Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN MATERI PERSIAPAN UAS PANCASILA

Semester Ganjil 2019/2020


1. Implementasi Sila 1 Pancasila: Pancasila, antara Negara dan Agama
1). Jelaskanlah makna pernyataan: "Indonesia merupakan Negara Ber-Tuhan dan bukan Negara
Agama".
Indonesia bukan negara agama, bukan negara dengan dasar agama tertentu, melainkan negara yang
mengakui adalah satu kekuatan Ilahi yang menaungi negara dan masyarakat Indoensia. Indonesia juga
bukan Negara sekuler, Negara yang ingin memisahkan agama dari Negara, atau Negara yang tidak
menyertakan agama dalam kehidupan dan pengelolaan Negara. Agama dianggap sebagai roh, sebagai spirit
yang menggerakkan kehidupan bangsa dan Negara.
Sebaliknya Negara berkewajiban menjaga dan menjamin kehidupan bangsa dan Negara. Negara menjamin
kebebasan sertiap orang untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya masing-masing. Itu berarti
seluruh kebijakan dan praktik hidup mesti memahami bahwa:
1. Bangsa indonesia adalah bangsa yang berketuhanan. Konsekuensinya, setiap warga memiliki hak
asasi untuk memeluk dan kewajiban menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing.
2. Tidak ada tempat bagi atheisme dan sekulerisme karena hakikatnya manusia berkedudukan kodrat
sebagai makhluk Tuhan.
3. Tidak ada tempat bagi pertentangan agama, golongan agama, antar dan inter pemeluk agama serta
pemeluk agama.
4. Tidak ada tempat bagi pemaksaan agama karena ketakwaan bukan hasil paksaan bagi siapapun.
5. Toleransi terhadap orang lain dalam menjalankan agama dalam Negara
6. Segala aspek dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara harus sesuai nilai-nilai ketuhanan
yang maha esa terutama norma, dan hukum moral baik bagi negara maupun moral para
penyelenggara negara.
7. Negara pada hakikatnya adalah “…berkat rahmat Allah Yang Maha Esa”.

2). Sikap-sikap mana yang perlu dikembangkan dalam menghadapai pluralitas dan keberagaman
agama di Indonesia?
Kesadaran beragama mesti didasarkan pada semangat humanisme. Yakni kesadaran untuk menghormati
dan mengapresiasi manusia yang beragama itu sendiri dan bukan sekedar menghormati agama. Dengan
rumusan lain yang perlu dikedepankan adalah hormat terhadap setiap orang lepas dari keyakinan yang
dimiliki. Percaya bahwa setiap agama tidak memonopoli seluruh kebenaran. Kebenaran dalam agama-
agama terlalu luas untuk dipahami oleh setiap insan beragama. Dengan demikian kita pun tidak bisa
menghakimi keselamatan orang yang beragama lain. Karena hak menghakimi itu ada pada Allah dan bukan
pada manusia. Menghakimi orang beragama lain sama dengan mengambil wewenang Allah secara tidak
terhormat. Maka yang perlu dikembangkan adalah sikap:
1. Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
2. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing.
3. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.
4. Kesadaran bahwa frase Ketuhanan Yang Maha Esa bukan berarti warga Indonesia harus memiliki
agama monoteis namun frasa ini menekankan ke-esaan dalam beragama.
5. Mengandung makna adanya Causa Prima (sebab pertama) yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
6. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya.
7. Negara memberi fasilitas bagi tumbuh kembangnya agama dan dan iman warga negara dan mediator
ketika terjadi konflik agama.
8. Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah menurut agama
masing-masing.

3. Jelaskanlah pendapat anda terhadap beberapa kasus yang selalu muncul di Indonesia yakni
kesulitan yang dialami sebagian agama minoritas dalam mendirikan tempat ibadat dan beribadat
menurut kepercayaan mereka. Bagaimana tanggapan anda?

4. Di tengah perkembangan dunia global yang didominasi oleh industri, teknologi, dan pandangan-
pandangan post-religion, apakah menurut pendapat anda Indonesia justru mampu melawan arus
umum tersebut dan tidak kehilangan identitas religiusnya? Apakah menurut pendapat anda, bangsa
Indonesia tetap menjadi bangsa yang religius? Berilah argumentasi anda secukupnya.

2. Implementasi Sila 2 Pancasila


1. Sila Kedua menegaskan "Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab". Coba berikan pendapat anda,
makna kata "beradab" yang ada dalam sila kedua ini.
Kata beradab atau civilized, memiliki pengertian: baik, budi luhur, kebudayaan yang maju, yang
berkembang, yang menegaskan kemanusiaan kita. Kemanusiaan atau humanitas merupakan sesuatu yang
universal, sesuatu yang berlaku bagi semua orang.

2. Sebutkanlah beberapa upaya konkret untuk mencegah lunturnya kebudayaan Indonesia dalam
percaturan kebudayaan global.

3. Sila kedua Pancasila menegaskan "kemanusiaan universal". Artinya nilai-nilai kemanusiaan


tersebut berlaku bagi seluruh umat manusia. Sebutkanlah nilai-nilai kemanusiaan universal
tersebut. Nilai-nilai kemanusiaan tersebut menunjukan harkat dan martabat kita sebagai manusia.
Nilai-nilai semacam kebebasan, keadilan, kejujuran, kebaikan, kepercayaan, tanggung jawab, dan
sebagainya. Nilai-nilai ini melekat pada kemanusiaan kita. Kita memilikinya karena kita manusia. Maka
harus dihormati. Dengan demikian, sikap yang menunjukkan penghargaan kita kepada nilai-nilai
kemanusiaan tersebut adalah:
1. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan
sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

4. Menurut pendapat anda, manakah kelebihan dan kelemahan kebudayaan Indonesia jika
dibandingkan dengan kebudayaan asing lain? Berilah argumentasi anda secukupnya!

3. Implementasi Sila 3 Pancasila


1. Sebutkan dan jelaskan dengan contoh keberagaman budaya (suku, agama, ras, ...), ekonomi, politik, dan
pengetahuan. Bagaimana menyikapi keberagaman ini?
Dalam tataran praktis, sikap-sikap yang perlu dikembangkan adalah:
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
demi kebaikan bersama,
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
3. Perilaku inklusif. Mengembangkan sikap keterbukaan terhadap semua anggota masyarakat atau
warga bangsa tanpa mempehatikan suku, agama, ras, budaya, dan golongan.
4. Mengakomodasi sifat pluralistik. Sikap pluralistik itu tampak pada kesadaran untuk selalu bersikap
toleran, saling menghormati, mendudukkan masing-masing pihak sesuai dengan peran, harkat dan
martabatnya secara tepat, tidak memandang remeh pada pihak lain, apalagi menghapus eksistensi
kelompok dari kehidupan bersama.
5. Tidak mencari menangnya sendiri. Menghormati pendapat pihak lain, dengan tidak beranggapan
bahwa pendapatnya sendiri yang paling benar, dirinya atau kelompoknya yang paling hebat.

4. Implementasi Sila 4 Pancasila


1. Rumuskanlah makna kata "demokrasi"
Berasal dari kata Latin demos=rakyat dan cratos=pemerintah (cratein yang berarti memerintah). Demokrasi
berarti pemerintahan oleh rakyat.Prinsip demokrasi: dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Model
pemerintahan yang mengikutsertakan atau melipatkan partisipasi aktif rakyat dalam pengambilkan
kebijakan dan keputusan bersama.
2. Sebutkanlah ciri-ciri sebuah negara demokratis
1. Kebebasan berserikat dan berkumpul (multipartai),
2. Pers yang bebas,
3. Penegakan hukum
4. Pemilu yang luber
Indonesia merupakan sebuah Negara demokrasi: karena semua kriteria di atas terpenuhi.

Nilai-Nilai Pokok Musyawarah untuk Mufakat


1. Musyawarah untuk bukan sekedar sarana/alat/prosedur. Ia terkait dengan tujuan atau substansi dari
demokrasi itu sendiri. Karena musyawarah terkait dengan kerakyatan. Musyawarah dibimbing oleh
kebijaksanaan.
2. Tidak mengenal menang-kalah; tidak mengenal diktator mayoritas atas minoriatas. Tidak mengenal
tirani terhadapan minoritas. Karena semua warga Negara memiliki kedudukan yang sama di depan
hukum. Istilah “kerakyatan” bukan sekedar mencakup semua ‘warga negara’ tanpa syarat agama,
kelompok, daerah, atau suku bangsa. Melainkan kesadaran akan nilai-nilai kerakyatan. Bahwa
sebagai warga Negara semua rakyat adalah satu dan sama.
3. Hikmat dan kebijaksanaan. Makna istilah ini menunjuk pada pertimbangan rasional atas semua
kebijakan yang mencakup kepentingan bersama. Hikmat berarti berpengetahuan. Kebijaksanaan
berarti mampu menerapkan secara tepat guna pengetahuan yang dimiliki dalam situasi konkret
yang dihadapai. Kebijakanaan menunjuk pada aplikasi pengetahuan secara tepat dalam situasi
konkret yang dihadapi. Himat menunjuk pada kebijaksanaan teoretis, sementara kebijaksanaan
menunjuk pada kebijaksanaan praktis.

Demokrasi Pancasila: Demokrasi Kerakyatan (Citizenship Democracy)


Bukan demokrasi parlementer, bukan demokrasi liberal. Tetapi demokrasi kerakyatan, atau demokrasi
kewargaan. Demorkasi parlementer mengandung semangat demokrasi kelembagaan, atau demokrasi
institusional. Sementara demokrasi liberal menekankan kebebasan individu untuk berpartisipasi aktif dalam
menentukan pengelolaan dan kehidupan Negara.

Demokrasi kerakyatan, mengembalikan semangat untuk mengedepankan kepentingan rakyat secara


keseluruhan sebagai patokan. Jadi rayat seharusnya menjadi awal dan akhir dari tujuan demokrasi itu
sendiri. Musyawarah untuk mufakat menegaskan hak dan kewajiban rakyat untuk menentukan dan
mengontrol kebijakan yang mencakup kepentingan umum.
Menghidupkan Spirit Musyawarah untuk Mufakat
Dalam iklim politik dunia dan Indonesia yang serba “voting”, spirit musyawarah untuk mufakat
sebagaimana diamanatkan oleh sila keempat Pancasila tampak menjadi sesuatu yang terlalau ideal untuk
diwujudkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pada hal bunyi sila keempat Pancasila menghendaki
agar prinsip musyawarah untuk mufakat perlu ditetapkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Dalam organisasi atau kelompok diskusi, pengambilan keputusan untuk kepentingan bersama, musyawarah
yang dilandasi oleh asas kekeluargaan, menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan sebagai hasil
dari musyawarah, menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah, serta tidak memaksakan
kehendak kepada orang lain.

3. Demokrasi di Indonesia, menurut Pancasila, dijalankan berdasarkan prinsip: "musyawarah untuk


mufakat". Tunjukkan bahwa prinsip demokrasi ini sudah mengakar kuat dalam tradisi masyarakat Indonesia
dan dipraktikan oleh para bapak pendiri negara (baca makalah/materi bab ini).
Sidang BPUPKI, dan Tradisi pemilihan pemimpin masyarakat (adat), desa-desa.

5. Implementasi Sila 5 Pancasila: Korupsi dan Krisis Moralitas Pancasila di


Indonesia
1. Berilah pengertian kata "moral". Kapan suatu tindakan disebut tindakan yang bermoral dan
kapan suatu tindakan disebut tidak bermoral?
Moral: tindakan yang menunjukkan kebaikan manusia sebagai manusia berdasarkan martbat kita sebagai
manusia. Menunjuk pada nilai-nilai dasar yang melekat pada kemanusiaan kita (kebebasan, jujur, percaya,
hidup, dan sebagainya).
Suatu tindakan disebuh tindakan bermoral kalau tindakan tersebut memuliakan martabat kita sebagai
manusia (misalnya: jujiur, percaya) ... Tindakan disebut tindakan tidak bermoral kalau tidak memiliakan
martabat kita sebagai manusia (misalnya: membunuh, memperdagangkan orang).
(rtidak disiplin? Nyontek?, tidak sopan-tidak sesuai dengan kebiasaan masyarakat, bolos, pergaulan bebas,
korupsi, pelecehan seksual, eksploitasi anak di bawah umur, narkoba, pelangaran etika,
Penyebab turunnya krisis moral bangsa:
1) Menurunnya ketahanan dalam keluarga, keluarga tak lagi jadi lading persemain nilai, panutan:
kasih saying, jujur, setia, adil.
2) Teknologi
3) Kurangnya pendidikan budi pekerti,

2. Apa yang dimaksud dengan 'korupsi'? (berilah definisi singkat!).


Korupsi adalah: tidakan tidak jujur dan kriminal yang dilakukan oleh orang atau organisasi yang berada
pada posisi atau otoritas tertentu, sering untuk memperoleh keuntungan secara tidak sah (illicit/gelap), atau
penyalahgunaan kekuasaan untuk memperoleh kekayaan material.
Tindakan-tindakan yang bisa dikategorikan sebagai korupsi adalah penyuapan (bribery), penggelapan, dan
pencurian (embezzlement). Meskipun begitu, korupsi melibatkan tindakan yang legal dalam banyak negara.
Karena dilakukan oleh pejabat atau pemerintahannya karena posisi dan kapasitasnya untuk kepentingan
pribadi. Korupsi umumnya terjadi pada negara kleptokrasi, oligarki, atau Negara mafia. Dalam Negara
seperti ini terjadi korupsi sistemik/systemic corruption (bukan sekedar petty corruption-korupsi kecil-
kecilan/remeh-temeh, atau mega korupsi/korupsi dalam jumlah yang besar/grand corruption.

3. Mengapa korupsi disebut "melanggar nilai-nilai moral'? dan mengapa korupsi disebut
merupakan suatu "kejahatan kemanusiaan?". Berilah argumentasi anda secukupnya.
Disebut melangar nilai-nilai moral karena mengambil apa yang menjadi hak orang lain (entah secara sah
atau tidak sah) sehingga orang lain tidak bisa hidup secara layak sebagai manusia yang memiliki martabat
yang luhur (misalnya miskin: tidak cukup makan, pendidikan, kesehatan, dll..). Korupsi melanggar hak
asasi manusia untuk memperoleh kesejahteraan, keadilan, dan kebaikan kita sebagai manusia.

4. Tingkat korupsi yang tinggi di Indonesia menghambat terwujudnya keadilan dan kesejahteraan
sosial sebagai cita-cita negara Indonesia. Apa yang dimaksud dengan 'keadilan sosial'? Apa
perbedaan antara keadilan individual dan keadilan sosial?
Keadilan individual: keadilan yang pelaksanaannya bergantung pada kehendak baik atau buruk masing-
masing individu,
Keadilan sosial: keadilan yang pelaksanannya bergantung pada struktur sosial, ekonomi, politik, dan
budaya. Contoh: kemsikinan kelompok masyarakat ( sosial: aspirasi, kondidi kehidupan tidak diperhatikan.
Ekonomi: modal untuk usaha tidak mereka dapatkan..Politik: aspirasi mereka tidak didengar, suara mereka
dipakai kalau mereka dibutuhkan dan setelah itu dilepas..; Budaya: nrimo sehingga tidak merasa perbaikan
nasih sebagai hak mereka.

6. Pendidikan Pancasila Bagi Kaum Milenial: Membangun Rumah di


Atas Pasir?
Karakteristik kaum milenial: hidup alam era serba teknologis-internet (sains aplikatif bukan sains teoretis);
‘ketergantungan total dengan teknologi’; keterhubungan dengan yang lain via tekonologi (computer,
gadget, handphone), google dan e-book mengganti buku dan eksiklopedi cetak sebagai sumber ilmu; minat
baca rendah; konsumtif; individualistic; speed/cepat/instan; superficial/permuksan/casing dari pada
kedalaman/substansi/isi.

1. Mengapa pendidikan Pancasila bagi kaum milenial merupakan sesuatu yang penting dan relevan?
Pancasila mengndung nilai-nilai individual dan sosial,
Teknonlogisasi dam globalisasi dapat membuat kaum milenial tercerabut dari akar kultural yang dimiliki
bangsa Indonesia (Pancasila sebagai Kristalisasi nilai-nilai kebudayaan Indonesia). Internet bisa ‘menipu’
dan ‘memanipulasi’ fakta sejarah, …inividualistik mengancam keberagaman, googlelisasi dapat melupakan
akar sejarah; terjebak dalam superficial dari pada substansi dan kedalaman, Bahkan nilai-nilai ke-
Indonesiaan tidak lagi menarik, atraktif, dan memudar. Atas nama kebebasan….mereka boleh melakukan
apa pun kebebasan mutlak (liberalism) dan radikalisme tanpa mau bertanggung jawab atas resiko (Ingat
demo mahasiswa yang berujung rusuh tetapi mahasiswa menolak menjadi pelaku atau bertanggung jawab
terhdap efek dari demontrasi. Sama saja dengan pengadilan sengketa pilpres.. pengggungat ingin hakim
membukatikan kebenaran gugatan pada hal prinsipnya, penggugat yang harus membuktikan dalil
gugatannya)..Terpapar paham liberalism mutlak,

2. Menurut pendapat anda metode pendidikan Pancasila seperti apa yang perlu digunakan dalam
pendidikan Pancasila sehingga sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik kaum milenial.
Mesti merupakan perbaduan anntara 3 unsur ini: konseptual/teoretis (pemahaman), empiris, praktis, empiris
(tindakan dan kasus praktis), dan reflektif (otonomi, penentuan sikap sendiri, integritas moral, tidak mudah
begitu saja percaya pada informasi hoax). Radikalisme misalnya perlu diatasi melalui hukum tetapi
deradikalisasi mestinya berangkat dari pemahaman ajaran yang tepat…
Dalam tataran praktis, kreatif dan inovasi, terlibat dalam kehidupan politik, tidak apatis terhadap politik
(apatis) karena tujuan akhirnya demi kebaikan semua masyarakat; perlu membangun kesadaran dan
imaginasi sosial..
3. Di tengah perkembangan teknologi internet yang semakin intens, kita seolah-olah semakin
menjadi warga global (dunia) dimana sekat-sekat antar kelompok atau negara semakin hilang.
Dewasa ini, apakah anda lebih merasa diri sebagai warga global atau sebagai warga negara
Indonesia yang terus berkiprah dalam lingkup global meskipun tetap berpegang teguh pada nilai-
nilai Pancasila?
*******

Anda mungkin juga menyukai