Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TENTANG PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN


BANGSA INDONESIA

DOSEN PENGAMPU:
Drs. Kendrasmoko, S.Sos,.M .Si.

NAMA KELOMPOK:
Alfi Kurniawati 19002
Alfina Zuhru Fawaida 19003
Annisa Maharani Awaludin 19005
Arifah Adi Putri 19007
Hamanzaka Wihartono 19021
Miya Mudzakiroh 19033

AKADEMI KEPERAWATAN PEMKAB PURWOREJO


PRODI D3 KEPERAWATAN
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunia-Nya ksmi dapat menyelesaikan makalah Pancasila dalam Konteks Searah
Pejuangan Banngsa Indonesia ini dengan penuh kemudahan, tanpa pertologan-Mu
mungkin makalah ini tidak dapat kami selesaikan.
Tujuan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan serta agar pembaca
lebih memahami arti Pancasila sehingga diharapkan dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca semua yang bersifat
mendukung demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga gagasan yang
ada dalam makalah Pancasila dalam Konteks Searah Peruangan Bangsa Indonesia ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Tujuan Penulisan....................................................................................1
C. Manfaat Penulisan..................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3

BAB III PEMBAHASAN........................................................................................4


A. Pengertian Sejarah Perjuangan Masa-Masa Kejayaan Nasional ...........4
B. Sejarah Masa Kolonial Belanda ............................................................7
C. Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia.......10

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................13


A. Kesimpulan..........................................................................................13
B. Saran.....................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia dimulai dari kerajaan-kerajaan . Nilai –
nilai pancasila telah ada pada bangsa indonesia sejak zaman dulu kala sebelum
bangsa indonesia mendirikan negara. Proses terbentuknya negara indonesia melalui
proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman batu hingga munculnya
karajaan-kerajaan pada abad ke-IV.
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sebelum disahkan pada 18 Agustus
1945 oleh PPKI, nilai-nilai tersebut telah ada sebelum bangsa Indonesia mendirikan
negara, yang telah melekat dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup
masyarakat . Nilai-nilai tersebut kemudian dirumuskan sebagai materi Pancasila
secara formal yang dilakukan melalui beberapa proses yaitu pada siding BPUPKI
pertama, sidang panitia 9, sidang BPUPKI kedua, dan akhirnya disahkan secara
yuridis sebagai dasar filsafat negara Indonesia.
Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern dirintis oleh para tokoh
pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1928 yang mana titik kulminasi sejarah
perjuangan bangsa Indonesia tercapai pada 17 Agustus 1945.

B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui bagaimana sejarah panncasila pada masa kejayaan nasional dan
perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan.
2. Mengetahui sejarah perjuangan bangsa Indonesia, sejarah perumusan
Pancasila sebagai dasar filsafat negara, kronologi sejarah Pembukaan UUD
1945.
C. Manfaat Penulisan
Dengan penulisan ini diharapkan dapat member pengetahuan mengenai
sejarah pancasil adalam konteks perjuangan bangsa Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pancasila
Pancasila adalah dasar negara yang terdiri atas lima sila, yaitu :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pancasila sebagai dasar negara berarti seluruh kehidupan bernegara dan
bermasyarakat haruslah didasari oleh Pancasila.
Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia. Nama ini terdiri dari
dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi seluruh rakyat Indonesia.

B. Pengertian Sejarah
Sejarah memiliki arti :
1. asal-usul (keturunan);
2. kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau;
3. pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar
terjadi di masa lampau.Sehingga sejarah perjuangan bangsa berarti kejadian
perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaannya.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah Perjuangan Masa-Masa Kejayaan Nasional


