Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 3

PENDIDIKAN PANCASILA
KAMIS, 14 OKTOBER 2021

NAMA : HANDI SETIANA


NIM : 4122.4.21.11.0511

1. Dinamika Aktualisasi Pancasila Sebagai Dasar Negara

1. Masa Orde Lama

a. Periode 1045-1950, ada upaya-upaya untuk mengganti Pacasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa.

1. Pemberontakan PKI, di Madiun tanggal 18 September 1948. Untuk mendirikan


Negara Soviet Indonesia yang berideologi Komunis. Dipimpin oleh Muso.

2. Pemberontakan Darus Islam/Tentara Islam Indonesia, yang dipimpin oleh


Sekarmaji Marijan Kartosuwiyo. Untuk mengganti Pancasila dengan syari'at Islam.

b. Periode 1950-1959, penerapannya lebih diarahkan pada ideologi liberalisme (tidak


berjiwakan musyawarah mufakat, melainkan voting). Muncul pemberontakan RMS, PRRI,
dan Permesta yang ingin melepaskan diri dari NKRI. Pancasila diarahkan sebagai ideologi
liberal yang ternyata tidak menjamin stabilitas pemerintahan.

c. Periode 1959-1966, periode demokrasi terpimpin. Adanya kemerosotan moral di sebagian


masyarakat yang tidak lagi hidup bersendikan nilai-nilai Pancasila.

2. Masa Orde Baru

Pada masa ini, pelaksanaan nilai-nilai Pancasila secara murni dan konsekuen hanya dijadikan
alat politik penguasa belaka. Kenyataan yang terjadi, demokrasi Pancasila diwarnai dengan
kediktatoran.

3. Masa Reformasi

Pada masa ini, penerapan Pancasila dihadapkan pada kondisi kehidupan masyarakat yang
diwarnai oleh kehidupan serta bebas. (sumber; https://brainly.co.id/tugas/31256291)

2. Dinamika Pelaksanaan UUD 1945


Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk pada
tanggal 29 April 1945, adalah Badan yang menyusun rancangan UUD 1945. Pada masa
sidang pertama yang berlangsung dari tanggal 28 Mei sampai dengan tanggal 1 Juni 1945
Ir.Sukarno menyampaikan gagasan tentang “Dasar Negara” yang diberi nama Pancasila.
Kemudian BPUPKI membentuk Panitia Kecil yang terdiri dari 8 orang untuk
menyempurnakan rumusan Dasar Negara. Pada tanggal 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI
membentuk Panitia Sembilan yang terdiri dari 9 orang untuk merancang Piagam Jakarta
yang akan menjadi naskah Pembukaan UUD 1945. Setelah dihilangkannya anak kalimat
“dengan kewajiban menjalankan syariah Islam bagi pemeluk-pemeluknya” maka naskah
Piagam Jakarta menjadi naskah Pembukaan UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18
Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pengesahan UUD 1945
dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang bersidang pada tanggal 29
Agustus 1945. Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun pada masa Sidang Kedua
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK). Nama Badan ini tanpa kata
“Indonesia” karena hanya diperuntukkan untuk tanah Jawa saja. Di Sumatera ada BPUPK
untuk Sumatera. Masa Sidang Kedua tanggal 10-17 Juli 1945. Tanggal 18 Agustus 1945, PPKI
mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.

1.Masa Awal Kemerdekaan

Undang-Undang Dasar ini disahkan pada sidang PPKI sehari setelah Indonesia merdeka yaitu
pada tanggal 18 Agustus 1945.Undag-Undang Dasar ini terdiri atas Pembukaan UUD 1945,
Batang Tubuh yang mencakup 37 Pasal 4 Aturan Peralihan atau Peraturan Tambahanserta
penjelasan yang dibuat oleh Prof. Mr.Soepomo. Pada awal kemerdekaan UUD 1945 tidak
dilaksanakan dengan baik karena kondisi Indonesia dalam suasana mempertahankan
kemerdekaan. Sedang mengenai keadaan pemerintahnya sebagai berikut:

Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945berlaku yaitu sebelum MPR, DPR dan DPA dibantu oleh
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
Sistem kabinetnya, Kabinet Presidensil dimana para menteri bertanggung jawab pada
presiden bukan pada DPR.
Dikeluarkannya Maklumat No. X pada tanggal 16 Oktober 1945, yang merubah kedudukan
KNIP yang tadinya sebagai pembantu Presiden menjadi badan legislatif(DPR).
Dikeluarkannya Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945 yang merubah kabinet
presidensil menjadi parlementer, ini berarti menyimpang dari UUD 1945.sistem kabinet ini
diikuti dengan Demokrasi Liberal.
Akibat dari kondisi diatas menimbulkan, pemerintah tidak stabil seiring pergantian kabinet,
Terjadinya pemberontakaan PKI Madiun, karena keadaan genting maka kabinet kembali ke
presidensil lagi, diadakannya Konferensi Meja Bundar (KMB) sehingga Indonesia harus
menerima berdirinya Republik Indonesia Serikat (RIS).
2. Konstitusi RIS

Hasil dari KMB pada 27 Desember 1945 mengharuskan pada Indonesia untuk menerima
berdirinya negara RIS. Secara otomatis UUD yang digunakan pun berganti, dan yang
digunakan adalah Konstitusi RIS. Pada masa ini seluruh wilayah Indonesia tunduk pada
Konstitusi RIS. Sedangkan UUD 1945 hanya berlaku untuk negara bagian Indonesia yang
meliputi sebagian jawa dan sumatra dengan ibukota Yogyakarta. Sistem pemerintahannya
adalah Parlementer yang berdasarkan Demokrasi Liberal. Negara Federasi RIS tidak
berlangsung lama. Berkat kesadaran para pemimpin kita maka pada tanggal 17 Agustus
1950 RIS kembali lagi menjadi NKRI dengan Undang-Undang yang lain yang disebut Undang-
Undang Dasar Sementara 1950.

3. Undang-Undang Dasar Sementara

Sejak terbentuknya Negara Republik Indonesia Serikat dibawah konstitusi RIS 1949 pada
tanggal 27 Desember 1949, maka semakin kuatlah perjuangan bangsa Indonesia menentang
susunan negara yang dianggap sebagai bentukan Belanda dan semakin kuat pula tuntutan
untuk kembali kepada bentuk yang unitaristis, maka pada tanggal 17 Agustus 1950 negara
RIS sepenuhnya kembali menjadi negara RI dengan UUDS sebagai konstitusinya.

Dalam rangka memenuhi tugas yang diamanatkan oleh UUDS 1950, maka
diselenggarakanlah pemilu untuk memilih anggota Majelis Pembentuk UUD Negara Republik
Indonesia yang kemudian disebut Konstituante yang dilantik pada 10 november 1956.

Konstituante bersidang di Bandung pada Februari 1959 telah menghasilkan butir-butir


materi yang disusun menjadi materi UUD Negara namun pada akhirnya gagal mencapai kata
mufakat. Denagn berasar pada kegagalan Konstituante itulah melatarbelakangi aksi
Presiden Soekarno dengan mengelurkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang didalamnya
berisikan :

Pembubaran Kontituante
Menetapkan UUD 1945 berlaku kembali mulai saat tanggal dekrit dan menyatakan UUDS
1950 tidak diberlakukan
Pembentukan MPRS

4. Masa Orde Lama

Negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 dimulai sejak adanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Masa ini yang di sebut masa Orde Lama. Dalam masa ini dikenal sebagai periode
pemerintahan yang ditandai dengan berbagai penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD
1945. Berbagai penyimpangan-penyimpangan UUD 1945 itu yang paling menonjol antara
lain :

Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil Ketua DPA
menjadi menteri negara.
MPRS menetapkan Soekarno sebagai Presiden seumur hidup.
Presiden mengeluarkan produk hokum yang setingkat Undang-Undang tanpa persetujuan
DPR.
Ikut campur Presiden dalam system pemerintahan yang cenderung otoriter.
Besarnya pengaruh PKI yang mengakibatkan Ideologi Nasakom yang mencoba
menggantikan Ideologi Pancasila.
Masa Orde Lama berakhir dengan ditandai dengan adanya pemberontakan G30 S PKI yang
kemudian melahirkan Tritura yang berisikan tiga tuntutan rakyat yaitu bubarkan PKI,
bersihkan cabinet dari unsur PKI, dan turunkan harga. Akibat dari kekacauan yang melanda
negeri, maka Presiden Soekarno akhirnya memutuskan untuk mengeluarkan Surat Perintah
Sebelas Maret (SUPERSEMAR) kepada Letjen Soeharto yang kemudian Letjen Soeharto
mengeluarkan Keppres No I/3/1966 tanggal 12 Maret 1966 yang mengatur tentang
pembubaran PKI.

