PENDIDIKAN PANCASILA
“FUNGSI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA”
DISUSUSN OLEH
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyusun makalah ini.
Makalah ini berjudul “ Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara ” yang disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pancasila.
Saya sudah berusaha menyusun makalah ini sebaik mungkin, akan tetapi saya menyadari
kesalahan dan kealfaan, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun berkat arahan,
bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan dan bimbingan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca
umumnya. Amin
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai dasar negara, Pancasila kembali diuji ketahanannya dalam era reformasi
sekarang. Merekahnya matahari bulan Juni 1945, 67 tahun yang lalu disambut dengan lahirnya
sebuah konsepsi kenengaraan yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yaitu lahirnya
Pancasila.
Sebagai dasar negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila memang
merupakan karunia terbesar dari Tuhan YME dan ternyata merupakan light-star bagi segenap
bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan
kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa, serta sebagai
pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari, dan yang jelas tadi telah
diungkapkan sebagai dasar serta falsafah negara Republik Indonesia.
Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh perumus Pancasila itu ialah, Mr
Mohammad Yamin, Prof Mr Soepomo, dan Ir Soekarno. Dapat dikemukakan mengapa Pancasila
itu sakti dan selalu dapat bertahan dari guncangan kisruh politik di negara ini, yaitu pertama ialah
karena secara intrinsik dalam Pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa yang menantang
Pancasila berarti dia menentang toleransi.
Kedua, Pancasila merupakan wadah yang cukup fleksibel, yang dapat mencakup faham-
faham positif yang dianut oleh bangsa Indonesia, dan faham lain yang positif tersebut
mempunyai keleluasaan yang cukup untuk memperkembangkan diri. Yang ketiga, karena sila-
sila dari Pancasila itu terdiri dari nilai-nilai dan norma-norma yang positif sesuai dengan
pandangan hidup bangsa Indonesia, dan nilai serta norma yang bertentangan, pasti akan ditolak
oleh Pancasila, misalnya Atheisme dan segala bentuk kekafiran tak beragama akan ditolak oleh
bangsa Indonesia yang bertuhan dan ber-agama.
Diktatorisme juga ditolak, karena bangsa Indonesia berprikemanusiaan dan berusaha
untuk berbudi luhur. Kelonialisme juga ditolak oleh bangsa Indonesia yang cinta akan
kemerdekaan. Sebab yang keempat adalah, karena bangsa Indonesia yang sejati sangat cinta
kepada Pancasila, yakin bahwa Pancasila itu benar dan tidak bertentangan dengan keyakinan
serta agamanya.
Dengan demikian bahwa falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia yang
harus diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia agar menghormati, menghargai, menjaga
dan menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan
proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini. Sehingga baik
1
golongan muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tanpa
adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pancasila ?
2. Apa yang dimaksud dengan dasar Negara ?
3. Menguraikan proses perumusan pancasila sebagai dasar Negara ?
4. Jelaskan kedudukan dan fungsi pancasila sebagai dasar Negara ?
5. Jelaskan makna pancasila sebagai dasar Negara ?
6. Jelaskan Kelebihan pancasila sebagai dasar Negara ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari pancasila.
2. Untuk mengetahui pengertian dasar Negara.
3. Untuk mengetahui rumusan pancasila sebagai dasar Negara.
4. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi pancasila sebagai dasar Negara
5. Untuk mengetahui makna pancasila sebagai dasar Negara
6. Untuk mengetahui kelebihan pancasila sebagai dasar Negara
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila
Kedudukan dan fungsi Pancasila jika dikaji secara ilmiah memiliki pengertian yang luas,
baik dalam kedudukannya sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa, ideologi negara dan
sebagai kepribadian bangsa bahkan dalam proses terjadinya, terdapat berbagai macam
terminologi yang harus kita deskripsikan secara obyektif. Oleh karena itu untuk memahami
Pancasila secara kronologis baik menyangkut rumusannya maupun peristilahannya maka
pengertian Pancasila meliputi :
3
namun yang dimaksudkan dasar negara Indonesia adalah disebut dengan Pancasila. Hal ini
didasarkan atas interpretasi historis terutama dalam rangka pembentukan rumusan dasar negara
yang secara spontan diterima oleh peserta sidang BPUPKI secara bulat.
Istilah presiden soekarno ialah” dasar statis“ dan “ Leitsatar dinamis “ di kutip sebagai
berikut :
“ . . . bahwa bagi Republik Indonesia, kita memerlukan satu dasar yang bisa menjadi dalam
statis dan yang bisa menjadi Leitstar dinamis. Leitstar, bintang pimpinan”.
4
Hal-hal yang berkaitan dengan siding perumusan Pancasila sebagai dasar Negara :
1. SIDANG BPUPKI (Tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945)
Sidang BPUPKI pertama dilaksanakan selama 4 hari, berturut-turut yang tampil untuk berpidato
menyampaikan usulannya adalah sebagai berikut :
a. Mr. muh. Yamin, tanggal 29 Mei 1945 mengusulkan rumusan dasar Negara yaitu sebagai
berikut :
1) Peri kebangsaan, 4) Peri kerakyatan,
2) Peri kemanusiaan, 5) Kesejahteraan rakyat (kadilan sosial).
3) Peri ketuhanan,
Selain usulan tersebut, pada akhir pidatonya Mr. Muh. Yamin menyerahkan naskah sebagai
lampiran yaitu suatu rancangan ususlan sementara berisi rumusan UUD RI dan rancangan itu
dimulai dengan pembukaan yang rumusan dasar negaranya adalah sebagai berikut :
1) Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Kebangsaan dan persatuan Indonesia.
3) Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Ir. Soekarno (Tanggal 1 Juni 1945)
Usulan dasar Negara dalam siding BPUPKI pertama berikutnya adalah dari Ir. Soekarno. Beliau
mengusulkan rumusan dasar Negara yang diberi nama Pancasila yaitu sebagai berikut:
1) Nasionalisme (kebangsaan Indonesia).
2) Internasionalisme (peri kemanusiaan).
3) Mufakat (demokrasi).
4) Kesejahteraan sosial.
5) Ketuhanan Yang Maha Esa (Ketuhanan Yang Berkebudayaan).
c. Rumusan dasar Negara menurut Piagam Jakarta (Tanggal 22 Juni 1945)
Setelah sidang pertama selesai, dibentuk panitia perumus yang tugasnya adalah menggolong-
golongkan usulan-usulan pada rapat BPUPKI pertama. Jumlah tim perumus tersebut adalah
delapan orang.
Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan pertemuan antara panitia kecil (Tim Perumus) dengan
sebagian anggota BPUPKI yang kebetulan ada acara di Jakarta. Disepakati dibentuk panitia kecil
yang jumlahnya Sembilan orang yang terkenal dengan panitia Sembilan. Anggota panitia
tersebut adalah Ir. Soekarno, Wachid Hasyim, Mr. Muh. Yamin, Mr. Maramis, Drs. Moh. Hatta,
Mr. Soebardjo, Kyai Abdul Kahar Moezakir, Abikoesno Tjokrosoejoso, dan Haji Agus Salim.
Panitia Sembilan ini setelah mengadakan pertemuan secara masak dan sempurna telah mencapai
suatu hasil yang baik yaitu suatu modus atau persetujuan antara golongan islam dan golongan
nasionalis. Modus atau persetujuan tersebut dituangkan dalam suatu rancangan Pembukaan
5
Hukum Dasar, yang terkenal dengan Piagam Jakarta dengan rumusan dasar Negara sebagai
berikut :
1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari‟at islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Persatuan Indonesia.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Pembentukan PPKI
Kemenangan sekutu dalam perang dunia membawa hikmah bagi bangsa Indonesia. Pada tanggal
7 Agustus 1945 diumumkan akan dibentuk PPKI (Dokuritzu Zyunbi Linkai). Untuk keperluan
itu, tanggal 8 Agustus 1945 Ir. Soekarno, Moh. Hatta, dan Dr. Radjiman diberangkatkan ke
Saigon atas panggilan Jendral Besar Terauchi, Saiko Sikikan untuk daerah selatan. Indonesia
termasuk wilayah kekuasaan Jendral Terauchi. Menurut Soekarno, Jendral Terauchi pada tanggal
9 Agustus 1945 memberikan kepadanya tiga cap yaitu :
a. Soekarno diangkat sebagai Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, Moh. Hatta
sebagai wakil ketua, dan Radjiman sebagai anggota.
b. Panitia persiapan boleh mulai bekerja pada tanggal 9 Agustus 1945.
c. Cepat atau lambat pekerjaan panitia diserahkan sepenuhnya kepada panitia Jepang.
Sekembalinya dari Saigon (Vietnam Selatan) tanggal 14 Agustus 1945, di Kemayoran Ir.
Soekarno mengumumkan di muka orang banyak bahwa bangsa Indonesia akan merdeka sebelum
jagung berbunga (secepat mungkin) dan kemerdekaan Indonesia bukan hadiah dari Jepang
melainkan merupakan hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri. Oleh karena itulah, maka ketua
PPKI kemudian menambah sejumlah anggota atas tanggung jawab sendiri. Dengan demikian,
sifat panitia persiapan itu berubah menjadi badan pendahuluan bagi komite nasional. Anggota-
6
anggota panitia ini datang dari seluruh kepulauan Indonesia sebagai wakil daerah masing-
masing, kemudian ditambah enam orang lagi sebagai wakil golongan yang terpenting dalam
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang
pada hakikatnya juga sebagai komite nasional memiliki sifat representative, sifat perwakilan bagi
seluruh bangsa Indonesia.
7
D. Kedudukan dan Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara
1. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
yaitu Pancasila sebagai dasar dari penyelenggaraan kehidupan bernegara bagi Negara Republik
Indonesia. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara sesuai dengan apa yang tersurat dalam
pembukaanUndang-Undang Dasar 1945 alenia 4 antara lain menegaskan:
“…..,maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha esa.
kemanusiaan yang adildan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Dengan kedudukan yang istimewa tersebut, selanjutnya
dalam proses penyelenggaraan kehidupan bernegara memiliki fungsi yang kuat pula. Pasal-pasal
Undang-Undang Dasar 1945 menggariskan ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi
pancasila dalam proses penyelenggaraan kehidupan bernegara. Untuk lebih rincinya kedudukan
pancasila sebagai dasar Negara, antara lain :
a. Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segalasumber hukum (sumber tertib
hukum) Indonesia
b. Pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum Indonesia yang dalam Pembukaan UUD
1945 dijabarkan dalam empatpokok pikiran
c. Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara baikhukum dasar tertulis maupun
tidak tertulis.
d. Pancasila mengandung norma yang mengharuskan UUD 1945mengandung isi yang
mewajibkan pemerintah danpenyelenggara negara termasuk penyelenggara partai.
Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara tentu harus dipahami karena pancasila merupakan salah
satu elemen paling penting dalam negara kita ini. Pancasila adalah suatu idoelogi yang dipegang
erat bangsa Indonesia. istilah Pancasila diperkenalkan oleh sosok Bung Karno saat sidang
BPUPKI I . Pancasila kemudian menjadi sebuah landasan berdirinya negara Indonesia.
8
Pancasila merupakan dasar falsafah Negara atau disebut sebagai ideology Negara. Pancasila
merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur penyelanggaran Negara. Sebagai dasar
Negara, pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang meliputi suasana kebatinan atau cita-
cita hukum,sehinga merupakan suatu sumber nilai, norma, serta kaidah, baik moral maupun
hukum Negara, dan menguasai hukum dasar, baik tertulis maupun tidak tertulis. Sebagai sumber
dari segala sumber hukum, pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu pembukaan UUD
1945 yang di lanjutkan dalam pokok-pokok pikiran UUD 1945 yang meliputi suasana kebatinan
dari UUD 1945 dan pada akhirnya di jabarkan pada pasal-pasal UUD 1945 serta hukum
positif lainya.
9
F. Kelebihan Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai ideologi memiliki karakter utama sebagai ideologi nasional. Ia adalah
cara pandang dan metode bagi seluruh bangsa Indonesia untuk mencapai cita-citanya, yaitu
masyarakat yang adil dan makmur. Pancasila adalah ideologi kebangsaan karena ia digali dan
dirumuskan untuk kepentingan membangun negara bangsa Indonesia. Pancasila yang memberi
pedoman dan pegangan bagi tercapainya persatuan dan kesatuan di kalangan warga bangsa dan
membangun pertalian batin antara warga negara dengan tanah airnya. Pandangan Soekarno yang
demikian ini merupakan pengulangan dari apa yang pernah ia ucapkan pada Pidato 1 Juni, Hari
Lahirnya Pancasila.
Bukti bahwa ideologi pancasila lebih baik dari dua ideologi itu karena Pancasila memuat
pokok-pokok pikiran sedemikian rupa :
· Pertama, sila Ketuhanan
memuat pokok-pokok pikiran bahwa manusia Indonesia menganut berbagai agama, dengan kata
lain ada kebebasan untuk beragama dan tidak beragama, serta ada kebebasan untuk berpindah
agama (keyakinan)nya. Bahkan mereka yang tidak percaya kepada Tuhan-pun, karena
toleransinya yang sudah menjadi sifat bangsa Indonesia, mengakui bahwa kepercayaan kepada
Tuhan Yang Maha Kuasa merupakan karakteristik dari bangsanya, sehingga mereka menerima
sila Pertama ini.
· Kedua, Nasionalisme Indonesia
(maksudnya sila ke-3 dari Pancasila) bukanlah chauvinisme. Bangsa Indonesia tidak
menganggap diri lebih unggul dari bangsa lain. Ia tidak pula berusaha untuk memaksakan
kehendaknya kepada bangsa-bangsa lain (bandingkan dengan ideologi imperialisme dan
kapitalisme). Di Barat, Nasionalisme berkembang sebagai kekuatan agresif yang mencari daerah
jajahan demi keuntungan ekonomi nasionalnya. Di Asia, Afrika, dan Amerika Latin
nasionalisme adalah gerakan pembebasan, gerakan protes terhadap penjajah akibat penindasan
Barat.
· Ketiga, Internasionalisme
(maksudnya sila Kemanusiaan yang adil dan beradab) menghendaki setiap bangsa mempunyai
kedudukan yang sederajat, setiap bangsa menghargai dan menjaga hak-hak semua bangsa.
· Keempat, demokrasi
(maksudnya sila ke-4 dari Pancasila) telah ada sejak dahulu di bumi Indonesia meskipun
bentuknya beda dengan demokrasi yang ada di Barat. Demokrasi di Indonesia mengenal tiga
prinsip: mufakat, perwakilan, dan musyawarah.
· Kelima, Keadilan Sosial
Pada sila ini terkandung maksud untuk keadilan dan kemakmuran sosial, jadi bukan keadilan dan
kemakmuran individu. Hanya dalam suatu masyarakat yang makmur berlangsung keadilan
sosial.
10
Sebagai bukti bahwa (ideologi) Pancasila mendapat dukungan dari seluruh rakyat
Indonesia, Soekarno mengajak semua unsur (golongan) yang ada di Indonesia dalam pidatonya
itu.
Mereka yang ikut di belakang Soekarno pada waktu itu adalah: para pejabat tinggi dan para
politisi. Mereka terdiri atas para panglima militer, ulama besar dari berbagai agama yang ada di
Indonesia. Ada pimpinan Partai Komunis Indonesia, ada perwakilan dari golongan Katolik dan
Protestan, dan ada pula sejumlah pimpinan dari golongan nasionalis (PNI dan lain-lain).
Diikutsertakan dalam delegasi ke SU PBB itu adalah wakil buruh, tani, wakil golongan
perempuan, dan wakil golongan cendekiawan.
Mengingat Pancasila, terutama demokrasi yang menitikberatkan musyawarah-mufakat, yang
tidak ada dalam demokrasi Barat, maka Soekarno mengajak supaya bangsa-bangsa di dunia
mengikuti ideologi Pancasila. Demikianlah kata Soekarno dalam sidang itu, „Cara musyawarah
ini dapat dijalankan, karena wakil-wakil bangsa kami berkeinginan agar cara-cara itu dapat
berjalan….. semua menginginkannya, karena semuanya menginginkannya tercapainya tujuan
jelas dari Pancasila, dan tujuannya yang jelas itu ialah masyarakat adil dan makmur.‟
Dewasa ini, alih-alih Pancasila bisa diterima bangsa-bangsa di dunia, nasib ideologi
Pancasila pun di dalam negeri masih dalam pertaruhan. Penyelewengan terhadap Pancasila mulai
kentara di era Orde Baru. Pancasila telah dijadikan instrumen politik untuk menjaga status quo.
Pancasila telah dijadikan asas tunggal. Yaitu satu-satunya asas yang menjadi dasar untuk hidup
berbangsa, bernegara, bermasyarakat, termasuk dalam asas Politik. Pancasila kemudian dijadikan
tafsir yang bersifat monolitik, direktif, kaku, dan berorientasi „menghukum‟ lawan-lawan politik
pemerintah. Ada usaha, memang, untuk mengembalikan Pancasila berikut tafsirnya, sesuai
dengan semangat para pejuang kemerdekaan, Pancasila yang dikehendaki Soekarno, Pancasila
yang ditawarkan ke Sidang Umum PBB 30 September 1960. Tetapi, kondisi sekarang sudah
berbeda dengan kondisi ketika Soekarno masih berkuasa. Indonesia sekarang, bahkan mulai
Orba berkuasa, sudah dicengkram oleh kekuatan Neoliberalisme (penjajah baru yang lebih masif
dan canggih dibandingkan dengan nenek moyangnya, Imperialisme dan Kapitalisme).
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas maka saya menyimpulkan beberapa inti dari materi di atas yakni
bahwa Pancasila adalah suatu landasan yang terdiri dari lima sila (pancasila) ,yang mengundung
nilai-nilai luhur kebudayaan yang tertanam dalam darah daging perjuangan kebangsaan dan
kenegaraan. Berdasarkan pendapat Muhammad Yamin dalam bahasa Sansekerta kata Pancasila
memiliki dua macam arti secara leksikal, yaitu : Panca artinya lima Syila artinya batu sendi,
dasar, atau Syiila artinya peraturan tingkah laku yang baik/senonoh. Pancasila sekaligus di asuh
sebagai landasan Negara dengan kandungan nilai-nilai kesutuan dan keanekaragamanya.
Maka pancasila merupakan suatu gagasan pegangan yang menjadi patokan dalam menjalankan
amanah dan fungsi keNegaraan, keBangsaan, keMasyarakat.
B. SARAN
Saran saya adalah agar pembaca dapat mengetahui dan memahami arti dari Pancasila dan
proses perumusan Pancasila sebagai landasan atau dasar Negara bagi bangsa Indonesia serta
makna yang terkandung dalam Pancasila sebagai dasar Negara dan kelebihan yang di miliki
Pancasila dibandingkan dengan ideology lainnya.
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka kami memerlukan
saran maupun kritik yang bersifat membangun dari para pembaca.
12
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakar, Suardi dkk. 2007. Kewarganegaraan 3 untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Yudistira.
Bambang, Sugiyarto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA/MA Kelas XII. Surakarta:
Grahadi
Nopirin. 1980. Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila, Cet. 9. Jakarta: Pancoran Tujuh.
Salam, H. Burhanuddin, 1998. Filsafat Pancasilaisme. Jakarta: Rineka Cipta.
13