Disusun Oleh:
PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
2021
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...3
BAB I……………………………………………………………………………….……4
PENDAHULUAN…………………………………………………………………….....4
A.LATAR BELAKANG………………………………………………………………...4
B.RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………...5
C.TUJUAN PENULISAN……………………………………………………………….5
BAB II…………………………………………………………………………………...6
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………6
A.ERA KERAJAAN…………………………………………………………………….6
B.ERA PENJAJAHAN………………………………………………………………….9
C.KEBANGKITAN NASIONAL……………………………………………...………10
H.MASA REFORMASI………………………………………………………………..19
BAB III…………………………………………………………………………………24
PENUTUP……………………………………………………………………………...24
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat,berkat,dan karunia-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan
makalah yang berjudul “Pancasila Dalam Konteks Perjuangan Bangsa Indonesia dengan
baik dan tepat waktu untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila.
Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih atas segala pastisipasi dari pihak-pihak yang
sudah membantu dan juga dosen yang sudah membimbing kami dalam menyelesaikan
pembuatan makalah ini sehingga dapat terselesaikan.
Kami berharap dengan dibuat nya makalah ini,dapat berguna dan digunakan dengan
baik.Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna,oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan masukan yang membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan makalah selanjutnya.
KELOMPOK 2
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai suatu Negara Indonesia, tentunya kita memiliki dasar negara yaitu
pancasila.Dasar negara merupakan alas atau fundamen yang menjadi pijakan dan
mampu memberikan kekuatan kepada berdirinya sebuah negara.Pancasila dalam
kedudukan nya merupakan dasar pijakan penyelengaraaan Negara dan seluruh
kehidupan Negara Republik Indonesia.Pancasila merupakan ideologi dan falsafah
bangsa Indonesia yang dijadikan pedoman dalam kehidupan berabangsa yang lahir
dari pemikiran para tokoh nasionalisme Indonesia.di dalam nya terkandung lima
nilai dasar tentang ketuhanan,kemanusiaan,persatuan kerakyatan dan keadilan.Nilai
nilai tersebut hidup dalam kehidupan bangsa Indonesia baik dalam adat
istiadat,tradisi,serta budaya sehingga menjadi jati diri bangsa Indonesia.
Penyusunan nilai-nilai pancasila itu sendiri sebenar nya tidak lepas dari sejarah
bangsa Indonesia.Sejarah bangsa Indonesia berkaitan dengan perjuangan bangsa
Indonesia yang berawal dari berdirinya kerajaan-kerajaan di wilayah Indonesia yang
diikuti dengan masuk nya agama hindu,Buddha,dan islam di wilayah Indonesia.
Kemudian hadir nya para tokoh,munculnya gerakan-gerakan perlawanan pada
zaman kebangkitan,terbentuknya organisasi-organisasi memiliki arti penting dalam
perumusan pancasila.Oleh karena itulah diperlukan untuk mempelajari lebih lanjut
tentang periode sejarah perjuangan bangsa Indonesia beserta penjelasan dan
interpretasinya.
4
B. RUMUSAN MASALAH
C.TUJUAN PENULISAN
4.Untuk mengetahui organisasi apa saja yang terlibat dalam perumusan pancasila.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A.ERA KEARAJAAN
Hal itu menjadi gambaran bahwa nilai-nilai sosial politik dan juga nilai ketuhanan
sudah ada sejak zaman kerajaan pertama tersebut.Kemudian dalam zaman kuno (400-
1500) terdapat dua kerajaan yang berhasil mencapai integrasi dengan wilayah yang
meliputi hamper seluruh wilayah Indonesia yaitu kerajaan Sriwijaya di Sumatera dan
kerajaan Majapahit di Jawa.
6
Zaman Kerajaan Sebelum Majapahit
Sebelum lahir nya kerajaan Majapahit sebagai kerajaan yang menanamkan nilai-nilai
nasionalisme,di Jawa Tengah dan Jawa Timur telah muncul kerajaan-kerajaan yang silih
berganti.Kerajaan-kerajaan tersebut diantaranya :
7
Zaman Kerajaan Majapahit
Pada tahun 1293 berdirilah keraajan majapahit yang wilayah nya semasa jaya
terbentang dari semenanjung melayu(sekarang Malaysia) sampai Irian Barat
melalui Kalimantan Utara.Kerjaan maja pahit mencapai masa kejaayaan nya saat
dipimpin oleh raja Hayam Wuruk dengan mahapatih nya Gadjah Mada serta
dibantu oleh laksamana Nala.
Pada zaman itu agama hindu dan Buddha hidup berdampingan dengan
damai.Kata pancasaila sudah ditemukan dalam kitab negarakertagama yang
ditulis oleh Empu Prapanca.Juga kitab sutasoma yang dibuat oleh Empu
Tantular terdapat seloka persatuan nasional yaitu “Bhinneka Tunggal Ika”,yang
bunyi lengkapnya “Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua” yang
artinya walaupun berbeda,namun satu jua adanya sebab tidak ada agama yang
memiliki Tuhan yang berbeda. Dari segi persatuan dan persatuan, dapat dikaji
dari sumpah palapa yang disampaikan nya dalam sdiang ratu dan menteri-
menteri di paseban keprabuan tahun1331 yang berisi cita-cita mempersatukan
seluruh nusantara yang bunyinya sebagai berikut :
“Saya baru akan berhenti berpuasa makan pelapa, jikalau
seluruh nusantara bertakluk di bawah kekuasaan negara, jikalau
gurun, Seram, Tanjung Haru, Pahang, Dempo, Bali, Sunda,
Palembang dan Tumasik telah dikalahkan”.
Dalam tata pemerintahan Dari segi nilai-nilai politik dan nilai musyawarah raja
Hayam Wuruk telah memiliki penasehat di bidang pemerintahan, seperti
Rakryan I Hino, I Sirikan, dan I Halu yang bertugas memberikan nasehat kepada
raja. Maja Pahit menjulang dalam arena sejarah kebangsaan banyak
meninggalkan nilai-nilai yang diangkat dalam nasionalisme negara kebangsaan
17 Agustus 1945. Namun karena berbagai perselisihan dan perang saudara pada
awal abad ke XV, akhirnya kerajaan Maja Pahit runtuh pada permulaan abad ke
XVI (sekitar tahun 1520).
8
B.ERA PENJAJAHAN
Bangsa Portugis, sebagai Bangsa Eropa datang ke Indonesia dengan tiga tujuan, yakni
emas, kemenangan, dan menyebarkan ajaran agama. Mereka datang untuk mendapatkan
rempah-rempah dan menyebarkan agama Katolik di Indonesia.
Kedatangan Bangsa Portugis bermula pada tahun 1511 saat pelaut Portugis bernama
Alfonsi d'Albuquerque sampai di Selat Malaka. Dalam waktu singkat Portugis mampu
menguasai pusat perdagangan di Selat Malaka itu.
Penjajahan Belanda di Indonesia berlangsung selama 350 tahun atau 3,5 abad lamanya.
Pada tahun 1596 bangsa Belanda pertama kali mendarat di wilayah Banten, Indonesia di
bawah kepemimpinan Cornelis de Houtman.
9
Sejak saat itu bangsa Belanda lainnya kembali berdatangan ke Indonesia. Tak hanya di
Banten, mereka pun berhasil mendapatkan rempah-rempah di Maluku pada tahun 1599.
Di tahun itu, Maluku masih dikuasai Portugis..
Sayangnya, monopoli perdagangan dan sikap bangsa Belanda ini hanya membuat
kerugian pada rakyat Indonesia. Untuk melawan penjajahan ini, rakyat Indonesia
berusaha melakukan perlawanan untuk mengusir belanda dari daerah masing-masing.
C.KEBANGKITAN NASIONAL
Syarikat Islam (SI) pada tahun 1911, yang dipimpin oleh H.O.S
Cokroaminoto..
• Indische Partij pada tahun 1913, dipimpin oleh oleh tiga serangkai,
• Partai Nasional Indonesia (PNI) tahun 1927 yang dipelopori oleh Ir.
10
Oktober 1928, yang isinya adalah satu Bahasa satu Bangsa dan
golongan demokrat yang antara lain Moh. Hatta, St. Syahrir, dengan
kekuatan sendiri”
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
11
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Kemudian pada sidang 31 Mei 1945, Prof. Dr. Soepomo mengemukakan gagasannya
mengenai rumusan lima prinsip dasar negara Republik Indonesia, yang dinamakan
'Dasar Negara Indonesia Merdeka', yaitu:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
4. Musyawarah
5. Keadilan Sosial
Sementara itu, pada sidang 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan gagasan perihal
rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia, yang dinamakan 'Pancasila', yaitu:
1. Kebangsaan Indonesia
4. Kesejahteraan Sosial
Dari beberapa usulan, milik Ir. Soekarno yang diterima dan diberi nama Pancasila.
Rumusan ini kemudian digunakan sebagai fondasi dan ideologi negara Indonesia.
B. Sidang kedua (10 juli 1945 - 17 juli 1945)
Sidang BPUPKI yang kedua berlangsung pada 10 Juli 1945 hingga 17 Juli 1945.
Agenda sidang BPUPKI kedua adalah pembahasan mengenai rancangan undang-undang
dasar (UUD), bentuk negara, pernyataan merdeka, wilayah negara, dan
kewarganegaraan Indonesia.
12
Pada 11 Juli 1945, panitia perancang UUD membentuk panitia kecil beranggotakan
tujuh orang, yang terdiri dari ketua Prof. Dr. Mr. Soepomo dan anggota Mr.
Wongsonegoro, Mr. Achmad Soebardjo, Mr. A.A. Maramis, Mr. R.P. Singgih, H. Agus
Salim, dan Dr. Soekiman.
Sidang kerja panitia perancang UUD dilaksanakan pada 13 Juli 1945. Pada 14 Juli 1945
diadakan rapat pleno BPUPKI yang menerima laporan dari panitia perancang UUD.
Ada tiga hal pokok yang harus masuk UUD 1945, yakni pernyataan Indonesia merdeka,
pembukaan UUD, serta batang tubuh UUD.
Dengan disepakatinya rancangan undang-undang, maka tugas BPUPKI telah selesai dan
sidang kedua ditutup pada 17 Juli 1945. BPUPKI resmi di bubarkan pada 7 Agustus
1945 oleh pemerintah Jepang karena menganggap tugas Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan telah usai.
Indonesia (PPKI) atat Dokuritzu Junbi Iinkai, yang susunan personalianya sebagai
berikut:
Anggota-anggota :
13
5. W. Hasyim. 18. Andipangerang
6. Ki Bagus Hadikusumo. 19. I Gusti Ktut Pradja
7. Oto Iskandardinata. 20. Wiranatakusuma
8. Abdul Kadir. 21. Ki Hajar Dewantara
9. Surjoharmidjojo. 22. M. Kasman
10. Purubojo. Anggota Tambahan :
11. Yap Tjwan Bing. 1. Sajuti
12. Latuharhary. 2. Kusuma Sumantri
13. Ar. Amir. 3. Subardjo
Kemudian pada tanggal 7 Agustus 1945 Jenderal Terautji sekali lagi mengeluarkan
pernyataan bahwa pemerintah Jepang akan memberikan kemerdekaan pada bangsa
Indonesia. Oleh sebab itu pada tanggal 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta
dan Radjiman Widijodiningrat diundang oleh Marsal Terautji, Panglima tertinggi
Angkatan Perang Jepang seluruh Asia Tenggara di Saigon/Vetnam, guna menerima
petunjuk-petunjuk tentang penyelenggaraan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Namun pada tanggal 6 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di
Herosima, kemudian pada tanggal 9 Agustus 1945 di Nagasaki, yang menyebabkan
pada tanggla 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Tentara Sekutu.
Dan akibat dari menyerahnya Jepang kepada Sekutu tersebut menyebabkan seluruh
janji-janji untuk memerdekakan bangsa Indonesia menjadi tidak ada lagi.
Walaupun demikian sebagian besar rencana Jepang terhadap bangsa Indonesia dapat
terlaksana dengan baik, kecuali rencana terakhir berupa janji utk kemerdekaan bangsa
Indonesia tidak terlaksana.
PROKLAMASI
14
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno/ Hatta.
b) Sidang-Sidang PPKI
2) Menetapkan rancangan hukum Dasar yang telah diterima Dari BPUPKI pada tanggal
17 Juli 1945, setelah mengalami Berbagai perubahan karena berkaitan dengan
perubahan Piagam Jakarta, kemudian berfungsi sebagai UndangUndang Dasar 1945.
15
c). Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai Badan
Musyawarah Darurat.
berikut:
1. Propinsi Sumatera
5. Propinsi Kalimantan
16
6. Propinsi Sulawesi
7. Propinsi Maluku
satu dari pasal tersebut yaitu: pasal 2. Untuk maksud tersebut maka
Rakyat” (BKR).
17
150 orang. Yang selanjutnya pada Rabu tanggal 29 Agustus 1945,
Soekarno.
18
hasil perundingan yang dilaksanakan kerap kali menghasilkan keputusan yang saling
tidak seimbang atau dengan kata lain hasil perundingan tersebut mengundang rasa
ketidakpuasan dari kedua belah pihak. Angkatan muda mempergelarkan kekuatan
bersenjata dengan penuh keyakinan akan mampu menegakkan dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamasikan. Belanda hanya akan mau dan
terlibat dalam diplomasi ketika kekuatan bersenjata dari Belanda masih kurang
memadai atau tidak sanggup untuk berperang,namun disaat kekuatan bersenjata Belanda
sudah kuat maka Belanda akan kembali melakukan penyerangan . Agresi Militer
Belanda I dan II merupakan salah satu wujud dimana pihak Belanda tidak menerima
hasil-hasil kesepakatan lewat jalur diplomasi. Hampir seluruh daerah-daerah di
Indonesia hingga ke pedalaman yang ikut terkena imbas dari agresi yang dilancarkan
oleh Belanda. Gerilya atau perang gerilya merupakan cara yang dilakukan oleh para
pejuang kemerdekaan dalam mempertahankan wilayah Indonesia dari serangan Agresi
Militer Belanda I dan II. Situasi dan kondisi kekuatan perang Indonesia yang kalah
kuantitas dan kualitas dibanding dengan kekuatan perang Belanda memaksa Indonesia
harus menyusun taktik yang paling jitu untuk dapat mengalahkan Belanda. Gerilya
merupakan teknik yang digunakan untuk melemahkan lawan. Hampir setiap daerah di
Indonesia menerapkan sistem perang gerilya. Setelah berita proklamasi terdengar di
Dairi, tokoh-tokoh politik Dairi yaitu Jonathan Sitohang dan Djauli Manik langsung
membentuk Komite Nasional yang beranggotakan pimpinan partai dan tokoh
masyarakat dalam upaya menjalankan pemerintahan sementara. Jika melihat kondisi
geografis dari Dairi, maka gerilya merupakan salah satu taktik yang paling tepat dalam
menghadapi agresi militer Belanda di Dairi. Tokoh-tokoh politik, partai-partai politik,
serta rakyat Dairi ikut berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan. TNI/TKR
sebagai kekuatan utama dalam operasi gerilya untuk menggempur Belanda lewat
Agresinya turut ambil bagian. Semangat kemerdekaan, rasa nasionalisme yang tinggi ,
serta keinginan terlepas dari ancaman penjajahan oleh Belanda menjadi motivasi yang
besar bagi tokoh-tokoh juga rakyat Dairi untuk sama-sama berjuang.
Orde baru menggantikan orde lama yang merujuk pada era pemerintahan
soekarno.Lahirnya Orde Baru diawali dengan keluarnya surat perintah 11 Maret
1966.Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998.Dalam jangka waktu
tersebut,ekonomi indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan
dengan praktik korupsi yang merajalela.
Secara terminologi,Orde Baru berarti suatu tatanan seluruh perikehidupan
rakyat,bangsa dan negara yang di letakan kembali kepada pelaksanaan pancasila dan
UUD 45 secara murni dan konsekuen.
19
Tujuan pembangunan nasional pada masa Orde Baru adalah lahirnya kehidupan
masyarakat Negara kesatuang republik indonesia yang sejahtera,baik secara lahir
maupun batin.
Era tersebut kemudian di kenal sebagai Orde Baru dengan konsep Demokrasi
Pancasila.Visi utama pemerintahan Orde Baru ini untuk melaksanakan pancasila dan
UUD NRI Tahun 1945 secara murni dadn konsekuen dalam setiap aspek kehidupan
masyrakat Indonesia.
H.MASA REFORMASI
Kata ‘reformasi’ secara etimologis berasal dari kata reform, sedangkan secara harfiah
reformasi mempunyai pengertian suatu gerakan yang memformat ulang, menata ulang,
menata kembali hal-hal yang menyimpang untuk dikembalikan pada format atau bentuk
semula sesuai dengan nilai-nilai ideal yang dicita-citakan rakyat. Reformasi juga
diartikan pembaruan dari paradigma pola lama ke paradigma pola baru untuk menuju ke
kondisi yang lebih baik sesuai dengan harapan. Inti reformasi adalah memelihara segala
yang sudah baik dari kinerja bangsa dan negara di masa lampau, mengoreksi segala
kekurangannya, sambil merintis pembaruan untuk menjawab tantangan masa depan.
Awal dari gerakan reformasi bangsa Indonesia yakni ditandai dengan mundurnya
Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998, yang kemudian digantikan oleh Wakil
Presiden B.J. Habibie. Habibie dalam pidato 1 Juni 2011 menegaskan penjabaran
Pancasila sebagai dasar nilai dalam berbagai kebijakan penyelenggaraan negara
merupakan suatu upaya untuk mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan (Habibie,
2011 :6).
Setiap sila pada Pancasila mempunyai nilai dalam paradigma reformasi, antara lain
yaitu:
1.Reformasi yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya, gerakan reformasi
berdasarkan pada moralitas ketuhanan dan harus mengarah pada kehidupan yang baik
bahwa manusia adalah makhluk Tuhan.
2.Reformasi yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab. Artinya, gerakan
reformasi berlandaskan pada moral kemanusiaan sebagai upaya penataan kehidupan
yang penuh penghargaan atas harkat dan martabat manusia.
3.Reformasi yang berdasarkan nilai persatuan Indonesia. Artinya, gerakan reformasi
harus menjamin tetap tegaknya bangsa dan negara Indonesia sebagai satu kesatuan.
4.Reformasi yang berakar pada asas kerakyatan. Artinya, seluruh penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernegara harus dapat menempatkan rakyat sebagai subjek
dan pemegang kedaulatan. Kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat Indonesia.
20
5.Reformasi yang bertujuan pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Artinya,
gerakan reformasi harus memiliki visi yang jelas, yaitu demi terwujudnya keadilan
sosial bagi seluruh rakyat.
Selama Era Reformasi berjalan, terdapat beberapa kelemahan yang melenceng dari
nilai-nilai luhur Pancasila, antara lain yaitu:
1.Menjadikan Pancasila sebagai ideologi bangsa tanpa memperhatikan relevansinya
dengan perkembangan zaman.
2.Para elite politik cenderung hanya memanfaatkan gelombang reformasi ini guna
meraih kekuasaan, sehingga tidak mengherankan apabila banyak terjadi benturan
kepentingan politik.
3.Pemerintah kurang konsisten dalam menegakkan hukum.
4.Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan yang ditandai dengan adanya konflik di
beberapa daerah.
5.Korupsi yang semakin terbuka dan membudaya.
Era Reformasi yang diharapkan sebagai era pembaruan memberikan angin segar
bagi bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia diharapkan kembali mengamalkan nilai-nilai
luhur Pancasila sebagai pedoman berbangsa dan bernegara. Akan tetapi, faktanya justru
pada Era Reformasi ini bangsa Indonesia dirasakan semakin jauh dari nilai-nilai luhur
Pancasila. Rakyat Indonesia mengalami degradasi moral, cenderung liberalis karena
pengaruh globalisasi, atau malah semakin intoleran. Tindak pidana korupsi dilakukan
secara terang-terangan seolah-olah telah membudaya di Indonesia.
Berbekal semangat Pancasila, berbagai upaya pun dilakukan untuk memperbaiki kondisi
bangsa di masa reformasi. Pengamalan sila ketiga Pancasila, yakni Persatuan Indonesia
sangat krusial untuk ketahanan Indonesia yang saat itu berada di jurang perpecahan.
Contohnya Presiden B.J Habibie menerbitkan Inpres No. 26/1998 yang membatalkan
aturan-aturan diskriminatif terhadap komunitas Tionghoa. Inpres tersebut berisi
penghentian penggunaan istilah pribumi dan nonpribumi dalam penyelenggaraan
pemerintahan.
Lalu Presiden ke-4, Abdurrahman Wahid mengembalikan hak warga Indonesia
keturunan Tionghoa untuk melaksanakan ritual keagamaan secara terbuka. Sebelumnya,
Presiden Soeharto mengeluarkan Inpres Nomor 16/1967 tentang Larangan Agama,
Kepercayaan, dan Adat Istiadat China.
Kini, Imlek dapat dirayakan secara terbuka dan menjadi Hari Libur Nasional. Hal ini
sekaligus menunjukkan pengamalan sila pertama Pancasila, yakni Ketuhanan Yang
21
Maha Esa yang salah satunya dapat diwujudkan dengan sikap menghormati pemeluk
agama lain.
Meski demikian, tantangan-tantangan akan selalu ada. Saat ini, dengan adanya media
sosial, banyak orang yang memanfaatkannya untuk menghasut dan menimbulkan
konflik. Selain itu, hingga kini kekuatan-kekuatan besar dunia tetap berusaha
memperebutkan pengaruh ke negara-negara lainnya. Maka, kita harus lebih kritis untuk
mencegah penyusupan ideologi lain yang tidak sesuai dengan Pancasila.
22
Meskipun bangsa-bangsa lain juga menyadari pentingnya kerja sama antarnegara, tetapi
persaingan kekuatan besar dunia masih terjadi.
Salah satu cara yang dilakukan untuk menanamkan pengaruh terhadap negara lain yaitu
melaui penyusupan ideologi, baik yang langsung atau tidak.
Maka dari itu, sebagai bangsa Indonesia kita harus waspada untuk menanggulangi
penyusupan ideologi yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila.
Hal ini penting untuk kita lakukan karena bangsa kita masih termasuk sebagai bangsa
yang berkembang.
Bangsa yang berkembang sangat terbuka kemungkinan untuk berpaling dari Pancasila,
apalagi cita-cita masyarakat belum sepenuhnya terwujud.
3. Tantangan dari Pengaruh Globalisasi
Selain tantangan berupa penyusupan ideologi lain selain Pancasila, juga ada tantangan
dari pengaruh globalisasi.
Adanya globalisasi ini bisa mengakibatkan adanya kebebasan dengan meniru
kebudayaan luar.
Peniruan dari kebudayaan luar ini bisa menjadi dampak negatif jika bertolak belakang
dengan nilai-nilai luhur bangsa.
Selain itu, pengaruh globalisasi juga menyebabkan pola perilaku masyarakat yang
berubah.
Perubahan ini bisa menggangu kesatuan dan persatuan bangsa apabila kita tidak
berpegang teguh pada pancasila dan bisa menyebabkan perselisihan.
23
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1 Juni 1945 diperingati sebagai hari lahirnya pancasila sebagai ideologi dan falsafah
negara Indonesia.Namun sebelum itu nilai-nilai luhur cerminan pancasila sudah muncul
di kerajaan-kerajaan berdaulat seperti kerajaan kutai,sriwijaya,kerajaan sebelum
majapahitdan kerajaan majapahit.Nilai-nilai pancasila sudah diamalkan dan dijalankan
dalam kehidupan mereka.Sejarah lahirnya pancasila pun terus berkembang beriringan
dengan tahap proses perkembangan Indonesia menuju merdeka,kedua nya didasarkan
oleh perjuangan dan tekad bangsa Indonesia untuk berjuang memperoleh kemerdekaan
sampai pada akhirnya Indonesia memproklamasikan kemerdekaan nya tanggal 17
Agustus 1945.
SARAN
Pancasila sebagai dasar negara,memiliki kaitan yang erat dengan hati diri bangsa
Indonesia.Pancasila menggandung nilai Ketuhahan,kemanusiaan,persatuan,kerakyatan
serta keadilan yang dalam kenyataan nya nilai tersebut telah dimiliki bangsa Indonesia
sejak dulu kala.Sudah sepatutnya pancasila dijadikan landasan dan pandangan
hidup.Dengan mempelajari pendidikan pancasila diharapkan kita sebagai bangsa
Indonesia mampu mewujudkan tujuan pancasila,bukan hanya sekedar mengetahui,tetapi
juga mengamalkan nya dengan baik.
24
DAFTAR PUSTAKA
25