Anda di halaman 1dari 8

Tugas Individu : BIOSTATISTIK

Judul : Carilah ilustrasi / strategi pelaksanaan Probability Sampling

Nama : Ni Made Suwartini

Nim : P223029

PROBABILITY SAMPLING

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan


peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel.
Dengan kata lain cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama
untuk diambil kepada setiap elemen populasi.

Probability sampling terbagi menjadi beberapa cara yaitu :

1) SIMPLE RANDOM SAMPLING

 Pengertian

Menurut Sugiyono (2001),teknik sampling ini disebut simple (sederhana)


karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Margono (2004) menyatakan
bahwa simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang
langsung dilakukan pada unit sampling.

Simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan


secara acak (random) sehingga setiap kasus atau elemen dalam populasi memiliki
kesempatan yang sama besar untuk dipilih sebagai sampel penelitian. Teknik ini
memilki tingkat keacakan yang sangat tinggi, sehingga sangat efisien digunakan
untuk mengukur karakter populasi yang memiliki elemen dengan homoginitas
tinggi. Sedangkan untuk populasi yang memiliki elemen cukup hetergon,
penggunaan teknik ini justru dapat menimbulkan bias.

 Kriteria

Simple Random Sampling ini dapat dilaksanakan apabila memenuhi kriteria


sebagai berikut :

a. Populasi tidak begitu banyak variasinya.Sifat populasi adalah homogen


b. Harus ada daftar populasi (sampling frame).
c. Untuk variabel-variabel tertentu yang akan diamati, populasi data dapat
dianggap bersifat cukup seragam atau homogen.
d. Dalam praktek penarikan sampel (baik langsung maupun tidak langsung),
terkait geografis, maka sebaran populasi tidak terlalu terpencar-pencar
dalam areal yang luas.

 Contoh Penggunaan

Dalam prakteknya, pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil satu per


satu unit yang ada (biasaya dengan menggunakan tabel angka random) sampai
jumlah sampel yang diinginkan diperoleh. Tabel angka random merupakan
kumpulan dari bilangan-bilangan yang tersusun secara random/ acak. Untuk lebih
jelasnya penggunaan tabel angka random dalam pengambilan sebuah sampel
sebagai berikut.

Teknik pengambilan sampel dalam sample random sampling dapat dilakukan


dengan cara: 1) lotere, 2) kalkulator, 3) komputer, dan 4) tabel angka random.

Contoh :

1. Misal seorang peneliti memiliki daftar 100 orang populasi dan ingin memilih
20 orang untuk menjadi sampel. Pertama, semua orang dalam populasi
ditandai dengan nomor 1-100. Nomor tersebut lalu diacak. Pengacakan bisa
meniru model arisan atau sekarang bisa menggunakan aplikasi acak nomor. 20
individu yang nomornya keluar menjadi sampel penelitiannya. Teknik ini
biasanya digunakan pada populasi yang homogen.
Misal seseorang ingin meneliti tentang proses belajar di kelas dalam satu
kelas. Total muridnya berjumlah 100 orang. Peneliti tersebut bisa
mewawancarai secara mendalam 20 orang sebagai sampel.

2. Misalkan seorang peneliti ingin mengetahui tingkat pengetahuan ibu terhadap


tumbuh kembang balita di suatu kabupaten. Jumlah anak balita tercatat 95
orang. Untuk menghemat waktu dan biaya si peniliti akan mengambil 30 anak
sebagai sampelnya dengan cara acak. Maka yang dilakukan oleh si peneliti
adalah:
a. Membuat 95 potongan kertas yang diberi nomor dari 1 sampai 95.
b. Kertas dilipat dan dimasukkan ke dalam kotak atau gelas yang diberi
lubang kecil di penutupnya.
c. Kotak/gelas dikocok, lalu diambil satu potong setiap kali pengocokan.
d. Angka atau nomor yang tertera dalam kertas tersebut dilihat dan dicatat
angkanya sampai dengan pengocokan ke-30. Misalkan yang terambil
adalah angka 35, maka elemen populasi yang terpilih adalah nomor 35.
2) SISTEMATIC RANDOM SAMPLING
 Pengertian

Teknik systematic sampling ini memiliki kemiripan prosedur dengan teknik


simple random sampling. Oleh karena itu, systematic sampling juga memerlukan
sampling frame, dan proses pemilihan sampel dilaksanakan secara random.
Namun, berbeda dengan simple random sampling, random dilakukan hanya untuk
memilih sampel pertama. Sedangkan pemilihan sampel kedua, ketiga dan
seterusnya dilakukan secara sistematis berdasarkan interval yang telah
ditetapkan.Sampel yang diambil secara acak hanya unsur pertama, selanjutnya
diambil secara sistematik sesuai langkah yang sudah ditetapkan.

Sampling Sistematis ialah pengambilan sampel didasarkan atas urutan dari


populasi yang telah diberi nomor unit atau anggota sampel diambil dari populasi
pada jarak interval waktu, ruang dengan urutan yang seragam.Systematic
Sampling (Pengambilan Sampel secara Sistimatis) merupakan alternatif lain
pengambilan sampel yg sangat bermanfaat untuk pengambilan sampel dari
populasi yg sangat besar.

 Kriteria

Sistematic Random Sampling ini dapat dilaksanakan apabila memenuhi


kriteria sebagai berikut :

a. Adanya data pendahuluan dari populasi mengenai kriteria yang


dipergunakan untuk dijadikan sampel

b. Tersedianya kerangka sampling.


c. Populasi mempunyai pola beraturan seperti blok-blok rumah.
d. Populasi sedikit homogen.
e. Penggunaan interval dalam pemilihan sampel ini merupakan metode
quasi-random, karena sebenarnya tidak dilaksanakan random secara
murni.

 Contoh Penggunaan

Berikut ini merupakan beberapa contoh penggunaan sistematic rabdom


sampling :

1. Jumlah populasi 140 mahasiswa diberi nomor unit No.1 s.d. No.140.
Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan nomor genap (2,4,6,8,10
sampai 140) atau nomor ganjil (1,3,5,7,9 sampai 139). Pengambilan
sampel bisa juga dengan cara mengambil nomor kelipatan (7,14,21,28
sampai 140).
2. Sebagai contoh, seorang peneliti ingin meneliti pola konsumsi
mahasiswa fakultas IPA di suatu universitas. Jumlah total populasinya
1000 mahasiswa. Peneliti ingin melakukan survei pada 100 mahasiswa
saja. Teknik sampling yang dilakukan, pertama-tama peneliti
merencanakan, misal sampel yang diambil adalah daftar nomor urut ke
10 dan kelipatannya (20,30,40, dst sampai 1000), lalu peneliti
mengacak daftar 1000 nomor yang semula berurutan. Setelah diacak,
dilihat kembali, mereka yang namanya berada di urutan nomor 10 dan
kelipatannya diambil sebagai sampel.

3. Peneliti ingin mengetahui bagaimana motivasi belajar siswa di suatu


sekolah yang berjumlah 1000 orang dan akan mengambil sampel 100
orang siswa, kemudian nama-nama siswa disusun secara alpabetis lalu
dipilih sampel per sepuluhsiswa untuk itu disusun nomor dari 1 sampai
10 lalu diundi untuk memilih satu angka jika angka lima yang keluar
maka sampel adalah nomor 5, 15, 25, 35 dan seterusnya sampai
diperoleh jumlah sampel yg dikehendaki.

3) STRATIFIED RANDOM SAMPLING

 Pengertian

Dalam bukunya Elementary Sampling Theory, Taro Yamane, menyatakan


stratified random sampling merupakan proses pengambilan sampel melalui
proses pembagian populasi kedalam strata, memilih sampel acak sederhana dari
setiap stratum, dan menggabungkannya ke dalam sebuah sampel untuk
menaksir parameter populasinya.
Apabila peneliti berpendapat bahwa populasi terbagi atas tingkatan-
tingkatan atau strata, maka pengambilan sampel tidak boleh dilakukan secara
random, adanya strata tidak boleh diabaikan dan setiap strata harus diwakili
sebagai sampel (Arikunto, 2006, hlm. 138).
Kasjono & Yasril (2009, hlm. 33), mengemukakan bahwa pengambilan
sampel acak stratifikasi adalah suatu metode pengambilan sampel di mana
populasi yang bersifat heterogen dibagi-bagi dalam lapisan-lapisan (strata) yang
saling pisah tuntas, dan dari setiap strata dapat diambil sampel secara acak.
Margono (2004, hlm. 126) menyatakan bahwa starrified random sampling
biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau
berlapis-lapis. Menurut Sugiyono (2001, hlm.58) teknik ini digunakan bila
populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan bersrata secara
proporsional. Sedangkan menurut Akdon & Hadi (2004) stratified random
sampling ialah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan
berstrata secara proporsional, dilakukan sampling ini apabila anggota
populasinya heterogen (tidak sejenis).
 Kriteria

a. Strata harus tidak saling tumpang tindih dan harus saling terpisah
dalam populasi.
b. Stratifiaksi populasi harus dilakukan pada strata yang bersifat homogen
dalam strata tersebut dengan karakteristik tertentu.
c. Pada kenyataannya di lapangan, ketika hal ini sulit untuk distratakan
dengan suatu nilai karakteristik tertentu, maka kemudahan administrasi
menjadi dasar pemikiran dalam stratifikasi.
d. Jika akurasi batas untuk kepastian tiap – tiap populasi diberikan, hal ini
akan menjadi lebih baik dan terpercaya untuk tiap – tiap populasi
sebagai suatu strata
e. Harus ada kriteria yang jelas yang akan digunakan sebagai dasar untuk
menstratifikasi populasi ini dalam lapisan-lapisan.
f. Harus ada data pendahuluan dari populasi mengenai kriteria yang
dipergunakan untuk menstratifikasi.
g. Harus diketahui dengan tepat jumlah unit penelitian dari tiap strata
dalam populasi itu.

 Contoh

Dalam sebuah penelitian, seorang peneliti ingin mengetahui rata-rata


pengeluaran untuk gaji karyawan suatu perusahaan. Maka dari itu, peneliti
membagi karyawan berdasarkan latar belakang pendidikannya. Dari
pembagian tersebut didapatkan data sebagai berikut:

Latar Pendidikan Jumlah Karyawan (orang)


SD – SMP 100
SMA sederajat 300
S1 400
S2 200

4) CLUSTER RANDOM SAMPLING


 Pengertian

Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana pemilihan


mengacu pada kelompok bukan pada individu. Cara seperti ini baik sekali utk
dilakukan apabila tak terdapat atau sulit menentukan/menemukan kerangka
sampel meski dapat juga dilakukan pada populasi yg kerangka sampel sudah
ada.
Sampel acak kelompok (cluster random sampling) adalah pengambilan
sampel yang dilakukan terhadap sampling unit (individu), dimana sampling
unitnya berada dalam satu kelompok (cluster). Tiap unit (individu) di dalam
kelompok yang terpilih akan diambil sebagai sampel. Cara ini dipakai : bila
populasi dapat dibagi dalam kelompok-kelompok dan setiap karakteristik yang
dipelajari ada dalam setiap kelompok

 Kriteria

a. Populasi dikelompokkan menjadi sub-sub populasi secara bergrombol


(cluster)
b. Dari sub populasi selanjutnya dirinci lagi menjadi sub-populasi yang
lebih kecil
c. Anggota dari sub populasi terakhir dipilih secara acak sebagai sampel
penelitian

 Contoh

Akan dipilih sampel penelitian untuk meneliti rata-rata tingkat pendapatan


buruh bangunan diKodya Semarang

a. Kodya Semarang dibagi menjadi16 Kecamatan, dari 16 Kecamatan dipilih


2 Kecamatan sebagai Populasi dari sampling I
b. Dari 2 Kecamatan masing-2 dipilih 2 Kelurahan sebagai Populasi dari
sampel II
c. Dari 2 Kelurahan masing-2 dipilih 50 buruh bangunan sebagai sampel
penelitian

5) MULTI STAGE RANDOM SAMPLING


 Pengertian

Pengambilan sampel bertingkat dilakukan kalau secara geografis


populasi sangat menyebardan meliputi area yang sangat luas. Cara ini
merupakan salah satu model pengambilan sampel secara acak yang
pelaksanaannya dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa
fraksi kemudian diambil sampelnya. Sampel fraksi yang dihasilkan
dibagilagi menjadi fraksi – fraksi yang lebih kecil kemudian diambil
sampelnya. Pembagian menjadi fraksi ini dilakukan terus sampai pada unit
sampel yang di inginkan. Unit sampel pertama disebut PrimarySampling
Unit (PSU).
PSU dapat berupa fraksi besar atau fraksi kecil.pengambilan sampel acak
bertingkat ini biasanya digunakan bila kita ingin mengambil sampel dengan
jumlah yang tidak banyak pada populasi besar.

Penggunaan berbagai metode random sampling secara bersama-sama


dengan seefisien dan seefektif mungkin. Cara ini digunakan pada penelitian
masalah sosial yang kompleks. Misalnya adalah dalam pengambilan sampel
penduduk Jakarta mengenai masalah sosial tertentu, dengan interview langsung.
Pertama pilih proses cluster sampling sebagai tahap pertama proses. Tahap
berikutnya dapat dipilih stratified sampling terhadap sampel cluster. Dengan
mengkombinasikan beberapa metode random sampling tersebut dihadapkan
hasil yang diperoleh benar-benar qualified dan bermanfaat.

Dalam sampel multistage random, area yang luas, seperti negara, pertama-
tama dibagi menjadi daerah yang lebih kecil (seperti negara), dan sampel acak
dari daerah dikumpulkan.Pada tahap kedua, sampel acak dari area yang lebih
kecil (seperti kabupaten) diambil dari dalam masing-masing daerah dipilih
dalam tahap pertama. Kemudian, di tahap ketiga, sampel acak dari daerah
bahkan lebih kecil (seperti lingkungan) yang diambil dari dalam setiap bidang
yang dipilih pada tahap kedua. Jika daerah ini cukup kecil untuk tujuan
penelitian, maka peneliti mungkin berhenti pada tahap ketiga. Jika tidak, ia
mungkin terus sampel dari daerah yang dipilih pada tahap ketiga, dll, sampai
daerah tepat kecil telah dipilih.

 Keuntungan Dan Kerugian

Keuntungan :

Pada pengambilan sampel acak bertahap dengan PSU besar akan diperoleh
keuntungan sebagaiberikut :

1. Varian yang relatif kecil untuk biaya setiap unit.


2. Kontrol terhadap kesalahan tak samplingmenjadi lebih baik.
3. Penelitian ulang membutuhkan biaya yangrelatif kecil
4. Kontrol terhadap liputan penelitian lebih mudah dilakukan
Pengambilan dengan PSU kecil mempunyai ketepatan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan PSU besar karenapopulasi dibagi menjadi fraksi –
fraksi kecil yangbanyak jumlahnya hinggapengambilan sampel dapat
dilakukan secara merata pada seluruh populasi

Kerugian :

Pada PSU besar, penggambaran terhadap populasi kurang baik,sedangkan


dengan PSUkecil hanya dapat dilakukan bila individu dalam populasi tidak
tersebar dan transportasi mudah.
 Contoh

1. Misalnya kita akan meneliti puskesmas di Indonesia yang terdiri dari 27


provinsi. Tahap pertama diacak dulu 5 provinsi (tahap 1) dari 27
provinsi, selanjutnya di masing – masing provinsi diacak lagi kabupaten
mana yang akan ditarik sebagai sampel (tahap II). Setelah kabupaten
ditarik,tahap III diacak lagi puskesmas mana yang akan menjadi sampel
dari penelitian itu.

Anda mungkin juga menyukai