Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGAMBILAN SPESIMEN
I. TUJUAN
1. Mengetahui pengambilan spesimen dengan benar
2. Memahami cara penyimpanan spesimen
II. DASAR TEORI
Pengambilan spesimen dengan benar sangatlah peting, kerea pemeriksaan
laboratorium akan terkait dengan kodisi klinis pasien. Ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan ketika mengambil spesimen pada pasien:
1. Keadaan fisiologis pasien
2. Persiapkan pasien sebelum pengambilan spesimen (mis: konsentrasi glukosa)
3. Peralatan yang sesuai untuk pengambila spesimen
Untuk menjamin bahwa spesimen yang diperoleh benar-benar bermanfaat, spesimen
tersebut harus diambil pada waktu yang tepat. Pengambilan spesimen secara acak hanya
dilakukan pasa situai-situasi darurat. Sebagai contoh spesimen spuntum untuk deteksi
basil tuberkolosis harus dikumpulkan pada pagi hari sehabis bangun tidur, spesimen urine
untuk diagnosis skistosomiasis diambil pada pagi hari.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat:
Spatula
Wadah steril
Kateter
Bahan:
Formaldehid 10%
Feses
Sarung tangan
Cotto bud
IV. PROSEDUR KERJA
A. Sampel feses
1. Meletakkan feses pasien ketika buang air besar dalam wadah yang
bersih dan tanpa bahan pengawet
2. Menggambil sampel feses pasien menggunakan spatula
3. Memasukkan sampel feses pada tempat yang bersih dan tertutup
4. Pemeriksaan feses dilakukan 1-4 jam setelah pengambilan sampel

5. Pemeriksaan sampel feses yang mengandung lendir atau darah lebih


diutamkan
B. sampul sputum
1. Penngambilan spesimen sputum lebih baik diambil pagi hari setelah
pasien bangun tidur
2. Meminta pasien menarik nafas dalam-dalam. Selanjutnya meminta
pasien membantukkan sekuat-kuatnya dan liur ditampung dalam
wadah yang bersih da steril
3. Menutup dengan rapat wadah tersebut dilakukan pemeriksaan
C. Sampel urine
1. Pengambilan spesimen urine dilakukan pada waktu pagi dan sewaktuwaktu sesuai kebutuhan akan pemeriksaan jenis peyakit tertentu
2. Menyiapkan wadah yang bersih dan steril untuk menampung spesimen
urine
3. Membersihakn daerah sekitar genital untuk menghindari kontaminasi
4. Meminta pasien untuk menampung urineya pada wadah yag sudah
disiapkan dengan volume kira=kira 20 mL
5. Kemudian menutup rapat awadah spesimen tersebut sesegara mungkin
6. Untuk pengambilan spesimen urune pada kateter dilakukan oleh
doketer atau perawat yang telah terlatih
7. Untuk pengabilan spesimen urine pada bayi biasanya digunkan katong
kolostomi (colostomy bag)
V. PEMBAHASAN DAN HASIL DISKUSI
1. SPESIMEN DARAH

Persiapkan alat-alat yang diperlukan :


1. Syring
2. Kapas alkohol 70%
3. Tali pembendung (turniket)
4. Plester
5. Tabung.
6. Untuk pemilihan syring, pilihlah ukuran/volume sesuai dengan
jumlah sampel yang akan diambil, pilih ukuran jarum yang sesuai,
dan pastikan jarum terpasang dengan erat.

Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan


aktifitas.

Minta pasien mengepalkan tangan.

Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.

Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan


(palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa
kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan

pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5


menit daerah lengan.

Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70%
dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.

Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika
jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam
semprit (dinamakan flash). Usahakan sekali tusuk kena.

Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta pasien
membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali
jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.

Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan


kapas beberapa saat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik
jarum sebelum turniket dibuka.

1.1 Gambar
pengambilan sampel darah

1.2 Tempat penempatan spesimen darah

2. SPESIMEN CAIRAN SEREBROSPINAL (CSF)


3. SPESIMEN CAIRAN SEMEN PADA LAKI-LAKI
Tahap pengambilan sampel:

Pria yang akan diambil semennya dalam keadaan sehat dan cukup istirahat.
Tidak dalam keadaan letih atau lapar.
Tiga atau empat hari sebelum semen diambil, pria tersebut tidak boleh melakukan
aktifitas seksual yang mengakibatkan keluarnya semen. WHO bahkan
merekomendasikan 2 7 hari harus puasa ejakulasi, tentunya tidak sebatas
hubungan suami istri, tapi dengan cara apapun.
Semen (sperma) dikeluarkan melalui masturbasi di laboratorium (biasanya
disediakan tempat khusus). Sperma kemudian ditampung pada tabung terbuat dari
gelas.
Masturbasi tidak boleh menggunakan bahan pelicin seperti sabun, minyak

4. SPESIMEN
KULIT DAN HIDUNG

KEROKAN

Kulit

Periksalah lokasi pengambilan specimen dengan baik

Lakukanlah disinfeksi defek kulit dengan alkohol 70% mulai dari daerah
bagian tengah kelainan secara melingkar sampai ke tepi kelainan kulit yang akan
dikerok.

Ambilah kapas alkoholyang baru dan lakukanlah didinfeksi kulit di daerah


sekitar lesi mulai dari arah luar ke dalam.

Keroklah dengan skalpel steril bagian pinggir lesi ke arah atas dengan kemiringan
300- 450

Bukalah lipatan kertas atau tutup cawan


Ketokkanlah skalpel pada dasar cawan petri atau pada permukaan kertassteril yang
telah disiapkan sampai semua sisik-sisik dan serpihan kerokan kulit jatuh
pada permukaan kertas atau cawan petri.
Masukkanlah skalpel yang telah dipakai ke dalam baskom berisi lisol 510%

Masukkan lidi kapas steril kedalam rongga hidung minimal1 cm


Lidi kasas diputar berlawanan dengan mukosa hidung selama 10-15
detik
Ulangi proses tersebut pada sisi lainya
5. SPESIMEN UROGENITAL UNTUK PEMERIKSAAN GONORE DAN
SIFILIS PADA LAKI-LAKI DAN WANITA
Usap vagina
vagina Masukkan swab ke fornix posterior vagina lalu putar
cervic: menggunkan spekulum terlihat cervix
spekulum tanpa lubricant (pelumas)

6. SAMPEL SEKRET VAGINA


Dilakukan pada pagi hari sebelum kencing
Dilakukan sebelum atau setelah haid
vagina : dalam posisis gynaecologis, speculum dibuka dan
diambil dengan lidi kapas pada daerah endocervix kemudian
dioleskan pada obyek glass.
7. PENGAMBILAN SAMPEL SWAB UNTUK SPESIMEN SPUTUM
SAMPEL PUS

Pengambilan spesimen sputum lebih baik diambil pagi hari


setelah pasien bangun tidur
Meminta pasien menarik nafas dalam-dalam. Selanjutnya
meminta pasien membantukkan sekuat-kuatnya dan liur
ditampung dalam wadah
yang bersih dan steril
Menutup dengan rapat wadah
tersebut dilakukan
pemeriksaan

Gambar tempat penyimpanan sputum

8. PENGAMBILAN SAMPEL PUS (NANA)


Diambil dari bagian dalam luka, dengan aspira, biopsi,
kerokan, swab, setelah permukaa kulit dibersikan dan
diberikan antiseptic, cucu bersih dengna air salin steril
Pada label selalu ditulis organ asal pus
Tempat: wadah steril

Anda mungkin juga menyukai