Anda di halaman 1dari 11

A.

POPULASI DAN SAMPEL

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang ditetapkan oleh


peneliti. Kemudian, sampel adalah sebagian yang diambil dari
keseluruhan obyek penelitian dan dianggap mewakili (representatif)
gambaran yang benar terhadap populasi.

Nilai yang dihitung dan diperoleh dari populasi ini disebut


dengan parameter.

Populasi merupakan seluruh jumlah dari subjek yang akan diteliti oleh
seorang peneliti. Misalnya 1000 orang dikatakan sebagai populasi karena
terkait dalam suatu penelitian. Kemudian pada pendapat lain mengatakan
bahwa secara harfiah pengertian populasi adalah seluruh variabel yang
terkait dengan topik pada penelitian.

Contoh Populasi :

Apa itu Sampel?

Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik mirip


dengan populasi itu sendiri. Sampel disebut juga contoh. Nilai hitungan
yang diperoleh dari sampel inilah yang disebut dengan statistik.

Pengertian Populasi Menurut Para Ahli

 (Djarwanto, 1994: 420) Populasi adalah jumlah keseluruhan dari


satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak
diteliti. Dan satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan
dapat berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-benda, dst.
 Menurut Netra (1976), Populasi adalah keseluruhan individu yang
bersifat general atau umum yang mempunyai karakteristik yang
cenderung sama.

 Menurut Hadari Nawawi (1983), Populasi adalah keseluruhan objek


penelitian yang terdiri atas manusia, hewan, benda-benda, tumbuh,
peristiwa, gejala, ataupun nilai tes sebagai sumber data yang
mempunyai karakteristik tertentu dalam suatu penelitian yang
dilakukan.

Pengertian Sampel dan Sampel Menurut Para Ahli


 Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diteliti” (Djarwanto, 1994:43).
 Sugiyono (2008: 118), Sampel adalah suatu bagian dari keseluruhan
serta karakteristik yang dimiliki oleh sebuah Populasi.
 Jika Populasi tersebut besar, sehingga para peneliti tentunya
tidak memungkinkan untuk mempelajari keseluruhan yang terdapat
pada populasi tersebut oleh karena beberapa kendala yang akan di
hadapkan nantinya seperti: keterbatasan dana, tenaga dan waktu.
Maka dalam hal ini perlunya menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu.
 Dan selanjutnya, apa yang dipelajari dari sampel tersebut maka
akan mendapatkan kesimpulan yang nantinya diberlakukan untuk
Populasi. Oleh karena itu sampel yang didapatkan dari Populasi
memang harus benar-benar representatif (mewakili).
Kriteria Sampel

Ada dua kriteria sampel yaitu:

 Kriteria inklusi

Adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target


yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003: 96).

 Kriteria eksklusi. 

Adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria


inklusi dari penelitian karena sebab-sebab tertentu (Nursalam, 2003: 97).

Pertimbangan dalam menentukan kriteria eksklusi antara lain:

 Subjek membatalkan kesediaannya untuk menjadi responden


penelitian, dan

 Subjek berhalangan hadir atau tidak di tempat ketika pengumpulan


data dilakukan.

Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah teknik


pengambilan sampel dari populasi. Sampel yang merupakan sebagian dari
populasi tersebut, kemudian diteliti dan hasil penelitian (kesimpulan)
kemudian dikenakan pada populasi (generalisasi).

 
Manfaat sampling adalah:

1. Menghemat biaya penelitian.

2. Menghemat waktu untuk penelitian.

3. Dapat menghasilkan data yang lebih akurat.

4. Memperluas ruang lingkup penelitian.

Probability Sampling adalah teknik sampling atau pengambilan sampel


yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dilih menjadi sampel. Terdapat beberapa metoda penarikan
sampel probabilitas, yaitu : Sampling acak sederhana (simple
random sampling)

Mengapa Banyak Penelitian Menggunakan Sampel?


Beberapa alasan mengapa penelitian lebih cenderung menggunakan
sampel dibandingkan populasi:
 Ukuran populasi terlalu besar
Bila ukuran populasi terlalu besar, rasanya sangat sulit untuk melakukan
penelitian. Penggunaan sampel akan jauh lebih efektif dan efisien untuk
menghasilkan data yang dibutuhkan.
 Efisiensi biaya
Dalam prosesnya, bisa jadi penggunaan populasi akan menimbulkan biaya
yang sangat besar. 
 Waktu yang lebih cepat
Penelitian menggunakan sampel memungkinkan penyajian data dalam
waktu yang relatif lebih cepat daripada populasi.
 Sumber daya yang lebih efisien
Sumber daya yang dimaksud adalah hal-hal pendukung lain seperti
peralatan teknologi informasi pengolah data. Untuk mengolah data
populasi dengan jumlah jutaan, tentunya membutuhkan perangkat
penyimpan data dan komputer dengan spesifikasi yang tinggi. Hal ini akan
jauh berbeda bila pendataan dilakukan dalam bentuk sampel.
 Penelitian yang tidak mungkin menggunakan populasi
Dalam beberapa contoh penelitian, bisa jadi penggunaan populasi tidak
dimungkinkan dan akan membahayakan objek dari populasi itu
sendiri. Sebagai contoh, apakah kita yakin bahwa warna darah manusia itu
seluruhnya berwarna merah? Apakah kita yakin darah yang berada di
kepala dan di kaki benar-benar berwarna merah? Untuk memastikan hal
tersebut, kita tidak perlu menyedot seluruh darah dan memeriksa hasilnya.
Cukup mengambil beberapa tetes di setiap bagian tubuh dan tentunya kita
sudah bisa menarik kesimpulan dari hal tersebut.

B. PROBABILITY SAMPLING

Probability sampling adalah teknik sampling dimana setiap anggota


populasi memiliki peluang sama dipilih menjadi sampel. Dengan kata lain,
semua anggota tunggal dari populasi memiliki peluang tidak nol. Teknik ini
merupakan teknik yang memungkinkan peneliti atau evaluator
untuk membuat generalisasi dari karakteristik sampel menjadi karakteristik
populasi.
Teknik ini melibatkan pengambilan acak (dikocok) dari suatu populasi. Ada
bermacam-macam metode probability sampling dengan turunan dan
variasi masing-masing, namun paling populer sebagai berikut:
1. Sampling Acak Sederhana (Simple Random Sampling)

Random sampling adalah metode paling dekat dengan definisi probability


sampling. Pengambilan sampel dari populiasi secara acak berdasarkan
frekuensi probabilitas semua anggota populasi.

Margono (2004: 126) menyatakan bahwa simple random sampling adalah


teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit
sampling. Dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi
yang terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau
untuk mewakili populasi.

Contoh :
(1) Jumlah pegawai Bank swasta mengikuti pelatihan di Singapura
(2) Narapidana yang mendapatkan remisi tahun 2007 dari Presiden RI
(3) Jumlah Pegawai Diknas Kota Banjarmasin yang mengikuti Diklatpim II.
(4) Jumlah nasabah Bank swasta di Kota Bali yang mendapat hadiah
mobi

2. Sampling Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)

Pengambilan sampel melibatkan aturan populasi dalam urutan sistematika


tertentu. Probabilitas pengambilan sampel tidak sama terlepas dari
kesamaan frekuensi setiap anggota populasi.
Pengambilan acak secara sistematis (Systematic random sampling)
Merupakan sistem pengambilan sampel yang dilakukan dengan
menggunakan selang interval tertentu secara berurutan. Misalnya, jika
ingin mengambil 1000 sampel dari 5000 populasi secara acak, maka
kemungkinan terpilihnya 1/5.

Contoh :
a. Jumlah populasi 140 guru diberi nomor unit No.1 s.d. No.140.
Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan nomor genap
(2,4,6,8,10 sampai 140) atau nomor ganjil (1,3,5,7,9 sampai 139).
Pengambilan sampel bisa juga dengan cara mengambil nomor
kelipatan (7,14,21,28 sampai 140).
b. Para pelanggan listrik nama-namanya sudah terdaftar di Bagian
Pembayaran Listrik berdasarkan lokasinya. Untuk pengambilan
sampel tentang para pelanggan listrik, secara sistematis dapat
diambil melalui rayon pembayaran listrik.
c. Pelanggan telepon yang namanya sudah terdapat dalam buku
telepon. Apabila peneliti ingin mengambil sampel tentang disiplin
pembayaran telepon, maka secara sistematis dapat mengambil
sumber data langsung di buku tersebut.
3. Proportionate Stratified Random Sampling
Proportionate Stratified Random Sampling ialah pengambilan sampel dari
anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional,
dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak
sejenis).
Contoh :
(1). Jumlah guru SD se-Kota Malang ikuti seminar pendidikan di UPI
Bandung :
(a) Guru Bahasa Indonesia = 25 orang
(b) Guru Bahasa Inggris = 20 orang
(c) Guru PPKn = 10 orang
(d) Guru Matematika = 50 orang
(e) Guru IPS = 35 orang
(f) Guru IPA = 45 orang
(g) Guru Olahraga = 10 orang
(h) Guru Agama = 15 orang
(i) Guru Kesenian = 15 orang
Jumlah sampel yang diambil; harus sama porsinya dengan jumlah guru
sesuai dengan bidang studi.

4. Disproportionate Stratified Random Sampling


Disproportionate stratified random sampling ialah pengambilan sampel
dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetap sebagian ada
yang kurang proporsional pembagiannya, dilakukan sampling ini apabila
anggota populasi heterogen (tidak sejenis).
Contoh :
Jumlah pegawai pada Bank Swasta di Jakarta
(a) Direktur Utama = 1 orang
(b) Kepala Departemen = 2 orang
(c) Kepala Divisi = 25 orang
(d) Kepala Bidang = 250 Orang
(e) Kepala Cabang = 500 orang
(f) Kepala Karyawan = 3.500 orang
Dari jumlah karyawan yang berasal dari Direktur Utama = 1 orang dan
kepala Departemen = 2 orang tersebut diambil dijadikan sampel
karena terlalu sedikit bila dibandingkan dengan bagian lain
3. Sampling Stratifikasi (Stratified Sampling)
Populasi dibagi ke dalam kelompok strata dan kemudian mengambil
sampel dari tiap kelompok tergantung kriteria yang ditetapkan. Misalnya,
populasi dibagi ke dalam anak-anak dan orang tua kemudian memilih
masing-masing wakil dari keduanya.

4. Sampling Rumpun (Cluster Sampling)

Populasi dibagi ke dalam kelompok kewilayahan kemudian memilih wakil


tiap-tiap kelompok. Misalnya, populasi adalah Jawa Tengah kemudian
sampel diambil dari tiap-tiap kabupaten. Bisa juga batas-batas gunung,
pulau dan sebagainya.

5. Sampling Bertahap (Multistage Sampling)


Pengambilan sampel menggunakan lebih dari satu teknik probability
sampling. Misalnya, menggunakan metode stratified sampling pada tahap
pertama kemudian metode simple random sampling di tahap kedua dan
seterusnya sampai mencapai sampel yang diinginkan.

6. Probabilitas Proporsional Ukuran Sampling (Probability Proportional


to Size Sampling)
Probabilitas pengambilan sampel sebanding dengan ukuran sampling
bahwa sampel dipilih secara proporsional dengan ukuran total populasi. Ini
adalah bentuk multistage sampling di tahap pertama dan kemudian random
sampling di tahap kedua, tapi jumlah sampel sebanding dengan ukuran
populasi.
C. NON-PROBABILITY SAMPLING
Teknik non-probability sampling bahwa setiap anggota populasi memiliki
peluang nol. Artinya, pengambilan sampel didasarkan kriteria tertentu
seperti judgment, status, kuantitas, kesukarelaan dan sebagainya.

Ada bermacam-macam metode non-probability sampling dengan turunan


dan variasinya, tapi paling populer sebagai berikut:
1. Sampling Kuota (Quota Sampling)
Mirip stratified sampling yaitu berdasarkan proporsi ciri-ciri tertentu untuk
menghindari bias. Misalnya, jumlah sampel laki-laki 50 orang maka sampel
perempuan juga 50 orang.
2. Sampling Kebetulan (Accidental Sampling)
Pengambilan sampel didasarkan pada kenyataan bahwa mereka kebetulan
muncul. Misalnya, populasi adalah setiap pegguna jalan tol, maka peneliti
mengambil sampel dari orang-orang yang kebetulan melintas di jalan
tersebut pada waktu pengamatan.
3. Sampling Purposive (Purposive or Judgemental Sampling)
Pengambilan sampel berdasarkan seleksi khusus. Peneliti membuat
kriteria tertentu siapa yang dijadikan sebagai informan. Misalnya, Anda
meneliti kriminalitas di Kota Semarang, maka Anda mengambil informan
yaitu Kapolresta Semarang, seorang pelaku kriminal dan seorang korban
kriminal.
4. Sampling Sukarela (Voluntary Sampling)
Pengambilan sampel berdasarkan kerelaan untuk berpartisipasi dalam
penelitian. Metode ini paling umum digunakan dalam jajak pendapat.
5. Sampling Snowball (Snowball Sampling)
Pengambilan sampel berdasarkan penelusuran sampel sebelumnya.
Misalnya, penelitian tentang korupsi bahwa sumber informan pertama
mengarah kepada informan kedua lalu informan ke tiga dan seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai