Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH TEKNIK AKUPRESUR TERHADAP

PENURUNAN NYERI DISMENOREA PADA SISWI MTS


TERPADU RIYADUL BADIAH KARANGKANCANA
KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2021

Erin Erlina

Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan STIKes Mitra RIA Husada Jakarta

Email : rinlina85@gmail.com

ABSTRAK
Angka kejadian nyeri menstruasi di setiap negara rata-rata lebih dari 50% perempuan mengalami
dismenore. Untuk menganalisis pengaruh teknik akupresur terhadap penurunan nyeri dismenorea
pada siswi MTs Terpadu Riyadul Badiah Karangkancana Kabupaten Kuningan Tahun 2021.
Indonesia merupakan Negara dengan angka kejadian dismenore pada tahun 2010 sebesar 64,25%
yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder. Penatalaksanaan
dismenorea dapat meliputi terapi farmakologis dan terapi nonfarmakologis, salah satu jenis terapi
nonfarmakologis adalah terapi akupresur. Penelitian ini mengidentifikasi pengaruh teknik
akupresur terhadap penurunan nyeri dismenorea dengan memberikan intervensi/perlakuan pada
sampel tanpa adanya kelompok kontrol. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang
bersifat Quasi Eksperimental. Responden mendapatkan terapi akupresur saat mengalami
dismenorea. Sampel siswi yang mengalami dismenorea. Peneliti menetapkan sampel dalam
penelitian ini yaitu sebanyak 64 responden (total sampling). Sampel siswi yang mengalami
dismenorea diperoleh dengan tehnik purposive sampling. Intrumen penelitian menggunakan
lembar kuesioner NRS (Numeric Rating Scale). Data penelitian diuji Normalitas Data
menggunakan uji T. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa Rata-rata nyeri sebelum diberikan
akupressure adalah 5.67 dan sesudah diberikan acupressure rata-rata nyeri yang dirasakan siswa
menjadi 3.44. Uji statistic menggunakan paired t test terhadap dismenorea sebelum dan sesudah
dilakukan intervensi akupresur didapatkan p Value= 0,0001. Menunjukkan ada pengaruh yang
signifikan terapi akupresur terhadap dismenorea. Dan terdapat penurunan skala nyeri dismenorea
sebelum dan sesudah dilakukan teknik akupresur. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk
mengatasi dismenorea. Diharapkan ada penelitian lanjutan mengenai teknik non farmakologis
lainnya terhadap penurunan nyeri dismenorea.

Kata Kunci : Dismenorea, Teknik Akupresur

STIKes Mitra RIA Husada


THE EFFECT OF ACUPRESSURE TECHNIQUES ON
REDUCING DYSMENORRHEA PAIN IN STUDENTS
RIYADUL BADIAH KARANGKANCANA KUNINGAN
REGENCY IN 2021

ABSTRACT

Dysmenorrhea is one of the gynecological problems that affects the majority of women and if not
treated causes the inability to carry out activities every month.Dysmenorrhea is caused by an
excess of the hormone prostaglandin during menstruation. Management of dysmenorrhea can
include pharmacological therapy and non-pharmacological therapy One type of non-
pharmacological therapy is acupressure therapy. Acupressure is the use of techniques touch to
balance the energy channels in the body or Qi. This research is for identify the effect of
acupressure techniques on reducing dysmenorrhoea pain with provide treatment intervention on
the sample without the presence of a control group. The type of research that The research is a
quasi-experimental research. Respondents get therapy acupressure when experiencing
dysmenorrhea. Sample of students who experience dysmenorrhea. Researcher set the sample in
this study as many as 64 respondents (total sampling). Student sample who had dysmenorrhea
were obtained by purposive sampling technique. Research Instruments using the NRS (Numeric
Rating Scale) questionnaire. The research data was tested for normality. The data used the T test.
The results of the study showed that the average pain before being given acupressure was 5.67 and
after being given acupressure the average pain felt by students was 3.44. Statistical test using
paired t test on dysmenorrhea before and after acupressure intervention obtained P Value =0.0001.
Shows that there is a significant effect of acupressure therapy on dysmenorrhea. And there is a
decrease in the pain scale of dysmenorrhea before and after the acupressure technique. The results
of this study can be used as a reference for overcoming dysmenorrhea. It is hoped that there will be
further research on other non-pharmacological techniques to reduce dysmenorrhea pain.

Keywords : Dysmenorrhea, Acupressure Techniques

PENDAHULUAN
Salah satu masalah dalam kesehatan reproduksi remaja yang berkaitan dengan menstruasi
adalah dismenorea (67,2%) dan sindrom premenstruasi (PMS) sebesar 63,1%. Pada umumnya
wanita yang sedang menstruasi merasakan keluhan berupa nyeri atau kram pada perut saat
menjelang haid yang dapat berlangsung hingga 2-3 hari, dimulai sehari sebelum dan saat haid
yang sering disebut dengan disminore. Disminore merupakan kondisi medis yang terjadi saat
menstruasi berlangsung yang menimbulkan nyeri atau rasa sakit di daerah perut ataupun
panggul yang dapat mengganggu aktivitas.
Pada remaja hal ini perlu diperhatikan, apabila tidak dilakukan tindakan yang tepat akan
menyebabkan ketidaknyamanan dalam aktivitas fisik sehari-hari. Keluhan ini berhubungan
dengan ketidak hadiran berulang di sekolah ataupun di tempat kerja, sehingga dapat
mengganggu produktivitas. Nyeri haid yang sedemikian beratnya bisa memaksa penderita
untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidup sehari-hari untuk beberapa jam
atau beberapa hari.
Dismenore merupakan keluhan yang dialami remaja pada saat menstruasi. Salah satu
masalah umum yang dialami oleh sebagian besar remaja perempuan adalah dismenore(18).
Dilaporkan prevalensi kejadian dismenore pada remaja mencapai angka 20-45% (2 tahun
pasca menarche) dan 80% (4–5 tahun pasca menarche). Dilaporkan prevalensi kejadian
2

STIKes Mitra RIA Husada


dismenore pada remaja mencapai angka 60%-90%, dimana dismenore ini akan berkurang
seiring bertambahnya usia (10).
Dismenore biasanya terjadi saat hari pertama menstruasi. Penyebab gejala ini karena
tingginya produksi hormon prostaglandin. Prostaglandin ialah suatu senyawa yang berasal
dari fosfolipid.
Prostaglandin yang dihasilkan tersebut akan menginduksi terjadinya kontraksi uterus.
Kontraksi uterus yang terjadi selama menstruasi mulai dari tekanan basal 10 mmHg, sehingga
menghasilkan tekanan intrauterin yang lebih tinggi sampai sering mencapai 150-180 mmHg
dan juga bisa melebihi 400 mmHg, frekuensi yang lebih sering yaitu >4-5 setiap 10 menit dan
tidak beritme ataupun berkoordinasi. Kontraksi dari uterus yang berkepanjangan
menyebabkan aliran darah ke uterus akan menurun, maka uterus akan mengalami iskemia.
Selama uterus iskemia akan terjadi metabolisme anaerobic, hasilnya akan merangsang saraf
nyeri kecil tipe-C yang akan memberikan kontribusi untuk terjadinya dismenore (34).
Angka kejadian nyeri menstruasi didunia sangat besar. Disetiap Negara, rata-rata lebih
dari 50% perempuan mengalami dismenore. Diperkirakan 55% perempuan usia produktif
Indonesia menderita karena dismenore.
Di Indonesia angka kejadian dismenore pada tahun 2010 sebesar 64,25% yang terdiri dari
54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder (33).
Permasalahan remaja putri di Indonesia adalah seputar permasalahan mengenai gangguan
menstruasi (38,45%), masalah gizi yang berhubungan dengan anemia (20,3%), gangguan
belajar (19,7%), gangguan psikologis (0,7%), serta masalah kegemukan (0,5%), penelitian ini
dilakukan oleh PKRR (Pelayanan Kesehatan Ramah Remaja) di bawah naungan WHO tahun
2005 (35).
Dismenore memiliki dampak yang cukup besar bagi remaja putri karena menyebabkan
terganggunya aktivitas sehari-hari. Remaja putri yang mengalami dismenore pada saat
menstruasi akan merasa terbatas dalam melakukan aktivitas khususnya aktivitas belajar di
sekolah. Keterlibatan seseorang dalam bentuk sikap, pikiran dan perhatian dalam kegiatan
belajar sebagai penunjang keberhasilan proses belajar mengajar sehingga diperoleh manfaat
dari kegiatan tersebut merupakan defenisi dari aktivitas belajar. Remaja putri yang sedang
mengikuti kegiatan pembelajaran sekaligus mengalami dismenore, dapat menyebabkan
aktivitas pembelajaran menjadi terganggu, konsentrasi menjadi menurun, tidak bersemangat,
bahkan sulit berkonsentrasi sehingga materi yang disampaikan selama pembelajaran tidak
dapat diterima dengan baik bahkan sampai ada yang tidak masuk sekolah.
Penelitian terdahulu oleh Saguni gangguan dalam aktivitas belajar diakibatkan karena
nyeri haid yang dirasakan oleh siswi selama dalam proses pembelajaran. Ketidaknyamanan
yang dirasakan ketika mengalami nyeri haid menyebabkan siswi sulit untuk berkonsentrasi.
Siswi yang mengalami nyeri haid (disemenore) pada saat jam pelajaran berlangsung juga ada
yang sampai meminta izin untuk pulang dan terkadang ada yang meminta izin untuk diberikan
dispensasi beristirahat di ruangan UKS (34).
Penelitian lain oleh Handayani menyebutkan bahwa salah satu penyebab utama absen
sekolah pada remaja putri untuk beberapa jam atau beberapa hari adalah dismenore. Hal
tersebut dihubungkan pada pengaruh negatif terhadap aktivitas sosial pada kebanyakan remaja
putri. Remaja putri yang mengalami dismenore pada saat menstruasi mempunyai lebih banyak
libur sekolah atau absen dan prestasinya kurang begitu baik di sekolah dibandingkan mereka
yang tidak mengalami dismenore(14).
Nyeri haid dapat ditangani dengan pemberian terapi farmakologi dan non farmakologi.
Pada terapi farmakologi dapat diberikan obat-obatan anti inflamasi non-steroid (NSAID)
seperti ibuprofen, asam mefenamat dan antagonis kalsium seperti verapamil dan nifedipin

STIKes Mitra RIA Husada


yang dapat menurunkan aktivitas dan kontraktilitas uterus(22). Sedangkan terapi non
farmakologi dapat dilakukan dengan tehnik effleurage, senam disminore, abdomen exersice,
aromaterapi, hipnotis lima jari, guide imagery, yoga, mengkonsumsi kunyit asam, kompres
hangat, tidur teratur, akupuntur, akupresur dan olahraga teratur dapat mengurangi stress,
kelelahan dan kecemasan sehingga secara tidak langsung dapat mengurangi nyeri karena
prostaglandin endorphin dilepaskan dan beredar saat berolahraga (34).
Salah satu tehnik non farmakologi adalah akupresure hequ point pada titik LI 4.
Akupresure merupakan suatu cara pemijatan atau message berdasarkan pada ilmu akupuntur
atau bisa disebut juga dengan akupuntur tanpa jarum (Sukanta, 2008). terapi ini dapat
menyembuhkan atau mengurangi rasa nyeri dengan cara melakukan pemijatan pada titik-titik
tertentu (Aprillia, 2010).
Salah satu manfaat dari akupresur adalah mampu mengurangi rasa nyeri karena
penekanan pada titik akupresur menciptakan sensasi rasa yang membuatnya nyaman, terasa
pegal, panas dan terasa kesemutan. Apabila sensasi tersebut tercapai maka sirkulasi energi
(qi) dan darah (xue) dapat teraliri dengan lancar, karena pada jaringan tersebut akan
memberikan stimulus pada sistem endokrin yang bertujuan untuk melepaskan candu alami
tubuh yang berfungsi untuk menghilangkan stress dan meningkatkan perasaan senang dan
dapat menurunkan rasa nyeri (39).
Akupresur adalah pengobatan cina yang sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu dengan
memberikan tekanan atau pemijatan dan menstimulasi titik-titik tertentu dalam tubuh. Pada
dasarnya terapi akupresur merupakan pengembangan dari teknik akupuntur, tetapi media yang
digunakan bukan jarum, tetapi jari tangan atau benda tumpul. Tujuannya untuk merangsang
kemampuan alami menyembuhkan diri sendiri dengan cara mengembalikan keseimbangan
energi positif dalam tubuh (9).
Akupresur ini mudah dipelajari dan juga membutuhkan waktu yang sedikit untuk
menerapkannya. Menurut konsep dalam akupresur bahwa seseorang mengalami gangguan
fungsi tubuh bila terjadi ketidakseimbangan dalam tubuhnya. Untuk mengembalikan kondisi
tak seimbang itulah sejumlah titik meridian tertentu sesuai dengan gangguannya, perlu dipicu
dengan cara ditekan (9).
Teknik akupresur dapat mengurangi sensasi-sensasi nyeri melalui peningkatan endorphin,
yaitu hormon yang mampu menghadirkan rasa rileks pada tubuh secara alami, memblok
reseptor nyeri ke otak (34). Penekanan titik akupresur dapat berpengaruh terhadap produksi
endorphin dalam tubuh. Pembunuh rasa nyeri yang dihasilkan sendiri oleh tubuh disebut
endorphin. Endorphin merupakan molekul-molekul peptid atau protein yang dibuat dari zat
yang biasanya disebut beta-lipoptropin yang ditemukan pada kelenjar pituitary. Endorphin
mengontrol aktivitas kelenjar-kelenjar endokrin tempat molekul tersebut tersimpan. Selain itu
endorphin juga dapat mempengaruhi daerah-daerah pengindra nyeri di otak dengan cara yang
serupa dengan obat opiat seperti morfin. Pelepasan endorphin dikontrol oleh sistem saraf.
Jaringan saraf sensitif terhadap nyeri dan rangsangan dari luar, dan jika dipicu dengan
menggunakan teknik akupresur, akan menginstrusikan sistem endokrin untuk melepaskan
sejumlah endorphin sesuai kebutuhan tubuh setiap orang (34).
Efek penekanan salah satu titik akupresur dapat meningkatkan kadar endorfin yang
berguna sebagai pereda nyeri yang diproduksi tubuh dalam darah dan opioid peptida
endogeneus di dalam susunan syaraf pusat. Jaringan syaraf akan memberi stimulus pada
sistem endokrin agar melepaskan endorfin sesuai kebutuhan tubuh dan diharapkan dapat
menurunkan nyeri saat menstruasi atau dismenore (39).
Akupresur dilakukan untuk melancarkan peredaran darah. Dengan akupresur dapat
membuka penyumbatan-penyumbatan atau penyempitan pada pembuluh darah vena,

STIKes Mitra RIA Husada


merangsang simpul-simpul syaraf dan pusat syaraf serta mempengaruhi fungsi-fungsi
kelenjar. Untuk dismenore pada saat menstruasi akupresur kita gunakan di titik L1 4 (Hequ)
(41)
.
Ada beberapa titik yang telah digunakan pada peneliti sebelumnya untuk mengatasi
disminore, yaitu penelitian yang telah diteliti Hasanah untuk siswi remaja SMP yang
menggunakan terapi akupresur pada titik LR3 (Taichong) efektif mengurangi intensitas nyeri.
Peneliti selanjutnya oleh Firda yang menggunakan 2 titik yaitu pada titik LR3 (Taicong) dan
PC6 (Neiguan), untuk siswi SMA juga efektif untuk mengurangi disminore. Selanjutnya pada
titik LI4 (Hequ) terbukti efektif untuk mengurangi disminore pada siswi SMK yang telah
dilakukan oleh Julianti (17).
Dari studi pendahuluan didapatkan sekitar 30 siswi mengalami dismenorea setiap
bulannya dan wawancara langsung pada secara virtual siswi yaitu 8 dari 10 siswi mengatakan
sangat terganggu dengan adanya nyeri menstruasi setiap bulan. Data ini berdasarkan
penelitian dilakukan pada siswi remaja di kelas IX MTs Terpadu Riyadul Badiah
Karangkancana Kabupaten Kuningan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang Pengaruh
Teknik Akupresur Terhadap Penurunan Nyeri Dysmenorhea Pada Siswi MTs Terpadu
Riyadul Badiah Karangkancana Kabupaten Kuningan Tahun 2021.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat Quasi Eksperimental yaitu untuk melihat hubungan sebab-akibat tanpa
melibatkan kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan pendekatan model one group pretest dan
post-test. Analisis data menggunakan univariat dan bivariat menggunakan T Paired test
dengan nilai p<0,05. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2021. Populasi dalam penelitian
ini adalah semua siswi dengan keluhan nyeri haid dan didapatkan sebanyak 64 orang selama dua
bulan dan dilakukan intervensi. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dalam
bentuk google form untuk menilai intesitas nyeri haid selanjutnya memberikan perlakuan terhadap
responden dengan memberikan terapi akupresur dan dipantau secara berkala melalui virtual.
Instrumen pada penelitian ini adalah Kuisioner Numeric Rating Scale dan daftar tilik. Variabel yang
dikumpulkan meliputi variabel dependen dan independen. Variabel independen pada penelitian ini
yaitu teknik akupresur sedangkan variabel dependen adalah penurunan nyeri dismenorea.
HASIL PENELITIAN
Hasil Analisis Univariat

