Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MANDIRI MATA KULIAH STATISTIKA

POPULASI DAN SAMPEL

Disusun Oleh :

Annisa Sekar Rahmini


321710062

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


UNIVERSITAS PELITA BANGSA
BEKASI
2020
SOAL

1. Jelaskan serta berikan contohnya megenai istilah di bawah ini :


a. Sampling Acak Sederhana
b. Sampling Acak Berlapis (stratified)
c. Sampling Sistematik
d. Sampling Klaster Sederhana
e. Sampling Klaster Tiga-tahap
f. Sampling Klaster Berlapis
g. Sampling convenience
h. Sampling Purposip

2. Dari Informasi berikut, tentukan mana yang termasuk sebagai sampel atau
populasi :
JAWABAN

1. Jenis Sampling Dan Contohnya

a. Sampling Acak Sederhana (Simple Random Sampling)

Menurut Sugiyono (2001:57) teknik simple random sampling adalah teknik


pengambilan sampel dari anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Teknik penarikan sampel
menggunakan cara ini memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota
populasi untuk menjadi sampel penelitian. Cara pengambilannya menggunakan
nomor undian.

Contoh : “Jumlah siswa disebuah kelas di SMA tertentu di Jakarta yang akan
diberikan bantuan. Simple random sampling ini bisa dilakukan melalui undian, tabel
bilangan random atau dengan acak sistematis.
Teknik ini dapat dipergunakan bilamana jumlah unit sampling di dalam suatu
populasi tidak terlalu besar. Misal, populasi terdiri dari 100 orang siswa IPA. Untuk
memperoleh sampel sebanyak 30 orang dari populasi tersebut, digunakan teknik ini,
baik dengan cara undian, ordinal, maupun tabel bilangan random. Teknik ini dapat
digambarkan di bawah ini.
Dalam teknik sampling acak sederhana ini, perbedaan karakter yang mungkin ada
pada setiap unsur atau elemen populasi tidak merupakan hal yang penting bagi rencana
analisisnya. Misalnya, dalam populasi ada laki-laki dan perempuan, atau ada yang
kaya dan yang miskin, ada manajer dan bukan manajer, dan perbedaan-perbedaan
lainnya.
Selama perbedaan perbedaan-perbedaan tersebut bukan merupakan sesuatu hal
yang penting dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil penelitian,
maka peneliti dapat mengambil sampel secara acak sederhana.
Maka dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan yang
sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.
b. Sampling Acak Berlapis (Stratified)

Metode Pengambilan sampel acak berstrata mengambil sampel berdasar tingkatan


tertentu. Misalnya penelitian mengenai motivasi kerja pada manajer tingkat atas,
manajer tingkat menengah dan manajer tingkat bawah. Proses pengacakan diambil
dari masing-masing kelompok tersebut.

Contoh : Penelitian tentang pentingnya agama dikalangan mahasiswa Institut


Teknologi Bandung. Peneliti membuat strata, mana mahasiswa baru, mana mahasiwa
tahun kedua, mana tahun ketiga, dan mana mahasiswa tahun akhir. Masing-masing
strata atau tingkatan diambil sampelnya secara proporsional menggunakan random
sampling. Misalnya, jumlah sampel mahasiswa baru 100 orang, jumlah sampel
mahasiswa tingkat lainnya sama atau mendekati 100 orang. Apabila hanya 1
mahasiswa tingkat akhir yang dijadikan sampel, misalnya, maka sampling tidak
proporsional.

c. Sampling Sistematik

Teknik sampling ini dilakukan secara sistematis dengan proses awal yang random.
Pada mulanya, mirip dengan random sampling, peneliti memberi nomor seluruh
populasi. Daftar nomor populasi tersebut diurutkan, lalu urutan nomor dalam daftar
diacak. Setelah diacak, pada setiap perhitungan tertentu, satu sampel diambil,
dihitung lagi, satu sampel diambil lagi untuk diteliti. Begitu seterusnya sampai jumlah
sampel sesuai dengan rencana awal.

Contoh : Seorang peneliti ingin meneliti pola konsumsi mahasiswa Fakultas Teknik
di suatu universitas. Jumlah total populasinya 1000 mahasiswa. Peneliti ingin
melakukan survei pada 100 mahasiswa saja. Teknik sampling yang dilakukan,
pertama-tama peneliti merencanakan, misal sampel yang diambil adalah daftar nomor
urut ke 10 dan kelipatannya (20,30,40, dst sampai 1000), lalu peneliti mengacak
daftar 1000 nomor yang semula berurutan. Setelah diacak, dilihat kembali, mereka
yang namanya berada di urutan nomor 10 dan kelipatannya diambil sebagai sampel.
d. Sampling Kelompok/Cluster Sederhana

Sampling kelompok adalah pengambilan sampel dari beberapa unit sampling yang
merupakan kelompok dari elemen (Scheaffer, Mendenhall dan Ott., 1996). Sampling
kelompok digunakan apabila populasi geografis elemen-elemen populasi berjauhan,
keterbatasan biaya dan selain itu juga karena tidak tersedianya sampling frame secara
lengkap, atau terlalu mahal untuk memperoleh sampling frame.

Contoh : Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan ingin mengetahui


bagaimana Sikap Guru SLTP terhadap Kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS) besar sampel adalah 300 orang kemudian ditentukan kelompok misal sekolah
Jumlah SLTP sebanyak 66 Sekolah dgn rata-rata jumlah Guru 50 orang maka jumlah
kelompok yg diambil adl 300 : 50 = 6 kemudian dipilih secara acak enam Sekolah
dan dari enam sekolah ini dipilih secara acak 50 orang Guru sebagai anggota sampel.

e. Sampling Kelompok/Cluster Tiga Tahap

Multistage sampling adalah penggunaan berbagai metode random sampling secara


bersama-sama seefisien dan seefektif mungkin (Fathkhurohim, 2009). Multistage
sampling adalah kasus khusus dari cluster sampling. Di mana pada tahap kedua kita
tidak memilih semua elemen dari cluster, tetapi beberapa elemen yang dipilih dengan
cara acak Barreiro, dkk. (2001). Multistage random sampling ini dapat menggunakan
gabungan dari teknik sampling yang lain. Minimal dua teknik yang dapat digunakan
pada teknik ini, seperti simple random, stratified random, systematic random, dan
cluster random.
Multistage sampling adalah cara pengambilan sampel dimana kita memilih sebuah
sampel dengan menggunakan kombinasi dari metode pengambilan sampel yang
berbeda. Misalnya, di Tahap 1, kita bisa menggunakan cluster sampling untuk
memilih kelompok dari populasi. Kemudian, di tahap 2, kita bisa
menggunakan simple random sampling untuk memilih bagian dari unsur setiap
kelompok untuk sampel akhir. Multistage sampling yang mengacu pada rencana
pengambilan sampel di mana sampel tersebut dilakukan secara bertahap dengan
menggunakan unit sampel yang lebih kecil dan lebih kecil pada setiap tahap.

Contoh : Dalam beberapa kasus, multistage sampling dapat diterapkan sebelum


unsur sampel akhir yang dicapai. Misalnya, survei rumah tangga yang dilakukan oleh
Biro Statistik Australia mulai dengan membagi wilayah metropolitan menjadi
'kabupaten koleksi' dan memilih beberapa kabupaten koleksi ini (tahap pertama).
kabupaten koleksi yang dipilih kemudian dibagi menjadi blok-blok, dan blok yang
dipilih dari dalam setiap kabupaten koleksi yang dipilih (tahap kedua). Selanjutnya,
tempat tinggal yang tercantum dalam setiap blok yang dipilih, dan beberapa tempat
tinggal ini dipilih (tahap ketiga). Metode ini membuat tidak perlu untuk membuat
daftar setiap tinggal di wilayah dan perlu hanya untuk blok yang dipilih. Di daerah-
daerah terpencil, tahap tambahan clustering digunakan, untuk mengurangi kebutuhan
perjalanan.

Meskipun cluster sampling dan stratified sampling yang memiliki sejumlah


kesamaan dangkal, mereka secara substansial berbeda. Dalam stratified sampling,
sampel acak diambil dari semua strata, di mana di cluster sampling hanya kelompok
yang dipilih dipelajari, baik dalam single atau multi-stage.

f. Sampling Cluster Berlapis

Sampling klaster dapat juga diaplikasikan dalam sampling berstrata. Sesuai dengan
prinsip strata yaitu membagi populasi menjadi sub-populasi.
Alasan : Efisiensi, disesuaikan tingkat penyajian, penyesuaian dengan keadaan
adminisrasi, estimasi dilakukan melalui masing-masing stratum dan kemudian
dilakukan estimasi populasi untuk penduga total, dilakukan penduga masing-masing
stratum, dijumlahkan menjadi penduga total populasi. Untuk penduga mean dihitung
penduga mean per stratum, penduga populasi ditimbang dengan banyaknya unit pada
masing-masing stratum.

g. Sampling Convenience (Ketersediaan Subjek)

Teknik ini dilakukan karena peneliti dihadapkan pada keberadaan subjek penelitian
yang sangat dinamis. Biasanya peneliti tidak mempunyai kontrol atas jumlah populasi
yang diteliti. Selain karena memang tidak ada datanya, sangat mustahil menentukan
jumlah populasi karena sangat dinamis, berubah-ubah dan fleksibel.

Contoh : Contoh teknik ini adalah menghentikan orang dijalan untuk dimintai
pendapatanya atau dilakukan survei kecil-kecilan. Misal penelitian tentang preferensi
fashion pengunjung event Java Jazz pada akhir taun ini. Survei dilakukan pada
pengunjung setempat ketika event diselenggarakan. Waktu survei juga relatif singkat
sehingga tidak mungkin dilakukan kepada semuanya. Jumlah pengunjung juga tidak
bisa diketahui karena tidak ada tiket masuk. Teknik sampling ini biasanya dilakukan
sebagai penelitian awal untuk mematangkan penelitian awal yang lebih besar, misal
hubungan antara penikmat Jazz dan selera terhadap fashion.

h. Sampling Purposive

Menurut Notoatmodjo (2010) pengertiannya adalah: pengambilan sampel yang


berdasarkan atas suatu pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi ataupun ciri-
ciri yang sudah diketahui sebelumnya.

Purposive sampling adalah salah satu teknik sampling non random sampling dimana
peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus
yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab
permasalahan penelitian. Berdasarkan penjelasan purposive sampling tersebut, ada
dua hal yang sangat penting dalam menggunakan teknik sampling tersebut, yaitu non
random sampling dan menetapkan ciri khusus sesuai tujuan penelitian oleh peneliti
itu sendiri.

Contoh : Misal, penelitian tentang perilaku korup polisi lalu lintas. Peneliti
menentukan sampling dengan cara mengamati siapa saja orang-orang yang pernah
merasa dirugikan oleh oknum polisi lalu lintas, seperti ditilang tanpa alasan yang
jelas, dipersulit dalam pembuatan SIM, dan sebagainya. Teknik sampling ini disebut
purposif karena pemilihan sampel dilakukan dengan bertujuan.

2. Mana Yang Termasuk Sample atau Populasi?

Sample

Populasi
Populasi
Populasi

Sample

Anda mungkin juga menyukai