FECES”
Di Susun oleh:
S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KESEHATAN
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan bahasan “Kebutuhan Dasar Manusia
Tentang Spesimen Urin, Darah< dan Feces” ini untuk melengkapi tugas Keterampilan Dasar
Praktek Kebidanan. Makalah ini disusun dari penyeleksian beberapa sumber yang ada.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan.
ii
DAFTAR ISI
Cover ............................................................................................i
Kata Pengantar.............................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1.2 Urin......................................................................3
2.1.2 Feces..................................................................10
3.1 Kesimpulan..........................................................................22
3.2 Saran....................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA................................................................23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sekarang ini, banyak penyakit yang bertambah dan merajalela dalam kehidupan
masyarakat. Akan tetapi, penyakit infeksi tetap menjadi primadona penyakit yang paling
sering menyerang manusia.
Oleh karena itu, bagi orang yang berprofesi dalam bidang kesehatan, misalnya
bidan, harus mengetahui dan memahami betul cara pengelolaan spesimen yang
berhubungan dalam praktik kebidanan. Yang harus diperhatikan dalam hal pengelolaan
spesimen adalah: Cara Pengambilan/Penyimpanan/Pengiriman spesimen. Adapun tujuan
dari pemahaman cara pengelolaan spesimen tersebut adalah agar spesimen dapat
memberikan hasil yang akurat dalam pemeriksaan secara makroskopis/mikroskopis dan
spesimen tidak rusak dalam rentang waktu pengiriman ke laboratorium. Salah satu hal
paling penting yang mendasari cara pengelolaan spesimen yaitu harus diperhatikan tujuan
pengambilan spesimen. Spesimen diambil apakah untuk pemeriksaan
mikrobiologi/patologi klinik/patologi anatomi/parasitologi. Hal ini harus diperhatikan
sebab prosedur pengelolaan spesimen pada setiap bidang pastilah berbeda. Dalam
makalah ini dipaparkan mulai dari cara pengambilan, penyimpanan. Dimana, pada
makalah ini ditekankan pada cara pengelolaan spesimen feses, darah, cairan pervagina,
dan secret.
1
1.2 Rumusan Masalah
Apa saja kebutuhan dasar manusia tentang pengambilan specimen urin dan feses?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui apa saja kebutuhan dasar manusia tentang pengambilan specimen
urin dan feses!
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pemeriksaan Feses merupakan cara yang dilakukan untuk mengambil feces
sebagai bahan pemeriksaan , yaitu pemeriksan lengkap dan pemeriksaan kultur : jenis
makanan serta gerak peristaltik mempengaruhi bentuk, jumlah maupun
konsistensinya.
B. Tujuan
Mendapatkan spesimen tinja/feses yang memenuhi persyaratan untuk
pemeriksaan feses rutin Pemeriksaan dengan menggunakan spesimen feses bertujuan
untuk mendeteksi adanya kuman, seperti kelompok salmonela, sigela, sherichia coil,
stafilokokus, dan lain-lain.
C. Indikasi Pemeriksaan
3
E. Waktu
Pengambilan dilakukan setiap saat, terutama pada gejala awal dan sebaiknya
sebelum pemberian anti biotik. Feses yang diambil dalam keadaan segar.
F. Alat-alat
1.Sarung tangan
2 Spatel steril
3 Hand scoon bersih
4 Vasseline
5 Lidi kapas steril
6 Pot tinja
7 Bengkok
8. Perlak pengalas
9.Tissue
10.Tempat bahan pemeriksaan
11.Sampiran
G. Cara kerja
Prosedur pengambilan feses pada dewasa :
1. Jelaskan prosedur pada ibu dan meminta persetujuan tindakan
2. Menyiapkan alat yang diperlukan
3. Meminta ibu untuk defekasi di pispot, hindari kontak dengan urine
4. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
5. Dengan alat pengambil feses, ambil dan ambil feses ke dalam wadah
specimen kemudian tutup dan bungkus
6. Observasi warna, konsistensi, lendir, darah, telur cacing dan adanya parasit
pada sampel
7. Buang alat dengan benar
8. Cuci tangan
9. Beri label pada wadah specimen dan kirimkan ke labolatorium
10. Lakukan pendokumentasian dan tindakan yang sesuai
Prosedur pengambilan feses pada dewasa dalam keadaan tidak mampu defekasi
sendiri:
4
1.Mendekatkan alat
2.Jelaskan prosedur pada ibu dan meminta persetujuan tindakan
3.Mencuci tangan
4.Memasang perlak pengalas dan sampiran
5.Melepas pakaian bawah pasien
6.Mengatur posisi dorsal recumbent
7.Memakan hand scoon
8.Telunjuk diberi vaselin lalu dimasukkan ke dalam anus dengan arah keatas
kemudian diputar kekiri dan kekanan sampai teraba tinja
9.Setelah dapat , dikeluarkan perlahan – lahan lalu dimasukkan ke dalam
tempatnya.
10.Anus dibersihkan dengan kapas lembab dan keringkan dengan tissue.
11.Melepas hand scoon
12.Merapikan pasien
13. Mencuci tangan
1.Jelaskan prosedur pada ibu bayi dan meminta persetujuan tindakan yang
akan dilakukan pada bayinya
5
Jika akan memeriksa tinja, pilihlah selalu sebagian dari tinja itu yang
memberi kemungkinan sebesar-besarnya untuk menemui kelainan umpamanya
bagian yang tercampur darah atau lendir dan sebagainya. Oleh Karen unsur-
unsur patologik biasanya tidak terdapat merata, maka hasil pemeriksaan
mikroskopis tidak dapat dinilai derajat kepositifannya dengan tepat, cukup diberi
tanda – (negative), +, ++ atau +++ saja.
6
Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis spesimen
2. Pengiriman
8
untuk memeriksa adanya iritasi bila klien sering defekasi dan
fesesnya cair.
Pindahkan sejumlah feses yang diperlukan ke dalam wadah feses
Gunakan satu atau dua spatel untuk memindahkan sejumlah atau
semua feses ke dalam wadah spesimen, hati-hati agar tidak
mengontaminasi bagian luar wadah. Jumlah desse yang dikirim
bergantung pada tujuan pengumpulan spesimen feses. Biasanya
pemeriksaan cukup membutuhkan 2 ,5 cm feses yang berbentuk
atau 15-30 ml fese cair. Untuk beberapa spesime waktu,seluruh
feses yang keluar mungkin perlu di kirimkan, mukius atau darah
yang terlihat harus disertakan pada sampel.
Untuk kultur, masukkan swab steril kedalam spesimen. Letakkan
swab kedalam tabung periksa steril dengan menggunakan teknik
steril.
Bungkus spatel yang telah digunakan dengan tissue sebelum
membuangnya kedalam wadah pembuangan. Tindakan ini
membantu mencegah penyebaran mikroorganisme melui kontak
dengan benda lain
Tutup wadah segera setelah spesimen berada di dalam wadah
Pastikan klien dalam keadaan nyaman
Kosongkan dan bersihkan pispot dan letakkan kembali ke
tempatnya
Lepaskan sarung tangan
Gunakan penyegar udara untuk mrenghilangkan bau kecuali
dikontra indikasikan untuk klien (misalmnya semprotan yang
meningkatkan dispenia)
Beri label dan kirimkan spesimen ke laboratorium
Pastikan informasi yang benar terdapat pada slip permintaan
laboratorium dan pada label yang melekat di wadah specimen
Atur spesimen agar di bawa ke laboratorium untuk kultur atau
pemeriksaan parasit perlu segera dikirim. Bila tidak
memungkinkan ikuti petunjuk pada wadah spesimen. Pada
beberapa institusi pendinginan di indikasikan karena perubahan
9
bakteriologis terjadi pada spesimen feses dalam suhu ruangan.
Jangan pernah meletakkan spesimen dalam tempat pendingin yang
berisi makanan dan obat-obatan untuk mencegah kontaminasi
1.Urin sewaktu
2.Urin pagi
Spesimen urin yang paling ideal untuk uji skrining, karena urinnya
yang lebih pekat dapat mendeteksi bahan kimia dan sedimen yang tidak
ditemukan pada urin sewaktu. Spesimen diambil pada urin pertama setelah
bangun tidur, dan segera dikirim ke laboratorium kurang dari 2 jam.
3.Urin 24 jam
Spesimen yang diambil setelah pasien puasa pada urin yang kedua
setelah urin pagi, sehingga urin tidak mengandung bahan sisa metabolit
makanan terakhir sebelum puasa. Spesimen ini digunakan untuk skrining dan
monitoring diabetes.
