Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian merupakan proses kreatif unutk mengungkapkan suatu gejala melalui cara
tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi .Pada dasarnya,informasi tersebut merupakan
jawaban atas masalah – masalah yang dipertanyakan sebelumnya.oleh Karena itu ,penelitian
juga dapat dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat
merangsang pikiran atau kesadaran seseorang.Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian
bergantung pada teknik pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data dalam
penelitian ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh bahan –bahan yang relevan ,akurat ,dan
reliable.

Dalam penelitian ,salah satu bagian dalam langkah- langkah penelitian adalah
menentukan populasi dan sampel penelitian.Seorang peneliti dapat menganalisa data
keseluruhan abjek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu,seorang peneliti
dapat mengidentifikasi sifat- sifat suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya
dengan mengamati dan mempelajari kumpulan tersebut,kemudian peneliti mendapatkan
metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan
data terhadap objek .

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa pengertian populasi dan sampel ?


b. Apa kegunaan sampel ?
c. Apa saja factor – factor yang perlu dipertimbangkan ?
d. Apa saja prosedur pengambilan sampel ?
e. Apa penentuan besarnya sampel ?

1.3 Tujuan penulisan

a. Untuk mengetahui pengertian populasi dan sampel


b. Untuk mengetahui kegunaan sampel
c. Untuk mengetahui factor –factor yang perlu dipertimbangkan
d. Untuk mengetahui prosedur pengambilan sampel
e. Untuk mengetahui besarnya sampel

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian populasi dan sampel

Pelaksanaan suatu penelitian selalu berhadapan dengan objek yang di teliti dan
selidiki.Objek tersebut berupa manusia,hewan,tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda mati
lainnya,serta peristiwa dan gejala yang terjadi pada masyarakat atau di dalam alam. Dalam
melakukan penelitian, kadang-kadang peneliti melakukannya terhadap seluruh objek tetapi
sering juga peneliti mengambil sebagian saja dari seluruh objek tersebut.Meskipun peneliti
mengambil sebagian objek yang diteliti, tetapi dapat mewakili atau mencakup seluruh objek
yang diteliti.

Untuk mempermudahkan penjelasan populasi dan sampel ini dapat digambarkan:


seorang ibu yang “mencicipi: sayur yang dimasak untuk mengetahui apakah sayur dalam
panci tersebut sudah enak atau belum. Maka ibu tersebut mengambil satu sendok untuk
dicicipinya,dan kalau itu sudah enak maka berarti seluruh sayur dalam panci tersebut sudah
enak.tetapi kalau hasil cicipannya tersebut “hambar” maka sayur dalam panci tersebut juga
hambar. Dari contoh ini yang dimaksud populasi adalah “sepanci sayur” (populasi) tersebut
sebagai kesatuan, sedang “sesendok sayur” tersebut adalah sebagai “sampel” yang diteliti
sebagai “perwakilan” populasi tersebut.

Keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti tersebut adalah populasi penelitian,
sedangkan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi ini disebut “ sampel”
penelitian. Dalam mengambil sampel penelitian digunakan cara atau teknik-teknik tertentu,
sehingga sampel tersebut sedapat mungkin mewakili populasinya. Teknik ini biasanya
disebut metode sampling atau teknik sampling .

2.2 Kegunaan sampel

Didalam penelitian ilmiah, banyak masalah yang tidak dapat di pecahkan tanpa
memanfaat teknik sampling. Penelitian kesehatan/kedokteran meliputi bidang yang sangat
luas, yang terdiri dari berbagai subbidang.Apabila melakukan penelitian tidak hanya dapat
dilakukan terhadap unit atau subbidang tertentu saja. Oleh sebab itu, agar dapat dilakukan
penelitian semua sub bidang dan dengan harga murah, peneliti dapat melakukan sampling

2
atau pengambilan sampel terhadap objek yang ditelitinya. Kegunaan teknik sampling didalam
penelitian antara lain:

1. Menghemat biaya

Proses pelaksanaan penelitian yang mencakup alat penelitian, pengumpulan data,


pengolahan data, dan sebagainya memerlukan biaya relative besar. Apabila penelitian
tersebut dilakukan terhadap seluruh objek yang di teliti sudah barang tentu akan memakan
lebih banyak biaya. Oleh sebab itu dengan sampling, dalam arti penelitian hanya dilakukan
terhadap sebagian populasi, biaya tersebut dapat di tekan atau di kurangi.

