Anda di halaman 1dari 9

Evidence Based dalam Praktik Kebidanan

” Cluster Sampling”

Disusun oleh :

Kelompok 4 (Empat) :

1. Lisa Meitia Arieti Putri


2. Naurah Khansa Khairunissa
3. Windy Fitrianingsih

DIV Kebidanan + Profesi (Tingkat 2)

Dosen Pembimbing : Suci Solihat, M. Keb

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

JURUSAN KEBIDANAN+PROFESI

TAHUN 2020/2021
PENDAHULUAN

     1.1    Latar Belakang

Penelitian dilakukan untuk menganalisis suatu hal, sehingga dapat diketahui kelebihan dan
kekurangan hal tersebut atau menemukan hal baru yang lebih efektif. Secara kompleks
penelitian merupakan aktivitas pengumpulan fakta, bukti atau hasil secara sistematis dalam
rangka untuk menemukan, mengembangkan atau menguji pengetahuan tentang fenomena
alam maupun sosial. Penelitian memiliki fungsi yang besar bagi perkembangan ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu, hasil-hasil penelitian sebaiknya dapat diketahui oleh seluruh
lapisan masyarakat.

Proses penelitian berdasarkan metodenya dapat dibedakan menjadi penelitian


experimental dan penelitian survai. Pada kesempatan ini, akan coba dibahas mengenai
penelitian survai. Penelitian survai biasanya digunakan untuk mengkaji populasi dengan cara
mengkaji atau menentukan sampel untuk menemukan insidensi, distribusi maupun korelasi
variabel-variabel yang diteliti. Dalam penelitian survai ada yang menggunakan sensus dan
ada yang menggunakan sampel.

Jumlah populasi yang terbatas memungkinkan peneliti dapat menggunakan sensus, akan
tetapi pada populasi yang sangat banyak, maka dapat dilakukan sampling untuk efisiensi
tenaga, waktu dan biaya. Metode sampling dapat dibedakan menjadi probability
sampling dan non probability sampling. Probability sampling memberikan kesempatan pada
setiap unsur untuk dipilih, sedangkan non probability sampling tidak memberikan
kesempatan yang sama untuk dipilih.

Probability sampling salah satunya metodenya yaitu Cluster Sampling Merupakan cara


pengambilan sampel dengan cara diklasterkan menjadi grup untuk diambil secara acak.
Contoh, meneliti perguruan tinggi sepulau jawa. Perguruan tinggi dijadikan klaster primer
(pengambilan acak) dan jumlah mahasiswa dari masing-masing perguruan tinggi sebagai
klaster sekunder (pengambilan acak).
     1.2    Tujuan

a. Untuk mengetahui dan memahami probability sampling


b. Untuk mengetahui dan memahami cluster sampling
c. Untuk mengetahui dan memahami tujuan pengambilan sampel
d. Untuk mengetahui dan memahami keunggulan dan kelemahan cluster sampling
e. Untuk mengetahui dan memahami Jenis-Jenis dan Teknik Pengambilan Sampel
Kluster
f. Untuk mengtahui dan memahami elemen-elemen dalam cluster sampling
g. Untuk mengetahui dan memahami teknik cluster sampling
PEMBAHASAN

A. Probability Sampling
 Probability sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Dengan probability sampling, maka pengambilan sampel secara acak
atau random dari populasi yang ada. Teknik sampel probability sampling diantaranya
yaitu cluster sampling

B. Pengertian Cluster sampling

 Sugiyono (2010) menyatakan bahwa teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah


sampel bila populasinya berstrata tetapi kurang proporsional. Teknik ini disebut
juga cluster random sampling. Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan
sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas.
 Cluster sampling adalah metode pengambilan sampel dengan kriteria random atau
acak.
 Cluster Sampling (Area Sampling) juga cluster random sampling. Teknik
pengambilan sampel ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-
individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster. Teknik
sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti
atau sumber data sangat luas.
 Teknik ini digunakan jika populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan
terdiri dari kelompok atau cluster. Misalnya, penelitian dilakukan terhadap populasi
pelajar SMU di suatu kota. Untuk itu random tidak dilakukan secara langsung pada
semua pelajar, tetapi pada sekolah/kelas sebagai kelompok atau cluster.
 Teknik sampling ini disebut juga sebagai teknik sampling daerah, conditional
sampling/restricted sampling/area sampling. Teknik ini digunakan apabila populasi
tersebar dalam beberapa daerah, propinsi, kabupaten, kecamatan, dan seterusnya.
Pada peta daerah diberi petak-petak dan setiap petak diberi nomor. Nomor-nomor itu
kemudian ditarik secara acak untuk dijadikan anggota sampelnya.
 Pada penggunaan teknik sampling kluster, biasanya digunakan dua tahapan, yaitu
tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap kedua menentukan orang/orang
atau objek yang dijadikan penelitian pada daerah yang terpilih yang dilakukan secara
random.

C. Tujuan pengambilan sampel menurut ahli adalah (Soegeng dalam Tahir):

1. Mengurangi jumlah objek atau orang yang diteliti, jumlah tenaga yang terlibat,
waktu yang diperlukan, dan biaya yang harus dikeluarkan.

2. Membuat simpulan atau ringkasan dari fenomena yang sangat banyak jumlahnya

3. Menonjolkan sifat-sifat umum dari populasi, ciri-ciri khas individual diabaikan.


(Soegeng dalam Tahir, 2011:37).

D. Keunggulan dan Kelemahan dari Cluster Sampling

 Kelemahannya yaitu :
 Bila elemen sampling tidak terpenuhi, maka teknik ini tidak dapat diterapkan.
Problematika yang satu ini tentu berbeda dengan mayoritas teknik sampling lain yang
memiliki alternatif lain agar tetap bisa diaplikasikan.

 Prosentase human error dalam pelaksanaan cukup tinggi, terutama dalam tahapan


pembagian kelompok sampel.
 Kelemahan teknik pengambilan sampel ini dapat dilihat dari tingkat error
samplingnya. Jika lebih banyak di bandingkan dengan pengambilan sampel
berdasarkan strata karena sangat sulit memperoleh cluster yang benar-benar sama
tingkat heterogenitasnya dengan cluster yang lain di dalam populasi.
 Kurang efisien dalam proses pemilihan anggota sampel dibandingkan metode lainnya.
Karena sub-sub dari setiap kelompok yang ditentukan dalam suatu stage diasumsikan
memiliki karakteristik homogen(hampir sama)
 ada kemungkinan penduduk satu daerah berpindah kedaerah lain tanpa sepengetahuan
peneliti, sehingga penduduk tersebut mungkin menjadi anggota rangkap sampel
penelitian.

 Keunggulannya yaitu :
 Efektif dan efisien dari segi tenaga, waktu, dan anggaran biaya.
 Dapat mencakup populasi yang luas.
 Meminimalisir variabel yang membingungkan.
 Bila prosedur pengambilan sampel dilakukan dengan tepat, akurasi hasilnya memiliki
prosentase yang tinggi.
 Rendahnya biaya yang harus dikeluarkan ketimbang jika menggunakan metode
stratified random sampling

E. Jenis-Jenis dan Teknik Pengambilan Sampel Kluster


Teknik sampling  gugus sendiri terbagi menjadi dua jenis berbeda yang bergantung pada
tahapan pengaplikasiannya, yaitu :
a. One Stage Cluster Sampling
Klasifikasi pertama dari cluster sampling adalah one stage cluster sampling atau
pengambilan sampel kluster satu tahap. Dalam jenis sampling kluster yang satu ini,
populasi yang dipilih kemudian langsung dibagi dalam kelompok-kelompok. Peneliti
kemudian memilih grup-grup secara acak untuk menjadi perwakilan. Selanjutnya,
proses sampling pun langsung dimulai.
b. Two Stage Cluster Sampling
Secara prosedural, one stage dan two stage tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
Hanya saja, untuk two stage cluster sampling, setelah grup perwakilan terpilih, tidak
semua anggota dimasukkan sebagai sampel sebagaimana one stage cluster sampling.
Melainkan, dilakukan kembali seleksi secara acak untuk mendapatkan responden
terbaik sebagai sampel penelitian.

F. Elemen-Elemen dalam Sampling Kluster
Untuk memenuhi standar pengambilan sampel dengan teknik kluster, peneliti harus
memenuhi elemen-elemen sesuai standar. Adapun unsur atau elemen yang dimaksud adalah
sebagai berikut :

 Populasi luas dengan karakteristik umum beragam namun di dalamnya mengandung


kelompok-kelompok bersifat seragam.
 Masing-masing kelompok merupakan representasi dari keseluruhan populasi.
 Tiap grup memiliki jumlah anggota tetap dan eksklusif.

G. Teknik cluster sampling dapat dilakukan dengan mengikuti langkah dan tips
berikut ini:

1. Tentukan sampel: Tentukan target audiens dan ukuran sampelnya


2. Ciptakan dan evaluasi sumber sampling: Ciptakan sumber sampling dengan cara
menggunakan sumber yang sudah ada atau menciptakannya sendiri sesuai dengan
audiens target Anda; Lakukan evaluasi sumber sampling berdasarkan cakupan dan
pengelompokan. Sesuaikan dengan keperluan Anda;
3. Tentukan kelompok: Tentukan jumlah kelompok dengan cara memasukkan
anggota yang sama secara merata ke dalam setiap kelompok. Pastikan setiap
kelompok ini berbeda dari satu sama lain
4. Pilih cluster: Pilih cluster secara acak untuk sampling
5. Segmentasi geografis: Segmentasi berdasarkan geografi menjadi salah satu
parameter paling umum untuk digunakan dalam cluster sampling;
6. Bentuk subtipe: Cluster sampling adalah teknik sampling dimana tahapan
sampling dikerucutkan pada subtipe one stage atau multi-stage yang lebih jelasnya
akan dibahas di bawah.
DAFTAR PUSTAKA
 https://www.statistikian.com/2017/06/teknik-sampling-dalam-penelitian.html
 https://akuntanmuslim.com/cluster-sampling-adalah/
 http://sidfirman82.blogspot.com/2015/06/makalah-teknik-sampling.html
 https://hermantechnic-ind.blogspot.com/2016/10/makalah-statistik-teknik-sampling-
dalam.html

Anda mungkin juga menyukai