2. POKOK PIKIRAN
1. Pokok Pikiran Pertama
Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar
asas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Pokok Pikiran Kedua
Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Pokok pikiran ini
menempatkan suatu tujuan atau cita-cita yang ingin dicapai dalam Pembukaan, dan merupakan suatu
kuasa finalis (sebab tujuan), sehingga dapat menentukan jalan serta aturan-aturan mana yang harus
dilaksanakan dalam Undang-Undang Dasar untuk sampai pada tujuan itu yang didasari dengan bekal
persatuan.
3. Pokok Pikiran Ketiga
Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan.
Pokok pikiran ini dalam ‘pembukaan’ mengandung konsekuensi logis bahwa sistem negara yang
terbentuk dalam Undang-Undang Dasar harus berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan berdasarkan
permusyawaratan/perwakilan
4. Pokok Pikiran Keempat
Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab. Hal ini menegaskan pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa, yang mengandung pengertian
taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan pokok pikiran kemanusiaan yang adil dan beradab yang
mengandung pengertian menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia atau nilai kemanusiaan yang
Macam-macam HAM
hak asasi pribadi (personal right), misalnya hak kemerdekaan memeluk agama dan beribadah
menurut agama masinng-masing, menyatakan pendapat, berorganisasi dan sebagainya
hak asasi ekonomi (property right), misalnya hak kebebasan memiliki sesuatu, membeli dan
menjual sesuatu mengadakan kontrak atau perjanjian, dan lain sebagainya.
hak asasi politik (political right), misalnya hak untuk diakui dalam kedudukan sebagai warga
negara yang sederajat, ikut serta dalam pemeerintah, hak memilih dan dipilih, mendirikan partai
politik atau organisasi, mengajukan kritik dan sebagainya.
hak asasi sosial dan kebudayaan (social dan cultural right), misalnya hak kebebasan
memilih dan mendapatkan pendidikan, mengembangan kebudayaan dan lain sebagainya.
hak memperoleh perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan (right of legal
equality).
hak asasi untuk memperoleh perlakuan tata peradilan dan perlindungan hukum
(procedural right), misalnya hak mendapatkan perlakuan yang wajar dan adil dalam peradilan,
pembelaan hukum, penerapan asas pradga tak bersalah, dan sebagainya.
Perkara pelanggaran HAM berat dilakukan berdasarkan ketentuan hukum acara pidana. Penyidikan
dilakukan oleh Jaksa Agung dengan disertai surat perintah dan alasan penangkapan, kecuali tertangkap
tangan. Penahanan untuk pemeriksaan dibidang pengadilan HAM dapat dilakukan paling lam 90 hari,
jangka waktu itu dapat diperpanjang paling lama 30 hari oleh pengadilan negeri sesuai dengan daerah
hukumnya.penahanan di pengadilan tinggi dilakukan paling lama 60 hari, dapat diperpanjang 30 hari,
dan penahanan di Mahkamah Agung paling lama 60 hari dan dapat diperpanjang 30 hari.
E. Hubungan Internasional
Hubungan Internasional, setiap kegiatan yang menyangkut aspek regional dan internasional yang
dilakukan oleh pemerintah di tingkat pusat dan daerah atau lembaga.
1. Asas Hubungan Internasional pacta sunt servanda
Asas Teritorial, berdasarkkan pada kekuasaan negara atasservanda
Asas kebangsaan, pada kekuasaan negara terhadap warganya Asas kepentingan umum
2. Subjek Hukum HI
Negara
Tahta suci
Organisasi internasional
Palang merah internasional
Pemberontakan dan pihak dalam sengketa
Individu atau orang perseorangan
3. Sumber Hukum Pelaksanaan HI
Pancasila sila kedua
Pembukaan UUD RI 1945 alinea 4
Pasal 11 dan pasal 13
Peraturan perundang undangan UU No.37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar
Negeri dan UU No.24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasinal
4. Bentuk HI yang dilakukan Indonesia
Bilateral, antara dua negara
Jepang dalam pendidikan
Cina dalam perdagangan
Timor leste dalam
Regional, antar negara negara dalam satu wilayah
ASEAN, Mitreka Satata
AFTA – perdagangan
NAFTA
Uni Eropa
MEA
OPEC
ECC
ASC
Multilateral, lebih dari 2 negara dan 2 wilayah
PBB
UNESCO – pendidikan dan budaya
FAO – pangan dan pertanian
ILO – buruh
WB – Bank Dunia
WHO – kesehatan
WIPO – hak atas kekayaan intelektual
UNICEF – anak anak
WTO – perdagangan
5. Arti penting HI
Sebagai sarana memenuhi kebutuhan pokok warga negara
Membantu dalam penyelesaian konflik
Menjalin hubungan sosial kemanusiaan
Dapat diakui sebagai masyarakat internasional
Pangsa pasar internasional
Perjanjian Internasional
1. Pengertian
Oppenheimer-Lauterpacht , suatu persetujuuan antarnegara yang menimbulkan hak dan
kewajiban diantara pihak terkait.
Schwarzenberbger, suatu persetujuan antara subjek subjek hukum internasinal yang
menimbulkan kewajiban yang mengikat dalam hukum internasional
Mochtar K, perjanjian yang diadakan oleh dua negara atau lebih dengan tujuan untuk
menciptakan akibat hukum tertentu
Konvensi Wina 1969, perjanjian yang diadakan oleh dua negara atau lebih yang bertujuan
untuk mengadakan akibat hukum tertentu
2. Fungsi
Saranaa utama yang oraktis bagi transaksi dan komunikasi antarsubjek
Sumber hukum internasional
Pengembangan kerja sama internasional secara damai dan efisien
3. Asas
Courtesy, saaling menghormati dan saling menjaga kehormatan negara
Bonafides, perjanjian yang dilakukan harus didasari oleh iktikad yang baik
4.Jenis jenis
Traktat, paaling formal
Konvensi, persetujuan yangboenting tetapi tidak bersifat politik
Protokol, tidak resmi , tentang masalah tambahan
Persetujuan, seperti traktat kintrak antar pemerintah yang relatif tidak penting bersifat
administratif
Statuta, konstitusi lembaga kumpulan aturan hukum instrumen tambahan.
Piagam, pendirian badan dengan fungsi administratif
Deklarasi, suatu masalah bidang politik ekonomi hukum bersifat politik
Modus vivendi, versifat sementara
5.Tahapan
Perundingan
Penandatanganan
Penesahan
Pasal 28
”Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”
Pasal 28 A
(1) Hak untuk hidup dan mempertahankan hidup dan kehidupannya.
Pasal 28 B
(1) Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah.
(2) Hak anak untuk kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta hak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 28 C
(1) Hak untuk mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasar nya, Hak untuk
mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, dan
budaya
(2) Hak untuk mengajukan diri dalam memperjuangkan haknya secara kolektif.
Pasal 28 D
(1) Hak atas pengakuan, jaminan perlindungan dan kepastian hukum yang adil dan perlakuan yang
sama di depan hukum.
(2) Hak utnuk bekerja dan mendapat imbalan serta perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan
kerja
(3) Hak untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
(4) Hak atas status kewarganegaraan.
Pasal 28 E
(1) Hak kebebasan untuk memeluk agama dan beribadah menurut agamanya, memilih pekerjaannya,
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak
untuk kembali.
(2) Hak kebebasan untuk meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai hati nuraninya.
(3) Hak kebebasan untuk berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.
Pasal 28 F
(1) Hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi.
Pasal 28 G
(1) Hak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta
benda, Hak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat
atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi manusia.
(2) Hak untuk bebeas dari penyiksaan (torture) dan perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia.
Pasal 28 H
(1) Hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat, Hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan .
(2) Hak untuk mendapat kemudahan dan perlakuan khusus guna mencapai persamaan dan keadilan
(3) Hak atas jaminan sosial
(4) Hak atas milik pribadi yang tidak boleh diambil alih sewenang-wenang oleh siapapun.
Pasal 28 I
(1) Hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut (retroaktif)
(2) Hak untuk bebas dari perlakuan diskriminasi atas dasar apapun dan berhak mendapat perlindungan
dari perlakuan diskriminatif tersebut
(3) Hak atas identitas budaya dan hak masyarakat tradisional.
Pasal 28 J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(2) Dalam menjalankan dan melindungi hak asasi dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain, dan untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketetiban
umum.
AGAMA
Pasal 29
(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu.
Makna Demokrasi
Kata demokrasi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat,
dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat.
Kata ini kemudian diserap menjadi salah satu kosakata dalam bahasa Inggris yaitu democracy.
Dalam pandangan Abraham Lincoln, demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat.
Prinsip-Prinsip Demokrasi
menurut Alamudi sebagaimana dikutip oleh Sri Wuryan dan Syaifullah dalam bukunya yang
berjudul Ilmu Kewarganegaraan (2006:84), suatu negara dapat disebut berbudaya demokrasi apabila
memiliki soko guru demokrasi sebagai berikut:
a. Kedaulatan rakyat.
b. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah.
c. Kekuasaan mayoritas.
d. Hak-hak minoritas.
e. Jaminan hak-hak asasi manusia.
f. Pemilihan yang bebas dan jujur.
g. Persamaan di depan hukum.
h. Proses hukum yang wajar.
i. Pembatasan pemerintahan secara konstitusional.
j. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik.
k. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama dan mufakat
Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan negara kita, semua konstitusi yang pernah berlaku
menganut prinsip demokrasi. Hal ini dapat dilihat misalnya:
a. Dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 (sebelum diamandemen) berbunyi “kedaulatan adalah di tangan
rakyat, dan dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat”.
b. Dalam Pasal 1 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (setelah diamandemen)
berbunyi “kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang
Dasar”.
c. Dalam konstitusi Republik Indonesia Serikat, Pasal 1:
• Ayat (1) berbunyi “Republik Indonesia Serikat yang merdeka dan berdaulat ialah suatu
negara hukum yang demokrasi dan berbentuk federasi”
• Ayat (2) berbunyi “Kekuasaan kedaulatan Republik Indonesia Serikat dilakukan oleh
pemerintah bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat”
d. Dalam UUDS 1950 Pasal 1:
• Ayat (1) berbunyi “ Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara
hukum yang demokratis dan berbentuk kesatuan”
• Ayat (2) berbunyi “Kedaulatan Republik Indonesia adalah ditangan rakyat dan dilakukan oleh
pemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan rakyat”
Akuntabilitas, Maklumat pemerintah tanggal 1 November 1945, 3 November 1945, 14 November 1945
Rotasi kekuasaan, Pada masa ini mengindikasikan keinginan kuat dari para pemimpin Negara untuk
membentuk emerintahan demokraris.
Rekruitmen politik, Dengan maklumat wapres, memungkinkan terbentuknya sejumlah partai politik
yang menjadi peletak dasar bagi sistem kepartaian.
Pemilihan Umum,Pemilu belum dapat dilaksanakan
Pemenuhan hak-hak dasar,Pemberian hak-hak politik secara menyeluruh
Akuntabilitas, Indikatornya menurut ahli hokum tata Negara ini ada 5 aspek.
Rotasi kekuasaan, Kehidupan kepartaian boleh dikatakan memperoleh peluang yang sebesar-besarnya
untuk berkembang secara makaimal.
Rekruitmen politik,Lembaga perwakilan rakyat atau parlemen memainkan peranan yang sangat tinggi
dalam proses politik yang berjalan.
Pemilihan Umum,Pemilihan umum hanya dilaksanakan satu kali yaitu pada tahun 1955, tetapi pemilu
tersebut benar-benar dilaksanakan dengan prinsip demokrasi.
Pemenuhan hak-hak dasar,Dapat merasakan hak-hak dasar tidak dikurangi sama sekali, meskipun
tidak semua warga dapat memanfaatkannya dengan maksimal.
Akuntabilitas, Telah terjadi pemasangan HAM yaitu hak sipil dan politik, seperti hak untuk berserikat,
berkumpul, mengeluarkan pendapat pikiran dan tulisan.
Rotasi kekuasaan,Sentralisasi kekuasaan yang semakin dominan dalam proses hubunganantara
pemerintah pusat dan daerah.
Rekruitmen politik,Rekruitmen dilakukan dengan tertutup.
Pemilihan Umum,Menguburnya sistem kepartaian.
Pemenuhan hak-hak dasar,Hak dasar manusia menjadi lemah.
Akuntabilitas,Masa orde baru yang berlawanan dengan pemajuan dan perlindungan HAM.
Rotasi kekuasaan,Rotasi kekuasaan dilakukan dari mulai pemerintahan pusat sampai tingkat desa.
Rekruitmen politik., Sistem rekruitmen dilakukan secara terbuka
Pemilihan Umum,Pemilu yang dilaksanakan jauh lebih demokratis.
Pemenuhan hak-hak dasar,Hak dasar rakyat terjamin.
Fungsi
Legislasi dilaksanakan untuk membentik UU bersama presiden
Anggaran, membahas dan memberikan persetujuan atau tidak terhadap RUU APBN yang diajukan
oleh presiden.
Pengawasan, pengawasan terhadap pelaksanaan UU dan APBN
Hak
Hak Interpelasi, hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah mengenai kebijkan
pemerintah yang penting, strategis dan meluas.
Hak Angket, hak DPR memnjelaskan pelaksanaan suatu UU dana tau kebijakan pemerintah yang
berkaitan dengan hal penting, strategis dan meluas.
Hak Imunitas, kekebalan hokum dimana setiap anggota DPR tidak dapat dituntut atas pernyataan
atau pendapat dalam rapat rapat
Hak Menyatakan Pendapat,
2. MPR, pasal 2 dan 3
Hak
Mengajukan usul pengubahan pasal UUD RI 1945
Menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan
Memilih dan dipilih
Membela diri
Imunitas
Protokoler
Keuangan dan administrative
Fungsi
Legislasi, Pengajuan usul, ikut dalam pembahasan berkaitan dengan legislasi tertentu
Pengawasan, Pengawasan atas pelaksanaan UU tertentu
Pertimbangan, memberikan pertimbangan kepada DPR
Tugas dan Wewenang
Dapat mengajukan RUU kepada DPR
Ikut membahas RUU
Memberikan pertimbangan kepada DPR
Melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU
Menerima hasil pemeriksaan keuangan negara oleh BPK
Wewenang
Berhak mengajukan RUU kepada DPR
Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain
Menyatakan keadaan bahaya
Memberi grasi dan rehabilitasi dengan pertimbangan MA
Memberi amnesti dan abolisi dengan pertimbangan DPR
2. Wapres
Tugas
Mendampingi Presiden menjalankan tugasnya di negara lain
Membantu presiden menjalankan tugas sehari hari
Memperhatikan secara khusus, menampung segala masalah masalah dan mengusahakan pemecahan
terkait kesejahteraan rakyat
Melakukan pengawasan pembangunan operasinal denfan bantuan departemen.
Wewenang
Sebagai Wakil dari presiden, mewakili presiden dalam melaksanakan tugas dan kewajiban serta
wewenang jabatan atas kuasa presiden
Sebagai pembantu presiden, membentu presiden menjalankan UU
Sebagai pengganti presiden
1. Pengertian Sistem
Sistem adalah kesatuan yang uth dari suatu rangkaian yang kait mengkait satu sama lain
Unsur: - seperangkat komponen, elemen, bagian
- saling berkaitan dan tergantung
- kesatuan yang terintegrasi
- memiliki peranan dan tujuan tertentu
- interaksi antar sistem membentuk sistem lain yang lebih besar
2. Pengertian Hukum
Pengertian Hukum menurut Kamus Bahasa Indonesia:
1. peraturan atau adat, yang secara resmi dianggap mengikat dan dikukuhkan oleh penguasa,
pemerintah atau otoritas.
2. undang-undang, peraturan dan sebagainya untuk mengatur kehidupan masyarakat.
3. patokan (kaidah, ketentuan).
4. keputusan (pertimbangan) yang ditentukan oleh hakim dalam pengadilan, vonis.
Pengertian Hukum menurut para ahli:
a. Prof. Dr. Van Kan
Hukum adalah keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi kepentingan
manusia di dalam Masyarakat.
b. Utrecht
Hukum adalah himpunan petunjuk hidup (perintah dan larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu
masyarakat yang seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat dan jika dilanggar dapat menimbulkan
tindakan dari pemerintah.
c. J. C. T Simorangkir Dan Woerjono Sastropranoto
Hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa dan dibuat Oleh badan-badan resmi yang
berwajib, yang menentukan tingkah laku dalam lingkungan masyarakat.
Sistem Hukum adalah satu kesatuan hukum yang berlaku pada suatu negara tertentu yang dipatuhi dan
ditaati oleh setiap warganya.
Unsur-unsur Hukum :
a. Peraturan atas kaidah-kaidah tingkah laku manusia
b. Peraturan dibuat oleh lembaga yang berwenang membuatnya
c. Peraturan bersifat memaksa
d. Peraturan mempunyai sanksi yang tegas
Ciri-ciri Hukum :
a. Adanya perintah dan larangan
b. Perintah dan Larangan harus ditaati oleh setiap orang
Tujuan Hukum, juga dapat dirinci yaitu :
1. Untuk mewujudkan keadilan
2. Untuk mengatur tata tertib masyarakat secara damai
3. Melindungi kepentingan manusia dalam masyarakat
4. Untuk menjamin adanya ebahagiaan hidup Manusia
5. Untuk mengadakan pembaruan masyarakat
Fungsi Hukum :
1. Untuk menyelesaika pertikaian
2. Memberikan jaminan dan kepastian Hukum
3. Menata kehidupan masyarakat agar terib dalam pergaulan hidup
4. Memelihara dan mempertahankan aturan tata tertib dalam msyarakat
5. Menciptakan rasa tanggung jawab terhadap perbuatan anggota masyarakat dan penguasa.
Sifat Hukum:
-mengatur
-memaksa
C. PENGGOLONGAN HUKUM
• Berdasarkan Wujudnya
- Hukum tertulis, yaitu hukum yang dapat kita temui dalam bentuk tulisan dan dicantumkan dalam
berbagai peraturan negara.
- Hukum tidak tertulis, yaitu hukum yang masih hidup dan tumbuh dalam keyakinan masyarakat
tertentu (hukum adat). Alam praktik ketatanegaraan hukum tidak tertulis disebut konvensi (Contoh:
pidato kenegaraan presiden setiap tanggal 16 Agustus)
- Hukum Publik, yaitu hukum yang mengaur hubungan antara warga negara dan negara yang
menyangkut kepentingan umum. Dalam arti formal, hukum publik mencakup Hukum Tata Negara
Hukum Administrasi Negara, hukum Pidana dan Hukum Acara.
a. Hukum Tata Negara
b. Hukum Administrasi Negara
c. Hukum Pidana
d. Hukum Acara
- Hukum Privat (Hukum Perdata), adalah hukum yang mengatur kepentingan orang-perorangan.
