Anda di halaman 1dari 10

Nama: Melania Rosaria Moniz

Nim: 151191005
Semester: 4
Matakuliah: Evidence Based dalam praktik Kebidanan

METODOLOGI PENELITIAN KEBIDANAN

A. DESAIN PENELITIAN
Pada bagian desain penelitian, memuat dua aspek penting yaitu
rancangan penelitian yang digunakan dan pendekatannya. Rancangan
penelitian yang digunakan dapat berupa observasional atau eksperimental.
Pada beberapa proposal observasional ada yang mencantumkan desain
penelitian berupa analitik atau deskriptif kualitatif atau deskriptif kuantitatif.
Kedua hal ini berfungsi untuk mempertegas studi yang akan dilakukan.
Deskriptif dan analitik merupakan dua hal yang berbeda yang sering
disalahgunakan. Penelitian deskriptif bisa berupa deskriptif kuantitatif apabila
dalam mendesk tripsikan, peneliti menggunakan angka-angka berupa
persentase dan ukuran tendensi sentral seperti rerata, maupun standar deviasi,
kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Penelitian
deskriptif berupa deskriptif kualitatif apabila peneliti menyajikan hasil
penelitiannya berupa kata-kata, bukan angka.
Desain penelitian observasional pada penelitian kebidanan dapat berupa
cross sectional, case control maupun kohort. Pada desain potong lintang (cross
sectional), peneliti hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel pada
satu saat tertentu saja. Studi potong lintang dapat diterapkan pada penelitian
klinis maupun lapangan, baik deskriptif maupun analitik. Pada studi kohort
terdapat dua kelompok yang sebanding yaitu kelompok terpajan sebagai
subjek yang diteliti dan kelompok yang tidak terpajan sebagai kontrol.
Pada rancangan eksperimen, peneliti sebaiknya mencantumkan
rancangan penelitian yang akan dilakukan, apakah berupa pra eksperimen,
eksperimen semu maupun eksperimen murni dengan pilihan desain yang
berbeda. Masing-masing jenis rancangan mempunyai kekurangan dan
kelebihan. Pilih rancangan yang sesuai dengan btujuan penelitian anda.

Contoh desain penelitian 1 :


Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi dengan
menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional
merupakan rancangan penelitian yang pengukurannya atau pengamatannya
dilakukan secara simultan pada satu saat/sekali waktu (Hidayat, 2007).
Metode analitik korelasi ini digunakan untuk mengukur hubungan (korelasi)
antara gangguan fungsi pendengaran terhadap kemampuan sosialisasi pada
usia lanjut.

Contoh desain penelitian 2 :


1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional dengan desain
korelasional yaitu mengkaji hubungan antara indeks massa tubuh dengan
tekanan darah dan golongan darah.
2. Cara Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah cross
sectional yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau
pengamatan pada saat bersamaan atau sekali waktu (Hidayat, 2002).
3. Lokasi Dan Waktu Penelitian.

Contoh desain penelitian 3 :


1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen semu. Jenis
penelitian ini digunakan untuk mencari sebab akibat dengan memberikan
perlakuan suatu teknik perawatan pada waktu tertentu dibandingkan
dengan teknik standar yang telah lama digunakan, kemudian dipelajari
efek perlakuan tersebut.
2. Cara Pendekatan
Rancangan ini mirip dengan eksperimen ulang (pretest-postest with
control group design), hanya saja pembagian subjek dalam kelompok tidak
dilakukan secara acak, sehingga pengendalian terhadap variabel
pengganggu sangat lemah.
3. Lokasi Dan Waktu Penelitian

B. POPULASI DAN SAMPEL


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi
bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam lain.

