari segala sumber hukum yang berlaku di negara kita. Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa indonesia dapat mempersatukan kita, serta memberi petunjuk dalam mencapai
kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan bathin dalam masyarakat kita yang beraneka
ragam sifatnya. Filsafat Pancasila adalah filsafat yang mempunyai obyek Pancasila, yaitu
obyek Pancasila yang benar dan sah sebagaimana tercantum didalam pembukaan UUD
1945 alenia ke-4.
Pancasila sebagai Sistem filsafat mengandung pandangan nilai pemikiran yang
saling berhubungan dan merupakan kesatuan yang utuh. Filsafat pancasila dapat
didefinisikan secara ringkasan sebagai refleksi kritis dan rasional tentang pancasila sebagai
dasar Negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-
pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Pancasila dikatakan sebagai filsafat,
karena Pancasila merupakan perenunganjiwa yang dituangkan dalam suatu system dan
merupakan pancaran dari semua sila Pancasila. Dengan demikian, jiwa keagamaan, jiwa
kebangsaan, jiwa kerakyatan, dan jiwa yang menjunjung tinggi keadilan sosial ada dalam
sila pancasila

6|Page
7

 Inti sila-sila Pancasila meliputi:


Tuhan, yaitu sebagai kausa prima
Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial
Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri
Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong
Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.

2.1.2. Landasan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Pancasila sebagai sistem filsafat didasari 3 landasan, antara lain:
1. Landasan Ontologi menurut aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat
sesuatu atau tentang ada keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya
dengan metafisika. Secara ontologis, penyelidikan pancasila sebagai filsafat
dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila
pancasila. Bidang ontologi menyelidiki tentang makna yang ada (eksistensi dan
keberadaan) manusia, benda, alam semesta (kosmologi).
2. Landasan Epistemologis adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat,
susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Epistemologi meneliti sumber
pengetahuan proses dan syarat terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmu
pengetahuan. Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan
sistem pengetahuan. ini berarti pancasila telah menjadi suatu relief system,
sistem cita-cita, menjadi suatu ideologi. Oleh karena itu, pancasila harus
memiliki unsur rasionalitas terutama dalam kedudukannya sebagai sistem
pengetahuan. Dasar epistemologis pancasila pada hakikatnya tidak dapat
dipisahkan dengan dasar ontologisnya. Maka, dasar epistemoogis pancasila
sangat berkaitan erat dengan konsep dasarnya tentang hakikat manusia.
3. Landasan Aksiologis, istilah Aksiologis berasal dari kata Yunani axios yang
artinya nilai, manfaat, dan logos yang artinya pikiran, ilmu dan teori. Aksiologis
adalah teroi nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan disukai atau yang baik. Bidang
yang diselidiki adalah hakikat nilai, kriteria nilai, dan kedudukan metafisika
suatu nilai. Secara aksiologis, bangsa Indonesia merupakan pendukung nailai-

7|Page
8

nilai Pancasila, yaitu bangsa yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang


berpersatuaan, yang berkerakyatan dan berkeadilan sosial.

2.1.3. Karakteristik Filsafat Pancasila :


1. Hierarkhis Piramidal, artinya saling menjiwai antar sila (sila yang satu menjiwai
sila yang lainnya, demikian pula sebaliknya).
Contoh :
o Sila ke 1 menjiwai sila 2-5
o Sila ke 2 menjiwai sila ke 3-5 dan dijiwai sila ke 1
o Sila ke 3 menjiwai sila ke 4-5 dan dijiwai sila ke 1-2
o Sila ke 4 menjiwai sila ke 5 dan dijiwai sila ke 1-3
o Sila ke 5 dijiwai sila ke1-4
Jadi, dalam kehidupan sehari-hari pengamalan Pancasila harus dilaksanakan
secara satu kesatuan yang bulat dan utuh (totalitas), tidak boleh dilaksanakan
secara terpisah-pisah.
2. Monotheis Religius, artinya Negara berdasarkan atas keTuhanan YME.
Kehidupan beragama di Indonesia merupakan bagian dari “urusan” pemerintah,
yang harus diwujudkan serta dijaga harmonisasinya dalam masyarakat Indonesia
yang bersifat majemuk (beraneka ragam) ini.
3. Monodualis dan Monopluralis
Monodualis, erat kaitannya dengan hakekat manusia sebagai makhluk dwi
tunggal artinya manusia sebagai makhluk individu sekaligus sebagai
makhluk sosial.
Monopluralis, dimana “mono” (=satu) diartikan sebagai bangsa Indonesia
sedangkan “pluralis” diartikan sebagai sifat masyarakat Indonesia
yang majemuk (beranekaragam) dalam hal agama, suku bangsa, bahasa
daerah, adat istiadat dan kebudayaan. Agar terjadi harmonisasi dalam segala
aspek kehidupan, maka konsep persatuan dan kesatuan harus senantiasa
diutamakan.

