Anda di halaman 1dari 11

Pancasila sebagai sistem falsafat

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“pancasila”

Disusun Oleh:

Najiyah
2023580102408

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


STIT MASKUMAMBANG GRESIK

2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta
berbagai upaya, tugas makalah mata kuliah pancasila yang membahas tentang
pancasila sebagai sistem falsafat dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang berkaitan


dengan pancasila, dan serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan
pancasila. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk
itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi
kesempurnaannya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat
untuk pembaca.

Surabaya, 24 Januari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Definisi pancasila sebagai sistem falsafa ..................................................... 3
B. Sumber historis tentang pancasila sebagai sistem falsafa ............................ 4
1. silaketuhanan yang maha esa ........................................................................ 4
2. silakemanusiaan yang adil dan beradab ...................................................... 4
3. sila persatuan indonesia ................................................................................. 4
4. sila kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan atau perwakilan .................................................................... 4
5. sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia ..................................... 5
C. Cabang cabang filsafat dan fungsi filsafat pancasila ................................... 5
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 7
A. Kesimpulan .................................................................................................. 7
B. Saran ............................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila adalah dasar filsafat Negara Republik Indonesia yang secara
resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam
pembukaan UUD 1945. Pancasila terdiri dari 5 (lima) sila, yang tertulis dalam
Alinea ke IV pembukaan UUD 1945 yang diperuntukkan sebagai dasar
Negara indonesia. Dalam sejarah perkembangannya pancasila dikatakan
sebagai filsafat Negara republic indonesia sudah mengalami berbagai macam
interpretasi dan manipulasi politik yang dimanfaatkan untuk kepentingan
setiap penguasa demi kokohnya sebuah kekuasaan. Hal inilah yang membuat
nilai-nilai pancasila seringkali berubah dan disalah artikan khususnya bagi
masyarakat awam.

Nilai-nilai pancasila sudah menjadi tonggak bangsa indonesia yang


sepatutnya dipertahankan sebagai acuan Negara dalam menyongsong
kemajuan zaman. Terutama bagi masyarakat yang mengikuti jenjang
pendidikan tinggi. Inilah yang menjadi faktor pendukung dalam
mempertahankan ideologi Negara sebagai ciri khas suatu Negara sebagai ciri
khas suatu Negara. Dalam perkembangan nilai-nilai pancasila sudah menjadi
tonggak bangsa indonesia yang sepatutnya dipertahankan sebagai acuan
Negara dalam menyongsong kemajuan zaman. Terutama bagi masyarakat
yang mengikuti jenjang pendidikan tinggi. Inilah yang menjadi faktor
pendukung dalam mempertahankan ideologi Negara sebagai cari khas suatu
Negara.

Pada umumnya di dunia ini terdapat berbagai macam dasar Negara yang
menyongkong Negara itu sendiri agar tetap berdiri kokoh, teguh, serta agar
tidak terombang ambing oleh persoalan yang muncul pada masa kini. Pada
hakikatnya ideology merupakan hasil refleksi manusia berkat kemampunnya
mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka terdapat sesuatu
yang bersifat dialektis anatara ideology dengan masyarakat Negara. Di suatu
pihak membuat ideologi semakin realistis dan pihak yang lain mendorong

1
masyarakat mendekati bentuk yang ideal. Ideologi mencerminkan cara berfikir
masyarakat, bangsa maupun Negara, namun juga membentuk masyarakat
menuju cita citanya. Indonesia pun tak terlepas dari hal itu, dimana indonesia
memiliki dasar Negara yang sering kita sebut pancasila.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang dibahas
dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Menjelaskan pengertian pancasila sebagai sistem falsafat
2. Menjelaskan sumber historis tentang pancasila sebagai sistem falsafat
3. Menjelaskan cabang cabang filsafat dan fungsi filsafat pancasila
C. Tujuan
Dari beberapa masalah yang sudah dirumuskan, maka dapat diketahui
tujuan penulisan makalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui definisi pancasila sebagai sistem falsafat


2. Untuk mengetahui sumber historis tentang pancasila sebagai sistem
falsafat
3. Untuk mengetahui cabang cabang dan fungsi filsafat pancasila

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pancasila Sistem Filsafat


Istilah filsafat berasal dari bahasa yunani (philosophia), tersusun dari
kata philos yang berarti cinta atau philia yang berarti persahabatan, tertarik
kepada dan kata Sophos yang berarti kebijaksanaan, pengetahuan,
keterampilan, pengalaman, praktis, intelegensi. Adapun istilah ‘pilosophos’
pertama kali digunakan oleh pyhagoras (572-497 Sm) untuk menunjukkan
dirinya sebagai pecinta kebijaksanaan (lover of wisdom), bukan kebijaksanaan
itu sendiri. Selain Pythagoras, filsuf-filsuf lain juga memberikan pengertian
filsfat yang berbeda-beda. Oleh karena itu, filsafat mempunyai banyak arti,
tergantung pada bagaimana filsuf-filsuf menggunakannya. Berikut
disampaikan beberapa pengertian filsafat menurut beberapa penegrtian filsafat
menurut beberapa filsuf:

Plato: Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai


pengetahuan kebenaran yang asli

Aristoteles: filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran


yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika,
ekonomi, politik dan estetika (filsafat keindahan).

Al Farabi: filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang alam berwujud


bagaimana hakikat yang sebenarnya.

Rene Descartes: filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan dimana


tuhan, alam, dan manusia menjadi pkok penyelidikan.

Immanuel Kant: filsafat adalah ilmu(pengetahuan) menjadi pokok


pangkal dari segala pengetahuan, yang dalamnya tercakup masalah
epistemology (filsafat pengetahuan) yang menjawab persoalan apa yang dapat
kita ketahui?

Hasbullah Bakry: ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala


sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia.

3
B.Menggali Sumber Historis Tentang Pancasila Sebagai Sistem
Filsafat.

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa


Sejak zaman purbakala hingga pintu gerbang kemerdekaan negara
Indonesia, masyarakat nusantara telah melewati ribuan tahun pengaruh agama-
agama lokal, yaitu sekitar 14 abad pengaruh Hindu dan budha, 7 abad
pengaruh Islam, dan 4 abad pengaruh kristen. Hal ini dapat dibuktikan dengan
masih berlangsungnya sistem penyembahan dari berbagai kepercayaan dalam
agama-agama yang hidup di Indonesia.

2. Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab


Nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat Indonesia dilahirkan dari
perpaduan pengalaman bangsa Indonesia dalam menyejarah bangsa
Indonesia sejak dahulu dikenal sebagai bangsa maritim telah menjelajah
berbagai penjuru nusantara bahkan dunia. Hasil pengembaraan itu
membentuk karakter bangsa Indonesia yang kemudian oleh Soekarno disebut
dengan istilah internasional atau perikemanusiaan kemerdekaan Indonesia
menghadirkan suatu bangsa yang memiliki wawasan global dengan kearifan
lokal, memiliki komitmen pada penertiban dunia berdasarkan kemerdekaan
perdamaian dan keadilan sosial serta pada pemuliaan hak-hak asasi manusia
dalam suasana kekeluargaan bangsa Indonesia.
3. Sila Persatuan Indonesia
Kebangsaan Indonesia merefleksikan suatu kesatuan dalam keragaman
serta kebaharuan dan kesilaman. Indonesia adalah bangsa majemuk
Paripurna yang menakjubkan karena Kemajemukan sosial, kultural, dan
teritorial dapat menyatu dalam suatu komunitas politik kebangsaan
Indonesia.
4. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Atau Perwakilan
Demokrasi sebagai bentuk Pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat memang merupakan fenomena baru di indonesia, yang muncul
sebagai ikutan formasi Negara Republik Indonesia merdeka. sejarah

4
menunjukkan bahwa kerajaan-kerajaan Perlak Indonesia adalah kerajaan
feodal yang dikuasai oleh raja-raja autokrat. Meskipun demikian, nilai-nilai
demokrasi dalam taraf tertentu telah berkembang dalam budaya Nusantara
dan dipraktikkan setidaknya dalam unit politik kecil seperti di desa Jawa,
Nagari di Sumatera Barat, Banjar di Bali dan lain sebagainya.
5.Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Masyarakat adil dan makmur adalah impian kebahagian yang telah
berkobar ratusan tahun lamanya dalam dada keyakinan bangsa Indonesia.
Demi impian masyarakat yang adil dan makmur itu, para pejuang bangsa
telah mengorbankan dirinya untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Sejarah
mencatat bahwa bangsa Indonesia dahulunya adalah bangsa yang hidup
dalam keadilan dan kemakmuran, keadaan ini kemudian dirampas oleh
kolonialisme.

C. Cabang-Cabang Filsafat

Cabang-cabang filsafat terbagi menjadi 6, yaitu :

1) Metafisik, membahas hal-hal yang bereksistensi dibalik fisis, yang


meliputi bidang-bidang ontology, kosmologi, dan anthropologi.

2) Epistemologi, membahas persoalan hakikat pengetahuan.

3) Metodologi, membahas persoalan hakikat metode dalam ilmu


pengetahuan.

4) Logika, membahas persoalan filsafat berpikir, yaitu rumus-rumus dan


dalil-dalil berfikir yang benar.

5) Etika, berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia.

