Anda di halaman 1dari 11

DINAMIKA PELAKSANAAN UUD 1945

1. RIKA DWI SULITIYAWATI (19050)


2. RIZKI SUSILO HARDIYANTO (19051)
3. SEKAR AYU PUJI LESTARI (19053)
4. SEPTIANA NUR FATIMAH (19054)
5. SHOFI (19055)
6. SITI SHOFIYYAH SARTIKA (19056)
7. YOGI DWI INDIARTO (19068)
 
 
A. Pelaksanaan UUD 1945 pada Masa Awal Kemerdekaan
Undang-undang 1945 disahkan setelah proklamasi pada 18 agustus 1945
merupakan bukti UUD 1945 tersebut diakui sebagai konstitusi negara. UUD
1945 merupakan sumber motivasi dan aspirasi perjuangan serta tekad
bangsa indonesia. pihak colonial Belanda justru ingin menjajah kembali
Indonesia yang telah merdeka. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya UUD
1945 terjadi penyimpangan-penyimpangan konstitusional.
Penyimpangan Konstitusional yang dapat dalam kurun waktu
1945-1949. Pertama, berubahnya komite nasional pusat dari
pembantu Presiden menjadi badan yang diserahi kekuasaan
legislatif dan ikut menentukan garis-garis besar Haluan Negara
berdasarkan Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober
1945. Kedua, berdasarkan sistem kabinet presidensial menjadi
kabinet parlementer.
B. Pelaksanaan UUD 1945 pada Masa Orde Lama

Sejak dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 itu maka UUD 1945 berlaku
kembali di Negara Republik Indonesia. Sekalipun UUD 1945 secara yuridis formal
sebagai hukum dasar tertulis yang berlaku di Indonesia namun realisasi
ketatanegaraan Indonesia tidak melaksanakan makna dari UUD 1945 itu sendiri. Sejak
itu mulai berkuasa kekuasaan Orde Lama yang secara ideologis banyak dipengaruhi
oleh paham komunisme. Hal ini nampak adanya berbagai bidang kebijaksanaan dalam
negara.
Puncak dari kekuasaan Orde Lama tersebut ditandai dengan
pemberontakan G30S/PKI dan pemberontakan tersebut dapat
digagalkan oleh rakyat Indonesia terutama oleh generasi muda.
Dengan dipelopori oleh pemuda, pelajar, dan mahasiswa rakyat
Indonesia menyampaikan Tritura (Tri Tuntutan Rakyat) yang
meliputi:
a. Bubarkan PKI
b. Bersihkan kabinet dari unsur-unsur KPI
c. Turunkan harga/ perbaikan ekonomi
C. Pelaksanaan UUD 1945 pada Masa Orde Baru

Masa orde baru berada dibawah kepemimpinan Soeharto dalam misi


mengembalikan keadaan setelah pemberontakan PKI masa orde baru juga
mempelopori pembangunan nasional sehingga sering dikenal sebagai orde
pembangunan.
MPRS mengluarkan berbagaimacam keputusan penting, antara lain :
• Tap MPRS No. XVIII/MPRS/1966 tentang kabinet Ampera yang
menyatakan agar presiden menugasi pengemban Super Semar, Jenderal
Soeharto untuk segera membentuk kabinet Ampera.
• Tap MPRS No. XVII/MPRS/1966 yang dengan permintaan
maaf, menarik kembali pengangkatan pemimpin Besar
Revolusi menjadi presiden sumur hidup.
• Tap MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang memorandum DPRGR
mengenai sumber tertib hukum republik Indonesia urutan
perundang-undangan.
• Tap MPRS No. XXII/MPRS/1966 mengenai penyederhanaan
kepartaian, keormasan, dan kekaryaan.
• Tap MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang pembubaran partai
komunis Indonesia dan pernyataan tentang partai tersebut sebagai
partai terlarang diseluruh wilayah Indonesia, dan larangan pada
setiap kegiatan untuk menyebarluaskan atau mengembangkan
paham ajaran komunisme/ Marxisme, Leninisme.
Dalam masa Orde baru ini (1967-1997) pelaksaan UUD 1945 belum juga
murni dan konsekuen, praktis kekuasaan presiden tidak secara langsung
kekuasaan lembaga tertinggi dan tinggi Negara dibawah kekuasaan
presiden tetapi seluruhnya hampir dituangkan dalam mekanisme
peraturan antara lain :
• UU No.16/1966 dan UU no.16/1975 tentang kedudukan DPR, MPR,
DPRD
• UU No.3/1975 dan UU no.3/1985 tentang parpol dan golkar
• UU No.15/1969 dan UU no.4/1975 tentang pemilu
Aplikasi Pelaksanaan UUD 1945 dalam Kehidupan
serta Keperawatan

1. Menghargai hak dan kewajiban pasien


2. Tidak memaksakan kehendak kepadapasien saat mengadakan
musyawarah
3. Tidak main hakim sendiri dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai