Anda di halaman 1dari 15

Makalah Laporan Pendahuluan

“Persiapan & Prosedur Pengambilan Spesimen Laboratorium”

Di Susun Oleh :

Nama : Siska Wahyuni

NIM : PO.62.24.2.19.193

Kelas : Reguler XXI A

Matkul : Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan

Dosen Pembimbing : Wahidah Sukriani,SST.,M.Keb

D-III KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan kita kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini
dengan judul “Persiapan & Prosedur Pengambilan Spesimen Laboratorium”. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keterampilan Dassar Klinik
Kebidaanan.
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami
harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah
pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang

Palangka Raya, 16 April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar Isi..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pemeriksaaan Darah....................................................................................... 2
B. Pemeriksaan Urine.......................................................................................... 4
C. Pemeriksaan Feses.......................................................................................... 6
D. Pemeriksaan Sputum...................................................................................... 8
E. Pemeriksaan Secret Vagina............................................................................ 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..................................................................................................... 11
B. Saran.............................................................................................................. 11
Daftar Pustaka........................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekarang ini, banyak penyakit yang bertambah dan merajalela dalam kehidupan
masyarakat. Akan tetapi, penyakit infeksi tetap menjadi primadona penyakit yang
paling sering menyerang manusia. Penyakit infeksi yang ditimbul sering diakibatkan
mikroorganisme yang bersifat patogen. Dalam pemeriksaan penyakit infeksi, biasanya
dilakukan pemeriksaan fisik dan anamnesa guna menemukan etiologi penyakit. Cara
lain dalam menegakkan diagnosa guna menemukan mikroorganisme apa yang
menjadi penyebab suatu penyakit adalah dengan cara pemeriksaan specimen. Oleh
karena itu, bagi orang yang berprofesi dalam bidang kesehatan, misalnya bidan, harus
mengetahui dan memahami betul cara pengelolaan spesimen yang berhubungan dalam
praktik kebidanan.
Hal yang harus diperhatikan dalam hal pengelolaan spesimen adalah : Cara
Pengambilan/Penyimpanan/Pengiriman spesimen. Adapun tujuan dari pemahaman
cara pengelolaan spesimen tersebut adalah agar spesimen dapat memberikan hasil
yang akurat dalam pemeriksaan secara makroskopis/mikroskopis dan spesimen tidak
rusak dalam rentang waktu pengiriman ke laboratorium. Salah satu hal paling penting
yang mendasari cara pengelolaan spesimen yaitu harus diperhatikan tujuan
pengambilan spesimen.
Spesimen diambil apakah untuk pemeriksaan mikrobiologi/patologi
klinik/patologi anatomi/parasitologi. Hal ini harus diperhatikan sebab prosedur
pengelolaan spesimen pada setiap bidang pastilah berbeda. Dalam makalah ini
dipaparkan mulai dari cara pengambilan, penyimpanan. Dimana, pada makalah ini
ditekankan pada cara pengelolaan spesimen darah, urine, feses, sputum, dan secret
vagina.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang harus dipersiapkan dalam pengambilan spesimen darah, urine, feses,
sputum, dan secret vagina.
2. Bagaimana cara pengambilan spesimen dalam persiapan dan pemeriksaan
spesimen yang berhubungan dengan kebidanan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hal-hal yang harus dipersiapkan dalam pengambilan specimen
darah, urine, feses, sputum, dan secret vagina.
2. Untuk mengetahui cara pengambilan spesmen dalam persiapan dan pemeriksaan
spesimen yang berhubungan dengan kebidanan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemeriksaan Darah

a. Pengertian :
Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau
specimen darah. Tempat pengambilan darah untuk berbagai macam pemeriksaan
laboratorium, yaitu :
1. Perifer (pembuluh darah tepi)
2. Vena
3. Arteri
4. Pada orang dewasa diambil pada ujung jari atau daun telinga bagian bawah
5. Pada bayi dan anak kecil dapat diambil pada ibu jari kaki atau tumit
b. Bentuk pemeriksaan
1. Jenis/golongan darah
2. HB
3. Gula darah
4. Malaria
5. Filaria dll
c. Persiapan alat
o Lanset darah atau jarum khusus
o Kapas alcohol
o Kapas kering
o Alat pengukur Hb/kaca objek/botol pemeriksaan, tergantung macam pemeriksaan
o Bengkok
o Hand scoon
o Perlak dan pengalas
d. Prosedur kerja
o Mendekatkan alat
o Memberitahu klien dan menyampaikan tujuan serta langkah
o Memasang perlak dan pengalas
o Memakai hand scoon
o Mempersiapkan bagian yang akan ditusuk, tergantung jenis pemeriksaan
o Kulit dihapushamakan dengan kapas alcohol
o Bekas tusukan ditekan dengan kapas alcohol
o Merapikan alat
o Melepaskan hand scoon

2
e. Ada 3 sampel darah yang dapat diambil:

1. Darah Vena
a. Biasanya diambil dari lipatan siku tangan. Pada orang dewasa biasanya
diambil dari vena median cubiti. Pada bayi, dapat digunakanvena jugularis
superficialis atau sinus sagittalis superior. Digunakan dalam pengambilan
sampel darah dengan volume yang cukup banyak, misalnya, 10 ml. Gunakan
syringe dengan jarum 20-21 G = dewasa dan 23G (butterfly needle) = anak-
anak.
b. Cara pengambilan darah vena:
 Ikatkan torniquet pada lipatan siku atas, kemudian tangan dikepal.
 Tentukan vena yang akan diambil darahnya.
 Aseptikkan tempat pengambilan dengan alkohol 70%.
 Darah vena dipijat/dilonggarkan dengan tekanan ibu jari/telunjuk.
 Tusukkan jarum < 1,25 inch dengan posisi 45° dengan lengan tangan.
 Setelah tertusuk, jarum diturunkan ke posisi 30°
 Bila menggunakan syringe, sedot darah perlahan sampai pada volume
darah yang dibutuhkan.
 Bila menggunakan jarum tanpa spuit, biarkan darah langsung mengalir ke
media.(media transport/SPS 0,05% mikrobiologi, antikoagulan patologi
klinik, sediaan hapus darah parasitologi).
 Pengeluaran darah 1 cc/menit.
 Lepaskan torniquet, kemudian tumpat daerah pengambilan darah dengan
kapas beralkohol 70%.
 Tarik jarum perlahan-lahan, kemudian lengan ditekuk/dilipat supaya darah
berhenti mengalir.

2. Darah arteri
a. Biasanya dari lipatan paha/pergelangan tangan. Arteri yang biasanya diambil:
arteri femoralis dan arteri radialis. Digunakan sebagai sampel darah untuk
pemeriksaan AGDA dan elektrolit. Karena digunakan dalam pemeriksaan
AGDA, prosedurnya adalah sebagai berikut :
 Tentukan daerah yang akan diambil darahnya
 Lakukan tindakan aseptik dengan povidone iodium 10%, biarkan sampai
mengering, lalu ulangi dengan alkohol 70%.
 Siapkan syringe dengan spuit yang telah dilumuri antikoagulan heparin.
 Tusukkan jarum tegak lurus, darah akan mengalir ke syringe.
 Kemudian, jarum dibengkokkan dan ditusuk dalam lilin.

3. Darah Kapiler
a. Biasanya dari ujung jari tangan/kaki/anak daun telinga. Digunakan dalam
pengambilan sampel darah dengan volume yang sedikit, biasanya untuk
screening test.

3
b. Cara pengambilan darah kapiler:
 Lakukan tindakan aseptik dengan povidone iodium 10%, biarkan sampai
mengering, lalu ulangi dengan alkohol 70%.
 Sterilkan lanset dalam alkohol 95%
 Tusuklah dengan cepat memakai lanset steril. Pada jari tusukkan arah
tegak lurus pada garis-garis sidik kulit jari dan tidak boleh sejajar bila
yang akan diambil spesimennya. Pada anak daun telinga tusukkan
pinggirnya dan jangan sampai sisinya mengeluarkan darah.
 Setelah penusukkan selesai, tempat tusukkan ditutup dengan kapas
beralkohol dan biarkan sampai darah tidak keluar.
f. Volume darah yang diambil:
 10-20 ml dewasa
 1-5 ml anak-anak
 1-3 ml bayi

B. Pemeriksaan Urine
a. Pengertian
Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan laboratorium dengan bahan urine
yang digunakan untuk membantu diagnosis pasien, diantaranya untuk mengetahui
kadar asam urat, bilirubin, Human choiornic gonadotropinI (HCG).
b. Tujuan
o Tujuan pemeriksaan dengan bahan urine tersebut berbeda-beda, maka dalam
pengambilan atau pengumpulan urine juga dibedakan sesuai dengan tujuannya.
o Menafsirkan proses-proses metabolism.
o Mengetahui kadar gula darah pada tiap-tiap waktu makan (pada pasien DM).
c. Bentuk pemeriksaan urine
1. Asam urat
2. Bilirubin
3. Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
4. Pemeriksaan lain yang menggunakan specimen urine antara lain :
 Pemeriksaan urobilinogen untuk menentukan kadar kerusakan hepar, penyakit
hemolitik dan infeksi berat.
 Pemeriksaan urinalis digunakan untuk menentukan adanya berat jenis, kadar
glukosa, keton, dan lain-lain.
 Pemeriksaan kadar protein dalam urine untuk menentukan kadar kerusakan
glomerulus.
 Pemeriksaan pregnadion dalam urine untuk menentukan adanya gangguan
dalam menstruasi dan menilai adanya ovulasi, serta pemeriksaan lain.

4
d. Jenis pemeriksaan urine
1. Urine sewaktu : urine yang dikeluarkan sewaktu-waktu bilamana diperlukan
pemeriksaan.
2. Urine pagi : urine yang pertama dikeluarkan sewaktu pasien bangun tidur.
3. Urine pasca/post – prandial : urine yang pertama kali dikeluarkan setelah pasien
makan (1.5-3 jam sesudah makan).
4. Urine 24 jam : urine yang dikumpulkan dalam waktu 24 jam.
e. Cara pengambilan urine
1. Pengambilan urine biasa
 Pengambilan urine biasa merupakan pengambilan urinedenga mengeluarkan
urine secara biasa, yaiu buang air kecil.
 Pengambilan urine biasa ini biasanya digunakan untuk pemeriksaan kadar gula
dalam urine, pemeriksaan kehamilan, dan lain-lain.
2. Pengambilan urine steril
 Pengambilan urine steril merepakan pengambilan urine dengan menggunakan
alat steril.
 Dilakukan dengan kateterisasi atau fungsi suprapubic yang bertujuan
mengetahui adanya infeksi pada uretra, ginjal, atau saluran kemih lainnya.
3. Pengambilan urine selama 24 jam
 Pengambilan urine selama 24 jam merupakan pengambilan urine yang
dikumpulkan dalam waktu 24 jam.
 Bertujuan untuk mengetahui jumlah urine selama 24 jam dan mengukur berat
jenis, asupan dan output, serta mengetahui fungsi ginjal.
f. Pengambilan urine
 Persiapan alat
o Waslap dan sabun mandi
o Pispot 2 buah
o Botol urine yang sudah diberi label atau etiket
o Surat pemeriksaan laboratorium
o Sarung tangan bersih
o Bengkok
o Sampiran
 Prosedur tindakan
o Beritahukan dan jelaskan pada ibu tindakan yang akan dilakukan
o Siapkan alat dan bahan, bawa ke dekat pasien
o Pasang sampiran/penutup tirai
o Atur posisi pasien senyaman mungkin
o Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk bersih
o Pakai sarung tangan
 Cara pengambilan
o Pasang mengalas di bawah bokong pasien

5
o Pasang pispot di bawah bokong pasien
o Bantu pasien untuk membersihkan anus dulu sebelum berkemih
o Biarkan pasien untuk keluar permulaan, dan tampung urine yang keluar
berikutnya dengan bengkok atau botol yang disediakan sesuai kebutuhan
o Bantu pasien untuk membersihkan anus.
C. Pemeriksaan Feses
a. Pengertian
Pemeriksaan feses merupakan pemeriksaan dengan menyiapkan feses untuk
pemeriksaan laboratorium dengan cara pengambilan yang tertentu. Pemeriksaan feses
terdiri dari dua, yaitu :
1. Pemeriksaan feses lengkap : merupakan pemeriksaan feses yang terdiri dari
pemeriksaan warna, bau, konsistensinya, lender, darah, dan lain-lain.
2. Pemeriksaan feses kultur : merupakan pemeriksaan feses melalui biakan dengan
cara toucher (lita prosedur pengambilan feses melalui tangan).
b. Tujuan
1. Untuk melakukan diagnose
2. Untuk menentukan adanya darah samar (tersembunyi) perdarahan dapat terjadi
akibat adanya ulkus, penyakit inflamasi atau tumor.
3. Untuk menganalisis produk diet dan sekresi digestif. Sebagai contoh, jumlah lemak
yang berlebihan pada feses (steatore) dapat mengindikasi absorbsi lemak yang
terjadi pada usus halus. Penurunan jumlah empedu dapat mengiritasi obstruksi
aliran empedu dari hati dan kandung kemih ke dalam usus. Untuk pemeriksaan
jenis ini, perawat perlu mengumpulkan dan mengirim seluruh feses pada satu kali
defekasi bukan sempel yang sedikit.
4. Untuk mendeteksi adanya telur dan parasit, ketika mengumpulkan spesimen untuk
pemeriksaan parasit sample yang harus di bawa kelaboratorium masih baru.
Biasanya, ada tiga spesimen feses yang di evaluasi untuk memastikan dan
mengidentifikasi adanya organisme sehingga dapet disusun pengobatan yang
sesuai.
5. Untuk mendeteksi adanya bakteri atau virus. Pemeriksaan ini hanya membutuhkan
sedikit feses karena spesimen tersebut akan di kultur. Untuk pemeriksaan kultur
(pembiakan) pengambilan tinja dengan cara steril. Caranya sama dengan cara
thoucer, tetapi alatalat yang digunakan dalam keadaan steril. Wadah atau
penampung harus steril dan teknik aseptik digunakan saat mengumpulkan
spesimen. Feses perlu dikirim segera ke laboratorium. Perawat perlu membuat
catatan pada slip permintaan laboratorium bila klien mendapatkan antibiotik.
6. Pemeriksaan tinja untuk pasien dewasa. Untuk pemeriksaan lengkap meliputi
warna, bau, konsistensi, lendir, darah, dan telur cacing. Tinja yang diambil adalah
tinja segar.
c. Persiapan alat
o Hand scoon bersih
o Vasseline
o Botol bersih dengan penutup

6
o Lidi dengan kapas lembab dalam tempatnya
o Bengkok
o Perlak pengalas Tissue
o Tempat bahan pemeriksaan
o Sampiran
d. Prosedur tindakan
o Mendekatkan alat
o Memberitahu pasien
o Mencuci tangan
o Memasang perlak pengalas dan sampiran
o Melepas pakaian bawah pasien
o Mengatur posisi dorsal recumbent
o Memakan hand scoon
o Telunjuk diberi vaselin lalu dimasukkan ke dalam anus dengan arah keatas
kemudian diputar kekiri dan kekanan sampai teraba tinja
o Setelah dapat, dikeluarkan perlahan – lahan lalu dimasukkan ke dalam tempatnya.
o Anus dibersihkan dengan kapas lembab dan keringkan dengan tissue
o Melepas hand scoon
o Merapikan pasien
o Mencuci tangan
e. Hal – hal yang perlu diperhatikan
 Penyimpanan
o Feses tahan < 1 jam pada suhu ruang
o Bila 1 jam/lebih gunakan media transpot yaitu Stuart’s medium, ataupun
Pepton water
o Penyimpanan < 24 jam pada suhu ruang, sedangkan > 24 jam pada suhu 4°C
 Pengiriman
o Pengiriman < 1 jam pada suhu ruang
o Bila tidak memungkinkan, gunakan media transport atau kultur pada media
Tetra Thionate Broth
f. Cara pengambilan spesimen :
Spesimen berupa feses segar, jika tidak memungkinkan, lakukan usap rektal.
 Cara pengambilan feses segar:
o Pasien diminta untuk berkemih terlebih dahulu.
o Feses segar tidak boleh bercampur dengan air kloset maupun urin.
o Feses ditampung pada pot steril bermulut lebar dan berpenutup.
o Feses dikeluarkan dan ditampung di atas kertas plastik.
o Dengan lidi, ambil banyak feses yang dibutuhkan
o Feses padat : 2-5 g
o Feses cair : 10-15 ml
 Cara pengambilan secara usap rektal:

7
o Diambil dengan kapas lidi sintesis steril, putar 360° pada mukosa rektal
dengan kedalaman 1-2 cm.
o Kemudian, masukkan ke dalam tabung steril, tutup rapat

D. Pemeriksaan Sputum
a. Pengertian
Sputum atau dahak adalah bahan yang keluar dari bronchi atau trachea. Bukan ludah
atau lendir yang keluar dari mulut, hidung atau tenggorokan
b. Tujuan
Untuk mengetahui basil tahan asam dan mikroorganisme yang ada dalam tubuh
pasien sehingga diagnosa dapat ditegakkan.
c. Indikasi
Pasien yang mengalami infeksi/peradangan saluran pernafasan (apabila diperlukan).
d. Persiapan alat
o Sputum pot (tempat ludah) yang bertutup
o Botol bersih dengan penutup
o Hand scoon
o Formulir dan etiket
o Perlak pengalas
o Bengkok
o Tissue
e. Prosedur tindakan
o Menyiapkan alat
o Memberitahu pasien
o Mencuci tangan
o Mengatur posisi duduk
o Memasang perlak pengalas dibawah dagu dan menyiapkan bengkok. Memakai
hand scoon
o Meminta pasien membatukkan dahaknya ke dalam tempat yang sudah disiapkan
(sputum pot)
o Mengambil 5cc bahan, lalu masukkan ke dalam botol
o Membersihkan mulut pasien
o Merapikan pasien dan alat
o Melepas hand scoon
o Mencuci tangan
f. Cara pengambilan sputum secara umum :
1. Pengambilan sputum sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dimana kemungkinan
untuk mendapat sputum bagian dalam lebih besar. atau juga bisa diambilàsputum
sewaktu. Pengambilan sputum juga harus dilakukan sebelum pasien menyikat gigi.
2. Agar sputum mudah dikeluarkan, dianjurkan pasien mengonsumsi air yang banyak
pada malam sebelum pengambilan sputum.

8
3. Jelaskan pada pasien apa yang dimaksud dengan sputum agar yang dibatukkan
benar-benar merupakan sputum, bukan air liur/saliva ataupun campuran antara
sputum dan saliva. Selanjutnya, jelaskan
g. Cara mengeluarkan sputum.
Sebelum mengeluarkan sputum, pasien disuruh untuk berkumur-kumur dengan air
dan pasien harus melepas gigi palsu (bila ada). Sputum diambil dari batukkan pertama
(first cough). Cara membatukkan sputum:
 Tarik nafas dalam dan kuat dengan pernafasan dada batukkan kuat
 Wadah penampung berupa pot steril bermulut besar dan berpenutup (Screw Cap
Medium).  Periksa sputum yang dibatukkan, bila ternyata yang dibatukkan adalah
air liur/saliva, maka pasien harus mengulangi membatukkan sputum.
 Sebaiknya, pilih sputum yang mengandung unsur-unsur khusus, seperti, butir
keju, darah dan unsur-unsur lain.
 Bila sputum susah keluar lakukan perawatan mulut
 Perawatan mulut dilakukan dengan obat glyseril guayakolat (expectorant) 200 mg
atau dengan mengonsumsi air the manis saat malam sebelum pengambilan sputum.
 Bila sputum juga tidak bisa didahakkan, sputum dapat diambil secara :
- Aspirasi transtracheal
- Bronchial lavage
- Lung biopsy

E. Pemeriksaan Secret Vagina


a. Pengertian :
Pengeluaran cairan pervagina berupa keputihan. Sedangkan secret merupakan
pendeteksian kuman seperti tuberkulosis pulmonal, pneumonia bakteri, brgonkhitis
kronis, bronkhietaksis. Keputihan adalah cairan yang keluar dari vagina. Keputihan
dapat timbul dari berbagai keadaan, yaitu secara normal atau fisiologis dan secara
patologis. Keputihan fisiologis adalah keputihan yang normal terjadi akibat perubahan
hormonal, seperti saat menstruasi, stres, kehamilan, dan pemakaian kontrasepsi.
Sedangkan keputihan patologis adalah keputihan yang timbul akibat kondisi medis
tertentu dengan penyebab tersering adalah akibat infeksi parasit, jamur, atau bakteri.
b. Persiapan alat
 Kapas lidi steril
 Objek gelas Bengkok
 Sarung tangan Steril Spekulum
 Kain kassa, kapas sublimat
 Bengkok
 Perlak
c. Prosedur
 Memberitahu dan memberi penjelasan pada klien tentang tindakan yang akan
dilakukan, dan meminta persetujuan pasien.
 Mempersiapkan alat dan bahan, dan mendekatkan alat ke dekat pasien
 Memasang sampiran

9
 Membuka dan menganjurkan klien untuk menanggalkan pakaian bagian bawah
(jaga privacy pasien)
 Memasang pengalas dibawah bokong pasien
 Mengatur posisi pasien dengan kaki ditekuk (dorsal recumbent)
 Mencuci tangan
 Memakai sarung tangan
 Membuka labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang tidak
dominan
 Mengambil sekret vagina dengan kapas lidi dengan tangan yang dominan sesuai
kebutuhan
 Menghapus sekret vagina pada objek gelas yang disediakan
 Membuang kapas lidi pada bengkok
 Memasukkan objek gelas ke dalam piring petri atau ke dalam tabung kimia dan
ditutup
 Memberi label dan mengisi formulir pengiriman spesimen untuk dikirim ke
laboratorium
 Membereskan alat
 Melepas sarung tangan
 Mencuci tangan
 Melakukan dokumentasi tindakan

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Spesimen adalah bagian dari kelompok atau bagian dr keseluruhan. Banyak sekali tujuan
dari pemeriksaan laboratorium antara lain sebagai berikut :
1. Mendeteksi penyakit
2. Menentukan risiko
3. Skrining/uji saring adanya penyakit subklinis
4. Konfirmasi pasti diagnosis
5. Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis
6. Membantu pemantauan pengobatan
7. Menyediakan informasi prognostic/perjalanan penyakit
8. Memantau perkembangan penyakit
9. Mengetahui ada tidaknya kelainan/penyakit yang banyak dijumpai dan potensial
membahayakan
10. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati penyakit
11. Setiap pemeriksaan spesimen dalam pemeriksaan laboratorium harus dilakukan
persiapan, prosedur, dan analisa yang tepat dan akurat.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat sebaik–baiknya namun sebagai manusia penulis
tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis
sangat diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua, amin.

11
Daftar Pustaka

https://www.scribd.com/document/345226695/Makalah-Pemeriksaan-Dan-Pengambilan-
Spesimen

https://www.scribd.com/doc/294395493/Makalah-Pengambilan-Spesimen-KDK-BU-
Della

12

Anda mungkin juga menyukai