8|Page
9

2.1.4. Fungsi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bagi Indonesia


1. Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila dipergunakan sebagai dasar Negara untuk mengatur
pemerintahan dan penyelenggaraan Negara. Pancasila sebagai dasar Negara
dinyatakan dalam pembukaan Undang-undang dasar 1945 Alinea IVdan
merupakan landasan konstitusional. Dalam hal ini pancasila sebagai sumber
hukun dasar nasional, dan semua Perundang-undangan harus bersumber pada
Pancasila.
2. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Dalam hal ini, pancasila diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan
semua tingkah laku dan tindak perbuatan manusia Indonesia harus dijiwai dan
merupakan pancaran dari semua sila pancasila.
3. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia
Dalam hal ini, pancasila sebagai penggerak atau dinamika serta
pembimbing kearah tujuan untuk mewujudkan masyarakat pancasila. Pancasila
dalam hal ini dijelasakan dalam teori von savigny bahwa setiap bangsa
mempunyai jiwanya masing-masing yang disebut volksgeist (jiwa rakyat atau
jiwa bangsa).
4. Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur
Dikatakan sebagai perjanjian luhur karena pancasila ini disetujui oleh
wakil-wakil rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia.
5. Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa
Hal ini, berarti pancasila berfungsi dan berperan dalam menujukkan
adanya kepribadian bangsa Indonesia yang dapat dibedakan dengan bangsa lain,
yaitu sikap mental , tingkah laku dan amal perbuatan bangsa Indonesia.
6. Pancasila Sebagai Moral Pembangunan
Hal ini mengandung maksud nilai-nilai luhur pancasila (norma-norma
yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945) di jadikan tolak ukur dalam
melaksanakan pembangunan nasional, baik dalam, perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, maupun dalam evaluasi.

9|Page
10

1.2 Bukti Pancasila sebagai sistem filsafat

Pancasila merupakan suatu kesatuan yang utuh, sistem lazimnya memiliki ciri-ciri suatu kesatuan
bagian-bagian, bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri, saling berhubungan
dan ketergantungan, keseluruhannya dimaksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan
sistem), dan terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks. Pancasila menjadi landasan dan
falsafah dasar negara telah membuktikan dirinya sebagai wadah yang dapat menyatukan bangsa.
Dengan Pancasila bangsa Indonesia diikat oleh kesadaran sebagai satu bangsa dan satu negara.
Pancasila memberikan ciri khas dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia.

a. Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila Bersifat Organis.


Secara filosofis inti dan isi sila-sila Pancasila bersumber pada hakikat dasar ontologis manusia
yaitu sebagai monopluralis yang memiliki unsur-unsur susunan kodrat yaitu jasmani dan rohani,
sifat kodrat sebagai mahluk individu sosial serta memiliki kedudukan kodrat sebagai pribadi
yang berdiri sendiri dan sebagai mahluk ciptaan Tuhan YME. Hal ini terjadi karena
manusia (Rakyat Indonesia) sebagai pendukung utama inti dari isi pancasila.Unsur hakikat
manusia merupakan kesatuan yang bersifat organis dan harmonis.
Sila-sila Pancasila merupakan penjelasan dari hakikat manusia monopluralis yang merupakan
kesatuan organis maka memiliki kesatuan yang organis pula.

b. Susunan sila-sila Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan berbentuk Piramidal.


Pengertian matematis piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkis sila-sila
Pancasila merupakan rangkaian tingkat dalam urutan luas (kuantitas) dan juga dalam isi sifatnya
(kualitas). Sedangkan makna hierarkhis adalah susunan pancasila sudah dikemas sedemikian
rupa sehingga urutannya tidak akan berubah.Pancasila merupakan suatu keseluruhan yang bulat
dan memenuhi sebagian sistem filsafat.

Kesatuan sila-sila pancasila memiliki susunan hierarkhis piramidal maka sila Ketuhanan yang
Maha Esa adalah ketuhan yang berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan serta berkeadilan
sosial sehingga di dalam setiap sila senantiasa terkandung sila-sila lainnya.

10 | P a g e
11

Rumusan Pancasila yang Bersifat Hierarkis dan Berbentuk Piramidal :


 Sila pertama : Meliputi dan menjiwai sila-sila kedua, ketiga, keempat dan kelima.
 Sila kedua : Diliputi dan dijiwai sila pertama, meliputi dan menjiwai sila ketiga, keempat
dan kelima.
 Sila ketiga : Diliputi dan dijiwai sila pertama dan kedua, meliputi dan menjiwai sila keempat
dan kelima.
 Sila keempat : Diliputi dan dijiwai sila pertama, kedua dan ketiga, meliputi dan menjiwai
sila kelima.
 Sila kelima : Diliputi dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga, dan keempat.

c. Susunan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi.


Hakikatnya sila-sila Pancasila tidak berdiri sendiri, akan tetapi pada setiap sila terkandung
keempat sila lainya. Dengan kata lain setiap sila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila
lainnya.

Rumusan kesatuan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan mengkualifikasi :


 Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab,
berperisatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
 Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah ber-Ketuhanan yang Maha
Esa,berperisatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Sila Persatuan Indonesia, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa,berkemanusiaan yang adil
dan beradab,berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang
adil dan beradab, berperisatuan Indonesia dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

11 | P a g e
12

 Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia dan berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Ini merupakan bukti bahwa sila-sila Pancasila merupakan kesatuan atau sebagai Sistem Filsafat.

2.1.5.
2.1.6.
2.1.7.

D.
E.
F.
G.

12 | P a g e
13

A. Sejarah Lahirnya Pancasila Sebagai Dasar Negara


Memahami dinamika perubahan susunan sila Pancasila termasuk ke dalam upaya untuk
memahami sejarah Pancasila. Bangsa Indonesia yang peduli terhadap pandangan hidup serta
dasar negara kita seharusnya mendalami materi sejarah Pancasila yang dulunya berliku-liku
hingga menciptakan Pancasila yang sangat ideal bagi Bangsa Indonesia ini
Adapun beberapa keputusan politik yang berpengaruh terhadap lahirnya Pancasila. Anda
tentunya sudah sering mendengar istilah kepanitiaan yang terbentuk pada saat itu, seperti
BPUPKI, PPKI, dan Panitia Sembilan.
2.1 BPUPKI

13 | P a g e
14

1.Pembentukan BPUPKI (29 April 1946)


Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) bertujuan untuk
membahas hal-hal yang berhubungan dengan tata pemerintahan Indonesa, termasuk dasar
negara. Sidang BPUPKI inilah yang menjadi sejarah Pancasila sebagai dasar negara. Sidang
BPUPKI ini diketuai oleh Dr. Radjiman Widyodiningrat dengan 33 pembicara pada sidang
pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945).
 Mohammad Yamin (29 Mei 1945)
Mohammad Yamin yang merupakan salah satu tokoh penting kemerdekaan Indonesia,
mengusulkan dasar negara yang disampaikan dalam pidato tidak tertulisnya pada sidang
BPUPKI yang pertama, diantaranya peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri ketuhanan, peri
kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat.
Setelah itu, beliau juga mengusulkan rumusan 5 dasar yang merupakan gagasan tertulis naskah
rancangan UUD Republik Indonesia, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia.
3. Rasa Kemanusian yang Adil dan Beradab.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
 Soepomo (31 Mei 1945)
Dasar negara yang diusulkan oleh Mr. Soepomo antara lain:
1. Paham Persatuan.
2. Perhubungan Negara dan Agama.
3. Sistem Badan Permusyawaratan.
4. Sosialisasi Negara.
5. Hubungan antar Bangsa yang Besifat Asia Timar Raya.
 Soekarno (1 Juni 1945)
Pada sidang BPUPKI yang pertama ini, Soekarno juga mengusulkan dasar negara yang terdiri
dari 5 poin. Dan kemudian dinamakan dengan Pancasila yang meliputi:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan

14 | P a g e
15

3. Mufakat atau Demokrasi


4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan
Hasil usulan dari ketiga tokoh pada sidang BPUPKI tersebut ditampung dan kemudian dibahas
lagi pada lingkup kepanitiaan yang lebih kecil. Panitia yang merupakan bentukan BPUPKI
tersebut sering dikenal sebagai Panitia Sembilan.
2. Panitia Sembilan (22 Juni 1945)
Panitia yang beranggotakan sembilan orang ini berhasil merumuskan naskah Rancangan
Pembukaan UUD yang dikenal sebagai Piagam Jakarta (Jakarta Charter). Adapun rumusan
Pancasila yang termaktub dalam Piagam Jakarta:
 Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
 Kemanusiaan yang adil dan beradab
 Persatuan Indonesia
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksan dalam permusaywaratan/perwakilan
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
3. Sidang BPUPKI II(10-16 Juli 1945)
Untuk membahas hasil kerja panitia sembilan, BPUPKI mengadakan sidang yang kedua dan
menghasilkan beberapa keputusan, yang meliputi: pertama, kesepakatan dasar negara Indonesia,
yaitu Pancasila seperti yang tertuang dalam Piagam Jakarta. Kedua, negara Indonesia berbentuk
negara Republik, hsail ini merupakan kesepakatan 55 suara dari 64 orang yang hadir. Ketiga,
kesepakatan mengengai wilayah Indonesia yang meliputi wilayah Hindia Belanda, Timor Timur,
sampai Malaka (Hasil kesepakatan 39 suara). Dan yang terakhir, pembentukan tiga panitia kecil
sebagai: Panitia Perancang UUD, Panitia Ekonomi dan Keuangan, Panitia Pembela Tanah Air.
Akhirnya, pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia secara resmi memproklamasikan
kemerdekaannya. Sehari setelah kemerdekaan, BPUPKI diganti oleh PPKI yang bertujuan untuk
menyempurnakan rumusan Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
4. Sidang PPKI (18 Agustus 1945)
Dalam sejarah Pancasila, sidang PPKI yang dilakukan sehari setelah Indonesia merdeka masih
saja terjadi perubahan pada sila pertama yang diusulkan oleh Muhammad Hatta. Sila pertama
yang semula berbunyi ”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-

15 | P a g e
16

pemeluknya”, kemudian diubah menjadi lebih ringkas, yaitu”Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Sehingga Pancasila menjadi:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Penghapusan sembilan kata dari sila pertama tersebut sering menjadi isu yang kontroversial pada
saat itu, bahkan hingga kini. Namun yang harus kita tanamkan dan catat untuk diri masing-
masing dari materi sejarah Pancasila ini, sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa berlaku
untuk semua rakyat Indonesia.
Seharusnya apabila kita meresapi sejarah Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, segala
permasalahan yang menyangkut dengan sila pertama tidak harus dan tidak patut untuk terjadi
lagi. Karena hal tersebut akan bertentangan dengan Pancasila.
5. Instruksi Presiden No. 12 Tahun 1968
Semakin berkembangnya zaman, Pancasila dinilai mengalami beberapa keragaman baik dalam
rumusan, pembacaan atau pun pengucapannya. Untuk mengantisipasi terhindarnya keragaman
tersebut, Presiden Suharto pada tahun 1968 mengeluarkan Instruksi Presiden tentang rumusan
Pancasila yang benar, yaitu sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Itulah sejarah singkat lahirnya pancasila yang kini menjadi pandangan hidup untuk berbangsa
dan bernegara. Sudah sepatutnya kita menghargai para tokoh pembela terdahulu yang telah
mencetuskan dan menyusun Pancasila ini.

16 | P a g e
17

Pancasila merupakan jati diri bangsa yang harus kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Karena Pancasila ini merupakan ideologi bangsa Indonesia yang paling ideal dan tidak dapat
digantikan lagi oleh ideologi lain.
B. Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara memiliki mana bahwasannya Pancasila menjadi landasan,
pondasi utama, titik acuan bangsa dan negara Indonesia dalam mengatur bangsa maupun Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa betapa pentingnya Pancasila dalam mengatur unsur-
unsur kehidupan berbangsa dan bernegara, segala bentuk peraturan-peraturan yang ada di
Indonesia harus berlandaskan pancasila.
3.1 Makna Pancasila
Pancasila adala ideologi yang paling mendasar bagi Bangsa Indonesia, yang juga berperan
sebagai falsafah dan dasar negara yang kokoh. Serta menjadi pondasi dengan dibangunnya
Bangsa Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Berikut ini makna dari masing-masing sila pada pancasila :
1. Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa
 Adanya rasa percaya dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang disesuaikan
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. Yang berdasarkan pada kemanusiaan
yang adil dan beradab.
 Saling menghormati dan bekerja sama dengan pemeluk agama dan penganut kepercayaan
yang berbeda-beda agar tercipta kerukunan dalam hidup beragama.
 Saling menghormati dalam kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
 Tidak memaksakan agama atau suatu kepercayaan pada orang lain.
2. Sila kedua Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
 Mengakui adanya persamaan derajat, hak dan kewajiban antar sesama manusia.
 Saling mencintai dengan sesama manusia.
 Adanya sikap tenggang rasa.
 Tidak bertindak semena-mena pada orang lain.
 Menjunjung nilai kemanusiaan.
 Memiliki keberanian dalam membela kebenaran dan keadilan

17 | P a g e
18

 Mengembangkan sikap saling menghormati dan kerja sama dengan bangsa lain.
3. Sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia
 Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa di atas
kepentingan pribadi atau kepentingan suatu golongan tertentu.
 Rela berkorban untuk bangsa dan Negara Indonesia.
 Cinta pada tanah air dan Bangsa Indonesia.
 Bangga menjadi bagian dari Bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.
 Memajukan pergaulan untuk persatuan dan kesatuan bangsa yang berbineka tunggal ika.
4. Sila keempat yaitu Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
 Mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara Indonesia serta masyarakat.
 Tidak memaksakan kehendak sendiri pada siapapun.
 Mengutamakan musyawarah ketika sedang mengambil keputusan demi keputusan
bersama.
 Dalam melakukan musyawarah untuk mufakat harus dilandasi dengan semangat
kekeluargaan.
 Menerima hasil keputusan musyawarah dengan itikad yang baik dan rasa tanggung
jawab.
 Melakukan musyawarah dengan akal sehat dan hati nurani.
 Keputusan apapun yang telah diambil harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan,
dengan menjunjung tinggi harkat serta martabat dan nilai kebenaran dan keadilan.
5. Sila kelima yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
 Mengembangkan perbuatan yang luhur dan baik dengan mencerminkan sikap
kekeluargaan dan gotong royong.
 Memiliki sikap yang adil.
 Menjaga keseimbangan antara hak dan juga kewajiban.
 Menghormati hak setiap orang.
 Memberi pertolongan pada setiap orang yang membutuhkan.
 Tidak melakukan pemerasan pada siapapun.
 Tidak boros.
 Tidak bergaya hidup mewah.

18 | P a g e
19

 Tidak melakukan perbuatan yang merugikan di tempat umum.


