Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta
Hidayah-Nya, sehingga makalah “MENERAPKAN PRINSIP PENCEGAHAN
INFEKSI’ dapat kami susun. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Keterampilan Dasar Kebidanan.
 
. Selain itu juga diharapkan bisa memberikan wawasan kepada rekan-rekan
mahasiswa khususnya mahasiswa D3 Kebidanan STIKes Alifah. Dalam
kesempatan ini kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu
memberi bimbingan, ilmu, dorongan, serta saran-saran kepada penyusun. Kami
selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun penyajian makalah ini
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN...............................................................................................
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................1
B. Rumusan masalah........................................................................................1
C. Tujuan penulisan.............................................................................................1
D. Manfaat penulisan.............................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN……….........................................................................................3
A. Transmisi Kuman……….....................................................................................4
B.. Teknik Isolasi………………....................................................................
8 1.1. Unit isolasi................................................................................................10
1.2. Tindakan pencegahan
infeksi..............................................................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................11
B. saran ........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12

 
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai petugas kesehatan sudah selayaknya kita memproteksi diri kita agar
tidak tertular infeksi. Pencegahan infeksi merupakan bagian esensial dari asuhan
lengkap yang diberikan kepada klien.Tujuannya untuk melindungi petugas
kesehatan itu sendiri. Di masa lalu, fokus utama penanganan masalah infeksi dalam
pelayanan kesehatan adalah mencegah infeksi. Infeksi serius pascabedah masih
merupakan masalah di beberapa negara, ditambah lagi dengan munculnya penyakit
A c q u i r e d I m m u n o D e f i c i e n c y Syndrome
(AIDS) dan hepatitis B yang belum ditemukan obatnya. Saat ini, perhatian utama
ditujukan untuk mengurangi resiko perpindahan penyakit, tidak hanya terhadap
pasien, tetapi juga kepada pemberi pelayanan kesehatan dan karyawan, termasuk
pekarya, yaitu orang yang bertugas membersihkan dan merawat ruang bedah. Cara
efektif untuk mencegah penyebaran penyakit dari orang ke orang atau dari
peralatan ke orang dapat dilakukan dengan meletakkan penghalang di antara
mikroorganisme dan individu (pasien atau petugas kesehatan). Dengan bekerja
berdasarkan tujuan ini, maka berarti pemberi asuhan kesehatan melindungi pasien,
lingkungan dan dirinya sendiri

B. Rumusan Masalah
1.Apa saja prinsip Pencegahan Infeksi ?.
2. Penanganan sampah :
1. Sampah basah
2. Sampah kering
3. Sampah tajam

C. Tujuan penulisan
1.Untuk mengetahui cara dan prinsip pencegahan infeksi
2. Untuk mengetahui penanganan sampah basah, kering dan tajam

D. Manfaat penulisan
1. Manfaat Teoritis
a). Sebagai pengembangan bahan masukan atau pengkajian baru khususnya ilmu
kebidanan
b). Dapat menjadi acuan bagi pengkajian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a.
Manfaat bagi institusi Kepada institusi makala ini diharapkan dapat dijadikan
bahan literature atau riverensi pembuatan makala selanjutnya b. manfaat bagi
mahasiswa Kepada mahasiswa diharapkan sebagai sumber informasi dalam upaya
penanganan pencegahan infeksi
Pencegahan Infeksi dalam Praktik Kebidanan
Pencegahan Infeksi dalam Praktik Kebidanan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Prodi Kebidanan
Keterampilan Dasar Kebidanan.

Infeksi adalah masuknya mikroorganisme kedalam tubuh melalui melalui udara, darah /
cairan tubuh, atau kontak langsung sehingga menimbulkan gejala dan tanda suatu penyakit.
Konsep dan Prinsip Dasar Pencegahan Infeksi

Dalam memberikan pelayanan kesehatan, resiko infeksi yang paling mudah terjadi adalah
melalui darah atau cairan tubuh klien. Darah dan cairan tubuh berpotensi menularkan virus
Hepatitis B, Hepatitis C, HIV/AIDS. Oleh karena itu petugas kesehatan harus meminimalkan,
bahkan memutus rantai penyebaran mikroorganisme yaitu dengan pencegahan infeksi. Konsep
dan Prinsip Dasar Pencegahan Infeksi

Tubuh (host) infeksimikroorganisme patogen Skema diatas menjelaskan interaksi tubuh,


mikroorganisme dan infeksi. Jika mikroorganisme patogen masuk tubuh, akan terjadi infeksi,
kecuali ada penghalang antara tubuh dan mikroorganisme. Konsep dan Prinsip Dasar
Pencegahan Infeksi

Penghalang antara tubuh dan mikroorganisme adalah prinsip-prinsip dasar dalam pencegahan
infeksi yaitu:

1. Menggunakan alat pelindung diri


2. Menjaga kebersihan tangan
3. Menentukan antiseptik dan desinfektan yang digunakan
4. Memproses peralatan mulai dekontaminasi, pencucian dan pembilasan, DTT dan
sterilisasi.
5. Pengelolaan sampah Konsep dan Prinsip Dasar Pencegahan Infeksi

Sarung tangan Kondisi yang mengharuskan petugas menggunakan sarung tangan, yaitu
sebelum kontak dengan cairan tubuh klien, akan melakukan tindakan invasif dan membersihkan
sampah yang terkontaminasi. Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri Celemek (skort, gaun) Celemek digunakan untuk melindungi baju
petugas dari kemungkinan percikan darah atau cairan tubuh lainnya, biasanya berbahan kain,
berbentuk celana dan baju.

Alat Pelindung Diri Masker Masker digunakan untuk menahan penularan


mikroorganisme melalui udara dari petugas saat berbicara, batuk atau bersin. Sebaliknya masker
dapat menahan cipratan darah atau duh tubuh klien masuk hidung/mulut petugas. Dalam
pemakaiannya, masker harus menutupi hidung, mulut dan muka bagian bawah petugas.
Alat Pelindung Diri Kap (penutup kepala) Kap digunakan untuk mencegah jatuhnya
mikroorganisme dari rambut dan kulit kepala petugas ke area yang steril. Pemakaiannya harus
menutupi seluruh rambut kepala agar guguran rambut tidak masuk area luka daerah pembedahan.
Selain itu kap digunakan untuk mencegah percikan darah atau cairan tubuh klien mengenai
kepala petugas.

Kacamata Pelindung Digunakan untuk melindungi mata dari cipratan darah/cairan tubuh
lainnya. Kacamata pelindung umumnya terbuat dari plastik jernih dan dipakai bersama masker
jika pelindung muka tidak ada.

Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri Alas kaki (sepatu pelindung) Alas kaki yang
ideal adalah sepatu boat yang terbuat dari karet atau plastik yang menutupi seluruh ujung dan
telapak kaki. Sepatu boat yang terbuat dari kulit lebih melindungi tapi harus rajin dibersihkan.
Sandal atau sepatu merupakan alas kaki yang kurang efektif, karena masih ada sebagian telapak
kaki yang tidak terlindungi.

Cara menjaga kebersihan tangan secara sehat adalah dengan cuci tangan. Dengan cuci
tangan berarti telah membuang kotoran dan debu serta mengurangi mikroorganisme dari kulit
kedua telapak tangan. Menjaga Kebersihan Tangan

Cara cuci tangan benar yang dimaksud adalah dengan :

a. Basahi kedua tangan


b. Gunakan sabun atau antiseptik lainnya.
c. Gosok kedua permukaan tangan, punggung tangan, sela jari dan kuku selama 15- 30
detik.
d. Bilas dengan air bersih yang mengalir
e. Keringkan dengan tisue / hand drier Menjaga Kebersihan Tangan

Larutan antiseptik digunakan untuk membunuh atau menghambat hampir semua


mikroorganisme yang bersifat sementara dan menetap pada kulit dan selaput lendir (mukosa).
Sedangkan desinfektan merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mengurangi
mikroorganisme pada peralatan Larutan Antiseptik dan Desinfektan

Larutan Antiseptik dan Desinfektan Alkohol (alkohol 60-90% (etil, isopropil) lebih
sering digunakan untuk kulit, tidak boleh untuk mukosa (mulut, hidung, vagina). Pemakaian
alkohol adalah cepat mengurangi kuman/virus pada permukaan kulit untuk beberapa saat dan
harganya relatif murah serta mudah didapat, namun tidak tahan lama.

Larutan Antiseptik dan Desinfektan Klorheksidin glukonat 2-4% (hibitane, hibiscrub,


hibiclens) merupakan antiseptik dengan pelarut air dan dapat digunakan untuk mukosa tubuh.
Antiseptik ini mempunyai efek kerja yang sangat baik, perlindungan kimiawi meningkat bila
dipakai berulang, aman untuk bayi dan anak. Beberapa kerugiannya adalah mahal dan dapat
dinetralisir oleh air, sabun dan beberapa krim tangan.
Larutan Antiseptik dan Desinfektan Iodofor 7,5-10%, misal Betadine merupakan
campuran lar yodium dengan povidon (10% povidon berisi iodin 1%). Kelebihannya adalah
tidak toksik, tidak mengakibatkan iritasi kulit dan mukosa, namun baru menimbulkan reaksi
setelah 2 menit.

Larutan Antiseptik dan Desinfektan Kloroheksilenol, misal Dettol. Antiseptik ini


memiliki spektrum aktivasi yang luas pada berbagai jenis flora kulit.

Larutan Antiseptik dan Desinfektan Klorin & derivatnya. Tersedia dalam bentuk cair
(natrium hipoklorit, misal bayclin) dan bentuk padat (kalsium hipoklorit, misal kaporit).
Mempunyai efek yang cepat, dapat menginaktivasi semua bakteri, virus, fungi dan beberapa
spora namun mempunyai sifat korosif.

Larutan Antiseptik dan Desinfektan Glutaraldehid 2 - 4% (Cidex). Merupakan derivate dari


formaldehid, dapat mengiritasi dan berbau tidak enak.

Larutan Antiseptik dan Desinfektan Desinfektan yang tidak bisa digunakan untuk DTT,
namun juga sebagai antiseptik adalah Alkohol. Berbagai antiseptik dan desinfektan tersebut
harus disimpan dengan benar agar efektivitasnya tetap terjaga.

Pemrosesan Peralatan Pemrosesan peralatan dimaksudkan untuk menurunkan resiko


penularan penyakit dari peralatan medis, sarung tangan dan peralatan kotor lainnya. Peralatan
kotor bisa dipakai kembali setelah melalui serangkaian pemrosesan yang diawali dekontaminasi,
pencucian dan pembilasan, DTT atau sterilisasi. Larutan Antiseptik dan Desinfektan

Larutan Antiseptik dan Desinfektan Dekontaminasi Dekontaminasi adalah proses untuk


membuat peralatan lebih aman untuk ditangani oleh petugas sebelum peralatan tersebut
dibersihkan. Dengan proses dekontaminasi berarti telah mengurangi sebagian mikroorganisme.
Meskipun tidak menghilangkan jumlah mikroorganisme yang mengkontaminasi, alat-alat
tersebut aman untuk diproses selajutnya.

Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) dan Sterilisasi Metode pilihan untuk mematikan semua
mikroorganisme pada peralatan adalah sterilisasi. Jika tidak memungkinkan maka DTT
merupakan metode alternatif. DTT adalah proses membunuh semua mikroorganisme kecuali
beberapa endospora bakterial yang dapat dilakukan dengan merebus, mengukus (uap panas) atau
merendam dalam larutan kimia. Sedangkan sterilisasi mematikan semua mikroorganisme dan
endospora dan dapat dilakukan dengan uap bertekanan tinggi (otoklaf) atau pemanasan kering
(oven), Larutan Antiseptik dan Desinfektan

DTT dengan cara rebus Perebusan dalam air merupakan cara efektif dan praktis untuk
DTT peralatan. Masukan peralatan yang sudah dicuci kedalam panci perebus. Alat harus
terendam air minimal 2,5 cm dari permukaan air. Selanjutnya nyalakan api. Larutan Antiseptik
dan Desinfektan
DTT dengan cara kukus DTT dengan cara mengukus sering digunakan untuk memproses
sarung tangan, namun bisa juga untuk peralatan. Untuk pengukusan diperlukan panci pengukus,
3 lapis. Larutan Antiseptik dan Desinfektan

DTT dengan bahan kimia Desinfektan yang sering digunakan untuk DTT dengan bahan
kimia adalah larutan klorin 0,1%. Alat-alat direndam dalam larutan klorin 0,1% dicampur
dengan air dingin DTT, selama 20 menit. Untuk mencegah korosi pada peralatan, setelah
diredam harus disiram dengan air panas DTT. Larutan Antiseptik dan Desinfektan

Sterilisasi Sterilisasi dengan uap tekanan tinggi adalah metode sterilisasi yang efektif
tetapi paling sulit dilakukan karena perlu pengaturan suhu dan tekanan serta membutuhkan
waktu lebih singkat dibanding sterilisasi panas kering. Sedangkan sterilisasi panas kering (oven),
memerlukan aliran listrik yang terus menerus dan kurang praktis pada daerah yang terpencil serta
hanya bisa untuk benda-benda yang terbuat dari gelas atau logam. Larutan Antiseptik dan
Desinfektan

Pengelolaan Sampah Pernahkan saudara berpikir bahwa pengelolaan sampah yang


berasal dari pelayanan kesehatan dan sampah rumah tangga berbeda? Sampah dari pelayanan
kesehatan atau rumah sakit tidak boleh begitu saja dibuang dan bercampur dengan sampah
rumah tangga. Sampah dari rumah sakit mengandung berbagai bahan berbahaya dan
mikroorganisme yang beresiko menular ke masyarakat luas jika dibuang di tempat sampah
umum. Oleh karena itu harus dikelola dengan baik agar tidak membahayakan lingkungan
sekitarnya. Larutan Antiseptik dan Desinfektan

Infeksi Nosokomial Klien yang dirawat dirumah sakit, selain berharap sembuh dari
sakitnya juga beresiko terjadi infeksi lain dari mikroorganisme yang berada dirumah sakit.
Infeksi ini disebut dengan infeksi nosokomial. Dengan demikian infeksi nosokomial adalah
infeksi yang terdapat dalam sarana kesehatan (infeksi yang didapat klien saat atau pernah dirawat
di RS). Larutan Antiseptik dan Desinfektan

Tehnik Isolasi Pernahkah saudara mendengar istilah isolasi? Arti umumnya adalah
menyendirikan, mengucilkan, memisahkan. Bagaimana jika dihubungkan dengan isolasi pada
klien dirumah sakit? Siapa saja pasien yang perlu diisolasi? Isolasi di rumas sakit dikenal dengan
istilah ‘tehnik isolasi atau kewaspadaan isolasi’ adalah merawat klien yang mempunyai
kerentanan terhadap infeksi pada ruangan tersendiri. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan
terjadinya penularan. Dalam praktik kebidanan, kewaspadaan isolasi perlu dilakukan untuk klien
ibu dengan Hepatitis B, TBC, HIV/AIDS, terinfeksi salmonella atau staphilococus aureus. Yang
perlu mendapatkan perhatian pada klien yang diisolasi adalah kondisi psikologis yang biasanya
merasa terisolasi secara Larutan Antiseptik dan Desinfektan
Sampah tidak hanya merusak kelestarian lingkungan, tapi juga mengganggu kesehatan masyarakat.
Pencemarannya melalui udara, air, tanah, maupun organisme lain dapat menimbulkan penyakit.

Sampah yang tidak terkelola, selain menimbulkan bau tidak sedap dan mengganggu estetika, juga
menjadi media perkembangbiakan vektor dan hewan pengerat.

Beberapa hasil penelitian di tempat pembuangan akhir sampah di Indonesia, menunjukkan adanya
penurunan kualitas lingkungan, baik udara, air, dan tanah. Diperlukan penanganam segera terhadap
kondisi lingkungan yang tercemar.

Dari penelitian yang dilakukan Ecoton, dengan membedah lambung 168 ikan yang ditangkap di Sungai
Surabaya, ditemukan mikroplastik pada semua lambung ikan tersebut. Mikroplastik, yang tidak terlihat
secara kasat mata, sangat berbahaya karena tidak hancur ketika dicerna.

Sampah Kering nama kerennya adalah Sampah Anorganik yaitu sampah dari sisa bahan/material
yang tidak bisa atau sulit diuraikan/dihancurkan secara alami oleh tanahwalaupun bisa diurai
alami perlu waktu sangat laamaaaaa..bisa puluhan bahkan ratusan tahun
Klo Sampah Basah atau Sampah Organik yaitu sampah dari bahan2 yang bisa
diuraikan/dihancurkan/membusuk secara alami
Contoh Sampah Kering misalnya bekas botol minuman/makanan dari bahan plastik,kertas atau
aluminium, kantong kresek, bungkus makanan dari plastik, kaleng bekas, kertas tisu, sampah
dari bahan karet seperti bekas ban, kain bekas, styrofoam, kabel,kaca dll
Contoh Sampah Basah misalnya sisa makanan, daun/tangkai yang berjatuhan dari pohon,
kulit/biji buah2an, kayu, tulang hewan, bangkai hewan, kotoran dll
Kenapa harus dibedakan dan dipisahkan tempatnya?

1.SAMPAH BASAH
Adalah barang yg dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai
sebelumnya,tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prousedur yg benar.

Contoh sampah kering dimasyarakat

1.sisa makanan
2.daun daunan dan sisa sayuran

3.sampah rumah tangga

4.karton,plastic,dll

2.SAMPAH KERING
Adalah sampah yg dihasilkan dari bahan bahan non hayati,baik berupa produk sintetik

Maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang.

1.kateter

2.selang infus

3.placenta darah

5.masker

6.handcons

3.SAMPAH TAJAM
Adalah objek atau alat yg memiliki sudut tajam,sisi,ujung atau bagian
menonjol yg dapat memotong atau menusuk kulit.

Contohnya;

1.jarum suntik

2.pecahan gelas

3.pisau bedah

4.pipet Pasteur

5.jarum hipordermik

Anda mungkin juga menyukai