Perdata, berarti warga negara pribadi, atau sipil. Sumber pokok hukum perdata adalah Buergelijk
Wetboek (BW). Dalam arti luas hukum privat (perdata) mencakup juga Hukum Dagang dan hukum
Adat. Hukum Perdata dapat dibagi sebagai berikut:
a. Hukum Perorangan
b. Hukum Keluarga
c. Hukum Kekayaan
d. Hukum Waris
e. Hukum Dagang (Bersumber dari Wetboek Van Koopehandel)
f. Hukum Adat
D. SUMBER HUKUM
Adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan yang mempunyai kekuatan memaksa
a. Sumber Hukum Materil
-keyakinan
-individu
-umum
b. Sumber Hukum Formal
- UU
- Kebiasaan
-Yurisprudensi
-Traktat
-Doktrin Hukum
• Peradilan agama
1. Pengadilan Agama
2. Pengadilan Tinggi Agama
• Pengadilan Militer
Pengadilan Militer hanya mengadili tindak pidana, yang khususnya bagi :
1. Anggota TNI dan POLRI.
2. Seseorang yang menurut Undang-Undang dapat dipersamakan dengan anggota TNI dan POLRI
3. Anggota jawatan atau Golongan yang dapat dipersamakan dengan TNI dan POLRI menurut UU.
4. Tidak termasuk 1, 2, 3 tetapi menurut keputusan Menhankam yang ditetapkan dengan persetujuan
Menteri Hukum dan HAM harus diadili oleh Pengadilan Militer.
F. SANKSI NORMA
A. Norma Agama adalah norma mutlak yang berasal dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sanksinya: mendapat dosa
B. Norma Kesusilaan adalah petunjuk hidup yang berasal dari akhlak atau dari hati nurani sendiri
tentang apa yang lebih baik dan apa yang buruk.
Sanksinya: akan dikucilkan orang lain
C. Norma Kesopanan adalah petunjuk hidup yang mengatur bagaimana seseorang harus bertingkah
laku dalam kehidupan bermasyarakat .
Sanksinya: akan dicemoohkan oleh masyarakat dalam pergaulan .
D. Norma Hukum adalah himpunan petunjuk hidup atau peraturan-peraturan oleh pemerintah.
Sanksinya: dipenjara atau denda.
G. UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA
1.Pengertian korupsi
Korupsi adalah mengambil secara tidak jujur perbendaharaan milik publik atau barang yang diadakan
dari pajak yang dibayarkan masyarakat untuk kepentingan memperkaya dirinya sendiri.
Korupsi adalah tingkah laku yang menyimpang dari tugas-tugas resmi suatu jabatan secara sengaja
untuk memperoleh keuntungan berupa status, kekayaan atau uang untuk perorangan, keluarga dekat
atau kelompok sendiri
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencakup unsur-unsur sebagai
berikut:
• perbuatan melawan hukum;
• penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana;
• memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi;
• merugikan keuangan negara atau perekonomian negara;
• Orde Lama
Dasar Hukum: KUHP (awal), UU 24 tahun 1960
Antara 1951 - 1956 isu korupsi mulai diangkat oleh koran lokal seperti Indonesia Raya yang dipandu
Mochtar Lubis dan Rosihan Anwar. Pemberitaan dugaan korupsi Ruslan Abdulgani menyebabkan
koran tersebut kemudian di bredel. Kasus 14 Agustus 1956 ini adalah peristiwa kegagalan
pemberantasan korupsi yang pertama di Indonesia, dimana atas intervensi PM Ali Sastroamidjoyo,
Ruslan Abdulgani, sang menteri luar negeri, gagal ditangkap oleh Polisi Militer.
• Orde Baru
Dasar Hukum: UU 3 tahun 1971
Korupsi orde baru dimulai dari penguasaan tentara atas bisnis-bisnis strategis.
• Reformasi
Dasar Hukum: UU 31 tahun 1999, UU 20 tahun 2001
Pemberantasan korupsi di Indonesia saat ini dilakukan oleh beberapa institusi:
1. Tim Tastipikor (Tindak Pidana Korupsi)
2. Komisi Pemberantasan Korupsi
3. Kepolisian
4. Kejaksaan
5. BPKP
6. Lembaga non-pemerintah: Media massa Organisasi massa (mis: ICW)