 Bekerja keras.
 Menghargai setiap hasil karya dari orang lain.
 Mewujudkan kemajuan yang merata dan yang berkeadilan sosial bersama-sama.
3.2 Fungsi Pancasila Sebagai Dasar-Dasar Negara
 Pancasila Menjadi Pedoman Hidup Dalam Berbangsa dan Bernegara
Pancasila berperan sebagai pedoman bagi rakyatnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
dengan begitu segala bentuk aturan-aturan yang ada di indonesia ini harus berlandaskan
pancasila, begitu juga dengan keputusan-keputusan yang ditetapkan ketika menyelesaikan suatu
persoalan berbangsa dan bernegara.
 Pancasila Mendarah Daging Di Dalam Jiwa Bangsa indonesia
Pancasila haruslah mendarah daging pada tiap-tiap jiwa masyarakat indonesia, ketika
menjalankan kehidupan sehari-hari, bersosialisasi, dalam pekerjaan, dan bentuk aspek-aspek
kehidupan lainnya.
 Sebagai Cerminan Kepribadian Bangsa Indonesia
Menjadikan pancasila sebagai Kepribadian kita merupakan hal yang sangat penting, selain itu
Pancasila juga bisa menjadi identitas seorang yang berkebangsaan Indonesia, karena itu
Pancasila seharusnya mendiami tiap pribadi-pribadi rakyat indonesia.
 Menjadikan Pancasila Sebagai Sumber Hukum
Menjadikan pancasila sebagai sumber diatas segala sumber hukum yang berlaku di indonesia,
atau bisa dikatakan Pancasila menajadi pondasi utama dan landasan bagi semua hukum-hukum
yang ada di Indonesia, tidak ada satupun yang boleh menetapkan suatu peraturan yang
bertentangan dengan Pancasila.
 Menjadi Cita-Cita dan Arah Tujuan Bangsa Indonesia
Pancasila yang menjadi dasar negara dibentuk dan disusun untuk menjadi pedoman hukum,
selain menjadi pedoman Pancasila juga berfungsi sebagai cita-cita bangsa indonesia, seharusnya
kita sebagai bangsa Indonesia Memimpikan dan mengidam-idamkan sebuah negara yang
memiliki rasa keyakinan Ketuhanan YME yang tinggi, rasa kemanusiaan yang tinggi, persatuan
dan kesatuan yang kokoh, senantiasa bermusyawarah dalam mengambil dan menentukan suatu
keputusan, dan terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

19 | P a g e
20

C. Pancasila Sebagai Ideologi Negara

4.1 Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Negara adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam
pancasila menjadi cita-cita normatif di dalam penyelenggaraan negara. Secara luas Pengertian
Pancasila Sebagai Ideologi Negara Indonesia adalah visi atau arah dari penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ialah terwujudnya kehidupan yang menjunjung
tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, kesadaran akan kesatuan, berkerakyatan serta menjunjung
tinggi nilai keadilan.

Ketetapan bangsa Indonesia mengenai pancasila sebagai ideologi negara tercantum dalam
ketetapan MPR No. 18 Tahun 1998 tentang pencabutan dari ketetapan MPR No. 2 tahun 1978
mengenai Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan Penetapan tentang Penegasan
Pancasila sebagai Dasar Negara. Pada pasal 1 ketetapan MPR tersebut menyatakan bahwa
pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 45 ialah dasar negara dari negara
NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Dari ketetapan
MPR tersebut dapat kita ketahui bahwa di Indonesia kedudukan pancasila sebagai ideologi
nasional, selain kedudukannya sebagai dasar negara.

Pancasila sebagai ideologi negara yang berarti sebagai cita-cita bernegara dan sarana yang
mempersatukan masyarakat perlu perwujudan yang konkret dan operasional aplikatif, sehingga
tidak hanya dijadikan slogan belaka. Dalam ketetapan MPR No.18 dinyatakan bahwa pancasila
perlu diamalkan dalam bentuk pelaksanaan yang konsistem dalam kehidupan bernegara.

20 | P a g e
21

4.2 Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara Indonesia adalah sebagai sarana pemersatu
masyarakat, sehingga dapat dijadikan prosedur penyelesaian konflik, dapat kita telusuri dari
gagasan para pendiri negara Indonesia tentang pentingnya mencari nilai-nilai bersama yang
dapat mempersatukan berbagai golongan masyarakat di Indonesia.

Pada awal mulanya, konsep pancasila dapat dipahami sebagai common platform atau platform
bersama bagi berbagai ideologi politik yang berkembang saat itu di Indonesia. Pancasila
merupakan tawaran yang dapat menjembatani perbedaan ideologis di kalangan anggota
BPUPKI. Pancasila dimaksudkan oleh Ir. Soekarno pada waktu itu yaitu sebagai asas bersama
agar dengan asas itu seluruh kelompok yang terdapat di negara Indonesia dapat bersatu dan
menerima asas tersebut.

Menurut Adnan Buyung Nasution, telah terjadi perubahan fungsi pancasila sebagai ideologi
negara. Pancasila yang sebenarnya dimaksudkan sebagai platform demokratis bagi semua
golongan Indonesia. Perkembangan doktrinal pancasila telah mengubahnya dari fungsi awal
pancasila sebagai platform bersama bagi ideologi politik dan aliran pemikiran sesuai dengan
rumusan pertama yang disampaikan oleh Soekarno menjadi ideologi yang komprehensif integral.
Ideologi Pancasila menjadi ideologi yang khas, berbeda dengan ideologi lain.

Pernyataan Soekarno ini menjadi jauh berkembang dan berbeda dengan pernyataan yang
disampaikan oleh Prof. Notonagoro. Beliau melalui interprestasi filosofis memberi status ilmiah
dan resmi tentang ideologi bagi masyarakat Indonesia. Yang pada mulanya pancasila sebagai
ideologi terbuka sebuah konsensus politik, pancasila menjadi ideologi yang benar-benar
komprehensif. Interprestasi ini berkembang luas, masif bahkan monolitik pada masa
pemerintahan orde baru.

Pancasila dilihat dari sudut politik merupakan sebuah konsensus politik, yaitu suatu
persetujuan politik yang disepakati bersama oleh berbagai golongan masyarakat di negara
Indonesia. Dengan diterimanya pancasila oleh berbagai golongan dan aliran pemikiran bersedia
bersatu dalam negara kebangsaan Indonesia. Dalam istilah politiknya, Pancasila merupakan

21 | P a g e
22

common platform, atau common denominator masyarakat Indonesia yang plural. Sudut pandang
politik ini teramat penting untuk bangsa Indonesia sekarang ini. Jadi, sebenarnya perkembangan
Pancasila sebagai doktrin dan pandangan dunia yang khas tidak menguntungkan kalau dinilai
dari tujuan mempersatukan bangsa.

Banyak para pihak sepakat bahwa pancasila sebagai ideologi negara atau bangsa merupakan
kesepakatan bersama, common platform dan nilai integratif bagi bangsa Indonesia. Kesepakatan
bersama bahwa pancasila sebagai ideologi negara inilah yang harus kita pertahankan dan tumbuh
kembangkan dalam kehidupan bangsa yang plural ini.
Berdasarkan uraian di atas, maka makna pancasila sebagai ideologi negara Indonesia
sebagai berikut :
(1) Nilai-nilai dalam pancasila dijadikan sebagai cita-cita normatif dari penyelenggaraan
bernegara di Indonesia.
(2) Nilai-nilai dalam pancasila merupakan nilai yang telah disepakati bersama dan oleh
karenanya menjadi salah satu sarana untuk menyatukan masyarakat Indonesia.

Implementasi pancasila sebagai ideologi negara atau nasional, sebagai berikut :

1. Perwujudan Pancasila Sebagai Cita-cita Bernegara


Perwujudan pancasila sebagai ideologi negara yang berarti menjadi cita-cita penyelenggaraan
bernegara terwujud melalui ketetapan MPR No.7 tahun 2001 mengenai Visi Indonesia Masa
Depan. Dalam ketetapan tersebut menyatakan bahwa Visi Indonesia Masa Depan terdiri atas 3
visi, yaitu :
– Visi ideal ialah cita-cita luhur bangsa Indonesia sebagaimana dimaksudkan dalam UUD 45
yaitu pada alinea kedua dan keempat.
– Visi antara, yaitu visi bangsa Indonesia pada tahun 2020 yang berlaku samapai dengan tahun
2020.
– Visi lima tahunan, yaitu sebagaimana dimaksudkan dalam GBHN (Garis-Garis Besar Haluan
Negara).
Menurut Hamdan Mansoer, mewujudkan bangsa yang religius, manusiawi, demokratis,
bersatu, adil dan sejahtera pada dasarnya merupakan upaya menjadikan nilai-nilai pancasila

22 | P a g e
23

sebagai cita-cita bersama. Bangsa yang demikian merupakan ciri dari masyarakat madani
Indonesia. Sebagai suatu cita-cita, nilai-nilai pancasila diambil dimensi idealismenya. Sebagai
nilai-nilai ideal, penyelenggaraan negara hendaknya berupaya bagaimana menjadikan kehodupan
bernegara Indonesia ini semakin dekat dengan nilai-nilai ideal tersebut.

2. Perwujudan Pancasila Sebagai Kesepakatan atau Nilai Integratif Bangsa


Nilai Integratif Perwujudan pancasila sebagai ideologi negara yang berarti bahwa pancasila
sebagai sarana pemersatu dan prosedur penyelesaian konflik perlu pula dijabarkan dalam praktik
kehidupan bernegara. Nilai integratif pancasila mengandung makna bahwa pancasila dijadikan
sebagai sarana pemersatu dalam masyarakat dan prosedur penyelesaian konflik. Masyarakat
Indonesia telah menerima pancasila sebagai sarana pemersatu, yang artinya sebagai suatu
kesepakatan bersama bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya disetujui sebagai milik
bersama. Pancasila dijadikan semacam social ethics dalam masyarakat yang heterogen.

Pancasila sebagai kesepakatan diartikan sebagai konsensus bahwa dalam hal konflik maka
lembaga politik yang diwujudkan bersama akan memainkan peran sebagai penengah.
Apakah pancasila dapat digunakan secara langsung mempersatukan masyarakat dan
mencegah konflik ?. Jawabannya tidak, tetapi prosedur penyelesaian konflik yang dibuat
bersama, baik yang meliputi lembaga maupun aturan itulah yang diharapkan mampu
menyelesaikan konflik yang terjadi di masyarakat. Fungsi pancasila sebagai ideologi negara
dalam hal ini yaitu sebagai pembuatan prosedur penyelesaian konflik, nilai-nilai pancasila
menjadi landasan normatif bersama.

Nilai-nilai pancasila hendaknya mewarnai setiap prosedur penyelesaian konflik yang ada di
dalam masyarakat. Secara normatif dapat dinyatakan bahwa penyelesaian suatu konflik
hendaknya dilandasi oleh nilai-nilai religius, nilai kemanusiaan, mengedepankan persatuan,
menjunjung tinggi prosedur demokratis dan berujung pada terciptanya keadilan.

Sekian pembahasan pengertian pancasila sebagai ideologi negara dan fungsi pancasila sebagai
ideologi negara, semoga tulisan saya mengenai pengertian pancasila sebagai ideologi negara dan
fungsi pancasila sebagai ideologi negara dapat bermanfaat.

23 | P a g e
24

BAB III

1.1 KESIMPULAN
Pancailai sebagai dasar negara dan pandangan hidup sekaligus juga merupakan ideologi negara.
Sebagai ideologi negara berarti pancasila merupakan gagasan dasar yang berkenaan dengan
kehidupan negara.Pancasila bukan hanya suatu yang bersifat statis melandasi berdirinya negara
Indonesia akan tetapi pancasila membawakan gambaran mengenai wujud masyarakat tertentu
yang diinginkan serta prinsip-prinsip dasar yang harus diperjuangkan untuk mewujudkannya.
Pancasila membawakan nilai-nilai tertentu yang digali dari realitas sodio budaya bangsa
Indonesia. Ideologi membawakan kekhasan tertentu yang membedakannya dengan ideologi
lainnya. Kehasan itu adalah keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa,yang membawa
konsekuensi keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Keberadaan ideologi
Pancasila dilihat dari dimensi realitas membawakan nilai-nilai yang mencerminkan realitas
sosiobudaya bangsa Indonesia, dari segi idealitas mamidpu memberikan keyakian akan
terwujudnya masyarakat yang dicita-citakan, dan dari dimensi Fleksibilitas, nilai-nilai yang ada

24 | P a g e
25

didalamnya dapat dijabarkan secara konstektual agar senantiasa dapat menyesuaikan dengan
dinamika dan perkembangan masyarakat.

1.2 Kritik dan Saran

Sebagai rakyat Indonesia kita sebaiknya selalu menjaga ideologi negara kita yaitu Pancasila
karena pancasila merupakan gagasan dasar yang berkenaan dengan kehidupan negara.

25 | P a g e
26

DAFTAR PUSTAKA

https://www.romadecade.org/sejarah-pancasila/#!
https://pandaibesi.com/makna-pancasila-sebagai-dasar-
negara/#Makna_Pancasila_Sebagai_Dasar_Negara
https://tirto.id/sejarah-hari-lahir-pancasila-yang-diperingati-besok-1-juni-2018-cLt3
https://thegorbalsla.com/pengertian-pancasila/
http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-dan-fungsi-pancasila-sebagai-ideologi-
negara.html
http://saranghaeqoutes.blogspot.com/2016/04/makalah-pancasila-sebagai-sistem.html

26 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai