Anda di halaman 1dari 16

TEKNIK SIMPLING

Dosen pengampu : Nury Firdausia, M.Pd.I

Untuk Memenuhi Tugas Makalah

Mata Kuliah Statistik

Pada Progam Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh :

1. Debby Puspita Yanda ( 1977011388)


2. Yanna Zanuba A.C (1977011368)
3. Ulfatul Hasanah (1977011393)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

MA’HAD ALY AL-HIKAM MALANG


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya dalam menimba ilmu dijenjang perguruan tinggi baik itu perguruan tinggi
negeri maupun swasta setiap mahasiswa dituntut untuk dapat melakukan penelitian. Penelitian
tersebut tentunya penelitian ilmiah yang berhubungan dengan bidang ilmu yang sedang didalami.
Salah satu aspek keberhasilan dalam memahami ilmu yang sedang didalami tentunya dengan
sebuah penelitian.

Penelitian yang dilakukan dapat berupa penelitian pengembangan keilmuan dan teknologi,
supaya dapat meningkatkan mutu pendidikan, serta memungkinkan penerapan dan pemanfaatan
hasilnya bagi kepentingan dan usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebelum
seseorang akan melakukan penelitian, sebaiknya harus menyusun rencana penelitian, yang
dikenal dengan usulan/proposal penelitian. Kegunaan dari proposal penelitian tersebut adalah
sebagai pedoman rencana awal yang akan dilakukan peneliti, baik mengenai masalah, ruang
lingkup, metode penelitian yang dipakai, populasi dan sampel penelitian, perencanaan tempat
dan waktu penelitian, dan instrumen penelitian.

Dalam menentukan sampel mana yang akan dijadikan sebagai objek penelitian tidaklah
mudah, karena sampel yang kita ambil harus dapat mewakili semua karakteristik dari
populasinya. Jika sampel yang kita jadikan tidak dapat mewakili semua karakteristik
populasinya, maka hasil penelitian tersebut tidak dapat dibuatkan generalisasinya.

Alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel yaitu ukuran populasi,


masalah biaya, masalah waktu, percobaan yang sifatnya merusak, dan masalah ketelitian. Dan
adapun Petunjuk-petunjuk dalam pengambilan sampel yaitu meliputi, daerah generalisasi,
pengesahan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya, sumber-sumber informasi tentang
populasi, menetapkan besar kecilnya sampel, dan menetapkan teknik sampling

Teknik Sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.  Terdapat berbagai teknik


sampling untuk menentukan sampel yang akan digunakan  dalam penelitian.  Teknik sampling
pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability
sampling.

Probability sampling meliputi simple random sampling, proportionate stratified random


sampling,  dan cluster sampling.  Sedangkan non probability sampling meliputi sampling
sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, sampling purposive, snowball sampling,
consecutive sampling, dan convenience sampling.   Menentukan ukuran sampel merupakan
bagian dari teknik sampling, dimana jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran
sampel. 

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, selanjutnya dapat di rumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian populasi ?
2. Apakah pengertian sampel ?
3. Apa saja jenis-jenis sampel ?
4. Apa saja teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel ?

1.3 Tujuan Makalah


1. Menjelaskan pengertian populasi
2. Menjelaskan pengertian sampel
3. Menjelaskan jenis-jenis sampel
4. Menjelaskan teknik-teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel sesuai dengan
jenisnya
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Populasi


Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang
karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat
berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-benda, dst. (Djarwanto, 1994: 420).

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua
elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi
atau studi populasi atau study sensus (Sabar, 2007).

Sedangkan menurut Sugiyono pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang


terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2011:80).

Jadi populasi bukan hanya orang tapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

2.2 Pengertian Sampel


Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian. Sampel sendiri secara
harfiah berarti contoh. Sampel yang diambil dari populasi harus "representatif atau mewakili,
sehingga dapat diperoleh informasi yang cukup untuk mengestimasi populasinya. Terdapat
empat parameter yang biasa dianggap menentukan representatif suatu sampel, yaitu variabel
lintas populasi, besar sampel, teknik penentuan sampel, dan kecermatan memasukkan ciri-ciri
populasi dalam sampel. Sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari
populasi sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat digeneralisasikan
pada populasi. Sample adalah teknik mengambil sampel dari populasi yang ada

Ada beberapa alasan penggunaan sampling dalam penelitian diantaranya adalah adanya
penghematan waktu, biaya dan tenaga serta kemungkinan memperoleh hasil yang akurat lebih
besar dibandingkan jika menggunakan populasi sebagai subyek penelitian. Hal ini dikarenakan
jika menggunakan populasi, maka data yang diteliti mungkin akan sangat banyak yang berakibat
pada ketidaktelitian peneliti. Dengan berbagai keuntungan penggunaan sample dalam penelitian,
maka sangat jelas teknik ini menjadi favorit para peneliti untuk digunakan. Akan tetapi, tetap
perlu mempertimbangkan berbagai hal dalam penggunaan sampel misalnya ketepatan penentuan
definisi populasi, ukuran sampel serta teknik pengambilan sampel.

2.3 Jenis-jenis Sample

Dalam pembahasan jenis sample ini yang akan dibahas adalah probability dan non
probability sampling. Berikut adalah penjelasannya :

2.3.1 Probability Sampling

Probability sampling artinya setiap item dalam populasi memiliki peluang yang sama
untuk dimasukkan ke dalam sampel. Atau dengan kata lain, ketika setiap
entitas populasi memiliki probabilitas pasti bukan nol untuk dimasukkan ke dalam sampel,
sampel tersebut dikenal sebagai sampel probabilitas.

Sampel probabilitas dipilih sedemikian rupa agar dapat mewakili populasi. Teknik
sampling yang satu ini memberikan hasil yang paling valid atau kredibel karena mencerminkan
karakteristik populasi tempat mereka dipilih. Propability sampling dibagi menjadi beberapa jenis
yaitu :

2.3.1.1 Simple Random Sampling

Simple Random Sampling (Pengambilan Sampel Acak Sederhana) adalah teknik


sampling ini memberikan peluang yang sama bagi setiap elemen untuk dipilih menjadi sampel
bagian. Hal ini tentusaja digunakan ketika kita tidak memiliki informasi sebelumnya tentang
populasi target.

Salah satu cara untuk mendapatkan sampel acak adalah dengan memberikan nomor
kepada setiap individu dalam suatu populasi, dan kemudian menggunakan tabel nomor acak
untuk memutuskan individu mana yang akan dimasukkan.
2.3.1.2 Stratified Sampling

Stratifies Sampling (Pengambilan Sampel Berstarata) ialah teknik sampling dengam cara
membagi unsur-unsur populasi menjadi subkelompok kecil (strata) berdasarkan kesamaan
sedemikian rupa sehingga unsur-unsur dalam kelompok tersebut homogen dan heterogen di
antara subkelompok lain yang terbentuk. Selanjutnya elemen dipilih secara acak dari tiap-tiap
strata ini.

Sampel bertingkat, pada dasarnya, mencoba untuk menciptakan kembali fitur statistik
dari populasi dalam skala yang lebih kecil. Sebelum pengambilan sampel, populasi dibagi
menjadi karakteristik yang penting bagi penelitian, misalnya, menurut jenis kelamin, kelas sosial,
tingkat pendidikan, agama, dan lain-lain. Kemudian populasi tersebut diambil sampelnya secara
acak dalam setiap kategori atau strata.

2.3.1.3 Cluster Sampling

Cluster Sampling (Pengambilan Sampel Cluster) ialah teknik sampling yang dilakukan
dengan membagi populasi menjadi beberapa cluster atau bagian dan kemudian cluster dipilih
secara acak untuk diikutsertakan dalam penelitian. Cluster diidentifikasi menggunakan detail
seperti usia, jenis kelamin, lokasi, dan lain-lain.

Pengambilan sampel cluster dapat dilakukan dengan cara berikut:

1. Sample Cluster Satu Tahap

Dalam pengambilan sampel cluster satu tahap, semua anggota cluster yang dipilih
kemudian dimasukkan dalam studi.

2. Sample Cluster Dua Tahap

Dalam pengambilan sampel cluster dua tahap, pemilihan individu dari setiap cluster
kemudian dipilih secara acak untuk dimasukkan.

Clustering harus diperhitungkan dalam analisis. Survei Rumah Tangga Umum, yang
dilakukan setiap tahun di Inggris, adalah contoh yang baik dari sampel kelompok (satu tahap).
Semua anggota rumah tangga (cluster) terpilih diikutsertakan dalam survei.
Pengambilan sampel klaster bias lebih efisien daripada pengambilan acak sederhana,
terutama jika studi dilakukan di wilayah geografis yang luas. Tetapi kelemahannya termasuk
peningkatan resiko bias, jika cluster yang dipilih tidak mewakili populasi yang mengakibatkan
peningkatan kesalahan pengambilan sampel.

2.3.1.4 Systematic Sampling

Systematic sampling (pengambilan sampel sistematis) ialah teknik sampling yang


dilakukan dengan cara memilih individu secara berkala dari kerangka sampling. Atau dengan
kata lain, dalam sampel yang sistematis, setelah kita menentukan ukuran sampel, susun elemen
populasi dalam beberapa urutan dan pilih istilah dari daftar secara berkala.

Pengambilan sampel sistematis seringkali lebih nyaman daripada pengambilan sampel


acak sederhana, dan mudah untuk dilakukan. Namun, hal ini juga dapat menimbulkan bias,
misalnya jika ada pola yang mendasari urutan individu dalam kerangka sampling, sehingga
teknik pengambilan sampel bertepatan dengan periodisitas pola yang mendasarinya.

2.3.1.5 Multi-Stage Sampling

Multi-stage sampling (pengambilan sampel multi-tahap) ialah kombinasi dari satu atau
lebih metode yang dijelaskan di atas.

Populasi dibagi menjadi beberapa cluster dan kemudian cluster tersebut dibagi lagi dan
dikelompokkan ke dalam berbagai sub kelompok (strata) berdasarkan kesamaan. Satu atau lebih
cluster dapat dipilih secara acak dari setiap strata. Proses ini berlanjut hingga cluster tidak dapat
dibagi lagi.

2.3.2 Non Probability Sampling

Hakekatnya teknik non-probability sampling tidak bergantung pada pengacakan. Teknik


ini pada dasarnya juga lebih mengandalkan kemampuan peneliti untuk memilih elemen sampel.
Hasil pengambilan dari berbagai jenis populasi dan sampel mungkin bias dan
mempersulit semua elemen populasi untuk menjadi bagian dari sampel secara merata. Non
probability sampling dibagi menjadi beberapa jenis berikut:

2.3.2.1 Convenience Sampling/Accidental Sampling/Opportunity sampling


Di sini sampel dipilih berdasarkan ketersediaan. Metode penelitian ini bergantung pada
kemudahan akses ke subjek penelitian seperti survei pelanggan di mal atau orang yang lewat di
jalan yang sibuk.

Penjelasan ini juga biasanya disebut sebagai convenience sampling, karena kemudahan
peneliti dalam melaksanakannya dan berhubungan dengan subjek. Dalam situasi dimana terdapat
keterbatasan sumber daya seperti pada tahap awal penelitian, maka convenience sampling dapat
digunakan.

2.3.2.2 Purposive Sampling/Judgement Sampling

Juga dikenal sebagai sampel selektif, atau subjektif, teknik purposive


sampling bergantung pada penilaian peneliti ketika memilih siapa yang akan diminta untuk
berpartisipasi.

Dengan demikian, peneliti dapat secara implisit memilih sampel “perwakilan” yang
sesuai dengan kebutuhan mereka, atau secara khusus mendekati individu dengan karakteristik
tertentu. Pendekatan ini sering digunakan oleh media dalam mencari opini publik dan penelitian
kualitatif.

Pengambilan sampel penilaian memiliki keuntungan karena waktu dan biaya yang efektif
untuk dilakukan sambil menghasilkan berbagai tanggapan (sangat berguna dalam penelitian
kualitatif). Namun, selain bias relawan, ini juga rentan terhadap kesalahan penilaian oleh peneliti
dan temuannya, meski berpotensi luas, belum tentu representatif.

2.3.2.3 Quota Sampling

Jenis pengambilan sampel ini bergantung pada beberapa standar yang telah ditetapkan
sebelumnya. Teknik ini memilih sampel perwakilan dari populasi. Proporsi sifat atau
karakteristik dalam sampel harus sama dengan populasi.

Adapun elemen dipilih hingga proporsi yang tepat dari jenis data tertentu diperoleh atau
data yang cukup dalam kategori yang berbeda dikumpulkan.

2.3.2.4 Snowballing Sampling/Referral Sampling


Teknik snowball sampling ini dipergunakan dalam situasi di mana populasinya sama
sekali tidak diketahui dan jarang.

Oleh karena itu kami akan mengambil bantuan dari elemen pertama yang kami pilih
untuk populasi dan memintanya untuk merekomendasikan elemen lain yang akan sesuai dengan
deskripsi sampel yang dibutuhkan. Jadi teknik referal (rujukan) ini terus berlanjut, meningkatkan
ukuran populasi seperti bola salju.

2.3.2.5 Voluntary Sampling

Sampel sukarela adalah salah satu jenis utama metode pengambilan sampel non-
probabilitas. Sampel sukarela terdiri dari orang-orang yang memilih sendiri ke dalam survei.
Seringkali, orang-orang ini sangat tertarik dengan topik utama survei.

2.4 Teknik-teknik Pengambialn Sampling

Teknik-teknik pengambilan sample harus disesuaikan sesuai dengan jenis sample yang
digunakan dalam penelitian. Berikut adalah beberapa tahan atau langkah-langkah pengambilan
sample sesuai dengan jenisnya, yaitu:

2.4.1 Probability Sampling

1) Simple Random Sampling


Penyampelan acak sederhana, dimaksudkan bahwa sebanyak n sampel diambil
dari populasi N dan tiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk terambil.
Terdapat 3 (tiga) cara untuk menentukan sampel dengan mengunakan teknik ini, yaitu:
a) Cara undian;
b) Cara tabel bilangan random;
Contoh: Diketahui N = 1000, akan dipilih n = 20 dengan menggunakan teknik simple
random sampling. Solusi: Misal ke-1000 data tersebut adalah 001,002,003,...,999,000
dengan 000 adalah data ke-1000. Pertama-tama, tentukan aturan penggunaan tabel
random, misal dimulai dari kolom pertama baris pertama sampai baris ke 20. Jadi
didapatkan104, 213,243, ..., 070. (Scheaffer, 1986:43).
c) Dengan menggunakan komputer untuk mengacak, misalnya dengan bantuan SPSS.
2) Stratified Random Sampling

Pada penyampelan jenis ini, anggota populasi dikelompokkan berdasarkan


stratanya, misal tinggi, sedang, dan rendah. Kemudian dipilih sampel yang mewakili
masing-masing strata. Langkah-langkah dalam menentukan Stratified Random sampling:
• Menentukan data pendukung tentang populasi yang diambil berikut strata-strata
yang ada di dalamnya;
• Mengklasifikasikan populasi ke dalam grup atau strata yang saling lepas;
• Menentukan ukuran sample untuk tiap stratum;
• Memilih secara acak setiap stratum dengan menggunakan simple random sampling
Contoh: Sebuah evaluasi dialakukan untuk mengetahui pelaksanaan program
pembelajaran kesehatan. Populasi yang diambil adalah seluruh sekolah menengah atas di
33 provinsi di Indonesia, misalnya 330 sekolah.
Solusi:
Langkah pertama yang dilakukan yakni membagi sekolah di tiap provinsi berdasarkan
hasil UN dengan strata, yaitu strata dengan nilai UN tinggi, nilai sedang, dan nilai rendah.
Masing-masing provinsi 10 sekolah.

UN tinggi UN sedang UN rendah

3 sekolah 4 sekolah 3 sekolah

3) Sistematic Sampling

Penyampelan dengan cara ini dilakukan dengan mengurutkan terlebih dahulu


semua anggota, kemudian dipili urutan tertentu untuk dijadikan anggota sampel.

Interval dipilih untuk memastikan ukuran sampel yang memadai. Jika kita
memerlukan sampel berukuran n dari populasi berukuran x, kita harus memilih setiap
individu x/n untuk sampel. Misalnya, jika kita menginginkan ukuran sampel 100 dari
populasi 1.000, pilih setiap 1000/100 = 10 anggota kerangka sampling.

4) Cluster Sampling

Pada penyampelan jenis ini, populasi dibagi menjadi wilayah atau klaster. Jika
terpilih klasternya, seluruh anggota dalam klaster tersebut yang menjadi sampel.
Langkah-langkah dalam pengambilan sample dengan cluster sampling:
1. Menentukan cluster-clusternya;
2. Menentukan banyak cluster yang akan dijadikan sample, misal ;
3. Memilih secara acak cluster sebanyak cluster;
4. Semua anggota yang terdapat dalam klaster yang terpilih merupakan sampel studi
atau penelitian atau evaluasi.
Contoh: Sebuah evaluasi tentang tingkat kesehatan siswa SMA akan melibatkan
seluruh SMA di Indonesia. Ada 33 provinsi, maka Indonesia, sehingga dapat dibagi
menjadi 33 cluster. Misal akan diambil sebanyak 7 klaster, maka dipilih secara acak 7
propinsi dari 33 propinsi. Semua SMA yang berasal dari 7 provinsi tersebut
merupakan sampel.

2.4.2 Non Probability Sampling

1) Sampling Insidental (Reliance Available Sampling)

Teknik sampling ini mengandalkan pada keberadaan subjek untuk dijadikan sampel
yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dipandang cocok sebagai
sumber data maka subjek tersebut dijadikakan sampel.

Sebagai contoh misalnya suatu penelitian dilakukan untuk mengevaluasi pemanfaatan


media computer pada proses pembelajaran. Sampel yang akan diambil yaitu guru yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dan dianggap cocok oleh peneliti untuk dijadikan sumber
data. Pengambilan sampling semacam ini tidak dapat digunakan untuk membuat generalisasi
sifat sampel menjadi sifat populasi.

2) Sampling Purposive ( Purposive or Judgment Sampling )


Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan
peneliti atau evaluator tentang sampel mana yang paling bermanfaat dan representative
(Babbie, 2004: 183). Terkadang sampel yang akan diambil ditentukan berdasarkan
pengetahuan tentang suatu populasi, anggota-anggotanya dan tujuan dari penelitian. Jenis
sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk studi penjajagan (studi awal untuk penelitian
atau evaluasi), yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara
acak (random).

Contoh: Suatu evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi pembiasaan pola hidup sehat
yang digunakan di SLB-B (tunarungu). Dalam hal ini, sekolah-sekolah yang dijadikan
sampel yakni SLB-B, yang ditetapkan sesuai tujuan evaluasi.

3) Sampling Bola Salju (Snowball Sampling)

Sampling snowball dapat dilakukan jika keberadaan dari suatu populasi sulit untuk
ditemukan. Dengan kata lain, cara ini banyak dipakai ketika peneliti atau evaluator tidak
banyak tahu tentang populasi penelitian aau evaluasinya. Pada sampling bola salju, peneliti
mengumpulkan data dari beberapa sampel yang dapat ditemukan oleh peneliti sendiri,
selanjutnya peneliti meminta individu yang telah dijadikan sampel tersebut untuk
memberitahukan keberadaan anggota yang lainnya yang tidak dapat ditemukan oleh peneliti
untuk dapat melengkapi data (Babbie, 2004: 184).

Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive dan snowball.


Sebagai contoh misalnya evaluasi dilakukan untuk mengetahui efekivitas bidan desa yang
diprogramkan di suatu daerah. Salah satu orang yang dapat dijadikan sumber data adalah
salah satu tetua adat atau sesepuh dari masyarakat tersebut, dan ditanyai perlunya bidan desa.
Selanjutnya dari tetua adat atau sesepuh yang dijadikan sampel tersebut diminta untuk
memberikan informasi tentang keberadaan anggota masyarakat yang lain yang dapat
dijadikan sumber data.

4) Sampling Quota Teknik

Sampling kuota adalah teknik menentukan sampel dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Pada sampling kuota, dimulai
dengan membuat tabel atau matriks yang berisi penjabaran karakteristik dari populasi yang
ingin dicapai atau karakteristik populasi yang sesuai dengan tujuan dari penelitian untuk
selanjutnya ditentukan sampel yang memenuhi ciri-ciri dari populasi tersebut. Prosedur
yang dalam sampling kuota:

1. Pertama, populasi dibagi-bagi menjadi strata yang relevan seperti usia, jenis kelamin,
lokasi, dsb.
2. Proporsi tiap strata diperkirakan atau ditentukan berdasarkan data eksternal kemudian
total sampel dibagi-bagi sesuai proporsi ke tiap strata (kuota).
3. Untuk memenuhi jumlah sampel untuk tiap strata, peneliti menggunakan expert
judgement-nya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang
karakteristiknya hendak diteliti. Populasi bukan hanya orang tapi juga obyek dan benda-
benda alam lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek /subjek yang
dipelajari, tetapi juga meliputi karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjej dan objek
tersebut.
3.1.2 Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian. Sampel sendiri secara
harfiah berarti contoh. Sampel yang diambil dari populasi harus "representatif atau
mewakili, sehingga dapat diperoleh informasi yang cukup untuk mengestimasi
populasinya. Sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari
populasi sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat
digeneralisasikan pada populasi. Sample adalah teknik mengambil sampel dari populasi
yang ada.
3.1.3 Sampel penelitian terdiri dari banyak jenis. Jenis-jenis tersebut digolongkan menjadi
probability sampling dan non probability sampling. Probability sampling dan non
probability sampling juga masih di golongkan menjadi beberapa jenis. Probability
sampling diantaranya adalah simple random sampling, stratified sampling, cluster
sampling, systematic sampling dan multi stage sampling. Sedangkan yang non
probability sampling meliputi convebience sampling, purposive sampling, quota
sampling, snowballing sampling dan voluntary sampling.
3.1.4 Teknik-teknik pengambilan sample sesuai dengan jenis sample apa yang sedang kita
gunakan dalam penelitian yang kita lakukan. Jadi setiap jenis mempunyai langkah
berbeda dalam pengambilannya.
3.2 Saran
Penulis berharap dalam penelitian selanjutnya agar kesalahan dalam penelitian
diminimalisir atau penyimpangan-penyimpangan diperkecil dengan adanya pemahaman sample
penelitian yang baik dan benar . Oleh karena itu, kesalahan diperkecil  dengan pemakaian
metode pengambilan sampel yang tepat, sedangkan kesalahan nonsampling dapat diperkecil
dengan perencanaan dan pelaksanaan penelitian yang hati-hati dan teliti.
DAFTAR PUSTAKA

Alkaf, Halid Nuraida. 2009. Metodologi Penelitian Penelitian. Ciputat: Islamic Research


publishing.

Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta : Rineka
Cipta.

Hadi, Amirul. 1998. Metodologi Penelitian Pendidikan II. Bandung: Pustaka Setia.

Haryono. 1998. Metode penelitian pendidikan II. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Nasution. 2003. Metode Research, Penelitian Ilmiah, Thesis. Bandung : Jemmars.

Riduan, dan Akdon. 2006. Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika untuk Penelitian.
Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 1997. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta : Bumi
aksara.

Sukmadinata, Nana. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Emma, Salim. “Materi Teknik Pengambilan Sampel Statistika Dasar semester 2”. (online).
(http://emmasalim.blogspot.co.id/2013/09/materi-teknikpengambilan-sampel.html , diakses 17
Mei 2016).

Hendra. “Jenis-jenis penelitian dan Metode Penarikan Sampel”. (online).


(http://hendramarambak.blogspot.co.id/2013/03/jenis-jenis-penelitian-danmetode.html , diakses
17 Mei 2016).

Anda mungkin juga menyukai