Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 5

PENDIDIKAN PANCASILA
KAMIS, 28 OKTOBER 2021

NAMA : HANDI SETIANA


NIM : 4122.4.21.11.0511

Pancasila sebagai sistem filsafat


a. Dasar-dasar ilmiah pancasila sebagai kesatuan sistematis dan logis

b. Unsur-unsur pancasila sebagai suatu sistem filsafat

c. Perbandingan filsafat pancasila dengan sistem filsafat negara lain

a. Dasar-dasar ilmiah pancasila sebagai kesatuan sistematis dan logis


1. Kesatuan Yang Sistematis
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sitem filsafat.
Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerja
sama, untuk suatu tujuan tertentu, dan secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan yang utuh.
Jadi Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian, yaitu sila-sila Pancasila, setiap sila
pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, fungsi sendiri-sendiri. Namun secara
keseluruahan merupakan suatu kesatuan yang sistematis.

2. Kesatuan Yang Bersifat Logis


Pancasila merupakan suatu kesatuan yang majemuk tunggal dan bersumber pada
hakikat manusia “monopluralis” yakni :
1. Susunan kodrat, jasmani rohani.
2. Sifat kodrat, individu- makhluk social.
3. Kedudukan kodrat, pribadi berdiri sendiri-makhluk Tuhan YME.
4. Kesatuan Yang Bersifat Hirarkis, Berbentuk Piramidal
Dilihat dari intinya, urut-urutan lima sila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam
luasnya, dan isi sifatnya merupakan pengkhususan dari sila-sila di mukanya. Sila I
menjadi basis dari Sila II, III, IV dan V. Ketuhanan YME adalah Ketuhanan yang
berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan, serta berkeadilan sosial, sehingga
setiap sila terkandung sila-sila lainnya.

b. Unsur-unsur pancasila sebagai suatu sistem filsafat


Pancasila dikatakan sebagai Sistem Filsafat, karena di dalamnya terdapat nilai-nilai
Ketuhanan (theologi), nilai manusia (antropologi), nilai kesatuan (metafisika, yang
berhubungan dengan pengertian hakekat satu), kerakyatan (hakekat demokrasi) dan
keadilan (hakekat keadilan).

Unsur Ketuhanan
Secara ontologik ada manusia sebagai yang diciptakan menunjukkan adanya pencipta yaitu
Tuhan. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna, mempunyai sifat sebagai
individu sebagai makhluk sosial. Karena Tuhan adalah sempurna maka manusia tidak
sempurna. Namun diantara makhluk, manusia adalah yang paling sempurna.
Berdasarkan pengalaman sejarah sebelum datangnya agama Hindu, Budha, Islam dan
Kristen. Bangsa Indonesia telah mempunyai kepercayaan. Karena keadaan alam sedemikian
rupa maka bangsa Indonesia berusaha mempertahankan dan mengembangkan hidupnya
untuk bisa mengatasi tantangan alam tersebut. Salah satu jawaban yang diberikan berupa
pandangan hidup atau kepercayaan bahwa alam ini ada yang menciptakan. Karena
pengalaman hidup mereka sehari-hari dan karena kemampuan yang mereka miliki, maka
bentuk kepercayaan yang menguasai alam, adanya kekuatan gaib yang terdapat pada alam
ini dan lain sebagainya. Kenyataan ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia pada waktu
itupun sudah percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setelah agama Hindu dan Budha
datang di Indonesia, bangsa Indonesia banyak memeluk agama-agama tersebut. Demikian
pula agama islam yang telah dipeluk oleh sebagian besar bangsa Indonesia dengan penuh
keyakinan. Pada masa itu pengaruh agama dalam kehidupan sehari-hari terbukti adanya
pengaruh agama dalam kehidupan sehari-hari terbukti adanya peninggalan, tulisan dan adat
istiadat

Unsur Kemanusiaan
Sebagai bangsa yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa dengan sendirinya bangsa kita
mempunyai rasa kemanusiaan yang luhur. Pada hakekatnya kemanusiaan adalah bawaan
kodrat manusia. Perikemanusiaan adalah nilai khusus yang bersumber pada nilai
kemanusiaan. Perikemanusiaan adalah yang bersumber pada kemanusiaan, jiwa yang
membedakan manusia dengan makhluk lain. Berdasarkan pengertian tersebut sebenarnya
semua bangsa mesti mempunyai kemanusiaan, begitu pula bangsa Indonesia bahkan
kemanusiaannya adalah adil dan beradab.
Adil berarti memberikan kepada orang lain apa yang menjadi haknya dan tahu apa haknya
sendiri. Beradab artinya mempunyai adab, mempunyai sopan santun, mempunyai susila,
artinya ada kesediaan menghormati bangsa lain, menghormati pandangan pendirian dan
sikap Bangsa lain. Sejak dahulu bangsa Indonesia selalu menerima bangsa lain dengan
ramah tamah, karena suatu bangsa tidak akan hidup sendirian terlepas dari bangsa lain.

Unsur Persatuan
Bangsa Indonesia dengan ciri-cirinya rukun, bersatu dan kekeluargaan, bertindak bukan
semata-mata atas perhitungan untung rugi dan pamrih serta kepentingan pribadi. Oleh
karena itu unsur persatuan sudah terdapat didalam kehidupan masyarakat Indonesia
bahkan sudah dilaksanakan oleh mereka.

Unsur Kerakyatan
Istilah kerakyatan berarti bahwa yang berdaulat atau yang berkuasa adalah rakyat. Dalam
bahasa lain Kerakyatan disebut Demokrasi berasal dari kata Yunani Demos yang berarti
Rakyat Kratos yang berarti Berdaulat. Demokrasi bukan hal yang baru bagi bangsa
Indonesia. Meskipun sebelum tanggal 17 Agustus 1945 di Indonesia belum pernah ada
pemerintahan yang bersifat Demokratik seperti sekarang ini namun sebenarnya unsur-
unsurnya sudah ada, yang selama itu tidak pernah dimanfaatkan secara Nasional formal.

Unsur Keadilan
Istilah adil yaitu menunjukkan bahwa orang harus memberi kepada orang lain apa yang
menjadi haknya dan tahu mana haknya sendiri serta tahu apa kewajibannya kepada orang
lain dan dirinya. Sosial berarti tidak mementingkan diri sendiri saja, tetapi mengutamakan
kepentingan umum, tidak individualistik dan egoistik, tetapi berbuat untuk kepentingan
bersama. Sebenarnya istilah gotong royong yang berarti bekerja sama dan membagi hasil
karya bersama tepat sekali untuk menerangkan apa arti Keadilan Sosial.

c. Perbandingan filsafat pancasila dengan sistem filsafat negara lain

Perbandingan Filsafat Pancasila Dengan Sistem Filsafat Lainnya Di Dunia Secara filosofis,
Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki dasar ontologis, dasar
epistemologis dan dasar aksiologis sendiri yang berbeda dengan sistem filsafat yang lainnya
misalnya materialisme, liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealisme dan lain-lain
paham filsafat di dunia.

1. Dasar Antologis Sila-sila Pancasila


Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak,
oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut sebagai dasar antropologis. Subjek pokok
pendukung sila-sila Pancasila adalah manusia.

2. Dasar Epistemologis Sila-sila Pancasila


Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu sistem pengetahuan. Kalau manusia
merupakan basis ontologi Pancasila maka dengan demikian mempunyai implikasi terhadap
bangunan epistemologis dari Pancasila. Terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam
epistemologis, yaitu : pertama tentang sumber pengetahuan manusia, kedua tentang teori
kebenaran pengetahuan manusia, ketiga tentang watak pengetahuan manusia.
Pancasila mendasarkan pada pandangannya bahwa ilmu pengetahuan pada hakikatnya
tidak bebas nilai karena harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia serta
moralitas religius dalam upaya untuk mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan yang
mutlak dalam hidup manusia.

3. Dasar Aksiologis Sila-sila Pancasila


Pada hakikatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai macam apa saja yang ada serta
bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia. Menurut Notonegoro, nilai-nilai
tersebut dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

a. Nilai Material: segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.


b. Nilai Vital : segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan suatu aktivitas
atau kegiatan.
c. Nilai Kerohanian : segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia yang dapat
dibedakan atas empat tingkatan sebagai berikut :
– Nilai kebenaran : nilai yang bersumber pada akal, rasio, budi atau cipta
manusia.
– Nilai keindahan/estetis : nilai yang bersumber pada perasaan manusia.
– Nilai kebaikan/moral : nilai yang bersumber pada unsur kehendak (will,
wollen,karsa) manusia
– Nilai religius : nilai kerohanian tertinggi dan bersifat mutlak yang berhubungan
dengan kepercayaan dan keyakinan manusia serta bersumber pada wahyu Tuhan
Yang Maha Esa.

Sedangkan Jika Dibandingkan Dengan Filsafat-Filsafat Lainya Yaitu :

1. Materialisme
Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat
dikatakan benar-benar ada adalah materi. Dengan kata lain Materialisme merupakan paham
atau aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau nature (alam)
dan dunia fisik adalah satu.

2. Liberalisme
Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang
didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang
utama. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan
oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan,
khususnya dari pemerintah dan agama.

Dalam filsafat liberalisme semua hal tidak memiliki batas sehingga memungkinkan adanya
benturan- benturan dalam masyarakat. Tidak ada yang mengatur tentang penanggulangan
benturan-benturan tersebut. Masyarakat hanya akan menegur bila merasa terganggu oleh
orang lain namun apabila tidak merasa terganggu maka mereka cenderung untuk bersikap
masa bodoh.

3. Pragmatisme
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala
sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau
hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari
pengetahuan yang penting melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan
kepada individu-individu.

4. Komunisme
Dalam filsafat komunisme tidak mementingkan adanya hal-hal ketuhanan. Semua hal diatur
oleh satu kelompok yang paling berkuasa misalnya partai Komunis. Dalam filsafat komunis
semua kebebasan dihapuskan. Semua hal diatur oleh penguasa tunggal sehingga sumber
dari segala sumber hukum yang berlaku tidak berasal dari suara rakyat namun dari
penguasa tunggal yang ada dimana filsafat komunis itu berada.

5. Religiusisme
paham atau keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci, menentukan jalan hidup dan
mempengaruhi kehidupan manusia yang dihadapi secara hati-hati dan diikuti jalan dan
aturan serta norma-normanya dengan ketat agar tidak sampai menyimpang atau lepas dari
kehendak jalan yang telah ditetapkan oleh kekuatan gaib suci tersebut.

6. Utilitarianisme
berasal dari kata Latin, utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini suatu perbuatan
adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat tersebut harus menyangkut bukan saja
satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.

7. Sosialisme
paham yang bertujuan membentuk negara kemakmuran dengan usaha kolektif yang
produktif dan membatasi milik perseorangan.

8. Kapitalisme
Kata kapitalisme berasal dari capital yang berarti modal, dengan yang dimaksud modal
adalah alat produksiseperti misal tanah, dan uang. Dan kata isme berarti suatu paham atau
ajaran. Jadi arti kapitalisme itu sendiri adalah suatu ajaran atau paham tentang modal atau
segala sesuatu dihargai dan diukur dengan uang.

9.Individualisme
Filsafat ini lebih cenderung menitikberatkan pada kehidupan masing-masing orang dimana
antara orang yang satu dengan orang yang lain tidak mempunyai ikatan sosial atau dengan
kata lain mereka berdiri masing-masing. Tidak ada persatuan ataupun tujuan bersama.

10. Idealisme
Idealisme adalah suatu ajaran/faham atau aliran yang menganggap bahwa realitas ini terdiri
atas roh-roh (sukma) atau jiwa.
1. Adanya suatu teori bahwa alam semesta beserta isinya adalah suatu penjelmaan pikiran.
2. Untuk menyatakan eksistensi realitas, tergantung pada suatu pikiran dan aktivitas-
aktivitas pikiran.
3. Realitas dijelaskan berkenaan dengan gejala-gejala pisikis seperti pikiran-pikiran, diri, roh,
ide-ide, pikiran mutlak, dan lain sebagainya dan bukan berkenaan dengan materi.
4. Seluruh realitas sangat bersifat mental (spiritual, psikis). Materi dalam bentuk fisik tidak
ada.
5. Hanya ada aktivitas berjenis pikiran dan isi pikiran yang ada. dunia eksternal tidak bersifat
fisik.

Anda mungkin juga menyukai