6) Estetika, berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan.

d. Fungsi Filsafat Pancasila

Fungsi filsafat terbagi menjadi tiga, yaitu:

5
1.Memberi jawaban atas pertanyaan yang bersifat fundamental/mendasar
dalam kehidupan bernegara, Misalnya : susunan politik, sistem politik, bentuk
negara, susunan perekonomian dan dasar-dasar pengembangan ilmu pengetahuan.
Hal ini harus dapat dikembangkan oleh filsafat.

2) Mencari kebenaran yang bersifat substansi tentang hakikat negara, ide,


negara atau tujuan negara.

3) Berusaha menempatkan dan menjadi bernegara. (sehingga fungsi filsafat


akan terlihat jelas kalau negara itu sudah terbentuk keteraturan kehidupan
bernegara).

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Istilah filsafat berasal dari bahasa yunani (philosophia), tersusun dari
kata philos yang berarti cinta atau philia yang berarti persahabatan, tertarik
kepada dan kata Sophos yang berarti kebijaksanaan, pengetahuan,
keterampilan, pengalaman, praktis, intelegensi. Berikut disampaikan beberapa
pengertian filsafat menurut beberapa penegrtian filsafat menurut beberapa
filsuf yaitu diantara lain: Plato: Filsafat adalah pengetahuan yang berminat
mencapai pengetahuan kebenaran yang asli Aristoteles: filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu
metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika (filsafat
keindahan). Immanuel Kant: filsafat adalah ilmu(pengetahuan) menjadi pokok
pangkal dari segala pengetahuan, yang dalamnya tercakup masalah
epistemology (filsafat pengetahuan) yang menjawab persoalan apa yang dapat
kita ketahui? Dapat di simpulkan bahwa filsafat sebagai proses dan produk
berpikir manusi, merupakan pemikiran teori tentang tuhan, alam semesta
secara keseluruhan yang mencakup hidup manusia yng ada di dalamnya untuk
kemudian bagi manusia pemikiran teoritis tersebut dipergunakan sebagai
pandangan dunia (world view).

B. Saran
Penyusunan makalah ini masih belum membahas perencanaan strategi
pembelajaran efektif di MI secara menyeluruh. Mohon kiranya pembaca tidak
menjadikan makalah ini satu-satunya rujukan, dan membaca berbagai literatur
terkait “pancasila sebagai sistem filsafat” untuk melengkapi pemahaman yang
belum bisa diperoleh dari makalah ini.

7
DAFTAR PUSTAKA

Dick, Walter, and Lou Carey. The Systematic Design of Instruction. Scott,
Foresman, 1978.
Hamalik, Oemar. Proses belajar mengajar. Bumi Aksara, 2004.
Indriawati, Imam Buchori, Acip, Sekarmaji Sirrulhaq, and Encep Solihutaufa.
‘MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN’. Al-Hasanah : Jurnal
Pendidikan Agama Islam 6, no. 2 (25 December 2021): 274–84.
https://doi.org/10.51729/6246.
Kauchak, Donald P., and Paul D. Eggen. Learning and Teaching: Research-Based
Methods. Allyn and Bacon, 1993.
Miarso, Yusufhadi. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. 1st ed. Jakarta:
Kencana, 2005.
Nasution, Wahyudin Nur. Strategi Pembelajaran. Medan: Perdana Publishing,
2017.
Panggabean, Suvriadi, Ana Widyastuti, Wika Karina Damayanti, Muhammad
Nurtanto, Hani Subakti, Nur kholifah, Dina Chamidah, et al. Konsep dan
Strategi Pembelajaran. Yayasan Kita Menulis, 2021.
Parhani, Ahmad. ‘Efektifitas Dan Efesien Penggunaan Strategi Dalam
Pembelajaran’. OSF Preprints, 9 April 2022.
https://doi.org/10.31219/osf.io/gt5z4.
Romiszowski, A. J. Designing Instructional Systems: Decision Making in Course
Planning and Curriculum Design. Routledge, 2016.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Prosses Pendidikan.
Jakarta: Prenada Media Group, 2006.
Seels, Barbara, and Rita Richey. Instructional Technology: The Definition and
Domains of the Field. Association for Educational Communications and
Technology, 1994.
Sutikno, Sobry. Strategi Pembelajaran. Indramayu: Penerbit Adab, 2021.
Ulya, Nanda Rifaatul. ‘STRATEGI PEMBELAJARAN MIND MAPPING
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA’.
International Conference of Students on Arabic Language 4, no. 0 (2020):
441–49.
Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran: Landasan Dan Aplikasinya. Jakarta:
Rineka Cipta, 2016.
Wuwung, Olivia Cherly. STRATEGI PEMBELAJARAN & KECERDASAN
EMOSIONAL. Scopindo Media Pustaka, 2020.

Anda mungkin juga menyukai