Anda di halaman 1dari 57

GAMBARAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA ERA

ADAPTASI KEBIASAAN BARU


DI PUSKESMAS MENTENG

PROPOSAL
Laporan Tugas Akhir

Untuk memenuhi salah satu syarat tugas akhir dalam menyelesaikan


Pendidikan Diploma III Kebidanan Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Palangka Raya

OLEH
VIVI DHUKE DANDARE
NIM : PO.62.24.2.19.197

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDRAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir oleh Vivi Dhuke Dandare dengan judul : Gambaran

Pemberian Imunisasi Dasar Pada Adaptasi Kebiasaan Baru Covid-19 Di

Puskesmas Menteng

telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 10 Maret 2022

Ketua Penguji Anggota Penguji 1 Anggota Penguji 2

Lola Meyasa, SST., M.Kes Erina Eka Hatini, SST,MPH Seri Wahyuni, SST.,M.Kes
NIP. 19810522 200604 2 004 NIP. 19800608 200112 2 001 NIP. 19801019 200212 2 002

Mengetahui
Ketua Jurusan Kebidanan Ketua Prodi DIII Kebidanan

Noordiati,SST., MPH Seri Wahyuni, SST., M.Kes


NIP. 19800608 200112 2 002 NIP. 19801019 200212 2 002

i
PERNYATAAN PERSETUJUAN

GAMBARAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA MASA PANDEMI


COVID 19 DI PUSKESMAS MENTENG

Disusun Oleh :
VIVI DHUKE DANDARE
PO.62.24.2.19.197

Proposal Laporan Tugas Akhir ini telah memenuhi persyaratan dan disetujui

untuk diuji:

Hari/Tanggal :

Waktu :

Tempat : Poltekkes Kemenkes Palangka Raya

Palangka Raya,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Erina Eka Hatini, SST,MPH Seri Wahyuni, SST., M.Kes


NIP. 19800608 200112 2 001 NIP. 19801019 200212 2 002

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas berkat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesikan Proposal Laporan Tugas Akhir (LTA)

yang berjudul “Gambaran Pemberian Imunisasi Dasar Pada Era Adaptasi

Kebiasan Baru Covid-19 DI-Puskesmas Menteng ”

Proposal Laporan Tugas Akhir (LTA) ini disusun untuk memenuhi

salah satu syarat mata kuliah Metode Penelitian jurusan Diploma III Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palangka Raya Kalimantan

Tengah. Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan proposal

LTA didapatkan dari berbagai sumber baik buku maupun jurnal penelitian.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Proposal Laporan Tugas

Akhir (LTA) terutama kepada:

1. Bapak Mars Khendra Kusfriyadi, STP., MPH selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kemenkes Palangka Raya yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk belajar serta meningkatkan ilmu pengetahuan dan

keahlian.

2. Ibu Noordiati, SST,. MPH selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik

Kesehatan PalangkaRaya.

3. Ibu Seri Wahyuni, SST., M.Kes selaku Ketua Prodi D III Kebidanan Politeknik

Kesehatan Palangka Raya

4. Ibu Erina Eka Hatini, SST., MPH selaku Pembimbing I yang telah berkenan

iii
membimbing mulai dari tahap awal sampai dengan penyelesaian Laporan

Tugas Akhir Ini.

5. Ibu Lola Meyasa. SST., M.Kes selaku Ketua Penguji dalam penyusunan

Proposal Laporan Tugas Akhir (LTA).

6. Orang Tua tercinta yang telah memberikan dukungan materil maupun moril,

serta perhatian dan kasih sayang yang tidak terkira dalam setiap langkah kaki

penulis.

7. Seluruh teman-teman mahasiswa Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan

Palangka Raya yang telah memberikan dukungan baik berupa motiviasi

maupun kompetisi yang sehat dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang ikut andil

dalam terwujudnya Laporan Tugas Akhir Ini.

Palangka Raya, 05 Maret 2022

Vivi Dhuke Dandare

iv
DAFTAR ISI

GAMBARAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA ERA ADAPTASI KEBIASAAN BARU......1


DI PUSKESMAS MENTENG..................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................i
PERNYATAAN PERSETUJUAN..............................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................................6
1.5 Keaslian Penelitian...................................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................11
2.1 Tinjauan Teori........................................................................................................11
2.2 Tujuan Imunisasi....................................................................................................13
2.3 Jenis-jenis Imunisasi Aktif.......................................................................................14
2.4 Imunisasi Pasif....................................................................................................15
2.5 Sasaran Imunisasi...................................................................................................20
2.6 Jenis-jenis Imunisasi Dasar.....................................................................................20
2.7 Sasaran Program Imunisasi....................................................................................22
2.8 Jadwal Imunisasi.....................................................................................................22
2.9 Penyelenggaraan Imunisasi....................................................................................23
2.10 Faktor-faktor Yang Sesuai Dengan Variabel.........................................................23
2.11 Kerangka Teori.....................................................................................................31
2.12 Kerangka Konsep..................................................................................................32
BAB III METODE STUDI KASUS..........................................................................................33
3.1 Desain Penelitian....................................................................................................33
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................................................34
3.3 Subjek Penelitian....................................................................................................34

v
3.4 Variabel dan Definisi Operasional..........................................................................36
3.5 Instrumen Penelitian..............................................................................................38
3.6 Teknik Pengumpulan Data......................................................................................38
3.7 Rencana Analisis Data............................................................................................39
3.8 Etika Penelitian.......................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................43
INFORMED CONSENT...................................................................................................45
LEMBAR KUESIONER.......................................................................................................46
KUESIONER PENGETAHUAN TENTANG IMUNISASI DASAR LENGKAP............................47

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemberian Imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang

terbukti cost-effective dan berdampak positif terhadap pencapaian derajat

kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Salah satu upaya preventif atau

pencegahannya adalah dengan melaksanakan program imunisasi. Pemberian

imunisasi dapat mencegah dan menurunkan angka kesakitan,kecacatan,dan

juga kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)

yang diperkirakan membunuh 2-3 juta orang tiap tahunnya. (Kemenkes RI,

2020)

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan

kekebalan seseorang secara aktif terhdap suatu penyakit sehingga jika suatu

saat terkena penyakit tersebut tidak menjadi sakit atau hanya berkembang

menjadi penyakit ringan. Beberapa penyakit menular yang termasuk ke dalam

(PD3I) antara lain Hepatitis B, TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio,

Campak, Rubela, dan radang paru-paru atau pneumonia.(Kemenkes RI, 2020)

Imunisasi merupakan salah satu intervensi pencegahan Kesehatan

masyarakat yang paling diterima, paling sukses, dan terbukti sangat hemat

biaya di dunia serta telah menyelamatkan 2 hingga 3 juta anak dari penyakit

yang dapat dicegah dengan imunisasi. Menurut Undang-Undang Republik

Indonesia No.12 2017 tentang Kesehatan, imunisasi merupakan salah satu

1
2

upaya pencegahan terjadinya penyakit menular yang salah satu kegiatan

prioritas Kementrian Kesehata Indonesia sebagai wujud nyata komitmen

pemerintah untuk mencapai tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)

terutama untuk menurunka angka kematian pada anak-anak (WHO 2019

dalam Smaradhana, 2020).

Di Indonesia, program imunisasi diatur oleh Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia. Pemerintah, bertanggungjawab menetapkan sasaran

jumlah penerima imunisasi, kelompok umur serta tata cara memberikan

vaksin pada sasaran. Pelaksaan program imunisasi dilakukan oleh unit

pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta. Institusi swasta dapat

memberikan pelayanan imunisasi sepanjang memenuhi persyaratan

perijinan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, Di Indonesia

pelayanan imunisasi dasar/ imunisasi rutin dapat diperoleh melalui Pusat

pelayanan yang dimiliki oleh pemerintah, seperti Puskesmas, Posyandu,

Puskesmas pembantu, Rumah Sakit atau Rumah Bersalin (Tinggi, 2018).

Masa pandemi Covid-19 yang telah menginfeksi Sebagian besar

negara pun hendaknya tidak menyurutkan semangat tenaga Kesehatan untuk

tetap melaksanakan imunisasi dan mengambil Langkah-langkah penting untuk

memastikan bahwa setiapanak yang merupakan klompok rentan yang

dilindungi dari penyakit berbahaya dengan imunisasi. Pelayanan imunisasi

selama Pandemi Covid-19 dilaksanakan dengan sesuai kebijaka Covid-19

dilaksanakan sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah, berdasarkan

analisis situasi epidemoiologis penyebaran Covid-19, cakupan imunisasi rutin,


3

dan situasi epidemiologis PD31. Petugas Kesehatan diharapkan untuk

memantau status imunisasi setiap sasaran yang ada di wilayah kerjaya

(Yurianto, 2020)

Berdasarkan Data Kesehatan dunia (WHO) sebelum adanya pandemic

Covid-19, di tahun 2018 menyatkan sebanyak 14 juta bayi tidak mendapat

dosis awal vaksin DPT, dan 5.7 juta bayi lainnya tidak mendapatkan

imunisasi dasar dengan lengkap. Dari total 19,7 juta, lebih dari 60% anak-

anak ini tinggal di 10 negara salah satunya Indonesia. Data terbaru tantang

perkiraan cakupan vaksin dari WHO dan UNICEF ditahun 2019 menunjukan

pemberian vaksin human papilloma virus (HPV) KE 106 negara terancam

mengalami kegagalan. WHO mencatat adanya penurunan jumlah anak yang

tidak mendapatkan vaksin difetri, tetanus dan pertussis (DPT3) dalam data

pada empat bulan pertama tahun 2020. Data ini merupakan suatu hal yang

tidak wajar karena baru pertamakalinya dalam 28 tahun terdapat penuruna

cakupan DPT 3 diseluruh dunia. Akibat dari adanya pandemic Covid-19,

setidakna terdapat 30 kampanye vaksinasi campak dibatalkan atau beresiko

dibatalkan oleh WHO dan UNICEF, yang nantinya dikhawatirkan dapat

menyebabkan wabah penyakit lain. Sampai denan bulan mei 2020. Tiga

perempat dari 82 negara melaporkan gangguan terkair program imuisasi

akibat pandemic Covid-19 (WHO & UNICEF, 2020)

Data imunisasi di Indonesia oleh Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

pada tahun 2018 menunjukkan cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia

sebelum adanyana pandemi Covid-19 untuk anak berusia 0-11 bulan hanya
4

mencapai 58% dari target seharusnya yaitu 93%. Sementara untuk data pada

tahun 2019 cakupan imunisasi rutin di Indonesia masih dalam kategori kurang

memuaskan, dimana cakupan imunisasi pada tahun 2019 tidak mencapai 90%

dari target. Pada tahun 2020 cakupan imunisaai dasar lengkap pada bulan

ketiga dan bulan keempat sangat rendah, ini disebabkan karena adanya

pandemi Covid-19. Data dari Surveilans di Kementerian Kesehatan

menujukkan data bulanan imunisasi tahun 2020 dari bulan Januari sampai

bulan keempat sangat rendah penurunan mulai dari 0,5% sampai dengan 87%.

Padahal, program imunisasi dasar diberikan secara gratis oleh pemerintah di

Puskesmas serta Posyandu (Kemenkes RI & IDAI, 2020).

Pemantauan data di tingkat local sangat penting untuk membantu

negara memprioritaskan dan mengadaptasi strategi vaksinasi dan rencana

oprasional untuk mengatasi kesenjangan imunisasi dan menjangkau setiap

orang dengan vaksin penyelamat jiwa.WHO bekerja dengan negara dan mitra

untuk meningkatkan cukupan vaksinasi global, termasuk melalui inisiatif ini

diadopsi oleh majelis Kesehatan Dunia pada Mei 2012.

Bayi diharapkan mendapatkan lima jenis imunisasi dasar lengkap,

yaitu: imunisasi BCG, DPT, HB, Campak dan Polio sebanyak 21,8 juta bayi

di seluruh dunia pada tahun 2013 belum mendapatkan imunisasi secara

lengkap (Depkes, 2011).

Berdasarkan data Profil Kesehatan Kota Palangka Raya tahun 2019

wilayah kerja Puskesmas Menteng diketahui jumlah bayi diwilayah


5

puskesmas tersebut 935. Dari jumlah bayi tersebut yang mendapatkan

imunisasi dasar lengkap sebanyak 811 bayi atau 86,74 %, sedangkan yang

masih belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap sebanyak 124 bayi.

Pada tahun 2020 cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi

mengalami penurun yaitu hanya 60,54 % dari 882 jumlah bayi, bayi yang

mendapatkan imunisasi dasar lengkap sebanyak 534 dan 348 bayi lainnya

tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap.Padahal target cakupan imunisasi

dasar lengkap di suatu wilayah minimal 80% (Dinkes Kota Palangka Raya,

2020)

Puskesmas Menteng adalah salah satu dari 11 (sebelas) Puskesmas di

Kota Palangka Raya yang merupakan bagian dari unit-unit kerja di bawah

Koordinasi Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya. Berdasarkan data Profil

Kesehatan Kota Palangka Raya tahun 2020 dari 11 puskesmas yang ada di

Kota Palangka Raya, Puskesmas Menteng urutan ke-3 cakupan imunisasi

dasar lengkap dengan data terendah yaitu sebesar 60,54 %.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, sehingga peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tentang Gambaran Pemberian Imunisasi

Dasar pada Masa Pandemi Covid-19 di Puskesmas Menteng Kota Palangka

Raya.
6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian

ini yaitu, bagaimana Gambaran Pemberian Imunisasi Dasar pada Era Kbiasaan

Baru Covid-19 di Puskesmas Menteng Kota Palangka Raya?

1.3 Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran Pemberian Imunisasi Dasar pada Era

Kebiasaan Baru Covid-19 di Puskesmas Menteng Kota Palangka Raya.

b. Tujuan Khusus

a) Usia ibu

b) Pendidikan ibu

c) Pekerjaan ibu

d) Pendapatan ibu

e) Jarak fasilitas Kesehatan

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi ibu

Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan dan juga salah satu

upaya untuk meningkatkan pemberian imunisasi dasar pada bayi.

2. Bagi pendidik

Agar menjadi sumber informasi tambahan bagi pendidik dalam

meningkatkan ilmu pengetahuan dan Pendidikan.

3. Bagi peneliti
7

Menambah pengalaman dan wawasan bagi penulis dalam

mengaplikasikan ilmu yan telah di dapat.

4. Bagi tenaga Kesehatan

Sebagai bahan refrensi tambahan dalam mewujudkan penelitian

selanjutnya yaitu mengenai gambaran imunisasi pada bayi tentang

pentingnya pemberian imunisasi dasar lengkap bayi.

1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Peneliti

No Nama Judul Metode Hasil Persamaan


dan dan Perbedaan
Tahun
1 Nurul Tingkat Desain penelitian Tingkat Persamaan :
Laili Pengetahuan, analitik dengan pengetahuan - Variable
(2021) Sikap, Dan pendekatan cross responden penelitian
Perilaku Ibu sectional.Total mayoritas memiliki pengetahuan
Mengenai populasi pada pengetahuan yang dan sikap Ibu
Pemberian penelitian ini adalah baik dengan
Imunisasi 3.248 orang,dengan persentase 70,1%. Perbedaan :
Dasar Pada jumlah sampel 97 Dan Sikap - desain
Masa orang responden responden penelitian
Pandemi dengan teknik mengenai - Populasi
Covid-19 Di pengambilan sampel pemberian penelitian
Kecamatan yaitu metode imunisasi dasar - tehnik sampling
Tambusai nonprobability memiliki sikap
Utara. dengan jenis baik dengan
consecutive persentase 54,6%
sampling.
2 Cani Hasim Hubungan Desain penelitian Tingkat kesadaran Persamaan :
8

( 2021) Kesadaran Ibu analitik melalui terhadap imunisasi - Penelitian


Dengan pendekatan study di masa pandemi di deskriptif
Kepatuhan cross sectional. kecamatan - Variabel
Jadwal Jumlah populasi Rappocini sebanyak penelitian
Imunisasi Di dari bulan maret 108 orang (85.0%) Perbedaan :
Masa Pandemi 2021 sebasar 186 dari 127 responden. - teknik
Di Kecamatan dengan sampel sampling
Kepatuhan jadwal
Rappocini yang di ambil - Jumlah
imunisasi dasar ibu
sebanyak 127. Sampel
di masa pandemi
Teknik - Analisis Data
sebanyak 122 orang
pengambilan
(96.1%) dari 127
sampel
responden
menggunakan
teknik purposive
sampling
3 Anolifa Gambaran Desain penelitian Pengetahuan ibu Persamaan :
Mehono Pengetahuan deskriptif . tentang imunisasi - Penelitian
Laowo Ibu Tentang Populasi dasar pada bayi 0- deskriptif
(2021) Imunisasi penelitian ini 12 bulan di Perbedaan :
Dasar Pada adalah ibu yang dapatkan hasil - Tekhnik
Bayi 0-12 mempunyai bayi dengan kategori Sampling
Bulan Di 0-12 bulan yang baik 18 ibu - Jumlah sampel
Wilayah berada di Wilayah (12,9%), - Kategori
Kerja Uptd Kerja UPTD pengetahuan Sampel
Puskesmas Puskesmas Pulau cukup 53 ibu
Pulau Tello Tello Kecamatan (37,9%), dan
Kecamatan Pulau-Pulau Batu pengetahuan
Pulau-Pulau sebanyak 140 ibu. kurang 69 ibu
Batu Teknik sampling (49,2%).
yang digunakan
pada penelitian ini
adalah total
sampling.
4 Rita Kartika Gambaran Desain penelitian Hasil penelitian Persamaan :
9

Sarri , Pengetahuan Deskriptif. menunjukkan - Penelitian


Livana PH Dan Sikap Ibu Populasi dalam bahwa mayoritas deskriptif
(2018) Dalam penelitian ini responden - Variabel
Pemberian adalah seluruh Ibu memiliki penelitian
Imunisasi Dasar yang memiliki pengetahuan
bayi dan balita di sedang lebih Perbedaan :
desa Desa Gaji, banyak - Tekhnik
Kecamatan dibanding Sampling
Guntur, pengetahuan - Jumlah sampel
Kabupaten Demak baik ataupun - Kategori
Provinsi Jawa buruk. sampel
Tengah, besar Hasil penelitian
sampel sebanyak terkait sikap ibu
75 ibu. Teknik dalam
sampling yang pemberian
digunakan pada imunisasi dasar
penelitian ini menunjukkan
adalah total bahwa mayoritas
sampling. ibu memiliki
sikap yang baik.
5. Nelly Hubungan Desain penelitian Hasil penelitian Persamaan :
Nugrawati Pengetahuan kuantitatif dengan menunjukkan - Variabel
(2019) Dan Sikap Ibu pendekatan cross Presentase penelitian
Terhadap sectional. Populasi Responden
Imunisasi dalam penelitian Berdasarkan Perbedaan :
Lengkap Pada ini Populasi dalam Pengetahuan - Penelitian
Balita penelitian ini jumlah deskriptif
adalah balita yang responden yang - Tekhnik
melakukan menjawab Sampling
imunisasi secara pertanyaan yang - Jumlah sampel
lengkap Di tertinggi dan - Analisis data
Puskesmas benar ≥ 60%
Jongaya Makassar atau baik
sebanyak 377 sebanyak 54
10

responden, besar responden


sampel sebanyak (67,5%).
80 orang. Teknik Presentase
sampling yang Responden
digunakan pada Berdasarkan
penelitian ini Sikap sikap atau
adalah kepatuhan
concecutive responden
sampling. mengimunisasi
balita yang
tertinggi atau
dikatakan baik
sebanyak 62
responden
(77,5%)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

1. Pengertian Imuniasi

a. Imunisasi merupakan upaya Kesehatan masyarakat yang efektif

dan efesien dalam mencegah beberapa penyakit seperti cacar,

polio, TBC, hepatitis B yang dapat menyebabkan kanker hati,

difetri, campak, rubella dan sindrom cacat bawaan karena rubella

(Congenital Rubella Syndrome/CRS), tetanus pada ibu hamil dan

bayi baru lahir, pneumonia (radang paru-paru), meningitis (radang

selaput otak), hingga kanker serviks disebabkan oleh infeksi

human papilloma virus (Kemenkes, 2020).

b. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau

meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu

penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut

tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Kemenkes,

2017)

c. Imunisasi merupakan cara yang efektif untuk mencegah penularan

penyakit serta menurunkan angka kesakitan dan kematian pada

bayi dan balita (Mardianti & Farida, 2020). Imunisasi merupakan

upaya kesehatan masyarakat yang paling efektif dan efisien dalam

11
12

mencegah beberapa penyakit berbahaya (Kemenkes RI, 2020).

Imunisasi merupakan upaya pencegahan primer yang efektif untuk

mencegah terjadinya penyakit menular yang dapat dicegah dengan

imunisasi (Senewe , 2017).

d. Beberapa penyakit menular yang termasuk ke dalam (PD3I) antara

lain Hepatitis B, TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio, Campak,

Rubela, dan radang paru-paru atau pneumonia.(Kemenkes RI,

2020)

e. Imunisasi adalah upaya untuk mendapatkan kekebalan tubuh

melawan suatupenyakit, dengan memasukan kuman atau produk

bakteri yang telah dilemahkan atau dibunuh. Dengan memasukan

kuman ata bibit penyakit mengharapkan tubuh bisa menghasilkan

eat anti yang nantinya akan digunakan oleh tubuh untuk melawan

kuman yang menyerang tubuh (Hanum, 2015)

f. Kata imun berasal dari Bahasa latin “kekebalan” yang berarti

pembahasan (kekebalan) yang diberikan kepada senator Romawi

selama masa jabatan mereka untuk kewajiban mereka sebagai

warga negara biasa dan melawan tuduhan. Dalam sejarah, istilah

ini kemudian berkembang sehingga makna berubah menjadi

perlindungan terhadap penyakir, dan lebih khusus lagi, terhadap

penyakit menular. Sistem imun adalah sistem di dalam tubuh yang

tediri dari sel-sel dan produk dari zat yang mereka hasilkan, yang

bekerja sama kolektif dan terkoordinasi untuk memerangi benda


13

asing seperti kuman atau racun, yang masuk kedalam tubuh

(Human, 2015).

2.2 Tujuan Imunisasi

Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu

pada seseorang, dan menghilangkan penyakit tersebut pada sekelompok

masyarakat (populasi), atau bahkan menghilangkannya dari dunia seperti yang

kita lihat pada keberhasilan imunisasi cacar variola (Ranuh dkk, 2014).

Menurut Permenkes RI Nomor 12 tahun 2017 disebutkan bahwa

tujuan umum Imunisasi turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian

akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Tujuan

khusus program ini adalah sebagai berikut : 1. Tercapainya cakupan Imunisasi

dasar lengkap (IDL) pada bayi sesuai target RPJMN, 2. Tercapainya

Universal Child Immunization/UCI (Prosentase minimal 80% bayi yang

mendapat IDL disuatu desa/kelurahan) di seluruh desa/kelurahan, 3.

Tercapainya target Imunisasi lanjutan pada anak umur di bawah dua tahun

(baduta) dan pada anak usia sekolah dasar serta Wanita Usia Subur (WUS), 4.

Tercapainya reduksi, eliminasi, dan eradikasi penyakit yang dapat dicegah

dengan Imunisasi, 5. Tercapainya perlindungan optimal kepada masyarakat

yang akan berpergian ke daerah endemis penyakit tertentu 6.

Terselenggaranya pemberian Imunisasi yang aman serta pengelolaan limbah

medis (safety injection practise and waste disposal management). (Kemenkes

RI, 2017).
14

2.3 Jenis-jenis Imunisasi Aktif

Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah dilemahakan

(vaksin) agar nantinya ntibo imun tubuh berespon spesifik dan memberikan

suatu ingatan terhadap antigen ini, sehingga ntibo terpapar lagi tubuh dapat

mengenali dan meresponnya. Contoh imunisasi aktif adalah imunisasi polio

dan campak. Dalam imunisasi aktif, terdapat beberapa unsur-unsur vaksin,

yaitu:

a. Vaksin dapat berupa organisme yang secara keseluruhan dimatikan,

eksotoksin yang didetoksifikasi saja, atau endotoksin yang terikat

pada protein pembawa seperti polisakarida, dan vaksin dapat juga

berasal dari ekstrak komponen-komponen organisme dari suatu

antigen. Dasarnya adalah antigen harus merupakan bagian dari

organisme yang dijadikan vaksin.

b. Pengawet, stabilisator atau ntibodyc. Merupakan zat yang digunakan

agar vaksin tetap dalam keadaan lemah atau menstabilkan antigen

dan mencegah tumbuhnya mikroba. Bahanbahan yang digunakan

seperti air raksa dan ntibodyc yang biasa digunakan.

c. Cairan pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur

jaringan yang digunakan sebagai media tumbuh antigen, misalnya

antigen telur, protein serum, dan bahan kultur sel. (Markum, 2012)

d. Adjuvan, terdiri dari garam alumunium yang berfungsi

meningkatkan ntibo imun dari antigen. Ketika antigen terpapar

dengan ntibody tubuh, antigen dapat melakukan perlawanan juga,


15

dalam hal ini semakin tinggi perlawanan maka semakin tinggi

peningkatan ntibody tubuh.

2.4 Imunisasi Pasif

Merupakan suatu proses meningkatkan kekebalan tubuh dengan cara

pemberian zat imunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu proses

infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia (kekebalan yang didapat bayi

dari ibu melalui plasenta) atau binatang (bisa ular) yang digunakan untuk

mengatasi mikroba yang sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Contoh

imunisasi pasif adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang

yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi

yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari

ibunya melalui darah plasenta selama masa kandungan, misalnya antibodi

terhadap campak.

1. Penyakit Yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD31)

Imunisasi merupakan bentuk intervensi Kesehatan yang sangat efektif

dalam menurunkan angka kematian bayi dan balita. Dengan imunisasi,

macam-macam penyakit dapat dicegah, contohnya TBC, difteri, pertussis

tetanus, hepatitis B, poliomyelitis dan campak. Kebanyakan masyarakat

belum sadar akan hal itu. Mereka tidak membawa buah hatinya untuk

imunisasi. Sehingga masih ada kemngkinan balita dapat tertular oleh penyakit

yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD31).


16

a. Tuberkulosis

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan kuman

berbentuk batang yang mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap

pewarnaan. Oleh karena itu disebut Basil Tahan Asam (BTA). Kuman

Tuberkulosis cepat mati jika terkena sinar matahari secara langsung,

tetai dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang lembab dan

gelap. Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak atau lipid,

kemudian peptidoglikan dan arabinomanan. Lipid ini yang membuat

kuman lebih tahan terhadap asam sehingga disebut Basil Tahan Asam

(BTA) dan juga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisika.

Kuman dapat bertahan hidup pada udara kering maupun dalam

keadaan dingin ( dapat bertahan hidup bertahun tahun didalam es ). Ii

terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. Dari sifat dormant

ini kuman dapat bangkit embali dan menjadikan tuberculosis aktif

Kembali. Di dalam jaringan kuman hidup sebagai parasite intraseluler

yakni dalam sitoplasma makrofag ( Kemenkes RI, 2014).

b. Difteri

Difetri merupakan salah satu penyakit menular yang sering

menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) di beberapa wilayah bahkan

terutama di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri

Corynebacterium diphtheriae yang termasuk pada bakteri gram-positif

yang tahan terhadap perubahan lingkungan dengan virulensi yang

tinggi (Widoyono, 2011). Difteri ini merupakan penyakit dengan


17

angka kematian atau Case Fatality Rate (CFR) yang cukup tinggi

yakni sekitar 5-10% (Kemenkes RI, 2017)

c. Pertusis (batuk rejan)

Pertusis merupakan penyakit yang toxin mediated, toksin yang

dihasilkan kuman (melekat pada bulu gatar saluran napas atas) akan

melumpuhkan bulu getar tersebut sehingga gangguan aliran sekret

saluran pernapasan, dan berpotensi menyebabkan pneumonia

Batuk rejan (whooping cough) bisa dikenali dengan rentetan batuk

keras yang terjadi secara terus-menerus. Biasanya, batuk ini sering

diawali dengan bunyi tarikan napas panjang melengking khas yang

terdengar mirip “whoop”. Batuk rejan dapat menyebabkan penderita

sulit bernapas

Meski sama-sama ditandai dengan batuk terus menerus, pertusis

berbeda dengan tuberkulosis (TB). Selain disebabkan oleh jenis

bakteri yang berbeda, tuberkulosis biasanya akan

menyebabkan batuk yang lebih dari 2 minggu, keringat di malam hari,

penurunan berat badan yang signifikan, dan bisa disertai dengan batuk

darah

d. Tetanus

Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani

yang menghasilkan neurotoksin. Clostridium tetani adalah bakteri


18

gram positif, berbentuk spora, dan anaerobik (berkembang biak di

lingkungan tanpa oksigen).(Laili, 2021)

Penyakit tetanus disebabkan oleh toksin tetanospasmin yang

dikeluarkan oleh Clostridium tatani melalui kotoran yang masuk ke

luka dalam bentuk spora. Racun yang terbentuk di area luka akan

menyebar melalui ujung saraf dan menyebabkan kontraksi otot di area

sekitar luka kemudian menyebar ke area yang berlawanan. Hal ini

menyebabkan kontraksi semua otot polos. Gejala awal meliputi

kekakuan otot pada rahang, disertai kekakuan pada leher, kesulitan

menelan, kekakuan otot perut, berkeringat dan demam. Pada bayi ada

gejala berhenti mengisap (sucking) antara tiga sampai 28 hari setelah

lahir. Gejala selanjutnya adalah kejang parah dan tubuh menjadi kaku.

(Laili, 2021)

e. Polio

Penyakit susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus polio tipe

1, 2, atau 3. Secara klinis menyerang anak-anak di bawah usia 15

tahun dan menderita paralisis flaccid akut (lumpuh layu akut).(Laili,

2021)

Virus ini menyerang saraf dan menyebabkan kelumpuhan total.

Virus ini ditularkan melalui infeksi droplet dari yang berkaitan dengan

oral-faring (mulut dan tenggorokan) atau feses orang yang terinfeksi.

Penularan terutama terjadi langsung dari manusia ke manusia melalui

jalur fekal-berkaitan dengan mulut (dari feses ke mulut) atau jarang


19

melalui jalur yang berkaitan dengan mulut-berkaitan dengan mulut

(dari mulut ke mulut) seperti air liur pasien yang masuk mulut

manusia yang sehat.(Laili, 2021)

f. Campak

Campak, juga dikenal sebagai Morbili atau Measles, adalah

penyakit yang sangat menular (infeksius) dari genus Morbillivirus dan

termasuk dalam kelompok virus RNA.

Masa penularan campak terjadi 4 hari sebelum ruam sampai 4 hari

setelah ruam muncul. Puncak penularan terjadi pada saat gejala awal

(fase prodromal), yaitu pada 1-3 hari pertama sakit. Masa inkubasi

terjadi dalam 7-18 hari. Gejala Campak ditandai dengan demam

selama tiga hari atau lebih, batuk, pilek, mata merah atau berair.

Gejala pada tubuh bersifat makulopapular selama tiga hari kemudian

4-7 hari menyebar ke seluruh tubuh. Ciri khas terdapat pada Koplik's

spot atau bercak merah putih keabu-abuan pada pipi bagian dalam.

(Laili, 2021)

Campak dan Rubella menyebar dengan cara yang sama melalui

batuk dan bersin, serta kontak langsung dengan penderita. Untuk

memastikan diagnosis Campak dan Rubella, diperlukan pemeriksaan

laboratorium seperti serologis (pengambilan darah/serum darah

pasien) atau virologis (pengambilan urin pasien). Rubella pada wanita

dewasa sering menyebabkan arthritis atau artralgia (Infodatin, 2018).


20

2.5 Sasaran Imunisasi

Sasaran imunisasi terdapat dalam tabel berikut :

Tabel 2. 1 Sasaran Dalam Imunisasi Dasar

Jenis Imunisasi Usia Jumlah Interval


Pemberian Pemberian Minimal
1. Hepatitis B 0-7 hari 1 -
2. BCG 1 Bulan 1 -
3. Polio / IPV 1,2,3,4 4 4 minggu
4. DPT-HB- Bulan 3 4 minggu
HIB 2,3,4 Bulan 1 -
5. Campak 9 bulan
2.6 Jenis-jenis Imunisasi Dasar

Vaksin Sumber
pada bayi dan bayi
: Dirjen baru
PP dan PL lahir
Depkesdiperlukan
RI, 2013 untuk membantu

perjuangan anak terhadap tujuh penyakit vaksin yang dapat dicegah. Bayi dan

bayi baru lahir perlu divaksinasi pada usai dini karena mereka termasuk

kelompok usia rentan tejangkit/terinfeksi oleh penyakit.

Tabel 2. 2 Jenis Imunisasi

Jenis Deskripsi Dosis Efek samping


imunisasi
Hepatitis B Vaksin virus yag Dosis 0,5 ml Reaksi local seperti
recombinan yang Secara intramuskuler, rasa sakit,
telah sebaiknya pada kemerahan dan
diinaktivasikan anterolateral paha. pembengkakan di
dan bersifat non- sekitar tempat
infecious, berasal penyuntikan. Reaksi
dari HbsAg. yang terjadi bersifat
ringan dan biasanya
hilang setelah 2 hari.
BCG Merupakan Dosis pemberian 0,05 2-6 minggu setelah
vaksin beku ml, sebanyak 1 kali. imunisasi BCG
kering yang Disuntikan secara daerah bekas
mengandung intrakutan di daerah suntikan mulai
mycrobacterium lengan kanan atas timbul bisul kecil
bovis hidup yang yang semakin
21

dilemahkan memmbesar dan


(Bacilus dapat terjadi ulserasi
Calmette dalam 2-4 bulan,
Guerin), strain kemudian
paris. menyembuh
perlahan dengan
menimbulkan
jaringan perut
dengan diameter 2-
10 mm.
DPT-HB-HiB Vaksin DPT- Vaksin harus Reaksi lokal
HB-Hib disuntikan secara sementara seperti
digunakan untuk intramuscular pada bengkak, nyeri, dan
pencegahan anterolateral paha kemerahan pada
terhadap difetri, atas. lokasi suntikan,
tetanus, pertussis Dosisnya untuk satu disertai demam
(batuk rejan), anak adalah 0,5ml . dapat timbul.
Terkadang juga
terdapat reaksi berat
seperti demam
tinggi, rewel, dan
menangis dengan
nada tinggi dan
dapat terjadi selama
24 jam setelah
pemberian.
Polio Vaksin polio Secara oral (melalui Sangat jarang terjadi
Trivalent yang mulut), 1 dosis (dua reaksi sesudah
terdiri dari tetes) sebanyak 4 kali dilakukannya
suspense virus dosis pemberian imunisasi polio oral.
poliomyelitis dengan interval setiap Setelah imunisasi
tipe 1,2,3 (strain dosiss minimal 4 volio oral bayi boleh
sabin) yang minggu. makan dan minum
sudah seperti biasa
dilemahkan
Campak Vaksin virus Dosisnya 0,5 ml Hingga 15% pasien
hidup yang disuntikan secara dapat mengalami
dilemahkan subkutan pada lengan demam ringan dan
kiri atas atau kemerahan selama 3
anterolateral paha, hari yang dapat
pada usia 9-11 bulan. terjadi 8-12 hari
setelah vaksinasi.
22

2.7 Sasaran Program Imunisasi

Imunisasi dilakukan diseluruh kelurahan di wilayah Indonesia.

Imunisasi rutin diberikan kepada bayi dibawah umur satu tahun. Vaksin yang

diberikan pada imunisasi rutin meliputi, pada byi: hepatitis B, BCG, Polio,

DPT, dan campak. Pada usia anak sekolah yaitu: difetri tetanus, campak dan

tetanus toksoid). Pada wanita subur diberikan tetanus toksoid. Pada kejadian

wabah penyakit tertentu disuatu wilayah dan waktutertentu maka imunisasi

tambahan akan diberikan jika diperlukan. Imunisasi tambahan pada bayi dan

anak. Imunisasi tambahan diberikan misalnya Ketika terjadi suat wabah

penyakit tertentu dalam wilayah dan waktu tertentu, contohnya pemberian

polio pada Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dan pemberian imunisasi campak

pada anak sekolah dasar (Probandari, 2013).

2.8 Jadwal Imunisasi

Berikut jadwal pemberian imunisasi yang merupakan proses suatu imun seorang
individu diperkuad untuk melawan suatu infeksi.

Tabel 2. 3 Jadwal Pemberian Imunisasi

Vaksin Umur Dosis Pemberian

BCG, POLIO 1 0-1 bulan 0,05 ml, 2 tetes IC, Oral


DPT/HB 1, Polio 2 2 bulan 0,5ml, 2 tetes IM, Oral
DPT/HB 2 Polio 3 3 bulan 0,5 ml, 2 tetes IM, Oral
DPT/HB 3, Polio 4 4 bulan 0,5 ml, 2 tetes IM, Oral
Campak 9 bulan 0,5 ml Subcutan
Sumber : Depkes RI, 2018
23

2.9 Penyelenggaraan Imunisasi

Penyelenggaraan imunisasi adalah serangkaian kegiatan perencanaan,

pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi kegiatan. Dalam undang-undang

Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 dinyatakan bahwa setiap anak berhak

memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan untuk mencegah

terjadinya penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi dan pemerintah

wajib memberikan imunisasi lengkap kepada bayi dan anak. Penyelenggaraan

imunisasi tertuang dalam peraturan mentri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017

tantang penyelenggaraan imunisasi.

2.10 Faktor-faktor Yang Sesuai Dengan Variabel

A. Usia Ibu

Menurut Lasut (2017) Usia adalah usia individu yang terhitung

mulai saat dilahirkan sampai dengan berulang tahun. semakin cukup usia,

tingkat kematangan, dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyakarakat, seorang yang

lebih dewasa dipercaya dari oran gyang belum tinggi kedewasaanya. Hal

ini sebagai pengalaman dan kematangan jiwa.

Umur mempunyai hubungan dengan tingkat keterpaparan,

besarnya resiko serta sifat resistensi. Perbedaan pengalaman terhadap

masalah Kesehatan/ penyakit dan pengambilan keputusan dipengaruhi oleh

umur individu tersebut. Batasan dalam umur ibu <20 tahun, 21-35 tahun

dan . > 35 tahun. (Giatiningsih, 2013)


24

Dari hasil penelitian yang dilakukan Anton (2014) menunjukan

bahwa usia ibu juga berpengaruh dengan kelengkapan status imunisasi

dasar lengkap pada bayi yang juga berkaitan dengan pengalaman ibu

tentang pemberian imunisasi.

B. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Pendidikan mempengarui proses belajar, semakin tinggi Pendidikan

seseorang maka semakin muda orang tersebut mendapatkan informasi.

Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang terpenting

dalam tumbuh kembang anak, dengan Pendidikan yang baik, maka orang

tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentag cara

pengasuhan bayi yang baik dan benar, dan juga bagai mana menjaga

Kesehatan anaknya (De Vita, 2013).

Tingkat Pendidikan sendiri terbagi tiga. Rendah apabila Pendidikan

ibu tamat Sekolah dasar (SD), atau bentuk lain yang sederajat dan juga

Sekolah Menengah Pertama (SMP). Menengah apabila tingkat Pendidikan

ibu terdiri atas Pendidikan menengah seperti: SMA, MA, dan SMK atau

bentuk lain yang juga sederajat. Tinggi apabila tingkat Pendidikan ibu

dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institusi dan

universitas (Sisdikmas, 2014)


25

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Wit Herlayati (2018)

terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan

kelengkapan imunisasi dasar pada bayi, sehingga menunjukkan bahwa dari

10 kasus terdapat sebagian bear (70,0%) responden dengan pendidikan

dasar tidak lengkap imunisasinya, dari 38 kasus terdapat sebagian besar

(65,8%) responden dengan pendidikan menengah imunisasi dasarnya

lengkap, dan dari 23 kasus terdapat sebagian besar (82,6%) responden

dengan pendidikan tinggi imunisasi dasarnya lengkap.

C. Sikap.

Sikap adalah pendapat atau pandangan seseorang tentang suatu objek

yang mendahului tindakannya. Sikap tidak mungkin terbentuk sebelum

mendapatkan informasi, melihat atau mengalami sendiri suatu objek.

Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:

(Hasim,2021)

1) Menerima (receiving). Artinya orang (subyek)


menginginkan dan memperhatikan stimulus (objek) yang
diberikan.
2) Merespon (responding). Memberikan jawaban ketika
ditanya, melakukan atau menyelesaikan tugas yang
diberikan merupakan indikasi sikap.
3) Menghargai (valuing). Mengajak orang lain untuk
mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu
indikasi sikap tingkat tiga.
4) Bertanggung jawab (responsibility). Bertanggung jawab atas
segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko
adalah sikap yang paling tinggi. (Irwan, 2017)
26

Dalam penelitian Nelly (2019) Hasil Penelitian yang dilakukan

terhadap 80 responden yang sikapnya baik terdapat 62 responden (100%)

dengan imunisasi lengkap baik dan 0 responden (0%) yang imunisasi

lengkap yang kurang baik dari 18 responden yang sikapnya kurang baik

terdapat 0 responden (0%) dengan imunisasi lengkap baik dan 18

responden (100%) imunisasi lengkap kurang baik. Sikap ibu terhadap

imunisasi juga berpengaruh nyata terhadap cakupan imunisasi dasar

lengkap. Ibu yang memiliki sikap negatif tentang imunisasi lebih

cenderung tidak memberikan imunisasi lengkap kepada bayinya

dibandingkan ibu yang memiliki sikap positif (Nelly, 2019).

D. Pekerjaan ibu

Wiltshire (2016) mendefinisikan kerja/pekerjaan sebagai konsep

yang dinamis dengan berbagai sinonim dan definisi. 1. Pekerjaan mengacu

pada pentingnya suatu aktifitas, waktu, dan tenaga yang dihabiskan, serta

imbalan yang diperoleh. 2. Pekerjaan merupakan satu rangkaian

keterampilan dan kompetensi tertentu yang harus selalu ditingkatkan dari

waktu ke waktu. 3. Pekerjaan adalah sebuah cara untuk mempertahankan

kedudukan daripada sekedar mencari nafkah. 4. Pekerjaan adalah

"kegiatan sosial” di mana individu atau kelompok menempatkan upaya

selama waktu dan ruang tertentu, kadang-kadang dengan mengharapkan

penghargaan moneter (atau dalam bentuk lain), atau tanpa mengharapkan

imbalan, tetapi dengan rasa kewajiban kepada orang lain.


27

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Anton (2014) bahwa

status pekerjaan seseorang ibu dapat berpengaruh terhadap kesempatan

dan waktu yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan tentang cara

menambah pengetahuan tentang imunisasi dan perhatian terhadap

kesehatan bayinya. Dari 26 kasus terdapat sebagian besar (81,2%)

responden dengan status bekerja

E. Pendapatan keluarga

Pendapatan keluarga adalah jumlah penghasilan riil pada seluruh

anggota rumah tangga yang dipakai guna mencukupi keperluan bersama

atau perseorangan pada suatu rumah tangga (Wulandari, 2015). Bayaran

yang diterima sebagai imbalan atas kontribusi seseorang dalam kegiatan

produksi terdiri atas pendapatan nominal (uang) dan pendapatan riil

(barang). Ukuran pendapatan dalam suatu keluarga akan menggambarkan

keadaan ekonomi keluarga dalam masyarakat. Menurut Gilarso (dalam

Wulandari, 2015) asal sumber pendapatan keluarga adalah:

1. Usaha yang dilakukan. Seperti berniaga dan bertani,

2. Bekerja untuk orang lain. Seperti menjadi karyawan suatu

perusahaan,

3. Hasil dari pemilihan. Seperti pilihan untuk menyewakan tanah.

Penghasilan keluarga adalah jumlah pendapatan rata-rata dalam

satu bulan. Jumlah pendapatan keluarga juga memiliki peranan penting

pada pemilihan imunisasi yang sangat dipertimbangkan.


28

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Anton (2014)

menunjukkan bahwa penghasilan suami yang dibawah UMK, sehingga

dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, istri akan ikut bekerja.

Istri yang ikut bekerja ini juga menyebabkan kurangnya kesempatan dan

waktu mendapatkan informasi dan juga berpengaruh pada ketersediaan

waktu ibu membawa anaknya untuk imunisasi.

F. Jarak Rumah Dengan Tempat Pleayanan Kesehatan

Kehidupan dalam suatu lingkungan mutlak adanya interaksi sosial

hubungan antara dua atau lebih individu yang saling mempengaruhi

lingkungan rumah dan masyarakat dimana individu melakukan interaksi

sosial merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kelengkapan imunisasi

dasar seperti jarak pelayanan kesehatan, tempat pelayanan imunisasi,

ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan yang menunjang pelayanan

imunisasi dasar. Memperlihatkan bahwa dengan lingkungan yang positif

akan berdampak positif jugaa terhadap kelengkapan imunisasi di suatu

daerah, begitu juga sebaliknya.

Dari beberapa penelitian, bahwa faktor jarak ternyata memberikan

kontribusi terhadap seseorang dalam melakukan suatu tindakan,seperti

yang dikemukakan dalam hail penelitian Sambas (2012) bahwa responden

yang jarak tempuhnya dekat dari rumah ke Puskesmas berpeluang baik

untuk berkunjung ke Puskesmas dibandingkan yang jarak tempuhnya jauh.


29

Jarak tempuh penerima pelayanan menjadi salah satu pertimbangan untuk

mencari fasilitas pelayanan kesehatan karena selain melibatkan waktu

tempuh ke fasilitas tersebut, juga melibatkan transportasi dan biaya yang

dibutuhkan. Pertimbangan tersebut akan menjadi sangat diperhitungkan

apabila tempt pelayanan kesehatan yang ada berada sangat jauh dari akses

pelayanan kesehatan dengan tingkat perekonomian penduduk yang rendah

(Maryati, 2010).

G. Dampak Pada Masa Pandemi

Pada bulan April 2020, Kemenkes bekerjasama dengan UNICEF

melakukan penilaian cepat dengan survei daring pada 5329 puskesmas di

388 kabupaten/kota di Indonesia. Hasil survei menunjukkan kurang lebih

84% fasilitas kesehatan layanan imunisasi mengalami gangguan yang

signifikan akibat wabah Covid-19 dan kebijakan pemerintah dalam

penerapan physical distancing. Secara kumulatif, layanan imunisasi

terganggu di lebih 90% posyandu dan 65% puskesmas. Gangguan

terhadap layanan imunisasi disebabkan oleh berbagai alasan, seperti

kurangnya pemahaman terhadap panduan Kemenkes, besarnya risiko

penularan Covid-19 di wilayah puskesmas, kurangnya dana akibat

pengalihan dukungan ke rencana respon pandemi, terbatasnya jumlah

vaksinator berpengalaman yang dialihtugaskan untuk menangani pandemi

Covid-19, gangguan transportasi akibat pembatasan perjalanan, dan

penutupan sekolah.
30

Pandemi Covid-19 sangat berpengaruh pada penurunan angka

cakupan imunisasi maupun performa surveilans PD3I di Indonesia. Data

cakupan imunisasi pada bulan Januari sampai dengan April 2020

dibandingkan dengan 2019 pada kurun waktu yang sama menunjukkan

penurunan mulai 0,5% sampai dengan 87%.

Pandemi COVID-19 juga memberikan dampak pada program

eliminasi campak-rubela/ CRS dimana Indonesia menargetkan eliminasi

campak-rubela/CRS di tahun 2021 untuk regional Jawa dan Bali. Pada

periode Januari sampai dengan April 2020, 18 provinsi mencapai cakupan

MR2 yang masih rendah, penurunan cakupan terbesar terjadi pada bulan

Maret 2020 dibandingkan Maret 2019 yaitu sebesar 42.5%. Penurunan

penemuan kasus suspek campak pada bulan Januari sampai dengan Mei

2020 dibandingkan tahun 2019 sebesar 50.4%.

Dampak negatif Covid-19 menyebabkan angka kesakitan hingga

kematian terjadi peningkatan di dunia dan merubah tatanan faktor

kesehatan dan faktor lainnya. Selain itu pandemi Covid-19 merubah tata

cara kebiasaan termasuk menyebabkan gangguan dalam program

imunisasi rutin (Saxena et al, 2020). Terjadi penurunan imunisasi bayi dan

anak tepat waktu secara global dan di Kanada dan Amerika Serikat

(McDonald, 2020). Pada awal pandemi Covid-19 di Indonesia kegiatan

posyandu sempat terhenti dan akhirnya pada pelaksanaan aktifitas

pelayanan imunisasi didapatkan terjadi penurunan. Pelayanan imunusasi

seharusnya menjadi kegiatan yang tetap berjalan dan tidak kalah


31

pentingnya dengan pelayanan pencegahan maupun penangana Covid-19

dikarenakan imunisasi merupakan pelayanan yang mendasar dan utama

dalam pelaksanaannya. dikarenakan bayi dan balita berada di tahap awal

kehidupannya, melalui pemantauan tumbuh kembang dan imunisasi dapat

meningkatkan daya tahan tubuh anak pengontrolan tumbuh kembang bayi

balita sebagai identifikasi derajat kesehatan (Direktur Jenderal Pencegahan

dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, 2020)

Berdasarkan data Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2020.

Pelayanan UCI di Fasyankes tahun 2020 hanya mencapai angka 26,67% (8

kelurahan UCI dari 30 kelurahan di kota Palangka Raya), terjadi

penurunan presentase dibandingkan 5 tahun ke belekang, di tahun 2015

mencapai 46,7%, tahun 2016 mencapai 53,3% lalu di tahun 2017

mencapai 36,67% kemudian terjadi penurunan lagi di tahun 2018 yang

hanya mencapai 33,33%. Dan puskesmas menteng termasuk dalam 4

terendah dalam presentase imunisasi dasar pada bayi di Palangka Raya.

2.11 Kerangka Teori

Berdasarkan hasil tinjauan teori tentang Gambaran pemberian


imunisasi dasar yang telah di bahas, peneliti merangkum kerangka teori
berikut.

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Sumber : Dimodifikasi Laili, (2021), Hasim,C(2021).

1. Usia Ibu
2. Pendidikan Ibu
3. Pekerjaan Ibu dasar pada bayi
4. Pendapatan Ibu Pemberian imunisasi
6. Dampak Pada Masa Pandemi
32

2.12 Kerangka Konsep

Kerangka Konsep adalah dukungan dasar teoritis sebagai dasar


pemikiran dalam rangka pemecahan masalah yang di hadapi peneliti.

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


Variabel Bebas Variabel Terikat

Pengetahuan Wanita
Pendidikan Kesehatan Usia Subur (WUS)
Menggunakan Media tentang Metode
Video Animasi Kontrasepsi Efektif
(MKE)

Minat wanita Usia


Subur (WUS) dalam
Pemilihan Metode
Kontrasepsi Efektif
(MKE)

Sumber : Notoatmojo, 2018


BAB III

METODE STUDI KASUS

3.1 Desain Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif. Metode penelitian

deskriptif adalah metode yang di gunakan untuk menganalisis data dengan

cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi (Sugiyono 2017).

Metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan

untuk memberikan gambaran mengenai Pemberian Imunisasi Dasar Pada Era

Adaptasi Baru Covid-19. Keadaan atau kejadian secara sistematis berdasarkan

fakta dan informasi yang ada di lapangan khususnya di dalam penelitian ini di

Wilayah Kerja Puskesmas Menteng Kota Palangka Raya dengan

mengumpulkan data berupa kata-kata, gambar, untuk memperoleh gambaran

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang selanjutnya

akan ditarik suatu kesimpulan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan

gambaran pemberian imunisasi dasar pada Era Adaptasi Baru covid-19 dan

selanjutnya hasil penelitian ini dapat dijadikan data dasar untuk penelitian

selanjutnya.

33
34

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang diteliti adalah di Puskesmas Menteng, Kota

Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Alasan peneliti mengambil

lokasi penelitian ini dikarenakan menurunnya angka imunisasi dasar pada

bayi di Puskesmas Menteng.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-April 2022

3.3 Subjek Penelitian

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2019) populasi adalah wilayah generalisasi


yang terdiri atas: objek / subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bayi di Pukesmas Menteng
pada tahun 2020 berjumlah 534 bayi. Populasi dari penelitian ini
adalah semua ibu yang datang membawa bayinya ≥ 9 bulan ke
Puskesmas Menteng Kota Palangka Raya untuk melakukan imunisasi.
2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh


populasi (Notoatmodjo, 2018). Sampel dalam penelitian ini yaitu
semua ibu yang datang membawa bayinya ≥ 9 bulan ke Puskesmas
Menteng Kota Palangka Raya untuk melakukan imunisasi. Jika
populasi besar dan tidak mungkin peneliti mempelajari semua yang
ada dalam populasi, misalnya karena keterbatasan data, tenaga, dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil oleh
populasi tersebut. Menentukan ukuran sampel untuk populasi kecil
atau lebih kecil dari 10.000 dapat menggunakan rumus berikut:
35

N
n=
1+ N ( d)2

Keterangan :
N : besarnya populasi
n : besarnya sampel
d : tingkat kepercayaan / ketepatan yang diingikan adalah 10% (0,1)

Sampel dihitung dengan rumus diatas :

N
n=
1+ N (d)2

534
¿
1+534 (0,1)2

534
¿
1+532(0,01)

534
¿
1+5,34

534
¿
6,34
¿ 84,22
(Dibulatkan menjadi 85 + 10% = 94
orang )
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang datang membawa
bayinya ≥ 9 bulan ke Puskesmas Menteng Kota Palangka Raya untuk
melakukan imunisasi pada tahun 2022 sebanyak 94 orang.
Prosedur pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah non-probabilitay dengan teknik purposive sampling. Alasan
pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling karena
tidak semua sampel memiliki kriteria sesuai dengan yang telah penulis
tentukan. Oleh karena itu, penulis memilih teknik purposive sampling
dengan menetapkan pertimbangan atau kriteria tertentu yang harus
36

dipenuhi oleh sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Sehingga


jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 94 orang dalam
waktu periode Maret-Mei yang memenuhi:
a) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah adalah karakteristik umum subjek
penelitian dari suatu popolasi terget yang terjangkau dan yang akan
diteliti (Nursalam, 2017). Adapun yang menjadi kriteria inklusi
dalam penelitian ini adalah:
1) Ibu yang datang ke Puskesmas Menteng membawa bayi berusia
≥ 9 bulan atau saat imunisasi campak untuk mengetahui
imunisasi yang didapatkan lengkap atau tidak.
2) Ibu yang bisa membaca dan menulis
3) Ibu yang bersedia menjadi responden penelitian.
b) Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dengan menghilangkan
atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari
studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2017). Dalam penelitian ini
maka yang menjadi kriteria eksklusinya adalah:
1) Bayi yang menderita sakit seperti demam, batuk dan pilek
sehingga tidak dapat di imunisasi.
3.4 Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

di tetapkan oleh peneliti untuk mempelajari sehingga di peroleh informasi

tentang hasil tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017).

Variabel terdiri dari 2 yaitu :

a. Variabel Dependen
37

Variabel Dependen atau terikat yang sering juga disebut variabel

kriteria, respon and output atau hasil. Variabel dependen merupakan

variabel yang dipengaruhi , karena adanya variabel independent atau bebas

(Arikunto, 2013). Penelitian ini menggunakan Pemberian Imunisasi Dasar

sebagai Variabel dependen.

b. Variabel Independen

Variabel independent merupakan variabel yang menjadi sebab

timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat), sehingga variable

independent dapat dikatakan sebagai variabel yang mempengaruhi

(Ariukunto, 2013).

2. Definisi Operasional

Definisi Operasional merupakan seperangkat petunjuk yang lengkap

tentang apa yang harus dilakukan diamati (observasi) serta bagaimana

mengukur suatu variable atau konsep definisi operasional (Darmayanti,

2011).

Tabel 3. 1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Hasil Skala


Ukur
Imunisasi Merupakan usaha Wawancara Kuisi 1. tidak lengkap Nominal
memberikan kekebalan oner 2. lengkap
tubuh pada bayi dengan
memasukan vaksin ke
dalam tubuh untuk
membuat zat anti untuk
mencegah terhadap
penyakit tertentu
38

Usia Usia yang dicapai ibu Wawancara Kuesi 1.<20 tahun Nominal
pada saat melahirkan oner 2.20-35 tahun
3.>35 tahun
Pendidikan Pendidikan terakhir ibu Wawancara Kuisi 1.SD Ordinal
oner 2.SMP
3.SMA
4.Perguruan
Tinggi
Pekerjaan Aktivitas /pekerjaan ibu Wawancara Kuesi 1.Bekerja Nominal
sehari-hari saat data oner 2.Tidak Bekerja
diambil

Pendapatan Jumlah pendapatan rata Wawancara Kuesi 1.tinggi Rp. Ordinal


keluarga rata dalam satu bulan oner 2.500.000,-s/d Rp
selama pernikahan 3.500.000-, per
bulan
2.sedang >Rp
1.500.000,-sd Rp
2.500.000 per
bulan
Jarak Jarak yang harus Wawancara Kuisi 1.≥ 5 km (jauh) Ordinal
Faskes ditempuh untuk oner 2.<1km (dekat)
menjangkau tempat 3.1-4 km (sedang)
pelayanan imunisasi
Dampak

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data ini

adalah kuisioner. Kuisioner merupakan Teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2017).

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

yang diambil dari hasil jawaban kuesioner yang diberikan kepada ibu yang
39

memiliki bayi 9-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Menteng tahun 2022.

Prosedur yang dilakukan peneliti melalui beberapa tahapan yaitu:

1. Membuat surat ijin penelitian di PTSP Kota Palangka Raya

2. Membuat Surat Ijin di Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya

3. Menyerahkan Surat ijin penelitian yang didapatkan dari Dinkes kepada

Puskesmas yang akan diteliti.

4. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan:

a. Memberikan kuesioner kepada ibu yang memiliki bayi >9 bulan

yang memenuhi syarat penelitian sebagai responden

b. Melakukan pencatatan dan pengumpulan data

3.7 Rencana Analisis Data

1. Pengolahan Data

a) a. Editing (Penyuntingan Data)


Menurut Notoadmodjo (2010) penyuntingan atau editing adalah

kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuisioner.

1) Meneliti kembali apakah semua pertanyaan sudah dijawab.

2) Mencek kembali apakah jawaban atau tulisan dari masing-

masing pertanyaan cukup jelas terbaca.

3) Apakah jawaban relevan dengan pertanyaan.

4) Apakah jawaban-jawaban pertanyaan konsisten dengan jawaban

pertanyaan yang lainnya.


40

b. Coding (Pemberian Kode)

Coding adalah mengklasifikasi jawaban-jawaban dari para

responden ke dalam bentuk angka/bilangan (Setiadi, 2013) biasanya

klasifilasi dilakulan dengan cara memberikan tanda/kode terbentuk angka

pada masing-masing jawaban.

b) Memasukkan Data (Data Entry) atau Processing Data


Yaitu langkah-langkah dari masing-masing responden berupa
“kode” (angka atau huruf) yang dimasukkan ke dalam sebuah
program komputer atau “software”. (Notoatmodjo, 2018).
c) Pembersihan Data (Cleanning)
Merupakan kegiatan untuk mengecek kembali data yang telah
dimasukkan, dilakukan jika terdapat kesalahan dalam memasukkan
data yaitu dengan melihat distribusi frekuensi dari variabel yang
diteliti (Notoatmodjo, 2018).
d) Tabulating (Tabel Data)
Tabulasi adalah membuat tabel data, sesuai dengan tujuan
penelitian atau yang diinginkan peneliti (Notoatmodjo, 2018).
Peneliti membuat tabulasi dalam penelitian ini dengan
memasukkan data ke dalam tabel yang digunakan yaitu tabel
distribusi frekuensi.

2. Analisis Data

Analisa univariat yang digunakan untuk menganalisis variabel

yang ada secara deskriptif dengan menggunakan alat bantu komputer dan

ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan proporsinya. Analisis

Univariat dilakukan untuk menjelaskan secara deskriptif. Masing-masing

variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang bertujuan untuk
41

melihat masing-masing variabel tersebut dengan menggunakan tabel

frekuensi. Variabel yang diteliti ialah pemberian Imunisasi dasar, sebagai

variabel bebas, dan variabel terikat adalah gambaran pemberian imunisasi

dasar dimasa pandemic covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Menteng

P= f/n X 100%

Ket : P : Presentase skor pengetahuan

f : Jumlah jawaban yang benar

n : Jumlah pernyataan

3.8 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu adanya rekomendasi dari

institusi pendidikan dengan menganjurkan permohonan izin kepada lahan

tempat penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti melakukan

penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi :

1. Surat Permohonan Izin

Poltekkes Kemenkes Palangka Raya memberi surat pengantar ke

BAPEDDA kota kemudian setelah surat izin penelitian keluar,

kemudian Dinas Kesehatan kota Palangka Raya mengeluarkan surat

izin penelitian kepada pihak Puskesmas Menteng Kota Palangka Raya.

2. Surat Persetujuan atau Informed Consent

Berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden.

3. Anominity (tanpa nama)


42

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama

cukup dengan memberikan nomor kode atau inisial pada masing-

masing lembar tersebut.

4. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi data dijamin peneliti, hanya kelompok data

tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.


43

DAFTAR PUSTAKA

Irawati, N. A. V. (2020). Imunisasi Dasar dalam Masa Pandemi COVID-19.


Jurnal Kedokteran Unila, 4(2), 205–210.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/JK/article/view/2898/2820
Ayuchecaria, N., yulia, sri, Ariani, novia, & Feteriyani, R. (2019). Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di
Puskesmas Pekauman Banjarmasin. Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 2(2),
241–249. https://doi.org/10.36387/jifi.v2i2.402
Kemenerian Kesehatan Republik Indonesia, & UNICEF. (2020). Penilaian Cepat:
Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Layanan Imunisasi di Indonesia.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, 2–3.
Kemenkes RI. (2019). PID 2019, Tingkatkan Cakupan dan Mutu Imunisasi
Lengkap. Kemkes.Go.Id.
https://www.kemkes.go.id/article/view/19042500005/pid-2019-
tingkatkan-cakupan-dan-mutu-imunisasi-lengkap.html
Kemenkes RI. (2020). Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Pada Masa Pandemi
Covid-19. Covid-19 Kemenkes, 47.
https://covid19.kemkes.go.id/protokol-covid-19/petunjuk-teknis-
pelayanan-imunisasi-pada-masa-pandemi-covid-19/#.X6IYy6ozbIU
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, & UNICEF. (2020). Imunisasi Rutin
pada Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia : Persepsi Orang tua
dan Pengasuh Agustus 2020. 1–16.
https://www.unicef.org/indonesia/reports/rapid-assessment-immunization-
services-indonesia]%0AImunisasi
Kharin, A. N., P, C. F. T., Auza, D. F., & Utami, E. S. (2021). Pengetahuan
Pendidikan , dan Sikap Ibu terhadap Imunisasi Dasar Lengkap di
Kabupaten Bogor. 1(1), 25–31.
Laili, N. (2021). Tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai
pemberian imunisasi dasar pada masa pandemi covid-19 di kecamatan
tambusai utara skripsi.
44

Palangkaraya, P. K. K. (2019). Profil Kesehatan Kota Palangkaraya Tahun 2019.


Persepsi Masyarakat Terhadap Perawatan Ortodontik Yang Dilakukan
Oleh Pihak Non Profesional, 53(9), 1689–1699.
Patriawati, K. A. (2020). Imunisasi Bayi dan Anak pada Masa Pandemi Covid-19.
Fakultas Kedokteran UKI Lecturer’s Scientific Meeting, 2–4.
Sugiyono. (2017). Pengaruh Profitabilitas Dan Non Debt Tax Shield Terhadap
Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Otomotif Dan
Komponen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Selama Periode
Tahun 2011-2015. “Metode Penelitian Pada Dasarnya Merupakan Cara
Ilmiah Untuk Mendapatkan Data Dengan Tujuan Dan Kegunaan
Tertentu.” Dalam, 1(2), 47–71.
Tanzeh, A., & Arikunto, S. (2020). Metode Penelitian Metode Penelitian. Metode
Penelitian, 43, 22–34.
45

INFORMED CONSENT
(Persetujuan Menjadi Partisipan)

Yang bertandatangan dibawah ini memyatakan bahwa saya telah mendapatkan


penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan
dilakukan oleh:
Nama : Vivi Dhuke Dandare
Nim : PO.62.24.2.19.197
Dengan judul :
Gambaran Pemberian Imunisasi Dasar Pada Era Adaptasi Kebiasaan Baru
Di Puskesmas Menteng
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara
sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan
mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi
apapun.

Nama :
Umur :
Alamat:
46

LEMBAR KUESIONER
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA VIDEO
EDUKATIF TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI
DASAR LENGKAP DI MASA PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS
MINAS TAHUN 2021

Tanggal Pengisian : ………………………………

Nomor Responden : ………………………………

A. PETUNJUK PENGISIAN

1. Pilihlah jawaban yang sesuai menurut anda dengan memberi tanda centang

(√) dan isi pada salah satu jawaban yang tersedia.

2. Jawaban yang dipilih tidak boleh lebih dari satu jawaban.

3. Jawaban harus diisi sendiri dan tidak boleh diwakilkan.

B. DATA UMUM

1. Berapa umur anda saat ini ?

☐ ≤ 20 tahun ☐ > 35 tahun

☐ 21-35 tahun

2. Apa Pendidikan terakhir anda ?

☐ Tidak Sekolah ☐ SMU

☐ SD ☐ Akademi/Perguruan Tinggi

3. Apa pekerjaan anda sekarang ?

Bekerja Tidak Bekerja/IRT ☐


47

KUESIONER PENGETAHUAN TENTANG IMUNISASI DASAR


LENGKAP

PETUNJUK PENGISIAN

1. Pilihlah jawaban yang benar dan sesuai menurut anda dengan memberi tanda

silang (X) pada jawaban yang tersedia.

2. Jawaban yang dipilih boleh lebih dari satu jawaban.

3. Jawaban harus diisi sendiri dan tidak boleh diwakilkan.

Pertanyaan Pengetahuan Responden

No. Pertanyaan Jawaban Poin

1 Apa saja Protokol Kesehatan yang harus


dilaksanakan dimasa pandemic COVID-
19 ?
a. Mencuci tangan,memakai
masker,menjaga jarak dan menjauhi
kerumunan
b. Imunisasi Covid
c. Tetap dirumah
2 Kapan imunisasi Hepatitis B diberikan
pada anak ?
a. Saat bayi berusia 1 bulan
b. Saat bayi berusia 2 bulan
c. 0-7 hari
3 Penyakit apa yang dapat dicegah dengan
imunisasi Hepatitis B ?
a. Meningitis
b. Kejang-kejang
a. Sakit Kuning
4 Penyakit apa yang dapat dicegah dengan
imunisasi BCG ?
a. TBC(Tuberkolosis)
b. Polio
c. Campak
5 Kapan imunisasi BCG diberikan pada
anak ?
48

a. Saat bayi berumur 2 bulan


b. Saat bayi berumur 1 bulan
c. Saat bayi berumur 3 bulan
6 Penyakit apa yang dapat dicegah dengan
imunisasi Polio ?
a. Cacar
b. Campak
c. Kelumpuhan permanen
7 Kapan imunisasi Polio diberikan pada
anak ?
a. Mulai usia 1bulan bersamaan BCG
dan DPT HB Hib
b. Usia 2 bulan Bersama Campak
c. Mulai Usia 18 bulan
8 Penyakit apa yang dapat dicegah dengan
imunisasi DPT Hb Hib ?
a. Hepatitis B
b. Difteri, pertussis, Tetanus, Meningitis
c. Campak
9 Berapa kali imunisasi DPT HB Hib
diberikan pada anak ?
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
10 Kapan imunisasi DPT HB Hib
diberikan ?
a. Saat bayi berumur 1 bulan’
b. Saat bayi berumur 2 bulan, 3 bulan, 4
bulan
c. Saat bayi berumur 5 bulan dan 6
bulan
11 Penyakit apa yang dapat dicegah dengan
imunisasi IPV ?
a. TBC (Tuberculosis)
b. Campak
c. Polio
12 Kapan imunisasi IPV diberikan ?
a. Saat bayi berumur 5 bulan dan 6
bulan
b. Bersamaan dengan pemberian
imunisasi DPT HB Hib 3
c. Saat bayi berumur 5 bulan, 6 bulan, 7
bulan
13 Penyakit apa yang dapat dicegah dengan
Imunisasi Campak Rubella ?
a. Lumpuh layu
49

b. Campak Rubella
c. Meningitis
14 Kapan imunisasi Campak Rubella
diberikan pada anak ?
a. Saat bayi berumur 8 bulan
b. Saat bayi berumur 6 bulan dan 7
bulan
c. Saat bayi berumur 9 bulan
15 Ciri penyakit Campak Rubella ?
a. Demam tinggi dan ruam pada tubuh
b. Batuk rejan selama 100 hari
c. Lumpuh layu
16 Dimanakah ibu bisa mendapatkan
imunisasi ?
a. Kantor Kelurahan
b. Posyandu Puskesmas
c. Dukun
17 Imunisasi apa yang dapat menyebabkan
demam pada anak ?
a. Polio
b. DPT HB Hib
c. Campak Rubella
18 Persiapan apa yang diperlukan orang
tua/pengantar anak saat imunisasi ?
a. Memastikan anak dan pengantar sehat
dan mengikuti protocol Kesehatan
b. Tidak perlu memakai masker saat ke
pelayanan imunisasi
c. Meminum vitamin c
19 Apa yang harus dilakukan orang tua anak
setelah mendapatkan pelayanan
imunisasi ?
a. Berkerumun dengan orang
tua/pengantar lainnya
b. Melakukan protocol Kesehatan lalu
pulang kerumah dan membersihkan
diri serta pakaian
c. Meminum jamu
20 Siapa yang harus Orang tua/ Pengantar
hubungi jika bayi mengalami keluhan
sesudah imunisasi ?
a. Kader dan Tenaga Kesehatan terkait
b. Orang tua sesame di posyandu
c. Tetangga sebelah rumah
Jumlah Skor
Ket :
50

- Jumlah Pertanyaan : 20 Soal


- Nilai Maksimum : 100
- Nilai Minimum :0
- 1 soal benar : Nilai Poin 5

Anda mungkin juga menyukai