Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nani Kurniah S.

ST
Asal : PKM Sumberjaya
Angkatan : V (Lima)
Materi : Etika Kebidanan
Fasilitator : Ibu Mery Destiaty ,SKM, M.Kes

Resume :
1. UU No 4 tahun 2019
2. PMK No 28 tahun 2017
3. Kepmenkes 320 tahun 2020

Bidan adalah seorang perempuan yang telah menyelesaikan program pendidikan Kebidanan baik
di dalam negeri maupun di luar negeri yang diakui secara sah oleh Pemerintah Pusat dan telah
memenuhi persyaratan untuk melakukan praktik Kebidanan.

Pendidikan kebidanan terdiri atas pendidikan akademik, pendidikan vokasi (program D III,
DIV), dan pendidikan profesi. Pendidikan akademik terdiri dari program sarjana, program
magister, dan program doktor. Pendidikan vokasi merupakan program diploma tiga (D III, D IV)
kebidanan. Sedangkan pendidikan profesi merupakan program lanjutan dari program pendidikan
setara sarjana atau program sarjana.

Berdasarkan UU 4/2019, untuk dapat berpraktik mandiri, bidan, baik dengan pendidikan
akademik maupun pendidikan vokasi wajib mengambil pendidikan profesi. Tanpa mengambil
pendidikan profesi mereka hanya diperbolehkan berpraktik di fasilitas kesehatan.

Selain syarat lulus pendidikan kebidanan, seorang  bidan juga wajib wajib melakukan registrasi
dan izin praktik. Registrasi dibuktikan dengan Surat Tanda Registrasi (STR) yang diberikan
konsil kepada bidan yang memenuhi persyaratan, yaitu memiliki:

1. Ijazah dari perguruan tinggi kebidanan.


2. Memiliki sertifikat kompetensi atau sertifikat profesi.

3. Surat keterangan sehat fisik dan mental

4. Surat pernyataan telah mengucapkan janji/sumpah profesi, dan

5. Surat pernyataan mematuhi dan melaksanakan etika profesi.

Sedangkan izin praktik, berupa Surat Izin Praktik Bidan (SIPB) diberikan oleh Pemerintah
Daerah Kota/Kabupaten kepada bidan yang telah memiliki STR dan tempat praktik.
UU 4/2019 berlaku mulai tanggal 15 Maret 2019, ada masa peralihan yang membuat bidan tetap
dapat menjalankan praktik kebidanan yang selama ini telah berjalan. Pada saat Undang-Undang
ini mulai berlaku, setiap orang yang sedang mengikuti pendidikan Kebidanan D IV dapat
berpraktik sebagai Bidan lulusan D IV di Fasilitas Pelayanan Kesehatan setelah lulus pendidikan
kecuali praktik mandiri Bidan.

Sedangkan, Bidan lulusan D IV sebelum Undang-Undang ini mulai berlaku dapat berpraktik di
Fasilitas Kesehatan kecuali praktik mandiri Bidan. Bidan lulusan di bawah D III Kebidanan yang
telah melakukan Praktik Kebidanan sebelum Undang-Undang ini diundangkan masih tetap dapat
melakukan Praktik Kebidanan untuk jangka waktu paling lama Bulan Oktober Tahun 2020.

Sementara itu, Bidan lulusan D III dan Bidan lulusan D IV yang telah melaksanakan Praktik
Kebidanan secara mandiri di Tempat Praktik Mandiri Bidan sebelum Undang-Undang ini
diundangkan, masih dapat menjalankan praktik tersebut paling lama hingga 7 tahun setelah
pengundangan UU 4/2019. Setelah itu, bagi bidan lulusan D3 yang melakukan praktik mandiri
dapat mengikuti penyetaraan Bidan lulusan profesi melalui rekognisi pembelajaran lampau.

Selanjutnya pada Permenkes RI Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan dalam rangka melindungi masyarakat penerima pelayanan kesehatan. Setiap
tenaga kesehatan yang akan menjalankan praktik keprofesiannya harus memiliki izin sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Permenkes Nomor 28 Tahun 2017 menjelaskan dalam menjalankan praktik kebidanan, bidan
paling rendah memiliki kualifikasi jenjang pendidikan Diploma Tiga Kebidanan. Selain itu,
setiap bidan yang akan menyelenggarakan praktik kebidanan harus memiliki Surat Tanda
Registrasi Bidang (STRB). STRB diperoleh setelah bidan memiliki sertifikat kompetensi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

Disampingnya itu pula, setiap bidan yang menjalankan praktik keprofesiannya wajib memiliki
Surat Izin Praktik Bidan (SIPB). SPIB ini diberikan kepada bidan yang telah memiliki STRB.
SIPB diterbitkan oleh instansi pemberi izin yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota. Dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Dalam menyelenggarakan praktik kebidanan, bidan memiliki kewenangan untuk memberikan


pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, serta memberikan pelayanan kesehatan
reproduksi perempuan dan KB.

Selain itu, praktik mandiri bidan harus memasang papan nama dan paling sedikit memuat nama
bidan, nomor STRB, nomor SIPB, dan waktu pelayanan. Kemudian praktik mandiri bidan juga
harus melaksanakan pengelolaan limbah medis melalui kerjasama dengan institusi yang memiliki
instalasi pengelolaan limbah. Hal ini dilakukan demi menghindari dari penyalahgunaan limbah
tersebut
Kompetensi bidan menurut Permenkes No 320 Tahun 2020 adalah kemampuan yang dimiliki
oleh lulusan pendidikan profesi bidan yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam
memberikan pelayanan kebidanan pada bayi baru lahir/neonates, bayi, balita dan anak
prasekolah, remaja, masa sebelum hamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa pasca
keguguran, masa nifas, masa antara, pelayanan keluarga berencana, masa klimakterium,
kesehatan reproduksi dan seksualitas perempuan serta keterampilan dasar praktik klinis
kebidanan. Menurut standar kompetensinya, standar kompetensi lulusan pendidikan kebidanan
terbagi menjadi standar kompetensi lulusan pendidikan profesi bidan dengan gelar Bidan (Bd)
dan lulusan Diploma III Kebidanan dengan gelar Ahli Madya Kebidanan (Amd.Keb). Sementara
itu, pelayanan kebidanan yang diberikan merupakan suatu bentuk bagian dari sistem pelayanan
kesehatan yang dapat diberikan secara mandiri oleh bidan, kolaborasi, dan atau rujukan.
Pelayanan yang diberikan disebut dengan Asuhan Kebidanan.

Berikut adalah area kompetensi bidan yang meliputi 7 area termasuk komponen kompetensi
didalamnya:

1) Etik legal dan keselamatan klien

a. Memiliki perilaku profesional


b. Mematuhi aspek etik legal dalam praktik kebidanan
c. Menghargai hak dan privasi perempuan serta keluarganya
d. Menjaga keselamatan klien dalam praktik kebidanan

2) Komunikasi efektif

a. Berkomunikasi dengan perempuan dan anggota keluarganya


b. Berkomunikasi dengan masyarakat
c. Berkomunikasi dengan rekan sejawat
d. Berkomunikasi dengan profesi lain/tim kesehatan lain
e. Berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan (stakeholders)

3) Pengembangan diri dan profesionalisme

a. Bersikap mawas diri


b. Melakukan pengembangan diri sebagai bidan profesional
c. Menggunakan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang
menunjang praktik kebidanan dalam rangka pencapaian kualitas kesehatan perempuan,
keluarga, dan masyarakat

4) Landasan ilmiah praktik kebidanan

a. Bidan memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk memberikan asuhan yang berkualitas
dan tanggap budaya sesuai ruang lingkup asuhan:
1) Bayi baru lahir (neonates)
2) Bayi, balita dan anak prasekolah
3) Remaja
4) Masa sebelum hamil
5) Masa kehamilan
6) Masa persalinan
7) Masa pasca keguguran
8) Masa nifas
9) Masa antara
10) Masa klimakterium 6
11) Pelayanan keluarga berencana
12) Pelayanan kesehatan reproduksi dan seksualitas perempuan
b. Bidan memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk memberikan penanganan situasi
kegawatdaruratan dan sistem rujukan
c. Bidan memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk dapat melakukan Keterampilan Dasar
Praktik Klinik Kebidanan

5) Keterampilan klinis dalam praktik kebidanan

a. Kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dan berkualitas pada bayi


baru lahir (neonatus), kondisi gawat darurat, dan rujukan
b. Kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dan berkualitas pada bayi,
balita dan anak pra sekolah, kondisi gawat darurat, dan rujukan
c. Kemampuan memberikan pelayanan tanggap budaya dalam upaya promosi kesehatan
reproduksi pada remaja perempuan
d. Kemampuan memberikan pelayanan tanggap budaya dalam upaya promosi kesehatan
reproduksi pada masa sebelum hamil
e. Memiliki keterampilan untuk memberikan pelayanan anc komprehensif untuk
memaksimalkan, kesehatan ibu hamil dan janin serta asuhan kegawatdaruratan dan
rujukan
f. Kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dan berkualitas pada ibu
bersalin, kondisi gawat darurat dan rujukan
g. Kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dan berkualitas pada pasca
keguguran, kondisi gawat darurat dan rujukan
h. Kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dan berkualitas pada ibu
nifas, kondisi gawat darurat dan rujukan
i. Kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dan berkualtias pada masa
antara
j. Kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dan berkualitas pada masa
klimakterium
k. Kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dan berkualitas pada
pelayanan keluarga berencana
l. Kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dan berkualitas pada
pelayanan kesehatan reproduksi dan seksualitas 7
m. Kemampuan melaksanakan keterampilan dasar praktik klinis kebidanan
6) Promosi kesehatan dan konseling

a. Memiliki kemampuan merancang kegiatan promosi kesehatan reproduksi pada


perempuan, keluarga, dan masyarakat
b. Memiliki kemampuan mengorganisir dan melaksanakan kegiatan promosi kesehatan
reproduksi dan seksualitas perempuan
c. Memiliki kemampuan mengembangkan program kie dan konseling kesehatan reproduksi
dan seksualitas perempuan

7) Manajemen dan kepemimpinan

a. Memiliki pengetahuan tentang konsep kepemimpinan dan pengelolaan sumber daya


kebidanan
b. Memiliki kemampuan melakukan analisis faktor yang mempengaruhi kebijakan dan
strategi pelayanan kebidanan pada perempuan, bayi, dan anak
c. Mampu menjadi role model dan agen perubahan di masyarakat khususnya dalam
kesehatan reproduksi perempuan dan anak
d. Memiliki kemampuan menjalin jejaring lintas program dan lintas sector
e. Mampu menerapkan manajemen mutu pelayanan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai