Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PANCASILA DALAM KONTEKS PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila

Dosen pengampu: Rica Gusmarani SH.,M.H

Disusun Oleh:

M.Fadhillah Ramadhan (218600242)

Putri Miranda Naibaho (218600217)

Fadiyah Rahmah Alfina (218600225)

Camela Balqis Syam (218600232)

Rizky Ruth Efvita Hutagalung (218600234)

Molly Pinota Nainggolan (218600227)

Laura Wirananda br Sitanggang (218600206)

Noni Trisnalaraswati (218600183)

PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MEDAN AREA

2021

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...3

BAB I……………………………………………………………………………….……4

PENDAHULUAN…………………………………………………………………….....4

A.LATAR BELAKANG………………………………………………………………...4

B.RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………...5

C.TUJUAN PENULISAN……………………………………………………………….5

BAB II…………………………………………………………………………………...6

PEMBAHASAN…………………………………………………………………………6

A.ERA KERAJAAN…………………………………………………………………….6

ZAMAN KERAJAAN KUTAI………………………………………………………….6

ZAMAN KERAJAAN SRIWIJAYA……………………………………………………6

ZAMAN KERAJAAN SEBELUM


MAJAPAHIT…………………………………………………………………………….7

ZAMAN KERAJAAN MAJAPAHIT…………………………………………………...8

B.ERA PENJAJAHAN………………………………………………………………….9

C.KEBANGKITAN NASIONAL……………………………………………...………10

D.MASA SIDANG BPUPKI…………………………………………………………..11

E.PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA DAN SIDANG PPKI…………..13

F.KEMERDEKAAN MASA SETELAH PROKLAMASI…………………………….18

G.MASA ORDE BARU………………………………………………………………..19

H.MASA REFORMASI………………………………………………………………..19

BAB III…………………………………………………………………………………24

PENUTUP……………………………………………………………………………...24

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat,berkat,dan karunia-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan
makalah yang berjudul “Pancasila Dalam Konteks Perjuangan Bangsa Indonesia dengan
baik dan tepat waktu untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila.

Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih atas segala pastisipasi dari pihak-pihak yang
sudah membantu dan juga dosen yang sudah membimbing kami dalam menyelesaikan
pembuatan makalah ini sehingga dapat terselesaikan.

Kami berharap dengan dibuat nya makalah ini,dapat berguna dan digunakan dengan
baik.Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna,oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan masukan yang membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan makalah selanjutnya.

KELOMPOK 2

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagai suatu Negara Indonesia, tentunya kita memiliki dasar negara yaitu
pancasila.Dasar negara merupakan alas atau fundamen yang menjadi pijakan dan
mampu memberikan kekuatan kepada berdirinya sebuah negara.Pancasila dalam
kedudukan nya merupakan dasar pijakan penyelengaraaan Negara dan seluruh
kehidupan Negara Republik Indonesia.Pancasila merupakan ideologi dan falsafah
bangsa Indonesia yang dijadikan pedoman dalam kehidupan berabangsa yang lahir
dari pemikiran para tokoh nasionalisme Indonesia.di dalam nya terkandung lima
nilai dasar tentang ketuhanan,kemanusiaan,persatuan kerakyatan dan keadilan.Nilai
nilai tersebut hidup dalam kehidupan bangsa Indonesia baik dalam adat
istiadat,tradisi,serta budaya sehingga menjadi jati diri bangsa Indonesia.

Penyusunan nilai-nilai pancasila itu sendiri sebenar nya tidak lepas dari sejarah
bangsa Indonesia.Sejarah bangsa Indonesia berkaitan dengan perjuangan bangsa
Indonesia yang berawal dari berdirinya kerajaan-kerajaan di wilayah Indonesia yang
diikuti dengan masuk nya agama hindu,Buddha,dan islam di wilayah Indonesia.
Kemudian hadir nya para tokoh,munculnya gerakan-gerakan perlawanan pada
zaman kebangkitan,terbentuknya organisasi-organisasi memiliki arti penting dalam
perumusan pancasila.Oleh karena itulah diperlukan untuk mempelajari lebih lanjut
tentang periode sejarah perjuangan bangsa Indonesia beserta penjelasan dan
interpretasinya.

4
B. RUMUSAN MASALAH

1.Bagaimana sejarah pancasila dalam masa kerajaan?

2.Siapa saja para tokoh yang berperan dalam perumusan pancasila?

3.Apa saja organisasi yang terlibat dalam perumusan pancasila.

4.Bagaimana proses perumusan pancasila tersebut dan proklamasi kemerdekaan


Indonesia?

C.TUJUAN PENULISAN

1. Mendeskripsi hubungan antara perjuangan bangsa Indonesia dengan lahirnya


pancasila.

2.Mendeskripsi proses perumusan pancasila.

3.Untuk mengetahui pihak tokoh yang berperan dalam perumusan pancasila.

4.Untuk mengetahui organisasi apa saja yang terlibat dalam perumusan pancasila.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A.ERA KEARAJAAN

Zaman Kerajaan Kutai

Pada tahun 400 M sejarah Indonesia,ditemukan prasasti yang berupa 7 yupa(tiang


batu).Berdasarkan prasasti tersebut,diketahui bahwa raja Mulawarman merupakan
keturunan dari raja Asmawarman yang membuka zaman sejarah kerajaan pertama di
Indonesia yaitu kerajaan kutai.Dalam prasasti tersebut dikatakan bahwa raja
Mulawarman beserta rakyat nya telah memberi sedekah kepada para brahmana,dan
sebagai tanda terimakasih atas raja yang dermawan, maka para brahmana itu pun
membangun 7 yupa(tiang batu).

Hal itu menjadi gambaran bahwa nilai-nilai sosial politik dan juga nilai ketuhanan
sudah ada sejak zaman kerajaan pertama tersebut.Kemudian dalam zaman kuno (400-
1500) terdapat dua kerajaan yang berhasil mencapai integrasi dengan wilayah yang
meliputi hamper seluruh wilayah Indonesia yaitu kerajaan Sriwijaya di Sumatera dan
kerajaan Majapahit di Jawa.

Zaman Kerajaan Sriwijaya

Muhammad Yamin mengungkapkan bahwa berdirinya suatu Negara kebangsaan


Indonesia tak dapat dipisahkan oleh beberapa kerajaan lama yang merupakan warisan
nenek moyang bangsa Indonesia itu sendiri.Negara kebangsaan Indonesia ini terbentuk
melalui 3 tahap:

Pertama,zaman sriwijaya di bawah syailendra (600-1400) dengan ciri


kedatuan.Kedua,negara kebangsaan zaman majapahit(1293-1525) dengan ciri
keprabuan.Dua tahap tersebut merupakan negara kebangsaan Indonesia lama.Dan
ketiga,negara kebangsaan Indonesia modern,yaitu negara Indonesia merdeka (sekarang
negara Republik Indonesia yang sudah diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945)
(sekretariat negara RI,1995 : 11)

6
Zaman Kerajaan Sebelum Majapahit

Sebelum lahir nya kerajaan Majapahit sebagai kerajaan yang menanamkan nilai-nilai
nasionalisme,di Jawa Tengah dan Jawa Timur telah muncul kerajaan-kerajaan yang silih
berganti.Kerajaan-kerajaan tersebut diantaranya :

a. Kerajaan Kalingga pada abad ke VII


b. Kerajaan Sanjaya pada abad ke VIII,yang turut membantu pembangunan
candi kalasan untuk dewa Tara dan wihara untuk pendeta Buddha di
Jawa Tengah.Dibangun nya candi Borobudur pada abad ke IX sebagai
candi agama Buddha dan candi prambanan pada abad ke IXsebagai candi
agama hindu merupakan sebuah refleksi bidang budaya di Jawa Tengah.
c. Kerajaan Isyana di Jawa Timur pada abad ke IX
d. Kerajaan Darmawangsa di Jawa Timur pada abad ke X
e. Kerajaan Airlangga di Jawa Timur pada abad ke XI
.ini merupakan kerajaan yang paling menonjol khusus nya dalam nilai
pancasila,dapat dilihat dari bangunan kegamaan dan asrama,dimana ini
merupakan wujud dari toleransi beragama yang dimana pada saat itu
agama hindu dan Buddha berdampingn secara damai(Toyibin,1997 :
26).Dalam segi hubungan kemanusiaan,prasasti kalagen mengungkapkan
bahwa airlangga telah bekerjasama dengan benggala,chola,dan
champa.Dibidang keagamaan raja Airlangga melakukan
penggemblengan diri,secara lahir dan batin di hutan.Gambaran
perwujudan sila ke empat pancasila terlihat pada tahun 1019 para
pengikut raja dan brahmana melakukan musyawarah dalam pemilihan
raja mereka.Sedangkan perwujudan sila kelima pancasila terwujud dalam
sikap raja Airlangga yang memerintahkan agar membuat tanggul dan
waduk yang digunakan untuk kebutuhan pertanian rakyat.
f. Kerajaan Singosari pada abad ke XIII yang berhubungan sangat erat
dengan berdiri nya kerajaan Majapahit nantinya.

7
Zaman Kerajaan Majapahit

Pada tahun 1293 berdirilah keraajan majapahit yang wilayah nya semasa jaya
terbentang dari semenanjung melayu(sekarang Malaysia) sampai Irian Barat
melalui Kalimantan Utara.Kerjaan maja pahit mencapai masa kejaayaan nya saat
dipimpin oleh raja Hayam Wuruk dengan mahapatih nya Gadjah Mada serta
dibantu oleh laksamana Nala.
Pada zaman itu agama hindu dan Buddha hidup berdampingan dengan
damai.Kata pancasaila sudah ditemukan dalam kitab negarakertagama yang
ditulis oleh Empu Prapanca.Juga kitab sutasoma yang dibuat oleh Empu
Tantular terdapat seloka persatuan nasional yaitu “Bhinneka Tunggal Ika”,yang
bunyi lengkapnya “Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua” yang
artinya walaupun berbeda,namun satu jua adanya sebab tidak ada agama yang
memiliki Tuhan yang berbeda. Dari segi persatuan dan persatuan, dapat dikaji
dari sumpah palapa yang disampaikan nya dalam sdiang ratu dan menteri-
menteri di paseban keprabuan tahun1331 yang berisi cita-cita mempersatukan
seluruh nusantara yang bunyinya sebagai berikut :
“Saya baru akan berhenti berpuasa makan pelapa, jikalau
seluruh nusantara bertakluk di bawah kekuasaan negara, jikalau
gurun, Seram, Tanjung Haru, Pahang, Dempo, Bali, Sunda,
Palembang dan Tumasik telah dikalahkan”.
Dalam tata pemerintahan Dari segi nilai-nilai politik dan nilai musyawarah raja
Hayam Wuruk telah memiliki penasehat di bidang pemerintahan, seperti
Rakryan I Hino, I Sirikan, dan I Halu yang bertugas memberikan nasehat kepada
raja. Maja Pahit menjulang dalam arena sejarah kebangsaan banyak
meninggalkan nilai-nilai yang diangkat dalam nasionalisme negara kebangsaan
17 Agustus 1945. Namun karena berbagai perselisihan dan perang saudara pada
awal abad ke XV, akhirnya kerajaan Maja Pahit runtuh pada permulaan abad ke
XVI (sekitar tahun 1520).

8
B.ERA PENJAJAHAN

Kolonialisme atau Penjajahan adalah suatu sistem di mana suatu negara menguasai


rakyat dan sumber daya negara lain tetapi masih tetap berhubungan dengan negara asal
tersebut.

1. Penjajahan bangsa Portugis dan Spanyol

Bangsa Portugis, sebagai Bangsa Eropa datang ke Indonesia dengan tiga tujuan, yakni
emas, kemenangan, dan menyebarkan ajaran agama. Mereka datang untuk mendapatkan
rempah-rempah dan menyebarkan agama Katolik di Indonesia.

Kedatangan Bangsa Portugis bermula pada tahun 1511 saat pelaut Portugis bernama
Alfonsi d'Albuquerque sampai di Selat Malaka. Dalam waktu singkat Portugis mampu
menguasai pusat perdagangan di Selat Malaka itu.

Portugis lalu mengirimkan misi militernya ke Maluku di bawah pimpinan Antoio


d'Abreu dengan tujuan mendapatkan hak-hak monopoli dan perdagangan rempah-
rempah. Namun karena dianggap sombong Bangsa Portugis diusir dari Maluku oleh
Sultan Baabullah.

2. Penjajahan Belanda di Indonesia

Penjajahan Belanda di Indonesia berlangsung selama 350 tahun atau 3,5 abad lamanya.
Pada tahun 1596 bangsa Belanda pertama kali mendarat di wilayah Banten, Indonesia di
bawah kepemimpinan Cornelis de Houtman.

Tujuan Belanda datang yakni untuk berdagang dan mendapatkan rempah-rempah


dengan harga murah. Namun kedatangan belanda ini tidak diterima oleh penduduk
Banten karena tindakannya buruk dan sering menimbulkan keributan. Saat itu bangsa
Belanda pun kembali ke negaranya.

9
Sejak saat itu bangsa Belanda lainnya kembali berdatangan ke Indonesia. Tak hanya di
Banten, mereka pun berhasil mendapatkan rempah-rempah di Maluku pada tahun 1599.
Di tahun itu, Maluku masih dikuasai Portugis..

Sayangnya, monopoli perdagangan dan sikap bangsa Belanda ini hanya membuat
kerugian pada rakyat Indonesia. Untuk melawan penjajahan ini, rakyat Indonesia
berusaha melakukan perlawanan untuk mengusir belanda dari daerah masing-masing.

C.KEBANGKITAN NASIONAL

Pada abad ke XX dengan tumbuhnya kesadaran akan kekuatan

dan kemampuan diri, terutama di wilayah dunia bagian Timur, maka

di Indonesia pada tahun 1908, atau tepatnya pada tanggal 20 mei

1908, telah lahir suatu Gerakan Kebangkitan Nasional yang dipelopori

oleh dr Wahidin Sudirohusudo dengan Budi Utomonya. Gerakan

ini adalah merupakan awal pergerakan Nasional untuk mewujudkan

suatu bangsa yang merdeka yang berkuasa.

Dengan beridirinya Budi Utomo pada Tanggal 20 Mei 1908

tersebut akhirnya lahir pula berbagai pergerakan nasional lainnya

• Serikat Dagang Islam (SDI) pada tahun 1909, yang kemudian

berubah menjadi Gerakan Politik dengan merubah nama menjadi

Syarikat Islam (SI) pada tahun 1911, yang dipimpin oleh H.O.S

Cokroaminoto..

• Indische Partij pada tahun 1913, dipimpin oleh oleh tiga serangkai,

yaitu : Douwes Dekker, Cipto Mangunkosomo, Ki Hajar Dewantara.

• Partai Nasional Indonesia (PNI) tahun 1927 yang dipelopori oleh Ir.

Soekarno, Ciptomangunkusomo, Sartono, beserta tokoh-tokoh lainnya.

• Para pemuda memunculkan Sumpah Pemuda pada tanggal 28

10
Oktober 1928, yang isinya adalah satu Bahasa satu Bangsa dan

satu Tanah air Indonesia.

• Pada tahun 1931 PNI dibubarkan oleh pengikutnya, kemudian

diganti dengan Partai Indonesia atau Pertindo.

• Pada tahun 1933, berdiri Pendidikan Nasional Indonesia oleh

golongan demokrat yang antara lain Moh. Hatta, St. Syahrir, dengan

semboyan “Kemerdekaan Indonesia harus dicapai dengan

kekuatan sendiri”

D.MASA SIDANG BPUPKI

BPUPKI merupakan kependekan dari Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan


Kemerdekaan Indonesia. Dalam bahasa Jepang dikenal sebagai Dokuritsu Junbi
Chosakai. BPUPKI kali pertama dibentuk pada 1 Maret 1945. Kala itu, lembaga
BPUPKI dibentuk oleh pemerintah Jepang. Ketuanya adalah Radjiman Wedyodiningrat
dan wakil ketua Hibangase Yosio (Jepang) dan Soeroso.
BPUPKI beranggotakan 67 orang, yang terdiri dari 60 orang Indonesia dan tujuh orang
Jepang yang bertugas mengawasi.Pembentukan BPUPKI bertujuan untuk saling
menguntungkan, baik bagi Indonesia maupun Jepang.
A. Sidang pertama (29 mei 1945 - 1 juni 1945)
Sidang pertama BPUPKI berlangsung pada 29 Mei-1 Juni 1945. Pada sidang pertama
BPUPKI tersebut membahas perumusan dasar negara Republik Indonesia.Untuk
mendapatkan rumusan dasar negara Republik Indonesia yang tepat, selama masa
persidangan pertama BPUPKI ini, agendanya adalah mendengarkan pidato dari tiga
orang tokoh utama pergerakan nasional Indonesia.
Ketiga tokoh yang menyampaikan gagasannya mengenai dasar negara Republik
Indonesia, ialah Prof. Mohammad Yamin, S.H., Prof. Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.
Pada sidang 29 Mei 1945, Prof. Mohammad Yamin, S.H., mengemukakan gagasan
tentang rumusan lima asas dasar negara Republik Indonesia, yakni:

1. Peri Kebangsaan

2. Peri Kemanusiaan

3. Peri Ketuhanan

11
4. Peri Kerakyatan

5. Kesejahteraan Rakyat

Kemudian pada sidang 31 Mei 1945, Prof. Dr. Soepomo mengemukakan gagasannya
mengenai rumusan lima prinsip dasar negara Republik Indonesia, yang dinamakan
'Dasar Negara Indonesia Merdeka', yaitu:

1. Persatuan

2. Kekeluargaan

3. Keseimbangan lahir batin

4. Musyawarah

5. Keadilan Sosial

Sementara itu, pada sidang 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan gagasan perihal
rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia, yang dinamakan 'Pancasila', yaitu:

1. Kebangsaan Indonesia

2. Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan

3. Mufakat atau Demokrasi

4. Kesejahteraan Sosial

5. Ketuhanan Yang Maha Esa

Dari beberapa usulan, milik Ir. Soekarno yang diterima dan diberi nama Pancasila.
Rumusan ini kemudian digunakan sebagai fondasi dan ideologi negara Indonesia.
B. Sidang kedua (10 juli 1945 - 17 juli 1945)

Sidang BPUPKI yang kedua berlangsung pada 10 Juli 1945 hingga 17 Juli 1945.
Agenda sidang BPUPKI kedua adalah pembahasan mengenai rancangan undang-undang
dasar (UUD), bentuk negara, pernyataan merdeka, wilayah negara, dan
kewarganegaraan Indonesia.

Dalam musyawarah tersebut dibentuk panitia perancang undang-undang dasar (UUD)


berisi 19 anggota yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Tak hanya itu, dalam rapat tersebut
juga dibentuk panitia pembelaan tanah air yang diketuai oleh Abikoesno Tjokrosoejoso
serta panitia ekonomi dan keuangan yang diketuai Mohammad Hatta.

12
Pada 11 Juli 1945, panitia perancang UUD membentuk panitia kecil beranggotakan
tujuh orang, yang terdiri dari ketua Prof. Dr. Mr. Soepomo dan anggota Mr.
Wongsonegoro, Mr. Achmad Soebardjo, Mr. A.A. Maramis, Mr. R.P. Singgih, H. Agus
Salim, dan Dr. Soekiman.

Sidang kerja panitia perancang UUD dilaksanakan pada 13 Juli 1945. Pada 14 Juli 1945
diadakan rapat pleno BPUPKI yang menerima laporan dari panitia perancang UUD.

Ada tiga hal pokok yang harus masuk UUD 1945, yakni pernyataan Indonesia merdeka,
pembukaan UUD, serta batang tubuh UUD.

Konsep proklamasi kemerdekaan rencananya akan disusun dengan mengambil tiga


alenia pertama Piagam Jakarta. Sedangkan konsep Undang-Undang Dasar hampir
seluruhnya diambil dari alinea keempat Piagam Jakarta.

Dengan disepakatinya rancangan undang-undang, maka tugas BPUPKI telah selesai dan
sidang kedua ditutup pada 17 Juli 1945. BPUPKI resmi di bubarkan pada 7 Agustus
1945 oleh pemerintah Jepang karena menganggap tugas Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan telah usai.

E.PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA DAN SIDANG PPKI

Bertepatan dengan tanggal 9 Agusstus 1945 BPUPKI dibubarkan

Oleh Jepang, kemudian pada tanggal yang bersamaan dibentuk pula

Sebuah kepanitiaan, yang diberi nama “Panitia Persiapan Kemerdekaan

Indonesia (PPKI) atat Dokuritzu Junbi Iinkai, yang susunan personalianya sebagai
berikut:

Ketua : Ir. Soekarno.

Wakil Ketua : Drs. Mohammad Hatta.

Anggota-anggota :

1. Soepomo. 14. Abd. Abbas


2. Radjiman. 15. Mohammad Hasan
3. Suroso. 16. Hamdhani
4. Sutardjo. 17. Ratulangi

13
5. W. Hasyim. 18. Andipangerang
6. Ki Bagus Hadikusumo. 19. I Gusti Ktut Pradja
7. Oto Iskandardinata. 20. Wiranatakusuma
8. Abdul Kadir. 21. Ki Hajar Dewantara
9. Surjoharmidjojo. 22. M. Kasman
10. Purubojo. Anggota Tambahan :
11. Yap Tjwan Bing. 1. Sajuti
12. Latuharhary. 2. Kusuma Sumantri
13. Ar. Amir. 3. Subardjo

Kemudian pada tanggal 7 Agustus 1945 Jenderal Terautji sekali lagi mengeluarkan
pernyataan bahwa pemerintah Jepang akan memberikan kemerdekaan pada bangsa
Indonesia. Oleh sebab itu pada tanggal 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta
dan Radjiman Widijodiningrat diundang oleh Marsal Terautji, Panglima tertinggi
Angkatan Perang Jepang seluruh Asia Tenggara di Saigon/Vetnam, guna menerima
petunjuk-petunjuk tentang penyelenggaraan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Namun pada tanggal 6 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di
Herosima, kemudian pada tanggal 9 Agustus 1945 di Nagasaki, yang menyebabkan
pada tanggla 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Tentara Sekutu.
Dan akibat dari menyerahnya Jepang kepada Sekutu tersebut menyebabkan seluruh
janji-janji untuk memerdekakan bangsa Indonesia menjadi tidak ada lagi.

