Anda di halaman 1dari 11

FORMAT SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Pokok Bahasan : Kesehatan Jiwa


Sub Pokok Bahasan : Depresi
Sasaran : Para Remaja
Hari / Tanggal : Rabu, 15 april 2020
Waktu : 45 menit
Tempat : Poltekkes Palangka Raya
Penyuluh / Petugas : Kelompok 1
1. Andriani Sulistiawati
2. Issabelia MulyaWati
3. Made Widya M.A
4. Marisa Nur Jannah
5. Noor Shella Putri
6. Olga Wulandari
7. Rima Yuniasi

I. Tujuan Instruksional Umum


Memberikan pengetahuan dan pemahaman pada remaja tentang kesehatan mental
agar remaja mampu memahami tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada
dirinya secara benar.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan siswa-siswi dapat :
a. Mengerti dan memahami pengertian remaja
b. Mengerti dan meahami pengertian depresi
c. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi depresi
d. Mengetahui ciri – ciri depresi
e. Mengetahui cara mengatasi masalah depresi
III. Materi
Berisi garis besar materi yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran / penyuluhan
a. Pengertian Remaja
b. Pengertian Depresi
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Depresi
d. Ciri-ciri Depresi
e. Cara Mengatasi Masalah Depresi
IV. Metode
Ceramah, tanya jawab
V. Media
Video, Audio
VI. Strategi Pelaksanaan
Berisi urut-urutan / langkah yang dilakukan dalam kegiatan penyuluhan :
a. Pembukaan : 5 menit
b. Penyampaian Materi : 20 menit
c. Diskusi / Tanya Jawab : 10 menit
d. Evaluasi : 5 menit
e. Penutup : 5 menit
VII. Evaluasi
Memberikan pertanyaan teori dan aplikasi yang berhubungan dengan tumbuh
kembang remaja, antara lain:
a. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi Depresi
b. Sebutkan Ciri – Ciri Depresi
c. Sebutkan cara mengatasi masalah Depresi pada remaja
VIII. Sumber
https://www.suara.com/yoursay/2019/01/16/140000/mental-illness-better-you-
know-and-sharing
https://lifestyle.kompas.com/read/2019/10/09/072514320/gangguan-mental-pada-
anak-bagaimana-cara-mengatasinya?page=all
https://www.idntimes.com/health/fitness/nena-zakiah-1/cara-mengatasi-depresi
https://doktersehat.com/penyebab-gejala-dan-pengobatan-depresi/
IX. Lampiran Materi

Mental Illness

A. Pengertian Remaja
Yaitu seseorang baik perempuan  maupun laki-laki yang berada pada masa
atau usia 13 – 20 tahun. Remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya
perubahan fisik, emosi dan psikis, masa remaja yaitu antara usia 10-19 tahun
adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering
disebut masa pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan dari masa kanak-
kanak ke masa dewasa.
Batasan usia remaja itu sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Masa Remaja awal (10-12 tahun)
b. Masa Remaja tengah (13-15 tahun)
c. Masa remaja akhir (16-19 tahun)

B. Pengertian Depresi
Depresi adalah suatu kondisi medis berupa perasaan sedih yang berdampak
negative terhadap pikiran, tindakan, perasaan, dan kesehatan mental seseorang.
Kondisi depresi adalah reaksi normal sementara terhadap peristiwa-peristiwa
hidup seperti kehilangan orang tercinta.Depresi juga dapat merupakan gejala dari
sebuah penyakit fisik dan efek samping dari penggunaan obat dan perawatan
medis tertentu.

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi


Terdapat berbagai faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang
mengalami depresi, di antaranya:

1. Penganiayaan
Penyebab depresi yang pertama adalah penyiksaan fisik, seksual, atau emosional
di masa lalu, yang dapat meningkatkan risiko terhadap depresi secara klinis di
kemudian hari.
2. Obat-Obatan Tertentu
Beberapa obat tertentu dapat meningkatkan risiko depresi, seperti isotretinoin
(digunakan untuk mengobati jerawat), obat anti virus interferon-alfa, dan
kortiko steroid.
3. Konflik
Seseorang yang memiliki kerentanan biologis untuk mengalami depresi yang
dapat dipicu dari konflik pribadi atau perselisihan dengan anggota keluarga atau
teman.
4. Kematian atau Kehilangan Seseorang
Kesedihan atau kesedihan karena kematian atau kehilangan orang yang dicintai,
meskipun wajar, dapat menjadi penyebab depresi.
5. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga yang mengalami depresi dapat meningkatkan risiko. Depresi
adalah sifat yang kompleks, artinya mungkin ada banyak gen berbeda yang
masing-masing menimbulkan efek kecil, daripada gen tunggal yang
berkontribusi terhadap risiko penyakit.
Depresi akibat riwayat keluarga, seperti kebanyakan gangguan kejiwaan, tidak
sesederhana atau langsung seperti pada penyakit genetik murni – Huntington’s
chorea atau cystic fibrosis.
6. Peristiwa Besar
Peristiwa baik seperti memulai pekerjaan baru, lulus sekolah, atau menikah
bahkan dapat menjadi penyebab depresi.
Pindah pekerjaan, kehilangan pekerjaan atau penghasilan, bercerai, atau pensiun
juga berisiko depresi. Namun, sindrom depresi klinis tidak pernah sekadar
respons normal terhadap peristiwa kehidupan yang penuh tekanan.
7. Masalah Pribadi Lainnya
Berbagai masalah seperti dikucilkan di lingkungan karena penyakit mental
lainnya, diusir dari keluarga, atau kelompok sosial, dapat meningkatkan risiko
depresi klinis.
8. Penyakit Serius
Terkadang depresi hidup berdampingan dengan penyakit serius atau dapat
dipicu oleh kondisi medis lainnya.
9. Penyalahgunaan Narkoba
Penyebab depresi berikutnya diakibatkan oleh penyalahgunaan obat-obatan
terlarang dan minuman keras.
Hampir 30% orang mengalami masalah penyalahgunaan zat juga mengalami
depresi berat atau klinis. Bahkan jika narkoba atau alkohol sementara membuat
seseorang merasa lebih baik, pada akhirnya Ia akan memperburuk depresi.

D. Ciri – Ciri Depresi


Penyebab terjadinya Depresi ini muncul oleh banyak faktor, bisa karena
stres, depresi karena mengalami tekanan yang dalam terhadap mental, atau
traumatik akan kehilangan sesuatu dan seseorang. Tekanan batin karena
lingkungan sekitar atau orang tua, kurang perhatian atau kasih sayang dan masih
banyak lagi. Ini juga salah satu penyebab para remaja stres atau depresi banyak
yang memutuskan untuk mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan sering
meminum alkohol atau minuman keras. Jika kamu, atau teman dan orang orang
terdekat yang kamu tahu sering mengalami hal di bawah ini, maka bisa jadi kamu
atau orang terdekatmu memiliki Depresi,
1. Sering merasa sedih dan tidak punya harapan
Sering merasa sedih dan tidak memiliki harapan, seperti mengucilkan diri
selama lebih dari dua minggu, hati hatilah kalau sebenarnya mentalmu sedang
terganggu.
2. Munculnya keinginan mengakhiri hidup
Jika kamu memiliki keinginan atau niatan untuk bunuh diri, bisa jadi kamu
mengalami gangguan terhadap mental.
3. Tidak bisa mengendalikan diri sendiri
Suka marah dan teriak teriak histeris hanya karena hal kecil dan sering
melakukan tindakan yang beresiko.
4. Sering takut akan sesuatu tanpa alasan
Sering muncul rasa takut tidak beralasan bahkan merasakan sesak nafas itu
bisa terjadi karena mental mu yang sedang tidak stabil.
5. Perubahan pola makan yang drastis
Berhenti makan dan suka memuntahkan makanan.
6. Mood Swing
Suasana hati yang bisa berubah kapan saja. Bisa sangat bahagia, sedih, mudah
tersinggung dan marah marah gak jelas.
7. Sering memikirkan suatu hal dengan berlebihan
Hal kecil saja bisa membuat kamu memikirkan nya dengan terus menerus
8. Suka menyakiti diri sendiri
Menyakiti diri sendiri seperti menjedutkan kepala kepada tembok, juga salah
satu gejala Mental Illness.

E. Cara Mengatasi Masalah Depresi


Berdasarkan laporan yang dirilis oleh World Health Organization (WHO), di
tahun 2015 ada lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia yang menderita depresi
atau sekitar 4,4 persen dari total populasi. Apabila kamu merasa memiliki gejala
depresi, jangan melakukan self-diagnose dan segera pergi ke psikolog, ya!
Selain pergi ke psikolog dan mendapatkan penanganan profesional, ada
beberapa cara mengatasi depresi yang mudah untuk kamu coba terapkan.

1. Jangan biarkan dirimu sendirian


Orang yang memiliki depresi sering 'tersesat' dalam pikiran dan kekhawatiran
mereka sendiri. Oleh karena itu, kamu harus tetap terhubung dengan orang-
orang di sekitarmu. Mengatasi depresi akan lebih mudah jika kita mendapatkan
dukungan dari orang-orang yang sayang dan peduli kepadamu, ungkap laman
Help Guide.
Sementara, jika kamu sendirian, akan sulit untuk mempertahankan akal sehat
dan menjauhkan pikiran negatif. Kebanyakan orang yang mengalami depresi
akan menarik diri dari lingkungan sosial, sehingga menyulitkan orang lain
yang ingin membantunya. Temukan orang yang bisa dipercaya untuk
membantumu keluar dari depresi!
2. Menekuni hobi yang disukai
Kecenderungan orang yang mengalami depresi adalah menarik diri dari
pergaulan dan aktivitas yang dulu disenangi. Hobi yang dulu disukai, kini
ditinggalkan karena sudah kehilangan minat. Padahal, menekuni hobi bisa
membantumu keluar dari depresi. Atau setidaknya, mengalihkan pikiran
negatif untuk sejenak.
Kembalilah menekuni hobi lama untuk mengatasi depresi. Ekspresikan dirimu
secara kreatif lewat musik, seni, tulisan, olahraga atau apa pun yang kamu
sukai. Akan lebih baik jika kamu bergabung dalam komunitas hobi, sebab
kamu bisa bertemu banyak orang dan mendapatkan energi positif dan
kehangatan dari mereka.
3. Makan, minum dan tidur yang cukup
Depresi acapkali membuat kita abai dengan kondisi kesehatan kita sendiri.
Tidur jadi tidak teratur, kurang minum air dan makan secara berlebihan atau
justru malas makan. Hal ini tidak hanya buruk bagi fisik, tetapi juga
memperparah kondisi psikologismu. Menurut penelitian, sepertiga pasien
depresi mengalami gejala insomnia.
Selain itu, penelitian lain menunjukkan keterkaitan antara depresi dan
gangguan makan. Tak jarang, penderita depresi juga mengalami dehidrasi
akibat kekurangan cairan. Coba untuk kembali peduli pada tubuhmu dengan
memberinya tidur yang cukup, makan yang sehat dan rutin minum air dengan
jumlah yang disarankan setiap harinya.
4. Berolahraga untuk membuat suasana hati lebih baik
Depresi membuat seseorang kehilangan minat untuk beraktivitas fisik.
Kadang-kadang, kita lebih memilih berbaring di kasur seharian dan bergelut
dengan pikiran-pikiran negatif. Memang sulit, tapi lebih disarankan untuk
beranjak dari kasur dan mulai berolahraga. Olahraga menciptakan endorfin
yang bisa membuat mood kita membaik.
Tidak perlu menetapkan target harus berlari sepanjang 10 kilometer atau
berenang selama tiga jam. Lakukan olahraga sesuai kemampuanmu dan jangan
memaksakan diri. Pilih olahraga yang kamu suka, entah berjalan kaki, jogging,
bersepeda, berenang, wall climbing atau apa pun yang membuatmu merasa
lebih baik.
5. Konsumsi makanan yang membuat mood membaik
Jangan ragu untuk mentraktir diri sendiri dengan makanan yang bisa membuat
mood membaik. Seperti cokelat, es krim dan makanan lain yang kamu suka.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di British Journal of Clinical
Pharmacology di tahun 2013, mengonsumsi cokelat bisa meningkatkan
suasana hati dan membuat kita lebih tenang.
Sementara, menurut laman The Healthy, cokelat hitam akan merangsang
produksi hormon endorfin, bahan kimia di otak yang bisa menciptakan
perasaan senang dan gembira. Kamu juga bisa mencoba makanan yang kaya
asam lemak omega 3, seperti salmon, ikan tuna, ikan herring, mackarel dan
sarden, jelas laman Help Guide.
6. Singkirkan pikiran-pikiran negatif
Bagi orang yang memiliki depresi, sering kali mereka dihantui oleh berbagai
pikiran negatif. Mereka kerap merasa bahwa dirinya adalah orang yang gagal,
bodoh dan dibenci oleh banyak orang. Padahal, kenyataan yang terjadi tidak
seperti itu. Menyingkirkan pikiran negatif memang sulit, namun bukan berarti
tidak bisa dilakukan.
Orang yang sedang depresi sering fokus pada momen-momen di mana mereka
merasa gagal dan tak berguna. Mungkin sulit dilakukan, tetapi lebih baik
menyingkirkan pikiran pada saat-saat di mana kita berhasil atau melakukan
suatu pencapaian. Mengingat memori baik akan membuat perasaanmu menjadi
lebih baik.
7. Menanamkan kata-kata yang positif
Menurut Sherry Amatenstein, LCSW dalam laman Psycom, ketika seorang
pasien depresi terus-menerus mengingat memori buruk atau ingatan yang
menyakitkan, hal ini akan mengantarkannya pada jurang gelap yang penuh
pikiran negatif. Sebelum pikiran gelap menghantui, tutup mata dan bawa diri
sendiri ke momen bahagia yang pernah kita alami.
Salah satu pasiennya yang bernama Paul mencoba saran dari Sherry. Paul
mengingat saat ia lulus dari perguruan tinggi, ia melihat bahwa keluarganya
merasa bangga padanya. Hal ini membuatnya merasa lebih baik. Sherry
menyarankan agar kita terus-menerus menghidupkan memori bahagia di masa
lalu untuk membuat kita merasa lebih baik.
KESIMPULAN
Kesimpulannya adalah seseorang yang memiliki Depresi tidak berbahaya bagi
orang lain dan sekitarnya. Dia hanya dapat membahayakan dirinya sendiri. Kita
sebagai masyarakat juga harus peka dan peduli terhadap Depresi ini.Tidak sedikit loh
remaja yang mengalami Depresi.Kasih saying dan perhatian lebih dari teman-teman
dan keluarganya adalah salah satu penguat kehidupannya ketika sedang merasa
depresi.Peran orang tua adalah hal yang sangat penting bagi pengidap Depresi. Orang
tua harus peka terhadap kebiasaan dan perilaku anaknya.
Ketahuilah, anak lebih dari orang lain atau sahabatnya dan cobalah raih anak
kalian agar bisa nyaman cerita dan meluapkan semua yang ia rasakan kepada orang
tua. Jangan sampai anak mengalami masa-masa depresi ini sendiri, takut untuk cerita
atau bahkan malu. Jalinlah kedekatan terhadap anak bagaikan ‘teman’ atau
sahabatnya.Jadilah orang tua yang tidak keras, namun tegas dan bisa membuat anak
nyaman untuk berada di dekat kita. Jangan sampai anak merasa kurang perhatian dan
semakin mengucilkan diri.Beruntung bagi pengidap depresi yang mungkin tidak dekat
dengan orang tua, namun memiliki banyak teman yang setiadanya peduli
menemaninya. Coba kalau tidak, bisa bayangkan apa yang akan terjadi kepada
dirinya?
Nah, setelah membaca ini, tidak ada lagi alasan untuk kalian tidak mengetahui
apa itu Depresi.. Jadilah manusia yang peka terhadapl ingkungan. Berhenti
beranggapan bahwa mereka yang depresi itu gila, mereka tidak gila. Hargai dan peduli
dengan lingkungan sekitar kita, tidak ada salahnya mengetahui lebih luas dan berbuat
baik kepada orang lain. Minimal jika tidak bisa berbuat baik, setidaknya tidak
menyakiti. Teruntuk kalian yang sedang mengalami dan menghadapi., Hari kalian
tidaklah begitu berat. Tanpa kalian sadari, lingkungan sekitar seperti keluarga, teman
dan sahabata dalah orang orang yang sangat peduli dan saying kepada kamu loh!
Buang jauh jauh rasa takut dan malu kalian untuk bercerita terutama kepada orang tua.
Tidak ada satupun orang tua yang akan marah atau bahkan tidak terima jika
mengetahui anak tercintanya sedang mengalami depresi atau Mental Illness. Justru
dengan ceritanya kalian ke orang tua, ini adalah kesempatan untuk kamu bisa
menjalani hari-hari kamu lebih tenang. Konsultasi juga bukan suatu yang harus
dihindari atau bahkan di takuti, kalian tidakakan di anggap ‘sakit jiwa’ atau dikucilkan
sama sekali. Dengan adanya konsultasi, kalian bisa mengetahui banyak hal baik untuk
diri kalian sendiri seperti cara menghilangkan ketakutan berlebihan terhadap sesuatu,
cara kalian menenangkan diri ketika depresi dan menghindari hal-hal yang buruk
terjadi pada saat Mental Illness kalian kambuh.

Link Video : https://drive.google.com/file/d/1YoPAPWseiK-


LjvNFRJJeGoRWWaDnI4n4/view?usp=drivesdk

Anda mungkin juga menyukai