5. Masa Orde Baru

Pada hakekatnya UUD 1945 pada masa ini digunakan untuk membantu mensukseskan
pembangunan nasional yang menjadi tekad dari pemerintahan Orde Baru. Langkah awal
yang ditempuh oleh Pemerintah Orde Baru adalah memperbaiki penyimpangan-
penyimpangan terhadap pelaksanaan UUD 1945 dan Pancasila pada periode 1959-1965
yaitu dengan mengeluarkan TAP MPRS No.XX/MPRS/1966. Selain itu MPRS juga
mengeluarkan ketetapan lain diantaranya:

TAP No.XII/MPRS/1966 tentang instruksi kepada Soeharto agar segera membentuk kabinet
Ampera.
TAP No.XVII/MPRS/1966 tentang penarikan kembali pengangkatan pemimpin besar revolusi
menjadi Presiden seumur hidup.
TAP No.XXI/MPRS/1966 tentang penyederhanaan kepartaian, keormasan, dan kekaryaan.
TAP No.XXV/MPRS/1966 tentang pembubaran PKI.
TAP No.XV/MPRS/1966 tentang pemilihan atau penunjukan Wakil Presiden dan mengangkat
Soeharto sebagai Presiden.
Pemerintahan di bawah kepemimpinan Soeharto berkomitmen untuk melaksanakan
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Untuk memilih anggota-anggota
Badan Permusyawaratan dan Perwakilan Rakyat dilaksanakan Pemilu tahun 1971 dengan
didasari Undang-undang No. 15 tahun 1969. Pemilu ini Berhasil mengubah fungsi dan
kedudukan lembaga negara menjadi tetap tidak lagi bersifat sementara. Dalam
mengantisipasi konflik ideologis Pemerintah Soeharto membangun suatu konsep baru
demokrasi yang diberi nama Demokrasi Pancasila. Masa ini akhirnya harus tenggelam pula
dengan adanya krisis moneter yang mengakibatkan hilangnya simpati rakyat terhadap
pemerintahan.

6. Masa Reformasi

Pada masa ini sering terjadi pergantian kepemimpinan dalam pemerintah. Tercatat pada
masa ini terdapat empat kali pergantian Presiden yaitu BJ Habibie, Abdurahman Wahid, dan
Megawati Soekarnoputri. Yang paling terasa pada pelaksanaan UUD 1945 pada masa ini
terutama pada masa Presiden Megawati adalah terjadi perubahan-perubahan pada batang
tubuh UUD 1945 atau yang akrab kita dengar denagn istilah amandemen. Tujuannya adalah
menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian
kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai
denagn perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Tercatat telah terjadi empat kali
Amandemen UUD 1945 selama kurun waktu 1999-2002 diantaranya:

Sidang Umum MPR, tanggal 14-21 Oktober 1999 Perubahan Pertama


Sidang Tahunan MPR, tanggal 7-21 Agustus 2000 Perubahan Kedua
Sidang Tahunan MPR, tanggal 1-9 November 2001 Perubahan Ketiga
Sidang Tahunan MPR, tanggal 1-11 Agustus 2002 Perubahan Keempat
Menurut Soetanto ada beberapa alas an dari segi materi muatan, mengapa UUD 1945
setelah berbagai perubahan perlu disempurnakan dalam rangka reformasi hukum,
diantaranya:

Alasan Histories, bahwa sejarah mencatat pembentukan UUD 1945 memang didesain para
pendiri negara (BPUPKI & PPKI) sebagai UUD yang sifatnya sementara dan butuh
penyempurnaan lebih lanjut.
Alasan Filosofis, bahwa dalam UUD 1945 terdapat percampuradukan beberapa gagasan
yang saling bertentangan.
Alasan Teoritis, bahwa dari sudut pandang teori konstitusi, keberadaan konstitusi bagi suatu
negara hakikatnya adalah untuk membatasi kekuasaan negara agar tidak sewenang-wenang
tetapi justru UUD 1945 kurang menonjolkan hal tersebut.
Alasan Yuridis, sebagaimana lazimnya konstitusi tertulis yang selalu memuat adanya
klausula perubahan didalam naskahnya, begitupun UUD 1945 yang didasari akan
ketidaksempurnaan didalamnya dikarenakan UUD 1945 itu sendiri merupakan hasil
pekerjaan manusia.

Alasan Politis Praktis, bahwa secara sadar atau tidak, langsung atau tidak langsung, dalam
praktik politik sebenarnya UUD 1945 sudah sering mengalami perubahan yang menyimpang
dari teks aslinya.

Anda mungkin juga menyukai