Anda di halaman 1dari 45

GAMBARAN TFU BERDASARKAN

USIA KEHAMILAN

1. Sebelum UK 11 minggu TFU belum


teraba
2. Minggu 12= 1-2 jari di atas simpisis
3. Minggu 16 = pertengahan simpisis-
pusat
4. Minggu 20 = 3 jari dibawah pusat
5. Minggu 24 = sepusat
6. Minggu 28= 3 jari di atas pusat
7. Minggu 32 = pertengahan px – pusat
8. Minggu 36 = 3 jari di bawah px
9. Minggu 40 = pertengahan px – pusat
BIDANG HODGE DENGAN
PERLIMAAN
Hodge Perlimaan
I 5/5
I-II 4/5
II-III 3/5
III 2/5
III-IV 1/5
IV 0/5
Durasi Pikiran Perasaan Perilaku
Beberapa hari 1. Cemas yang Mudah merasa sedih dan 1. Mudah menangis.
sampai 2 mingguKOMPLIKASI
PP masih PSIKOLOGI
dpt tergangguPOSTPARTUM 2. Kadang malas makan.
PP BLUES
( dapat menghilang dikendalikan
dengan sendirinya) 2. Mudah lupa
Muncul pada 1. CEMAS TDK 1. Merasa bersalah dan 1. Menjauh dari pasangan
minggu ke 1 sampai DPT tidak berharga dan lingkungan
DEPRESSION 1 tahun PP DIKONTROL 2. Sulit dan tidak berminat 2. Menyendiri
2. SULIT untuk dekat dengan 3. Sulit tidur
KONSENTRASI bayi 4. Tidak nafsu makan
3. MUDAH LUPA
Dpt terjadi pada 48 1. Halusinasi 1. Sulit mengontrol 1. Bicara sulitdimengerti

PSIKOSIS
jam smp 2-3 tahun 2. Sering bingung perasaan/pikiran dari 2. Ada usaha mnyakiti anak
PP 3. Pikiran tidakn senang tbtb sedih atau dan diri sendiri.
beraturan takut
2. Tbtb panic
3. Menganggap anak
makhluk lain
TINGKAT HIPEREMESIS GRAVIDARUM

TINGKAT I TINGKAT II TINGKAT III


1. MUNTAH TERUS Iibu sangat lemah Muntah berhenti
MENERUS
2. NYERI ULU HATU
3. IBU MERASA
LEMAH
1. BB TURUN 1. BB turun drastic 1. Somnolen smp koma
2. NADI 100X/MNT 2. Apatis, nadi naik td 2. Nadi cepat dan halus,
3. TURGOR KULIT turun suhu naik TD turun
TURUN, LIDAH 3. Turgor kulit turun, 3. Icterus
KERING DAN lidah kering dan 4. Ensefalopati
MATA CEKUNG kotor, mata cekung Wernicke(perubahan
(DEHIDRASI) dan icterus mental)
4. Nafas dan urine bau
aseton
5. Oligouri dan
konstipasi
60 LANGKAH APN

24. Susur
I. TANDA GEJALA KALA II
1. VII. ASUHAN BBL
Doran
Teknus 25. Nilai/letak (di perut ibu)
Perjol 26.Kering/ganti (kain)
vulka OKSI
27. Cek TFU
II. SIAP ALAT/SIAP DIRI
28. Beritahu ibu

2. Cek alat = partus set 29. Suntik Oksi


Wadah DTT 30. Klem/jepit
Luar 31. Potong/ikat
Ibu
Bayi
32. IMD+Selimut
VIII. M.A.K III
3. Celemek (OKSI,PTT,PLAS,MASASE)
4. Cuci Tangan 33. Pindah
5. Sarung Tangan 34. Posisi PTT = kustner (tahan TFU)
6. Oksi + ½ kocher 35. Tegang Srasman (ketuk TFU)

III. PASTIKAN PD LENGKAP


36. Tarik plasenta Klein (dorong)

7. Bersih (vulva hygiene) 37. Putar

8. PD 38. Massase
IX. PERDARAHAN
9. Celup (cuci bersih sartang)
39. Plasenta/robekan
10. DJJ
IV. SIAP IBU & KELUARGA
40. Robekan /plasenta
X. ASUHAN POSTPARTUM
11. Ibu
41. Kontraksi
12. Bapak/keluarga (informasi)
42. Celup sartang ( klorin, DTT, keringkan)
13. His = (+) pimpin EVALUASI
Puji
(-) istirahat
43. KK Kosong
Minum 44. Ajari ibu/keluarga
DJJ 45. Evaluasi jumlah darah
14. Posisi ibu nyaman 46. Hitung nadi
V. SIAP TOLONG
47. Pantau bayi
15. Handuk BERSIH/AMAN
16. Bokong 48. Dekontaminasi alat
17. Buka 49. Buang (kasa terkontaminasi)
18. Sarung 50. Ibu (dibersihkan)
VI. TOLONG 51. Nyaman ibu
KEPALA 52. Dekontaminasi (bed dan clemek)
19. Lindungi 53. Celup sartang & lepas terbalik
20. Cek (lilitan) 54. Cutang
21. Tunggu (putaran) 55. Sartang DTT (setelah IMD pakai sartang DTT)
BAHU 56. Mata, VIT K, timbang, periksa bayi
22. Biparietal 57. Hepatitis B 1 JAM stlh vit K
BADAN
23. Sangga 58. Lepas sartang
59. Cuci tangan
DEKONTAMINASI
60. PARTOGRAF
HARI BESAR KESEHATAN
15 Januari = Hari Kanker Anak Sedunia
31 Januari 2021 = Hari Kusta Sedunia
4 Februari = Hari Kanker Sedunia
24 Maret = Hari TB sedunia HORMON PADA KEHAMILAN
7 april = Hari Kesehatan Sedunia
8 April = Hari Anak Balita
10 April = Hari meluas malaria sedunia
HORMON=HCG
11 April 1. Dihasilkan
hari kanker tulang sedunia oleh tropoblas dalam
17 april = hari hemophilia sedunia
plasma dan dapat di deteksi pada
18 april = hari diabetes nasional
minggu ke-2 setelah konsepsi
22 april = hari DBD 2. Kadar HCG Rendah = KET, abortus,
24 April = hari imunisasi
IUFD
1 mei = hari asma
8 mei
3. KADAR HCG Tinggi = gemeli,
= hari palang merah sedunia
10 mei = hari lupus seduniasindrom down, molahidatidosa
29 meiHormon =Plasenta Diproduksi
hari lanjut usia nasional oleh plasenta semenjak UK 2
31 meiLaktogen/Hormon minggu.sedunia
= hari tanpa tembakau Hormone ini berfungsi mengantarkan
17 juliCorionic = hari saka bakti husada
nutrisi untuk janin dan merangsang kelenjar
23 juliSomatomamotropin
= hari anak nasional
susu.
1 agustus
Estrogen = hari remaja TMasia I = Mual muntah
1-7 agustus = pecan ASI Sedunia
TM II = Pembesaran saluran susu
04-12september = pecan peduli hepatitis B
Progesterone
15 september Memicusedunia
= hari peduli limfoma = munculnya rambut halus pd yaudara
16 september dan perut,pusing,
= hari pangan nasional mual, muntah, sembelit
oksitosin = hari PMI Pada persalinan.
17 september
24 september = hari jantungMelenturkan
sedunia leher Rahim pada akhir
28 september = hari rabies sedunia
kehamilan sehingga bayi lebih mudah keluar.
30 september = hari hati sedunia
Menstimulasi putting susu untuk produksi air
9 Oktober = hari penglihatan
susu sedunia
shg stlh lahir bayi lgsg menyusu.
10 oktober = hari kesehatan jiwa sedunia
Prolactin Akan meningkat sebanyak 10-20x lipat ketika
15 oktober = hari cuci tangan pakai sabun sedunia
18 oktober hamil
= hari menopause sedunia
20 oktober Bermanfaat
= hari osteoporosis dlm mempersiapkan jaringan
sedunia/nasional
24 oktober payudara untuk menyusui dan membantu
= hari dokter nasional
12 november = HKN menghasilkan produksi ASI yang melimpah.
15 november = hari penyakit paru
28 november = hari menanam pohon Indonesia
1 desember = hari AIDS sedunia
3 desember = hari penyandang cacat sedunia
5 desember = hari relawan sedunia
20 desember = hari kesetiakawanan social nasional
22 desember = hari ibu
27 desember = hari kesatuan gerak PKK
KISI-KISI SKB
1. Kompetensi Bidan
a. Aspek kompetensi Bidan
Jannah (2016) mengatakan kompetensi bidan meliputi tiga aspek yaitu aspek pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill), dan perilaku (attitude) yang harus seimbang karena pendidikan
bidan merupakan pendidikan akademik professional. Evaluasi terhadap kompetensi bidan harus
mencangkup tiga aspek tersebut. Evaluasi pengetahuan merupakan evaluasi kognitif yang
mencangkup pemahaman dan keterampilan atau psikomotor. Evaluasi perilaku meliputi kualitas
personal dan perilaku tentang kebidanan, perilaku terhadap klien dan rekan sejawatnya.
Bloom (dalam Sudjana, 2002), mengatakan bahwa hasil evaluasi terbagi menjadi tiga ranah yaitu
ranah kognitif, ranah psikomotorik dan
ranah afektif.
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu: pengetahuan
atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2) Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan,
partisipasi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3) Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik berkenaan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak yang terbagi
dalam enam aspek yaitu gerak reflek, keterampilan gerakan dasar, kemampuan membedakan
secara visual, ketrampilan dibidang fisik, ketrampilan kompleks dan keterampilan komunikasi.

Pengukuran kompetensi bidan mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia nomor: 369/Menkes/SK/111/2007 tentang standar profesi bidan, bahwa kompetensi
bidan yang harus dimiliki adalah sebagai berikut:
1) Kompetensi ke 1: Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu
sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi,
sesuai dengan budaya untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
2) Kompetensi ke 2: Bidan memberikan asuahan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang
tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk
meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi
orang tua.
3) Kompetensi ke 3: Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan
kesehatan selama kehamilan yang meliputi deteksi dini, pengobatan atau rujukan.
4) Kompetensi ke 4: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap
kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman,
menangani situasi kegawat daruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan
bayinya yang baru lahir.
5) Kompetensi ke 5 yaitu: Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu
tinggi, tanggap terhadap budaya setempat.
6) Kompetensi ke 6: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprenshensif pada bayi
baru lahir sehat, sampai dengan umur 1 bulan.
7) Kompetensi ke 7 yaitu: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada
bayi dan balita sehat (1 bln - 5 thn).
8) Kompetensi ke 8 yaitu: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada
keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai budaya setempat.
9) Kompetensi ke 9 yaitu: Bidan melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan
gangguan reproduksi.
Berdasarkan urain diatas dapat disimpulkan bahwa aspek kompetensi meliputi aspek pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill), dan perilaku (attitude) dengan pengukuran kompetensi
mencakup sembilan kompetensi bidan yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 369/Menkes/SK/111/2007 tentang standar profesi bidan.
UU TENTANG KESEHATAN

Permenkes no 369 Tahun 2007 : Standar Profesi bidan

Kepmenkes no 938 tahun 2007 : standar asuhan kebidanan

UU NO 36 Tahun 2009 : Kesehatan

Kepmenkes No. 229 tahun 2010 : pedoman askeb masa premenopause

Kepmenkes No. 229 tahun 2010 : pedoman rawat gabung ibu dan bayi

UU No 36 Tahun 2014 : Tenaga Kesehatan

PP No 61 tahun 2014 : Kesehatan Reproduksi

Permenkes no 97 tahun 2014 : pelayanan kesehatan pra hamil, hamil, persalinan, nifas,

kb kespro

Permenkes No. 12 Tahun 2017 : Penyelenggaraan Imunisasi

Permenkes No. 28 Tahun 2017 : Izin dan penyelenggaraan praktik Bidan

Permenkes no 43 tahun 2019 : Puskesmas

UU nomor 4 tahun 2019 : Kebidanan

Permenpan RB No 36 tahun 2019 : Jabatan fungsional Bidan

PUSKESMAS

Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan,
pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menyelenggarakan kegiatan secara menyeluruh terpadu yang berkesinambungan pada suatu
masyarakat yang bertempat tinggal pada suatu wilayah tertentu.

Jangkauan Pelayanan Puskesmas

sesuai dengan keadaan geografi , luas wilayah, sarana perhubungan, dan kepadatan penduduk dalam wilayah
kerja puskesmas. Agar jangkauan pelayanan puskesmas lebih merata dan meluas. Puskesmas perlu ditunjang
dengan:

1. Pustu
2. Bidan Desa
3. Pusling
4. Posyandu
STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga Negara secara minimal.

SPM Ditetapkan berdasarkan pronsip:

1. Kesesuaian kewenangan
2. Ketersediaan
3. Keterjangkauan
4. Kesinambungan
5. Keterukuran
6. Ketepatan sasaran

PMK NO 4 TAHUN 2019 TENTANG STANDARTEKNIS PEMENUHAN MUTU PELAYANAN


DASAR PADA STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN

BERSIFAT PROMOTIF DAN PREVENTIF

1. Peningkatan kesehatan
2. Perlindungan spesifik
3. Diagnosis dini dan pengobatan tepat
4. Pencegahan kecacatan
5. Rehabilitasi

GERMAS
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Adalah gerakan yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan
dan perilaku masyarakat yang kurang sehat.

Program ini memiliki beberapa focus/ infrastruktur dasar yang menjadi pondasi dari GERMAS, yaitu:

1. Membangun akses untuk memenuhi kebutuhan air minum


2. Instalasi kesmas
3. Pembangunan pemukiman layak huni.

7 Langkah GERMAS yang dapat menjadi panduan menjalani pola hidup yang lebih sehat

1. Melakukan aktivitas fisik


2. Makan buah dan sayur
3. Tidak merokok
4. Tidak konsumsi alcohol
5. Cek kesehatan secara berkala
6. Menjaga kebersihan lingkungan
7. Menggunakan jamban sehat
GERMAS merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh presiden RI yang mengedepankan upaya
promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitative dengan melibatkan seluruh
komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigm sehat

PEMERINTAH MENERAPKAN PROGRAM CERDIK DAN PATUH UNTUK MENDUKUNG


PROGRAM GERMAS

1. CERDIK
Merupakan langkah preventif yang dibuat agar masyarakat yang masih sehat dan bugar dapat terhindar
dari berbagai Penyakit Tidak Menular (PTM).
Program CERDIK terdiri dari :

C Cek kesehatan secara berkala


= TD, Guladarah, IMT ( Lemak
perut), kolesterol, puncak
ekspirasi, Ca. cerviks, SADARI
E Enyahkan asap rokok
R Rajin berolahraga
D Diet sehat
= 4 PILAR GIZI
a. Konsumsi aneka ragam
pangan
b. PHBS
c. Aktivitas fisik
d. Pantau BB
I Istirahat cukup (6-8 Jam)
K Kelola Stress

2. PATUH
Program PATUH adalah program yang dibuat untuk pasien penyandang Penyakit Tidak Menular
(PTM) agar penyakit tidak semakin parah dan tetap terkontrol kesehatannya.

P Periksa kesehatan secara rutin dan


ikuti anjuran dokter
A Atasi penyakit dengan pengobatan
yang tepat
T Tetap diet sehat
U Upayakan aktivitas fisik
H Hindari alcohol, rokok dan zat
karsinogen

IMUNISASI

1. Kekebalan aktif
Perlindungan yang dihasilkan oleh system kekebalan seseorang sendiri dan menetap seumur hidup.
a. Kekebalan aktif alami
Didapatkan ketika seseorang menderita suatu penyakit yang disebabkan virus atau bakteri
(cacar air).
b. Kekebalan aktif buatan
Didapatkan dengan pemberian vaksin.
2. Kekebalan pasif
Diperoleh dari luar tubuh bukan dibuat oleh tubuh itu sendiri
a. Pasif alami
Kekebalan yang didapat dari ibu melalui plasenta saat masih dalam kandungan atau kekebalan
yang didapat dari kolostrum.
b. Pasif buatan
Diperoleh dengan menyuntikkan antibody yang di ekstrak dari satu individu ke tubuh orang
lain sebagai serum. Contoh pemberian serum antibisa kepada orang yang dipatuk ular.

STUNTING

1. Kondisi dimana balita memiliki panjang/tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur.
2. Kondisi ini diukur dengan panjang/tinggi badan yang lebih dari minusndua standar deviasi (-2 SD)
median standar pertumbuhan anak dari WHO.
3. Balita STUNTING termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor, seperti kondisi
social ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi.
4. Balita stunting di masa yangakan datang akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan
fisik dan kognitif yang optimal.

Situasi pada ibu

1. Kondisi kesehatan dan gizi ibu sebelum dan saat hamil serta setlah melahirkan mempengaruhi
pertumbuhan janin dan resiko terjadinya stunting.
2. Faktor lainnya yang memengaruhi pada ibu:
a. Postur ibu pendek
b. Jarak kehamilan yang terlalu dekat
c. Ibu yang masih remaja
d. Asupan nutrisi yang kurang saat kehamilan

Situasi Bayi dan Balita

Nutrisi yang diperoleh sejak bayi lahir tentunya sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan termasuk resiko
terjadinya stunting.

Faktor pada bayi yaitu:

1. Tidak terlaksananya IMD


2. Gagalnya pemberian ASI eksklusif
3. Proses penyapihan dini
4. Pemberian MP ASI (yang perlu diperhatikan adalah kuantitas, kualitas dan keamanan pangan yang
diberikan).

Situasi Sosial Ekonomi dan Lingkungan

1. Kondisi social ekonomi dan situasi tempat tinggal juga berkaitan dengan terjadinya stunting.
2. Terkait dengan kemampuan asupan yang bergizi dan pelayanan kesehatan untuk ibu hamil dan balita
3. Sanitasi dan keamanan pangan.

DAMPAK STUNTING

1. Jangka pendek
a. Meningkatkan kejadian mortalitas dan morbiditas
b. Perkembangan kognitif, motoric dan verbal kurang optimal
c. Peningkatan biaya kesehatan
2. Jangka panjang
a. Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa ( tdk sesuai umur)
b. Meningkatkan resiko obesitas
c. Menurunkan kesehatan reproduksi
d. Kapasitas belajar dan performa kurang optimal saat masa sekolah
e. Produktifitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal

UPAYA PENJEGAHAN

1. Stunting merupakan salah satu target SDGs yang termasuk pada tujuan pembangunan berkelanjutan ke
2 yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030 serta mencapai
ketahanan pangan.
2. Target yang ditetapkan adalah menurunkan angka stunting hingga 40% pada tahun 2025.
3. Pemerintah menetapkan stunting sebagai salah satu program prioritas.
4. Berdasarkan Permenkes no. 39 tahun 2016 tentang pedoman penyelenggaraan PIS-PK. Upaya yang
dilakukan untuk menurunkan prevalensi stunting sbb:
a. Ibu hamil dan ibu bersalin
1) Intervensi kepada 1000 HPK
2) Jaminan mutu ANC Terpadu
3) Peningkatan persalinan di fasyankes
4) Menyelenggarakan program Pemberian Makanan Tinggi Kalori, Protein dan Mikronutrien
(TKPM)
5) Deteksi dini PTM dan PM
6) Pemberantasan cacingan
7) Meningkatkan transformasi KMS pada buku KIA
8) KIE IMD dan ASI Eksklusif
9) KIE KB
b. Balita
1) Pemantauan pertumbuhan
2) PMT untuk balita
3) KPSP
4) Pelayanan kesehatan optimal
c. Anak sekolah
1) Revitalisasi UKS
2) Menguatkan kelembagan tim UKS
3) Program Gizi Anak Sekolah (PROGAS)
4) Sekolah sebagai kawasan bebas rokok dan narkoba
d. Remaja
PHBS, gizi seimbang, tidak merokok, tidak narkoba, pendidikan KESPRO
e. Dewasa muda
1) Penyuluhan KB
2) Deteksi PTM dan PM
3) PHBS, gizi seimbang, tidak merokok, tidak narkoba, pendidikan KESPRO
KONSEP
KEBIDANAN
DAN
A. Filosofi Kebidanan
ETIKOLEGA
Filosofi kebidanan meliputi 4 aspek yaitu bahwa hamil, bersalin dan nifas adalah hal yang
L DALAM
fisiologis.

PRAKTIK
B. PARADIGMA KEBIDANAN
KEBIDANAN
Bidan dalam memberikan pelayanan berpegang pada paradigm berupa pandangan terhadap:
1. Manusia/perempuan
2. Lingkungan
3. Perilaku
4. Keturunan
5. Pelayanan kebidanan
a) Layanan primer
b) Layanan kolaborasi
c) Layanan rujukan
C. PERAN BIDAN
1. Pelaksana
a) Tugas mandiri
b) Tugas kolaborasi
c) Tugas rujukan
2. Pengelola
a) Tugas pengembangan pelayanan dasar kesehatan
b) Tugas partisipasi dalam TIM
3. Pendidik
a) Pendidik dan penyuluh kesehatan
b) Pelatih dan pembimbing kader
4. Peneliti/Investigator
a) Mengidentifikasi kebutuhan ivestigasi yang akan dilakukan
b) Menyusun rencana kerja pelatihan
c) Melaksanakan investigasi sesuai rencana
d) Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi
e) Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut
f) Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan program kerja
atau pelayanan kesehatan
D. FUNGSI BIDAN
1. Fungsi Pelaksana
a) Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga dan masyarakat
b) Melakukan asuhan kebidanan
c) Menolong persalinan normal, patologis tertentu, merawat bayi, ibu nifas dan menyusui,
balita anak prasekolah dan KB.
d) Memberikan bimbingan kespro, menopause sesuai wewenang.
2. Fungsi Pengelola
a) Mengembangkan konsep pelayanan kebidanan bagi individu, keluarga dan masyarakat
b) Menyusun rencana, memimpin koordinasi, melakukan kerjasama, memimpin evaluasi hasil
kegiatan TIM/unit pelayanan kebidanan
3. Fungsi Pendidik
a) Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga dan masyarakat
b) Membimbing dan melatih dukun bayi, serta kader, memberi bimbingan kepada bidan,
mendidik bidan atau tenaga kesehatan lain sesuai keahliannya.
4. Fungsi Peneliyi
a) Melakukan evaluasi, pengkajian, survey dan penelitian yang dilakukan sendiri/kelompok.
b) Melakukan penelitian kesehatan dan KB.
FR BIDAN TERAMPIL

1. ASUHAN Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan yang menekankan pada


KEBIDANAN aspekaspek psikososial budaya yang ada di komunitas (masyakart sekitar). Maka
KOMUNITAS seorang bidan dituntut mampu memberikan pelayanan yang bersifat individual
maupun kelompok.

Adapun ruang lingkup pelayanan kebidanan di komunitas

1. Peningkatan kesehatan (promotif) Bidan lebih mengutamakan langkah promotif


dalam setiap asuhannya, seperti ibu hamil disarankan melakukan pemeriksaan
kehamilan di tenaga kesehatan. Bayi dan balita dilakukan pemantauan tumbuh
kembang di posyandu.
2. Pencegahan (preventif) Salah satu contoh tindakan preventif adalah pemberian
imunisasi pada bayi dan balita serta ibu hamil.
3. Deteksi dini komplikasi dan pertolongan kegawatdaruratan.
4. Meminimalkan kesakitan dan kecacatan. bidan melakukan pendekatan secara
fisiologis, dengan meminimalisir intervensi yang berlebihan sesuai dengan
kondisi klien
5. Pemulihan kesehatan (rehabilitasi). Pada masa pemulihan bidan bekerjasama
dengan tenaga kesehatan lain (dokter kandungan) untuk mengobservasi kemajuan
kesehatan klien. Sebagai contoh adalah bidan melakukan perawatan pasca
operasi pada klien dengan tindakan persalinan caesar.
6. Kemitraan dengan LSM setempat, organisasi masyarakat, organisasi sosial,
kelompok masyarakat yang melakukan upaya untuk mengembalikan individu ke
lingkungan keluarga dan masyarakat. Terutama pada kondisi bahwa stigma
masyarakat perlu dikurangi seperti Tuberculosis (TB), kusta, (AIDS), kehamilan
tidak diinginkan (KTD), (KDRT), prostitusi, korban perkosaan, dan injecting
drug user (IDU).

Salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di bidang
kesehatan baik pada masyarakat maupun pada keluarga adalah pendekatan
komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE). Artinya bahwa harus ada komunikasi
antara bidan dengan masyarakat, kemudian melalui komunikasi pula bidan
memberikan informasi dan melakukan pendidikan kesehatan.

TUGAS UTAMA BIDAN DI KOMUNITAS

PERAN BIDAN

1. Pelaksana
Bidan sebagai pelaksana memberikan pelayanan kebidanan kepada wanita dalam
siklus kehidupannya yaitu asuhan ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas,
neoantus, bayi anak dan balita, remaja, masa antara, keluarga berencana dan
lansia.
a. Tugas Mandiri
RINGKASAN
1) Melakukan manajemen kebidanan
2) Memberikan asuhan seputar daur hidup manusia dengan
melibatkan keluarga
3) Memberikan asuhan kegawatdaruratan sesuai kewenangan
4) Membuat pelaporan setiap asuhan.
b. Tugas Kolaborasi
RINGKASAN
1) Melakukan manajemen kebidanan sesuai fungsi kolaborasi
2) Mengkaji dan memberikan asuhan komprehensif dengan risiko
tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi serta melibatkan keluarga
c. Tugas Rujukan
RINGKASAN
1) Menerapkan manajemen kebidanan sesuai fungsi keterlibatan
keluarga dan klien
2) Memberikan asuhan komprehensif dengan penyulit tertentu
melalui konsultasi dan rujukan atas kegawat daruratan serta
melibatkan klien dan keluarga.

2. Pengelola

a. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan di wilayah kerjanya.


b. Berpartisipasi dalam tim. Bidan berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan
program kesehatan sektor lain melalui dukun bayi, kader kesehatan, serta
tenaga kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah
kerjanya.

3. Pendidik
Memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien 2) Melatih dan
membimbing kader.

4. Peneliti/Investigator (Mandiri/Team)

a. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.


b. Menyusun rencana kerja pelatihan.
c. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.
d. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.
e. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.
f. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan
program kerja atau pelayanan kesehatan.

FUNGSI BIDAN

Fungsi merupakan pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan peranannya.

a. Fungsi Pelaksana
1) Melakukan KIE sesuai hasil temuan intervensi
2) Melakukan asuhan kebidanan komprehensif normal, kasus patologis
tertentu, resiko tinggi dan dengan risiko tinggi.
3) Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan prasekolah
4) Memberi pelayanan keluarga berencana sesuai dengan wewenangnya
5) Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus gangguan
sistem reproduksi, termasuk wanita pada masa klimakterium internal
dan menopause sesuai dengan wewenangnya.
b. Fungsi Pengelola
1) Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat yang didukung oleh
partisipasi masyarakat.
2) Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan
unit kerjanya.
3) Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.
c. Fungsi Pendidik
1) Memberikan penyuluhan kepada komunitas
2) Melatih dukun bayi dan kader
3) Membimbing para bidan maupun nakes lain sesuai keahlian
d. Fungsi Peneliti
Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang dilakukan sendiri
atau berkelompok dalam lingkup pelayanan kebidanan. Melakukan penelitian
kesehatan keluarga dan keluarga berencana.

ANC
INC
Pertolongan asuhan Persalinan di komunitas juga dapat dilakukan dengan cara
DOMINO, yaitu pertolongan persalinan DOMINO (DOMICILIARY In and
Out)
1. Pelayanan kombinasi antara rumah pasien dan unit kesehatan.
2. Bidan dipanggil saat ada/mulai tanda persalinan.
3. Bila ada penyimpangan dapat segera ditangani.
4. Bila persalinan tidak ada komplikasi ibu dapat pulang 2-6 jam postpartum
atau esok harinya.
Keuntungan
1) Pelayanan berkesinambungan antara komunitas dan dokter.
2) Kontak dengan kegiatan rumah sakit sedikit.
3) Gangguan kehidupan keluarga sedikit atau minimal.
4) Mudah memperoleh fasilitas untuk pertolongan emergensi.
5) Pilihan alternatif untuk ibu yang tidak memenuhi persyaratan persalinan di
rumah.
6) Bidan tetap dapat mempertahankan keterampilan menolong
persalinan. Kerugian
1) Risiko tertunda ke rumah sakit karena jarak yang jauh.
2) Merepotkan waktu pulang ke rumah dari rumah sakit setelah persalinan.

PWS-
KIA
Program kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu program pokok di
Puskesmas yang mendapat prioritas tinggi, mengingat kelompok ibu hamil,
menyusui, bayi dan anak merupakan kelompok yang rentan terhadap kesakitan
dan kematian. Pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak (PWS-
KIA) adalah alat manajemen program KIA untuk memantau cakupan
pelayanan KIA di suatu wilayah (puskesmas/ kecamatan) secara terus menerus,
agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap wilayah yang
cakupan pelayanan KIA nya masih rendah (Depkes, 1994).

Tujuan ummm PWS-KIA, yaitu meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan


KIA secara terus menerus di wilayahnya.

Tujuan khusus KIA adalah:

1) Memantau cakupan pelayanan KIA dengan mutu yang memadai dipilih


sebagai indikator, secara teratur (bulanan) dan berkesinambungan (terus
menerus) untuk tiap wilayah/desa.
2) Menilai kesenjangan antara target yang ditetapkan dan pencapain
sebenarnya untuk desa
3) Menentukan urutan desa prioritas yang akan di tangani secara intensif
berdasarkan besarnya kesenjangan antara target dan pencapaian
4) Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang
tersedia dang dapat di gali
5) Membangkitkan peran pamong setempat dalam pergerakan sasaran dan
moblisasi sumber daya.

INDIKATOR PEMANTAUN PWS KIA

Cakupan akses adalah presentase ibu hamil disuatu wilayah, dalam kurun waktu
tertentu, yang pernah mendapat pelayanan antenatal sesuai standar, paling sedikit satu
kali selama kehamilan.

1. Akses pelayan antenatal (Cakupan K1)

Jumlah kunjungan K1 Ibu hamil X 100%


Jumlah sasaran ibu hamil dlm 1 thn
Sasaran ibu hamil dlm 1 tahun

2. Cakupan ibu hamil (Cakupan K4) 1,10 X CBR X JUMLAH PENDUDUK

Jumlah kunjungan K4 Ibu hamil X 100%


Jumlah sasaran ibu hamil dlm 1 thn

3. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan


1,05 X CBR X JML PENDUDUK
Jumlah PERSALINAN oleh nakes X 100%
Sasaran ibu nifas sama spt ibu
Jumlah sasaran persalinan dlm 1 tahun bersalin.

4. Penjaringan (deteksi) ibu hamil berisiko oleh masyarakat

Jumlah ibu hamil berisiko yang di rujuk oleh kader/dukun bayi ke nakes
Jumlah seluruh sasaran persalinan dalam satu tahun X 100%

5. Penjaringan (deteksi) ibu hamil berisiko oleh tenaga kesehatan


Jumlah ibu hamil berisiko yang ditemukan oleh nakes dan kader/ dukun bayi
Jumlah seluruh sasaran ibu hamil dalam satu tahun X 100%

SASARAN IBU HAMIL, IBU BERSALIN, IBU NIFAS DENGAN RESIKO


MENGGUNAKAN RUMUS
20% X JUMLAH SASARAN (IBU HAMIL RESIKO, IBU BERSALIN, IBU NIFAS)

6. Cakupan pelayanan neonatus (KN) oleh tenaga kesehatan


Jumlah kunjugan neonatal yang mendapat pelayanan Kesehatan minimal 2 kali oleh nakes
Jumlah seluruh sasaran ibu hamil dalam satu tahun X 100%

Sasaran Bayi CBR X Jml Penduduk

Sasaran Balita 9,1% X Jml Penduduk

Sasaran PUS 18% X Jml Penduduk


Cakupan pelayanan Jumlah kunjugan nifas yang mendapat pelayanan Kesehatan minimal 3 kali oleh nakes
Nifas oleh Nakes Jumlah seluruh sasaran ibu nifasdalam satu tahun X 100%
(KF3)

GRAFIK PWS –KIA

PWS-KIA disajikan dalam bentuk grafik dari tiap indikator yang dipakai untuk
menggambarkan pencapaian tiap desa dalam tiap bulan.

Analisis PWS-KIA baik untuk kepentingan program, ditujukan untuk


menghasilkan suatu keputusan tidnak lanjut teknis dan non teksni bagi
puskesmas. Keputusan tersebut harus dijabarkan dalam bentuk rencana
operasional jangka pendek untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi.
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pengumpulan dan pengolahan data merupakan kegiatan pokok dari PWS-KIA. Data
yang dicatat per desa dan kemudian dikumpulkan di tingkat puskesmas akan
dilaporkan sesuai jejang administrasi. Jenis data yang diperlukan untuk mendukung
pelaksanaan PWSKIA adalah sebagai berikut.

1. Data sasaran a. Jumlah seluruh ibu hamil b. Jumlah seluruh ibu bersalin c. Jumlah
seluruh bayi berusia kurang dari 1 bulan (neonatus) d. Jumlah seluruh bayi

Sumber data yang diperlukan untuk melakukan PWS –KIA umumnya berasal
dari: 1. Register kohort ibu dan bayi 2. Laporan persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan dan dukun bayi 3. Laporan dari dokter/bidan praktik swasta
4. Laporan dari fasilitas pelayanan selain puskesmas yang berada di wilayah
puskesmas

Data dari tingkat puskesmas dikumpulkan dan kemudian diolah. Laporan ini
dikirimkan setiap bulan, selambat – lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya. Dinas
Kesehatan Dati II membuat rekapitulasi laporan puskesmas untuk dikirimkan ke
provinsi selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya. Selanjutnya, provinsi
membuat rekapitulasi laporan kabupaten untuk dikirimkan ke pusat. Laporan ini
dikirimkan ke pusat setiap triwulan, paling lambat satu bulan triwuan tersebut
terakhir.

(permenkes no 30 Konsumsi garam normal 2000 mg


th 2013)
Konsumsi gula 50 gram

CERDIK Nilai LDL Normal <100 mg/dl

KESEHATAN Pelayanan Kespro bersifat one stop service.


REPRODUKSI
Kespro essensial pasca abortus adalah pemantauan nifas.

Profil implant terdiri dari norplant 5 thn, jedena+indoplant+implanon 3 thn.


PROGRAM
PEMERINTAH
Kepmenkes/ STANDAR KOMPETENSI BIDAN
320/2020

UU KEB/4/2019 KEBIDANAN

 PASAL (1) Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh konsil Kebidanan kepada Bidan yang telah
diregistrasi.
 PASAL (1) Surat lzin Praktik Bidan yang selanjutnya disingkat SIPB adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota kepada
Bidan sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan Praktik Kebidanan.
 PASAL (2) Penyelenggaraan Kebidanan berasaskan a. perikemanusiaan; b.
nilai ilmiah; c. etika dan profesionalitas; d. manfaat; e. keadilan; f.
pelindungan; dan g. keselamatan Klien.
 Pasal 16 (1) Mahasiswa Kebidanan pada akhir masa pendidikan vokasi atau
pendidikan profesi harus mengikuti Uji Kompetensi yang bersifat nasional. (21
Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan syarat
kelulusan pendidikan vokasi atau pendidikan profesi.
 Pasal 19 (1) Mahasiswa pendidikan vokasi Kebidanan yang lulus Uji
Kompetensi memperoleh Sertilikat Kompetensi yang diterbitkan oleh
perguruan tinggi.

REGISTRASI DAN IZIN PRAKTIK

Pasal 21 (1) Setiap Bidan yang akan menjalankan Praktik Kebidanan wajib memiliki
STR. (2) STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Konsil kepada
Bidan yang memenuhi persyaratan.

Pasal 22 (1) STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat DIPERPANJANG

Pasal 23 Konsil harus menerbitkan STR paling lama 3O (tiga puluh) hari kerja
terhitung sejak pengajuan STR diterima.

Pasal 25 (1) Bidan yang akan menjalankan Praktik Kebidanan wajib memiliki izin
praktik.

(21 lzin praktik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk SIPB.
(3) SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (21diberikan oleh Pemerintah Daerah
kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat kesehatan yang berwenang di
kabupaten/kota tempat Bidan menjalankan praktiknya. (41 Pemerintah Daerah
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus menerbitkan SIPB paling
lama 15 (lima belas) hari kerja sejak pengajuan SIPB diterima.

Pasal 27 SIPB tidak berlaku apabila: a. Bidan meninggal dunia; b. habis masa
berlakunya; c. dicabut berdasarkan ketentuan perundang-undangan ; atau d. atas
permintaan sendiri.

Pasal 28 (1) Setiap Bidan harus menjalankan Praktik Kebidanan di tempat praktik
yang sesuai dengan SIPB. (21 Bidan yang menjalankan Praktik Kebidanan di tempat
praktik yang tidak sesuai dengan SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai
sanksi administratif berupa: a. teguran tertulis; b. penghentian sementara kegiatan;
atau c. pencabutan tzin.

Pasal 33 (1) Ketentuan mengenai tata cara Registrasi, masa berlaku STR, dan
Registrasi ulang STR bagi Bidan warga negara Indonesia lulusan luar negeri berlaku
secara mutatis mutandis sesuai Pasal 2I sampai dengan Pasal 23. (21 Ketentuan
mengenai izin Praktik Kebidanan bagi Bidan warga negara Indonesia lulusan luar
negeri berlaku secara mutatis mutandis sesuai Pasal 25 sampai dengan Pasal 30.

Pasal 35 (1) Bidan Warga Negara Asing yang akan menjalankan Praktik Kebidanan di
Indonesia wajib memiliki STR sementara dan SIPB. (21 STR sementara dan SIPB
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diperoleh setelah Bidan Warga Negara Asing
mengikuti evaluasi kompetensi.

Pasal 38 (1) STR sementara bagi Bidan Warga Negara Asing berlaku paling lama 1
(satu) tahun dan dapat diperpanjang hanya untuk 1 (satu) tahun berikutnya. (21 SIPB
bagi Bidan Warga Negara Asing berlaku paling lama 1 (satu) tahun dan dapat
diperpanjang hanya untuk 1 (satu) tahun berikutnya.

(3) Bidan yang tidak memasang papan nama praktik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dikenai sanksi administratif berupa: a. tcguran lisan; b. perir.rgatan tertulis; c.
denda administratif; dan/atau d. pencabutan izin

(21 Bidan yang tidak melengkapi sarana dan prasarana pelayanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa: a. teguran lisan; b.
peringatan tertulis; c. denda administratif; dan/atau d. pencabutan izin

Pasal 47 (1) Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan dapat berperan


sebagai: a. pemberi Pelayanan Kebidanan; b. pengelola Pelayanan Kebidanan; c.
penyuluh dan konselor; d. pendidik, pembimbing, dan fasilitator klinik; e. penggerak
peran serta masyarakat dan pemberdayaan perempuan; dan/atau f. peneliti

Pelimpahan Wewenang

Pasal 53 Pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf
d terdiri atas: a. pelimpahan secara mandat; dan b. pelimpahan secara delegatif.

Pasal 54 (1) Pelimpahan wewenang secara mandat sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 53 huruf a diberikan oleh dokter kepada Bidan sesuai kompetensinya. Secara
tertulis dengan tanggung jawab berada pada pemberi pelimpahan wewenang.

Pasal 55 (1) Pelimpahan wewenang secara delegatif sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 53 huruf b diberikan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah kepada
Bidan. dalam rangka: a. pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu; atau
b. program pemerintah. diberikan dengan disertai pelimpahan tanggung jawab..
dilaksanakan oleh Bidan yang telah mengikuti pelatihan dengan memperhatikan
Kompetensi Bidan.

Keadaan Gawat Darurat

Pasal 59 (1) Dalam keadaan gawat darurat untuk pemberian pertolongan pertama,
Bidan dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan sesuai dengan
kompetensinya. (21 Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan untuk menyelamatkan nyawa Klien. (3) Keadaan gawat darurat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan keadaan yang mengancam nyawa
Klien. (41 Keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
oleh Bidan sesuai dengan hasil evaluasi berdasarkan keilmuannya.

HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 60

Bidan dalam melaksanakan Praktik Kebidanan berhak: memperoleh pelindungan


hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi, kewenangan, dan
mematuhi kode etik, standar profesi, standar pelayanan profesi, dan standar prosedur
operasional; memperoleh informasi yang benar, jelas, jujur, dan lengkap dari Klien
dan/atau keluarganya; menolak keinginan Klien atau pihak lain yang bertentangan
dengan kode etik, standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional,
dan ketentuan peraturan perundang-undangan; menerima imbalan jasa atas Pelayanan
Kebidanan yang telah diberikan; memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar;
dan mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesi.

Pasal 61 Bidan dalam melaksanakan Praktik Kebidanan berkewajiban: a. memberikan


Pelayanan Kebidanan sesuai dengan kompetensi, kewenangan, dan mematuhi kode
etik, standar profesi, standar pelayanan profesi, standar prosedur operasional; b.
memberikan informasi yang benar, jelas, dan lengkap mengenai tindakan Kebidanan
kepada Klien dan/atau keluarganya sesuai kewenangannya; c. memperoleh
persetujuan dari Klien atau keluarganya atas tindakan yang akan diberikan; d. merujuk
Klien yang tidak dapat ditangani ke dokter atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan; e.
mendokumentasikan Asuhan Kebidanan sesuai dengan standar; f. menjaga
kerahasiaan kesehatan Klien; g. menghormati hak Klien; h. melaksanakan tindakan
pelimpahan wewenang dari dokter sesuai dengan Kompetensi Bidan; i. melaksanakan
penugasan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat; j. meningkatkan mutu
Pelayanan Kebidanan; k. mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan dan/atau
keterampilannya melalui pendidikan dan/atau pelatihan; dan/ atau 1. melakukan
pertolongan gawat darurat.

Pasal 62

Dalam Praktik Kebidanan, Klien berhak: a. memperoleh Pelayanan Kebidanan sesuai


dengan kompetensi, kode etik, standar profesi, standar pelayanan, dan standar
operasional prosedur; b. memperoleh inforrnasi secara benar dan jelas mengenai
kesehatan Klien, termasuk resume isi rekam medis jika diperlukan; c. meminta
pendapat Bidan lain; d. memberi persetujuan atau penolakan tindakan Kebidanan
yang akan dilakukan; dan e. memperoleh jaminan kerahasiaan kesehatan Klien.

Pasal 64

Dalam Praktik Kebidanan, Klien berkewajiban: a. memberikan informasi yang benar,


jelas, dan jujur mengenai kondisi kesehatannya; b. mematuhi nasihat dan petunjuk
Bidan; c. mematuhi ketentuan yang berlaku di Fasilitas Pelayanan Kesehatan; dan d.
memberi imbalan jasa atas Pelayanan Kebidanan yang diterima.

KESPRO GENDER

Akibat pelekatan sifat-sifat gender tersebut, timbul masalah ketidakadilan


(diskriminasi) gender, yaitu :

a. Marginalisasi (Peminggiran) banyak pekerja perempuan tersingkir dan


menjadi miskin akibat dari program pembangunan seperti internsifikasi
pertanian yang hanya memfokuskan petani laki-laki.
b. Subordinasi (Penomorduaan) contoh apabila seorang isteri yang hendak
mengikuti tugas belajar, atau hendak berpergian ke luar negeri harus mendapat
izin suami, tetapi kalau suami yang akan pergi tidak perlu izin dari isteri. salah
satu jenis kelamin dianggap lebih penting atau lebih utama dibanding jenis
kelamin lainny
c. Pandangan Stereotype (Citra Baku) Misalnya pandangan terhadap perempuan
yang tugas dan fungsinya hanya melaksanakan pekerjaan yang berkaitan
dengan pekerjaan domistik atau kerumahtanggaan. Apabila seorang laki-laki
marah, ia dianggap tegas, tetapi bila perempuan marah atau tersinggung
dianggap emosional dan tidak dapat menahan diri.

KESPRO TERPADU = KIA

KESPRO ESENSIAL =KB

KESPRO KOMPREHENSIF=SKRINING DAN PROMKES

PASAL 1 = Definisi definisi


PMK NO 97 TH Pasal 2 = tujuan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan,
2014 dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta
Pelayanan Kesehatan
PASAL 3= Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah
kabupaten/kota menjamin ketersediaan sumber daya kesehatan, sarana, prasarana,
dan penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil,
Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi,
serta Pelayanan Kesehatan Seksual.
PASAL 4 = Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual
diselenggarakan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang
dilaksanakan secara menyeluruh terpadu dan berkesinambungan.
PASAL 5 = PELAYANAN KES. SEBELUM HAMIL mempersiapkan perempuan
dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh
bayi yang sehat.
PASAL 6 = Pemeriksaan fisik
PASAL 7 = Pemeriksaan penunjang
PASAL 8 = IMUNISASI pra konsepsi
PASAL 9 = Pemberian suplemen gizi
PASAL 10 = Konsultasi dengan KIE
PASAL 11 = Materi KIE
PASAL 12 = PELAYANAN KESEHATAN ANTENATAL
bertujuan untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan kesehatan
yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan
selamat, dan melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas.
PASAL 13= Pelayanan ANC Minimal 4 kali
PASAL 14 =PERSALINAN
Persalinan diberikan kepada ibu bersalin dalam bentuk 5 (lima) aspek dasar meliputi:
a. membuat keputusan klinik; b. asuhan sayang ibu dan sayang bayi; c. pencegahan
infeksi; d. pencatatan (rekam medis) asuhan persalinan; dan e. rujukan pada kasus
komplikasi ibu dan bayi baru lahir.
Pasal 15 = masa sesudah melahirkan
PASAL 16 = (1) Pelayanan kontrasepsi pascapersalinan Bertujuan untuk menjaga
jarak kehamilan berikutnya atau membatasi jumlah anak yang dilaksanakan dalam
masa nifas (2) dilaksanakan melalui pemilihan metode kontrasepsi sesuai pilihan
pasangan suami istri, sesuai indikasi, dan tidak mempengaruhi produksi Air Susu Ibu.
PASAL 17 = Ketentuan lebih lanjut
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KONTRASEPSI
Pasal 18 (1) Penyelenggaan Pelayanan Kontrasepsi dilakukan dengan cara yang dapat
dipertanggung jawabkan dari segi agama, norma budaya, etika, serta segi kesehatan.
Pasal 19 (1) Pergerakan pelayanan kontrasepsi dilakukan sebelum pelayanan sampai
pasangan usia subur siap untuk memilih metode kontrasepsi.
Pasal 20 (1) Pemberian atau pemasangan kontrasepsi didahului oleh konseling dan
persetujuan tindakan medik (Informed Consent).
Pasal 21 (1) Penanganan terhadap efek samping, komplikasi, dan kegagalan
kontrasepsi.
Pasal 22 (1) Pilihan metode kontrasepsi yang dilakukan oleh pasangan.
Pasal 23 (1) Metode kontrasepsi berupa: a. metode kontrasepsi jangka pendek; dan b.
metode kontrasepsi jangka panjang.
Pasal 24 (1) Kontrasepsi darurat diberikan kepada ibu tidak terlindungi kontrasepsi
atau korban perkosaan untuk mencegah kehamilan.
Pasal 25 Ketentuan lebih lanjut
PELAYANAN KESEHATAN SEKSUAL
Pasal 26 (1) Pelayanan Kesehatan Seksual diberikan agar setiap perempuan menjalani
kehidupan seksual dengan pasangan yang sah yang memungkinkan pasangan dapat
menikmati hubungan seksual secara sehat, aman, tanpa paksaan dan diskriminasi,
terbebas dari kekerasan, rasa takut, malu dan rasa bersalah.
(2) Kesehatan seksual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kehidupan
seksual yang: a. terbebas dari infeksi menular seksual; b. terbebas dari disfungsi dan
gangguan orientasi seksual; c. terbebas dari kekerasan fisik dan mental; d. mampu
mengatur kehamilan; dan e. sesuai dengan etika dan moralitas.
Pasal 27 (1) Pelayanan Kesehatan Seksual dilakukan pada FKTP DAN FKTL
Pasal 28 (1) Pelayanan Kesehatan Seksual yang dilaksanakan pada fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama dilakukan dalam bentuk: a. keterampilan sosial; b.
komunikasi, informasi, dan edukasi; c. konseling; d. pengobatan; dan e. perawatan.
Pasal 29 (1) Pelayanan seksual dalam bentuk keterampilan sosial, KIE serta konseling
DUKUNGAN MANAJEMEN
Pencatatan dan Pelaporan
Pasal 30
(1) Pencatatan dan Pelaporan sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
Surveilans Kesehatan Ibu dan Anak
Pasal 31 (1) Surveilans Kesehatan Ibu dan Anak merupakan kegiatan pengamatan
yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian atau
masalah kesehatan ibu dan anak. meliputi a. pencatatan dan pelaporan; b.
pemantauan wilayah setempat; dan c. audit maternal perinatal; d. respon tindak lanjut
Pasal 32 Pencatatan dan pelaporan a. pelayanan kesehatan ibu dan anak; b. kelahiran
bayi;c. kesakitan ibu dan anak; dan d. kematian ibu dan anak.
Pasal 33 (1) Pemantauan wilayah setempat meliputi kegiatan mengumpulkan,
mengolah, menganalisis dan menginterprestasi data serta menyebarluaskan informasi
ke penyelenggara program dan instansi terkait untuk tindak lanjut.
Pasal 34 (1) Audit maternal perinatal
Pasal 35 Respon tindak lanjut
Pasal 36 Penyeliaan Fasilitatif
Pasal 37 Perencanaan Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu secr terpadu
Pasal 38 Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu
Pasal 39 Ketentuan lebih lanjut
Pasal 40 Setiap fasilitas pelayanan kesehatan wajib memberikan Pelayanan Kesehatan
masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan masa sesudah melahirkan,
penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, dan pelayanan kesehatan seksual sesuai
dengan standar.
Pasal 41 (1) upaya promotif, preventif, stabilisasi kasus dan merujuk kasus yang
memerlukan rujukan.
Pasal 42 Sumber Daya Manusia meliputi tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan.
Pasal 43 (1) Tenaga nonkesehatan yang memberikan pelayanan kes harus terlatih
Pasal 44 (1) Selain memberikan Pelayanan Kesehatan harus melakukan penanganan
komplikasi
Pasal 45 Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin ketersediaan, pemerataan, dan
keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pasal 46 (1) Dalam rangka membantu mempercepat pencapaian derajat kesehatan ibu
yang optimal diperlukan peran serta masyarakat baik secara perseorangan maupun
terorganisasi.
Pasal 47 (1) Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi
Pasal 48 (1) Penyelenggaraan kelas ibu hamil
Pasal 49 (1) Kemitraan antara bidan dan dukun
Pasal 50 (1) Rumah tunggu kelahiran
Pasal 51 Ketentuan lebih lanjut

1. Pencegahan infeksi Pencegahan infeksi akan melindungi klien dan tenaga


PENCEGAHAN kesehatan dari tertularnya penyakit infeksi. Beberapa hal yang merupakan cara
INFEKSI pelaksanaan kewaspadaan standar adalah:  Anggap setiap orang dapat
menularkan infeksi. Cuci tangan, menggunakan APD, menggunakan antiseptic
untuk membersihkan tangan, pengelolaan alat tajam, membuang alat bekas
pakai, Lakukan dekontaminasi terhadap instrument, sarung tangan, dan bahan
laindengan larutan klorin 0,5% dan dicuci bersih, kemudian distrilisasi atau
dilakukan Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) dengan cara yang dianjurkan.

KIE GATHER

G : Greet, Berikan salam, kenalkan diri dan buka komunikasi A : Ask, Tanya
keluhan/kebutuhan pasien dan menilai apakah keluhan/kebutuhan sesuai dengan
kondisi yang dihadapi? T : Tell, Beritahukan persoalan pokok yg dihadapi pasien
dari hasil tukar informasi dan carikan upaya penyelesaiannya H : Help, Bantu klien
memahami & menyelesaikan masalahnya E : Explain, Jelaskan cara terpilih telah
dianjurkan dan hasil yang diharapkan mungkin dapat segera terlihat/ diobservasi)
R : Refer/Return visit Rujuk bila fasilitas ini tidak dapat memberikan pelayanan
yang sesuai. Buat jadwal kunjungan Ulang).

2. SATU TUJU

SATU TUJU ini tidak perlu dilakukan berurutan karena menyesuaikan dengan
kebutuhan klien. SA : Sapa dan salam. Sapa klien secara terbuka dan sopan.
Kemudian beri perhatian sepenuhnya, jaga privasi pasien. Bangun percaya diri pasien.
Tanyakan apa yang perlu dibantu dan jelaskan pelayanan apa yang dapat
diperolehnya. T : Tanya. Tanyakan informasi tentang dirinya. Bantu klien
pengalaman tentang KB dan kesehatan reproduksi. Tanyakan kontrasepsi yang ingin
digunakan. U : Uraikan. Uraikan pada klien mengenai pilihannya. Bantu klien pada
jenis kontrasepsi yang paling dia ingini serta jelaskan jenis yang lain TU : Bantu.
Bantu klien berfikir apa yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. Tanyakan
apakah pasangan mendukung pilihannya J : Jelaskan. Dijelaskan secara lengkap
bagaiman menggunakan kontrasepsi pilihannya setelah klien memilih jenis
kontrasepsinya. Jelaskan bagaimana penggunaannya. Jelaskan manfaat ganda dari
kontrasepsi. U : Kunjungan Ulang. Perlu dilakukan kunjungan ulang un

KB (pmk/97/2014) Pemberian Kontrasepsi Darurat

Mekanik AKDR-Cu 1 x pemasangan Dalam waktu < 7 hari pascasenggama

II. Medik Pil Kombinasi 2 x 2 tablet Dalam waktu 3 hari pascasenggama dosis kedua
12 jam kemudian
Dalam waktu 3 hari pascasenggama dosis kedua 12 jam kemudian Progestin 2 x 1
tablet Dalam waktu 3 hari pascasenggama dosis kedua 12 jam kemudian Estrogen 2,5
mg/dosis 10 mg/dosis 10 mg/dosis Dalam waktu 3 hari pascasenggama 2x 1 dosis
selama 5 hari Mifepriston 1 x 600 mg Dalam waktu 3 hari pascasenggama Danazol 2
x 4 tablet Dalam waktu 3 hari pasca senggama dosis kedua 12 jam kemudian
Kontrasepsi untuk perempuan berusia lebih dari 35 tahun Perempuan berusia lebih
dari 35 tahun memerlukan kontrasepsi yang aman dan efektif. Berikut metode
kontrasepsi bagi wanita usia lebih dari 35 tahun: a. Pil kombinasi/suntikan kombinasi
sebaiknya tidak digunakan oleh perempuan > 35 tahun yang perokok. Pil ini dapat
berfungsi sebagai terapi pada masa perimenopause b. Kontraspesi progestin dapat
digunakan pada masa perimenopause (usia 40 – 50 tahun) dapat digunakan oleh
perempuan perokok. c. AKDR dapat digunakan oleh perempuan berusia > 35 ahun
yang tidak terpapar oleh IMS d. Kondom e. Kontrasepsi Mantap

KB PASCA SALIN

1. Mini pil diberikan 6mg pp


2. DMPA diberikan 1-6 mg pp
3. Implant diberikan 4 mg pp
4. AKDR diberikan 4 mg pp (copper t), jenis lain diberikan 6 mg pp
5. AKDR Postplasenta diberikan 10 menit stlh plasenta lahir
6. Akdr tidk dianjurkan pd 48 jam-4 mg pp

KB PASCA ABORTUS

dimulai segera karena ovulasi dapat terjadi 11 hari sesudah terapi keguguran

waktu penggunaan KB

1. PIL= Waktu memulai: Setiap saat selagi haid; setelah 6 bulan pemberian ASI
eksklusif; setelah 3 bulan bagi yang tidak menyusui; segera atau dalam 7 hari
pasca keguguran.
2. SUNTIK KOMBINASI ; 1) Suntikan pertama diberikan dalam waktu 7 hari
siklus haid. 2) Pada ibu yang tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan
setiap saat asal dipastikan ibu tidak hamil, namun selama 7 hari setelah
suntukan tidak boleh melakukan hubungan seksual. 3) Pada ibu pasca
persalinan 6 bulan, menyusui dan belum haid, suntikan pertama dapat
diberikan setiap saat asal dipastikan tidak hamil. 4) Pada ibu pascapersalinan >
6 bulan, menyusui dan sudah mendapat haid, suntikan pertama dapat diberikan
pada siklus haid hari 1 sampai hari ke 7. 5) Pada ibu pasca persalinan 3
minggu dan tidak menyusui, suntikan pertama dapat segera diberikan. 6) Pada
ibu pascakeguguran suntikan dapat segera diberikan atau dalam waktu 7 hari.
3. PIL PROGESTIN = 1) Hari 1-5 siklus haid. 2) Bila diatas hari ke-5 atau tidak
haid, dapat digunakan tiap saat asal dipastikan tidak hamil, namun jangan
melakukan hubungan seksual atau menggunakan kontrasepsi lain untuk waktu
2 hari. 3) Pada ibu menyusui 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, tidak
haid, dapat dimulai setiap saat. 4) Pada ibu menyusui 6 minggu sampai 6 bulan
pasca persalinan, dan sudah dapat haid, dapat dimulai pada hari 1-5 siklus
haid. 5) Pada ibu pasca keguguran dapat segera diberikan.
4. Suntik Progestin = 1) Suntikan pertama diberikan dalam waktu 7 hari siklus
haid 2) Pada ibu yang tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat
asal dipastikan ibu tidak hamil, namun selama 7 hari setelah suntukan tidak
boleh melakukan hubungan seksual 3) Pada ibu menyusui: setelah 6 minggu
pasca persalinan, sementara pada ibu tidak menyusui dapat menggunakan
segera setelah persalinan.
5. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) = Setiap saat selama siklus haid 
Setiap saat di luar siklus haid asal diyakini tidak hamil, namun tidak
melakukan hubungan seksual dulu atau menggunakan kontrasepsi lain untuk
jangka waktu 7 hari
6. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) = 1) Setiap waktu dalam siklus haid
(klien pasti tidak hamil) 2) Pascaabortus: segera atau dalam waktu 7 hari 3)
Pasca persalinan: o Dalam 10 menit setelah plasenta lahir (insersi dini
pascaplasenta) o Sampai 48 jam pertama setelah melahirkan (insersi segera
pasca persalinan) o Pada 4 minggu setelah melahirkan (perpanjangan interval
pasca persalinan) o Pada waktu operasi sesarea (trans secarea) 4)
Pascasanggama yang tidak terlindungi: 1-5 hari (kontrasepsi darurat)

Mekanisme dan arus pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi:

1. (K/I/KB/04= disimpan oleh peserta KB baru dan peserta KB pindahan


2. (K/IV/KB/04)= disimpan di faskes yang bersangkutan peserta KB baru dan
peserta KB pindahan
3. (R/I/KB/04)= dicatat dalam Kohor Pelayanan KB dan Register Klinik KB dan
merupakan sumber data untuk pengisian Laporan Bulanan Klinik KB
(F/II/KB/2004)
4. (R/II/KB/2004)= Setiap penerimaan dan pengeluaran jenis alat/obat
kontrasepsi oleh faskes.
5. (B/I/DBS/04)= Pelayanan kontrasepsi yang dilakukan di Bidan/ Dokter Praktik
Mandiri
PEDOMAN
PELAYANAN
ANTENATAL,
PERSALINAN,
NIFAS, DAN
BAYI BARU
LAHIR Di Era
Adaptasi Kebiasaan
Baru

Pelayanan Kesehatan Ibu di Rumah Sakit

1. Pelayanan Antenatal di Rumah Sakit a. Penapisan terhadap setiap ibu hamil


berbasis MEOWS (Modified Early Obstetric Warning Score)
Apabila Rumah Sakit tidak memiliki ruangan isolasi khusus yang memenuhi
syarat Airborne Infection Isolation Room (AIIR), pasien harus dirujuk secepat
mungkin ke fasilitas di mana fasilitas isolasi khusus tersedia
2. Pelayanan Persalinan di Rumah Sakit
Ruang operasi kebidanan :  Operasi elektif pada pasien COVID-19 harus
dijadwalkan terakhir.  Pasca operasi, ruang operasi harus dilakukan
pembersihan penuh sesuai standar.  Jumlah petugas di kamar operasi
seminimal mungkin dan menggunakan Alat Perlindungan Diri sesuai standar.

Pelayanan Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit

1. Bayi yang lahir dari ibu suspek, probable, dan terkonfirmasi COVID-19
termasuk dalam kriteria suspek, sehingga penentuan status terinfeksi virus
SARS-CoV-2 dan kondisi bayi baru lahir harus segera dilakukan. a.
Pembuktian virus SARS-CoV-2 dengan swab nasofaring/orofaring segera
PENCEGAHAN Dekontaminasi - Langkah 1 : Bersihkan sarung tangan dalam larutan klorin 0.5%,
INFEKSI lepaskan dan biarkan terendam dalam larutan terebut selama 10 menit

DIAPER RUSH 1. Derah yang terkena diaper rush tidak boleh terkena air, biarkan terbuka dan
kering
2. Bersihkan kulit yg iritasi dengan kapas halus yg diberi minyak.
3. Segera bersihkan dan keringkan bayi stlh BAB DAN BAK
4. Posisi tidur anak diatur supaya tidak menekan kulit yg iritasi
5. Menjaga kebersihan pakaian dan alat untuk bayi
6. Pakaian yg terkena urine bayi direndam dg acidum borium tidak dengan
sabun, cuci bilas dan keringkan
7. Penanganan diaper rush Pemberian zinc okside (ada di soal TO 1)

Kunjungan bayi KN 3 Kali = 6-48 jam, 3-7 hari, 8-28 hari

Kunjungan bayi = 4 kali yaitu, 29-2 bulan, 3-5 bulan, 6-8 bulan, 9-11 bulan

Balita 8 kali/ tahun, SDIDTK 2 KALI/tahun

Tahapan psikologi Taking in 1-2 haripp


nifas
Taking hold 3-4 hari pp

Letting go sudah bias menerima peran baru

Ibu dengan Ibu dg hbsag positif tanpa pengobatan dan memberikan ASI kpd bayi resiko penularan
HBSAG Positif 5%, jika putting lecet ada darah hentikan pemberian ASI

pengaturan suhu Kb alamiah : pada saat ovulasi terjadi peningkatan suhu 0.30C selama kurang lebih 3
Basal hari. waktu pengukuran suhu dijam yg sama pagi stiap hari

IMD

Penghambat imd jika ibu atau bayi mengalami komplikasi selama proses persalinan.

PROGRAM
JOKOWI
SC, Tugas jaga shif Uraian kegiatan tugas jabatan fungsional Bidan kategori keahlian sesuai jenjang
jabatan, ditetapkan dalam butir kegiatan sebagai berikut: a. Bidan Ahli
Pertama,BIDAN MAHIR,

Permenpan rb no Pasal 1 Jabatan Fungsional Bidan adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup
36th 2019 tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan pelayanan asuhan
JABATAN kebidanan.
FUNGSIONAL
BIDAN Pasal 2 (1) Bidan berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang
kebidanan pada Fasyankes di lingkungan Instansi Pemerintah, atau Instansi
Pemerintah yang tugas dan fungsinya terkait dengan pelayanan kebidanan.

Pasal 5 (1) Jabatan Fungsional Bidan merupakan jabatan fungsional kategori


keterampilan dan kategori keahlian

Pasal 8 (1) Uraian kegiatan tugas jabatan fungsional Bidan kategori keterampilan
sesuai jenjang jabatan, ditetapkan dalam butir kegiatan sebagai berikut: a. Bidan
Terampil, meliputi: 1. melakukan pengkajian pada ibu hamil fisiologis; 2. melakukan
pemeriksaan laboratorium sederhana pada pelayanan kebidanan; 3. merencanakan
asuhan kebidanan kasus fisiologis sesuai kesimpulan; 4. memfasilitasi informed
choice dan/atau informed consent; 5. melakukan tindakan pencegahan infeksi; 6.
memberikan nutrisi dan rehidrasi/oksigenisasi/ personal hygiene; 7. memberikan
vitamin/suplemen pada klien/ asuhan kebidanan kasus fisiologis; 8. melaksanakan
kegiatan asuhan pada kelas Ibu hamil; 9. memberikan KIE tentang kesehatan ibu pada
individu/keluarga sesuai dengan kebutuhan; 10. melakukan asuhan Kala I persalinan
fisiologis; 11. melakukan asuhan Kala II persalinan fisiologis; 12. melakukan asuhan
Kala III Persalinan fisiologis; 13. melakukan asuhan Kala IV Persalinan fisiologis; 14.
melakukan pengkajian pada ibu nifas; 15. melakukan asuhan kebidanan masa nifas 6
jam sampai dengan hari ke tiga pasca persalinan (KF 1); 16. melakukan asuhan
kebidanan masa nifas hari ke 4-28 pasca persalinan (KF 2) 17. melakukan asuhan
kebidanan masa nifas hari ke 29-42 pasca persalinan (KF 3);

18. melakukan asuhan kebidanan pada gangguan psikologis ringan dengan


pendampingan; 19. melakukan fasilitasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada persalinan
normal; 20. melakukan asuhan bayi baru lahir normal; 21. melakukan penanganan
awal kegawatdaruratan pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR); 22. memberikan
Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan anak pada
individu/keluarga sesuai kebutuhan; 23. melakukan pelayanan Keluarga Berencana
(KB) oral dan kondom; 24. memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
tentang kesehatan reproduksi perempuan dan Keluarga Berencana (KB) pada
individu/keluarga sesuai kebutuhan; 25. melakukan promosi dan edukasi tentang
perilaku pola hidup sehat untuk remaja termasuk personal hygiene dan nutrisi; 26.
melakukan pendataan sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga Berencana/Ibu
hamil/ ibu nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita) di wilayah kerja Puskesmas melalui
kunjungan rumah; 27. melakukan tabulasi sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga
Berencana/Ibu hamil/ ibu nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita); 28. mengikuti
pelaksanaan kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) atau Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD); 29. melaksanakan pelayanan kebidanan di Posyandu/Posbindu/kampung
Keluarga Berencana (KB) atau tempat lain sesuai penugasan; dan 30. melakukan
pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah pada anak sekolah;

Pasal 27 (1) Target Angka kredit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) bagi
Bidan kategori keterampilan setiap tahun ditetapkan paling sedikit: a. 5 (lima) untuk
Bidan Terampil; b. 12,5 (dua belas koma lima) untuk Bidan Mahir; c. 25 (dua puluh
lima) untuk Bidan Penyelia.

Lintas Sektor lintas sektor Materi komunitas antara bidan desa dan pemerintah setempat

pemberian vit.K Merupakan profilaksis Diberikan setelah imd Di Paha kiri, 1 mg secara IM Pada bayi
(phytomenadione) yang tidak partus di bidan maka diberikan saat KN1 oleh bidan. Fungsi mencegah
perdarahan spontan intrakranial

komunikasi yg Komunikasi interpersonal


melibatkan suami
istri

sikap bidan yg Menyalahi kode etik bidan terhadap profesi


jualan susu formula

Ada jg budaya Menolak dan mengatakan evidence based tentang sunat perempuan itu tidak memiliki
tentang bayi keuntungan dari sisi medis. Contoh pemakaian gurita bayi skg ditinggalkan karena tdk
perempuan disunat, ada evb dari sisi medis. Jadi berikan penjelasan kepada orgtua bayi.
bidan tahu hal
tersebut tdk benar
jadi dia hanya
menempel gunting
dan kain kasa,
sikap bidan adalah

KIE komunikasi terapeutik (tujuan pengobatan dan kesembuhan psien) .

Intrapersonal (komunikasi dgn diri sendiri misalnya saat membuat pendapat terhadap
sesuatu kt berkomunikasi dgn diri sendiri) *komunikasi interpersonal : antar 2 orang.
*Komunikasi massa (komunikasi dengan leboh dari 1 orang) *Komunikasi 1 arah
(tidak ada feedback atau umpan balik) contohnya penyuluhan di tv kita hanya bisa
mendengarkan tanpa memberikan feedback ke pembicara

Apd memandikan Apron handscoen

bayi Ibu hamil + APD petugas, ruang vct


hiv mau dirujuk
apa yang disiapkan
di rs

penatalaksanaan Anemia ringan, beri fe 1x1 dosis 60 mg. evaluasi 4 minggu kemudian
ibu hamil dengan
HB 9gr/dl

KADER DESA 1 bidan 9 kader


SIAGA MANDIRI

-tujuan PWS KIA Terpantaunya cakupan dan mutu pelayanan Kia secara terus menerus

-kunjungan ulang Interval 6 bulan stlh TT 2 UNTUK mendapatkan TT 3


setelah ibu
mendapat TT2 Interval 1 thn stlh TT 3 UNTUK mendapat TT 4

Interval 1 thn stlh TT 4 untuk mendapat TT 5

- ttg informed Kolaborasi dengan dokter untuk mendapatkan surat izin terbang
asuhan pada ibu
hamil 32 mg yg
mau naik pesawat

tindakan yg Buang air kecil untuk mengosongkan kandung kemih. Tidak berhubungan
dilakukan pasien
sebelum
pemasangan IUD
Menggunakan alat peraga (dummy) misalnya tentang kb maka berikan alat peraga kb.
Tehnik penyuluhan Atau penyuluhan gizi langsung beri bentuk sayur buah sesuai porsi yg dibutuhkan.
jika ibu tidak bisa
membaca dan buta
warna

KLIMAKTERIUM

Seorang ibu punya anak umur 7 thn yg menderita kanker dan baru mendapat
kemoterapi 1 bulan yg lalu. Apakah tetap bisa imunisasi DT?? TIDAK
Tadi saya dapat kak, ibu positif covid baru melahirkan 14 hari, bayinya
negatif dan akan dibawa pulang oleh keluarga, apa kie yang harus diberikan
ke keluarga ? Gitu soalnya kak
Opsinya: KIE masih bisa menular lewat tinja 10-14 hari b. KIE masih bisa menular
lewat tinja 5 hari c. Metode kanguru mother care d. Masukkan kedalam inkubator e.
PCR ulang 5 hari lagi
disuatu daerah cakupan KB rendah, langkah yg harus diambil bidan gmna.Maka
dilakukan pembinaan prioritas intervensi sesuai masalah
Pencegahan infeksi dari Ibu ke anak, yg hiv sifilis ama hbsag PPIA, pemeriksaan
triple eliminasi
Kalau ibu dan bayi mengalami komplikasi maka
hambatan/imd post
sc
PPIA (prog HIV). Ppia dilakukan pada tm 1
Program perencanaan persalinan pencegaham komplikasi
P4K
ibu PP 24 jam dipuskesmas.bidan menyarankan untuk periksa
kembali.kapan waktu kunjungan kembali (masa pandemic)
A. 2 Hari online
B ke 5 kunjungan rumah
C. 7 hari online
D. Disarankan ke PKM
E. Buat jadwal ke posyandu
ibu melahirkan 10 hri yg lalu. Tpi byinya meninggal, ibu menangis trus, menganggap
anaknya msih hidup Ini post partum blues….
Perbedaan dgn depresi (ibu ada indikasi menyakiti diri sndiri
dalam clue soal)
Konseling KB dgn ibu yg malas minum pil, tpi lgi menyusui, dan mengeluh
perdarahan bnyak selalu nyeri Maka sarankan suntik progestin (3 bulan)
Perubahan fisik remaja masa pubertas yg di tanya tanda primer na??
Sya pilih menarche
Ibu dgn positif covid melahirkan bayi 1 jam yg lalu.. tindakan selanjutnya....
Sya pilih pemberian vit k. Asuhan bbl setelah 1 jam berarti setelah imd sesuai protap
berikan Vit K
Terdapat dua bagian fetal dan maternal, selaput ketuban ada dua kornion dan amnion,
Anatomi plasenta tali pusat, tdd 16-20 kotiledon, terbentuk sempurna UK 16 mg, diameter 15-20 cm,
tebal 2,5 cm, berat 500 gr
Hodge III SPINA ISCHIADIKA
Penurunan kepala Hodge Perlimaan
2/5
I 5/5
I-II 4/5
II-III 3/5
III 2/5
III-IV 1/5
IV 0/5
Derajat 1 = putting cekung ukuran putting normal
Derajat putting Derajat 2 = tenggelam tp masih bias diperah dg tangan
datar Derajat 3 = sangat tenggelam dan tdk bias diperah dengan tangan
 Ibu hamil preterm keluar ppv tidak nyeri, diagnose potensialnya apa :
PLASENTA PREVIA
 Inpartu buka 4 kk utuh apa yg dilakukan : observasi pemeriksaan dalam 4 jam
lagi  Post imunisaasi DPT timbul bengkak, berarti : kipi (kejadian ikutan pasca
imunisasi)  Post partum normal 10mnt yll, kontraksi keras, perdarahan normal,
tidak ada laserasi, ttv dbn, tindakan selanjutnya (pilgan : obs perdarahan, obs
laserasi, pencegahan infeksi, obs ttv, masase uterus) jawab observasi perdarahan
kala IV
 Apa fungsi IMD memberikan bounding untuk ibu dan bayi, agar bayi
mendapatkan kolostrum, membantu kontraksi uterus pada ibu agar tdk terjadi
perdarahan
 kurleb 50 tahun nyeri perut hebat, terasa ada tekanan d simfisis, emmm agak lupa
detailnya mengarah adenomiosis ( pertumbuhan endometrium di dinding uterus)
 Imunisasi yang tak boleh diberikan dg riwayat kejang yaitu DPT HB HIB
 Bidan mengumpulkan data dari kader tentang kematian bayi (lupa-lupa ingat)
berarti bidan sebagai.. peneliti
 BBL intinya matur sesuai umur kehamilan : bb>2500 gr dan uk 38-40 minggu
 Mbak-mbak sering berhubungan, keluar nanah, nyeri saat BAK, dignosa gonoroe
 UU tentang Standar pelayan keb
 BBLR KU baik AS bagus tindakan yg tepat : rawat incubator
 Psikologi ibu post partum yg suka marahmarah sensitive postpartum blues
 Perbandingan air : klorin yaitu 9 air : 1 klorin
 KOMUNIKASI jika ibu takut putting lecet (informasi)
 Kepanjangan BKB Bina keluarga balita
 Kepanjangan BKR bIna keluarga remaja ada di berkas file pdf
 Kepanjangan BKL Bina keluarga lansia ada di berkas file pdf
 PRA desa Participatory rural appraisal
 Bidan shift malam maka apa yg perlu disiapkan besok pagi ada sc Peralatan
bayi baru lahir
 Pp no 33 th 2012 PASAL 9 ttg IMD pasal 128 ttg asi eksklusif
Bb/tb(m)2
IMT <18,5 = 12-18 kg
19-24 = 11-16 kg
25-29 = 7-11 kg
>29 = 5-9 kg,kiy
INFORMED 1. IMPLIED CONSENT
CONSENT Persetujuan yang dianggap telah diberikan walaupun tanpa pernyataan resmi
jika dalam keadaan darurat dan mengancam jiwa pasien
2. Expressed consent
Persetujuan medic yang diberikan secara eksplisit baik lisan maupun tertulis
Tribina merupakan program pemberdayaan masyarakat yang dibentuk oleh BKKBN
TRIBINA dengan tujuan untuk memberikan wawasan kepada masyarakat terkait dengan
pembinaan keluarga, yang mengedepankan peran serta kepedulian anggota keluarga
guna mencapai kesejahteraan di dalam keluarga.
Tri Bina memiliki tujuan khusus untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan
orangtua maupun anggota keluarga lainnya dalam membina balita maupun remaja.
1. BKB (Bina Keluarga Balita)
BKB merupakan salah satu bagian dari Tribina yang khusus mengelola tentang
pembinaan terhadap balita. Tujuan dari BKB yaitu untuk menambah wawasan
serta meningkatkan ketrampilan orangtua dalam mengasuh balitanya.
Pembinaan tersebut meliputi pola asuh balita, perhatian orang tua terhadap
fungsi motorik balita, gizi seimbang bagi balita, dan lain-lain. Hubungan
antara orangtua dan balita memiliki pengaruh yang besar bagi balita untuk
masa mendatang.
1. Pola pengasuhan anak usia dini Dalam pengasuhan anak, a. Kebutuhan
kesehatan dan gizi b. Kebutuhan kasih sayang c. Kebutuhan stimulasi
2. Prinsip Gizi Seimbang a. Makan beraneka ragam makanan
b. Membiasakan pola hidup bersih sejak dini c. Membiasakan anak untuk
beraktivitas fisik di luar rumah d. Memantau berat badan balita
2. BKR (Bina Keluarga Remaja)
program PUP (Pendewasaan Usia Perkawinan) yang membahas tentang
tingkat kematangan usia perkawinan.
3. BKL (Bina Keluarga Lansia)

1. Desa siaga ad bxk bumil gak mau periksa program ap yg bagus untuk
meningkatkan kesadaran bumil yaitu kelas ibu hamil.
2. Normal lingkar kepala bayi 34,5-40,0cm
3. Bayi di rujuk Krn infeksi tali pusat penanganannya (materi mtbm) Dosis
ampisilin pada neonatus > 2 kg adalah 7-150 mg/kg BB/hari terbagi dalam 3
dosis. Sedangkan vankomisin dapat diberikan dengan dosis 10-15 mg/kgBB
setiap 8-12 jam. Pemberian gentamisin pada neonatus < 7 hari diberikan
dengan dosis 5 mg/kg/hari terbagi dalam 2 dosis.
4. Inpartu 23 THN suamix positif HIV 2 bulan lalu . Lakukan pemeriksaan
5. Ad penanganan kejang tindakan awalx Mgso4
6. Plasenta Previa dgn bumil 28 mgg tindakanx ap Tirah baring
7. Bayi asfiksia d rujuk dr PKM tindakanx awalx ap haikal
8. Menopause yg turun hormon ap dia emosian dan dadanya berdebar Estrogen
(Estrogen merupakan jenis hormon yang sangat berkaitan dengan perubahan
suasana hati tersebut. Hal ini karena estrogen juga ikut memengaruhi fungsi
otak yang mengontrol emosi dan suasana hati.)
9. -Ibu nifas bayi nya meninggal 5 hari yg lalu menangis menjerit n tdk percaya
bayi nx meninggal trmsk dalam fase apa? Fase taking hold kalau perubahan
psikologis. Kalau tindakan tidak percaya adalah DENIAL
10. -syarat utama pengurusan str hrs mempunyai? Sertifikat kompetensi

SIPB
PMK/28/2017 Pasal 7 (1) SIPB diterbitkan oleh Instansi Pemberi Izin yang ditunjuk pada Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota. (2) Penerbitan SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus ditembuskan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. (3) Dalam hal Instansi
Pemberi Izin merupakan dinas kesehatan kabupaten/kota, Penerbitan SIPB
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak ditembuskan.

1. Pengetahuan umum, keterampilan dan perilaku yang berhubungan dengan


STANDAR ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan kesehatan professional
KOMPETENSI 2. Pra konsepsi, KB dan ginekologi
BIDAN 3. Asuhan konseling selama kehamilan
4. Asuhan selama persalinan dan kelahiran
5. Asuhan pada ibu nifas dan menyusui Pernyataan Kompetensi ke-5: Bidan
memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan
tanggap terhadap budaya setempat.
6. Asuhan pada bayi baru lahir Pernyataan Kompetensi ke-6: Bidan memberikan
asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai
dengan 1 bulan.
7. Asuhan pada bayi dan balita Pernyataan Kompetensi ke-7: Bidan
memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan balita
sehat (1 bulan – 5 tahun).
8. Kebidanan komunitas Pernyataan Kompetensi ke-8: Bidan merupakan
asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada keluarga, kelompok dan
masyarakat sesuai dengan budaya setem
9. Asuhan pada ibu / wanita dengan gangguan reproduksi Pernyataan
Kompetensi ke-9: Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan
gangguan sistem reproduksi.
1. Legislasi 1) Pengertian Legislasi adalah proses pembuatan undang-undang atau
Legislasi, penyempurnaan perangkat hukum yang sudah ada melalui serangkaian kegiatan
Registrasi, Lisensi sertifikasi (pengaturan kompetensi), registrasi (pengaturan kewenangan), dan lisensi
(pengaturan penyelenggaraan kewenangan). 2) Tujuan Legislasi Tujuan legislasi
adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan yang telah
diberikan. Bentuk perlindungan tersebut adalah meliputi :
a) Mempertahankan kualitas pelayanan
b) Memberi kewenangan
c) Menjamin perlindungan hukum
d) Meningkatkan profesionalisme

STR (Surat Tanda Registrasi) adalah bukti Legislasi yang dikeluarkan oleh Majlis
Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) atas nama Kementrian Kesehatan menyatakan
bahwa bidan berhak menjalankan pekerjaan kebidanan.
2. Registrasi 1) Pengertian Menurut Permenkes No 1464/Menkes/X/2010, registrasi
adalah proses pendaftaran, pendokumentasian dan pengakuan terhadap bidan, setelah
dinyatakan memenuhi minimal kompetensi inti atau standar penampilan minimal yang
ditetapkan, sehingga secara fisik dan mental mampu melaksanakan praktik profesinya
3. Lisensi 1) Pengertian Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh
pemerintah atau yang berwenang berupa surat ijin praktik yang diberikan kepada
tenaga profesi yang telah teregistrasi untuk pelayanan mandiri. BENTUK LISENSI
ADALAH SIPB
ISSUE ETIK
ISSUE ETIK DAN Bidan menuruti kemauan pasien tetapi ketika ada masalah persepsi pasien dan
DILEMA ETIK keluarga menyalahkan bidan
DILEMA ETIK
Bingung menentukan antara memilih kemauan pasien tapi membahayakan ibu atau
mengikuti kemauan pasien tetapi bertentangan dengan kode etik profesi.
Isu Moral adalah merupakan topik yang penting berhubungan dengan benar dan salah
ISSUE MORAL dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh nilai-nilai yang berhubungan dengan
DAN DILEMA kehidupan orang sehari - hari menyangkut kasus abortus euthansia, keputusan untuk
MORAL terminasi kehamilan. Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana
dihadapkan pada dua alternatif pilihan, yang kelihatanya sama atau hampir sama dan
membutuhkan pemecahan masalah.
1. Utilitarisme Bentuk utilitarisme ada 2, yaitu: Berdasarkan tindakan, bahwa
TEORI setiap tindakan ditujukan untuk keuntungan Berdasarkan aturan, bahwa setiap
PENGAMBILAN tindakan didasarkan pada prinsip kegunaan dan aturan moral
KEPUTUSAN 2. DEONTOLOGI setiap manusia punya intuisi akan kewajiban dan semua
kewajiban berlaku langsung pada diri kita
3. Hedonism sesuai kodratnya, manusia mencari kesenangan dan menghindari
ketidaksenangan. Hal terbaik adalah menggunakan kesenangan dengan baik
dan tidak terbawa oleh kesenangan.
4. Eudemonisme dalam setiap kegiatan manusia mengejar suatu tujuan ingin
mencapai sesuatu yang baik. Semua orang akan setuju bahwa tujuan hidup
akhir manusia adalah kebahagiaan (eudemonia).

Kohort

SDIDTK
1. Pertemuan 1 = perkenalan, penjelasan kelas ibu hamil, materi tentang
KELAS IBU kehamilan
HAMIL 2. Pertemuan 2 = review pertemuan 1 materi, tentang persalinan
3. Pertemuan 3 = review, materi penyulit, penyakit dan tanda bahaya pada
kehamilan
4. Pertemuan 4 = review, materi tentang bbl dan menyusui
PENANGANAN
TROMBOFLEBITI 1. Terapi medic = pemberian antibitotik dan analgetik
S 2. Anjurkan ambulasi dini dan jauhkan dari tekanan untuk mengurangi nyei lebih
jauh
3. Tinggikan tungkai untuk mengurangi bengkak , jangan menggantung lebih
dari1 jamberikan penyokong kaki
4. Sediakan stoking
5. Anjurkan tirah baring dan meninggikan daerah yg terkena
ASFIKSIA BERAT A.S = 0-3
Klasifikasi asfiksia ASFIKSIA SEDANG = 4-6
ASFIKSIA RINGAN 7-8
TIDAK ASFIKSIA 9-10

Syarat pembentukan kmpung KB krn ckupan kb d kmpung rendah


Pertama, tersedianya data penduduk yang akurat. Kedua, dukungan dan komitmen
Pemerintah Daerah. Ketiga, partisipasi aktif masyarakat.
1. Brpa hri str d trbtkan konsil kebidanan sejak pengajuan str d terima ... 30 hari
2. kelas yg berkaitan dgn penyuluhan persiapan bersalin Sdh ada di fr sebelumx.
Kelas bumil kunjungan ke 2
3. Bukan tentang menjarangkan,atau menunda ya...ini lebih kpd tindakan bidan
membiarkan klien memilih menentukan dan mengambil kputusan itu di masuk
dlm peran bidan sbg apa..
4. vit utk bayi ru lahir Tadi tdk ada pilihan vit K. Yg ada hnya pilihan VIT B,VIT
C ,VIT D JAWABANNYA VIT D
5. selain merujuk cara bidan mengatasi kegawat daruratan pda klien YAITU
Kolaborasi dengan dokter
6. makanan yg di larang utk Ibu yg sulit BAB Olahan susu
7. Apa saja kompetensi bidan dalam pemeriksaan kehamilan.. (Palpasi
abdomen)
Keterampilan dasar 1) Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan
serta menganalisa pada setiap kunjungan. 2) Melaksanakan pemeriksaan fisik
3) Melaksanakan pemeriksaan abdomen secara lengkap. 4) Melakukan
penilaian pelvic,. 5) Menilai keadaan janin selama kehamilan. 6) Menghitung
usia kehamilan dan menentukan perkiraan persalinan. 7) Mengkaji status
nutrisi ibu hamil. 8) Mengkaji kenaikan berat badan ibu hamil 9) Memberikan
penyuluhan pada klien / keluarga mengenai tanda-tanda berbahaya. 10)
Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan, hyperemesis
gravidarum tingkat 1, abortus iminen dasn preeklamsi ringan. 11) Menjelaskan
dan mendemostrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan yang lazim terjadi
dalam kehamilan. 12) Memberikan imunisasi pada kehamilan. 13)
Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan melakukan
penanganan yang tepat termasuk merujuk 14) Memberikan bimbingan dan
persiapan untuk persalinan. 15) Memberikan bimbingan dan penyuluhan
mengenai perilaku kesehatan selama hamil. 16) Penggunaan secara aman
jamu/obat-obatan tradisional yang tersedia.

8. Makanan untuk ibu hamil yg hiperemesis ..(pilihannya jenis2 makanan,, pilih


yg tidak ada sambal,, tidak ada soft drink)
9. Ibu hiperemesis beri cairan.. (dextrose 5℅)
10. Bidan beri konseling n memberikan hak pada pasien untuk menentukan sndiri
pilihannya.. (Hak autonomi/otonomi)
11. Bidan beri penyuluhan pada kelompok ibu nifas,, kader,, peran bidan..
12. Ibu akan bersalin,, kluarga n suami tidak boleh mendampingi,, bidan mlanggar
(Hak ibu untuk mendapat pendampingan)
Konseling KB dgn ibuyg malas minum pil, tpi lgi menyusui, dan mengeluh
perdarahan bnyak selalu nyeri. ..
Jgn memilih kb yg kombinasi dan IUD, pilih suntik progestin

PENCEGAHAN
INFEKSI

Jika otoklaf
terbungkus/tidak
terbungkus

. Uu IMD (PERPU no. 33 thn 2012) (PERPU no. 33 thn 2012)

1. Progrm pemrintah utk msalah kenaikan kelahiran akibat covid apa


mengoptimalkan peran Penyuluh Keluarga Berencana (PKB), melalui media
daring.
2. Gangguan kenyamanan pada ibu pramenopause sperti gelisah,, nyeri saat
senggama,, hot flush,, disebabkan krna.. (Penurunan hormon estrogen,,
peningkatan FSH dan LH, pilihan lainnya lupa) Penurunan estrogen
3. 3.ada soal kode etik bidan jika bidan memeriksa pasien tpi gordennya gk
ditutup jdi itu langgar kode etik pilihannya benefience, malefience dll....
Melanggar benefience
4. Apa KIE yg diberikan jika didesa tsb prcya dgn adat agr menikah umur 17
tahun.. resiko pernikahan dini,
5. Saat bidan lakukan pmriksaan tiba2 pasien mrsakan sakit dn meminta berhenti,
dn bidan tsb menghentikan dn mencatat direkam medik. Pertanyaan nya
Apakah ada hak klien yg blm trpenuhi..? Opsi nya, a.tidak ada Krn bidan
telah ,brhnti mmriksa sesuai permintaan klien. B tidak ada Krn bidan telah
mlkukan sesuai dgn SOP. C ada Krn pasien telah menolak diperiksa dll.
6. Ttg efek Vaksin td. Demam ringan dan menggigil. Sakit kepala. Nyeri otot
Asifksia opsinya, resusitasi, hangatkan, rangsang taktik dll.
Langkah awal :HAIKAL Penilaian : apkh BBL bernapas atau menangis? Apakah
BBL memiliki tonus otot yg baik? Jika salah satu tidak lakukan resusitasi Jika DJ<100
lakukan VTP
Brp tets infus yg dibrkan pada bayi diare dehidrasi berat..

Ibu gunakan KB suntik dn ingin ganti pke Pil kapankah diberikan? Opsinya.
Menunggu sikluss haid berikutnya, saat itu juga, dn dbrikan jadwalpenyuntikan
berikutnya dll..
Diberikan saat jadwal penyuntikan selanjutnya
1. Ibu gunakan pil mual muntah. Opsinya. Brhnti minum pil, ulangi minum pil .
D. Bila klien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, minumlah
pil yang lain, atau gunakan metode kontrasepsi lain bila klien berniat
melakukan hubungan seksual pada 48 jam berikutnya. Kalau mual muntahnya
berkepanjangan ganti KB
2. Wanita yg haidnya byk LBH dri 10 hari , bgmn asuhan tepat. Opsi, kolaborasi,
berikan antibiotik. Dll Berikan pik kombinasi 1x1 selm 3 blm,
1. Usia 21 bulan balita udh bisa apa, opsi. Bisa dduk tanpa dipegan, nendan bola,
KPSP coret2 dll. Menendang bola
2. umur 5-6 tahun dtg diposyandu apa apa yg diperiksa.
KPSP
3. KpsP ibu jawab ya nilainya 9. Opsinya, lanjutkan asuhan, ulangi 2 mg lgi.
Butuh penanganan dll
lanjutkan asuhan (ADA DI MATERI LATIHAN SOAL YAH
cari kpsp)
4. Jika KPSP 9-10 normal dan kunjungan ulangnya setiap:
Kalau usia dbwh 2th follow up 3bln
Kalau diatas 2 th follow up 6 blm
CARA MENILAI KPSP
1. Hitung jumlah YA
2. Jika YA 9-10 MAKA sesuai (s)
3. Jika YA 7-8 maka MERAGUKAN (M) Kunjungan ulang 2 minggu
kemudian jika setelah kunjungan dan jawabannya tetap 7-8 maka
PENYIMPANGAN (P) = rujuk
4. Jika jawaban YA <6 = PENYIMPANGAN (P) Memerlukan pemeriksaan lebih

1. Ruangan khusus di rs untuk pasien inpartu posotif covid Ruangan isolasi /


ruang bertekanan negatif
2. Desinfektan ruang operasi di saat pandemi pakai apa klorin
BIRU = NEGATIF
REDUKSI URINE Biru kehijauan = sedikit
IBU HAMIL Hijau kekuningan = +1
Kuning kehijauan = +2
Coklat = +3
Bata = +4
1. Bayi lahir dg berat 2000 reflek hisap lemah itu dikasih asinya pakai
Pemberian ASI apa,pilihannya pakai sendok,pipet,sama menggunakan selang ngt
BBLR APABILA Bayi KU normal Dapat diberikan asiperah DG PIPET,Sendok
2. Bayi dg UK <34 minggu BB <1500 GR refleks hisap belum baik maka
berikan NGT

penanganan bayi yg 1. Prosedur Klinis pada Bayi Baru Lahir dari Ibu dengan Status Suspek,
terpapar covid Probable, dan Terkonfirmasi COVID-19. a. Bayi baru lahir dari ibu suspek,
probable, dan terkonfirmasi COVID-19 dianggap sebagai bayi COVID-19
sampai hasil pemeriksaan RT-PCR negatif. Tindakan yang dilakukan pada
bayi baru lahir tersebut disesuaikan dengan periode continuum of care pada
neonatus. b. Tindakan resusitasi, stabilisasi dan transportasi (aerosol
generated).  Tindakan dilakukan pada 30 detik pasca persalinan apabila pada
evaluasi bayi terdiagnosa tidak bugar (tidak bernapas dan tidak bergerak).
2. Prosedur klinis pada bayi baru lahir tanpa gejala :  Periode 30 detik – 90
menit pasca lahir pada bayi baru lahir tanpa gejala: √ Penundaan penjepitan
tali pusat (Delayed Cord Clamping) tidak dilakukan, sebagai upaya
pencegahan penularan baik secara droplet maupun aerosol (udara) serta untuk
mempercepat pemisahan ibu dan bayi baru lahir ke ruang/area khusus untuk
prosedur stabilisasi selanjutnya. √ Inisiasi Menyusu Dini (IMD) ◦ Tenaga
kesehatan harus melakukan konseling terlebih dahulu mengenai bahaya dan
risiko penularan COVID-19 dari ibu ke bayi, manfaat IMD, serta manfaat
menyusui (dilakukan pada saat antenatal atau menjelang persalinan). ◦ IMD
dilakukan atas keputusan bersama orang tua.

Bidan & dokter menolong persalinan, namun bayi tdk terselamatkan, dokter meminta
PRINSIP utk merahasiakan dari ibu,namun bidan ttp menyampaikan kpd keluarga,
INTEGRITAS prinsip etika profesi apa kah posisi bidan ? Prinsip integritas
KEWENANGAN BIDAN DI PMB = KIA,KB, KESPRO
PMK/28/2017
PASAL 18
Pemeriksaan yg tidak dilakukan sebelum operasi? (Radiologi,ekg,serologis)
RADIOLOGI
BAKSOKUDO
KONSELING
RUJUKAN
Mau pasang DC/kateter minta persetujuan ke keluarga dengan lisan apa tulisan?
LISAN
1. Kapan pemberian ARV pada bayi 6-12 jam pada bayi baru lahir terkonfirmasi
2. Ada juga tugas bidan ship malam untuk persiapan operasi, tugas bidan post
operasi mioma. Observasi
3. Desa siaga tanggung jawab olh siapa. u pilih td kepala desa kk.. tdk tau bnar
ap tdk kak.. plihan nya it ad bidan desa, kapus, kepala dinas, kpala desa,,
Kepala desa

Optimalisasi pelayanan kesehatan pada remaja di puskesmas


PKPR
1. CAMPAK = demam ringan, ruam, gangguan SISTEM SARAF
KIPI 2. DPT = Reaksi lokal, kemerahan bengkak nyeri pd aera suntikan, demam
ringan, kejang.
1000 HPK
Program
sPENCEGAHAN
STUNTING
1. DENIAL = tahap menolak kesedihan
5 TAHAP SEDIH 2. ANGER = melampiaskan kesedihan dalam bentuk marah
3. BARGAINING =tawar menawar/ berandai-andai
4. DEPRESSION = Mulai merasakan kesedihan
5. ACCEPTANCE= penerimaan

AKTIF alami= sembuh dari sakit


IMUNITAS AKTIF buatan = vaksin
PASIF alami = dari plasenta ke janin atau ASI
PASIF buatan = serum

Ibu kala 2, bidan beri mkanan/mnuman yg sperti ap.. minuman elektrolit, buah2an,
bubur lumat

Anda mungkin juga menyukai