Puji syukur tak lupa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
terselesaikannya makalah yang berjudul “NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI NILAI
FUNDAMENTAL NEGARA DAN INTI ISI SILA-SILA PANCASILA”.Makalah yang
masih perlu dikembangkan lebih jauh ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang membacanya.
Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila, secara garis besar
membahas Definisi mengenai “Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Nilai Fundamental Negara dan
Inti Sila-Sila Pancasila” .
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan,bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak,
penulis tidak mungkin menyelesaikan penyusunan makalah ini,untuk itu ucapan terima kasih
penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu. Penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif,terutama dari bapak/ibu pengajar serta teman teman.
PENYUSUN
1
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN ...................................................................................................... 7
B. SARAN ................................................................................................................... 7
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai warga negara yang baik, setia pada nusa dan bangsa seharusnya mempelajari dan
menghayati pandangan hidup bangsa yang sekaligus sebagai dasar filsafat negara, seterusnya
untuk diamalkan dan dipertahankan. Pembentukan generasi bangsa terjadi melalui berbagai
wadah. Dan salah satu diantaranya adalah dunia pendidikan. Artinya dunia pendidikan turut
ambil bagian dalam pembagian pembentukan kualitas generasi sebuah bangsa. Bahkan seorang
filsuf yunani, bernama Plato, sebagai mana ditunjukan oleh Henry J Schmandt menempatkan
pendidikan sebagai wadah yang sangat strategis untuk tujuan luhur tersebut. Logika yang
dibangun oleh plato, kalau pendidikan yang diberikan kepada generasi muda bermutu, maka
wadah yang bermutupun terwujud. Karena itu bagi plato kualitas pendidikan menentukan mutu
warga negara
B. RUMUSAN MASALAH
Dari pemaparan latar belakang di atas penulis merumuskan masalah sebagai beribut:
C. TUJUAN PENULIS
3
BAB II
PEMBAHASAN
Nilai-nilai pancasila sebagai dasar filsafat negara indonesia pada hakikatnya merupakan
suatu sumber dari segala sumber hukum dalam negara indonesia. Sebagai suatu sumber dari
segala sumber hukum secara objektif merupakan suau pandangan hidup,kesadaran,cita-
cita,hukum serta cita-cita moral yang luhur meliputi suasana kejiwaan,serta watak bangsa
indonesia,yang pada tanggal 18 agustus 1945 telah dipadatkan dan abstraksikan oleh para pendiri
negara menjadi lima sila dan ditetapkan secara yuridis formal menjadi filsafat negara Republik
Indonesia.
Nilai-nilai pancasila terkandung dalam pembukaan UUD 1945 secara yuridis memiliki
kedudukan sebagai pokok kaidah Negara yang fundamental . Adapun pembukaan UUD 1945
yang didalamnya memuat nilai-nilai pancasila mengandung empat pokok pikiran yang bilamana
dianalisis makna yang terkandung di dalamnya tidak lain adalah merupakan penjabaran dari
nilai-nilai pancasila
pokok pikiran kedua menyatakan bahwa negara hendak mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam hal in negara berkewajiban mewujudkan
kesejahteraan umum bagi seluruh warga negara. Mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pokok
pikiran ini sebagai penjabaran sila kelima.
4
c) Pokok pikiran ketiga
Pokok pikiran ketiga menyatakan bahwa negara berkeulatan rakyat. Berdasarkan atas
kerakyatan dan permusyaratan/perwakilan. Hal ini menunjukan di tangan rakyat. Hal ini sebagai
penjabaran sila keempat.
Pokok pikiran keempat menyatakan bahwa,negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha
Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal ini mengadung arti bahwa negara
Indonesia menjujung tinggi keberadaan semua agama dalam pergaulan hidup negara. Hal ini
merupakan penjabaran sila pertama dan kedua.
Pancasila sebagai dasar filsafah bangsa dan Negara, merupakan satu kesatuan nilai yang
tidak dapat dipisah-pisahkan dengan masing-masing sila-silanya, karena apabila dilihat satu
persatu dari masing-masing sila itu dapat saja ditemukan dalam kehidupan bangsa lain. Makna
Pancasila terletak pada nilai-nilai dari masing-masing sila, sebagai satu kesatuan yang tidak
dapat ditukarbalikan letak dan susunannya. Namun demikian, untuk lebih memahami nilai-nilai
yang terkandung dalam masing-masing sila Pancasila, maka berikut ini diuraikan
Sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” adalah sebagai pondasi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Mengapa ini dijadikan sila pertama? Karena kalimat
“Ketuhanan Yang Maha Esa” adalah merupakan suatu pedoman utama untuk kita memahami
dan meyakini ajaran Tuhan. Karena kita adalah umat yang beragama, sudah seharusnya kita
mengEsakan dan yakin kepada Tuhan kita. Dengan yakinnya kita kepada tuhan, dan mampunya
kita menjalankan lalu mengamalkan ajaranNya kita akan dapat menjalankan sila-sila selanjutnya.
Namun ketika kita tidak bisa menjalankan sila pertama ini, kita tidak memiliki cukup iman yang
bisa memperkuat kita agar tetap dalam jalan yang benar. Banyak orang yang telah mencapai
kesuksesannya namun berpaling dari Tuhannya.
5
b) Sila Kemanusian Yang adil dan Beradab
Sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab” adalah sebagai
manusia kita harus memiliki sikap adil dan beradab. Adil yang berarti mengakui adanya
persamaan hak dan kewajiban sesama manusia, dan Beradab yang berarti memiliki adab atau
etika dalam bertindak. Sila kedua ini sangat belum terlaksana dengan baik. Mengapa? Karena
ketika manusia di tawarkan dengan sesuatu yang sangat menggiurkan dan akan sangat
menguntungkannya, dia pun akan berpaling dari keadilan dan etika beradab di bidang profesi
yang dijalankannya.
c) Persatuan Indonesia
Sila ketiga yang berbunyi “Persatuan Indonesia” adalah merupakan suatu sila yang
bermaksud dan bertujuan untuk menyatukan seluruh rakyat Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika
yang berarti walaupun berbeda tetapi tetap satu. Sila ini untuk meningkatkan rasa bangga kita
terhadap bangsa ini karena perbedaan yang sangat beragam dan indah lalu bersatunya Rakyat
Indonesia untuk memajukan dan mensejahterakan Negara Indonesia.
Sila keempat yang berbunyi “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan Perwakilan” adalah untuk mengutamakan musyawarah sebagai
ketentuan dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan bersama. Selain itu, dalam
musyawarah kita juga harus bijaksana dalam mengambil keputusan agar setiap pihak tidak
merasa dirugikan atau merasa tidak adil dalam pengambilan keputusan tersebut.
Sila kelima yang berbunyi “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” sama seperti sila
kedua, bahwa disini kita harus adil terhadap sesama dan harus saling menghargai hak dan
kewajiban antar sesama. Maksud dari “Seluruh Rakyat Indonesia” adalah keadilan yang dibuat
oleh pemerintah kepada seluruuh rakyat Indonesia tanpa membeda-bedakan Derajat mereka.
Ketika seorang kaya raya yang memang bersalah, dia memamng sudah sewajarnya mendapatkan
setimpal sengan kesalahan yang diperbuatnya tersebut.
6
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN :
B. SARAN :
Menurut pendapat kami sebagai penulis makalah ini bahwa pancasila merupakan suatu yang
tepat untuk dijadikan dasar negara indonesia karena pancasila memiliki nilai yang sangat bagus
untuk dijadikan suatu landasan, namun apakah negara kita sekarang ini mengamalkan sekaligus
mematuhi serta mencapai nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila itu sendiri, sepertinya
belum maka dari itu mari kita sebagai bangsa indonesia yang baik mulai sekarang kita coba
untuk melaksanakan apa yang ada dalam pancasila, terutama kita para mahasiswacalon
pemimpin negeri ini.
7
DAFTAR PUSTAKA