Walaupun demikian sebagian besar rencana Jepang terhadap bangsa Indonesia dapat
terlaksana dengan baik, kecuali rencana terakhir berupa janji utk kemerdekaan bangsa
Indonesia tidak terlaksana.

PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakaan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal


mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain

Diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang Sesingkat-


singkatnya;

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahun 1945

14
Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno/ Hatta.

Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah merupakan sumber hukum

Berdirinya negara Republik Indonesia. Walaupun sebenarnya pada

Waktu dicetuskannya Proklamasi tersebut Indonesia sudah memenuhi

Syarat sebagai suatu negara, dengan alasan:

1. Ada rakyatnya, yaitu bangsa Indonesia.


2. Ada daerahnya, yaitu tanah air Indonesia, yang dulu dinamakan
Hindia Belanda.

3. Ada kedaulatannya, yaitu sejak diucapkannya Proklamasi


Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1845.

4. Ada pemerintahannya, yaitu Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

b) Sidang-Sidang PPKI

1. Sidang PPKI Pertama (18 Agustus 1945)

Sehari setelah proklamasi Kemerdekaan, tepatnya tanggal 18

Agustus 1945, PPKI melakukan sidangnya yang pertama, yang

dihadiri oleh 27 peserta, dengan keputusan-keputusan yang dihasilkan antara lain


sebagai berikut:

a) Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945, yang meliputi:

1) Setelah melakukan beberapa perubahan pada Piagam Jakarta yang kemudian


berfungsi sebagai Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

2) Menetapkan rancangan hukum Dasar yang telah diterima Dari BPUPKI pada tanggal
17 Juli 1945, setelah mengalami Berbagai perubahan karena berkaitan dengan
perubahan Piagam Jakarta, kemudian berfungsi sebagai UndangUndang Dasar 1945.

b). Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama

15
c). Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai Badan
Musyawarah Darurat.

2. Sidang Kedua (19 Agustus 1945)

Dalam sidang kedua PPKI telah menghasilkan berbagai

Keputusan sebagaimana berikut ini:

a. Pembagian Departemen-departemen atau KementerianKementerian pemerinta-


han yang berjumlah 12 Departemen,

Yang susunan pembagiannya terdiri atas berbagai Departemen

Sebagaimana tersebut di bawah ini:

1. Departemen Dalam Negeri


2. Departemen Luar Negeri
3. Departemen Kehakiman
4. Departemen Keuangan
5. Departemen Kemakmuran
6. Departemen Kesehatan
7. Departemen Pengajaran Pendidikan dan Kebudayaan
8. Departemen Sosial
9. Departemen Pertahanan
10. Departemen Penerangan
11. Departemen Perhubungan
12. Departemen Pekerjaan umum.(Sekretariat Negara, 1995: 461).

b. Tentang Daerah Propinsi Indonesia, dengan pembagian sebagai

berikut:

1. Propinsi Sumatera

2. Propinsi Jawa Barat

3. Propinsi Jawa Tengah

4. Propinsi Jawa Timur

5. Propinsi Kalimantan

16
6. Propinsi Sulawesi

7. Propinsi Maluku

8. Propinsi Sunda Kecil

3. Sidang Ketiga. (20 Agustus 1945).

Dalam sidang ketiga ini PPKI melakukan pembahasan tentang

agenda “Badan Penolong Keluarga Korban perang”. Adapun

keputusan yang dihasilkan adalah terdiri atas delapan pasal. Salah

satu dari pasal tersebut yaitu: pasal 2. Untuk maksud tersebut maka

dibentuklah suatu badan yang disebut dengan “Badan Keamanan

Rakyat” (BKR).

4. Sidang Keempat (22 Agustus 2045)

Pada sidang ini masalah yang dibahas oleh PPKI adalah

pembentukan Komite Nasional., Partai Nasional Indonesia dan

Badan keamanan Rakyat. Hal tersebut sebagaimana ditetapkan

dalam pasal (4) aturan Peralihan, bahwa inti dari keanggotaan

Komite Nasional ialah PPKI, kemudian ditambah dengan Pimpinan

rakyat dari semua golongan, aliran dan lapisan masyarakat, seperti

Pamong Praja, Alim Ulama, Kaum Cendekiawan, Wartawan dan

golongan lain yang ada di masyarakat.

Berikutnya setelah PPKI menyelesaikan sidang terakhir

tersebut, maka bubarlah PPKI tersebut secara tidak langsung, dan

para anggotanya dilebur menjadi anggota inti dari KNIP (Komite

Nasional Indonesia Pusat), yang anggotanya berjumlah sebanyak

17
150 orang. Yang selanjutnya pada Rabu tanggal 29 Agustus 1945,

bertempat di gedung Kebudayaan (gedung Komidi di Pasar Baru)

seluruh anggota tersebut dilantik secara resmi oleh Presiden

Soekarno.

F.KEMERDEKAAN SETELAH MASA PROKLAMASI

Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 agustus1945. Kemerdekaan yang


diraih Indonesia merupakan hasil kerja keras dari perjuangan panjang yang telah dilalui
seluruh rakyat Indonesia. Indonesia sebagai negara yang baru berdiri, harus memiliki
pemerintahan yang kuat dan dapat diakui baik di dalam maupun di luar negeri.
Pemerintahan awal yang dibentuk oleh Soekarno ialah pemerintahan dengan sistem
KabinetPresidensial. Sistem pemerintahan ini memiliki kelemahan sebab Indonesia
dianggap sebagai negara fasis buatan Jepang. Akibatnya Indonesia sulit mendapatkan
pengakuan atas kedaulatannya dari pihak sekutu dan Belanda. Untuk mengatasi hal
tersebut, maka dikeluarkanlah Maklumat Negara RI No.X tahun 1945. Maklumat ini
berisi tentang perubahan KNIP menjadi badan legislatif dan mempunyai hak ikut
menetapkan garis-garis besar haluan negara. Untuk melaksanakan maklumat tersebut
dibutuhkan seorang pemimpin yang berjiwa revolusioner, dan untuk itu ditunjuklah
seorang tokoh yang bersih dari pengaruh Jepang serta memiliki tempat istimewa
dikalangan pemuda Indonesia, yaitu Sutan Sjahrir Sutan Sjahrir yang merupakan salah
satu dari tiga tokoh pimpinan revolusi kemerdekaan Indonesia ini memiliki peran
penting dalam perjuangan kemerdekaan dan menegakkan pemerintahan republik
Indonesia. Sutan Sjahrir diangkat sebagai Perdana Menteri Indonesia yang pertama pada
tanggal 14 november 1945. Selama memimpin pemerintahan ia memiliki peran penting,
dari tahun 1945 hingga 1948. Ia melakukan perundingan dengan pihak Belanda untuk
menyelesaikan konflik antara Belanda dan Indonesia di bawah pengawasan
Internasional, yaitu PBB. Sutan Sjahrir melaksanakan cara penyelesaian konflik yang
berbeda dengan para tokoh revolusioner lainnya pada. Di saat yang lain menyelesaikan
persoalan konflik dengan Belanda melalui perlawanan militer, Sjahrir justru memilih
diplomasi. Diplomasi merupakan praktek pelaksaanaan politik luar negeri suatu negara
dengan cara negosiasi dengan negara lain. Negosiasi yang dilakukan ialah untuk
mendapatkan pengakuan dari negara lain atas kedaulatan negara Indonesia sehingga
diadakan perjanjian dengan Belanda agar mengakui berdirinya Indonesia serta
mengakui kekuatan militer sekutu yang jauh lebih unggul. Perlu diketahui bahwa hasil-

18
hasil perundingan yang dilaksanakan kerap kali menghasilkan keputusan yang saling
tidak seimbang atau dengan kata lain hasil perundingan tersebut mengundang rasa
ketidakpuasan dari kedua belah pihak. Angkatan muda mempergelarkan kekuatan
bersenjata dengan penuh keyakinan akan mampu menegakkan dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamasikan. Belanda hanya akan mau dan
terlibat dalam diplomasi ketika kekuatan bersenjata dari Belanda masih kurang
memadai atau tidak sanggup untuk berperang,namun disaat kekuatan bersenjata Belanda
sudah kuat maka Belanda akan kembali melakukan penyerangan . Agresi Militer
Belanda I dan II merupakan salah satu wujud dimana pihak Belanda tidak menerima
hasil-hasil kesepakatan lewat jalur diplomasi. Hampir seluruh daerah-daerah di
Indonesia hingga ke pedalaman yang ikut terkena imbas dari agresi yang dilancarkan
oleh Belanda. Gerilya atau perang gerilya merupakan cara yang dilakukan oleh para
pejuang kemerdekaan dalam mempertahankan wilayah Indonesia dari serangan Agresi
Militer Belanda I dan II. Situasi dan kondisi kekuatan perang Indonesia yang kalah
kuantitas dan kualitas dibanding dengan kekuatan perang Belanda memaksa Indonesia
harus menyusun taktik yang paling jitu untuk dapat mengalahkan Belanda. Gerilya
merupakan teknik yang digunakan untuk melemahkan lawan. Hampir setiap daerah di
Indonesia menerapkan sistem perang gerilya. Setelah berita proklamasi terdengar di
Dairi, tokoh-tokoh politik Dairi yaitu Jonathan Sitohang dan Djauli Manik langsung
membentuk Komite Nasional yang beranggotakan pimpinan partai dan tokoh
masyarakat dalam upaya menjalankan pemerintahan sementara. Jika melihat kondisi
geografis dari Dairi, maka gerilya merupakan salah satu taktik yang paling tepat dalam
menghadapi agresi militer Belanda di Dairi. Tokoh-tokoh politik, partai-partai politik,
serta rakyat Dairi ikut berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan. TNI/TKR
sebagai kekuatan utama dalam operasi gerilya untuk menggempur Belanda lewat
Agresinya turut ambil bagian. Semangat kemerdekaan, rasa nasionalisme yang tinggi ,
serta keinginan terlepas dari ancaman penjajahan oleh Belanda menjadi motivasi yang
besar bagi tokoh-tokoh juga rakyat Dairi untuk sama-sama berjuang.

G.MASA ORDE BARU

Orde baru menggantikan orde lama yang merujuk pada era pemerintahan
soekarno.Lahirnya Orde Baru diawali dengan keluarnya surat perintah 11 Maret
1966.Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998.Dalam jangka waktu
tersebut,ekonomi indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan
dengan praktik korupsi yang merajalela.
Secara terminologi,Orde Baru berarti suatu tatanan seluruh perikehidupan
rakyat,bangsa dan negara yang di letakan kembali kepada pelaksanaan pancasila dan
UUD 45 secara murni dan konsekuen.

19
Tujuan pembangunan nasional pada masa Orde Baru adalah lahirnya kehidupan
masyarakat Negara kesatuang republik indonesia yang sejahtera,baik secara lahir
maupun batin.
Era tersebut kemudian di kenal sebagai Orde Baru dengan konsep Demokrasi
Pancasila.Visi utama pemerintahan Orde Baru ini untuk melaksanakan pancasila dan
UUD NRI Tahun 1945 secara murni dadn konsekuen dalam setiap aspek kehidupan
masyrakat Indonesia.

H.MASA REFORMASI

Kata ‘reformasi’ secara etimologis berasal dari kata reform, sedangkan secara harfiah
reformasi mempunyai pengertian suatu gerakan yang memformat ulang, menata ulang,
menata kembali hal-hal yang menyimpang untuk dikembalikan pada format atau bentuk
semula sesuai dengan nilai-nilai ideal yang dicita-citakan rakyat. Reformasi juga
diartikan pembaruan dari paradigma pola lama ke paradigma pola baru untuk menuju ke
kondisi yang lebih baik sesuai dengan harapan. Inti reformasi adalah memelihara segala
yang sudah baik dari kinerja bangsa dan negara di masa lampau, mengoreksi segala
kekurangannya, sambil merintis pembaruan untuk menjawab tantangan masa depan.
Awal dari gerakan reformasi bangsa Indonesia yakni ditandai dengan mundurnya
Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998, yang kemudian digantikan oleh Wakil
Presiden B.J. Habibie. Habibie dalam pidato 1 Juni 2011 menegaskan penjabaran
Pancasila sebagai dasar nilai dalam berbagai kebijakan penyelenggaraan negara
merupakan suatu upaya untuk mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan (Habibie,
2011 :6).
Setiap sila pada Pancasila mempunyai nilai dalam paradigma reformasi, antara lain
yaitu:
1.Reformasi yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya, gerakan reformasi
berdasarkan pada moralitas ketuhanan dan harus mengarah pada kehidupan yang baik
bahwa manusia adalah makhluk Tuhan.
2.Reformasi yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab. Artinya, gerakan
reformasi berlandaskan pada moral kemanusiaan sebagai upaya penataan kehidupan
yang penuh penghargaan atas harkat dan martabat manusia.
3.Reformasi yang berdasarkan nilai persatuan Indonesia. Artinya, gerakan reformasi
harus menjamin tetap tegaknya bangsa dan negara Indonesia sebagai satu kesatuan.
4.Reformasi yang berakar pada asas kerakyatan. Artinya, seluruh penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernegara harus dapat menempatkan rakyat sebagai subjek
dan pemegang kedaulatan. Kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat Indonesia.

20
5.Reformasi yang bertujuan pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Artinya,
gerakan reformasi harus memiliki visi yang jelas, yaitu demi terwujudnya keadilan
sosial bagi seluruh rakyat.
Selama Era Reformasi berjalan, terdapat beberapa kelemahan yang melenceng dari
nilai-nilai luhur Pancasila, antara lain yaitu:
1.Menjadikan Pancasila sebagai ideologi bangsa tanpa memperhatikan relevansinya
dengan perkembangan zaman.
2.Para elite politik cenderung hanya memanfaatkan gelombang reformasi ini guna
meraih kekuasaan, sehingga tidak mengherankan apabila banyak terjadi benturan
kepentingan politik.
3.Pemerintah kurang konsisten dalam menegakkan hukum.
4.Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan yang ditandai dengan adanya konflik di
beberapa daerah.
5.Korupsi yang semakin terbuka dan membudaya.
Era Reformasi yang diharapkan sebagai era pembaruan memberikan angin segar
bagi bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia diharapkan kembali mengamalkan nilai-nilai
luhur Pancasila sebagai pedoman berbangsa dan bernegara. Akan tetapi, faktanya justru
pada Era Reformasi ini bangsa Indonesia dirasakan semakin jauh dari nilai-nilai luhur
Pancasila. Rakyat Indonesia mengalami degradasi moral, cenderung liberalis karena
pengaruh globalisasi, atau malah semakin intoleran. Tindak pidana korupsi dilakukan
secara terang-terangan seolah-olah telah membudaya di Indonesia.

Berbekal semangat Pancasila, berbagai upaya pun dilakukan untuk memperbaiki kondisi
bangsa di masa reformasi. Pengamalan sila ketiga Pancasila, yakni Persatuan Indonesia
sangat krusial untuk ketahanan Indonesia yang saat itu berada di jurang perpecahan.
Contohnya Presiden B.J Habibie menerbitkan Inpres No. 26/1998 yang membatalkan
aturan-aturan diskriminatif terhadap komunitas Tionghoa. Inpres tersebut berisi
penghentian penggunaan istilah pribumi dan nonpribumi dalam penyelenggaraan
pemerintahan.
Lalu Presiden ke-4, Abdurrahman Wahid mengembalikan hak warga Indonesia
keturunan Tionghoa untuk melaksanakan ritual keagamaan secara terbuka. Sebelumnya,
Presiden Soeharto mengeluarkan Inpres Nomor 16/1967 tentang Larangan Agama,
Kepercayaan, dan Adat Istiadat China.
Kini, Imlek dapat dirayakan secara terbuka dan menjadi Hari Libur Nasional. Hal ini
sekaligus menunjukkan pengamalan sila pertama Pancasila, yakni Ketuhanan Yang

21
Maha Esa yang salah satunya dapat diwujudkan dengan sikap menghormati pemeluk
agama lain.

Meski demikian, tantangan-tantangan akan selalu ada. Saat ini, dengan adanya media
sosial, banyak orang yang memanfaatkannya untuk menghasut dan menimbulkan
konflik. Selain itu, hingga kini kekuatan-kekuatan besar dunia tetap berusaha
memperebutkan pengaruh ke negara-negara lainnya. Maka, kita harus lebih kritis untuk
mencegah penyusupan ideologi lain yang tidak sesuai dengan Pancasila.

Tantangan yang dihadapi dalam penerapan Pancasila di masa reformasi


1. Tantangan dari Dalam Masyarakat
Adanya kebebasan masyarakat di satu sisi bisa menimbulkan sisi positif dengan
munculnya berbagai kreatifitas dari masyarakat.
Akan tetapi, di sisi lain juga bisa menimbulkan dampak negatif yang merugikan bangsa.
Berbagai dampak negatif dari kebebasan masyarakat itu bisa berupa muncuknya pola
komunikasi yang kurang beretika yang bisa menimbulkan perpecahan.
Selain itu juga bisa menurunkan rasa persatuan dan kesatuan antarsesama warga negara.
Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan ini bisa ditandai dengan munculnya berbagai
konflik yang terjadi di berbagai daerah, tawuran antarpelajar, dan tindak kekerasan
lainnya.
Berbagai hal tersebut bisa berdampak negatif dengan banyaknya korban jiwa
antarsesama warga masyarakat Indonesia.
Nah, hal ini membuat seolah-olah wawasan kebangsaan yang telah dilandasi nilai-nilai
Pancasila telah hilang dalam masyarakat.
Padahal nilai-nilai Pancasila lebih mengutamakan hidup yang rukun antarsesama bangsa
Indonesia.

2. Tantangan dari Luar Masyarakat


Selain tantangan yang hadir dari dalam masyarakat Indonesia sendiri, bangsa Indonesia
juga dihadapkan dengan perkembangan zaman yang sangat cepat.
Saat ini dunia sedang bergerak terus dalam mencari suatu tata hubungan yang baru, baik
dari ekonomi, pertahanan keamanan, dan juga politik.

22
Meskipun bangsa-bangsa lain juga menyadari pentingnya kerja sama antarnegara, tetapi
persaingan kekuatan besar dunia masih terjadi.
Salah satu cara yang dilakukan untuk menanamkan pengaruh terhadap negara lain yaitu
melaui penyusupan ideologi, baik yang langsung atau tidak.
Maka dari itu, sebagai bangsa Indonesia kita harus waspada untuk menanggulangi
penyusupan ideologi yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila.
Hal ini penting untuk kita lakukan karena bangsa kita masih termasuk sebagai bangsa
yang berkembang.
Bangsa yang berkembang sangat terbuka kemungkinan untuk berpaling dari Pancasila,
apalagi cita-cita masyarakat belum sepenuhnya terwujud.
 
3. Tantangan dari Pengaruh Globalisasi
Selain tantangan berupa penyusupan ideologi lain selain Pancasila, juga ada tantangan
dari pengaruh globalisasi.
Adanya globalisasi ini bisa mengakibatkan adanya kebebasan dengan meniru
kebudayaan luar.
Peniruan dari kebudayaan luar ini bisa menjadi dampak negatif jika bertolak belakang
dengan nilai-nilai luhur bangsa.
Selain itu, pengaruh globalisasi juga menyebabkan pola perilaku masyarakat yang
berubah.
Perubahan ini bisa menggangu kesatuan dan persatuan bangsa apabila kita tidak
berpegang teguh pada pancasila dan bisa menyebabkan perselisihan.

23
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

1 Juni 1945 diperingati sebagai hari lahirnya pancasila sebagai ideologi dan falsafah
negara Indonesia.Namun sebelum itu nilai-nilai luhur cerminan pancasila sudah muncul
di kerajaan-kerajaan berdaulat seperti kerajaan kutai,sriwijaya,kerajaan sebelum
majapahitdan kerajaan majapahit.Nilai-nilai pancasila sudah diamalkan dan dijalankan
dalam kehidupan mereka.Sejarah lahirnya pancasila pun terus berkembang beriringan
dengan tahap proses perkembangan Indonesia menuju merdeka,kedua nya didasarkan
oleh perjuangan dan tekad bangsa Indonesia untuk berjuang memperoleh kemerdekaan
sampai pada akhirnya Indonesia memproklamasikan kemerdekaan nya tanggal 17
Agustus 1945.

SARAN
Pancasila sebagai dasar negara,memiliki kaitan yang erat dengan hati diri bangsa
Indonesia.Pancasila menggandung nilai Ketuhahan,kemanusiaan,persatuan,kerakyatan
serta keadilan yang dalam kenyataan nya nilai tersebut telah dimiliki bangsa Indonesia
sejak dulu kala.Sudah sepatutnya pancasila dijadikan landasan dan pandangan
hidup.Dengan mempelajari pendidikan pancasila diharapkan kita sebagai bangsa
Indonesia mampu mewujudkan tujuan pancasila,bukan hanya sekedar mengetahui,tetapi
juga mengamalkan nya dengan baik.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Dewi, S., & Utama, A. S. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA


INDONESIA SERTA PERKEMBANGAN IDEOLOGI PANCASILA PADA
MASA ORDE LAMA, ORDE BARU DAN ERA REFORMASI. Pelita Bangsa
Pelestari Pancasila, 13(2), 17-36.
2. Utama, A. S., & Dewi, S. (2018). Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indonesia
serta Perkembangan Ideologi Pancasila pada Masa Orde Lama, Orde Baru, dan
Era Reformasi
3. Drs.H.M.Alwi Kaderi,M.Pd.I.Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi.

25

Anda mungkin juga menyukai