11
Cara pengambilan urin yang lebih aman dan tidak traumatik dibandingkan
dengan kateter. Pengambilan dengan porsi tengah sebaiknya digunakan untuk
setiap pemeriksaan urin rutin dan kultur bakteri, karena kontaminasi sel epitel
dan bakteri lebih sedikit. Genetalia eksterna dibersihkan sebelum dilakukan
pengambilan, urin yang pertama kali keluar dibuang, urin bagian tengah
ditampung pada pot urin, dan selanjutnya urin terakhir dibuang. Pengambilan
spesimen urin porsi tengah (diambil dari Laboratory procedures for medical
office personnel)
8. Urin suprapubik
9. Urin pediatrik
12
Tes urine dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan suatu
penyakit bertambah parah atau tidak. Misalnya untuk memantau
perkembangan diabetes.
5. Mengetahui kehamilan
1. PunksiSuprapubik.
Pengambilan urine dengan punksi suprapubik dilakukan
pengambilan urine langsung dari kandung kemih melalui kulit dan
dinding perut dengan semprit dan jarum steril. Yang penting pada
punksi suprapubik ini adalah tindakan antisepsis yang baik pada
daerah yang akan ditusuk, anestesi lokal pada daerah yang akan
ditusuk dan keadaan asepsis harus selalu dijaga. Bila keadaan asepsis
baik, maka bakteri apapun dan berapapun jumlah koloni yang tumbuh
pada biakan, dapat dipastikan merupakan penyebab ISK.
2. KateterBahan urin dapat diambil dari kateter dengan jarum dan semprit
yang steril.
13
Pada cara ini juga penting tindakan antisepsis pada daerah kateter
yang akan ditusuk dan keadaan asepsis harus selalu dijaga. Tempat
penusukan kateter sebaiknya sedekat mungkin dengan ujung kateter
yang berada di dalam kandung kemih (ujung distal). Penilaian urin
yang diperoleh dari kateter sama dengan hasil biakan urine yang
diperoleh dari punksi suprapubik.
3. Urine PorsiTengah .
Bilas ujung penis dengan kasa yang dibasahi air atau salin hangat. Ulangi
sekali lagi, lalu keringkan daerah tersebut dengan potongan kasa steril yang
kering. Buang kasa yang telah dipakai kedalam tempat sampah.
Setelah selesai, tutup kembali wadah urine dengan rapat dan bersihkan
dinding luar wadah dari urin yang tertumpah. Tuliskan identitas penderita
pada wadah tersebut dan kirim segera ke laboratorium.
15
Porsi kedua (VB2) : sama dengan urin porsi tengah, menunjukkan kondisi
buli-buli.
I. Pemeriksaan laboratorium
J. Pemeriksaan Dipstik
16
langsung kuman patogen dalam urin sangat tergantung kepada pemeriksa.
Apabila ditemukan satu atau lebih kuman pada pemeriksan langsung, perlu
dilakukan pemeriksaan kultur.
17
mengenai cara pengumpulan sampel urin, mereka harus mencuci tangannya
sebelum dan sesudah pengumpulan sampel, menampung urine midstream
dengan baik. Untuk pasien anak-anak mungkin perlu dipengaruhi/dimaotivasi
untuk mengeluarkan urine. Pada pasien bayi dipasang kantung penampung
urine pada genitalia. Pada kondisi tertentu, urine kateter juga dapat digunakan.
Dalam keadaan khusus, misalnya pasien dalam keadaan koma atau pasien
gelisah, diperlukan kateterisasi kandung kemih melalui uretra. Prosedur ini
menyebabkan 1 - 2 % risiko infeksi dan menimbulkan trauma uretra dan
kandung kemih. Untuk menampung urine dari kateter, lakukan desinfeksi
pada bagian selang kateter dengan menggunakan alkohol 70%. Aspirasi urine
dengan menggunakan spuit sebanyak 10 – 12 ml. Masukkan urine ke dalam
wadah dan tutup rapat. Segera kirim sampel urine ke laboratorium. Untuk
mendapatkan informasi mengenai kadar analit dalam urine biasanya
diperlukan sampel urine 24 jam.
19
K. Persiapan alat
Hand scoon
Kertas etiket
Bengkok
L. Prosedur tindakan
Mencuci tangan
Mengisi formulir
Mencuci tangan
a. Refrigerator.
c. Coolbox.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Saran yang dapat kami sampaikan adalah sebagai tenaga kesehatan yang
profesional dituntut mampu untuk mengerjakan segala sesuatunya dengan ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu, kita harus selalu mengupdate ilmu dalam segala hal
terutama dalam hal kebidanan
22
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/294395493/Makalah-Pengambilan-Spesimen-KDK-BU-
Della
file:///C:/Users/Acer/Downloads/urin.pdf
file:///C:/Users/Acer/Downloads/fases.pdf
23
24