USIA KEHAMILAN
PSIKOSIS
jam smp 2-3 tahun 2. Sering bingung perasaan/pikiran dari 2. Ada usaha mnyakiti anak
PP 3. Pikiran tidakn senang tbtb sedih atau dan diri sendiri.
beraturan takut
2. Tbtb panic
3. Menganggap anak
makhluk lain
TINGKAT HIPEREMESIS GRAVIDARUM
24. Susur
I. TANDA GEJALA KALA II
1. VII. ASUHAN BBL
Doran
Teknus 25. Nilai/letak (di perut ibu)
Perjol 26.Kering/ganti (kain)
vulka OKSI
27. Cek TFU
II. SIAP ALAT/SIAP DIRI
28. Beritahu ibu
8. PD 38. Massase
IX. PERDARAHAN
9. Celup (cuci bersih sartang)
39. Plasenta/robekan
10. DJJ
IV. SIAP IBU & KELUARGA
40. Robekan /plasenta
X. ASUHAN POSTPARTUM
11. Ibu
41. Kontraksi
12. Bapak/keluarga (informasi)
42. Celup sartang ( klorin, DTT, keringkan)
13. His = (+) pimpin EVALUASI
Puji
(-) istirahat
43. KK Kosong
Minum 44. Ajari ibu/keluarga
DJJ 45. Evaluasi jumlah darah
14. Posisi ibu nyaman 46. Hitung nadi
V. SIAP TOLONG
47. Pantau bayi
15. Handuk BERSIH/AMAN
16. Bokong 48. Dekontaminasi alat
17. Buka 49. Buang (kasa terkontaminasi)
18. Sarung 50. Ibu (dibersihkan)
VI. TOLONG 51. Nyaman ibu
KEPALA 52. Dekontaminasi (bed dan clemek)
19. Lindungi 53. Celup sartang & lepas terbalik
20. Cek (lilitan) 54. Cutang
21. Tunggu (putaran) 55. Sartang DTT (setelah IMD pakai sartang DTT)
BAHU 56. Mata, VIT K, timbang, periksa bayi
22. Biparietal 57. Hepatitis B 1 JAM stlh vit K
BADAN
23. Sangga 58. Lepas sartang
59. Cuci tangan
DEKONTAMINASI
60. PARTOGRAF
HARI BESAR KESEHATAN
15 Januari = Hari Kanker Anak Sedunia
31 Januari 2021 = Hari Kusta Sedunia
4 Februari = Hari Kanker Sedunia
24 Maret = Hari TB sedunia HORMON PADA KEHAMILAN
7 april = Hari Kesehatan Sedunia
8 April = Hari Anak Balita
10 April = Hari meluas malaria sedunia
HORMON=HCG
11 April 1. Dihasilkan
hari kanker tulang sedunia oleh tropoblas dalam
17 april = hari hemophilia sedunia
plasma dan dapat di deteksi pada
18 april = hari diabetes nasional
minggu ke-2 setelah konsepsi
22 april = hari DBD 2. Kadar HCG Rendah = KET, abortus,
24 April = hari imunisasi
IUFD
1 mei = hari asma
8 mei
3. KADAR HCG Tinggi = gemeli,
= hari palang merah sedunia
10 mei = hari lupus seduniasindrom down, molahidatidosa
29 meiHormon =Plasenta Diproduksi
hari lanjut usia nasional oleh plasenta semenjak UK 2
31 meiLaktogen/Hormon minggu.sedunia
= hari tanpa tembakau Hormone ini berfungsi mengantarkan
17 juliCorionic = hari saka bakti husada
nutrisi untuk janin dan merangsang kelenjar
23 juliSomatomamotropin
= hari anak nasional
susu.
1 agustus
Estrogen = hari remaja TMasia I = Mual muntah
1-7 agustus = pecan ASI Sedunia
TM II = Pembesaran saluran susu
04-12september = pecan peduli hepatitis B
Progesterone
15 september Memicusedunia
= hari peduli limfoma = munculnya rambut halus pd yaudara
16 september dan perut,pusing,
= hari pangan nasional mual, muntah, sembelit
oksitosin = hari PMI Pada persalinan.
17 september
24 september = hari jantungMelenturkan
sedunia leher Rahim pada akhir
28 september = hari rabies sedunia
kehamilan sehingga bayi lebih mudah keluar.
30 september = hari hati sedunia
Menstimulasi putting susu untuk produksi air
9 Oktober = hari penglihatan
susu sedunia
shg stlh lahir bayi lgsg menyusu.
10 oktober = hari kesehatan jiwa sedunia
Prolactin Akan meningkat sebanyak 10-20x lipat ketika
15 oktober = hari cuci tangan pakai sabun sedunia
18 oktober hamil
= hari menopause sedunia
20 oktober Bermanfaat
= hari osteoporosis dlm mempersiapkan jaringan
sedunia/nasional
24 oktober payudara untuk menyusui dan membantu
= hari dokter nasional
12 november = HKN menghasilkan produksi ASI yang melimpah.
15 november = hari penyakit paru
28 november = hari menanam pohon Indonesia
1 desember = hari AIDS sedunia
3 desember = hari penyandang cacat sedunia
5 desember = hari relawan sedunia
20 desember = hari kesetiakawanan social nasional
22 desember = hari ibu
27 desember = hari kesatuan gerak PKK
KISI-KISI SKB
1. Kompetensi Bidan
a. Aspek kompetensi Bidan
Jannah (2016) mengatakan kompetensi bidan meliputi tiga aspek yaitu aspek pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill), dan perilaku (attitude) yang harus seimbang karena pendidikan
bidan merupakan pendidikan akademik professional. Evaluasi terhadap kompetensi bidan harus
mencangkup tiga aspek tersebut. Evaluasi pengetahuan merupakan evaluasi kognitif yang
mencangkup pemahaman dan keterampilan atau psikomotor. Evaluasi perilaku meliputi kualitas
personal dan perilaku tentang kebidanan, perilaku terhadap klien dan rekan sejawatnya.
Bloom (dalam Sudjana, 2002), mengatakan bahwa hasil evaluasi terbagi menjadi tiga ranah yaitu
ranah kognitif, ranah psikomotorik dan
ranah afektif.
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu: pengetahuan
atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2) Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan,
partisipasi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3) Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik berkenaan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak yang terbagi
dalam enam aspek yaitu gerak reflek, keterampilan gerakan dasar, kemampuan membedakan
secara visual, ketrampilan dibidang fisik, ketrampilan kompleks dan keterampilan komunikasi.
Kepmenkes No. 229 tahun 2010 : pedoman rawat gabung ibu dan bayi
Permenkes no 97 tahun 2014 : pelayanan kesehatan pra hamil, hamil, persalinan, nifas,
kb kespro
PUSKESMAS
Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan,
pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menyelenggarakan kegiatan secara menyeluruh terpadu yang berkesinambungan pada suatu
masyarakat yang bertempat tinggal pada suatu wilayah tertentu.
sesuai dengan keadaan geografi , luas wilayah, sarana perhubungan, dan kepadatan penduduk dalam wilayah
kerja puskesmas. Agar jangkauan pelayanan puskesmas lebih merata dan meluas. Puskesmas perlu ditunjang
dengan:
1. Pustu
2. Bidan Desa
3. Pusling
4. Posyandu
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga Negara secara minimal.
1. Kesesuaian kewenangan
2. Ketersediaan
3. Keterjangkauan
4. Kesinambungan
5. Keterukuran
6. Ketepatan sasaran
1. Peningkatan kesehatan
2. Perlindungan spesifik
3. Diagnosis dini dan pengobatan tepat
4. Pencegahan kecacatan
5. Rehabilitasi
GERMAS
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
Adalah gerakan yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan
dan perilaku masyarakat yang kurang sehat.
Program ini memiliki beberapa focus/ infrastruktur dasar yang menjadi pondasi dari GERMAS, yaitu:
7 Langkah GERMAS yang dapat menjadi panduan menjalani pola hidup yang lebih sehat
1. CERDIK
Merupakan langkah preventif yang dibuat agar masyarakat yang masih sehat dan bugar dapat terhindar
dari berbagai Penyakit Tidak Menular (PTM).
Program CERDIK terdiri dari :
2. PATUH
Program PATUH adalah program yang dibuat untuk pasien penyandang Penyakit Tidak Menular
(PTM) agar penyakit tidak semakin parah dan tetap terkontrol kesehatannya.
IMUNISASI
1. Kekebalan aktif
Perlindungan yang dihasilkan oleh system kekebalan seseorang sendiri dan menetap seumur hidup.
a. Kekebalan aktif alami
Didapatkan ketika seseorang menderita suatu penyakit yang disebabkan virus atau bakteri
(cacar air).
b. Kekebalan aktif buatan
Didapatkan dengan pemberian vaksin.
2. Kekebalan pasif
Diperoleh dari luar tubuh bukan dibuat oleh tubuh itu sendiri
a. Pasif alami
Kekebalan yang didapat dari ibu melalui plasenta saat masih dalam kandungan atau kekebalan
yang didapat dari kolostrum.
b. Pasif buatan
Diperoleh dengan menyuntikkan antibody yang di ekstrak dari satu individu ke tubuh orang
lain sebagai serum. Contoh pemberian serum antibisa kepada orang yang dipatuk ular.
STUNTING
1. Kondisi dimana balita memiliki panjang/tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur.
2. Kondisi ini diukur dengan panjang/tinggi badan yang lebih dari minusndua standar deviasi (-2 SD)
median standar pertumbuhan anak dari WHO.
3. Balita STUNTING termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor, seperti kondisi
social ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi.
4. Balita stunting di masa yangakan datang akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan
fisik dan kognitif yang optimal.
1. Kondisi kesehatan dan gizi ibu sebelum dan saat hamil serta setlah melahirkan mempengaruhi
pertumbuhan janin dan resiko terjadinya stunting.
2. Faktor lainnya yang memengaruhi pada ibu:
a. Postur ibu pendek
b. Jarak kehamilan yang terlalu dekat
c. Ibu yang masih remaja
d. Asupan nutrisi yang kurang saat kehamilan
Nutrisi yang diperoleh sejak bayi lahir tentunya sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan termasuk resiko
terjadinya stunting.
1. Kondisi social ekonomi dan situasi tempat tinggal juga berkaitan dengan terjadinya stunting.
2. Terkait dengan kemampuan asupan yang bergizi dan pelayanan kesehatan untuk ibu hamil dan balita
3. Sanitasi dan keamanan pangan.
DAMPAK STUNTING
1. Jangka pendek
a. Meningkatkan kejadian mortalitas dan morbiditas
b. Perkembangan kognitif, motoric dan verbal kurang optimal
c. Peningkatan biaya kesehatan
2. Jangka panjang
a. Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa ( tdk sesuai umur)
b. Meningkatkan resiko obesitas
c. Menurunkan kesehatan reproduksi
d. Kapasitas belajar dan performa kurang optimal saat masa sekolah
e. Produktifitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal
UPAYA PENJEGAHAN
1. Stunting merupakan salah satu target SDGs yang termasuk pada tujuan pembangunan berkelanjutan ke
2 yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030 serta mencapai
ketahanan pangan.
2. Target yang ditetapkan adalah menurunkan angka stunting hingga 40% pada tahun 2025.
3. Pemerintah menetapkan stunting sebagai salah satu program prioritas.
4. Berdasarkan Permenkes no. 39 tahun 2016 tentang pedoman penyelenggaraan PIS-PK. Upaya yang
dilakukan untuk menurunkan prevalensi stunting sbb:
a. Ibu hamil dan ibu bersalin
1) Intervensi kepada 1000 HPK
2) Jaminan mutu ANC Terpadu
3) Peningkatan persalinan di fasyankes
4) Menyelenggarakan program Pemberian Makanan Tinggi Kalori, Protein dan Mikronutrien
(TKPM)
5) Deteksi dini PTM dan PM
6) Pemberantasan cacingan
7) Meningkatkan transformasi KMS pada buku KIA
8) KIE IMD dan ASI Eksklusif
9) KIE KB
b. Balita
1) Pemantauan pertumbuhan
2) PMT untuk balita
3) KPSP
4) Pelayanan kesehatan optimal
c. Anak sekolah
1) Revitalisasi UKS
2) Menguatkan kelembagan tim UKS
3) Program Gizi Anak Sekolah (PROGAS)
4) Sekolah sebagai kawasan bebas rokok dan narkoba
d. Remaja
PHBS, gizi seimbang, tidak merokok, tidak narkoba, pendidikan KESPRO
e. Dewasa muda
1) Penyuluhan KB
2) Deteksi PTM dan PM
3) PHBS, gizi seimbang, tidak merokok, tidak narkoba, pendidikan KESPRO
KONSEP
KEBIDANAN
DAN
A. Filosofi Kebidanan
ETIKOLEGA
Filosofi kebidanan meliputi 4 aspek yaitu bahwa hamil, bersalin dan nifas adalah hal yang
L DALAM
fisiologis.
PRAKTIK
B. PARADIGMA KEBIDANAN
KEBIDANAN
Bidan dalam memberikan pelayanan berpegang pada paradigm berupa pandangan terhadap:
1. Manusia/perempuan
2. Lingkungan
3. Perilaku
4. Keturunan
5. Pelayanan kebidanan
a) Layanan primer
b) Layanan kolaborasi
c) Layanan rujukan
C. PERAN BIDAN
1. Pelaksana
a) Tugas mandiri
b) Tugas kolaborasi
c) Tugas rujukan
2. Pengelola
a) Tugas pengembangan pelayanan dasar kesehatan
b) Tugas partisipasi dalam TIM
3. Pendidik
a) Pendidik dan penyuluh kesehatan
b) Pelatih dan pembimbing kader
4. Peneliti/Investigator
a) Mengidentifikasi kebutuhan ivestigasi yang akan dilakukan
b) Menyusun rencana kerja pelatihan
c) Melaksanakan investigasi sesuai rencana
d) Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi
e) Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut
f) Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan program kerja
atau pelayanan kesehatan
D. FUNGSI BIDAN
1. Fungsi Pelaksana
a) Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga dan masyarakat
b) Melakukan asuhan kebidanan
c) Menolong persalinan normal, patologis tertentu, merawat bayi, ibu nifas dan menyusui,
balita anak prasekolah dan KB.
d) Memberikan bimbingan kespro, menopause sesuai wewenang.
2. Fungsi Pengelola
a) Mengembangkan konsep pelayanan kebidanan bagi individu, keluarga dan masyarakat
b) Menyusun rencana, memimpin koordinasi, melakukan kerjasama, memimpin evaluasi hasil
kegiatan TIM/unit pelayanan kebidanan
3. Fungsi Pendidik
a) Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga dan masyarakat
b) Membimbing dan melatih dukun bayi, serta kader, memberi bimbingan kepada bidan,
mendidik bidan atau tenaga kesehatan lain sesuai keahliannya.
4. Fungsi Peneliyi
a) Melakukan evaluasi, pengkajian, survey dan penelitian yang dilakukan sendiri/kelompok.
b) Melakukan penelitian kesehatan dan KB.
FR BIDAN TERAMPIL
Salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di bidang
kesehatan baik pada masyarakat maupun pada keluarga adalah pendekatan
komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE). Artinya bahwa harus ada komunikasi
antara bidan dengan masyarakat, kemudian melalui komunikasi pula bidan
memberikan informasi dan melakukan pendidikan kesehatan.
PERAN BIDAN
1. Pelaksana
Bidan sebagai pelaksana memberikan pelayanan kebidanan kepada wanita dalam
siklus kehidupannya yaitu asuhan ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas,
neoantus, bayi anak dan balita, remaja, masa antara, keluarga berencana dan
lansia.
a. Tugas Mandiri
RINGKASAN
1) Melakukan manajemen kebidanan
2) Memberikan asuhan seputar daur hidup manusia dengan
melibatkan keluarga
3) Memberikan asuhan kegawatdaruratan sesuai kewenangan
4) Membuat pelaporan setiap asuhan.
b. Tugas Kolaborasi
RINGKASAN
1) Melakukan manajemen kebidanan sesuai fungsi kolaborasi
2) Mengkaji dan memberikan asuhan komprehensif dengan risiko
tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi serta melibatkan keluarga
c. Tugas Rujukan
RINGKASAN
1) Menerapkan manajemen kebidanan sesuai fungsi keterlibatan
keluarga dan klien
2) Memberikan asuhan komprehensif dengan penyulit tertentu
melalui konsultasi dan rujukan atas kegawat daruratan serta
melibatkan klien dan keluarga.
2. Pengelola
3. Pendidik
Memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien 2) Melatih dan
membimbing kader.
4. Peneliti/Investigator (Mandiri/Team)
FUNGSI BIDAN
a. Fungsi Pelaksana
1) Melakukan KIE sesuai hasil temuan intervensi
2) Melakukan asuhan kebidanan komprehensif normal, kasus patologis
tertentu, resiko tinggi dan dengan risiko tinggi.
3) Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan prasekolah
4) Memberi pelayanan keluarga berencana sesuai dengan wewenangnya
5) Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus gangguan
sistem reproduksi, termasuk wanita pada masa klimakterium internal
dan menopause sesuai dengan wewenangnya.
b. Fungsi Pengelola
1) Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat yang didukung oleh
partisipasi masyarakat.
2) Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan
unit kerjanya.
3) Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.
c. Fungsi Pendidik
1) Memberikan penyuluhan kepada komunitas
2) Melatih dukun bayi dan kader
3) Membimbing para bidan maupun nakes lain sesuai keahlian
d. Fungsi Peneliti
Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang dilakukan sendiri
atau berkelompok dalam lingkup pelayanan kebidanan. Melakukan penelitian
kesehatan keluarga dan keluarga berencana.
ANC
INC
Pertolongan asuhan Persalinan di komunitas juga dapat dilakukan dengan cara
DOMINO, yaitu pertolongan persalinan DOMINO (DOMICILIARY In and
Out)
1. Pelayanan kombinasi antara rumah pasien dan unit kesehatan.
2. Bidan dipanggil saat ada/mulai tanda persalinan.
3. Bila ada penyimpangan dapat segera ditangani.
4. Bila persalinan tidak ada komplikasi ibu dapat pulang 2-6 jam postpartum
atau esok harinya.
Keuntungan
1) Pelayanan berkesinambungan antara komunitas dan dokter.
2) Kontak dengan kegiatan rumah sakit sedikit.
3) Gangguan kehidupan keluarga sedikit atau minimal.
4) Mudah memperoleh fasilitas untuk pertolongan emergensi.
5) Pilihan alternatif untuk ibu yang tidak memenuhi persyaratan persalinan di
rumah.
6) Bidan tetap dapat mempertahankan keterampilan menolong
persalinan. Kerugian
1) Risiko tertunda ke rumah sakit karena jarak yang jauh.
2) Merepotkan waktu pulang ke rumah dari rumah sakit setelah persalinan.
PWS-
KIA
Program kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu program pokok di
Puskesmas yang mendapat prioritas tinggi, mengingat kelompok ibu hamil,
menyusui, bayi dan anak merupakan kelompok yang rentan terhadap kesakitan
dan kematian. Pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak (PWS-
KIA) adalah alat manajemen program KIA untuk memantau cakupan
pelayanan KIA di suatu wilayah (puskesmas/ kecamatan) secara terus menerus,
agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap wilayah yang
cakupan pelayanan KIA nya masih rendah (Depkes, 1994).
Cakupan akses adalah presentase ibu hamil disuatu wilayah, dalam kurun waktu
tertentu, yang pernah mendapat pelayanan antenatal sesuai standar, paling sedikit satu
kali selama kehamilan.
Jumlah ibu hamil berisiko yang di rujuk oleh kader/dukun bayi ke nakes
Jumlah seluruh sasaran persalinan dalam satu tahun X 100%
PWS-KIA disajikan dalam bentuk grafik dari tiap indikator yang dipakai untuk
menggambarkan pencapaian tiap desa dalam tiap bulan.
Pengumpulan dan pengolahan data merupakan kegiatan pokok dari PWS-KIA. Data
yang dicatat per desa dan kemudian dikumpulkan di tingkat puskesmas akan
dilaporkan sesuai jejang administrasi. Jenis data yang diperlukan untuk mendukung
pelaksanaan PWSKIA adalah sebagai berikut.
1. Data sasaran a. Jumlah seluruh ibu hamil b. Jumlah seluruh ibu bersalin c. Jumlah
seluruh bayi berusia kurang dari 1 bulan (neonatus) d. Jumlah seluruh bayi
Sumber data yang diperlukan untuk melakukan PWS –KIA umumnya berasal
dari: 1. Register kohort ibu dan bayi 2. Laporan persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan dan dukun bayi 3. Laporan dari dokter/bidan praktik swasta
4. Laporan dari fasilitas pelayanan selain puskesmas yang berada di wilayah
puskesmas
Data dari tingkat puskesmas dikumpulkan dan kemudian diolah. Laporan ini
dikirimkan setiap bulan, selambat – lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya. Dinas
Kesehatan Dati II membuat rekapitulasi laporan puskesmas untuk dikirimkan ke
provinsi selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya. Selanjutnya, provinsi
membuat rekapitulasi laporan kabupaten untuk dikirimkan ke pusat. Laporan ini
dikirimkan ke pusat setiap triwulan, paling lambat satu bulan triwuan tersebut
terakhir.
UU KEB/4/2019 KEBIDANAN
PASAL (1) Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh konsil Kebidanan kepada Bidan yang telah
diregistrasi.
PASAL (1) Surat lzin Praktik Bidan yang selanjutnya disingkat SIPB adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota kepada
Bidan sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan Praktik Kebidanan.
PASAL (2) Penyelenggaraan Kebidanan berasaskan a. perikemanusiaan; b.
nilai ilmiah; c. etika dan profesionalitas; d. manfaat; e. keadilan; f.
pelindungan; dan g. keselamatan Klien.
Pasal 16 (1) Mahasiswa Kebidanan pada akhir masa pendidikan vokasi atau
pendidikan profesi harus mengikuti Uji Kompetensi yang bersifat nasional. (21
Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan syarat
kelulusan pendidikan vokasi atau pendidikan profesi.
Pasal 19 (1) Mahasiswa pendidikan vokasi Kebidanan yang lulus Uji
Kompetensi memperoleh Sertilikat Kompetensi yang diterbitkan oleh
perguruan tinggi.
Pasal 21 (1) Setiap Bidan yang akan menjalankan Praktik Kebidanan wajib memiliki
STR. (2) STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Konsil kepada
Bidan yang memenuhi persyaratan.
Pasal 22 (1) STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat DIPERPANJANG
Pasal 23 Konsil harus menerbitkan STR paling lama 3O (tiga puluh) hari kerja
terhitung sejak pengajuan STR diterima.
Pasal 25 (1) Bidan yang akan menjalankan Praktik Kebidanan wajib memiliki izin
praktik.
(21 lzin praktik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk SIPB.
(3) SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (21diberikan oleh Pemerintah Daerah
kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat kesehatan yang berwenang di
kabupaten/kota tempat Bidan menjalankan praktiknya. (41 Pemerintah Daerah
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus menerbitkan SIPB paling
lama 15 (lima belas) hari kerja sejak pengajuan SIPB diterima.
Pasal 27 SIPB tidak berlaku apabila: a. Bidan meninggal dunia; b. habis masa
berlakunya; c. dicabut berdasarkan ketentuan perundang-undangan ; atau d. atas
permintaan sendiri.
Pasal 28 (1) Setiap Bidan harus menjalankan Praktik Kebidanan di tempat praktik
yang sesuai dengan SIPB. (21 Bidan yang menjalankan Praktik Kebidanan di tempat
praktik yang tidak sesuai dengan SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai
sanksi administratif berupa: a. teguran tertulis; b. penghentian sementara kegiatan;
atau c. pencabutan tzin.
Pasal 33 (1) Ketentuan mengenai tata cara Registrasi, masa berlaku STR, dan
Registrasi ulang STR bagi Bidan warga negara Indonesia lulusan luar negeri berlaku
secara mutatis mutandis sesuai Pasal 2I sampai dengan Pasal 23. (21 Ketentuan
mengenai izin Praktik Kebidanan bagi Bidan warga negara Indonesia lulusan luar
negeri berlaku secara mutatis mutandis sesuai Pasal 25 sampai dengan Pasal 30.
Pasal 35 (1) Bidan Warga Negara Asing yang akan menjalankan Praktik Kebidanan di
Indonesia wajib memiliki STR sementara dan SIPB. (21 STR sementara dan SIPB
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diperoleh setelah Bidan Warga Negara Asing
mengikuti evaluasi kompetensi.
Pasal 38 (1) STR sementara bagi Bidan Warga Negara Asing berlaku paling lama 1
(satu) tahun dan dapat diperpanjang hanya untuk 1 (satu) tahun berikutnya. (21 SIPB
bagi Bidan Warga Negara Asing berlaku paling lama 1 (satu) tahun dan dapat
diperpanjang hanya untuk 1 (satu) tahun berikutnya.
(3) Bidan yang tidak memasang papan nama praktik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dikenai sanksi administratif berupa: a. tcguran lisan; b. perir.rgatan tertulis; c.
denda administratif; dan/atau d. pencabutan izin
(21 Bidan yang tidak melengkapi sarana dan prasarana pelayanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa: a. teguran lisan; b.
peringatan tertulis; c. denda administratif; dan/atau d. pencabutan izin
Pelimpahan Wewenang
Pasal 53 Pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf
d terdiri atas: a. pelimpahan secara mandat; dan b. pelimpahan secara delegatif.
Pasal 59 (1) Dalam keadaan gawat darurat untuk pemberian pertolongan pertama,
Bidan dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan sesuai dengan
kompetensinya. (21 Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan untuk menyelamatkan nyawa Klien. (3) Keadaan gawat darurat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan keadaan yang mengancam nyawa
Klien. (41 Keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
oleh Bidan sesuai dengan hasil evaluasi berdasarkan keilmuannya.
Pasal 60
Pasal 62
Pasal 64
KESPRO GENDER
Pasal 46 (1) Dalam rangka membantu mempercepat pencapaian derajat kesehatan ibu
yang optimal diperlukan peran serta masyarakat baik secara perseorangan maupun
terorganisasi.
Pasal 47 (1) Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi
Pasal 48 (1) Penyelenggaraan kelas ibu hamil
Pasal 49 (1) Kemitraan antara bidan dan dukun
Pasal 50 (1) Rumah tunggu kelahiran
Pasal 51 Ketentuan lebih lanjut
KIE GATHER
G : Greet, Berikan salam, kenalkan diri dan buka komunikasi A : Ask, Tanya
keluhan/kebutuhan pasien dan menilai apakah keluhan/kebutuhan sesuai dengan
kondisi yang dihadapi? T : Tell, Beritahukan persoalan pokok yg dihadapi pasien
dari hasil tukar informasi dan carikan upaya penyelesaiannya H : Help, Bantu klien
memahami & menyelesaikan masalahnya E : Explain, Jelaskan cara terpilih telah
dianjurkan dan hasil yang diharapkan mungkin dapat segera terlihat/ diobservasi)
R : Refer/Return visit Rujuk bila fasilitas ini tidak dapat memberikan pelayanan
yang sesuai. Buat jadwal kunjungan Ulang).
2. SATU TUJU
SATU TUJU ini tidak perlu dilakukan berurutan karena menyesuaikan dengan
kebutuhan klien. SA : Sapa dan salam. Sapa klien secara terbuka dan sopan.
Kemudian beri perhatian sepenuhnya, jaga privasi pasien. Bangun percaya diri pasien.
Tanyakan apa yang perlu dibantu dan jelaskan pelayanan apa yang dapat
diperolehnya. T : Tanya. Tanyakan informasi tentang dirinya. Bantu klien
pengalaman tentang KB dan kesehatan reproduksi. Tanyakan kontrasepsi yang ingin
digunakan. U : Uraikan. Uraikan pada klien mengenai pilihannya. Bantu klien pada
jenis kontrasepsi yang paling dia ingini serta jelaskan jenis yang lain TU : Bantu.
Bantu klien berfikir apa yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. Tanyakan
apakah pasangan mendukung pilihannya J : Jelaskan. Dijelaskan secara lengkap
bagaiman menggunakan kontrasepsi pilihannya setelah klien memilih jenis
kontrasepsinya. Jelaskan bagaimana penggunaannya. Jelaskan manfaat ganda dari
kontrasepsi. U : Kunjungan Ulang. Perlu dilakukan kunjungan ulang un
II. Medik Pil Kombinasi 2 x 2 tablet Dalam waktu 3 hari pascasenggama dosis kedua
12 jam kemudian
Dalam waktu 3 hari pascasenggama dosis kedua 12 jam kemudian Progestin 2 x 1
tablet Dalam waktu 3 hari pascasenggama dosis kedua 12 jam kemudian Estrogen 2,5
mg/dosis 10 mg/dosis 10 mg/dosis Dalam waktu 3 hari pascasenggama 2x 1 dosis
selama 5 hari Mifepriston 1 x 600 mg Dalam waktu 3 hari pascasenggama Danazol 2
x 4 tablet Dalam waktu 3 hari pasca senggama dosis kedua 12 jam kemudian
Kontrasepsi untuk perempuan berusia lebih dari 35 tahun Perempuan berusia lebih
dari 35 tahun memerlukan kontrasepsi yang aman dan efektif. Berikut metode
kontrasepsi bagi wanita usia lebih dari 35 tahun: a. Pil kombinasi/suntikan kombinasi
sebaiknya tidak digunakan oleh perempuan > 35 tahun yang perokok. Pil ini dapat
berfungsi sebagai terapi pada masa perimenopause b. Kontraspesi progestin dapat
digunakan pada masa perimenopause (usia 40 – 50 tahun) dapat digunakan oleh
perempuan perokok. c. AKDR dapat digunakan oleh perempuan berusia > 35 ahun
yang tidak terpapar oleh IMS d. Kondom e. Kontrasepsi Mantap
KB PASCA SALIN
KB PASCA ABORTUS
dimulai segera karena ovulasi dapat terjadi 11 hari sesudah terapi keguguran
waktu penggunaan KB
1. PIL= Waktu memulai: Setiap saat selagi haid; setelah 6 bulan pemberian ASI
eksklusif; setelah 3 bulan bagi yang tidak menyusui; segera atau dalam 7 hari
pasca keguguran.
2. SUNTIK KOMBINASI ; 1) Suntikan pertama diberikan dalam waktu 7 hari
siklus haid. 2) Pada ibu yang tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan
setiap saat asal dipastikan ibu tidak hamil, namun selama 7 hari setelah
suntukan tidak boleh melakukan hubungan seksual. 3) Pada ibu pasca
persalinan 6 bulan, menyusui dan belum haid, suntikan pertama dapat
diberikan setiap saat asal dipastikan tidak hamil. 4) Pada ibu pascapersalinan >
6 bulan, menyusui dan sudah mendapat haid, suntikan pertama dapat diberikan
pada siklus haid hari 1 sampai hari ke 7. 5) Pada ibu pasca persalinan 3
minggu dan tidak menyusui, suntikan pertama dapat segera diberikan. 6) Pada
ibu pascakeguguran suntikan dapat segera diberikan atau dalam waktu 7 hari.
3. PIL PROGESTIN = 1) Hari 1-5 siklus haid. 2) Bila diatas hari ke-5 atau tidak
haid, dapat digunakan tiap saat asal dipastikan tidak hamil, namun jangan
melakukan hubungan seksual atau menggunakan kontrasepsi lain untuk waktu
2 hari. 3) Pada ibu menyusui 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, tidak
haid, dapat dimulai setiap saat. 4) Pada ibu menyusui 6 minggu sampai 6 bulan
pasca persalinan, dan sudah dapat haid, dapat dimulai pada hari 1-5 siklus
haid. 5) Pada ibu pasca keguguran dapat segera diberikan.
4. Suntik Progestin = 1) Suntikan pertama diberikan dalam waktu 7 hari siklus
haid 2) Pada ibu yang tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat
asal dipastikan ibu tidak hamil, namun selama 7 hari setelah suntukan tidak
boleh melakukan hubungan seksual 3) Pada ibu menyusui: setelah 6 minggu
pasca persalinan, sementara pada ibu tidak menyusui dapat menggunakan
segera setelah persalinan.
5. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) = Setiap saat selama siklus haid
Setiap saat di luar siklus haid asal diyakini tidak hamil, namun tidak
melakukan hubungan seksual dulu atau menggunakan kontrasepsi lain untuk
jangka waktu 7 hari
6. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) = 1) Setiap waktu dalam siklus haid
(klien pasti tidak hamil) 2) Pascaabortus: segera atau dalam waktu 7 hari 3)
Pasca persalinan: o Dalam 10 menit setelah plasenta lahir (insersi dini
pascaplasenta) o Sampai 48 jam pertama setelah melahirkan (insersi segera
pasca persalinan) o Pada 4 minggu setelah melahirkan (perpanjangan interval
pasca persalinan) o Pada waktu operasi sesarea (trans secarea) 4)
Pascasanggama yang tidak terlindungi: 1-5 hari (kontrasepsi darurat)
1. Bayi yang lahir dari ibu suspek, probable, dan terkonfirmasi COVID-19
termasuk dalam kriteria suspek, sehingga penentuan status terinfeksi virus
SARS-CoV-2 dan kondisi bayi baru lahir harus segera dilakukan. a.
Pembuktian virus SARS-CoV-2 dengan swab nasofaring/orofaring segera
PENCEGAHAN Dekontaminasi - Langkah 1 : Bersihkan sarung tangan dalam larutan klorin 0.5%,
INFEKSI lepaskan dan biarkan terendam dalam larutan terebut selama 10 menit
DIAPER RUSH 1. Derah yang terkena diaper rush tidak boleh terkena air, biarkan terbuka dan
kering
2. Bersihkan kulit yg iritasi dengan kapas halus yg diberi minyak.
3. Segera bersihkan dan keringkan bayi stlh BAB DAN BAK
4. Posisi tidur anak diatur supaya tidak menekan kulit yg iritasi
5. Menjaga kebersihan pakaian dan alat untuk bayi
6. Pakaian yg terkena urine bayi direndam dg acidum borium tidak dengan
sabun, cuci bilas dan keringkan
7. Penanganan diaper rush Pemberian zinc okside (ada di soal TO 1)
Kunjungan bayi = 4 kali yaitu, 29-2 bulan, 3-5 bulan, 6-8 bulan, 9-11 bulan
Ibu dengan Ibu dg hbsag positif tanpa pengobatan dan memberikan ASI kpd bayi resiko penularan
HBSAG Positif 5%, jika putting lecet ada darah hentikan pemberian ASI
pengaturan suhu Kb alamiah : pada saat ovulasi terjadi peningkatan suhu 0.30C selama kurang lebih 3
Basal hari. waktu pengukuran suhu dijam yg sama pagi stiap hari
IMD
Penghambat imd jika ibu atau bayi mengalami komplikasi selama proses persalinan.
PROGRAM
JOKOWI
SC, Tugas jaga shif Uraian kegiatan tugas jabatan fungsional Bidan kategori keahlian sesuai jenjang
jabatan, ditetapkan dalam butir kegiatan sebagai berikut: a. Bidan Ahli
Pertama,BIDAN MAHIR,
Permenpan rb no Pasal 1 Jabatan Fungsional Bidan adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup
36th 2019 tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan pelayanan asuhan
JABATAN kebidanan.
FUNGSIONAL
BIDAN Pasal 2 (1) Bidan berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang
kebidanan pada Fasyankes di lingkungan Instansi Pemerintah, atau Instansi
Pemerintah yang tugas dan fungsinya terkait dengan pelayanan kebidanan.
Pasal 8 (1) Uraian kegiatan tugas jabatan fungsional Bidan kategori keterampilan
sesuai jenjang jabatan, ditetapkan dalam butir kegiatan sebagai berikut: a. Bidan
Terampil, meliputi: 1. melakukan pengkajian pada ibu hamil fisiologis; 2. melakukan
pemeriksaan laboratorium sederhana pada pelayanan kebidanan; 3. merencanakan
asuhan kebidanan kasus fisiologis sesuai kesimpulan; 4. memfasilitasi informed
choice dan/atau informed consent; 5. melakukan tindakan pencegahan infeksi; 6.
memberikan nutrisi dan rehidrasi/oksigenisasi/ personal hygiene; 7. memberikan
vitamin/suplemen pada klien/ asuhan kebidanan kasus fisiologis; 8. melaksanakan
kegiatan asuhan pada kelas Ibu hamil; 9. memberikan KIE tentang kesehatan ibu pada
individu/keluarga sesuai dengan kebutuhan; 10. melakukan asuhan Kala I persalinan
fisiologis; 11. melakukan asuhan Kala II persalinan fisiologis; 12. melakukan asuhan
Kala III Persalinan fisiologis; 13. melakukan asuhan Kala IV Persalinan fisiologis; 14.
melakukan pengkajian pada ibu nifas; 15. melakukan asuhan kebidanan masa nifas 6
jam sampai dengan hari ke tiga pasca persalinan (KF 1); 16. melakukan asuhan
kebidanan masa nifas hari ke 4-28 pasca persalinan (KF 2) 17. melakukan asuhan
kebidanan masa nifas hari ke 29-42 pasca persalinan (KF 3);
Pasal 27 (1) Target Angka kredit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) bagi
Bidan kategori keterampilan setiap tahun ditetapkan paling sedikit: a. 5 (lima) untuk
Bidan Terampil; b. 12,5 (dua belas koma lima) untuk Bidan Mahir; c. 25 (dua puluh
lima) untuk Bidan Penyelia.
Lintas Sektor lintas sektor Materi komunitas antara bidan desa dan pemerintah setempat
pemberian vit.K Merupakan profilaksis Diberikan setelah imd Di Paha kiri, 1 mg secara IM Pada bayi
(phytomenadione) yang tidak partus di bidan maka diberikan saat KN1 oleh bidan. Fungsi mencegah
perdarahan spontan intrakranial
Ada jg budaya Menolak dan mengatakan evidence based tentang sunat perempuan itu tidak memiliki
tentang bayi keuntungan dari sisi medis. Contoh pemakaian gurita bayi skg ditinggalkan karena tdk
perempuan disunat, ada evb dari sisi medis. Jadi berikan penjelasan kepada orgtua bayi.
bidan tahu hal
tersebut tdk benar
jadi dia hanya
menempel gunting
dan kain kasa,
sikap bidan adalah
Intrapersonal (komunikasi dgn diri sendiri misalnya saat membuat pendapat terhadap
sesuatu kt berkomunikasi dgn diri sendiri) *komunikasi interpersonal : antar 2 orang.
*Komunikasi massa (komunikasi dengan leboh dari 1 orang) *Komunikasi 1 arah
(tidak ada feedback atau umpan balik) contohnya penyuluhan di tv kita hanya bisa
mendengarkan tanpa memberikan feedback ke pembicara
penatalaksanaan Anemia ringan, beri fe 1x1 dosis 60 mg. evaluasi 4 minggu kemudian
ibu hamil dengan
HB 9gr/dl
-tujuan PWS KIA Terpantaunya cakupan dan mutu pelayanan Kia secara terus menerus
- ttg informed Kolaborasi dengan dokter untuk mendapatkan surat izin terbang
asuhan pada ibu
hamil 32 mg yg
mau naik pesawat
tindakan yg Buang air kecil untuk mengosongkan kandung kemih. Tidak berhubungan
dilakukan pasien
sebelum
pemasangan IUD
Menggunakan alat peraga (dummy) misalnya tentang kb maka berikan alat peraga kb.
Tehnik penyuluhan Atau penyuluhan gizi langsung beri bentuk sayur buah sesuai porsi yg dibutuhkan.
jika ibu tidak bisa
membaca dan buta
warna
KLIMAKTERIUM
Seorang ibu punya anak umur 7 thn yg menderita kanker dan baru mendapat
kemoterapi 1 bulan yg lalu. Apakah tetap bisa imunisasi DT?? TIDAK
Tadi saya dapat kak, ibu positif covid baru melahirkan 14 hari, bayinya
negatif dan akan dibawa pulang oleh keluarga, apa kie yang harus diberikan
ke keluarga ? Gitu soalnya kak
Opsinya: KIE masih bisa menular lewat tinja 10-14 hari b. KIE masih bisa menular
lewat tinja 5 hari c. Metode kanguru mother care d. Masukkan kedalam inkubator e.
PCR ulang 5 hari lagi
disuatu daerah cakupan KB rendah, langkah yg harus diambil bidan gmna.Maka
dilakukan pembinaan prioritas intervensi sesuai masalah
Pencegahan infeksi dari Ibu ke anak, yg hiv sifilis ama hbsag PPIA, pemeriksaan
triple eliminasi
Kalau ibu dan bayi mengalami komplikasi maka
hambatan/imd post
sc
PPIA (prog HIV). Ppia dilakukan pada tm 1
Program perencanaan persalinan pencegaham komplikasi
P4K
ibu PP 24 jam dipuskesmas.bidan menyarankan untuk periksa
kembali.kapan waktu kunjungan kembali (masa pandemic)
A. 2 Hari online
B ke 5 kunjungan rumah
C. 7 hari online
D. Disarankan ke PKM
E. Buat jadwal ke posyandu
ibu melahirkan 10 hri yg lalu. Tpi byinya meninggal, ibu menangis trus, menganggap
anaknya msih hidup Ini post partum blues….
Perbedaan dgn depresi (ibu ada indikasi menyakiti diri sndiri
dalam clue soal)
Konseling KB dgn ibu yg malas minum pil, tpi lgi menyusui, dan mengeluh
perdarahan bnyak selalu nyeri Maka sarankan suntik progestin (3 bulan)
Perubahan fisik remaja masa pubertas yg di tanya tanda primer na??
Sya pilih menarche
Ibu dgn positif covid melahirkan bayi 1 jam yg lalu.. tindakan selanjutnya....
Sya pilih pemberian vit k. Asuhan bbl setelah 1 jam berarti setelah imd sesuai protap
berikan Vit K
Terdapat dua bagian fetal dan maternal, selaput ketuban ada dua kornion dan amnion,
Anatomi plasenta tali pusat, tdd 16-20 kotiledon, terbentuk sempurna UK 16 mg, diameter 15-20 cm,
tebal 2,5 cm, berat 500 gr
Hodge III SPINA ISCHIADIKA
Penurunan kepala Hodge Perlimaan
2/5
I 5/5
I-II 4/5
II-III 3/5
III 2/5
III-IV 1/5
IV 0/5
Derajat 1 = putting cekung ukuran putting normal
Derajat putting Derajat 2 = tenggelam tp masih bias diperah dg tangan
datar Derajat 3 = sangat tenggelam dan tdk bias diperah dengan tangan
Ibu hamil preterm keluar ppv tidak nyeri, diagnose potensialnya apa :
PLASENTA PREVIA
Inpartu buka 4 kk utuh apa yg dilakukan : observasi pemeriksaan dalam 4 jam
lagi Post imunisaasi DPT timbul bengkak, berarti : kipi (kejadian ikutan pasca
imunisasi) Post partum normal 10mnt yll, kontraksi keras, perdarahan normal,
tidak ada laserasi, ttv dbn, tindakan selanjutnya (pilgan : obs perdarahan, obs
laserasi, pencegahan infeksi, obs ttv, masase uterus) jawab observasi perdarahan
kala IV
Apa fungsi IMD memberikan bounding untuk ibu dan bayi, agar bayi
mendapatkan kolostrum, membantu kontraksi uterus pada ibu agar tdk terjadi
perdarahan
kurleb 50 tahun nyeri perut hebat, terasa ada tekanan d simfisis, emmm agak lupa
detailnya mengarah adenomiosis ( pertumbuhan endometrium di dinding uterus)
Imunisasi yang tak boleh diberikan dg riwayat kejang yaitu DPT HB HIB
Bidan mengumpulkan data dari kader tentang kematian bayi (lupa-lupa ingat)
berarti bidan sebagai.. peneliti
BBL intinya matur sesuai umur kehamilan : bb>2500 gr dan uk 38-40 minggu
Mbak-mbak sering berhubungan, keluar nanah, nyeri saat BAK, dignosa gonoroe
UU tentang Standar pelayan keb
BBLR KU baik AS bagus tindakan yg tepat : rawat incubator
Psikologi ibu post partum yg suka marahmarah sensitive postpartum blues
Perbandingan air : klorin yaitu 9 air : 1 klorin
KOMUNIKASI jika ibu takut putting lecet (informasi)
Kepanjangan BKB Bina keluarga balita
Kepanjangan BKR bIna keluarga remaja ada di berkas file pdf
Kepanjangan BKL Bina keluarga lansia ada di berkas file pdf
PRA desa Participatory rural appraisal
Bidan shift malam maka apa yg perlu disiapkan besok pagi ada sc Peralatan
bayi baru lahir
Pp no 33 th 2012 PASAL 9 ttg IMD pasal 128 ttg asi eksklusif
Bb/tb(m)2
IMT <18,5 = 12-18 kg
19-24 = 11-16 kg
25-29 = 7-11 kg
>29 = 5-9 kg,kiy
INFORMED 1. IMPLIED CONSENT
CONSENT Persetujuan yang dianggap telah diberikan walaupun tanpa pernyataan resmi
jika dalam keadaan darurat dan mengancam jiwa pasien
2. Expressed consent
Persetujuan medic yang diberikan secara eksplisit baik lisan maupun tertulis
Tribina merupakan program pemberdayaan masyarakat yang dibentuk oleh BKKBN
TRIBINA dengan tujuan untuk memberikan wawasan kepada masyarakat terkait dengan
pembinaan keluarga, yang mengedepankan peran serta kepedulian anggota keluarga
guna mencapai kesejahteraan di dalam keluarga.
Tri Bina memiliki tujuan khusus untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan
orangtua maupun anggota keluarga lainnya dalam membina balita maupun remaja.
1. BKB (Bina Keluarga Balita)
BKB merupakan salah satu bagian dari Tribina yang khusus mengelola tentang
pembinaan terhadap balita. Tujuan dari BKB yaitu untuk menambah wawasan
serta meningkatkan ketrampilan orangtua dalam mengasuh balitanya.
Pembinaan tersebut meliputi pola asuh balita, perhatian orang tua terhadap
fungsi motorik balita, gizi seimbang bagi balita, dan lain-lain. Hubungan
antara orangtua dan balita memiliki pengaruh yang besar bagi balita untuk
masa mendatang.
1. Pola pengasuhan anak usia dini Dalam pengasuhan anak, a. Kebutuhan
kesehatan dan gizi b. Kebutuhan kasih sayang c. Kebutuhan stimulasi
2. Prinsip Gizi Seimbang a. Makan beraneka ragam makanan
b. Membiasakan pola hidup bersih sejak dini c. Membiasakan anak untuk
beraktivitas fisik di luar rumah d. Memantau berat badan balita
2. BKR (Bina Keluarga Remaja)
program PUP (Pendewasaan Usia Perkawinan) yang membahas tentang
tingkat kematangan usia perkawinan.
3. BKL (Bina Keluarga Lansia)
1. Desa siaga ad bxk bumil gak mau periksa program ap yg bagus untuk
meningkatkan kesadaran bumil yaitu kelas ibu hamil.
2. Normal lingkar kepala bayi 34,5-40,0cm
3. Bayi di rujuk Krn infeksi tali pusat penanganannya (materi mtbm) Dosis
ampisilin pada neonatus > 2 kg adalah 7-150 mg/kg BB/hari terbagi dalam 3
dosis. Sedangkan vankomisin dapat diberikan dengan dosis 10-15 mg/kgBB
setiap 8-12 jam. Pemberian gentamisin pada neonatus < 7 hari diberikan
dengan dosis 5 mg/kg/hari terbagi dalam 2 dosis.
4. Inpartu 23 THN suamix positif HIV 2 bulan lalu . Lakukan pemeriksaan
5. Ad penanganan kejang tindakan awalx Mgso4
6. Plasenta Previa dgn bumil 28 mgg tindakanx ap Tirah baring
7. Bayi asfiksia d rujuk dr PKM tindakanx awalx ap haikal
8. Menopause yg turun hormon ap dia emosian dan dadanya berdebar Estrogen
(Estrogen merupakan jenis hormon yang sangat berkaitan dengan perubahan
suasana hati tersebut. Hal ini karena estrogen juga ikut memengaruhi fungsi
otak yang mengontrol emosi dan suasana hati.)
9. -Ibu nifas bayi nya meninggal 5 hari yg lalu menangis menjerit n tdk percaya
bayi nx meninggal trmsk dalam fase apa? Fase taking hold kalau perubahan
psikologis. Kalau tindakan tidak percaya adalah DENIAL
10. -syarat utama pengurusan str hrs mempunyai? Sertifikat kompetensi
SIPB
PMK/28/2017 Pasal 7 (1) SIPB diterbitkan oleh Instansi Pemberi Izin yang ditunjuk pada Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota. (2) Penerbitan SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus ditembuskan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. (3) Dalam hal Instansi
Pemberi Izin merupakan dinas kesehatan kabupaten/kota, Penerbitan SIPB
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak ditembuskan.
STR (Surat Tanda Registrasi) adalah bukti Legislasi yang dikeluarkan oleh Majlis
Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) atas nama Kementrian Kesehatan menyatakan
bahwa bidan berhak menjalankan pekerjaan kebidanan.
2. Registrasi 1) Pengertian Menurut Permenkes No 1464/Menkes/X/2010, registrasi
adalah proses pendaftaran, pendokumentasian dan pengakuan terhadap bidan, setelah
dinyatakan memenuhi minimal kompetensi inti atau standar penampilan minimal yang
ditetapkan, sehingga secara fisik dan mental mampu melaksanakan praktik profesinya
3. Lisensi 1) Pengertian Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh
pemerintah atau yang berwenang berupa surat ijin praktik yang diberikan kepada
tenaga profesi yang telah teregistrasi untuk pelayanan mandiri. BENTUK LISENSI
ADALAH SIPB
ISSUE ETIK
ISSUE ETIK DAN Bidan menuruti kemauan pasien tetapi ketika ada masalah persepsi pasien dan
DILEMA ETIK keluarga menyalahkan bidan
DILEMA ETIK
Bingung menentukan antara memilih kemauan pasien tapi membahayakan ibu atau
mengikuti kemauan pasien tetapi bertentangan dengan kode etik profesi.
Isu Moral adalah merupakan topik yang penting berhubungan dengan benar dan salah
ISSUE MORAL dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh nilai-nilai yang berhubungan dengan
DAN DILEMA kehidupan orang sehari - hari menyangkut kasus abortus euthansia, keputusan untuk
MORAL terminasi kehamilan. Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana
dihadapkan pada dua alternatif pilihan, yang kelihatanya sama atau hampir sama dan
membutuhkan pemecahan masalah.
1. Utilitarisme Bentuk utilitarisme ada 2, yaitu: Berdasarkan tindakan, bahwa
TEORI setiap tindakan ditujukan untuk keuntungan Berdasarkan aturan, bahwa setiap
PENGAMBILAN tindakan didasarkan pada prinsip kegunaan dan aturan moral
KEPUTUSAN 2. DEONTOLOGI setiap manusia punya intuisi akan kewajiban dan semua
kewajiban berlaku langsung pada diri kita
3. Hedonism sesuai kodratnya, manusia mencari kesenangan dan menghindari
ketidaksenangan. Hal terbaik adalah menggunakan kesenangan dengan baik
dan tidak terbawa oleh kesenangan.
4. Eudemonisme dalam setiap kegiatan manusia mengejar suatu tujuan ingin
mencapai sesuatu yang baik. Semua orang akan setuju bahwa tujuan hidup
akhir manusia adalah kebahagiaan (eudemonia).
Kohort
SDIDTK
1. Pertemuan 1 = perkenalan, penjelasan kelas ibu hamil, materi tentang
KELAS IBU kehamilan
HAMIL 2. Pertemuan 2 = review pertemuan 1 materi, tentang persalinan
3. Pertemuan 3 = review, materi penyulit, penyakit dan tanda bahaya pada
kehamilan
4. Pertemuan 4 = review, materi tentang bbl dan menyusui
PENANGANAN
TROMBOFLEBITI 1. Terapi medic = pemberian antibitotik dan analgetik
S 2. Anjurkan ambulasi dini dan jauhkan dari tekanan untuk mengurangi nyei lebih
jauh
3. Tinggikan tungkai untuk mengurangi bengkak , jangan menggantung lebih
dari1 jamberikan penyokong kaki
4. Sediakan stoking
5. Anjurkan tirah baring dan meninggikan daerah yg terkena
ASFIKSIA BERAT A.S = 0-3
Klasifikasi asfiksia ASFIKSIA SEDANG = 4-6
ASFIKSIA RINGAN 7-8
TIDAK ASFIKSIA 9-10
PENCEGAHAN
INFEKSI
Jika otoklaf
terbungkus/tidak
terbungkus
Ibu gunakan KB suntik dn ingin ganti pke Pil kapankah diberikan? Opsinya.
Menunggu sikluss haid berikutnya, saat itu juga, dn dbrikan jadwalpenyuntikan
berikutnya dll..
Diberikan saat jadwal penyuntikan selanjutnya
1. Ibu gunakan pil mual muntah. Opsinya. Brhnti minum pil, ulangi minum pil .
D. Bila klien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, minumlah
pil yang lain, atau gunakan metode kontrasepsi lain bila klien berniat
melakukan hubungan seksual pada 48 jam berikutnya. Kalau mual muntahnya
berkepanjangan ganti KB
2. Wanita yg haidnya byk LBH dri 10 hari , bgmn asuhan tepat. Opsi, kolaborasi,
berikan antibiotik. Dll Berikan pik kombinasi 1x1 selm 3 blm,
1. Usia 21 bulan balita udh bisa apa, opsi. Bisa dduk tanpa dipegan, nendan bola,
KPSP coret2 dll. Menendang bola
2. umur 5-6 tahun dtg diposyandu apa apa yg diperiksa.
KPSP
3. KpsP ibu jawab ya nilainya 9. Opsinya, lanjutkan asuhan, ulangi 2 mg lgi.
Butuh penanganan dll
lanjutkan asuhan (ADA DI MATERI LATIHAN SOAL YAH
cari kpsp)
4. Jika KPSP 9-10 normal dan kunjungan ulangnya setiap:
Kalau usia dbwh 2th follow up 3bln
Kalau diatas 2 th follow up 6 blm
CARA MENILAI KPSP
1. Hitung jumlah YA
2. Jika YA 9-10 MAKA sesuai (s)
3. Jika YA 7-8 maka MERAGUKAN (M) Kunjungan ulang 2 minggu
kemudian jika setelah kunjungan dan jawabannya tetap 7-8 maka
PENYIMPANGAN (P) = rujuk
4. Jika jawaban YA <6 = PENYIMPANGAN (P) Memerlukan pemeriksaan lebih
penanganan bayi yg 1. Prosedur Klinis pada Bayi Baru Lahir dari Ibu dengan Status Suspek,
terpapar covid Probable, dan Terkonfirmasi COVID-19. a. Bayi baru lahir dari ibu suspek,
probable, dan terkonfirmasi COVID-19 dianggap sebagai bayi COVID-19
sampai hasil pemeriksaan RT-PCR negatif. Tindakan yang dilakukan pada
bayi baru lahir tersebut disesuaikan dengan periode continuum of care pada
neonatus. b. Tindakan resusitasi, stabilisasi dan transportasi (aerosol
generated). Tindakan dilakukan pada 30 detik pasca persalinan apabila pada
evaluasi bayi terdiagnosa tidak bugar (tidak bernapas dan tidak bergerak).
2. Prosedur klinis pada bayi baru lahir tanpa gejala : Periode 30 detik – 90
menit pasca lahir pada bayi baru lahir tanpa gejala: √ Penundaan penjepitan
tali pusat (Delayed Cord Clamping) tidak dilakukan, sebagai upaya
pencegahan penularan baik secara droplet maupun aerosol (udara) serta untuk
mempercepat pemisahan ibu dan bayi baru lahir ke ruang/area khusus untuk
prosedur stabilisasi selanjutnya. √ Inisiasi Menyusu Dini (IMD) ◦ Tenaga
kesehatan harus melakukan konseling terlebih dahulu mengenai bahaya dan
risiko penularan COVID-19 dari ibu ke bayi, manfaat IMD, serta manfaat
menyusui (dilakukan pada saat antenatal atau menjelang persalinan). ◦ IMD
dilakukan atas keputusan bersama orang tua.
Bidan & dokter menolong persalinan, namun bayi tdk terselamatkan, dokter meminta
PRINSIP utk merahasiakan dari ibu,namun bidan ttp menyampaikan kpd keluarga,
INTEGRITAS prinsip etika profesi apa kah posisi bidan ? Prinsip integritas
KEWENANGAN BIDAN DI PMB = KIA,KB, KESPRO
PMK/28/2017
PASAL 18
Pemeriksaan yg tidak dilakukan sebelum operasi? (Radiologi,ekg,serologis)
RADIOLOGI
BAKSOKUDO
KONSELING
RUJUKAN
Mau pasang DC/kateter minta persetujuan ke keluarga dengan lisan apa tulisan?
LISAN
1. Kapan pemberian ARV pada bayi 6-12 jam pada bayi baru lahir terkonfirmasi
2. Ada juga tugas bidan ship malam untuk persiapan operasi, tugas bidan post
operasi mioma. Observasi
3. Desa siaga tanggung jawab olh siapa. u pilih td kepala desa kk.. tdk tau bnar
ap tdk kak.. plihan nya it ad bidan desa, kapus, kepala dinas, kpala desa,,
Kepala desa
Ibu kala 2, bidan beri mkanan/mnuman yg sperti ap.. minuman elektrolit, buah2an,
bubur lumat