Anda di halaman 1dari 10

Metode Kuantitatif

(populasi, sample, instrument pengumpulan data, desain penelitian)

POPULASI

Menurut Sugiyono (2017, hal. 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peniliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Selain itu menurut Creswell
(2017, hal. 211) dalam pengidentifikasian populasi harus secara jelas, apakah besaran
tersebut dapat ditentukan atau tidak, dan bagaimana cara pengidentifikasian individu-individu
dalam populasi itu.

SAMPEL

Menurut Arikunto (2010, hal. 174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Sedangkan Sugiyono (2017, hal. 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

TEKNIK SAMPLING

Menurut Sugiyono (2017, hal. 118) teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel.
Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik
sampling yang digunakan. Teknik tersebut ada dua yaitu Probability Sampling dan
Nonprobability Sampling.
Teknik
Sampling

Probability Non probability


sampling Sampling

1. Simple random 1. Sampling sistematis


sampling 2. Sampling kuota
2. Proportionate 3. Sampling incidental
Stratifield random 4. Purposive sampling
sampling 5. Sampling jenuh
3. Disproportionate 6. Snowball sampling
Stratifield random
sampling
4. Area (cluster)
sampling (sampling
menurut daerah)
1. Probability Sampling

Menurut Sugiyono (2017, hal. 120) probability sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi simple random sampling, proportionate,
stratifired random sampling, disproportionate stratified random, sampling area (cluster)
sampling (sampling menurut daerah)

a. Simple Random Sampling


Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

b. Proportionate Stratified Random Sampling


Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proporsional.

c. Disproportionate Stratified Random Sampling


Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi
kurang proporsional.

d. Cluster Sampling
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel obyek yang akan diteliti
atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi, atau
kabupaten.

2. Nonprobability Sampling
Menurut Sugiyono (2017, hal. 122) nonprobability sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis,
kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball.

a. Sampling sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan ukuran dari
anggota populasi yang telah diberi nomor urut.

b. Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.

c. Sampling Insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
d. Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang
dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang
sangat kecil.

f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian membesar.

Menentukan Ukuran Sampel

Jumlah anggota sampel sering dinytakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang
diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri.
Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitian itu akan diberlakukan untuk 1000 orang
tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah
populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka
peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel
menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).

Roscoe (dalam Sugiyono, 2017, hal. 90-91) memberikan saran-saran tentang ukuran
sampel untuk penelitian, sebagai berikut:

a. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 300.
b. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita, PNS-swasta, dll) maka
jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
c. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau
regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah
variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitian ada 5 (independen + dependen),
maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50
d. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing
antara 10 s/d 20.

INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian menurut Sugiyono. 2017. Hlm 148 merupakan alat ukur dalam
penelitian, karena pada prisnipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada
alat ukur yang baik. Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variable penelitian
yang telah ditetapkan untuk diteliti. Misalnya akan meneliti tentang “ Pengaruh
kepemimpinan dan iklim kerja sekolah terhadap prestasi belajar anak”. Dalam hal ini ada
tiga instrumen yang perlu dibuat yaitu :
1. Instrumen untuk mengukur kepemimpinan
2. Instrumen untuk mengukur iklim kerja sekolah
3. Instrumen untuk mengukur prestasi belajar murid.

CARA MENYUSUN INSTRUMEN

Menurut Sugiyono (2017. Hlm, 149) Titik tolak dari penyusunan adalah variable-variabel
penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi
operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini
kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan
penyusunan istrumen, maka perlu digunakan “matrik pengembangan instrumen” atau
“kisi-kisi instrumen”.

Untuk bisa menetapkan indikator dari setiap variabel yang diteliti, maka diperlukan
wawasan yang luas dan mendalam tentang variabel yang diteliti, dan teori-teori yang
mendukungnya.

JENIS-JENIS INSTRUMEN YANG DIGUNAKAN

Menurut Sukmadinata, (2010. Hlm, 223) intrumen dibagi kedalam 2 bagian yaitu instrumen
tes dan instrumen Non-Tes. Berikut merupakan perbedaan karakteristik intrumen tes dan non-
tes, yaitu :

Instrumen tes Instrumen non-tes


1. Bersifat mengukur 1. Bersifat menghimpun
2. Ada hasil pengukuran berbentuk data, 2. Ada hasil penghimpunan berupa data
angaka ordinal, interval atau rasio. naratif atau data angka nominal.
3. Perlu strandarisasi intrumen 3. Tidakperlu standarisasi instrumen,
(pengujian validitas empiris , cukup dengan validitas isi dan
reliasbilitas, analisis butir soal) konstruk.
4. Digunakan dalam penelitian 4. Digunakan dalam penelitian
kuantitatif : eksperimental, kualitatif, kuantitatif : deskriptif,
korelasional, komparatif dan survei, expostfacto, penelitian
sejenisnya. tindakan.

Instrumen non-tes biasanya dilakukan dengan wawancara, pengisian angket (kuisioner),


observasi, studi dokumenter dan catatan lapangan (portofolio) (Sukmadinata, 2010. Hlm.216)

a. Wawancara
Wawancara atau interview merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan
data yang banyak digunakan dalam penilitian deskriptif kualitatif dan deskriptif
kuantitatif. Wawancara dilaksanakan secaralisan dalam pertemuan tatap muka secara
individual atau kelompok (Sukmadinata, 2010. Hlm,216).
Sebelum melakukan wawancara para peneliti menyiapkan instrumen
waawancara yang disebut pedoman waawancara (interview guide) pedoman ini berisi
sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang meminta untuk dijawab atau direspon oleh
responden. Isi pertanyaan atau pernyataan bisa mencakup fakta, data,
pengetahuan,konsep, pendapat, persepsi, atau evaluasi responden berkenaan dengan
fokus masalah atau varibel-variabel yang dikaji dalam penelitian. Semua pertanyaan
bersifat terbuka sehingga responden mempunyai keleluasaan untuk memberikan
jawaban atau penjelasan.

Contoh dari tesis :


Peneliti : Nunung Nurjanah
Judul tesis : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BASED
LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUANDANOPERASI BILANGAN
ANAK USIA DINI.

no Aspek yang diamati Deskripsi


1 Pernahkah ibu pernah mendengar model
pembelajaran inkuiri based learning ?
Bagaimana pendapat bapak/ibu terkait
hal tersebut ?
2 Menurut bapak/ibu pentingkah
peninkatan kemampuan berhitung dan
operasi bilangan sejak dini ?
Jika penting apa alasannya ?
Jika tidakpenting apa alasannya ?
3 Bagaimana cara bapak/ibu melakukan
pembelajaran dalam meningkatkan
kemempuan berhitung dan operasi
bilangan pada anak usia dini?
4 Apa saja kendala atau kesulitan yang
muncul ketika bapak/ibumelakukan
peningkatan kemampuan berhitung dan
operasi bilangan pada anak ?
5 Bagaimana bapak/ibu mengatasi
kendalaatau kesulitan yang dialami

b. Angket
Angket tau kuisioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara
tidak langsung (peneliti tidaklangsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen
atau alat pengumpulan datanya juga berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang
harus dijawab atau direspon oleh responden.
Dalam penyusunan angket perlu diperhatikan beberapa hal. Pertama, sebelum butir-
butir petanyaan atau pernyataan ada pengantar atau petunjuk pengisian. Kedua, butir-
butir pertanyaan dirumuskan secara jelas, menggunakan kata kata yang lazim
digunakan, kalimat tidak terlalu panjang dan tidak beranak cucu. Ketiga, untuk setiap
pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur disediakan kolom untuk
menuliskan jawaban ata respon dari responden secukupnya. Untuk pertanyaan atau
pernyataan tertutup telah disediakan alternatif jawaban dan tiap alternatif hanya berisi
satu pesan sederhana.

Contoh dari tesis:


Peneliti : Riyan Rosal Yosma Oktapyanto
Judul Penelitian : PENINGKATAN ECOLITERASI SISWA DALAM
PEMANFAATAN SAMPAH KERTAS DENGAN MODEL PROJECT BASED
LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPS

Indikator Butir item indikator Butir pertanyaan angket Pernyataan


ketercapaian yang
diharapkan
1. Merasa 1. Siswa dapat 1. Merasa nyaman 1. Tidak
peduli, merasa peduli, melihat tumpukan setuju.
empati,meng empati,mengho sampah dimana saja.
hormati rmati sesama 2. Merasaingin 2. Setuju
sesama manusia dan membersihkan jika ada
manusia dan makhluk hidup. tumpukan sampah di
makhluk lingkungan kita.
hidup. 3. Membuang bungkus 3. Tidak
2. Mengamati 2. Siswa dapat kemasan makanan setuju
secara mengamati dimana saja tidak pada
mendalam secara tempatnya.
dan mendalam dan 4. Membuang sampah 4. Setuju
menghargai menghargai pada tempatnya adalah
berbagai berbagai salah satu sikap
perspektif. perspektif menghormati orang
3. Bekerja 3. Siswa bekerja lain.
dengan nilai dengan niai 5. Memberikan orang lain 5. Tidak
orang lain orang lain membuang sampah setuju
yang dengan latar tidak pada tempatnya.
memiliki belakang yang 6. Memungut sampah 6. Setuju
latar berbeda, yang berserakan walau
belakang, mempunyai bukan kita yang
motivasi, dan motivasi,dan membuangnya.
niat yang niat baik 7. Membuang sampah 7. Tidak
berbeda. dimana sajaidak pada setuju
4. Berkomitme 4. Siswa dapat tempatnya adalah
n untuk berkomitmen perbuatan terpuji.
kesetaraan , untuk 8. Membuang sampah 8. Setuju
keadilan, kesetaraan, sembarangan adalah
iklusivitas keadilan, perillaku yang merusak
dan inklusivitas, alam.
menghormati dan 9. Membiarkan orang lain 9. Tidak
semua orang. menghormati melempar-lempar setuju
semua orang. kertas untuk main-
main di kelas.
10. Mempergunakan buku 10. Setuju
tulis yang masih tersisa
halaman kosongnya
walau sudah naik
kelas.
11. Membiarkan sampah 11. Tidak
kertas dibuang dimana setuju
saja karena sudah
hancur.
12. Kertas yang dirasa 12. Setuju
masih bersi
walausudah jadi
sampah bisa
dimanfaatkan kembali.
13. Mencari dan 13. Tidak
memungut sampah setuju
kertas perbuatan yang
tidak menyenangkan.
14. Menghemat 14. Setuju
penggunaan kertas
adalah perbuatan
terpuji.
15. Mencorat coret kertas 15. Tidak
adalah pekerjaan yang setuju
menyenangkan.
16. Memisahkan kertas 16. Setuju
yang masih bisa
digunakan dengan
yang sudah tidak bisa
dipaka adalah
perbuatan
menyenangkan.
17. Kertas adlah barang 17. Tidak
yang biasa saja jadi setuju
boleh dipakai se
enaknya.
18. Mendaur ulang sampah 18. Setuju
kertas harus dilakukan
karena dapat
mengurangi sampah.
19. Mendaur ulang sampah 19. Tidak
kertas pekerjaan setuju
tukang sampah saja.
20. Mendaur ulang sampah 20. setuju
kertas dapat
menyelamatkan hutan

c. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data
dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.
Observasi dapat dilakukan secara partisipatif yaitu pengamat ikut serta dalamkegiatan
yang sedang berlangsung ataupun non-partisipatif yaitu pengamat tidak ikut serta
dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamati kegiatan. Adapun kelebihan dan
kekurangan dari keduan jenis observasi tersebut yaitu :
Jenis observasi Kelebihan Kekurangan
partisipatif Individu-individu yang Pengamat harus melakukan
diammati tidak tahu bahwa dua kegiatan sekaligus,
mereka sedang diobservasi ikut serta dalam kegiatan
sehingga situasi dan dan melakukan
kegiatan berjalan lebih pengamatan.
wajar.
Non-partisipatif Pengamat dapat lebih Karena peserta tahu
terfokus terhadap tugas mereka sedang diamati
pengamatan. maka perilaku atau
kegiatan yang diamati bisa
menjadi kurang wajar atau
dibuat-buat.

Contoh :

d. Studi Dokumenter
Studi dokumenter merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisi dokumen dokumen, baik dokumen tertulis, gambar,
dan elektronik. Dokumen-dokumen tersebut harus sesuai dengan tujuan dan fokus
masalah.

Contoh :

CARA MENYUSUN INSTRUMEN

Menurut Sugiyono (2017. Hlm, 149) Titik tolak dari penyusunan adalah variable-variabel
penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi
operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini
kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan
penyusunan istrumen, maka perlu digunakan “matrik pengembangan instrumen” atau
“kisi-kisi instrumen”.

Untuk bisa menetapkan indikator dari setiap variabel yang diteliti, maka diperlukan
wawasan yang luas dan mendalam tentang variabel yang diteliti, dan teori-teori yang
mendukungnya.

DESAIN PENELITIAN

Menurut Creswell (2017, hlm. 208) desain penelitian kuantitatif terdapat dua
rancangan desain penelitian yaitu:
1. Rancangan Survei

Rancnagan survei dimana peneliti mendeskirpsikan secara kuantitaif (angka)


beberapa kecenderungan, perilaku, atau opini dari suatu populasi dengan meneliti sampel
populasi tersebut. Dari sampel tersebut, peneliti melakukan generalisasi atau membuat
klaim-klaim tentang populasi tersebut

2. Racangan Eksperimen

Dalam rancangan eksperimen peneliti mengidentifikasi sampel dan melakukan


generalisasi populasi. Tetapi tujuan penelitian ini untuk menguji dampak suatu treatment
terhadap hasil penelitian, yang di kontrol oleh faktor-faktor lain yang yang dimungkinkan
juga mempengaruhi hasil tersebut. Menurut Sugiyono (2016, hlm. 73) terdapat beberapa
bentuk desain ekperimen, yaitu:

a. Desain Pre-Experimental
Desain penelitian ini belum dapat dikatakan benar-benar eksprimen karena terdapat
variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel defenden. Maka
hasil dari eksperiemn yang merupakan variabel dependen tersebut bukan semata-mata
dipengaruhi oleh variabel independen. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya
variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random.
Beberapa bentuk desain penelitian pre-experimental terbagi ke dalam beberapa
macam. Yaitu:
1) One shot case study
Pada desain ini terdapat suatu kelompok yang diberi treatment/perlakuan, dan
selanjutnya diobservasi hasilnya. Treatmemt adalah variabel independen, dan
hasilnya adalah sebagai variabel dependen
2) One group pretest-posttest
Pada desain ini terdapat pretest sebelum diberikan treatment. Dengan demikian
pada hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan
dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
3) Intact group comparison
Pada desain ini terdapat suatu kelompok yang digunakan untuk penelitian tetapi
dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen yaitu yang diberikan
perlakuan sedangkan setengahnya untuk kelompok kontrol yaitu yang tidak diberi
perlakuan.

b. Desain True Experimental


Desain true experimental merupakan eksperimen yang benar-benar karena dalam
desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi
jalannya eksperimen. Maka dari itu kualitas pelaksanaan rancangan penelitian dapat
menjadi tinggi. Ciri utama pada desain ini adalah sampel yang digunakan untuk
eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi
tertentu.
Ada dua bentuk desain true experimental, yaitu:
1) Posttest-Only Control
Pada desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara
random. Kelompok pertama diberikan perlakuan disebut dengan kelompok
eksoerimen dan kelompok yang tidak diberikan perlakuan disebut kelompok
kontrol. Pengaruh treatment dianalisi dengan uji beda memakai statistik t-test.
2) Pretest-Posttests Control
Pada desain ini terdapat dua kelompok yang pilih secara random untuk diberi
preetest untuk mengetahu keadaan awal adakah perbedaam kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
c. Factorial
Desain ini adalah modifikasi dari desain true eksperimental, yaitu dengan
memperhatkan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi
perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen). Pada desain ini
semua kelompok dipilih secara random dan masing-masing diberi pretest\

d. Quasi Experimental
Desain penelitian ini merupakan pengembangan dari true experimental yang sulit
dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen
Ada dua bentuk desain quasi eksperimen, yaitu:
1) Time Series Design
Pada desain ini sekelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih
secara random. Sebelum diberi perlakuan kelompok diberi prestest samapi empat
kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan
kelompok sebelum diberi perlakuan. Tujuannya untuk mengetahui kejelasan dan
kestabilan kelompok tersebut sebelum diberi treatment.
2) Nonequivalent Control Group Design
Pada desain ini kelompok ekperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih
secara random.

Anda mungkin juga menyukai