Anda di halaman 1dari 12

Laporan Pendahuluan

“ Resusitasi Maternal & Neonatal ”

Di Susun Oleh :

Nama : Ristika Wildianti . N

NIM : PO.62.24.2.19.189

Kelas : Reguler XXI A

Matkul : Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan

Dosen Pembimbing : Seri Wahyuni, SST., M.Kes

D-III KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA


Kata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Resusitasi Maternal & Neonatal” ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.
Dalam menyusun makalah ini, penyusun banyak mengalami hambatan dan kesulitan.
Namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang terlibat di dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada dosen mata
kuliah Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini sangat sederhana dan jauh dari sempurna,
oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan sarannya untuk lebih baiknya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan manfaat kepada pembaca sekalian

Palangka Raya, 29 April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar Isi..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang............................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................... 1
1.3. Tujuan............................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Resusitasi Maternal
A. Pengkajian Awal & Tindakan RJP Pada Ibu Hamil................................. 2
B. Persiapan Alat Resusitasi Maternal.......................................................... 2
C. Langkah-langkah Resusitasi Maternal...................................................... 2
2.2. Resusitasi Neonatal
A. Persiapan Resusitasi BBL......................................................................... 4
B. Penilain Segera Untuk Dilakukan Resusitasi........................................... 5
C. Langkah-langkah Resusitasi BBL............................................................ 5
D. Asuhan Pascaresusitasi............................................................................. 7

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan.................................................................................................... 8
3.2. Saran.............................................................................................................. 8
Daftar Pustaka............................................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Resusitasi jantung paru (RJP) adalah metode untuk mengembalikan fungsi
pernapasan dan sirkulasi pada pasien yang mengalami henti napas dan henti jantung yang
tidak diharapkan mati pada saat itu. Metode ini merupakan kombinasi pernapasan buatan
dan bantuan sirkulasi yang bertujuan mencukupi kebutuhan oksigen otak dan substrat
lain sementara jantung dan paru tidak berfungsi. Keberhasilan RJP dimungkinkan oleh
adanya interval waktu antara mati klinis dan mati biologis, yaitu sekitar 4 – 6 menit.
Dalam waktu tersebut mulai terjadi kerusakan sel-sel otak rang kemudian diikuti organ-
organ tubuh lain. Dengan demikian pemeliharaan perfusi serebral merupakan tujuan
utama pada RJP.
Sebagian besar korban henti jantung adalah orang dwasa, tetapi ribuan bayi dan
anak juga mengalaminya setiap tahun. Henti jantung akan tetap menjadi penyebab utama
kematian yang prematur, dan perbaikan kecil dalam usaha penyelamatannya akan
menjaadi ribuan nyawa yang dapat diselamatkan tiap tahun. Bantuan hidup dasar boleh
dilakukan oleh orang awam dan juga yang terlatih dalam bidang kesehatan. Ini
bermaksud bahwa RJP boleh dilakukan dan dipelajari oleh dokter, perawat, bidan, para
medis lainnya dan juga orang awam.

1.2. Rumusan Masalah


a. Resusitasi Maternal
1. Bagaimana Pengkajian Awal & Tindakan RJP Pada Ibu Hamil ?
2. Bagaimana Persiapan Alat Pada Resusitasi Maternal ?
3. Bagaimana Langkah-langkah Resusitasi Maternal ?
b. Resusitasi Neonatal
1. Bagaimana Persiapan resusitasi Bayi baru Lahir ?
2. Bagaimana Penilaian Segera Untuk Dilakukan Resusitasi ?
3. Bagaimana Langkah-langkah Resusitasi Neonatus ?
4. Apa Saja Asuhan Pasca Resusitasi ?

1.3. Tujuan
a. Resusitasi Maternal
1. Untuk Mengetahui Pengkajian Awal & Tindakan RJP Pada Ibu Hamil
2. Untuk Mengetahui Persiapan Alat Pada Resusitasi Maternal
3. Untuk Mengetahui Langkah-langkah Resusitasi Maternal
b. Resusitasi Neonatal
1. Untuk mengetahui persiapan resusitasi bayi baru lahir
2. Untuk mengetahuai penilaian segera untuk dilakukan resusitasi
3. Untuk mengetahui langkah-langkah resusitasi
4. Untuk mengetahui asuhan pasca resusitasi

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Resusitasi Maternal

A. Pengkajian Awal & Tindakan RJP Pada Ibu Hamil


1. Saat menemukan ibu hamil yang mengalami kolaps, bidan harus mengkaji area
secara cepat untuk memastikan bahwa tidak terdapat bahaya bagi si ibu. Bidan
harus mendekati ibu tersebut dari samping dam memastikan apakah ibu dalam
keadaan sadar dengan menanyakan apakah dia baik-baik saja dan menepuk
bahunya secara kuat. Tindakan ini seharusnya dapat membangkitkan respon.
2. Jika tidak ada respon bantuan harus segera dicari, dan melakukan upaya
resusitasi
3. Ibu harus ditelentangkan , pindahkan bantal jika digunakan dan jika hamil
sebuah baji di posisikan di bawh pinggul kanan ibu untuk menyangga uterus dan
meminimalkan resiko kompresi autokaval.
4. Jika baji tidak teredia, gulungan selimut atau bantal dapat digunakan. Tindakkan
ini akan lebih mudah dilakukan oleh 2 orang.
B. Persiapan Alat Resusitasi Maternal
Alat Pengukur Tanda Vital
Pengukur Waktu
Balon resusitasi dan Sungkup
Cairan Infus
Jarum infus Ukuran Besar (16 atau 18)
Kassa
C. Langkah-langkah Resusitasi Maternal
1. Periksa kesadaran ibu dengan memanggil atau menggoyang-goyangkan tubuh
ibu. Bila ibu tidak sadar, lakukan langkah-langkah selanjutnya.
2. Panggil bantuan tenaga kesehatan lain dan bekerjalah dalam tim.
3. Khusus untuk ibu dengan usia kehamilan >20 minggu (uterus di atas umbilikus),
miringkan ibu dalam posisi berbaring ke sisi kiri dengan sudut 15-30° atau bila
tidak memungkinkan, dorong uterus ke sisi kiri
4. Bebaskan jalan napas. Tengadahkan kepala ibu ke belakang (head tilt) dan
angkat dagu (chin lift). Bersihkan benda asing di jalan napas.
5. Bila ada sumbatan benda padat di jalan napas, sapu keluar dengan jari atau
lakukan dorongan pada dada di bagian tengah sternum (chest thrust). Hindari
menekan prosesus xifoideus!
6. Sambil menjaga terbukanya jalan napas, “lihat – dengar – rasakan” napas ibu
(lakukan cepat, kurang dari 10 detik) dengan cara mendekatkan kepala penolong
ke wajah ibu. Lihat pergerakan dada, dengar suara napas, dan rasakan aliran
udara dari hidung/mulut ibu.
Jika ibu bernapas normal, pertahankan posisi, berikan oksigen sebagai
tindakan suportif. Lanjutkan pemantauan untuk memastikan ibu tetap
bernapas normal.
7. Jika ibu tidak bernapas atau bernapas tidak normal, periksa pulsasi arteri karotis
dengan cepat (tidak lebih dari 10 detik).
2
8. Bila nadi teraba namun ibu tidak bernapas atau megap-megap (gasping), berikan
bantuan napas (ventilasi) menggunakan balon-sungkup atau melalui mulut ke
mulut dengan menggunakan alas (seperti kain, kasa) sebanyak satu kali setiap 5-
6 detik. Pastikan volume napas buatan cukup sehingga pengembangan dada
terlihat. Cek nadi arteri karotis tiap 2 menit.
9. Bila nadi tidak teraba, segera lakukan resusitasi kardiopulmoner.
Resusitasi kardiopulmoner pada ibu dengan usia kehamilan >20 minggu
dilakukan dalam posisi ibu miring ke kiri sebesar 15-300.
Penekanan dada dilakukan di pertengahan sternum. Kompresi dilakukan
dengan cepat dan mantap, menekan sternum sedalam 5 cm dengan
kecepatan 100-120x/menit.
Setelah 30 kompresi, buka kembali jalan napas lalu berikan 2 kali ventilasi
menggunakan balon-sungkup atau melalui mulut ke mulut dengan alas.
Tiap ventilasi diberikan dalam waktu 1 detik. Berikan ventilasi yang cukup
sehingga pengembangan dada terlihat.
Kemudian lanjutkan kompresi dada dan ventilasi dengan perbandingan
30:2.
Pasang kanul intravena (2 jalur bila mungkin) menggunakan jarum ukuran
besar (no. 16 atau 18 atau ukuran terbesar yang tersedia) dan berikan cairan
sesuai kondisi ibu.
10. Tindakan resusitasi kardiopulmoner diteruskan hingga:
Tim yang lebih terlatih untuk menangani henti nafas dan henti jantung telah
datang dan mengambil alih tindakan, ATAU
Tidak didapatkannya respon setelah 30 menit, ATAU
Penolong kelelahan, ATAU
 Ibu menunjukkan tanda-tanda kembalinya kesadaran, misalnya batuk,
membuka mata, berbicara atau bergerak secara sadar DAN mulai
bernapas normal. Pada keadaan tersebut, lanjutkan tatalaksana dengan:
o Berikan oksigen
o Pasang kanul intravena (bila sebelumnya tidak berhasil dilakukan)
dan berikan cairan sesuai kondisi ibu
o Lanjutkan pemantauan untuk memastikan ibu tetap bernapas
normal.
11. Setelah masalah jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi teratasi, pikirkan dan
evaluasi kemungkinan penyebab hilangnya kesadaran ibu, di antaranya:
perdarahan hebat (paling sering)
penyakit tromboemboli
penyakit jantung
sepsis
keracunan obat (contoh: magnesium sulfat, anestesi lokal)
eklampsia
perdarahan intrakranial
anafilaktik
gangguan metabolik/elektrolit (contoh: hipoglikemia)
hipoksia karena gangguan jalan napas dan/atau penyakit paru
12. Lakukan pemeriksaan lanjutan, misalnya USG abdomen untuk melihat
perdarahan intraabdomen tersembunyi.

3
13. Atasi penyebab penurunan kesadaran atau rujuk bila fasilitas tidak
memungkinkan.

2.2. Resusitasi Neonatal

A. Persiapan Resusitasi Bayi Baru Lahir


Didalam setiap persalinan, penolong harus selalu siap melakukan tindakan
resusitasi bayi baru lahir. Kesiapan untuk bertindak dapat menghindarkan kehilangan
waktu yang sangat berharga bagi upaya pertolongan. Walaupun hanya beberapa menit
tidak bernafas, bayi baru lahir dapat mengalami kerusakan otak yang berat atau
meninggal.

1. Persiapan Keluarga
Sebelum menolong persalinan, bicarakan dengan keluarga mengenai
kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu dan bayinya, serta
persiapan yang dilakukan oleh penolong untuk membantu kelancaran persalinan
dan melakukan tindakan yang diperlukan.

2. Persiapan Tempat Resusitasi


Persiapan yang diperlukan meliputi ruang bersalin dan tempat resusitasi.
Gunakan ruangan yang hangat dan terang. Tempat resusitasi hendaknya rata, keras,
bersih dan kering, misalnya meja, atau diatas lantai beralas tikar, kondisi yang rata
diperlukan untuk mengatur posisi kapala bayi. Tempat resusitasi sebaiknya didekat
sumber pemanas (misalnya, lampu sorot) dan tidak banyak tiupan agin (jendela tau
pintu yang terbuka). Nyalakan lampu menjelang kelahiaran bayi.

3. Persiapan Alat Resusitasi


Sebelum menolong persalinan, selain peralatan persalinan, siapkan juga
alat-alat resusitasi dalam keadaan siap pakai, yaitu :
 Alat penghisap lendir De Le
 Tabung dan sungkup atau baloa dan sungkut
 Jam atau pencetak waktu
 Sepasang sarung tangan karet
 2 helai kain
 Bahan ganjal bahu bayi. Dapat berupa kain, kaos, handuk kecil, digulung
setinggi 5 cm dan mudah disesuikan untuk mengatur posisi kepala bayi.

4. Persiapan Penolong
 Mengenakan alat pelindung diri pada persalinan
 Mencuci kedua tangan dengan air mengalir dan sabun
 Mengenakan kedua sarung tangan menjelang kelahiran.

4
B. Penilaian Segera
Segera setelah lahir, letakan bayi diperut bawah ibu atau dekat perenium
(harus bersih dan kering). Cegah kehilangan panas dengan menutupi tubuh bayi
dengan kain atau handuk yang telah disiapkan sambil melakukan penilaian sebagai
berikut.
1. Apakah kehamilan cukup bulan ?
2. Apakah air ketuban jernih dan tidak terkontaminasi mekonium ?
3. Apakah bayi bernafas adekuat atas menangis ?
4. Apakah tonus otot bayi baik ?
Bila semua pertanyaan diatas dijawab dengan “Ya”, lakukan perawatan rutin
perawatan rutin ialah memberikan kehangatan, membuka/membersihkan jalan nafas,
mengeringkan, dan menilai warna
Bila salah stu atau lebih pertanyaan dijawab “Tidak”, lakukan langkah awal
resusitasi.
Setelah melakukan penilaian dan memutuskan bahwa bayi baru lahir perlu
resusitasi, segera lakukan tindakan yang diperlukan, penundaan pertolongan dapat
membahayakan keselamatan bayi. Jepit dan potong tali pusat dan pindahkan bayi
ketempat resusitasi, yang telah disediakan

C. Langkah-langkah Resusitasi BBL

1. Langkah Awal
Langkah ini perlu dilakukan dalam waktu 30 detik. Bagi kebanyakan bayi
baru lahir, 6 langkah awal dibawah ini cukup untuk merangsang bayi bernafas
spontan dan teratur. Sambil melakukan langkah awal.
 Beritahu ibu dan keluarganya bahwa bayinya memerlukan bantuan untuk
memulai bernafas.
 Minta salah seorang keluarga mendampinggi ibu untuk memberi dukungan
moral menjaga ibu dan melaporkan bila ada pendarahan.

Adapun 6 langkah awal tersebut adalah :


1. Jaga bayi tetap hangat :
Letakkan bayi diatas kain yang ada diatas perut ibu
Selimuti bayi dengan kain tersebut, potong tali pusat
Pindahkan bayi keatas kain di tempat resusitasi.
2. Atur posisi bayi
Baringkan bayi terlantang dengan kepala didekat penolong
Ganjal bahu agar kepala sedikit ekstensi
3. Isap lendir
Gunakan alat penghisap lendir De Lee dengan cara sebagai berikut :
Pertama, isap lendir didalam mulut, kemudian baru hisap lendir dihidung
Hisap lendir sambil menarik keluar penghisap, bukan pada saat memasukan
Jangan memasukan ujung penghisap terlalu dalam (jangan lebih dari 5 cm
kedalam mulut atau lebih dari 3 cm kedalam hidung), karena dapat
menyebabkan denyut jantung bayi melambat atau henti nafas bayi.

4. Keringkan dan rangsang bayi.

5
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainya
dengan  sedikit tekanan. Rangsangan ini dapat memula,I pernafasan  bayi
atau bernafas lebih baik.
Lakukan rangsangan taktik dengan beberapa cara di bawah ini :
- Menyentil dan menepuk telapak kaki
- Menggosok punggung, perut, dada atau tungkai bayi dengan telapak
tangan
5. Atur kembali posisi kepala dan selimuti bayi
Ganti kain yang telah basah dengan kain bersih dan kering yang baru (yang
dibawahnya)
Selimuti bayi dengan kain tersebut, jangan tutupi  bagian muka dan dada agar
pemantauan pernafasan bayi dapat diteruskan.
Atur kembali posisi kapala bayi sehingga kepala sedikit ekstensi
6. Lakukan penelitian bayi
Lakukan penilaian apakah bayi bernafas normal, megap-ngap atau tidak
bernafas.
 Bila bayi bernafas normal, berikan bayi kepada ibunya :
 Letakan bayi diatas dada ibu dan selimuti keduanya  untuk menjaga
kehangatan tubuh bayi melalui persentuhan kulit ibu kekulit bayi.
 Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sambil membelainya.
 Bila bayi tidak bernafas atau bernafas megap-megap, segera lakukan
tindakan vertilasi

2. Ventilasi
Ventilasi adalah bagian dari tindakan resusitasi untuk memasukan sejumlah
volume udara ke dalam paru dengan tekanan positif yang memadai untuk
membuka alveoli paru agar bayi bisa bernafas spontan dan teratur.
Langkah-langkah :
1. Pemasangan sungkup
- Pasang dan pegang sungkup agar menutupi mulut dan hidung bayi
2. Ventilasi 2 kali
- Lakukan tiupan udara dengan tekanan 30 cm air tiupan awal ini sangat
penting untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa mulai bernafas dan
sekaligus menguji apakah jalan nafas terbuka atau bebas.
- Lihat apakah dada bayi mengembang
Bila tidak mengembang
a. Periksa posisi kepala, pastikan posisinya sudah benar
b. Periksa pemasangan sungkup dan pastikan tidak terjadi kebocoran
c. Periksa ulang apakah jalan nafas tersumbat cairan atau lendir
Bila dada mengemban, lakukan tahap berikutnya
3. Ventilasi 20 kali dalam 30 detik
- Lakukan tiupan dengan tekanan 20 cm air, 20 kali dalam 30 detik
- Pastikan udara masuk (dada mengembang) dalam 30 detik tindakan.
4. Lakukan Penilaian
- Bila bayi sudah bernafas normal, hentikan ventilasi dan pantau bayi. Bayi
diberikan asuhan pascaresusitasi.

6
- Bila bayi belum bernafas atau megap-megap, lanjutkan vertilasi dengan
tekana 20 cm air, 20 x untuk 30 detik berikutnya dalam 2 menit, evaluasi
hasil ventilasi setiap 30 detik
- Lakukan penilaian bayi apakah bernafas, tidak bernafas atau megap-megap
Bila bayi telah bernafas normal, hentikan ventilasi dan pantau bayi dengan
seksam berikan asuhan pascaresusitasi.
Bila bayi tidak bernafas , atau megap-megap, teruskan ventilasi dengan
tekanan 20 cm air, 20 x untuk 30 detik berikutnya dan nilai hasilnya setiap
30 detik dalam 10 menit
- Siapkan rujukan bila bayi belum bernafas normal sesudah 2 menit di
ventilasi.
- Hentikan ventilasi bila tidak ada tanda kehidupan
- Bayi yang tidak bernafas normal setelah 20 menit diresusitasi akan
mengalami kerusakan otak sehingga bayi akan menderita kecacatan yang
berat atau meninggal.

D. Asuhan Pascaresusitasi
Asuhan pascaresusitasi diberikan sesuai dengan kaadaan bayi setelah
menerima tindakan resusitasi. Asuhan pascaresusitasi dilakukan pada keadaan :
1. Resusitasi Berhasil
Resusitasi berhasil bila pernafasan bayi teratur, warna kulitnya kembali
normal yang kemudian diikuti dengan perbaikan tonus otot atau bergerak aktif
lanjutkan dengan asuhan berikutnya.
 Jelaskan pada ibu tentang hasil resusitasi yang telah dilakukan
 Anjurkan ibu segera memberi ASI kepada bayi nya
 Anjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi
 Jelaskan pada ibu untuk mengenali tanda-tanda bahaya bayi baru lahir dan minta
pertolongan segera bila terlihat tanda-tanda tersebut pada bayi.
 Lakukan asuhan BBL normal.
2. Bayi Perlu Rujukan
Bila bayi pascaresusitasi kondisinya memburuk, segera rujuk kepasilitas rujukan.
 Jelaskan pada ibu bahwa bayi nya perlu dirujuk, bayi dirujuk bersama ibunya
 Mintak keluarga untuk menyiapkan sarana trasportasi secepatnya
 Bawa peralatan resusitasi selama perjalanan ketempat rujukan
 Periksa keadaan bayi selama perjalanan
 Lindungi bayi dari sinar matahari
 Jelaskan pada ibu bahwa sebaiknya memberi ASI segera kepada bayi nya
kecuali pada keadaan gangguan nafas.
3. Resusitasi Tidak Berhasil
Bila bayi gagal bernafas setelah 20 menit tindakan resusitasi dilakukan
maka hentikan upaya tersebut. Biasanya bayi akan mengalami gangguan yang berat
pada susunan syaraf pusat dan kemudian meninggal.
Ibu dan keluarga memerlukan dukungan moral secara hati-hati dan
bijaksana , ajak ibu dan keluarga untuk memahami masalah dan musibah yang
terjadi serta berikan dukungan moral sesuai adat dan budaya setempat.

7
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Resusitasi mengandung arti harfiah “Menghidupkan kembali” tentunya dimaksudkan
usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah suatu episode henti jantung berlanjut
menjadi kematian biologis. Penanganan dan tindakan cepat pada resusitasi jantung paru
khususnya pada kegawatan kardiovaskuler amat penting untuk menyelematkan hidup,
untuk itu perlu pengetahuan RJP yang tepat dan benar dalam pelaksanaannya.

3.2. Saran
Tenaga kesehatan harus dapat mengetahui tanda dan gejala secara dini agar dapat
melakukan penanganan segera. Meningkatkan upaya-upaya untuk KIA, Promotif,
preventive, kuratif, dan rehabilitatif, kepada masyarakat, sehingga ikut berperan serta
dalam upaya menurunkan  Angka Kematian Ibu & Bayi.

8
Daftar Pustaka
https://www.scribd.com/presentation/342602816/Resusitasi-Maternal-1

http://madiena29.blogspot.com/2011/11/makalah-lengkap-resusitasi-bayi-baru.html

https://www.academia.edu/9450256/makalah_rjp

Buku saku pelayanan kesehatan ibu

Anda mungkin juga menyukai