Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PANCASILA

“Pancasila sebagai Sistem Falsafat Negara”

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila

Dosen Pengampu :
Musleh Herry,SH., M.Hum

Disusun Oleh :

Faiqotur Rizqiyah (210203110004)


Miftakhul Anam (210203110010)
‘Ainur Rosyida Luthfiana (210203110023)
Afnan Fairuz (210203110026)
Dani Naufal (210203110028)
Yayuk Safitri (210203110031)

PRODI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARIAH

UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kepada Allah atas segala rahmat yang dilimpahkan kepada kami,
sehingga makalah yang bertajuk “Pancasila sebagai Sistem Falsafat Negara” dapat kami
selesaikan dengan saksama. Shalawat dan salam semoga tetap tersampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW. Yang telah menjadi pelita pengetahuan bagi kita semua.

Selanjutnya kami sampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh rekan-rekan


mahasiswa program studi Hukum Tata Negara, khususnya kelas A, yang telah mendukung
penyusunan karya ilmiah ini. Ucapan terima kasih juga kami haturkan kepada bapak Musleh
Herry SH., M.Hum selaku dosen pengampu mata kuliah Pancasila yang telah membimbing
kami dalam proses penyusunan karya ilmiah ini, sehingga karya ilmiah ini bisa dapat kami
selesaikan.

Akhirnya, kami sadar bahwa tidak satupun sesuatu yang bisa mencapai titik puncak
kesempurnaan. Termasuk karya ilmiah ini, yang di dalamnya masih sangat banyak
kesalahan- kesalahan perlu diperbaiki. Oleh sebab itu, dengan rendah hati kami sebagai
penyusun sangat menantikan segala kritik konstruktif dari para pembaca sekalian. Untuk
kemudian, kritik demi kritik dari para pembaca dapat memperbaiki berbagai kesalahan yang
terdapat dalam karya ilmiah ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bondowoso, 11 November 2021

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………...………………………………………….. I

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………. II

BAB I (PENDAHULUAN) ………………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang Masalah .……………………………………………...……… 1


B. Rumusan Masalah ….…………………………………………………………. 2
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………..…...… 2

BAB II (PEMBAHASAN) …………………………………………………………… 3


A. Dasar kedudukan Pancasila sebagai Falsafah………........................................ 3
B. Fungsi dan konsep pancasila sebagai Falsafah Negara….…………………...... 4

C. Bukti bahwa Pancasila Dijadikan sebagai Falsafah Negara. ........................... 10


BAB III (PENUTUP) ………………………………………………………………… 12
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………. 12
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………... 12

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada umumnya di dunia ini terdapat berbagai macam dasar negara yang
menyokong negara itu sendiri agar tetap berdiri kokoh, teguh, serta agar tidak terombang
ambing oleh persoalan yang muncul pada masa kini. Pada hakikatnya ideologi
merupakan hasil refleksi manusia berkat kemampuannya mengadakan distansi terhadap
dunia kehidupannya. Maka terdapat sesuatu yang bersifat dialektis antara ideologi
dengan masyarat negara. Di suatu pihak membuat ideologi semakin realistis dan pihak
yang lain mendorong masyarakat mendekati bentuk yang ideal. Idologi mencerminkan
cara berpikir masyarakat, bangsa maupun negara, namun juga membentuk masyarakat
menuju cita-citanya. Indonesia pun tak terlepas dari hal itu, dimana Indonesia memiliki
dasar negara yang sering kita sebut Pancasila. Pancasila sebagai ideologi menguraikan
nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara dan karakteristik Pancasila sebagai ideologi
negara. Sejarah indonesia menunjukan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat
Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta
membimbingnya dalam mengejar kehidupan yang layak dan lebih baik, untuk mencapai
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.Pancasila merupakan kesatuan yang tidak
bisa dipisahkan, karena dalam masingmasing sila tidak bisa di tukar tempat atau
dipindah. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan
negara Indonesia.
Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara
seperti tercantum dalam pembukaan UndangUndang Dasar 1945 merupakan kepribadian
dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya,
sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari
kehidupan bangsa Indonesia. Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar
sebagai bangsa Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwijudkan dalam pergaulan
hidup sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermatabat dan
berbudaya tinggi. Melalui makalah ini diharapkan dapat membantu kita dalam berpikir
lebih kritis mengenai arti Pancasila.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana kedudukan pancasila sebagai dasar falsafah negara ?

2. Bagaimana fungsi dan konsep pancasila sebagai falsafah negara ?

3. Apa bukti bahwa pancasila dijadikan sebagai falsafah negara ?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kedudukan pancasila sebagai dasar falsafah negara.

2. Untuk mengetahui fungsi dan konsep pancasila sebagai falsafah negara.

3. Untuk mengetahui bukti bahwa pancasila dijadikan sebagai falsafah negara.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dasar kedudukan Pancasila sebagai Falsafah

Pancasila berasal dari kata “Panca” yang berarti lima dan “Sila” atau
“Syila” yang berarti batu sendi atau dasar. Pancasila merupakan lima batu sendi
atau lima tingkah laku yang baik1. Pancasila berisi tentang pedoman dalam
bertingkah laku, pandangan hidup serta dijadikan sebagai dasar negara bangsa
Indonesia. Pancasila memiliki peran yang Sangat penting bagi bangsa Indonesia
agar tidak terombang ambing dalam menghadapi berbagai permasalahan, baik
permasalahan yang berasal dari dalam maupun luar bangsa Indonesia sendiri.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata falsafah bermakna anggapan,
gagasan dan sikap batin yang paling dasar yang dimiliki oleh orang atau suatu
masyarakat. Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia berarti setiap
aspek kegiatan yang diselenggaran oleh bangsa Indonesia harus sesuai dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Sebagai dasar falsafah negara
Indonesia, pancasila mengandung nilai-nilai yang diagungkan serta dijunjung
tinggi oleh bangsa Indonesia.

Kedudukan pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia yakni


pancasila menjadi satu-satunya ideologi yang menjadi dasar utama dalam
pelaksanaan cita-cita dan tujuan pokok negara. Cita-cita dan tujuan pokok negara
Indonesia tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke IV. Pancasila sebagai
dasar falsafah negara Indonesia mewajibkan bagi masyarakatnya untuk
mengimplementasikan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dengan demikian, nilai-nilai pancasila akan terus hidup dan
berkembang ditengah-tengah masyarakat Indonesia. Pancasila sebagai dasar
falsafah negara juga dapat dimaknai bahwa pancasila menjadi dasar moral
negara. Pancasila melahirkan hukum etik yang menjadi dasar pemikiran untuk
mengatur tata masyarakat sekaligus tata kelola hukum yanga ada di Indonesia.

1
Ubaidillah, “ Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Terhadap Pembentukan Karakter Peserta
Didik”. Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol. 14 No. 1 [Maret, 2018]. Hal 27.

3
Oleh karena itu, seluruh hukum yang menjadi sumber tertib hukum yang ada di
Indonesia harus berlandaskan atas asas dan nilai-nilai pancasila.

. Dengan dipahamaninya Pancasila sebagai dasar falsafah negara, maka


akan tercipta bangsa Indonesia yang saling menghormati, menghargai serta
menjalankan norma yang terkandung dalam sila pancasila sehingga bangsa
Indonesia akan kuat dan kokoh dalam menghadapi berbagai problematika yang
muncul terutama di era globalisasi seperti ini.

B. Fungsi dan konsep pancasila sebagai Falsafah Negara

Sistem merupakan suatu bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lain, saling
bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang dimilikinya. Atau dapat dipahami sebagai
bagian yang utuh. Pada dasarnya suatu sistem filsafat mengajarkan tentang falsafah hidup,
etika (tata nilai), hakikat realitas, dan teori terjadinya pengetahuan yang dimiliki oleh
manusia serta logikanya. Filsafat dalam sistem pancasila merupakan suatu konsep yang
berhubungan dengan dasar negara yang terdiri dari lima sila sebagai unsur yang memiliki
fungsi pada bagiannya masing-masing.

Hakikat tujuannya adalah sama, yaitu untuk menertibkan kehidupan berbangsa dan
bernegara di Indonesia. Sedangkan sebagai sistem filsafat atau dasar negara, pancasila
merupakan suatu sumber dari segala hukum yang berlaku di negara Indonesia. Pancasila
dapat dimaknai sebagai pandangan atau tujuan hidup bangsa Indonesia yang pada dasarnya
untuk mempersatukan bangsa Indonesia, serta memberi petunjuk di dalam menggapai
kesejahteraan, dan kebahagiaan lahir batin pada masyarakat yang beraneka ragam sifatnya.
Filsafat Pancasila merupakan sistem filsafat yang menjadikan pancasila sebagai objek
dasarnya, yaitu objek pancasila yang benar dan sah sesuai dengan yang tercantum di dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 alenia yang ke-4.

Pancasila pada dasarnya merupakan suatu sistem filsafat yang saling berkaitan
antara satu sila dengan yang lain, lebih tepatnya suatu kesatuan organik yang tidak dapat
dipisahkan. Keterkaitan antara sila satu dengan sila yang lain dalam Pancasila saling
mengkualifikasikan satu sama lain. Untuk itu, pancasila pada dasarnya merupakan suatu
sistem, yang memiliki korelasi pada bagian-bagiannya, dan memiliki hubungan yang erat
sehingga mampu membentuk sebuah struktur yang menyeluruh. Dasar pemikiran yang

4
terkandung dalam pancasila erat kaitannya dengan sistem ideologi bernegara, yang tidak
dapat dilepaskan dari pemikiran tentang hubungan manusia dengan Tuhan-Nya, dirinya,
sesama manusianya, dan masyarakat bangsa dan negara (Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya. Kenyataan yang terdapat dalam pancasila, dapat dipahami
sebagai kenyataan obyektif, yaitu suatu realitas yang ada pada Pancasila yang terbebas dari
pengetahuan manusia atau yang lain. Sehingga sebagai suatu sistem filsafat, pancasila
memiliki ciri khas yang tidak sama dengan sistem-sistem filsafat yang lain. Contohnya
yaitu: komunisme, liberalisme, materialisme, dan aliran filsafat yang lainnya. Keterkaitan
sila satu dengan yang lainnya didalam pancasila pada hakikatnya tidaklah menjadi satu
kesatuan yang bersifat formal dan logis. Melainkan terdiri dari satu kesatuan dasar dari
ontologis, epistimologis, dan aksiologis yang bersumber dari sila yang ada didalam
pancasila.

berkeadilan sosial ialah manusia. Dengan demikian, dapat dipahami dari segi
kefilsafatan Neara, faktor pendukungnya berasal dari rakyat, dan unsur rakyat sendiri pada
dasarnya adalah manusia. Sehingga,tepat sekali jika dalam filsafat Pancasila, hakikat dasar
ontopologis dari sila-sila yang ada di dalamnya adalahmanusia.

Kedudukan manusia sebagai penyokong dari ide pokok sila-sila yang ada secara
ontologis mempunyai suatu hal yang absolut, antara lain tersusun dari kodrat, jiwa dan
raga, jasmani dan rohani. Sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, dan kedudukan
kodrat manusia sebagai individu yang berdiri sendiri dan sebagai makhluk dari Tuhan
Yang Maha Esa, pada dasarnya merupakan sifat kodrat dari manusia. Oleh sebab itu,
sebagai makhluk sosial dan makhluk Tuhan, maka secara hierarkis sila pertama yang ada
pada pancasila berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa yang menjadi dasar dan menjiwai
keempat sila-sila lainnya.

a. Dasar Ontologis

Aristoteles menjelaskan bahwa Ontologi merupakan suatu ilmu yang mencari


kebenaran dari esensi sesuatu atau tentang keberadaan, adanya sifat eksistensi
(keberadaan) dapat dipahami sebagai metafisika. (Safitri 2021: 7). Beberapa persoalan
terkait dengan ontologis antara lain sebagai berikut: Pertama, Apa asas dari sesuatu itu?
Kedua, Apa kenyataan yang terlihat ini berarti sebuah realitas sebagai bentuknya, yaitu
benda? Ketiga, Adakah suatu hal tersembunyi di balik realitas itu, sebagaimana yang
terlihat pada makhluk hidup?. Ontologi merupakan salah satu bidang yang menyelidiki

5
makna yang terdapat pada manusia eksistensi, kosmologi, dan metafisika. Pada dasarnya,
secara ontologis, pencarian terhadap pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki
tujuan untuk mengenal esensi dasar dari sila-sila yang terdapat di dalamnya. Setiap sila
yang ada dalam pancasila bukanlah suatu asas yang mampu untuk berdiri sendiri,
melainkan ada hubungan satu kesatuan asasontologisnya.

Dasar Ontologis pancasila pada dasarnya merupakan manusia yang mempunyai dasar
yang absolut. Subyek penyokong dari pokok pancasila berasal dari manusia, hal itu bisa
dilihat dari pernyataan berikut: “Bahwa yang berke-TuhananYang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan, berkerakyatan yang dipimpin oleh
hikmah permusyawaratan/ perwakilan, serta yang berkeadilan sosial ialah manusia.
Dengan demikian, dapat dipahami dari segi kefilsafatan Neara, faktor pendukungnya
berasal dari rakyat, dan unsur rakyat sendiri pada dasarnya adalah manusia.
Sehingga,tepat sekali jika dalam filsafat Pancasila, hakikat dasar ontopologis dari sila-sila
yang ada di dalamnya adalahmanusia.

Kedudukan manusia sebagai penyokong dari ide pokok sila-sila yang ada secara
ontologis mempunyai suatu hal yang absolut, antara lain tersusun dari kodrat, jiwa dan
raga, jasmani dan rohani. Sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, dan kedudukan
kodrat manusia sebagai indi2vidu yang berdiri sendiri dan sebagai makhluk dari Tuhan
Yang Maha Esa, pada dasarnya merupakan sifat kodrat dari manusia. Oleh sebab itu,
sebagai makhluk sosial dan makhluk Tuhan, maka secara hierarkis sila pertama yang ada
pada pancasila berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa yang menjadi dasar dan menjiwai
keempat sila-sila lainnya.

b. Dasar Epistemologis

Epistemologi merupakan cabang filsafat yang menganalisis pokok, susunan, term,


tata cara, dan otoritas suatu ilmu pengetahuan. Epistemologi mempelajari asal mula
pengetahuan, metode dan ketentuan terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmu
pengetahuan. Epistemologi adalah ilmu tentang teori terjadinya ilmu atau dipahami
sebagai science of science. Menurut Titus (1984: 20) terdapat tiga persoalan yang
mendasar dalam epistemologi, yaitu: a) tentang sumber pengetahuan dari manusia; b)
tentang teori kebenaran pengetahuan manusia; c) tentang watak pengetahuan manusia.

2
Referensi Koentjaraningrat. 1980. Manusia dan Kebudayaan Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia. Nopirin. 1980.

6
Dasar epistemologis pancasila sebagai sistem filsafat, hakikatnya juga merupakan
suatu sistem pengetahuan. Dalam kehidupan seharihari pancasila merupakan pedoman
atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia,
masyarakat, bangsa dan negara terkait dengan makna hidup, serta dasar bagi manusia
dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dalam hidup dan kehidupan. Pancasila dalam
pengertian yang demikian ini telah menjadikannya sebagai suatu sistem cita-cita atau
keyakinan-keyakinan yang telah menyangkut praksis, karena dijadikan landasan bagi
cara hidup manusia atau kelompok masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan
masyarakat. Hal ini berarti filsafat telah menjelma menjadi sebuah ideologi. Sebagai
suatu ideologi, maka pancasila memiliki 3 unsur pokok agar dapat menarik loyalitas dari
para pendukungnya yaitu :

a) Logos, yaitu rasionalitas atau penalarannya;


b) Pathos, yaitu penghayatannya;
c) Ethos, yaitu kesusilaannya sebagai suatu sistem filsafat atau ideologi maka pancasila
harus memiliki unsur rasional terutama dalam kedudukannya sebagai suatu sistem
pengetahuan.3

c. Dasar Aksiologis
Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai dari
Pancasila. Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani yaitu “axios” yang artinya “nilai,
manfaat”, dan “logos” yang memiliki arti“pikiran, ilmu atau teori”. Jadi Aksiologi
merupakan teori nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan, diesenangi atau yang baik. Bagian
yang diselidiki adalah hakikat nilai, kriteria nilai, dan kedudukan dari metafisika suatu
nilai. Nilai (value dalam bahasa Inggris) berasal dari kata Latin “valere” yang memiliki
arti “kuat, baik, berharga”. Dalam kajian filsafat merujuk pada sesuatu yang sifatnya
abstrak yang dapat diartikan sebagai “keberhargaan” (worth) atau “kebaikan” (goodness).
Nilai merupakan sesuatu yang berguna, nilai juga mengandung harapan akan sesuatu
yang diinginkan, nilai adalah suatu kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu
benda untuk memuaskan manusia (dictionary of sosiology a related science), nilai itu
merupakan suatu sifat yang mengarah pada kualitas yang melekat pada suatu obyek.
Dalam filsafat Pancasila, disebutkan mengenai tiga kelas nilai, yaitu: Pertama, nilai
dasar. Nilai dasar merupakan basis yang kita peroleh sebagai bukti yang bersifat absolut,

3
Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila, Cet. 9. Jakarta:Pancoran Tujuh. Notonagoro. 1980.

7
sebagai satu hal yang benar atau tidak perlu dipersoalkan lagi. Nilai-nilai dasar dari
Pancasila yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan
nilai keadilan. Kedua, nilai instrumental. Nilai instrumental merupakan suatu nilai yang
bercorak norma sosial dan norma hukum yang kemudian terkristalisasi dalam kaidah dan
prosedur lembaga negara. Ketiga nilai praktis.Nilai praktis merupakan nilai yang
dilaksanakan dalam realitas. Nilai ini merupakan batu ujian dalam realitas kehidupan,
apakah nilai dasar dan nilai instrumental sungguh-sungguh hidup dalam masyarakat atau
tidak.
NilaI-nilai yang terdapat dalam Pancasila, mengandung nilai moral yang nilai
tersebut mendasari nilai instrumental, kemudian mendasari semua kegiatan kehidupan
masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam pandangan aksiologis, bangsa Indonesia
disebut sebagai pendukung dari berjalannya nilai-nilai Pancasila (subscriber of value
Pancasila), yakni suatu bangsa yang berketuhanan, berkemanusiaan, berpersatuan,
berkerakyatan dan berkeadilan sosial secara menyeluruh. Konsesi terhadap nilai-nilai
Pancasila perlahan akan terlihat dari perilaku serta cerminan bangsa Indonesia, jadi pada
realitasnya terlihat ciri khas dari sifat bangsa Indonesia yang memegang teguh nilai-nilai
dalam Pancasila. 4
Pancasila sebagai sistem filsafat berisi silasila yang saling berkaitan, serta mempunyai
satu kesatuan hakikat aksiologinya. Untuk itu nilainilai yang termaktub di dalam
pancasila pada dasarnya juga bagian dari satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pada
dasarnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai seperti apa saja yang ada, serta
bagaimana keterkaitan nilai tersebut dengan manusia, hal tersebut yang masih menjadi
sebuah problem yang sedang dipecahkan.
Nilai-nilai di dalam pancasila salah satunya adalah nilai kerohanian. Nilai ini
mempercayai bahwa nilai material dan vital sebagai satu kesatuan yang tak bisa
dipisahkan. Dengan demikian nilai-nilai pancasila merepresentasikan bahwa nilai tersebut
memuat nilai nilai lain secara sempurna dan koheren. Seperti nilai material, keindahan
(estetis), kebenaran, vital, kebaikan, moral, kesucian, secara keseluruhan bersifat
sistemiatik hierarkis. Jadi sila pertama dipandang sebagai dasarnya, sampai dengan sila
kelima sebagai tujuannya.

4
Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila, Cet. 9.Jakarta: Pantjoran Tujuh. Salam, H. Burhanuddin, 1998.

8
Fungsi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila hakikatnya merupakan suatu sistem filsafat, yang terdiri dari lima sila.
Pengertian sistem merupakan satu kesatuan dari elemen yang saling berhubungan,
bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara totalitas berarti satu kesatuan yang
utuh. Sistem·umumnya mempunyai ciri-ciri yaitu: 1) satu kesatuan dari setiap elemen; 2)
setiap elemen tersebut memiliki tugas sendiri-sendiri; 3) Saling berhubungan dan
ketergantungan; 4) Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu (tujuan
sistem); 5) Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
Pancasila berlandaskan pada sila-sila pancasila, setiap sila pada dasarnya terdiri dari
hakikat dan tugas sendiri-sendiri, akan tetapi secara totalitas berarti satu kesatuan yang
struktural. Pada hakikatnya isi sila-sila pancasila merupakan suatu kesatuan. Aturan
filsafat negara Indonesia terdiri dari lima sila yang merupakan suatu asas kebudayaan.
Akan tetapi, sila-sila pancasila itu berarti satu kesatuan dan keutuhan, artinya setiap sila
yakni bagian yang mutlak dari pancasila. Ini berarti pancasila merupakan satu kesatuan
yang majemuktunggaI. Dampaknya setiap sila tidak bisa berdiri sendiri, terlepas dari sila-
sila lainnya.
Tugas pancasila sebagai sistem filsafat dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia
yaitu:
a) menyampaikan respon yang berbasis tentang esensi kehidupan bernegara.
b) menyampaikan dan menggali kebenaran yang jelas tentang esensi negara, ide negara,
dan tujuan negara.
c) Sebagai prinsip yang mendasar untuk WNI dalam berperan dan bertingkah laku dalam
kehidupan sosial masyarakat.
Bekerjasama antar sila yang satu dengan sila yang lain dengan tujuan tertentu dan
secara totalitas adalah satu kesatuan yang utuh dan memiliki beberapa esensi sila, nilai
dan prinsip yang mendasar. Kesatuan sila-sila pancasila pada hakikatnya tidak hanya
disebut sebagai kesatuan yang bersifat legal rasional, akan tetapi berkaitan dengan
kesatuan asas ontologis, asas epistimologis, dan asas aksiologis dari pancasila. Setiap sila
pada dasarnya memiliki suatu asas dan tugas sendiri-sendiri, akan tetapi secara totalitas
merupakan satu kesatuan yang terstruktur. lsi sila pancasila pada hakikatnya yaitu satu
kesatuan. Dasar filsafat negara Indonesia berdasarkan lima sila yang masing-masing
merupakan satu dasar kebudayaan. Namun demikian sila-sila pancasila itu berdasarkan
suatu kesatuan dan integritas, maksudnya setiap sila sebagai bagian yang absolut dari

9
pancasila. Pancasila yakni asas dan pemikiran bangsa Indonesia yang memiliki tugas
dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia.

C. Bukti bahwa Pancasila Dijadikan sebagai Falsafah Negara

Pancasila juga sering disebut sabagai dasar filsafat ( falsafah ) Negara yang
artinyaPancasila merupakan dasar nilai dan norma untuk mengatur pemerintahan negara /
penyelenggaraan negara . Konsekuensinya , seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan
negara,terutama segala peraturan perundang-undangan, termasuk proses reformasi dlam
segala bidang di jabarkan dari nilai-nilai pancasila .Pancasila merupakan sumber kaidah
hukum negara yang secara konstitusional mengatur negara Republik Indonesia beserta
unsur-unsurnya , yaitu rakyat , wilayah, serta pemerintahan negara yang berdaulat .
Sebagai Dasar Negara, Pancasila merupakan suatu sumber nilai , norma,serta kaidah baik
koral maupun hukum negara, dan menguasai hukum dasar , bik yang tertulis (UUD)
maupun yang tidak tertulis ( Konvensi Dasar ) maupun yang tidak tertulis (
konvensiKetatanegaraan ).Pancasila sebagai dasar negara juga mempunyai kekuatan
mengikat secara hukum.

Sebagai sumber hukum dasar nasional Pancasila tercantum dalam pembukaan UUD
1945 ,Kemudian di jelmakan atau di jabararkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran
yang meliputisuasana kebatinan dari UUD 1945 . Rumusan Pancasila yang terdapat
dalam pembukaan Undang-Undang 1945 alinea IV tersebut menjadi landasan
konstitusional dalam penyelenggaraan negara .Dengan Pancasila sebagai sumber Hukum
dasar nasional berarti semua peraturan perundang-undangan harus bersumber pada
pancasila karena Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yangtelah disepakati dan
dirumuskan secara konstitusional dalam pembukaan UUD 1945.5

Falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia, hal tersebut dapat
dibuktikan dengan ditemukannya dalam beberapa dokumen historis dan di dalam
perundang-undangan negara Indonesia seperti di bawah ini : Dalam Pidato Ir. Soekarno
tanggal 1 Juni 1945. Dalam Naskah Politik yang bersejarah, tanggal 22 Juni 1945 alinea
IV yang kemudian dijadikan naskah rancangan Pembukaan UUD 1945 (terkenal dengan
sebutan Piagam Jakarta). Dalam naskah Pembukaan UUD Proklamasi 1945, alinea IV.
Dalam Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) tanggal 27 Desember
1945, alinea IV. Dalam Mukadimah UUD Sementara Republik Indonesia (UUDS RI)

10
tanggal 17 Agustus 1950. Dalam Pembukaan UUD 1945, alinea IV setelah Dekrit
Presiden RI tanggal 5 Juli 1959.

Bukti yang menyatakan falsafah pancasila di gunakan sebagai dasar pasafah dalam
negara Indonesia dapat kita temukan dalam dokumen-dokumen historis dan perundang-
undangan negara Indonesia antara lain:

1. Naskah pidato Ir. Soeakrno tanggal 1 Juni 1945.

2. Naskah politik bersejarah, tanggal 22 Juni 1945 Alinea IV yang kemudian di


jadikan naskah rancangan pembukaan UUD 1945 (Piagam Jakarta).

3. Naskah pembukaan UUD proklamasi 1945 Alinea IV.

4. Mukotdimah konstitusi republik Indonesia Serikat (RIS tangal 27 desember 1945,


alinea IV.

5. Mukotdimah UUD sementara republik Indonesia tangal 17 Agustus 1950.

6. Pembukaan UUD 1945 alinea IV setelah dekrit Presiden RI tanggal 5 Juni 1959.6

5
Koentjaraningrat, 1980:50
6Jefry Tarantang (Karya Tulis Ilmiah IAIN Palangkaraya

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila berkedudukan sebagai dasar falsafah negara dapat dimaknai bahwa
setiap aspek kegiatan yang diselenggaran oleh bangsa Indonesia harus sesuai dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. pancasila menjadi satu-satunya ideologi
yang menjadi dasar utama dalam pelaksanaan cita-cita dan tujuan pokok negara.
Pancasila juga menjadi dasar moral negara dimana pancasila melahirkan hukum etik
yang menjadi dasar pemikiran untuk mengatur tata masyarakat sekaligus tata kelola
hukum yanga ada di Indonesia.

Falsafah Pancasila meliputi nilai untuk hidup saling tolong menolong atau
semangat gotong royong, rukun, saling menjaga keamanan dan pertahan serta saling
menghargai dan memberi kebebasan beragama, dalam konteks kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Pancasila berakar pada pandangan hidup dan falsafah
bangsa, sehingga mampu berinteraksi secara dinamis, nilainya tidak berubah dan
pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan nyata yang di hadapi
bangsa dan negara dalam setiap waktu.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ubaidillah. 2018. Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Terhadap


Pembentukan Karakter Peserta Didik. Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol. 14 No. 1.
Gresik: Sekolah Tinggi Agama Islam Daruttaqwa.

Syamsyudin, Muhammad , dkk. 2009. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Total Media.

Semadi, Yoga Putra. 2019. “Filsafat Pancasila Dalam Pendidikan di Indonesia Menuju
Bangsa Berkarakter.” Jurnal Filsafat Indonesia 2(2):82–89. Sutono, Agus, dan Supriyono
Purwosaputro. 2019. “Aksiologi Pancasila.” Jurnal Ilmiah CIVIS VIII(2):67–86.

Koentjaraningrat, (1980). Falsafat Pancasila.

Tarantang Jefry, (2019). Karya Tulis Ilmiah IAIN Palangkaraya.

13

Anda mungkin juga menyukai