Penggunaan Populasi dan Sampel


Populasi digunakan bila penelitian ingin mengetahui secara pasti
keadaan populasi sesungguhnya dan sumber informasi bersifat heterogen,
dimana sifat dan karakteristik masing-masing sumber sulit dibedakan
(Margono, 1997 : 120).
Menurut Aminuddin Rosyad (1987), penggunaan sampel dalam
penelitian, bila :
1. Jumlah populasi yang akan diteliti terlalu banyak
2. daerah populasi amat luas dan terpencar-pencar sulit dijangkau
3. waktu penelitian yang tersedia tidak memadai
4. dana yang tersedia amat terbatas
5. tenaga peneliti tidak mencukupi
6. fasilitas yang tersedia tidak memadai
7. sarana penelitian tidak mencukupi
8. keamanan untuk melakukan penelitian tidak terjamin, misalnya keadaan
medan penelitian ganas.
Mengenai penggunaan sampel dalam penelitian, Agus Suradika (2000 :
37-38) menjelaskan bahwa selain masalah biaya, waktu dan tenaga kondisi-
kondisi dibawah ini dapat dijadikan alasan mengapa penelitian perlu
menggunakan sampel. Kondisi tersebut adalah :
1. Bila individu yang akan diselidiki tak terbatas jumlahnya
2. Bila penelitian yang dilakukan bersifat destruktif
3. Bila obyek yang diteliti bersifat homogen
4. Bila tidak diperlukan ketelitian yang mutlak atau hasil penelitian segera
dibutuhkan.
Dari dua pendapat tersebut dapat digabungkan, dan saling melengkapi.
Penggunaan populasi dalam penelitian bila :
1. jumlah populasi yang akan diteliti terbatas dan sedikit
2. luas daerah penelitian tidak terlalu luas dan mudah dijangkau
3. waktu penelitian yang tersedia cukup lama
4. dana yang tersedia cukup
5. fasilitas penelitian cukup
6. tersedia sarana penelitian yang cukup
7. tersedia tenaga peneliti yang cukup terjaminnya keamanan dalam
penelitian.
Metode pengambilan data yang melibatkan seluruh anggota populasi
disebut sensus (Margono, 1997 : 120).
Digunakannya sampel dalam penelitian adalah untuk mereduksi obyek
penelitian dan melakukan generalisasi hasil penelitian, sehingga dapat ditarik
kesimpulan umum. Dalam menentukan sampel, daerah generalisasi
merupakan salah sau hal yang harus diperhatikan selain penegasan sifat-sifat
populasi, sumber informasi tentang populasi besar kecilnya sampel dan teknik
samping. Kriteria inklusif, merupakan batasan ciri / karakter umum pada
subyek penelitian, dikurangi karakter yang masuk dalam kriteria eksklusif.
Subyek yang memenuhi kriteria inklusif, harus dikeluarkan dari penelitian
karena berbagai sebab yang dapat mempengaruhi hasil penelitian sehingga
terjadi bias, hal ini disebut kriteria eksklusif.

Petunjuk Mengambil Sampel


(1) bagaimana penyelidik menetapkan sifat-sifat populasi, kemudian (2)
menetapkan perhitungan statistik untuk pengolahan data sampel dan akhirnya
(3) menetapkan teknik penarikan sampel. Menurut Sumadi Suryabrata (1998 :
83) dan Margono (1997 : 87), ada empat parameter yang biasa dianggap
menentukan representativeness, yaitu :
1. Variabilitas populasi
2. Kecermatan untuk memasukkan ciri-ciri populasi
3. Besar kecilnya sampel
4. Teknik penentuan sampel

Teknik Penentuan Sampel


Ada dua teknik sampling, yaitu :
1. Random Sampling (Probability Sampling)
2. Nonrandom Sampling (Nonprobability Sampling)
Random sampling adalah pengambilan sampel secara acak. Sedangkan
Nonrandom sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana tidak semua
individu dalam populasi diberi peluang yang sama untuk dipilih menjadi
anggota sampel.
Jenis-jenis sampel yang diperoleh dari teknik random sampling :
1. Probability sampling
a. Simple Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena cara pengambilan sampel dari
semua anggota populasi dilakukan secara acak. Teknik ini dapat
dipergunakan bilamana jumlah unit sampling di dalam suatu populasi
tidak terlalu besar.
b. Stratified Random Sampling
Dalam stratified random sampling dapat dipakai dua cara :
1) Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang
tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
2) Disproportionate Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila
populasi berstrata tetapi kurang proporsional.