1. Zaman Kutai
Kerajaan Kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan ini terketak
di sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Pada tahun 400 M, masyarakat Kutai
membuka zaman sejarah Indonesia untuk pertama kalinya menampilkan nilai-
nilai sosial, politik, dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri, serta
sedekah kepada para Brahmana . Hal tersebut terbukti dengan ditemukannya 7
yupa (tiang batu) yang memiliki arti bahwa saat itu, Raja Mulawarman
mengadakan kenduri dan member sedekah pada para Brahmana dan para
Brahmana membangun yupa tersebut sebagai tanda terima kasih (Bambang
Sumadjo,dkk.;1977:33-32).
Bentuk kerajaan agama sebagai tali pengikat kewibaawaan ini tampak
dalam kerajaan-kerajaan yang muncul kemudian di jawa dan sumatra. Dalam
zaman kuno (400-1500) terdapat dua kerajaan yang berhasil mencapai
integrasi dan wilayah yang meliputi hampir separoh indonesia dan seluruh
wilayah Indonesia sekarang yaitu kerajaan Sriwijaya di sumatra dan majapahit
yang berkusa di jawa.

2. Zaman Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 M. kerajaan ini terletak di
Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan.
Kerajaan Sriwijaya berkembang dengan pesat karena didukung oleh:
1. Letak sriwijaya yang strategis, sehingga menjadi jalur distribusi ke
berbagai daerah wilayah nusantara
2. Runtuhnya kerajaan Funnsn di Indo Cina (Vietnam)
3. Majunya aktivitas pelayaran dan perdagangan antara India dan China
4. Kerajaan Sriwijaya memiliki armada laut yang kuat.

Menurut Mr.M.Yamin Indonesia terbentuk melalui 3 tahap yaitu :


1. Zaman Sriwijayadibawah Wangsa Syailendra (600-1400), yang bercirikan
kedaulatan .
2. Zaman Majapahit (1293-1525) yang bercirikan keprabuan .
3. Negara kebangsaan modern yaitu negara Indonesia merdeka (sekarang
proklamasi 17 Agustus 1945) (Sekretariat Negara RI 1995:11)
Pada abad ke VII munculah suatu kerajaan Sriwijaya muncul dibawah
kekuasaan wangsa Syilendra, hal ini termuat dalam prasasti Kedukan bukit di
kaki bukit Siguntang dekat palembang yang bertarikh 605 Caka dan 683 M.
Dalam bahasa Melayu kuno dan huruf Pallawa kerajaan ini adalah kerajaan
maritime yang mengandalkan kekuatan lautnya seperti selat sunda, selat
malaka.
Kerajaan Sriwijaya merupakan suatu kerajaan besar yang cukup disegani
dikawasan Asia selatan. Perdagangan dilakukan dengan mempersatukan
dengan pedagang pengerajin dan pegawai raja yang disebut Tuha An
Vatakvurah sebagai pengawas dan pengumpul semacam koperasi sehingga
rakyat mudah untuk memasarkan barang dagangannya. Pada saat itu kerajaan
dalam menjalankan system negaranya tidak dapat dilepaskan dengan nilai
ketuhanan. Cita-cita tentang kesejahteraan bersama dalam suatu negara pada
kerajaan Sriwijaya yaitu berbunyi marvual vanua Criwijaya siddhayatra
subhiksa yang artinya suatu cita-cita negara yang adil dan makmur.

3. Zaman Majapahit
Sebelum kerajaan Majapahit berdiri sebagai suatu kerajaan yang
memancangkan nilai-nilai nasionalisme, telah muncul kerajaan
di Jawa Tengah dan jawa timur secara silih berganti. Kerajaan Kalingga pada
abad ke VII, Sanjaya abad ke VIII yang ikut membantu membangun candi
Kalasan untuk Dewa Tara dan sebuah wihara untuk pendeta Budha didirikan
di jawa tengah bersama dengan dinasti Syailendra abad ke VII dan IX.
Refleksi puncak budaya dari Jawa Tengah dalam periode kerajan-kerajaan
tersebut adalah dibangunnya candi Borobuur dan candi Prambanan.
Selain kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah tersebut di Jawa Timur
munculah kerajaan-kerajaan Isana pada abad ke IX, Darmawangsa abad ke X,
Airlangga abad ke XI. Agama yang diakui oleh kerajaan adalah Budha,
Wisnu, dan agama syiwa yang hidup berdampingan secara damai. Raja
Airlangga memiliki sikap toleransi dalam beragama dengan mengadakan
hubungan dagang dan bekerjasama dengan Benggala, Chola,dan
Champa serta perhatian kerjahteraan pertanian bagi rakyat dengan dengan
membangun tanggul & waduk.hal ini menunjukan nilai-nila kemanusiaan. Di
wilayah Kediri jawa timur berdiri pula kerajaan Singasari yang kemudian
sangat erat hubungannya dengan berdirinnya kerajaan Majapahit .
Pada tahun 1923 berdirilah kerajaan Majapahit di bawah pemerintahaan
raja Hayam Wuruk dengan Majapatih Gajah Mada yang dibantu oleh
Laksamana Nala, wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya itu
membentang dari semenanjung melayu sampai Irian barat melalui Kalimantan
Utara. Pada buku Sutasoma karangan Empu Tantular terdapat istilah Pancasila
dengan makna persatuan nasional yaitu Bhineka Tunggal Ika Tan Hana
Dharma Mangrua artinya walaupun berbeda namun satu jua. Sumpah palapa
yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada berisi cita-cita mempersatukan
seluruh nusantara raya. Kerajaan Majapahit mempunyai nilai hubungan
bertetangga dengan baik dan nilai musyawarah mufakat yang dilakukan oleh
sistem pemerintahannya. Perselisihan dan perang saudara pada permulaan
abad XV membuat kerajaan Majapahit berangsur-angsur mulai memudar dan
akhirnya mengalami keruntuhan dengan “Sinar Hilang Kertaning Bumi” pada
abad XVI (1520).
B. Sejarah Masa Kolonial Belanda
1. Zaman Penjajahan
Setelah Majapahit runtuh pada abad XVI maka berkembanglah agama
islam dan kerajaan islam seperti Demak dan mulailah berdatangan orang
eropa yang ingin mencari rempah-rempah. Pada awalnya bangsa portugis
berdagang, namun lama-kelaman mulai menunjukan peranannya dalam
bidang perdagangan yang meningkat menjadi praktek penjajahan misalnya
Malaka pada tahun 1511. Pada akhir abad ke XVI bangsa Belanda datang ke
Indonesia dengan mendirikan suatu perkumpulan dagang yang bernama VOC
(Verenigde Oost Indische Compaignie). 
Tujuan pendirian VOC adalah:
1. Menghilangkan persaingan yang akan merugikan para pedagang Belanda
2. Menyatukan tenaga untuk menghadapi saingan dari bangsa Portugis dan
pedagang-pedagang lainnya di Nusantara.
3. Mencari keuntungan sebesar-besarnya untuk membiayai perang melawan
Spanyol.
Adapun hak-hak khusus yang diberikan kepada VOC, yaitu:
1. Hak monopoli dalam perdagangan
2. Hak mengadakan perjanjian dengan raja atau penguasa setempat atas nama
pemerintahan Belanda, dan
3. Hak membentuk pasukan militer, mendirikan benteng, dan mengumumkan
perang.

Karena praktek VOC penuh dengan paksaan sehingga mendapatkan


perlawanan dari rakyat dan kerajaan-kerajaan. Penghisapan mulai memuncak
ketika belanda menerapkan system monopoli melalui tanam paksa (1830-
1870) dengan memaksakan beban kewajiban terhadap rakyat.
Tahun 1830, cultuurstelsel atau sistem Tanam Paksa mulai diterapkan.
Dalam sistem ini, para rakyat pribumi dipaksa menanam hasil-hasil
perkebunan yang menjadi permintaan pasar dunia, seperti teh, kopi dan lain-
lain. Hasil perkebunan itu kemudian diekspor ke berbagai negara. Sistem
Tanam Paksa ini membawa kekayaan yang besar kepada para pelaksananya,
baik pihak Belanda maupun orang Indonesia yang menjadi pemilik tanah,
namun tidak bagi para pekerjanya. Para pekerja Tanam Paksa dirampas hak-
hak kebebasannya untuk bekerja tanpa henti.
Pada tahun 1848, Tanam Paksa mendapat kecaman melalui perdebatan
parlemen Belanda, juga tulisan-tulisan yang mengkritik terang-terangan
praktik tidak manusiawi itu. Pada tahun 1870, empat puluh tahun pelaksanaan
Tanam Paksa, Belanda memperoleh keuntungan sebesar 823 juta gulden.
Keuntungan ini digunakan untuk membangun perdagangan dan pelayaran
yang lumpuh, membangun industri yang macet, dan memperkaya pemilik
pabrik.

