Anda di halaman 1dari 50

BATCH 22

TWK CPNS
PILAR NEGARA
PANCASILA

UUD 1945

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

BHINEKA TUNGGAL IKA


PANCASILA

UUD 1945

NKRI

BHINEKA TUNGGAL IKA


4 PENDEKATAN EMPAT PILAR KEBANGSAAN
1. PENDEKATAN KULTURAL

2. PENDEKATAN EDUKATIF

3. PENDEKATAN HUKUM

4. PENDEKATAN STRUKTURAL
Idea = pemikiran, konsep atau gagasan
IDEOLOGI

Logos = pengetahuan

Secara sederhana, ideologi = pengetahuan tentang ide, keyakinan, atau gagasan

Secara luas, ideologi = seperangkat prinsip-prinsip yang dijadikan dasar untuk


memberikan arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam melangsungkan dan
mengembangkan kehidupan nasional suatu bangsa negara.
SIDANG BPUPKI

SIDANG 1
SIDANG 2
(29 APRIL – 1 JUNI 1945)
(10-17 JULI 1945)
USULAN DASAR NEGARA
3. Usulan Soekarno
1. Usulan Mohammad Yamin Kebangsaan Indonesia
Peri Kebangsaan Internasionalisme atau Perikemanusiaan
Peri Kemanusiaan Mufakat atau Demokrasi
Peri Ketuhanan Kesejahteraan Sosial
Peri Kerakyatan Ketuhanan Yang Maha Esa
Kesejahteraan Rakyat

2. Usulan Soepomo
Persatuan (Unitarisme)
Kekeluargaan
Keseimbangan Lahir dan Batin
Musyawarah
Keadilan Rakyat
KEDUDUKAN PANCASILA
• Pancasila sebagai dasar negara
• Pancasila sebagai pandangan hidup
• Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia
• Pancasila sebagai kepribadian bangsa
• Pancasila sebagai jiwa bangsa
• Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa
• Pancasila sebagai perjanjian luhur
• Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan
KEDUDUKAN PANCASILA
1. Sebagai dasar negara : Pancasila sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara serta seluruh
kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. Sebagai pandangan hidup : Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mengandung makna bahwa semua
aktivitas kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan sila-sila dari Pancasila. Hal tersebut
dikarenakan Pancasila merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dmiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai
tersebut antara lain nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan-demokrasi, dan keadilan sosial.

3. Sebagai ideologi Bangsa Indonesia : Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah visi atau arah kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia.

4. Sebagai kepribadian Bangsa : Pancasila diwujudkan dalam sikap mental, tingkah laku, serta perbuatan. Sikap
mental dan tingkah laku yang dimaksud adalah Bangsa Indonesia mempunyai ciri khas yang membedakannya
dengan bangsa lain. Ciri khas ini yang dimaksud dengan kepribadian.

5. Sebagai jiwa bangsa : Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan dengan adanya Bangsa Indonesia yaitu pada
zaman Sriwijaya dan Majapahit. Tanggal 1 Juni 1945 adalah istilah untuk hari lahir Pancasila. Sementara
Pancasila itu sendiri telah ada dan menjadi jiwa sejak adanya Bangsa Indonesia.
KEDUDUKAN PANCASILA
6. Sebagai sumber dari segala hukum : Segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dijalankan di Indonesia
harus bersumber dari Pancasila atau tidak bertentangan dengan Pancasila.

7. Sebagai cita-cita dan tujuan bangsa : cita-cita dan tujuan yang hendak dicapai bangsa Indonesia. Cita-cita luhur Negara
Indonesia sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 khususnya alinea II dan IV UUD 1945.

8. Sebagai perjanjian luhur : Pancasila sebagai perjanjian luhur, artinya Pancasila harus dibela untuk selama-lamanya.
Perjanjian hukum yang dimaksud telah dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1945, yaitu saat PPKI memantapkan dasar
negara Pancasila secara konstitusional dalam pembukaan UUD 1945.

9. Sebagai falsafah hidup : Pancasila mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang oleh Bangsa Indonesia diyakini
paling benar, bijaksana, adil dan tepat bagi Bangsa Indonesia guna mempersatukan rakyat Indonesia.

10. Sebagai paradigma dalam pembangunan : Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional memiliki konsekuensi
bahwa di dalam segala aspek pembangunan nasional wajib berlandaskan pada hakikat nilai dari sila-sila yang ada
pada Pancasila.
KEDUDUKAN PANCASILA
• Jiwa Bangsa : telah ada sejak Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit
• Perjanjian Luhur : kesepakatan bersama saat Pancasila disahkan yaitu tgl 18 Agustus 1945

• Pandangan hidup : petunjuk kehidupan sehari-hari dalam NKRI (praktik dalam kehidupan sehari hari)
• Ideologi negara : sebagai visi untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia (praktik berbangsa dan bernegara secara
luas)

• Dasar negara : mengatur penyelenggaraan ketatanegaraan negara


• Kepribadian bangsa : acuan sikap dan tingkah laku yang menjadi ciri khas dan membedakan dengan bangsa lain
• Cita-cita dan tujuan nasional : mengarahkan cita-cita dan tujuan bangsa yang terkandung dalam Pembukaan UUD
1945 alinea II dan IV
• Sumber dari segala sumber hukum : segala peraturan yang dibuat tertulis maupun tidak tertulis tidak boleh
bertentangan dengan Pancasila
• Falsafah hidup : nilai dan norma yang diyakini paling benar dalam mewujudkan persatuan
• Paradigma pembangunan nasional : Nilai luhur yang dijadikan tolok ukur dalam melaksanakan pembangunan
nasional
Menurut Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 Tentang Ekaprasetya Pancakarsa
terdapat 36 butir pengamalan Pancasila.
Menurut Ketetapan MPR No. I/MPR/2003 Tentang Butir-Butir Pangamalan
Pancasila terdapat 45 butir pengamalan Pancasila.
SILA PERTAMA :
KETUHANAN YANG MAHA ESA
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Manusia Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan
penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa

4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa

5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa

6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan


agama dan kepercayaannya masing-masing

7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain.
SILA PERTAMA :
KETUHANAN YANG MAHA ESA
1. Kepercayaan dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa

2. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang ▪ Percaya dan takwa kepada Tuhan
Maha Esa yang Maha Esa
▪ rukun beragama, bekerja sama
3. Menghormati dan bekerjasama antara dan tidak memaksakan agama,
pemeluk agama kepercayaan

4. Kerukunan beragama

5. Agama dan kepercayaan

6. Kebebasan ibadah

7. Tidak memaksakan agama dan


kepercayaan
SILA KEDUA:
KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.

2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.

3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

8. Berani membela kebenaran dan keadilan.

9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
SILA KEDUA:
KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
1. harkat dan martabat

2. Persamaan hak, kewajiban


• Persamaan hak dan kewajiban
3. mencintai • mencintai dan ikut dalam kegiatan
kemanusiaan
4. tenggang rasa
• tenggang rasa dan bekerjasama
dengan bangsa lain
5. tidak semena-mena

6. nilai-nilai kemanusiaan

7. kegiatan kemanusiaan

8. membela kebenaran

9. bagian umat manusia

10.menghormati dan bekerja sama dengan bangsa


lain.
SILA KETIGA:
PERSATUAN INDONESIA
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.

2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.

3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.

5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,


dan keadilan sosial.

6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.


SILA KETIGA:
PERSATUAN INDONESIA

1. Persatuan demi kepentingan bersama


▪ Persatuan -> Bhinneka Tunggal Ika
2. Rela berkorban
▪ Nasionalisme -> Cinta tanah air,
Bangga Indonesia, Rela Berkorban,
3. Cinta tanah air

4. Bangga Indonesia.

5. Ketertiban dunia

6. Bhinneka Tunggal Ika.

7. Persatuan dan kesatuan bangsa.


SILA KEEMPAT:
KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN
DALAM PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak,
dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha
Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
SILA KEEMPAT:
KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN
DALAM PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN
1. Kedudukan sama

2. Tidak memaksakan kehendak


▪ Musyawarah, mufakat
3. Musyawarah ▪ Tidak maksa kehendak, menerima
dan menghormati hasil keputusan
4. Mufakat
▪ Percaya kepada wakil-wakil
5. Menghormati keputusan

6. Menerima hasil keputusan

7. Kepentingan Bersama

8. Musyawarah

9. Keputusan dipertanggungjawabkan

10. Percaya kepada wakil-wakil


SILA KELIMA:
KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan
dan kegotongroyongan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
9. Suka bekerja keras.
10.Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
Bersama
11.Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial.
SILA KELIMA:
1.
KEADILAN SOSIAL
Perbuatan Luhur, Kekeluargaan dan
BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
gotongroyong

2. Adil ▪ Perbuatan luhur


▪ Kekeluargaan
3. Keseimbangan hak kewajiban ▪ Gotongroyong
▪ Hak kewajiban seimbang
4. Menghormati hak
▪ Tidak boros, pemerasaan,
5. Beri pertolongan merugikan kepentingan umum
▪ Menghargai hasil karya orang
6. Tidak pemerasan

7. Tidak boros gaya hidup mewah

8. Tidak merugikan kepentingan umum

9. Bekerja keras

10.Menghargai hasil karya orang


11.Kegiatan kemajuan merata dan adil
I. AGAMA
II. KEMANUSIAAN
III. NASIONALISME
IV. DEMOKRASI
V. KEADILAN
SILA KE 2 VS SILA KE 5
APA BEDANYA??
CAUSA PANCASILA Pancasila digali dari bangsa Indonesia sendiri
CAUSA MATERIALIS yang berupa nilai-nilai adat kebudayaan dan nilai-
(ASAL MULA BAHAN) nilai religius yang terdapat dalam kehidupan sehari-
hari bangsa Indonesia.

CAUSA FORMALIS bagaimana Pancasila itu dibentuk rumusannya BPUPKI


sebagaimana terdapat pada Pembukaan Undang-
(ASAL MULA BENTUK) Undang Dasar NRI Tahun 1945.

CAUSA EFISIEN Peningkatan Pancasila dari calon dasar negara


PPKI
(ASAL MULA KARYA) menjadi Pancasila yang sah sebagai dasar
negara.

CAUSA FINALIS Pancasila hendak dijadikan sebagai dasar


(ASAL MULA TUJUAN) negara.
POIN PENTING
CAUSA MATERIALIS Pancasila digali dari bangsa Indonesia sendiri
(ASAL MULA BAHAN)

CAUSA FORMALIS Pancasila terdapat pada Pembukaan Undang-


BPUPKI

(ASAL MULA BENTUK) Undang Dasar NRI Tahun 1945.

CAUSA EFISIEN
PPKI
(ASAL MULA KARYA) Pancasila disahkan sebagai dasar negara

CAUSA FINALIS
Pancasila hendak dijadikan sebagai dasar
(ASAL MULA TUJUAN) negara.
UNDANG-UNDANG DASAR 1945
Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia
Konstitusi Periode Keterangan
UUD 1945 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 UUD 1945 ditetapkan sebagai
konstitusi RI oleh PPKI, sistem
pemerintahan presidensial
Konstitusi RIS 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950 Sebagai akibat bergabungnya
Indonesia ke dalam uni
Indonesia – Belanda, sistem
pemerintahannya menjadi
parlementer
UUDS 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 Negara RIS bubar, indonesia
menganut sistem demokrasi
liberal
UUD 1945 5 Juli 1959 – sekarang Keluar dekrit Presiden 5 Juli
1959
TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

UU No.12 Tahun 2011


UU No.10 Tahun 2004
1. UUD 1945
1. UUD 1945 2. TAP MPR
2. UU/Perpu 3. UU/Perpu
3. PP 4. PP
4. Keppres 5. Perpres
5. Perda 6. Perda Provinsi
7. Perda Kab/Kota
TUGAS DAN WEWENANG LEMBAGA
NEGARA MENURUT UUD 1945
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT (MPR)

▪ mengubah dan menetapkan UUD (Pasal 3 ayat 1)


▪ melantik presiden dan/atau wakil presiden (Pasal 3 ayat 2)
▪ hanya dapat memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden dalam
masa jabatannya menurut UUD (Pasal 3 ayat 3)
PRESIDEN

Mengajukan RUU kepada DPR (Pasal 5 ayat 1) RUU APBN (Pasal 23


ayat 1)

PP untuk menjalankan undang-undang (Pasal 5 ayat 2)


Menetapkan
PERPU (Pasal 22 ayat 1)

Mengesahkan Mengesahkan UU (Pasal 20 ayat 4)

Kekuasaan tertinggi atas angkatan darat, angkatan laut, dan


Memegang
angkatan udara; (Pasal 10)

Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain; (Pasal 11 ayat 1)

keadaan bahaya (Pasal 12)


PRESIDEN
Grasi dan rehabilitasi (pasal 14 ayat 1)
Memberi
Amnesti dan Abolisi (pasal 14 ayat 2)
Tanda gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan (pasal 15)

Membentuk Suatu dewan pertimbangan (pasal 16)

Mengangkat Duta dan konsul (pasal 13 ayat 1)

Menteri-Menteri Negara (pasal 17 ayat 2)


Mengangkat dan
Memberhentikan
Anggota KY (Pasal 24B ayat 3)
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR)
Presiden dalam menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian
dengan negara lain (Pasal 11 ayat 1)

Perjanjian internasional lainnya (Pasal 11 ayat 2)

Memberikan persetujuan PERPU (Pasal 22 ayat 2)

RUU APBN (Pasal 23 ayat 3)

Calon hakim agung (Pasal 24 A ayat 3)

Anggota KY (Pasal 24 B ayat 3)


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
(DPR)
Memberikan usul Memberhentikan presiden dan atau wakil presiden (Pasal 7A)

Pengangkatan duta dan penempatan duta negara lain, (pasal 13 ayat 1 dan 2)

Memberikan pertimbangan Amnesti abolisi (Pasal 14 ayat 2)

RUU APBN (Pasal 23 ayat 2)

Membentuk Undang-undang (Pasal 20 ayat 1)

Memilih Anggota BPK (Pasal 23 F ayat 1)


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR)

Fungsi DPR menurut UUD 1945 mencakup fungsi legislatif, fungsi anggaran, dan fungsi
pengawasan.
a. Fungsi legislasi -> fungsi membentuk undang-undang yang dibahas dengan presiden untuk
mendapat persetujuan bersama.
b. Fungsi anggaran -> fungsi menyusun dan menetapkan APBN bersama presiden dengan
memperhatikan DPD.
c. Fungsi pengawasan -> fungsi melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UUD 1945,
undang-undang, dan peraturan pelaksanaannya.
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR)
Untuk bisa melaksanakan fungsi-fungsinya, DPR diberikan hak interpelasi, hak angket, dan
hak menyatakan pendapat.
a. Hak interpelasi -> hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah mengenai kebijakan
pemerintah.
b. Hak angket -> hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan pemerintah, yang
diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
c. Hak menyatakan pendapat -> hak DPR sebagai lembaga untuk menyatakan pendapat terhadap
kebijakan pemerintah.
DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD)

▪ Mengajukan, membahas, melakukan pengawasan RUU yang berkaitan dengan :


✓ otonomi daerah,
✓ hubungan pusat dan daerah,
✓ pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah,
✓ pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi, perimbangan keuangan pusat dan
daerah (Pasal 22D ayat 1, 2, dan 3)

▪ mengajukan pertimbangan dan pengawasan atas RUU APBN, pajak, pendidikan, dan agama.
(Pasal 22D ayat 2 dan 3)

▪ Memberikan pertimbangan pada DPR dalam pemilihan anggota Badan Pengawas Keuangan. (Pasal 23 F)
MAHKAMAH AGUNG

▪ Mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan


dibawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai
wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang. (Pasal 24A
ayat 1)
▪ Memberikan pertimbangan Grasi dan Rehabilitasi (Pasal 14 ayat 1)
KOMISI YUDISIAL

▪ Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang


lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat, serta perilaku hakim. (Pasal 24B ayat 1)
MAHKAMAH KONSTITUSI

▪ mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat


final untuk menguji undang-undang terhadap undang-undang dasar.
(Pasal 24C ayat 1)
▪ memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh undang-undang dasar. (Pasal 24C ayat 1)
▪ memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang
hasil pemilihan umum. (Pasal 24C ayat 1)
• memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran
oleh presiden dan/atau wakil presiden menurut UUD. (24C ayat 2)
Berikut ini yang bukan termasuk pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah...
a. Bentuk negara Indonesia adalah negara kesatuan
b. Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan
c. Kekuasaan tertinggi ada di tangan MPR
d. Presiden dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu
e. Pembuatan kebijakan dilakukan oleh DPR, DPD dan MPR
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Hal ini tertuang dalam pasal 27 ayat 3 UUD 1945
dimana setiap warga negara berkewajiban untuk menjaga kedaulatan bangsa dari segala macam ancaman baik dari dalam maupun
dari luar negeri. Sikap yang bisa dilakukan sebagai lembaga pemerintahan, kecuali…

a. Memberikan pengetahuan dan pendidikan agar pemahaman anak lebih baik tentang upaya menahan kedaulatan bangsa dengan
kekerasan

b. Menanamkan pentingnya menjaga kedaulatan bangsa dan negeri dimulai dari keluarga

c. Melakukan sosialisasi yang dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya bela negara yang buruk

d. Membiarkan saja karena tidak ada tindakan nyata dari pemerintah untuk mendukung usaha bela negara

e. Menangkal berbagai ancaman dengan alat alternatif, seperti sihir dan santet, karena itu merupakan alat khas bangsa Indonesia.
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan lembaga negara baru yang dibentuk untuk kepentingan daerah setelah utusan daerah dan
golongan ditiadakan. Berikut ini adalah tugas dan wewenang DPD, kecuali…

a. Dapat mengajukan kepada DPR rancangan undang-undang terkait otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan
pemekaraan serta penggabungan daerah, pengelolaan SDA dan sumber daya ekonomi lainnya dan perimbangan keuangan pusat
dan daerah.

b. Menerima hasil pemeriksaan keuangan dari DPR

c. Memberikan pertimbangan kepada Presiden mengenai pemilihan anggota BPK

d. Memberikan pertimbangan kepada DPR rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara dan rancangan
undangundang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan dan agama

e. Melakukan pengawasan Atas Pelaksanaan Undang - Undang Pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi
daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan dan agama
Perhatikan pernyataan-pernyataan di bawah ini:

1. Berani membela kebenaran dan keadilan

2. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain

3. Suka bekerja keras

4. Gaya hidup hemat

5. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan.

Sikap yang menunjukkan butir-butir sila ke-5 ditunjukkan pada nomor…

a. 1, 2, 3

b. 1, 2, 4

c. 1, 3, 5

d. 2, 3, 5

e. 3, 4, 5
Tujuan utama pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini sesuai pasal 31 ayat
(3) UUD 1945. Adanya program wajib belajar 9 tahun, bantuan program pemerintah, hingga
dukungan untuk para wakil dari Indonesia menjadi salah satu fokus pemerintah. Upaya tersebut
merupakan wujud Pancasila sebagai…

a. Falsafah bangsa

b. Pandangan hidup

c. Ideologi bangsa

d. Pedoman hidup

e. Cita cita dan tujuan bangsa


Pancasila sebagai ideologi negara bukan saja menjadi sumber hukum utama dalam setiap aspek
pemerintahan, tetapi juga bisa diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya dapat
mencintai produk dalam negeri. Memakai produksi dalam negeri merupakan cerminan pengamalan
sila dengan lambang…

a. Bintang

b. Rantai

c. Pohon beringin

d. Kepala banteng

e. Padi dan kapas


Akhir-akhir ini banyak terjadi upaya yang dilakukan pihak tidak bertanggung jawab untuk memecah
belah persatuan Indonesia. Sebagai warga negara kita tidak boleh terprovokasi dalam upaya tersebut
dan tetap menjunjung tunggu nilai-nilai persatuan Indonesia. Berikut ini manakah sikap yang
mencerminkan sila persatuan Indonesia?

a. Bekerja keras di kebun sendiri

b. Mengadakan musyawarah

c. Mengadakan gotong royong

d. Mengadakan poskamling

e. Saling tenggang rasa


Implementasi pilar kebangsaan memiliki tujuan untuk mewujudkan….

a. Sistem pemerintahan yang stabil

b. Nilai-nilai dasar negara

c. Perwujudan persatuan dan kesatuan

d. Semangat nasionalisme secara universal

e. Indonesia adil dan makmur


Faktor lain sebagai upaya peningkatan pemahaman terhadap generasi muda adalah dengan
melakukan pendekatan edukatif. Berikut ini cerminan dari pendekatan edukatif adalah...

a. Memberikan ruang terbuka untuk menyalurkan ide dan kreativitas

b. Mewajibkan dalam kegiatan sekolah untuk ikut dalam kesenian

c. Patuh terhadap hukum dan tata peraturan

d. Menonton pertujukkan wayang kulit

e. Membuat keputusan bersama dalam sebuah musyawarah anggota OSIS


Tindakan bullying saat ini menjadi momok yang menakutkan bagi generasi muda. Bahkan bullying bisa dilakukan
dimana saja karena arus perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat. Penyebab utama
kasus cyber bullying pada era milennial saat ini ditinjau dari pendekatan pilar kebangsaan disebabkan oleh...

a. Kurangnya kesadaran terhadap hukum

b. Lemahnya pendidikan dasar

c. Minimnya pengawasan yang dilakukan oleh sekolah

d. Kurangnya bimbingan konseling pada peserta didik

e. Lunturnya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila

Anda mungkin juga menyukai