Semangat pagi ….
Yes-yes-yes,
Sehat tanpa korupsi,
Bahagia-bahagia-bahagia…..
Sub Pokok Bahasan
1. Pembudayaan antikorupsi di lingkungan keluarga
2. Pembudayaan antikorupsi di lingkungan sekolah
A. PERAN KELUARGA DALAM
PEMBUDAYAAN PERILAKU ANTIKORUPSI
Pada usia anak-anak, keluarga mempunyai andil
yang besar untuk memberi pesan moral. Keberhasilan
anak tidak hanya diukur dari tinggi rendahnya nilai,
akan tetapi juga kejujuran, akhlak atau budi pekerti
yang dimiliki.
Menurut Syaharudin (2009) upaya pemberantasan
korupsi dalam jangka panjang akan menuai
keberhasilan apabila dilakukan dengan kombinasi
antara represif, preventif dan edukatif secara integral.
Dari penyelidikan psikolog perkembangan Piaget dan Kohlberg
(dalam Santrock, 2006) diketahui bahwa proses perkembangan
moral adalah proses perkembangan otak. Karena itu perkembangan
moral berhubungan erat dengan perkembangan kognitif seseorang.
Anak-anak dan remaja membentuk pemikiran moral mereka seiring
dengan perkembangan mereka dari tahap yang satu ke tahap
berikutnya, dan bukan hanya bersikap pasif dengan menerima saja
moralitas suatu kebudayaan. Tahapan-tahapan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Usia 2 sampai 7 tahun Dari penyelidikan diketahui bahwa
anak diantara usia 2-7 tahun belum mampu membuat
pertimbangan-pertimbangan tentang baik atau buruk suatu
perbuatan. Mereka patuh untuk melakukan suatu perbuatan
tertentu, tujuannya untuk menyenangkan orang tua dan mendapat
pujian, serta tidak melakukan suatu perbuatan yang dilarang adalah
karena takut akan hukuman.
Mengajar anak kejujuran dalam fase ini dapat
dilakukan terutama melalui penguatan positif
terhadap kejujuran, dengan memuji dan
menghargai perbuatan jujurnya dan penguatan
negatif terhadap perbuatan tidak jujur dengan
mencela dan menghukum perbuatan tidak jujur
serta mengajar melalui peneladanan oleh orang
tua atau guru.
2. Usia 7 sampai 10 tahun Anak usia ini mulai memahami
dan mengunakan konsep. Maka konsep kejujuran mulai
dapat diajarkan, demikian juga konsep tentang
ketidakjujuran dan akibatnya. Hati nurani anak mulai
terbentuk dan anak mulai mengetahui tentang baik buruknya
sebuah perbuatan. Cara berpikirnya masih sangat terbatas
terhadap perbuatan yang nyata (konkret) dan anak belum
sanggup melihat dari sudut pandang orang lain. Mengajari
anak tentang kejujuran dalam fase ini selain dengan
peneladanan dan penguatan positif dan negatif, juga melalui
cerita dan kasus nyata yang dapat dibayangkan anak. Lalu
ditanyakan apa akibatnya dari perbuatan tidak jujur orang
tersebut. Pada usia ini motivasi untuk melakukan hal yang
baik sudah harus berpindah dari menyenangkan orang tua,
kepada alasan bahwa melakukan perbuatan baik membawa
rasa senang dan damai pada diri sendiri, karena sesuai
dengan hati nuraninya.
3. Usia 11 sampai 13 tahun Pada usia ini, anak sudah mulai
dapat berpikir kearah abstrak dan sanggup melihat dari sudut
pandang orang lain. Ia sudah dapat membedakan motivasi
yang ada dibelakang sebuah perbuatan dan dapat
mempertimbangkan perbuatan dari segi motivasi atau niat itu.
4. Usia 13 sampai dewasa Remaja dan pemuda telah sanggup
berpikir abstrak dan membuat hipotesa. Mereka mempunyai
standar tentang yang baik atau buruk perbuatan dari diri
mereka sendiri. Pada usia ini tingkah laku moral yang
sesungguhnya baru timbul. Masa ini perlu digunakan baik-
baik untuk menanamkan kesanggupan berpikir mandiri dan
bertanggung jawab dalam membuat penalaran moral. Para
remaja sanggup menginterpretasi penilaian moral dan
menjadikannya sebagai nilai pribadi. Dari penelitian diketahui
bahwa perkembangan mempribadikan
konsep (internalisasi) terjadi melalui identifikasi dengan tokoh
yang dianggap sebagai contoh atau model (hero worship).
Pada prinsipnya penanaman sikap anti korupsi di Keluarga antara lain
dalam bentuk :
1. Menerapkan budaya malu
2. Mengajarkan budaya tanggung jawab dengan amanah
3. Melatih bersikap jujur dan senantiasa takut kepada
Allah SWT dalam segala hal
4. Menerapkan efek jera
5. Mengajarkan pendidikan moral
6. Menolak segala perbuatan yang mengarah kepada
perbuatan korupsi
7. Menjalin sikap keterbukaan
8. Menerapkan gaya hidup sederhana
Kalau kita ingat kembali-9 nilai-nilai anti korupsi yang harus diterapkan
dlm kehidupan sehari hari al :
Kejujuran, Kedisiplinan, Tanggung Jawab, Keadilan,
Keberanian, Kepedulian, Kerja Keras, kesederhanaan,
Kemandirian.
Karena ada perilaku korupsi di lingkungan
keluarga
1. Mencuri uang
2.Berbohong
3.Tidak melaksanakan tugas, tanggung jawab
4.Pulang sekolah , kerja terlambat, main
5.Melaporkan hal yang tdk senyatanya
6.Penghasilan halal, dll.
B. PERAN SEKOLAH DALAM
PEMBUDAYAAN PERILAKU ANTIKORUPSI