Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PANCASILA

‘’PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT’’

Dosen Pengampu : Dr. Salman Parisi, M.Ud.

Kelompok 7

1.Aa Aulia Rahman


2.Khaerul Amrin

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MADINATUL ILMI
Jl. Sawangan Gg. Pakis (Kampus) Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas

DEPOK 2022

[i]
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, Shalawat
beserta salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Serta sahabat dan keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam
meneggakkan agama allah. Dengan kebaikan beliau telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan. Dalam rangka melengkapi tugas
dari mata kuliah Pancasila pada program studi Pendidikan Agama Islam dengan
ini penulis mengangkat judul pancasila sebagai sistem filsafat.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik dari penulisan maupun isinya. Oleh karna itu
penulis sangat mengarapkan kritikan dan saran-saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

[ii]
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................... i

KATA PENGANTAR .......................................................................... ii

DAFTAR ISI.......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 3

A. Pengertian Filsafat ...................................................................... 3


B. Filsafat Pancasila ..................................................................... 4
C. Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem Filsafat ..... 6

BAB III PENUTUP............................................................................... 10

A. Kesimpulan ................................................................................. 10
B. Kritik Dan Saran ......................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 11

[iii]
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagai falsafah negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila memang
merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata merupakan lightstar bagi segenap
bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan
kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam kehidupan berbangsa, serta sebagai
pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia seharihari. Pancasila lahir 1 Juni 1945,
ditetapkan pada 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Bunyi dan ucapan
Pancasila yang benar berdasarkan Inpres Nomor 12 tahun 1968 adalah Satu, Ketuhanan Yang
Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat,
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Lima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh perumus Pancasila itu
ialah, Mr. Mohammad Yamin, Prof. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Dapat
dikemukakan mengapa Pancasila itu sakti dan selalu dapat bertahan dari guncangan
kisruh politik di negara ini, yaitu pertama ialah karena secara intrinsik dalam Pancasila
itu mengandung toleransi, dan siapa yang menantang Pancasila berarti dia menentang
toleransi.
Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia yang harus diketahui oleh seluruh
warga negara Indonesia agar menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan apa-
apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah
berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini. Sehingga baik golongan muda
maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tanpa adanya
keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.

[1]
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian dari filsafat?


2. Apakah pengertian Filsafat Pancasila ?
3. Apa sajakah kesatuan Sila- Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem Filsafat?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Agar memahami dan mengerti pengertian dari filsafat pancasila.
2. Agar Memahami filsafat pancasila yang berlandaskan ontologis, epsitemologis, dan
aksiologis.

[2]
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN FILSAFAT

Pengertian menurut arti katanya, kata filsafat dalam Bahasa Indonesia berasal dari
bahasa Yunani “Philosophia” terdiri dari kata Phile artinya Cinta dan Sophia artinya
Kebijaksanaan1. Filsafat berarti Cinta Kebijaksanaan, cinta artinya hasrat yang besar atau
yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya Kebenaran
sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang
sungguh-sungguh akan kebenaran sejati. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi
mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya2.Filsafat menurut
beberapa sarjana dan filusuf antara lain:
1. Para filusuf Yunani dan Romawi, antara lain:
a. Plato, filsafat ilmu pengetahuan yang bersifat untuk mencapai kebenaran asli.
b. Filsafat ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya
ilmu-ilmu, logika, etika, ekonomi, politik, dan sostetika.
c. Cicero, filsafat ibu dari semua ilmu pengetahuan lainnya. Filsafat ilmu pengetahuan
terluhur dan keinginan untuk mendapatkannya.
2. Para filusuf Abad Pertengahan, seperti:
a. Descrates, filsafat ialah kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam dan
manusia menjadi pokok penyelidikannya.
b. Immanuel Kant, filsafat ialah ilmu pengetahuan yang menjadi pangkal segala
pengetahuan.
3. Para Pakar Indonesia, antara lain:

1
https://osf.io/pcqfz
2
https://bobo.grid.id/read/082425465/filsafat-pancasila-pengertian-fungsi-dan-tujuan?page=all

[3]
a. Darji Darmodiharjo, filsafat ialah pemikiran manusia dalam usahanya mencari
kebijaksanaan dan kebenaran yang sedalam-dalamnya sampai keakar-akarnya,
teratur dan menyeluruh.
b. I.R. Putjowijatmo, filsafat ialah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-
dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan atas pikiran belaka.

Dari berbagai ragam pengertian tentang filsafat, maka filsafat disebut queen of
knowledge (induk dari segala ilmu pengetahuan). Ilmu adalah pengetahuan yang
mempunyai obyek, metode dan sistematika tertentu, sedangkan pengetahuan adalah
segala sesuatu kebenaran yang diterima oleh manusia, baik yang telah teruji menjadi
ilmu maupun yang belum teruji. Jadi pengetahuan lebih luas dibandingkan ilmu.

B. FILSAFAT PANCASILA
A. Pengertian

Filsafat pancasila artinya menggunakan nilai-nilai pancasila sebagai dasar negara


dan pandangan hidup bernegara. Pancasila sebagai filsafat ini adalah perluasan dari
fungsi pancasila sebagai dasar dan ideologi Indonesia. Sebagai filsafat negara, tentunya
pancasila harus berperan sebagai pandangan hidup oleh semua masyarakatnya. Filsafat
pancasila dapat dimaknai sebagai hasil pemikiran manusia Indonesia secara mendalam,
sistematis, dan menyeluruh tentang kenyataan. Maka, sebagai sistem filsafat, Pancasila
berarti refleksi kritis dan rasional sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa
dengan tujuan mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan
menyeluruh. Adapun pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat ini dapat
dilakukan dengan cara deduktif dan induktif.

1. Cara deduktif berarti dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis


dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang
komprehensif.

[4]
2. Cara induktif berarti dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya
masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti serta makna yang hakiki dari
gejala-gejala itu.3

Melalui cara-cara tersebut, filsafat Pancasila sebagai hasil perenungan memberi


pengetahuan dan pengertian ilmiah, yaitu tentang hakikat dari Pancasila. Dengan kata
lain, Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat
menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Pada dasarnya, yang menjadi
subjek atau pendukung dari isi sila-sila Pancasila adalah masyarakat indonesia sebagai
manusia.

B. Fungsi Filsafat Pancasila

Berikut ini adalah fungsi filsafat pancasila bagi negara Indonesia:

1. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia

Setiap bangsa mempunyai jiwanya masing-masing. Pancasila sebagai jiwa bangsa


Indonesia berfungsi agar Indonesia tetap hidup dalam jiwa pancasila.

2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia

Fungsi pancasila sebagai kepribadian bangsa yaitu sebagai hal yang memberi ciri
khas bagi bangsa dan menjadi pembeda dari bangsa lain.

3. Pancasila sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum

Fungsi pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum yaitu mengatur semua
hukum yang berlaku di Negara Indonesia. Semua hukum harus patuh dan menjadikan
Pancasila sebagai sumbernya. Artinya setiap hukum yang berlaku tidak boleh
bertentangan dengan Pancasila.

4. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia


3
https://tirto.id/pengertian-pancasila-sebagai-sistem-filsafat-makna-penjelasannya-grQe

[5]
Fungsi pancasila sebagai pandangan hidup adalah masyarakat Indonesia harus
menjadikan pancasila sebagai petunjuk atau pedoman kehidupan sehari-hari.

5. Pancasila sebagai Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia

Pancasila dimuat di pembukaan UUD 1945, hal ini menjadikan pancasila sebagai
tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia.

C. KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM


FILSAFAT

Secara filosofis Pancasila sebagai suatu kesatuan system filsafat memiliki ; dasar
ontologis, dasar epistimologis dan dasar aksiologis.

1. Dasar ontologis (hakekat apa yang dikaji)


Dasar ontologis Pancasila pada hakekatnya adalah manusia yang memiliki hakekat
mutlak monopluralis, Pendidikan Pancasila, oleh karena itu hakekat dasar ini juga
disebut sebagai dasar antropologis. Subyek pendukung pokok sila-sila Pancasila adalah
manusia, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut ; bahwa yang berkeTuhanan Yang
Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpesatuan, yang
berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan serta yang berkeadilan sosial pada hakekatnya adalah manusia. Manusia
sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis memiliki hal-hal yang
mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat raga jasmani dan rohani. Sifat kodrat manusia
adalah sebagai mahluk individu dan mahluk sosial, serta kedudukan kodrat manusia
sebagai mahluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh
karena kedudukan kodrat manusia sebagai mahluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai
mahluk Tuhan inilah maka secara hirakhis sila pertama mendasari dan menjiwai ke
empat Pancasila yang lainnya.
2. Dasar epistimologis (sumber pengetahuan, teori kebenaran pengetahuan).

[6]
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakekatnya juga merupakan suatu
sistem pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila merupakan pedoman atau
dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia,
masyarakat, bangsa dan negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Pancasila
dalam pengertian- pengertian ini telah menjadi suatu sistem cita-cita atau keyakinan
(belief syistem). Dengan demikian, maka filsafat telah menjelma menjadi idiologi.
Sebagai suatu idiologi, maka Pancasila memiliki tiga unsur pokok agar dapat menarik
loyalitas dari pendukungnya. Tiga unsur pokok tersebut tersebut adalah:
1). Logos, yaitu rasionalitas/penalaran,
2). Pathos yaitu penghayatan,
3). Ethos yaitu kesusilaan.
Sebagai suatu sistem filsafat serta idiologi, maka Pancasila harus memiliki unsur
rasional terutama dalam kedudukannya sebagai suatu sistem pengetahuan. Terdapat tiga
persoalan yang mendasar dalam epistemologi yaitu tentang sumber pengetahuan
mansusia, tentang teori kebenaran manusia, dan tentang watak pengetahuan manusia.
Sumber pengetahuan Pancasila adalah nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia sendiri
bukan berasal dari bangsa lain seperti adat istiadat, kebudayaan dan nilai-nilai agama,
maka diantara bangsa Indonesia sebagai pendukung sila-sila Pancasila. Pancasila sebagai
sistem filsafat praktis yang juga sebagai tdiologi negara harus tangguh serta mampu
mengembangkan kekuatan nasional untuk mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan serta gangguan baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
haruslah diuji melalui tiga tiori kebenaran dalam filsafat. Teori kebenaran dalam filsafat
adalah:
a.Teori Koherensi
teori ini menyatakan bahwa suatu penjabaran dalam ideologi dianggap benar
bila rumusan penjabaran itu bersifat konsisten dengan konsep-konsep dasar yang
sudah diyakini kebenarannya atau pernyataan-pernyataan sebelumnya yang
dianggap benar. Jika telah sepakat bahwa rumusan Pancasila yang berlaku
sekarang adalah yang terdapat dalam Pembukaan UUD ‘45, maka semua
penjabaran Pancasila harus bertitik tolak dari rumusan tersebut.(sila ke 4 sebagai

[7]
landasan demokrasi harus sesuai dengan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebujaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan).
b. Teori Korespondensi,
teori ini menyatakan bahwa suatu pernyataan dalam ideologi adalah benar jika
materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berhubungan dengan obyek
yang dituju oleh pernyataan tersebut, Pancasila dinyatakan sebagai jiwa bangsa
Indonesia, sebagai keperibadian bangsa Indonesia, sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia dan sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia, Hal ini dinilai
benar jika sesuai dengan kenyataan sehari-hari bangsa Indonesia dan
kenyataannya telah terbukti baik berdasarkan perenungan maupun penelitian
untuk mendukung kebenarannya.(semua manusia pada dasarnya berketuhanan,
berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan dan berkeadilan).
c.Teori Pragmatis
teori ini menyatakan bahwa suatu pernyataan maupun penjabaran dalam
ideologi dapat dinilai benar jika konsekuensi dan pernyataan itu mempunyai
kegunaan praktis dalam kehidupan manusia. (Pancasila adalah salah satu
pemersatu bangsa Indonesia).
3. Dasar Aksiologis (nilai kegunaan)
Sila-sila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar
aksiologisnya, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakekatnya
juga merupakan suatu kesatuan. Pengertian nilai sangat tergantung pada titik tolak dan
sudut pandang masing-masing. Menurut Notonagoro pada dasarnya nilai dibagi menjadi
tiga, yaitu:
a. Nilai materil ; segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia
b. Nilai vital ; segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan suatu
aktivitas atau kegiatan.
c. Nilai kerokhanian ; segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia, yang
terdiri dari ;
 nilai kebenaran yaitu nilai yang bersumber pada akal atau rasio,
 nilai keindahan atau estetis yaitu ; nilai yang berumber pada perasaan manusia,

[8]
 nilai kebaikan atau nilai moral yaitu nilai yang bersumber pada unsure kehendak
manusia,
 nilai religius yaitu nilai yang berhubungan dengan kepercayaan dan keyakinan
manusia dan bersumber pada wahyu yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila pertama sampai dengan sila kel lima
merupakan cita-cita, harapan dan dambaan bangsa Indonesia yang diwujudkan
dalam kehidupannya.

Sejak dahulu cita-cita tersebut telah didambakan oleh bangsa Indonesia agar
terwujud dalam suatu masyarakat yang gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta
raharja, dengan penuh harapan diupayakan terealisasi dalam sikap tingkah laku dalam
perbuatan setiap manusia Indonesia. Dengan demikian nilai-nilai Pancasila termasuk
nilai kerokhanian dan juga mengandung nilai material serta nilai vital.

[9]
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Berfilsafat adalah
berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sedangkan Pancasila sebagai
sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling
bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan
secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa
inti sila,nilai dan landasan yang mendasar.

B. KRITIK DAN SARAN


Dari pemaparan makalah yang kami sampaikan mungkin masih banyak
kekurangan baik secara penyampaian ataupun tulisan. Kami sadar makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangut sebagai bahan pelajaran kami kedepannya.

[10]
DAFTAR FUSTAKA

 https://tirto.id/pengertian-pancasila-sebagai-sistem-filsafat-makna-penjelasannya-grQe
 https://bobo.grid.id/read/082425465/filsafat-pancasila-pengertian-fungsi-dan-tujuan?page=all
 https://osf.io/pcqf
 Otong RosadidanLaurensius Arliman S, Urgensi Pengaturan Badan Pembinaan Idelogi Pancasila
Berdasarkan Undang-Undang Sebagai State Auxiliary Bodies yang Merawat Pancasila dalam
Perspektif Hak Asasi Manusia, Prosiding Konferensi Nasional Hak Asasi Manusia, Kebudayaan
dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Indonesia pada Masa Pandemi Covid-19: Tantangan
untuk Keilmuan Hukum dan Sosial Volume 1, Universitas Pancasila, Jakarta, 2020.

[11]

Anda mungkin juga menyukai