Oleh :
PENDAHULUAN
Pada dasarnya dalam menimba ilmu dijenjang perguruan tinggi baik itu perguruan tinggi
negeri maupun swasta setiap mahasiswa dituntut untuk dapat melakukan penelitian. Penelitian
tersebut tentunya penelitian ilmiah yang berhubungan dengan bidang ilmu yang sedang didalami.
Salah satu aspek keberhasilan dalam memahami ilmu yang sedang didalami tentunya dengan
sebuah penelitian.
Penelitian yang dilakukan dapat berupa penelitian pengembangan keilmuan dan teknologi,
supaya dapat meningkatkan mutu pendidikan, serta memungkinkan penerapan dan pemanfaatan
hasilnya bagi kepentingan dan usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebelum
seseorang akan melakukan penelitian, sebaiknya harus menyusun rencana penelitian, yang
dikenal dengan usulan/proposal penelitian. Kegunaan dari proposal penelitian tersebut adalah
sebagai pedoman rencana awal yang akan dilakukan peneliti, baik mengenai masalah, ruang
lingkup, metode penelitian yang dipakai, populasi dan sampel penelitian, perencanaan tempat
dan waktu penelitian, dan instrumen penelitian.
Dalam menentukan sampel mana yang akan dijadikan sebagai objek penelitian tidaklah
mudah, karena sampel yang kita ambil harus dapat mewakili semua karakteristik dari
populasinya. Jika sampel yang kita jadikan tidak dapat mewakili semua karakteristik
populasinya, maka hasil penelitian tersebut tidak dapat dibuatkan generalisasinya.
PEMBAHASAN
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua
elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi
atau studi populasi atau study sensus (Sabar, 2007).
Jadi populasi bukan hanya orang tapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Ada beberapa alasan penggunaan sampling dalam penelitian diantaranya adalah adanya
penghematan waktu, biaya dan tenaga serta kemungkinan memperoleh hasil yang akurat lebih
besar dibandingkan jika menggunakan populasi sebagai subyek penelitian. Hal ini dikarenakan
jika menggunakan populasi, maka data yang diteliti mungkin akan sangat banyak yang berakibat
pada ketidaktelitian peneliti. Dengan berbagai keuntungan penggunaan sample dalam penelitian,
maka sangat jelas teknik ini menjadi favorit para peneliti untuk digunakan. Akan tetapi, tetap
perlu mempertimbangkan berbagai hal dalam penggunaan sampel misalnya ketepatan penentuan
definisi populasi, ukuran sampel serta teknik pengambilan sampel.
Dalam pembahasan jenis sample ini yang akan dibahas adalah probability dan non
probability sampling. Berikut adalah penjelasannya :
Probability sampling artinya setiap item dalam populasi memiliki peluang yang sama
untuk dimasukkan ke dalam sampel. Atau dengan kata lain, ketika setiap
entitas populasi memiliki probabilitas pasti bukan nol untuk dimasukkan ke dalam sampel,
sampel tersebut dikenal sebagai sampel probabilitas.
Sampel probabilitas dipilih sedemikian rupa agar dapat mewakili populasi. Teknik
sampling yang satu ini memberikan hasil yang paling valid atau kredibel karena mencerminkan
karakteristik populasi tempat mereka dipilih. Propability sampling dibagi menjadi beberapa jenis
yaitu :
Salah satu cara untuk mendapatkan sampel acak adalah dengan memberikan nomor
kepada setiap individu dalam suatu populasi, dan kemudian menggunakan tabel nomor acak
untuk memutuskan individu mana yang akan dimasukkan.
2.3.1.2 Stratified Sampling
Stratifies Sampling (Pengambilan Sampel Berstarata) ialah teknik sampling dengam cara
membagi unsur-unsur populasi menjadi subkelompok kecil (strata) berdasarkan kesamaan
sedemikian rupa sehingga unsur-unsur dalam kelompok tersebut homogen dan heterogen di
antara subkelompok lain yang terbentuk. Selanjutnya elemen dipilih secara acak dari tiap-tiap
strata ini.
Sampel bertingkat, pada dasarnya, mencoba untuk menciptakan kembali fitur statistik
dari populasi dalam skala yang lebih kecil. Sebelum pengambilan sampel, populasi dibagi
menjadi karakteristik yang penting bagi penelitian, misalnya, menurut jenis kelamin, kelas sosial,
tingkat pendidikan, agama, dan lain-lain. Kemudian populasi tersebut diambil sampelnya secara
acak dalam setiap kategori atau strata.
Cluster Sampling (Pengambilan Sampel Cluster) ialah teknik sampling yang dilakukan
dengan membagi populasi menjadi beberapa cluster atau bagian dan kemudian cluster dipilih
secara acak untuk diikutsertakan dalam penelitian. Cluster diidentifikasi menggunakan detail
seperti usia, jenis kelamin, lokasi, dan lain-lain.
Dalam pengambilan sampel cluster satu tahap, semua anggota cluster yang dipilih
kemudian dimasukkan dalam studi.
Dalam pengambilan sampel cluster dua tahap, pemilihan individu dari setiap cluster
kemudian dipilih secara acak untuk dimasukkan.
Clustering harus diperhitungkan dalam analisis. Survei Rumah Tangga Umum, yang
dilakukan setiap tahun di Inggris, adalah contoh yang baik dari sampel kelompok (satu tahap).
Semua anggota rumah tangga (cluster) terpilih diikutsertakan dalam survei.
Pengambilan sampel klaster bias lebih efisien daripada pengambilan acak sederhana,
terutama jika studi dilakukan di wilayah geografis yang luas. Tetapi kelemahannya termasuk
peningkatan resiko bias, jika cluster yang dipilih tidak mewakili populasi yang mengakibatkan
peningkatan kesalahan pengambilan sampel.
Multi-stage sampling (pengambilan sampel multi-tahap) ialah kombinasi dari satu atau
lebih metode yang dijelaskan di atas.
Populasi dibagi menjadi beberapa cluster dan kemudian cluster tersebut dibagi lagi dan
dikelompokkan ke dalam berbagai sub kelompok (strata) berdasarkan kesamaan. Satu atau lebih
cluster dapat dipilih secara acak dari setiap strata. Proses ini berlanjut hingga cluster tidak dapat
dibagi lagi.
Penjelasan ini juga biasanya disebut sebagai convenience sampling, karena kemudahan
peneliti dalam melaksanakannya dan berhubungan dengan subjek. Dalam situasi dimana terdapat
keterbatasan sumber daya seperti pada tahap awal penelitian, maka convenience sampling dapat
digunakan.
Dengan demikian, peneliti dapat secara implisit memilih sampel “perwakilan” yang
sesuai dengan kebutuhan mereka, atau secara khusus mendekati individu dengan karakteristik
tertentu. Pendekatan ini sering digunakan oleh media dalam mencari opini publik dan penelitian
kualitatif.
Pengambilan sampel penilaian memiliki keuntungan karena waktu dan biaya yang efektif
untuk dilakukan sambil menghasilkan berbagai tanggapan (sangat berguna dalam penelitian
kualitatif). Namun, selain bias relawan, ini juga rentan terhadap kesalahan penilaian oleh peneliti
dan temuannya, meski berpotensi luas, belum tentu representatif.
Jenis pengambilan sampel ini bergantung pada beberapa standar yang telah ditetapkan
sebelumnya. Teknik ini memilih sampel perwakilan dari populasi. Proporsi sifat atau
karakteristik dalam sampel harus sama dengan populasi.
Adapun elemen dipilih hingga proporsi yang tepat dari jenis data tertentu diperoleh atau
data yang cukup dalam kategori yang berbeda dikumpulkan.
Oleh karena itu kami akan mengambil bantuan dari elemen pertama yang kami pilih
untuk populasi dan memintanya untuk merekomendasikan elemen lain yang akan sesuai dengan
deskripsi sampel yang dibutuhkan. Jadi teknik referal (rujukan) ini terus berlanjut, meningkatkan
ukuran populasi seperti bola salju.
Sampel sukarela adalah salah satu jenis utama metode pengambilan sampel non-
probabilitas. Sampel sukarela terdiri dari orang-orang yang memilih sendiri ke dalam survei.
Seringkali, orang-orang ini sangat tertarik dengan topik utama survei.
Teknik-teknik pengambilan sample harus disesuaikan sesuai dengan jenis sample yang
digunakan dalam penelitian. Berikut adalah beberapa tahan atau langkah-langkah pengambilan
sample sesuai dengan jenisnya, yaitu:
3) Sistematic Sampling
Interval dipilih untuk memastikan ukuran sampel yang memadai. Jika kita
memerlukan sampel berukuran n dari populasi berukuran x, kita harus memilih setiap
individu x/n untuk sampel. Misalnya, jika kita menginginkan ukuran sampel 100 dari
populasi 1.000, pilih setiap 1000/100 = 10 anggota kerangka sampling.
4) Cluster Sampling
Pada penyampelan jenis ini, populasi dibagi menjadi wilayah atau klaster. Jika
terpilih klasternya, seluruh anggota dalam klaster tersebut yang menjadi sampel.
Langkah-langkah dalam pengambilan sample dengan cluster sampling:
1. Menentukan cluster-clusternya;
2. Menentukan banyak cluster yang akan dijadikan sample, misal ;
3. Memilih secara acak cluster sebanyak cluster;
4. Semua anggota yang terdapat dalam klaster yang terpilih merupakan sampel studi
atau penelitian atau evaluasi.
Contoh: Sebuah evaluasi tentang tingkat kesehatan siswa SMA akan melibatkan
seluruh SMA di Indonesia. Ada 33 provinsi, maka Indonesia, sehingga dapat dibagi
menjadi 33 cluster. Misal akan diambil sebanyak 7 klaster, maka dipilih secara acak 7
propinsi dari 33 propinsi. Semua SMA yang berasal dari 7 provinsi tersebut
merupakan sampel.
Teknik sampling ini mengandalkan pada keberadaan subjek untuk dijadikan sampel
yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dipandang cocok sebagai
sumber data maka subjek tersebut dijadikakan sampel.
Contoh: Suatu evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi pembiasaan pola hidup sehat
yang digunakan di SLB-B (tunarungu). Dalam hal ini, sekolah-sekolah yang dijadikan
sampel yakni SLB-B, yang ditetapkan sesuai tujuan evaluasi.
Sampling snowball dapat dilakukan jika keberadaan dari suatu populasi sulit untuk
ditemukan. Dengan kata lain, cara ini banyak dipakai ketika peneliti atau evaluator tidak
banyak tahu tentang populasi penelitian aau evaluasinya. Pada sampling bola salju, peneliti
mengumpulkan data dari beberapa sampel yang dapat ditemukan oleh peneliti sendiri,
selanjutnya peneliti meminta individu yang telah dijadikan sampel tersebut untuk
memberitahukan keberadaan anggota yang lainnya yang tidak dapat ditemukan oleh peneliti
untuk dapat melengkapi data (Babbie, 2004: 184).
Sampling kuota adalah teknik menentukan sampel dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Pada sampling kuota, dimulai
dengan membuat tabel atau matriks yang berisi penjabaran karakteristik dari populasi yang
ingin dicapai atau karakteristik populasi yang sesuai dengan tujuan dari penelitian untuk
selanjutnya ditentukan sampel yang memenuhi ciri-ciri dari populasi tersebut. Prosedur
yang dalam sampling kuota:
1. Pertama, populasi dibagi-bagi menjadi strata yang relevan seperti usia, jenis kelamin,
lokasi, dsb.
2. Proporsi tiap strata diperkirakan atau ditentukan berdasarkan data eksternal kemudian
total sampel dibagi-bagi sesuai proporsi ke tiap strata (kuota).
3. Untuk memenuhi jumlah sampel untuk tiap strata, peneliti menggunakan expert
judgement-nya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang
karakteristiknya hendak diteliti. Populasi bukan hanya orang tapi juga obyek dan benda-
benda alam lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek /subjek yang
dipelajari, tetapi juga meliputi karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjej dan objek
tersebut.
3.1.2 Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian. Sampel sendiri secara
harfiah berarti contoh. Sampel yang diambil dari populasi harus "representatif atau
mewakili, sehingga dapat diperoleh informasi yang cukup untuk mengestimasi
populasinya. Sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari
populasi sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat
digeneralisasikan pada populasi. Sample adalah teknik mengambil sampel dari populasi
yang ada.
3.1.3 Sampel penelitian terdiri dari banyak jenis. Jenis-jenis tersebut digolongkan menjadi
probability sampling dan non probability sampling. Probability sampling dan non
probability sampling juga masih di golongkan menjadi beberapa jenis. Probability
sampling diantaranya adalah simple random sampling, stratified sampling, cluster
sampling, systematic sampling dan multi stage sampling. Sedangkan yang non
probability sampling meliputi convebience sampling, purposive sampling, quota
sampling, snowballing sampling dan voluntary sampling.
3.1.4 Teknik-teknik pengambilan sample sesuai dengan jenis sample apa yang sedang kita
gunakan dalam penelitian yang kita lakukan. Jadi setiap jenis mempunyai langkah
berbeda dalam pengambilannya.
3.2 Saran
Penulis berharap dalam penelitian selanjutnya agar kesalahan dalam penelitian
diminimalisir atau penyimpangan-penyimpangan diperkecil dengan adanya pemahaman sample
penelitian yang baik dan benar . Oleh karena itu, kesalahan diperkecil dengan pemakaian
metode pengambilan sampel yang tepat, sedangkan kesalahan nonsampling dapat diperkecil
dengan perencanaan dan pelaksanaan penelitian yang hati-hati dan teliti.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta : Rineka
Cipta.
Riduan, dan Akdon. 2006. Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika untuk Penelitian.
Bandung : Alfabeta.
Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta : Bumi
aksara.
Emma, Salim. “Materi Teknik Pengambilan Sampel Statistika Dasar semester 2”. (online).
(http://emmasalim.blogspot.co.id/2013/09/materi-teknikpengambilan-sampel.html , diakses 17
Mei 2016).