2. Mempercepat pelasanaan penelitian

Penelitian yang dilakukan suatu objek yang banyak (seluruh populasi) jelas akan
memakan waktu yang lama, bila dibandingkan dengan hanya terhadap sebagian populasi atau
sampel. Oleh sebab itu jelas bahwa penelitian yang hanya dilakukan tehadap sampel akan
cepat selesai.

3. Menghemat tenaga

Pelaksanaan penelitian yang dilakukan tehadap seluruh populasi jelas akan memerlukan
tenaga yang lebih banyak bila dibandingkan dengan penelitian yang hanya dilakukan
terhadap sebagian saja dari populasi tersebut.

4. Memperluas ruang lingkup penelitian

Penelitian yang dilakukan terhadap seluruh objek akan memakan,waktu,tenaga,dan biaya


yang sama dapat dilakukan penelitian yang lebih luas ruang lingkupnya.

5. Memperoleh hasil yang lebih akurat

Penelitian yang dilakukan terhadap populasi jelas akan menyita sumber-sumber daya
yang lebih besar, termasuk usaha-usaha analitis. Hal ini akan berpengaruh terhadap
keakuratan hasih penelitian. Dengan mengunakan sampel, maka dengan usaha yang sama
akan diperoleh hasil analisis yang lebih di akurat.

2.3 Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan

Untuk keberhasilan suatu penelitian perlu di pertimbangkan faktor-faktor yang dapat


berpengaruh pengambilan sampel. Faktor-faktor tersebut antara lain:

3
a. Membatasi populasi

Suatu populsai menunjukkan pada sekelompok subjek yang menjadi objek atau
sasaran penelitian. Sasaran penelitian ini dapat dalam bentuk manusia mau pun bukan
manusia, seperti wilayah geografis,penyakit,penyebab penyakit,program-program
kesehatan,gejala-gejal penyakit, dan lain-lain. Apabila tidak melakukan pembatas-
pembatasan terhadap populasi, maka kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian tidak
menggambarkan atau mewakili seluruh populasi.Oleh sebab itu dalam penelitian apapun
pepolasi tersebut harus dibatasi populasinya, misalnya suatu wilayah kelurahan,
kecamatan, atau kebupaten, kelompok umur tertentu, penyakit-penyakit tertentu dan
sebagainya.Bila suatu kesimpulan ditarik berdasarkan pada sampel dan diambil dengan
teknik yang salah, maka kesimpulan hasil penelitian tidak dapat berlaku seluruh
populasi.Oleh sebab itu, pembatasan populasi sangat penting untuk memperoleh sampel
yang representative.

b. Mendaftar seluruh unit yang menjadi anggota populasi

Seluruh unit yang menjadi anggota populasi dicatat secara jelas sehingga dapat
diketahui unit-unit yang termasuk pada populasi dan unit mana yang tidak. Misalnya
penelitian tentang status gizi anak balita di kelurahan X , maka sebelum pengambilan
sampel terlebih dahulu dilakukan pencatatan seluruh anak 5 tahun yang berdomisili di
kelurahan X tersebut. Untuk melakukan ini dengan sendirinya peneliti terlebih dahulu
harus membuat batasan tentang anak balita tersebut atau batasan populasinya.

c. Menentukan sampel yang akan dipilih

Dari daftar anggota populasi seperti disebutkan diatas, kemudian dipilih angota-
angota populasi yang akan dipilih sebagai sampel. Besarnya atau banyaknya anggota
yang akan dijadikan sampel memerlukan perhitungan sendiri, akan diuraikan dalam bab
lain. Besar kecilnya suatu sampel bukan ukuran untuk menentukan apakah sampel
tersebut representative atau tidak. Hal ini akan tergantung dari karakteristik populasinya,
misalnya homogenitas atau heterogeneritas populasi.

d. Menentukan teknik sampling


Teknik pengambilan sampling ini sangat penting, karena apabila salah dalam
penggunaan teknik sampling maka hasilnya pun akan jauh dari kebenaran
(penyimpangan). Teknik pengambilan sampling ini akan dibicarakan dibagian lain.

