PENDAHULUAN
Penelitian merupakan proses kreatif unutk mengungkapkan suatu gejala melalui cara
tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi .Pada dasarnya,informasi tersebut merupakan
jawaban atas masalah – masalah yang dipertanyakan sebelumnya.oleh Karena itu ,penelitian
juga dapat dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat
merangsang pikiran atau kesadaran seseorang.Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian
bergantung pada teknik pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data dalam
penelitian ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh bahan –bahan yang relevan ,akurat ,dan
reliable.
Dalam penelitian ,salah satu bagian dalam langkah- langkah penelitian adalah
menentukan populasi dan sampel penelitian.Seorang peneliti dapat menganalisa data
keseluruhan abjek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu,seorang peneliti
dapat mengidentifikasi sifat- sifat suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya
dengan mengamati dan mempelajari kumpulan tersebut,kemudian peneliti mendapatkan
metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan
data terhadap objek .
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pelaksanaan suatu penelitian selalu berhadapan dengan objek yang di teliti dan
selidiki.Objek tersebut berupa manusia,hewan,tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda mati
lainnya,serta peristiwa dan gejala yang terjadi pada masyarakat atau di dalam alam. Dalam
melakukan penelitian, kadang-kadang peneliti melakukannya terhadap seluruh objek tetapi
sering juga peneliti mengambil sebagian saja dari seluruh objek tersebut.Meskipun peneliti
mengambil sebagian objek yang diteliti, tetapi dapat mewakili atau mencakup seluruh objek
yang diteliti.
Keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti tersebut adalah populasi penelitian,
sedangkan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi ini disebut “ sampel”
penelitian. Dalam mengambil sampel penelitian digunakan cara atau teknik-teknik tertentu,
sehingga sampel tersebut sedapat mungkin mewakili populasinya. Teknik ini biasanya
disebut metode sampling atau teknik sampling .
Didalam penelitian ilmiah, banyak masalah yang tidak dapat di pecahkan tanpa
memanfaat teknik sampling. Penelitian kesehatan/kedokteran meliputi bidang yang sangat
luas, yang terdiri dari berbagai subbidang.Apabila melakukan penelitian tidak hanya dapat
dilakukan terhadap unit atau subbidang tertentu saja. Oleh sebab itu, agar dapat dilakukan
penelitian semua sub bidang dan dengan harga murah, peneliti dapat melakukan sampling
2
atau pengambilan sampel terhadap objek yang ditelitinya. Kegunaan teknik sampling didalam
penelitian antara lain:
1. Menghemat biaya
Penelitian yang dilakukan suatu objek yang banyak (seluruh populasi) jelas akan
memakan waktu yang lama, bila dibandingkan dengan hanya terhadap sebagian populasi atau
sampel. Oleh sebab itu jelas bahwa penelitian yang hanya dilakukan tehadap sampel akan
cepat selesai.
3. Menghemat tenaga
Pelaksanaan penelitian yang dilakukan tehadap seluruh populasi jelas akan memerlukan
tenaga yang lebih banyak bila dibandingkan dengan penelitian yang hanya dilakukan
terhadap sebagian saja dari populasi tersebut.
Penelitian yang dilakukan terhadap populasi jelas akan menyita sumber-sumber daya
yang lebih besar, termasuk usaha-usaha analitis. Hal ini akan berpengaruh terhadap
keakuratan hasih penelitian. Dengan mengunakan sampel, maka dengan usaha yang sama
akan diperoleh hasil analisis yang lebih di akurat.
3
a. Membatasi populasi
Suatu populsai menunjukkan pada sekelompok subjek yang menjadi objek atau
sasaran penelitian. Sasaran penelitian ini dapat dalam bentuk manusia mau pun bukan
manusia, seperti wilayah geografis,penyakit,penyebab penyakit,program-program
kesehatan,gejala-gejal penyakit, dan lain-lain. Apabila tidak melakukan pembatas-
pembatasan terhadap populasi, maka kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian tidak
menggambarkan atau mewakili seluruh populasi.Oleh sebab itu dalam penelitian apapun
pepolasi tersebut harus dibatasi populasinya, misalnya suatu wilayah kelurahan,
kecamatan, atau kebupaten, kelompok umur tertentu, penyakit-penyakit tertentu dan
sebagainya.Bila suatu kesimpulan ditarik berdasarkan pada sampel dan diambil dengan
teknik yang salah, maka kesimpulan hasil penelitian tidak dapat berlaku seluruh
populasi.Oleh sebab itu, pembatasan populasi sangat penting untuk memperoleh sampel
yang representative.
Seluruh unit yang menjadi anggota populasi dicatat secara jelas sehingga dapat
diketahui unit-unit yang termasuk pada populasi dan unit mana yang tidak. Misalnya
penelitian tentang status gizi anak balita di kelurahan X , maka sebelum pengambilan
sampel terlebih dahulu dilakukan pencatatan seluruh anak 5 tahun yang berdomisili di
kelurahan X tersebut. Untuk melakukan ini dengan sendirinya peneliti terlebih dahulu
harus membuat batasan tentang anak balita tersebut atau batasan populasinya.
Dari daftar anggota populasi seperti disebutkan diatas, kemudian dipilih angota-
angota populasi yang akan dipilih sebagai sampel. Besarnya atau banyaknya anggota
yang akan dijadikan sampel memerlukan perhitungan sendiri, akan diuraikan dalam bab
lain. Besar kecilnya suatu sampel bukan ukuran untuk menentukan apakah sampel
tersebut representative atau tidak. Hal ini akan tergantung dari karakteristik populasinya,
misalnya homogenitas atau heterogeneritas populasi.
4
2.4 Procedure pengambilan sampel
Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam mengambil sampel dari populasi antara lain:
Hasil penelitian sebagai hasil akhir suatu penelitian adalah merupakan penyajian dari
pengolahan analisis data sehingga dari hasil tersebut tercermin masalah dan tujuan
penelitian itu terjawab atau tidak, dan hipotesis terbukti atau tidak terbukti. Tujuan
penelitian adalah suatu langkah pokok suatu langkah pokok bagi suatu penelitian, karena
tujuan penelitian tersebut merupakan arah untuk elemen-elemen yang lain dari penelitian.
Oleh sebab itu langkah pertama dalah mengambila sampel dari populasi adalah
menentukan tujuan penelitian.
Jenis data yang akan dikumpulkan dari suatu penelitian harus dirumuskan secara jelas.
Apabila jenis data yang akan di kumpulkan telah dirumuskan secara jelas, maka dapat
dengan mudah ditentukan dari mana data tersebut diperoleh atau ditentukan sumber
datanya.
Meskipun besar kecilnya sampel belum menjamin representative atau tidaknya suatu
sampel, tetapi penentuan besarnya sampel dapat merupakan langkah penting dalam
pengambilan sampel. Secara statistic penentuan besarnya sampel ini akan tergantung pada
5
jenis besarnya populasi. Penentuan besarnya sampel ini akan dibicarakan dalam bagian
lain.
Sebelum menentukan sampel yang diperlukan, terlebih dahulu akan ditentukan unit-
unit yang akan di jadikan anggota. Hal ini akan memudahkan dalam menentukan unit
yang mana akan di jadikan sample.
7. Memilih sampel
Apabila karakteristik populasi sudah ditentukan dengan jelas, maka kita dapat dengan
mudah memilih sampel sesuai dengan karakteristik populasi tersebut.Dalam memilih
sampel dari populasi ini dengan sendirinya berdasarkan teknik-teknik pengambilan
sampel.
Menetapkan besarnya atau jumlah sampel atau penelitian tergantung pada dua hal,
yaitu : pertama, adanya sumber-sumber yang dapat digunakan untuk menentukan batas
maksimal dari besarnya sampel. Kedua, kebutuhan dari rencana analisis yang menentukan
batas minimal dari besarnya sampel. Misalnya keterbatasan jumlah pewawancara atau
pengumpulan data, dan keterbatasan sumber-sumber daya pendukung yang lain menuntut
hanya jumlah sampel yang kecil.
Untuk menghitung minimum besarnya sampel yang dibutuhkan bagi ketepatan (accuracy)
dalam membuat perkiraan atau estimasi proporsi-proporsi, kita perlu menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang antara lain :
a. Berapa angka perkiraan yang masuk akal dari proporsi-proporsi yang akan diukur
dalam penelitian itu. Misalnya kita akan meneliti prevalensi penyakit jantung koroner,
kita harus memperkirakan berapa angka prevalensi yang akan kita proleh dalam
populasi.
b. Beberapa tingkat kepercayaan yang diinginkan dalam penelitian tersebut, atau berapa
jauh penyimpangan estimasi sampel dari proporsi sebenarnya dalam keseluruhan
populasi.
6
c. Berapa derajat kepercayaan (confidence level) yang akan digunakan, agar estimasi
sampel akurat. Pada umumnya digunakan 91% atau 95% derajat kemaknaan
(confidence level).
d. Berapa jumlah populasi yang harus diwakili oleh sampel tersebut, sangat tergantung
dari besarnya populasi. Apabila besar populasi itu lebih dari 10.000, maka ketepatan
besarnya sampel kurang memperoleh perhatian, tetapi bila populasi lebih kecil dari
10.000, ketepatan atau besarnya sampel perlu diperhitungkan.
Sebelum menghitung jumlah sampel, terlebih dahulu perlu diketahui tiga hal (Lameshow
et al., 1990, dikutip ariawan, 1998), yakni:
Perkiraan proporsi untuk sifat tertentu yang terjadi dalam populasi. Apabila tidak
diketahui proporsi atau sifat tertentu tersebut,maka P (proporsi= 0,50 atau 50%)
Presisi adalah derajat kecepatan yang diinginkan,berarti penyimpangan terhadap
populasi,biasanya 0,05 (5%) atau 0,10 (10%)
Derajat kepercayaan
z a
1− P(−P)
2
z=
d
Keterangan:
n = besar sampel
Contoh :
Diketahui :
7
a. Perkiraan proporsi (P=0,15)
b. Presisi (d=0,05)
c. Derajat kepercaan 95% (Z1-x/2+1,96)
Perhitungan
Hasil:
Dibutuhkan paling sedikit 196 balita,yang dipilih secara acak sederhana sistematis dari
populasi. Dengan efek rancangan (disain efek) 2,maka akan diperlukan jumlah sampel 392.
Rumus:
Z ²₁ ₋⍺ /₂∗σ
n=
d
σ = Perkiraan varians
d = Presisi
n = jumlah sampel
Catatan :
Contoh penggunaan:
8
Sebuah penelitian bertujuan untuk menegtahui rata-rata berat badan anak balita di
kecamatan cimanggis,dengan ketentuan:
1 , 96∗6
n= = 139
1
Sampel untuk uji hipotesis beda 2 proporsi (lameshow et al.,1990 dikutip ariawan,1998)
Keterangan:
N = Besar sampel
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan sampel antara lain:
1. Sampel yang lebih besar akan memberikan hasil yang lebih akurat,tetapi memerlukan
lebih banyak waktu,tenaga,dan fasilitas-fasilitas lain.
2. Pengambilan sampel acak memberikan data kuantitatif yang lebih representative dan
populasi yang besar dari pada pengambilan sampel yang non random. Tatapi sampel
yang non random dapat digunakan untuk memaksimalkan data kualitatif dar sampel
yang relative kecil
9
3. Besar/kecilnya sampel bukan satu-satunya ukuran untuk menentukan representative
atau tidak representatifnya terhadap populasi. Hal ini tergantung pula pada sifat-sifat
populasi yang diwakilinya.
3) Kriteria inklusi dan eksklusi
a. Kriteria inklusi’
Ibu dan anak balita yang tinggal diwilayah puskesmas X sekurang-kurangnya 1 tahun.
Ibu yang mempunyai anak yang berumur 1-5 tahun
Memahami bahasa Indonesia
Sehat jasmani dan rohani
Mau diwawancarai
b. Kriteria eksklusi
Ibu yang tinggal diwilayah puskesmas x kurang dari 1 tahun.
Ibu yang mempunyai anak balita yang berumur kurang dari 1 tahun, dan lebih dari 5
tahun.
Tidak memahami bahasa Indonesia
Ibu anak balita yang sedang sakit
Tidak bersedia diwawancarai.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulan . Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang
terpilih dan mewakili populasi tersebut (sugiyono,2013 : 117). Keseluruhan objek penelitian
atau objek yang diteliti adalah populasi penelitian, sedangkan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi ini disebut “ sampel” penelitian. Dalam mengambil
sampel penelitian digunakan cara atau teknik-teknik tertentu, sehingga sampel tersebut
sedapat mungkin mewakili populasinya.
3.2 Saran
Besar harapan kami pembaca dapat merasakan manfaat dari hasil kerja kami dan
kritik pembaca yang bersifat membangun dapat menjadi pelajaran berharga untuk kami
menjadi lebih baik lagi membuat makalah selanjutnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Singarimbun, Masri dan sofian Effendi. 1982. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES
12