a) Politik Kolonial Liberal (1870-1900)


Kemajuan perdagangan Belanda diperoleh dari keuntungan penjualan
hasil perkebunan Tanam Paksa. Keuntungan itu dimanfaatkan Belanda untuk
memajukan bidang industri, pelayaran dan perbankan. Pihak Belanda
menikmati hasilnya, sementara penduduk menderita karena beratnya
pelaksanaan Tanam Paksa. Golongan liberal kemudian berupaya mengadakan
perubahan, antara lain dengan mengeluarkan peraturan anggaran dalam
Undang-Undang.

Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah tahun 1854 maka politik


kolonial diatur secara liberal. Penyelewengan dan penekanan mulai
berkurang, termasuk praktik Tanam Paksa yang ikut dihapuskan. Ide liberal
mendorong usaha perseorangan. Pemerintah tidak berhak ikut campur tangan.
Tanam Paksa kemudian diganti dengan sistem kerja bebas.
Kepentingan politik liberal membawa dampak ekonomi di koloni
dengan didirikannya infrastruktur dan keuntungan pun diperoleh dengan
mudah. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Agraria tahun 1870, maka
politik liberal diberlakukan. Undang-undang ini pada dasarnya melarang
penjualan tanah kepada orang asing, tetapi mereka hanya diperkenankan
menyewanya dalam waktu 75 tahun.

b) Politik Kolonial Etis (1900-1942)


Van Deventer, seorang tokoh liberal Belanda, mengatakan bahwa
Indonesia telah berjasa membantu pemerintah Belanda memulihkan
keuangannya. Dalam majalah De Gids terbitan Belanda, van
Devender menyebutkan bahwa jutaan gulden yang diperoleh Belanda dari
bumi Nusantara itu merupakan Een Ereschuld (utang kehormatan).
Menurutnya, Belanda berutang kepada bangsa Indonesia atas keuntungan
yang diperoleh dari hasil eksploitasi kekayaan Nusantara yang begitu
besar. Oleh sebab itu sudah sewajarnya jika kebaikan orang Indonesia itu
dibayar kembali. Menurut Van Deventer, utang budi itu harus dibayar dengan
peningkatan kesejahteraan melalui trias politica atau politik etis (Ethische
Politiek) yang terdiri dari:
1. Irigasi (pengairan), yaitu dilakukan pembangunan irigasi untuk mengairi
sawah-sawah milik rakyat pribumi guna meningkatkan kesejahteraan
penduduk.
2. Edukasi (pendidikan), yaitu memberikan pendidikan kepada rakyat pribumi
sehingga nantinya dapat dihasilkan manusia-manusia terpelajar dan kaum
intelektual yang berkualitas.
3. Migrasi (perpindahan penduduk), yaitu melakukan perpindahan penduduk.
Ini ditujukan agar pemerataan tempat tinggal penduduk dapat tercipta.
Tulisan Van Deventer dan para pengecam dari kelompok politisi
liberal lainnya seperti Van dedem, Van kol, De Waal, dan Van den Berg,
ternyata berpengaruh besar. Hingga pada tahun 1901, ratu Wilhemina
mengumumkan pernyataan bahwa diperlukan suatu penyelidikan terhadap
kesejahtraan rakyat Jawa. Van Deventer kemudian dikenal sebagai Bapak
Pergerakan Politik Etis. Van Deventer benar-benar menempatkan kesejahtraan
rakyat pribumi di atas kepentingan yang lain. Ia juga menjadi penentang
kemiskinan akibat Tanam Paksa yang terjadi di Jawa.

C. Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia


Masuknya agama-agama besar seperti Hindu, Budha, Islam di Indonesia
menandai dimulainya kehidupan beragama pada masyarakat. Bagaimana
agama merubah kehidupan dan pandangan masyaraat dapat dilihat pada
sistem sosial- ekonominya. Penyelenggaraan perdagangan di kota-kota
pelabuhan menimbulkan komunikasi terbuka, sehingga terjadi mobilitas sosial
baik horisontal maupun vertikal serta perubahan gaya hidup dan nilai-nilai.
Tidak lama kemudian Islam masuk ke Indonesia dan menguasai perdagangan
internasional. Di lain pihak kekuasaan pusat dengan agama Hindu-Budha
mengalami kemerosotan bersamaan dengan disintregasi politik dan degenerasi
kultural. Akibatnya terciptalah kondisi yang baik bagi suatu perubahan.
Dalam politik juga kemudian lahir kerajaan-kerajaan Islam.

Sebelum negara Indonesia terbentuk pada 17 Agustus 1945, bentuk


pemerintahan adalah kerajaan-kerajaan. Awal abad ke-16 bangsa Eropa
seperti Belanda mulai masuk ke Indonesia dan terjadilah perubahan politik
kerajaan yang berkaitan dengan perebutan hegemoni. Kontak dengan bangsa
Eropa telah membawa perubahan-perubahan dalam pandangan masyarakat
yaitu dengan masuknya paham-paham baru, seperti liberalisme, demokrasi,
nasionalisme. Hingga sampai akhirnya Indonesia dapat menumbuhkan jiwa
Nasionalisme dan bersatu untuk merdeka. Sebagai tindakan lanjut dari janji
Kaisar Hirohito yang akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa
Indonesia maka dibentuklah suatu badan yang bertugas menyelidiki usaha-
usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yang dikenal dengan nama BPUPKI.

Pada sidang pertama BPUPKI (29 Mei – 1 Juni 1945) dengan


pembicaranya adalah Mr. Muh. Yamin, Mr. Soepomo, Drs. Moh. Hatta, dan
Ir. Soekarno. Mereka semua berpidato guna membahas tentang rancangan
usulan dasar negara. Menurut Soekarno dalam pidatonya, dasar bagi Indonesia
merdeka adalah dasarnya suatu negara yang akan didirikan yang disebutnya
philosophische gronsag, yaitu fundamen, filsafat, jiwa dan pikiran yang
sedalam-dalamnya yang di atasnya akan didirikan gedung Indonesia yang
merdeka. Selanjutnya Ir. Soekarno mengusulkan bahwa dasar bagi Indonesia
merdeka itu disebut Pancasila, yaitu: Kebangsaan, Kemanusiaan, Musyawarah
mufakat perwakilan, Kesejahteraan sosial, Ketuhanan yang berkebudayaan.

Pancasila sebagai dasar falsafah negara tidak boleh menjadi ideologi yang
beku sehingga seluruh komponen bangsa terutama para intelektual muda
dapat memberikan ide-ide baru dan kreatif untuk merevitalisasi Pancasila
dalam realitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Setelah sidang tersebut
dibentuklah panitia kecil yaitu panitia sembilan.

