Anda di halaman 1dari 10

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK VIII
1.DINI DWI PUSPARANI (130011102)
2.LENNY SASTIA (130011115)
3.FAISAL RAHMAN (130011107)
4.MUHAMMAD SAMSUL (130011121)

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM
SURABAYA 2011

KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah
memberikan rahmat taufik dan hidayahnya sehingga penulisan makalah
yang berjudul mensalati jenazah ini bisa di selesaikan tepat

waktu

sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan oleh dosen pengajar.


Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada
junjungan yakni Nabi besar Muhammad S.A.W karna berkat beliaulah kita
bisa menghirup udara kebebasan dalam hal menuntut ilmu,dimana saat
ini sudah tidak ada perbedaan kewajiban antara kaum hawa dengan kaum
adam dalam hal menuntut ilmu.
Tentunya makalah ini bisa di selesaikan berkat bantuan dan
bimbingan dari bebepa pihak baik secara langsung maupun secara tidak
langsung maka dari itu tiada kata yang pantas saya ucapkan selain
ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada pihak pihak tersebut.
Tentunya makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat kami butuhkan demi ke
sempurnaan pembuatan makalah selanjutnya .

Surabaya,23 September 2011

Penulis,

BAB I

PENDAHULUAN
Agama islam adalah agama yang sangat sempurna karena
semua urusan tentang umatnya di atur di dalamnya bukan hanya
hubungan antara manusia dengan tuhanya,tetapi juga hubungan manusia
dengan sesama manusia,dan juga hubungan manusia bengan dirinya
sendiri,mulai dari kita di dalam kandungan ibu sampai kelak meninggal
dunia ini semua ada cara dan tatakramanya yang di atur di dalam islam
dengan detail dan mempunyai hukum- hukum yang yang mengikat secara
tegas dan jelas walaupun sanksinya tidak bisa di rasakan sekarang di
dunia ini.
Sebagaimana anjuran tentang shalat,shalat di anjurkan bagi
orang yang sudah baligh sampai orang tersebut meninggal dunia.
Berdasarkan
salati,maksud

Firman Allah yang artinya shalatlah sebelum engkau di


di

shalati

yakni

orang

tersebut

sudah

meninggal

dunia,orang yang sudah meninggal dunia pun wajib untuk di shalati.


Shalat yang di lakukan saat orang tersebut meningal dunia di
sebut shalat jenazah. Shalat jenazah adalah shalat yang di lakukan secara
berjamaah dan merupakan fardu kifayah ( wajib kifayah) artinya
kewajiban bagi semua orang yang ada di daerah tersebut dan apabila
tidak ada yang menyalati maka semua orang yang ada di daerah tersebut
berdosa,tetapi

apabila

ada

satu

orang

yang

melakukannya

maka

kewajiban tersebut akan gugur dan mereka semua tidak mendapatkan


dosa.

BAB II
PEMBAHASAN
Shalat Jenazah merupakan shalat yang tidak perlu ruku dan sujud.
Yang kita lakukan hanyalah berdiri, takbir sebanyak empat kali dengan
diselingi bacaan dan doa tertentu lalu salam. Dalam pembahasan ini akan
di bahas bagaimana cara menyalati jenazah dan bacaan bacaan dalam
shalat jenazah tersebut.
2.1.Ketentuan Shalat Jenazah
Hukum menyalati jenazah adalah fardu kifayah bagi kaum
muslimin,kecuali orang Islam yang mati syahid,jenazahnya tidak perlu di
shalati,bahkan

tidak

perlu

dimandikan

dan

dikafani,tetapi

hanya

dikuburkan dengan pakaian yang ia pakai dalam peperangan. Adapun


yang bukan mati syahid asalkan muslim,maka jenazahnya wajib di shalati.
Adapun ketentuan Shalat Jenazah adalah sebagai berikut :
1. Semua persyaratan sahnya shalat fardhu juga berlaku dalam shalat
jenazah.
2. Jenazah dishalati sesudah dimandikan dan dikafani.
3. Jenazah diposisikan melintang di depan orang yang shalat.
4. Mengenai posisi kepala dan kaki jenazah terdapat perbedaan :

Praktik di

masyarakat : Baik

jenazah laki-laki maupun

perempuan,posisi kepalanya di sebelah utara, dan kakinya


membujur di sebelah selatan.
5. Posisi shalat jenazah sendirian atau menjadi imam,juga ada
perbedaan :

Praktik di masyarakat : Lurus dengan kepala jenazah lakilaki,dan lurus dengan perut jenazah perempuan.

6. Posisi makmum sebagaiamana yang berlaku dalam jamaah shalat


fardhu. Hanya saja makmum dalam jumlah banyak sebaiknya
berbaris secara berdekatan antar shaf, dan lebih baik memanjang
ke

belakang

daripada

memanjang

ke

kanan-kiri

melebihi

panjangnya tubuh jenazah. Tetapi jika makmum sangat banyak

sampai penuh dalam satu mushalla/masjid,maka tidak ada masalah


jika memanjang ke kanan-kiri.
7. Shalat jenazah boleh dilakukan secara munfarid (sendirian). Akan
tetapi

sebagaimana

shalat

fardhu,sebaiknya

dilakukan

secara

berjamaah.Dalam shalat jenazah secara berjamaah, makmum


hendaknya minimal terdiri dari tiga shaf, dan setiap shaf minimal
terdiri dari dua orang.
8. Wanita muslimah boleh menyalati jenazah,namun para ulama
berbeda pendapat tentang gugur tidaknya fardhu kifayah bagi kaum
wanita dalam hal shalat jenazah.
9. Jika jenazah terdiri dari laki-laki dan wanita,maka jenazah laki-laki
ditempatkan di sebelah barat dari jenazah perempuan.
10.

Orang

yang

mati

syahid

tidak

perlu

dimandikan

dan

dishalati,melainkan hanya dikafani dengan pakaian yang dipakai


sewaktu bertempur.
11.

Mengenai orang Islam yang mati karena bunuh diri,para

ulama berbeda pendapat. Sebagian memperbolehkan menshalati


jenazahnya dan sebagian lain tidak memperbolehkannya.
12.

Pada jenazah bayi yang lahir prematur,maka ketentuannya :

Jika sudah berwujud manusia,wajib dimandikan dan dikafani


tanpa dishalati.

Jika belum berwujud manusia,tidak satupun yang wajib


dilakukan terhadap bayi itu kecuali hanya sunnah dibungkus
dengan sepotong kain dan dikubur. Tetapi bayi yang lahir
setelah sampai pada batas minimal masa kelahiran kemudian
mati,hukumnya sama dengan manusia pada umumnya.

2.2. Waktu Shalat Jenazah


Orang yang meninggal pada jam berapapun,setelah dimandikan
dan dikafani,maka shalat jenazah boleh dilakukan pada kapan saja,
karena shalat jenazah itu termasuk Shalat Sababiyah (Shalat yang tidak
terikat oleh waktu melainkan karena danya suatu sebab).
2.3. Rukun Shalat Jenazah
1. Berdiri jika mampu,

2. Niat dalam hati,bersamaan dengan Takbiratul Ihram,


3. Takbir empat kali (termasuk Takbiratul Ihram),
4. Membaca Surat Al Fatihah setelah Takbiratul Ihram,
5. Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saw setelah takbir
kedua,
6. Mendoakan jenazah setelah takbir ketiga,
7. Mengucapkan salam setelah takbir keempat.
2.4. Sunnah dalam shalat Jenazah
1. Mengangkat kedua tangan pada waktu takbir dan bersedekap,
2. Merendahkan suara bacaan shalat,kecuali takbir imam,
3. Membaca taawudz sebelum Al Fatihah,
4. Mengucapkan Amin sesudah Al Fatihah,
5. Mendoakan jenazah sebelum salam pertama,
6. Salam kedua,
7. Tetap berdiri di tempat sesudah salam hingga keranda diangkat,
8. Dengan berjemaah,
9. Membentuk shaf minimal tiga shaf.
2.5. Tata Cara Shalat Jenazah
Setelah jenazah selesai dimandikan dan di kafani, shalat jenazah
siap untuk dilaksanakan.
Tata cara shalat jenazah adalah sebagai berikut :
a. Niat
Shalat jenazah sebagaimana shalat dan ibadah lainnya dianggap
sah jika disertai dengan niat. Dan niatnya adalah untuk melakukan
ibadah kepada Allah SWT.

Ushallii alaa haadzal-mayyiyi


fardhal-kifaayati

arbaa

takbiiraatin

ma-muuman lillaahi taaalaa.


Artinya: Aku niat shalat atas mayit ini empat takbir fardhu kifayah
karena Allah.
b. Setelah takbiratul ihram, yakni setelah mengucapkan Allahu
akbarsambil meletakan tangan kanan di atas tangan kiri di atas
perut (sedekap), kemudian membaca Al-Fatihah, setelah membaca
Al-Fatihah lalu takbir Allahu akbar
c. Setelah takbir kedua, lalu membaca shalawat:

Allahumma shalli alaa Muhammad


Artinya: Ya Allah, berilah shalawat atas Nabi Muhammad

Lebih sempurna lagi jika membaca doa berikut :

Allahumma
shalli
alaa
Muhammadin
waa;aa
aali
Muhammadin. Kamaa shallaita a;aa Ibraahiima wa allaa
aali Ibraahiima. Wa baarik alaa Muhammadin wa alaa aalii
Muhammad.Kamaa baarakta alaa Ibraahiima wa alaa aali
Ibrahiima
fil-aalamiinainnakahamiidummajid.
Artinya: Ya Allah, berilah shalawat atas Nabi Muhammad dan atas
keluarganya, sebagaimana Tuhan pernah memberi rahmat kepada
Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahkanlah berkah atas Nabi
Muhammad dan para keluarganya, sebagaimana Tuhan pernah
memberikan berkah kepada Nabi Ibrahim dan para keluarganya. DI
seluruh ala mini Tuhanlah yang terpuji Yang Maha Mulia.
d. Setelah takbir yang ketiga, kemudian membaca doa:

Allahummaghfir lahu (lahaa) warhamhu (haa) waaafihii (haa)


wafu anhu (haa) wa akrim nuzulahu (haa)
wawassimadkhalahu (haa) waghsilhu (haa) bil-maaI
watstsalji wal-baradi wanaqqihi (haa) minalkhathaayaakamaa yu-naqqats-tsaubul-abyadhu minad-danasi
waabdilhu (haa) daaran khairan min daarihi (haa) wa ahlan
khairan min ahlihi (haa) wa zaujan khairan min zaujihi
(haa)wa qihi (haa) fitnatal-qabri wa adzaaban-naar.
Artinya: Ya Allah, ampunilah dia, dan kasihanilah dia, sejahterakan
ia dan ampunilah dosa dan kesalahannya, hormatilah
kedatangannya, dan luaskanlah tempat tinggalnya, bersihkanlah ia
dengan air, salju dan embun. Bersihkanlah ia dari segala dosa
sebagaimana kain putih yang bersih dari segala kotoran, dan
gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya yang
dahulu, dan gantikanlah baginya ahli keluarga yang lebih baik
daripada ahli keluarganya yang dahulu, dan peliharalah ia dari siksa
kubur dan azab api neraka.
e. Selesai takbir keempat, lalu membaca:

Allahumma laa tahrimnaa ajrahu wa laa taftinnaa badahu


waghfir lanaa wa lahu.
Artinya: Ya Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai
kepada kami (janganlah Engkau meluputkan kami akan pahalanya),
dan janganlah Engkau member kami fitnah sepeninggalnya, dan
ampunilah kami dan dia.
f. Kemudian shalat jenazah di akhiri dengan dua salam,salam pertama
kekanan dan salam kedua ke kiri tanpa mengusapkan kedua tangan
pada muka.Bacaan salam tersebut berbunyi:
As-sallamu alaikum warahmatullahi wa barakaatuh.
Artinya: Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu
sekalian.
g. Setelah selesai shalat berjamaah hendaknya ditambah dengan doadoa lain (khusunya bacaan Tahlil) demi kebaikan si mayat dan kaum
muslimin,dan selanjutnya jenazah dapat diberangkatkan ke
pemakaman.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan data diatas maka dapat di ambil beberapa kesimpulan
dintaranya:
1. Shalat jenazah adalah shalat yang wajib di lakukan kepada orang
yang sudah meninggal dunia
2. Shalat jenazah adalah shalat yang di lakukan dengan empat kali
takbir di selingi bacaan tertentu dan tidak melakukan sujud.
3. Shalat jenazah termasuk Shalat Sababiyah (Shalat yang tidak
terikat oleh waktu melainkan karena danya suatu sebab).
4. Shalat jenazah adalah shalat yang yang mempunyai fardu kifaya
artinyawajib bagi semua orang untuk menyalati jenazahh tapi
apabila sudah ada yang menyalati jenazah tersebut maka kewajiban
tersebut gugur bagi semua orang tersebut

5. Shalat jenazah adalah shalat yang di lakukan secara berjamaah dan


tidak

perlu

dengan

sujud

shalat

jenazah

tujuannya

untuk

mensucikan orang tersebut


6. Apabila banyak orang yang menyalati jenazah tersebut maka bisa di
lakukan secara bergantian,dan jenazah tersebut di letakkan di
depan yang menyalati.

Anda mungkin juga menyukai