Anda di halaman 1dari 7

Materi 4 pilar kebangsaan

Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan dan Bhinneka Tunggal Ika.


1. Pancasila
Pancasila merupakan ideologi dasar negara Indonesia. Nama 'Pancasila' sendiri
berasal dari dua kata sansekerta, yakni 'Panca' yang berarti Lima dan 'Sila' yang
berarti prinsip atau asa.

Kelima prinsip tersebut juga tercantum dalam paragraf ke-4 Pembukaan Undang-
undang Dasar (UUD) 1945. Adapun, lima prinsip utama yang menyusun Pancasila
adalah sebagai berikut

-Ketuhanan yang Maha Esa


-Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
-Persatuan Indonesia
-Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
PANCASILA DI BUAT OLEH BPUPKI DI RANCANG OLEH 3 TOKOH
1. MOH YAMIN
2. SOEPOMO
3. IR. SOEKARNO
DI SAHKAN OLEH PPKI PADA TANGGAL 18 AGUSTUS 1945
KETUA BPUPKI : RADJIMAN WEDYO DININGRAT
WAKIL : ICHI BANGSAE ( JEPANG )
R P Soeroso ( Indonesia)

KETUA PPKI : SOEKARNO

Berikut ini kami sajikan butir-butir pengamalan Pancasila yang tertuang dalam
Ketetapan MPR No.I/MPR/2003, sebagai maksud dari tema Harlah
Pancasila 2021 “Pancasila Dalam Tindakan, Bersatu Untuk Indonesia Tangguh”.

SILA PERTAMA

 Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap


Tuhan Yang Maha Esa.
 Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
 Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
 Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
 Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa kepada orang lain.

DIATUR DALAM UUD 45 PASAL 29 AYAT 1 DAN 2

Pasal 29 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 berbunyi “Negara


berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa”. Hal ini menunjukkan
bahwa negara Indonesia mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa
sebagai pencipta alam semesta.

PASAL 29 AYAT 2
"Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu".

SILA KEDUA

 Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya


sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
 Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
 Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
 Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
 Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
 Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
 Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
 Berani membela kebenaran dan keadilan.
 Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa
lain.

SILA KETIGA

 Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan


bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
dan golongan.
 Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
 Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
 Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
 Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
 Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
 Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Baca Juga : BERSATU UNTUK INDONESIA TANGGUH (MEMPERINGATI HARI LAHIR


PANCASILA 2021)

SILA KEEMPAT

 Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia


mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
 Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
 Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
 Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
 Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
 Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
 Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
 Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur.
 Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
 Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.

SILA KELIMA

 Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana


kekeluargaan dan kegotongroyongan.
 Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
 Menghormati hak orang lain.
 Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
 Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.
 Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah.
 Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
 Suka bekerja keras.
 Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
 Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan sosial.

Uud 1945
UUD 1945 pertama kali disusun rancangannya pada 29 April 1945. Untuk membuat
undang-undang ini, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) sengaja dibentuk.

Kemudian, pada 22 Juni 1945 dibentuk panitia sembilan. Mereka diketahui


merancang Piagam Jakarta yang kemudian menjadi naskah pembukaan UUD 1945.

Pada 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-undang Dasar Republik Indonesia. Baru
pada 29 Agustus 1945 Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) mengukuhkan
pengesahan UUD 1945.

SESUAI DENGAN UUD PASAL 1 AYAT 3 Indonesia ADALAH NEGARA HUKUM


PASAL 1 AYAT 2 “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.”

HAK-HAK DPR
1. Hak Interpelasi
Hak DPR yang pertama adalah hak interpelasi. Yang dimaksud hak
interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada Pemerintah
mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta
berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2. Hak Angket
Berikutnya juga ada hak angket DPR. Pengertian hak angket adalah hak
DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan suatu undang-
undang/kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan hal penting,
strategis, dan berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan.

3. Hak Menyatakan Pendapat


Hak DPR yang terakhir adalah hak untuk menyatakan pendapatan
HAK PRESIDEN
Grasi, Amnesti, Rehabilitasi dan Abolisi
1. GRASI ADALAH Grasi adalah hak bagi presiden untuk memberikan pengurangan
hukuman, pengampunan, atau bahkan pembebasan hukuman sama sekali.
2. AMNESTI ADALAH Amnesti adalah sebuah tindakan hukum yang mengembalikan
status tak bersalah kepada orang yang sudah dinyatakan bersalah secara hukum
sebelumnya.
3. REHABILITASI ADALAH uatu tindakan presiden dalam rangka memulihkan nama baik
seseorang yang telah hilang.
4. ABOLISI ADALAH uatu keputusan untuk menghentikan pengusutan dan pemeriksaan
suatu perkara. Di mana pengadilan belum menjatuhkan keputusan terhadap perkara
tersebut.

NKRI
NKRI adalah singkatan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdiri dari
Sabang sampai Merauke. NKRI berdiri sejak proklamasi Kemerdekaan Indonesia
pada 17 Agustus 1945 oleh Ir Soekarno dan Moh Hatta.

SESUAI DENGAN UUD PASAL 1 AYAT 1

INDONESIAADALAH NEGARA KESATUAN YANG BERBENTUK REPUBLIK

NKRI menganut sistem republik dengan sistem desentralisasi. Hal itu sesuai dengan
pasal 18 UUD 1945 di mana pemerintah daerah boleh menjalankan otonomi seluas-
luasnya di luar bidang pemerintahan oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan
pemerintah pusat.

- UU YANG MENGATUR OTONOMI DAERAH UU Nomor 32 tahun 2004

2. BHINEKA TUNGGAL IKA


Bukan sekadar slogan, Bhineka Tunggal Ika merupakan gambaran dari bangsa
Indonesia. Adapun, 'Bhina' artinya pecah, 'Ika' artinya itu, 'Tunggal' artinya satu,
sehingga Bhineka Tunggal Ika berarti terpecah itu satu.

Slogan tersebut memiliki gambaran yang sesuai dengan Indonesia yang terdiri dari
berbagai pulau dari Sabang sampai Merauke. Walaupun terpisah, masyarakat
merupakan satu kesatuan, yakni warga negara Indonesia.
TERDAPAT DALAM KITAB :Sutasoma Kitab itu dikarang
oleh Mpu Tantular pada abad ke-14
3. BELA NEGARA
Dikutip dari buku "Pengembangan Pendidikan Bela Negara di Madrasah/Sekolah"
oleh Abdul Kadir Ahmad, Bela negara adalah istilah konstitusi yang terdapat dalam
pasal 27 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi "Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya pembelaan negara."

Hal itu berarti secara konstitusional bela negara mengikat seluruh bangsa Indonesia
sebagai hak dan kewajiban setiap warga negara.

Bela negara terkait erat dengan terjaminnya eksistensi NKRI dan terwujudnya cita-
cita bangsa sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD RI tahun 1945 yakni:
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut serta
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.

Berdasarkan UU, bela negara pasal 9 ayat (1), UU No. 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, bela negara didefinisikan sebagai sikap dan perilaku warga
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila
dan UUD 45 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban dasar manusia, juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang melaksanakan dengan penuh
kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara
dan bangsa.

Tujuan Bela Negara


Masih dikutip dari buku Abdul Kadir Ahmad, tujuan bela negara adalah sebagai
berikut.

1. Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara

2. Melestarikan budaya

3. Menjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945

4. Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara

5. Menjaga identitas dan integritas bangsa dan negara.

Fungsi Bela Negara


Adapun fungsi bela negara, di antaranya:

1. Mempertahankan negara dari berbagai ancaman


2. Menjaga keutuhan wilayah negara

3. Merupakan kewajiban setiap warga negara

4. Merupakan panggilan sejarah

Manfaat Bela Negara


Sikap bela negara juga memiliki manfaat, di antaranya:

1. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain

2. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan

3. Membentuk mental dan fisik yang tangguh

4. Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan


kemampuan diri

5. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok

6. Membentuk iman dan takwa pada agama yang dianut masing-masing individu

7. Berbakti pada orang tua, bangsa, dan agama

8. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan


kegiatan

9. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, dan tidak disiplin

10. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.

Anda mungkin juga menyukai