Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 6

PENDIDIKAN PANCASILA
KAMIS, 05 November 2021

NAMA : HANDI SETIANA


NIM : 4122.4.21.11.0511

Bandingkan makna pancasila (sila pertama hingga sila kelima) dengan paham
komunis, individualis, materialistis, liberalis, dan pragmatis

Pancasila

Sila 1: Ketuhanan yang Maha Esa

- Mengimani, mempercayai, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


- Mengimani dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai agama dan
kepercayaan masing-masing.
- Saling menghormati dan menghargai antara penganut kepercayaan.
- Menciptakan kerukunan antara umat beragama.
- Tidak memaksakan suatu kehendak dalam suatu agama dan kepercayaan Tuhan
Yang Maha Esa kepada orang lain.

Sila 2: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

- Memperlakukan manusia dengan harkat dan martabat sebagai makhluk ciptaan


Tuhan.
- Memperlakukan manusia secara adil dalam hak, kewajiban, derajat, tanpa
membedakan suku, agama, keturunan, ras, jenis kelamin, kelas sosial, hingga warna kulit.
- Saling tenggang rasa sesama manusia.
- Saling mencintai sesama manusia.
- Selalu melaksanakan nilai-nilai kemanusiaan.

Sila 3: Persatuan Indonesia

- Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.


- Cinta Tanah Air.
- Bangga berkebangsaan Indonesia.
- Selalu mementingkan persatuan Indonesia seperti Bhinneka Tunggal Ika.
- Memelihara perdamaian dunia.
Sila 4: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
- Bermusyawarah saat mengambil keputusan untuk mencapai mufakat dan demi
kepentingan bersama.
- Menghormati setiap keputusan yang diambil secara adil.
- Mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
- Harus bisa mempertanggungjawabkan keputusan yang telah diambil.
- Memberikan kepercayaan kepada wakil rakyat yang telah dipilih oleh rakyat untuk
mengambil keputusan.

Sila 5: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

- Bergotong-royong
- Adil ke sesama manusia
- Menghormati hak dan kewajiban orang lain
- Tidak menggunakan hak pribadi untuk menentang maupun merugikan kepentingan
umum.
- Menghargai keputusan yang bermanfaat untuk kemajuan dan kesejahteraan publik.

Komunisme

Dalam filsafat komunisme tidak mementingkan adanya hal-hal ketuhanan. Semua hal diatur
oleh satu kelompok yang paling berkuasa misalnya partai Komunis. Dalam filsafat komunis
semua kebebasan dihapuskan. Semua hal diatur oleh penguasa tunggal sehingga sumber
dari segala sumber hukum yang berlaku tidak berasal dari suara rakyat namun dari
penguasa tunggal yang ada dimana filsafat komunis itu berada.

Individualisme

Filsafat ini lebih cenderung menitikberatkan pada kehidupan masing-masing orang dimana
antara orang yang satu dengan orang yang lain tidak mempunyai ikatan sosial atau dengan
kata lain mereka berdiri masing-masing. Tidak ada persatuan ataupun tujuan bersama.

Materialisme

Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat
dikatakan benar-benar ada adalah materi. Dengan kata lain Materialisme merupakan paham
atau aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau nature (alam)
dan dunia fisik adalah satu.
Liberalisme

Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang
didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang
utama. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan
oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan,
khususnya dari pemerintah dan agama.

Dalam filsafat liberalisme semua hal tidak memiliki batas sehingga memungkinkan adanya
benturan- benturan dalam masyarakat. Tidak ada yang mengatur tentang penanggulangan
benturan-benturan tersebut. Masyarakat hanya akan menegur bila merasa terganggu oleh
orang lain namun apabila tidak merasa terganggu maka mereka cenderung untuk bersikap
masa bodoh.

Pragmatisme

Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala
sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau
hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari
pengetahuan yang penting melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan
kepada individu-individu.

Anda mungkin juga menyukai