Panitia sembilan bersidang tanggal 22 Juni 1945 dan menghasilkan


kesepakatan yang dituangkan dalam Mukadimah Hukum Dasar, alinea
keempat dalam rumusan dasar negara sebagai berikut:

1. Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-


pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam
permusyawaratan /perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Moh. Yamin mempopulerkan kesepakatan tersebut dengan nama
Piagam Jakarta.Pada sidang kedua BPUPKI tgl 10 Juli 1945 dibicarakan
mengenai materi undang-undang dasar dan penjelasannya. Sidang kedua ini
juga berhasil menentukan bentuk negara Indonesia yaitu Republik. Seiring
berjalannya waktu, dibentuklah PPKI yang bertugas melanjutkan tugas
BPUPKI. Seiring dengan kekalahan Jepang, para pemuda mendesaak agar
kemerdekaan dilaksanakan secepatnya tanpa menunggu janji Jepang, akhirnya
Soekarno-Hatta bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945 atas nama bangsa Indonesia.
Sehari setelah Indonesia merdeka, PPKI mengadakan sidang pertamanya.
Dalam sidang tersebut terdapat perubahan yang telah dilakukan yaitu
perubahan pada sila pertama (tujuh buah kata dihilangkan dan diganti dengan
kata-kata Yang Maha Esa) dan beberapa perubahan pada rancangan UUD.
Pada saat itu juga Pembukaan Undang-Undang Dasar dan pasal-pasal UUD
disahkan menjadi Undang-Undang dasar negara Republik Indonesia. Pada
sidang tersebut juga menetapkan Ir. Soekarno dan Moh.Hatta sebagai presiden
dan wakil presiden Indonesia. Selanjutnya sidang tersebut juga membicarakan
rancangan aturan peralihan. Di dalam aturan tersebut dinyatakan pembentukan
KNIP yang bertugas membantu presiden.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Sebelum negara Indonesia terbentuk pada 17 Agustus 1945, bentuk
pemerintahan adalah kerajaan-kerajaan. Awal abad ke-16 bangsa Eropa seperti
Belanda mulai masuk ke Indonesia dan terjadilah perubahan politik kerajaan yang
berkaitan dengan perebutan hegemoni. Pada sidang pertama BPUPKI (29 Mei – 1
Juni 1945) dengan pembicaranya adalah Mr. Muh. Yamin, Mr. Soepomo, Drs. Moh.
Hatta, dan Ir. Soekarno. Mereka semua berpidato guna membahas tentang rancangan
usulan dasar negara.
Selanjutnya Ir. Soekarno mengusulkan bahwa dasar bagi Indonesia merdeka
itu disebut Pancasila, yaitu: Kebangsaan, Kemanusiaan, Musyawarah mufakat
perwakilan, Kesejahteraan sosial, Ketuhanan yang berkebudayaan. Pancasila sebagai
dasar falsafah negara tidak boleh menjadi ideologi yang beku sehingga seluruh
komponen bangsa terutama para intelektual muda dapat memberikan ide-ide baru dan
kreatif untuk merevitalisasi Pancasila dalam realitas kehidupan berbangsa dan
bernegara.

B. Saran
Pembahasan tentang Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa
Indonesia jangan hanya sebatas makalah ini saja, karena kita bisa menggali lebih jauh
tentang sejarah Pancasila . Tujuannya agar kita sebagai penerus bangsa Indonesia
bangga serta menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam berperilaku maupun
bertindak sehari-hari . Karena kita tahu bahwa nilai-nilai Pancasila diambil dari
bangsa kita sendiri dan sangat sulit dalam pembuatannya sehingga sekarang dapat
menjadi dasar negara kita . Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa jangan
kita biarkan nilai-nilai Pancasila luntur .
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2009. Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia.


http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/2/pancasila-dalam-konteks-sejarah-
perjuangan-bangsa-indonesia/
Hmjkapnm.20017. Pancasila Dalam Konteks Searah.
hmjkapnm /2017/08/pancasila-dalam-konteks-sejarah
Academia.edu.2018. Makalah Pendidikan Pancasila Pancasila Dalam Konteks
Searah Peruangan Bangsa Indonesi.
academia.edu/37405015/MAKALAH_PENDIDIKAN_PANCASILA_PANC
ASILA_DALAM_KONTEKS_SEJARAH_PERJUANGAN_BANGSA_IND
ONESIA

Anda mungkin juga menyukai