c. Cluster Sampling (Sampling Daerah)


Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila
obyek yang makan diteliti atau sumber data sangat luas.
2. Nonprobability Sampling
a. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
b. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi
yang menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
c. Sampling Aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan.
d. Purposive Sampling
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel untuk tujuan
tertentu saja.
e. Sampel Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Istilah lain dari sampel jenuh
adalah sensus.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil.
Contoh penulisan populasi dan sampel
A. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2002).
Menurut Sugiyono (2008), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi (Sugiyono, 2008).
Besarnya sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan
rumus Solvin sebagai berikut (Nursalam, 2003).
N
n=
1 + ( N . e2 )

Keterangan : n = Jumlah sampel


N = Jumlah populasi
e = Standar error (10%)

C. VARIABEL PENELITIAN
Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus dalam penelitian.
Variabel menunjukkan atribut dan sekelompok orang atau objek yang
mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu.
Berdasar hubungan antara satu variabel dengan variabel lain, maka macam
variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :
1. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel dependen (terikat).
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel independen (bebas)
3. Variabel Intervening
Variabel yang secara teoritis mempengaruhi (memperkuat/memperlemah)
hubungan variabel independen dengan variabel dependen tetapi tidak
dapat dikur.

4. Variabel Moderator
Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau
memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen.
5. Variabel Pengganggu
Variabel yang mengganggu hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen.

D. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pengumpulan data dan
menghindarkan perbedaan interprestasi serta membatasi ruang lingkup
variabel. Variabel yang dimasukkan dalam definisi operasional adalah variabel
kunci. Mendefinisikan variabel secara operasional dapat dilakukan melalui
dua cara yaitu:
1. Secara langsung, dilakukan dengan menjelaskan bagaimana pengukuran
dapat dilakukan.
2. Secara tidak langsung, dilakukan dengan menjelaskan kriteria manipulasi
terhadapvariabel dan cara mengukur efek dari manipulasi tersebut. Cara
ukur bisa berupa alat (timbangan, meteran, rumus, atau kuesioner dll).
Pada kolom hasil ukur dapat berupa satuan, tingkatan atau kategori
tergantung skala ukurnya.
Ada 4 skala pengukuran,yaitu :
1. Skala Nominal
2. Skala Ordinal
3. Skala Interval
4. Skala Ratio

E. METODE PENGUMPULAN DATA


Dalam proses pengumpulan data, terdapat berbagai macam metode yang lazim
digunakan adalah:
1. wanwancara (interview)
2. observasi / pengamatan
3. dokumentasi
4. pemeriksaan
5. diskusi kelompok terpimpin (focus group discussion)
6. tes/ujian

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data berisi bagaimana data diperoleh menggunakan alat
ukur yang telah direncanakan.

G. ANALISIS DATA
Analisis data penelitian merupakan media untuk menarik kesimpulan dari
seperangkat data hasil pengumpulan.
1. Skala pengukuran
Ada 4 jenis skala pengukuran yaitu nominal, ordinal (bertingkat), interval,
rasio
2. Jenis Hipotesis
Ada 2 Jenis hipotesis yaitu :
a. komparatif (perbedaan) /asosiatif (hubungan)
b. korelatif, contoh “Beberapa korelasi atau hubungan antara tingkat
kepercayaan terhadap perubahan perilaku?”
3. Jumlah kelompok (satu kelompok atau lebih)
4. Berpasangan atau tidaknya responden
5. Tabel silang (baris X kolom) biasanya disingkat B X K
6. Uji parametrik atau non parametric.

H. ETIKA PENELITIAN
Penelitian seharusnya banyak membawa manfaat bagi manusia. Terdapat
beberapa prinsip yang harus dipatuhi ketika melakukan penelitian yaitu
prinsip manfaat, menghormati martabat manusia, keadilan.

I. JADWAL PENELITIAN
Karya tulis ilmiah untuk kebidanan biasanya dilakukan dalam waktu yang
singkat dan terjadwal, sehingga mahasiswa semestinya melakukan dengan
efisien sehingga tidak tertinggal.

Anda mungkin juga menyukai