Intervensi Mean n Standar Deviasi

Nyeri Sebelum 5,67 64 1.3

Nyeri Sesudah 3,44 64 1.2

STIKes Mitra RIA Husada


Tabel 5.1 skala nyeri dismenorea sebelum dan sesudah dilakukan teknik akupresur
terhadap siswi di MTs
Terpadu Riyadul Badiah Karangkancana Kabupaten Kuningan

Tabel menunjukan bahwa Rata-rata nyeri sebelum diberikan akupressure adalah 5.67 dan
sesudah diberikan acupressure rata-rata nyeri yang dirasakan siswa menjadi 3.44.
Pengaruh Teknik Akupresur

Intervensi N Korelasi Sig.

Sebelum dan 64 0.74 0.0001


Sesudah

Intervensi Perbedaan Mean n 95% CI Sig.

Sebelum- 2.23 64 2.00 – 2.46 0.0001


Sesudah

Terdapat perbedaan rata-rata nyeri sebesar 2.23 sebelum dan sesudah diberikan

akupresur, dengan korelasi atau kekuatan hubungan antara intervensi dengan rasa nyeri

sebesar 0.74 artinya terdapat hubungan yang kuat antara penurunan rasa nyeri dengan

akupresur. Hal ini juga membuktikan bahwa terdapat pengaruh antara penurunan rasa nyeri

dengan intervensi akupresur dengan nilai uji statistik 0.0001.

PEMBAHASAN
Hasil analisis univariat mengenai skala dismenore responden menunjukkan bahwa rata-
rata dismenore sebelum diberikan akupresur adalah 5.67 dengan standar deviasi 1.3 yang
menunjukkan bahwa skala nyeri termasuk ke dalam tingkatan nyeri sedang. Hasil ini sejalan
dengan penelitian yang dilaksanakan di Kuala Banda Aceh pada tahun 2016 mengenai
gambaran dismenore tanpa intervensi paling banyak dialami oleh responden yang terdapat di
angka 4-6 atau berada pada skala nyeri sedang dengan frekuensi 37 mahasiswa atau dengan
presentase 66,1% (22).
Rata-rata skala dismenore dengan tingkat sedang juga digambarkan dari penelitian yang
dilaksanakan oleh Murtiningsih di Cimahi pada tahun 2014 terhadap 18 remaja yang
mengalami dismenore yang menjelaskan rata-rata dismenore yang dialami remaja 6,5 sebelum

STIKes Mitra RIA Husada


intervensi. Penelitian serupa diteliti oleh Darnisah dan Lismarni di Bukit Tinggi pada tahun
2013 terhadap 18 remaja yang mengalami dismenore, memiliki rata-rata skala nyeri sedang.
Skala nyeri setelah diberikan intervensi akupresur menjadi 3.44 dengan standar deviasi
1.2. Penelitian serupa mengenai pengaruh terapi akupresur dilaksanakan oleh Sri, dkk tahun
2015 terhadap 15 mahasiswa dengan nyeri dismenore primer menunjukkan bahwa skala nyeri
sebelum diberikan intervensi 5.73 sedangkan setelah intervensi menjadi 2.73.
Terapi akupresur lainnya yang diberikan kepada 9 remaja putri yang mengalami
dismenore primer di jurusan keperawatan Poltekkes Mataram pada tahun 2013 menjelaskan
bahwa rata-rata skala nyeri sebelum diberikan intervensi 4.78 sedangkan setelah diberikan
intervensi akupresur menjadi 2.67 (32).
Penelitian mengenai terapi akupresur dapat disimpulkan bahwa rata-rata skala dismenore
menjadi ringan setelah diberikannya intervensi. Perbedaan skala dismenore tersebut
disebabkan karena efek penekanan di titik akupresur terkait dengan dampaknya terhadap
produksi endorphin dalam tubuh. Endorphin adalah pembunuh rasa nyeri yang dihasilkan oleh
system saraf, saraf sensitif dengan rangsangan dari luar sehingga dapat dipicu dengan
menggunakan teknik akupresur, sehingga dapat menginstruksikan sistem endokrin untuk
melepas sejumlah endorphin sesuai kebutuhan tubuh. Hal inilah yang membuat perbedaan
skala dismenore setelah diberikannya intervensi (32).
Pengaruh Teknik Akupresur
Berdasarkan hasil yang telah didapat dengan menggunakan kuesioner untuk menganalisis
pengaruh teknik akupresur terhadap penurunan nyeri dismenorea di peroleh perbedaan rata-
rata nyeri sebesar 2.23 sebelum dan sesudah diberikan akupresur. korelasi antara intervensi
dengan rasa nyeri sebesar 0.74 artinya terdapat hubungan yang kuat antara penurunan rasa
nyeri dengan akupresur. Hal ini juga membuktikan bahwa terdapat pengaruh antara
penurunan rasa nyeri dengan intervensi akupresur dengan nilai uji statistik 0.0001.
Dari nilai uji statistik tersebut dapat disimpulkan bahwa Terapi akupresur yang dilakukan
kepada para siswi selama desminore memiliki pengaruh kepada penurunan rasa nyeri saat
dismenore, hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Setyowati (2018) Terapi
akupresur efektif mengurangi nyeri karena memiliki efek analgesik. Terapi akupresur dengan
pemijatan atau penekanan pada titik LI 4 (Hegu) akan meningkatkan kadar endorphin
sehingga lebih cepat menurunkan rasa nyeri (Setyowati, 2018). Hasil penelitian juga sejalan
dengan teori yang diampaikan oleh Olivia (2013) Pijatan pada daerah punggung bertujuan

STIKes Mitra RIA Husada


untuk melancarkan peredaran darah sehingga dapat memberikan efek relaksasi yang
berpengaruh terhadap penurunan tingkat nyeri dismenore (31).
Menurut Desideria (2019) bahwa penekanan pada Tiga titik yang bisa dipijat untuk
mengurangi dismenorea adalah atas mata kaki (LV 3), antara jempol dan telunjuk (LI 4), dan
bawah tempurung lutut (ST 36) dapat menurunkan rasa nyeri saat desminore. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Hasanah (2014) bahwa Titik akupresur LI 4
terbukti dapat menurunkan dismenorea yaitu menunjukkan bahwa responden yang diberikan
intervensi berupa akupresur pada titik LI 4 mengalami penurunan intensitas nyeri sebanyak
0,615 poin dan penurunan kualitas nyeri sebanyak 0,577 poin. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan ada penurunan yang signifikan setelah dilakukan akupresur terhadap
dismenore.penelitian yang telah dilakukan oleh Hasanah (2014) sesuai dengan hasil penelitian
oleh peneliti yang memiliki hasil Rata-rata nyeri sebelum diberikan akupressure adalah 5.67
dan sesudah diberikan acupressure rata-rata nyeri yang dirasakan siswa menjadi 3.44. hal ini
menunjukan bahwa ada penurunan skala nyeri yang signifikan (32).
Pengaruh terapi akupresur tersebut terjadi karena terapi yang diberikan dapat mengurangi
sensasi-sensasi nyeri melalui peningkatan endorphin, yaitu hormone yang mampu
menghadirkan rasa rileks pada tubuh secara alami, memblok reseptor nyeri ke otak(23).
Terapi akupresur memiliki beberapa keuntungan. Pertama, terapi ini dapat menjadi upaya
pengalihan (distraksi) sehingga perhatian seseorang tidak fokus pada rasa nyeri yang
dirasakan dan itu dapat menurunkan tingkat nyeri seseorang. Kedua, terapi akupresur aman
untuk dilakukan sendiri walaupun belum pernah melakukan sebelumnya, asalkan mengikuti
petunjuk yang ada (21).

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan yang didapat berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan
yaitu :
1. Terdapat pengaruh antara teknik akupresur terhadap penurunan nyeri dismenorea pada
siswi MTs Terpadu Riyadul Badiah Karangkancana Kabupaten Kuningan Tahun 2021.
2. Terdapat penurunan skala nyeri dismenorea sebelum dan sesudah dilakukan teknik
akupresur terhadap siswi di MTs Terpadu Riyadul Badiah Karangkancana Kabupaten
Kuningan Tahun 2021.

STIKes Mitra RIA Husada


Saran

Adapun saran dari peneliti antara lain :


1. Melakukan pelatihan akupresure kepada masyarakat yang lebih luas untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan akupresure untuk melakukan relaksasi tubuh saat
desminore

2. Melakukan penelitian dengan metode akupresure lain sehingga didapatkan metode mana
yang lebih efektif dalam mengurangi rasa nyeri saat disminore

3. Memberikan Pendidikan Kesehatan pada remaja tentang Kesehatan reproduksi dan Gizi
pada remaja agar mengurangi kejadian disminore saat haid.

STIKes Mitra RIA Husada


9
DAFTAR PUSTAKA
1 Ayu & Bagus. (2010). Buku ajar penuntun kuliah ginekologi. Jakarta.
TIM. Adikara, RTS. (2015). Pelatihan Terapi Komplementer Alternatif &
Akupresur Untuk Dokter, Perawat, Bidan dan Umum. Bondowoso:
ACASI.

2 Baradero, M, (2006). Gangguan Sistem Reproduksi dan Seksualitas.


Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

3 Benson, P&Pernoll.(2009). Buku saku Obsetry Gynecology William.


Jakarta: EGC

4 Bobak IM, Lowdermilk, D.L., Jansen, M.D., & Perry, S.E.,2005.


Maternity Nursing. Jakarta: EGC.

5 Bobak, L. 2005. Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC.

6 Calis,K.A.(2013) .Dysmenorrhea. Diperoleh dari:


http://emedicine.medscape.com /article/253812-overview. [Diakses pada:
04 Mei 2021]

7 Cunningham, F. G. (2008). Obstetri Williams. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

8 Diyah Tepi Rahmawati, Ronalen Br. Situmorang, Syami Yulianti. 2019.


Pengaruh Akupresur Terhadap Penurunan Nyeri Dysmenorrhea. i
Yulianti3 Universitas Dehasen Bengkulu Fakultas Ilmu Kesehatan. Jurnal
Kebidanan dan Kesehatan Tradisional, Volume 4, No 2, September 2019,
hlm 57-119. (Online) [Diakses pada: 04 Mei 2021]

9 Dewi, N. S. 2012. Biologi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

10 Fengge, A. (2012). Terapi akupresur manfaat dan pengobatan.


Yogyakarta: Crop Circle Corp.

11 Fritz and Speroff. (2011). Clinical Gynecologic Endrocrinology and


Infertility. 8th ed. Philadelphi: Lippincott Williams & Wilkins.pp. 579-83.

12 Hamilton, D., (2009). ObstetridanGinekologi. Edisi Kedua. Jakarta: EGC.

13 Hartono,R.I.W. (2012). Akupresure untuk Berbagai Penyakit dilengkapi


dengan terapi gizi medik dan herbal. Rapha/Andi Publishing.Yogyakarta.

10
14 Hillard P.A.J. 2006. Dysmenorrhea. Pediatrics in Review. 27: 64-71.

15 Handayani. Trisna Yuni dan Dewi Rokhanawati. 2011. Hubungan Dismenorea


Terhadap Aktivitas Belajar Siswi SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta Tahun 2011.
Jurnal Kebidanan, (Online). (http://opac.unisayogya .ac.id/1580/), diakses 04 Mei
2021).

16 IGAA Sri Efriyanthi, I Wayan Suardana, Wayan Suari. 2015. Pengaruh Terapi
Akupresur Sanyinjiao Point Terhadap Intensitas Nyeri Dismenore Primer Pada
Mahasiswi Semester VIII Program Studi Ilmu Keperawatan. Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Vol. 3 No.2, Mei-Agustus
2015.

17 Julianti, Oswati Hasanah, Erwin. 2014. Efektivitas Akupresur Terhadap Dismenore


Pada Remaja Putri. Program Study Ilmu Keperawatan Universitas Riau (online)
https://media.neliti.com/media/publications/188169-ID-efektifitas-akupresur-
terhadap-dismenore.pdf. Diakses pada 04 Mei 2021.

18 Kashefi, et all. 2010. Effect of ocupressure at the Sanyinjiao point on primary


dysmenorrhea a randommized controlled trial. Online. Tersedia (http://www.
ncbi.nlm.nih. gov/ pubmed). [04 Mei 2021].

19 Kementrian Kesehatan RI. (2015). Rencana Srategis Kementrian Kesehatan Tahun


2015-2019. Jakarta.

20 Kusmiran, E. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba


Medika.

21 Kumbhar, Suresh K et.al. 2011. Prevalence of dysmenorrhea among adolenscent Girls


(14-19 Yrs) Of Kadapa District and Its Impact On Quality Life: A Cross Secsional
Study. National Journal Of Community Medicine 2, 265-268.

22 Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., & Bucher, L. 2014. Medical
Surgical Nursing 9th Edition Assesment and Management of Clinical Problems. St.
Louis: Elsavier Mosby.

23 Llewellyn, D.2005.Dasar-Dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi VI. Jakarta: Arcan

24 Manuaba, I.G.B. 2009. Memahami Reproduksi Wanita. Jakarta :Arcan.

25 Mardiatun. 2013. Pengaruh Akupresur Dalam Meminimalisir Dismenore Primer Pada


Remaja Putri di Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram Tahun 2013.
(Online) file:///C:/Users/useRC/Downloads/1086-1162-1-PB.pdf. Diakses 04 Mei
2021.

26 Maruf, F., Ezenwafor, N., So, M., Adeniyi, A., & Okove, E. (2013). Physical aktivity
level and adposity:are they associated with primary dysmenorrhea in school

11
adolescents?. Nnewi: Nnnamdi Azikiwe University. Diperoleh tanggal 26 September
2018 dari https://www.researchgate.net/publication/260372702.

27 Morgan,G. & Hamilton,C.2009.Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:EGC.

28 Narendra, M.B.,dkk, 2010. Tumbuh Kemabang Anak Dan Remaja. Jakarta: Sagung
Seto.

29 Notoatmodjo S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Bhineka Cipta.


Pedoman Tekhnisi Penulisan KTI. KTI Prodi D-IV Bidan Pendidik 2016-2017

30 Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta : Salemba Medika.

31 Oka, Putu Sukanta. (2003). Akupresur dan Minuman untuk Mengatasi Gangguan
Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.

32 Ody, P. (2008). Pengobatan praktis dari cina. Jakarta: Esensi.

33 Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik. Jakarta: Salemba Medika.

34 Proverawati&Misaroh, (2009). Menarche; Pertama Penuh Makna. Bandung: Nuha


Medika.

35 Prawirohardjo, S.(2011). Ilmu Kandungan. Edisi Ketiga. Jakarta: PT Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

36 Pujiani, 2012. Hubungan Antara Status Gizi dengan Usia Menarche.

37 Rasjidi, I. (2010). 100 Questions & Answers : Kanker pada Wanita. Jakarta: Elex
Media Komputindo.

38 Sabhinaya, S, 2012 : Hubungan Antara Status Gizi dan Usia Menarche Terhadap
Dismenorea Primer Pada Siswi Kelas IX SMP N 87 Jakarta. (Online)
(www.Library.upnvj.ac.id di akses 04 Mei 2021).

39 Salsabilla Alifah Putri Moch. Yunus Erianto Fanani. 2017. Hubungan Antara Nyeri
Haid (Dismenore) Terhadap Aktivitas Belajar Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 52
Jakarta. (Online) https://core.ac.uk/download/pdf/287322684.pdf. di akses 04 Mei
2021.

40 Saguni, FerstaCiciliaApriliani, dkk. (2013). Hubungan Dismenore Dengan Aktivitas


Belajar Remaja Putri di SMA Kristen I Tomohon. Jurnal Keperawatan, (Online),(1),
(https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/arti cle/view/2182), diakses 04 Mei 2021.

41 Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. (2010). Textbook of Medical Surgical Nursing.


Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

42 Tamsuri, A. (2007). Konsep & Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.

12
43 Turana, Yuda. (2004). Akupresur. Diambil tanggal 04 Mei 2021 From
http://www.medikaholistik.com.

44 Ulfatul Latifah, Ratih Sakti Prastwi, Istiqomah Dwi Andari. 2020. Reducing
Dysmenorrhea using Accupressure on Teenage Girl at Pratama Clinic of Harapan
Bersama Tegal. Jurnal Kebidanan https://doi.org/10.31983/jkb.v10i1.5294. Diakses
tanggal 04 Mei 2021.

45 Widyaningrum, H. (2013). Pijat refleksi & 6 terapi alternatif lainya. Jakarta: Media
Pressindo.

46 Walsh, L. V. (2007). Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.

47 Wong, 2010. Jaripunktur (Pengobatan terdahsyat). Jakarta: Master Wong.

13

Anda mungkin juga menyukai