4
2.4 Procedure pengambilan sampel

Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam mengambil sampel dari populasi antara lain:

1. Menentukan tujuan penelitian

Hasil penelitian sebagai hasil akhir suatu penelitian adalah merupakan penyajian dari
pengolahan analisis data sehingga dari hasil tersebut tercermin masalah dan tujuan
penelitian itu terjawab atau tidak, dan hipotesis terbukti atau tidak terbukti. Tujuan
penelitian adalah suatu langkah pokok suatu langkah pokok bagi suatu penelitian, karena
tujuan penelitian tersebut merupakan arah untuk elemen-elemen yang lain dari penelitian.
Oleh sebab itu langkah pertama dalah mengambila sampel dari populasi adalah
menentukan tujuan penelitian.

2. Menentukan populasi penelitian

Telah disebutkan sebelumnya bahwa anggota populasi didalam penelitian tersebut


harus dibatasi secara jelas.Oleh sebab itu sebelum sampel diambil harus ditentukan
dengan jelas kriteria atau batasan populasinya. Dengan demikian maka akan menjamin
pengambilan sampel secara tepat, dengan menentukan kreteria inklusif maupun kriteria
eklusifnya.

3. Menentukan jenis data yang di perlukan

Jenis data yang akan dikumpulkan dari suatu penelitian harus dirumuskan secara jelas.
Apabila jenis data yang akan di kumpulkan telah dirumuskan secara jelas, maka dapat
dengan mudah ditentukan dari mana data tersebut diperoleh atau ditentukan sumber
datanya.

4. Menentukan teknik sampling

Menentukan teknik sampling yang akan digunakan dalam pengambilan sampel


dengan sendirinya akan tergantung dari tujuan penelitian dan sifat-sifat populasi.

5. Menentukan besarnya sampel (sampel size)

Meskipun besar kecilnya sampel belum menjamin representative atau tidaknya suatu
sampel, tetapi penentuan besarnya sampel dapat merupakan langkah penting dalam
pengambilan sampel. Secara statistic penentuan besarnya sampel ini akan tergantung pada

5
jenis besarnya populasi. Penentuan besarnya sampel ini akan dibicarakan dalam bagian
lain.

6. Menentukan unit sampel yang diperlukan

Sebelum menentukan sampel yang diperlukan, terlebih dahulu akan ditentukan unit-
unit yang akan di jadikan anggota. Hal ini akan memudahkan dalam menentukan unit
yang mana akan di jadikan sample.

7. Memilih sampel

Apabila karakteristik populasi sudah ditentukan dengan jelas, maka kita dapat dengan
mudah memilih sampel sesuai dengan karakteristik populasi tersebut.Dalam memilih
sampel dari populasi ini dengan sendirinya berdasarkan teknik-teknik pengambilan
sampel.

2.5 Penentuan Besarnya Sampel (sampel size)

Menetapkan besarnya atau jumlah sampel atau penelitian tergantung pada dua hal,
yaitu : pertama, adanya sumber-sumber yang dapat digunakan untuk menentukan batas
maksimal dari besarnya sampel. Kedua, kebutuhan dari rencana analisis yang menentukan
batas minimal dari besarnya sampel. Misalnya keterbatasan jumlah pewawancara atau
pengumpulan data, dan keterbatasan sumber-sumber daya pendukung yang lain menuntut
hanya jumlah sampel yang kecil.

Untuk menghitung minimum besarnya sampel yang dibutuhkan bagi ketepatan (accuracy)
dalam membuat perkiraan atau estimasi proporsi-proporsi, kita perlu menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang antara lain :

a. Berapa angka perkiraan yang masuk akal dari proporsi-proporsi yang akan diukur
dalam penelitian itu. Misalnya kita akan meneliti prevalensi penyakit jantung koroner,
kita harus memperkirakan berapa angka prevalensi yang akan kita proleh dalam
populasi.
b. Beberapa tingkat kepercayaan yang diinginkan dalam penelitian tersebut, atau berapa
jauh penyimpangan estimasi sampel dari proporsi sebenarnya dalam keseluruhan
populasi.

6
c. Berapa derajat kepercayaan (confidence level) yang akan digunakan, agar estimasi
sampel akurat. Pada umumnya digunakan 91% atau 95% derajat kemaknaan
(confidence level).
d. Berapa jumlah populasi yang harus diwakili oleh sampel tersebut, sangat tergantung
dari besarnya populasi. Apabila besar populasi itu lebih dari 10.000, maka ketepatan
besarnya sampel kurang memperoleh perhatian, tetapi bila populasi lebih kecil dari
10.000, ketepatan atau besarnya sampel perlu diperhitungkan.

1) Jumlah sampel untuk estimasi proporsi

Sebelum menghitung jumlah sampel, terlebih dahulu perlu diketahui tiga hal (Lameshow
et al., 1990, dikutip ariawan, 1998), yakni:

 Perkiraan proporsi untuk sifat tertentu yang terjadi dalam populasi. Apabila tidak
diketahui proporsi atau sifat tertentu tersebut,maka P (proporsi= 0,50 atau 50%)
 Presisi adalah derajat kecepatan yang diinginkan,berarti penyimpangan terhadap
populasi,biasanya 0,05 (5%) atau 0,10 (10%)
 Derajat kepercayaan

z a
1− P(−P)
2
z=
d

Keterangan:

n = besar sampel

z a = nilai Z pada derajat kemaknaan ( biasanya 95%=1,96)


1−
2

P = Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi, bila tidak diketahui


proporsinya,ditetapkan 50% (0,50)

d = derajay penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan : 10% (0,10), 5%


(0,05) atau 1% (0,01)

Contoh :

Tujuan: mengetahui prevalensi gizi buruk pada balita kecamatan sawangan

Diketahui :
7
a. Perkiraan proporsi (P=0,15)
b. Presisi (d=0,05)
c. Derajat kepercaan 95% (Z1-x/2+1,96)

Perhitungan

1 , 96∗0 , 15(1−0 ,15)


n= = 196
0 .05

Hasil:

Dibutuhkan paling sedikit 196 balita,yang dipilih secara acak sederhana sistematis dari
populasi. Dengan efek rancangan (disain efek) 2,maka akan diperlukan jumlah sampel 392.

2) Jumlah sampel untuk estimasi rata-rata

Untuk menghitung besar sampel,peneliti perlu mengetahui:

a. Perkiraan varians (kuadrat dari standar deviasi)


b. Presisi
c. Derajat kepercayaan (Lameshow, 1990; ariawan, 1998)

Rumus:

Z ²₁ ₋⍺ /₂∗σ
n=
d

σ = Perkiraan varians

d = Presisi

Z = Nilai Z pada interval kepercayaan 1-x/2

n = jumlah sampel

Catatan :

a. Rumus diatas hanya untuk estimasi rata-rata


b. Rumus diatas hanya untuk sampel acak sederhana

Contoh penggunaan:

8
Sebuah penelitian bertujuan untuk menegtahui rata-rata berat badan anak balita di
kecamatan cimanggis,dengan ketentuan:

a. Rata-rata anak balita 12,5 kg


b. Standar deviasi 6 kg (Q)
c. Derajad kepercayaan 95% (1,96)
d. Simpangan maksimum dar rata-rata 1 kg (d=1)

1 , 96∗6
n= = 139
1

Sampel untuk uji hipotesis beda 2 proporsi (lameshow et al.,1990 dikutip ariawan,1998)

Z ²₁ ₋⍺ /₂ √ 2 P ( 1−P ) + Z ₁ ₋ ᵦ √ P 1 (1−P1 ) + P 2(1−P 2)


n=
( P 1−P 2)

Keterangan:

N = Besar sampel

P1 = Proporsi kejadian pada salah satu partisipasi pada kelompok tertentu


(misalnya proporsi hipertensi pada kelompok pria)

P2 = Proporsi kejadian pada salah satu partisipai pada kelompok tertentu


(misalnya proporsi hipertensi pada kelompok wanita

P = Rata-rata P1 dan P2 (P1+P2)/2

Z ² ₁ ₋⍺/₂ = Nilai Z pada derajat kemaknaan 90,95,99%=1,64,169,258.

Z ₁ ₋ ᵦ = Nilai Z pada kekuatan uji power 1-…… 80,90,95,99%= 0,84, 1,28,164,2,33.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan sampel antara lain:

1. Sampel yang lebih besar akan memberikan hasil yang lebih akurat,tetapi memerlukan
lebih banyak waktu,tenaga,dan fasilitas-fasilitas lain.
2. Pengambilan sampel acak memberikan data kuantitatif yang lebih representative dan
populasi yang besar dari pada pengambilan sampel yang non random. Tatapi sampel
yang non random dapat digunakan untuk memaksimalkan data kualitatif dar sampel
yang relative kecil

9
3. Besar/kecilnya sampel bukan satu-satunya ukuran untuk menentukan representative
atau tidak representatifnya terhadap populasi. Hal ini tergantung pula pada sifat-sifat
populasi yang diwakilinya.
3) Kriteria inklusi dan eksklusi

Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasi,maka sebelum dilakukan


pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu
ditentukan kriteria inklusi, maupun kriteria eksklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-
ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai
sampel.Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil
sebagai sampel. Contoh : sebuah penelitian yang berjudul “Hubungan antara Pengetahuan
dan Sikap Ibu terhadap Imunisasi dengan Kelengkapan Imunisasi Anak Baita, DI Wilayah
Kerja Puskesmas X”. Populasi penelitian ini jelas Ibu dan Bayi yang tinggal di wilayah
puskesmas X.

a. Kriteria inklusi’
 Ibu dan anak balita yang tinggal diwilayah puskesmas X sekurang-kurangnya 1 tahun.
 Ibu yang mempunyai anak yang berumur 1-5 tahun
 Memahami bahasa Indonesia
 Sehat jasmani dan rohani
 Mau diwawancarai

b. Kriteria eksklusi
 Ibu yang tinggal diwilayah puskesmas x kurang dari 1 tahun.
 Ibu yang mempunyai anak balita yang berumur kurang dari 1 tahun, dan lebih dari 5
tahun.
 Tidak memahami bahasa Indonesia
 Ibu anak balita yang sedang sakit
 Tidak bersedia diwawancarai.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulan . Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang
terpilih dan mewakili populasi tersebut (sugiyono,2013 : 117). Keseluruhan objek penelitian
atau objek yang diteliti adalah populasi penelitian, sedangkan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi ini disebut “ sampel” penelitian. Dalam mengambil
sampel penelitian digunakan cara atau teknik-teknik tertentu, sehingga sampel tersebut
sedapat mungkin mewakili populasinya.

3.2 Saran

Besar harapan kami pembaca dapat merasakan manfaat dari hasil kerja kami dan
kritik pembaca yang bersifat membangun dapat menjadi pelajaran berharga untuk kami
menjadi lebih baik lagi membuat makalah selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abrahamson, J.H. 1979. Survey Methods in Community Medicine.Eidenburgh, LONDON,


New Yorrk: Churchill Livingstone.

Ali, Mohamad.1985. penelitian kependudukan,procedure,dan strategis. Bandung: Angkasa.

Arjatmo,Tjokronegoro (Editor). 1979. Metodologi Penelitian Bidang kedokteran. Jakarta:


Komisi Pengembangan,Riset, dan Perpustakaan UI.

Kartono,kartini. 1976. Pengantar Metodologi Riset. Bandung.

Koentjaraningrat. 1977. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia.

Kinley, John B 1974. Research Methods in Health Care. New York.

Nazir,Moh.1988. Metode Penelitian. Jkarta: Ghalia Indonesia.

Pratiknyo,Ahmat Watik. 1986. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan


Kesehatan . Rajawali: Jakarta.

Ratih,Suryadi.1983. Metode Statistiika Analisis untuk Penarikan Kesimpulan. Jakarta: Bina


Cipta

Singarimbun, Masri dan sofian Effendi. 1982. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES

12

Anda mungkin juga menyukai