Anda di halaman 1dari 41

Pengumpulan Data

Dalam
Metode Kualitatif
Kelompok 4:
Febrianti Romah H
Inggawati Alip
Julfikar Maha Putra
Nadila Aryanti
Rike Adrisma
Yusfanny Astrid Ardelia
TUJUAN PEMBELAJARAN

● Mempelajari alasan pengambilan Sampel

● Mengembangkan pemahaman tentang berbagai metode pengambilan

Sampel

● Membedakan antara pengambilan Sampel Probabilitas dan

Non-Probabilitas

● Mendiskusikan keuntungan dan kerugian relatif dari setiap

pengambilan Sampel
Penelitian

Penelitian adalah usaha memperoleh fakta atau prinsip dengan cara mengumpulkan
dan menganalisis informasi yang dilaksanakan dengan jelas, teliti, dan sistematis.

Pengertian Penelitian menurut Marzuki, yaitu suatu usaha untuk mengumpulkan,


mencari dan menganalisa fakta mengenai suatu masalah.

Tujuan Penelitian untuk memperoleh pengetahuan atau penemuan baru sebagai


pembuktian atau pengujian tentang kebenaran dari pengetahuan yang sudah ada.
Penelitian Empiris
Penelitian Empiris yaitu penelitian yang objeknya mengenai gejala-gejala, peristiwa, dan
fenomena yang terjadi di masyarakat. Teknik pengumpulan data dalam penelitian Empiris yaitu
wawancara, kuisoner dan observasi yang tujuannya untuk membuktikan dugaan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan.

Menurut Amiruddin dan Zainal Asikin (2004) , penelitian Empiris berfokus meneliti suatu
fenomena atau keadaan dari objek penelitian secara detail dengan menghimpun kenyataan
yang terjadi dan mengembangkan konsep yang ada.

Contoh Penelitian Empiris :


Penelitian untuk mengetahui penyebab seorang pasien mengalami gejala mual dan pusing.
Dalam hal ini, seorang dokter bisa membuktikan kebenarannya dengan melakukan tes
laboratorium pada darah pasien yang menderita penyakit tersebut
Komponen penting dalam penelitian Empiris

1. Permasalahan
2. Teori Ilmiah
3. Variabel
4. Hipotesis
5. Populasi dan Sampel
6. Data
Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dipelajari dalam suatu penelitian dan hasilnya akan dianggap
menjadi gambaran bagi populasi asalnya, tetapi bukan populasi itu sendiri. Sampel dianggap sebagai
perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati.

Mengapa harus menggunakan Sampel?

Karena Sampel merupakan faktor penting dalam penelitian dan sangat berpengaruh terhadap kualitas
penelitian yang dihasilkan.
Tahapan atau Cara Pengambilan Sampel :
1. Mendefinisikan populasi yang akan diamati
2. Menentukan kerangka sampel dan kumpulan semua peristiwa yang mungkin
3. Menentukan teknik atau metode sampling yang tepat
4. Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data)
5. Melakukan pemeriksaan ulang pada proses sampling

Tujuan Teknik Pengambilan Sampel :


1. Untuk mendapatkan data yang lebih akurat, namun masih ada
kaitannya dengan populasi yang menjadi sasaran suatu penelitian
2. Untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan populasi
yang ingin diteliti
3. Dapat dijadikan sebagai pedoman atau acuan didalam mengambil
suatu keputusan
Faktor yang Mempengaruhi Keterwakilan Sampel :

Dalam proses pemilihan sampel peneliti harus memperhatikan tingkat keterwakilan (representative).
Tingkat keterwakilan sangat dipengaruhi oleh besar sampel (jumlah anggota sampel). Semakin besar
sampel, semakin mampu ia mewakili populasi darimana ia dipilih.
Tahapan Proses pengambilan sampel :

1. Mendefinisikan populasi yang akan di teliti


2. Menentukan kerangka sampel dan kumpulan semua peristiwa yang dapat terjadi.
3. Menentukan teknik atau metode sampling yang tepat
4. Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data)
5. Melakukan pemeriksaan ulang pada proses sampling

Populasi

A population is the entire group of individuals, groups, or objects to which you would like to generalize your research
results.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti dari populasi adalah jumlah penghuni, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya
di suatu satuan tempat atau lingkungan tertentu.

Karena sangat jarang terdapat cukup waktu atau uang untuk mengumpulkan informasi dari semua orang atau
semua hal dalam suatu populasi, pada tujuannya adalah untuk menemukan sampel (atau subset) yang mewakili populasi
tersebut.

Perhatikan juga bahwa populasi yang dijadikan sampel mungkin tidak sama dengan populasi yang sebenarnya kita
inginkan informasinya. Seringkali terdapat tumpang tindih yang besar namun tidak sepenuhnya antara kedua kelompok ini
karena masalah kerangka, dll
Perhatikan juga bahwa populasi yang dijadikan sampel mungkin tidak sama
dengan populasi yang sebenarnya kita inginkan informasinya. Seringkali terdapat
tumpang tindih yang besar namun tidak sepenuhnya antara kedua kelompok ini
karena masalah kerangka, dll

Kerangka Sampel
Kerangka sampel adalah suatu daftar yang berisi kumpulan elemen-elemen populasi
beserta informasinya. Elemen-elemen populasi dapat berupa benda atau makhluk
hidup yang bersifat nyata dan dapat di identifikasi untuk dijadikan objek sampel.
Contohnya : Jika dalam pemilu memilih tidak bersifat wajib, tidak ada cara untuk
mengidentifikasi masyarakat mana yang benar-benar akan memilih pada pemilu
mendatang (sebelum pemilu ). Sebagai solusinya, mencari kerangka pengambilan
sampel yang memiliki sifat sehingga dapat mengidentifikasi setiap elemen dan
memasukkan elemen apa pun ke dalam sampel. Kerangka sampling harus mewakili
populasi.
Sampling Probabilitas
Skema pengambilan sampel probabilitas adalah skema di mana setiap unit dalam
populasi mempunyai peluang (lebih besar dari nol) untuk terpilih menjadi sampel, dan
probabilitas ini dapat ditentukan secara akurat.
Ketika setiap elemen dalam populasi memiliki probabilitas seleksi yang sama, hal ini
dikenal sebagai desain 'equal opportunity of Selection' (EPS). Desain seperti ini juga
disebut sebagai 'self-weighting' karena semua unit sampel diberi bobot yang sama.
Pengambilan sampel probabilitas meliputi :
- Pengambilan sampel Acak Sederhana
- Pengambilan Sampel Sistematis
- Pengambilan Sampel Acak Berstrata
- Pengambilan Sampel Cluster
- Pengambilan Sampel Bertingkat
- Pengambilan sampel multifase
Sampling Non Probabilitas
Metode pengambilan sampel yang mana beberapa elemen populasi tidak mempunyai peluang untuk dipilih
(kadang-kadang disebut sebagai 'di luar cakupan'/'tertutup'), atau dimana probabilitas seleksi tidak dapat ditentukan secara
akurat. Ini melibatkan pemilihan elemen berdasarkan asumsi mengenai populasi yang diminati, yang membentuk kriteria
seleksi. Oleh karena itu, karena pemilihan elemen bersifat non-acak, pengambilan sampel nonprobabilitas tidak
memungkinkan estimasi kesalahan pengambilan sampel.

Contoh: Kami mengunjungi setiap rumah tangga di jalan tertentu, dan mewawancarai orang pertama yang
membukakan pintu. Dalam rumah tangga mana pun yang memiliki lebih dari satu penghuni, ini adalah sampel
nonprobabilitas, karena beberapa orang lebih cenderung membukakan pintu (misalnya, seorang pengangguran yang
menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah lebih besar kemungkinannya untuk menjawab dibandingkan dengan
teman serumah yang bekerja yang mungkin di tempat kerja ketika pewawancara menelepon) dan tidak praktis untuk
menghitung probabilitas ini.

Pengambilan Sampel Nonprobabilitas meliputi: Pengambilan Sampel yang Tidak Disengaja , Pengambilan Sampel
Kuota dan Pengambilan Sampel Purposif. Selain itu, efek nonresponse dapat mengubah desain probabilitas apa pun menjadi
desain nonprobabilitas jika karakteristik nonresponse tidak dipahami dengan baik, karena nonresponse secara efektif
mengubah probabilitas setiap elemen untuk dijadikan sampel.
Simple random sampling (pengambilan sampel acak sederhana)
SRS adalah metode pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata atau kelompok yang
ada dalam populasi. Setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.

SRS memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

● Adil: Setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih.
● Representatif: Sampel yang diperoleh diharapkan dapat mewakili karakteristik populasi.
● Sederhana: Metode ini mudah diterapkan dan dipahami.

Namun, SRS juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:

● Membutuhkan daftar anggota populasi: Metode ini tidak dapat digunakan jika daftar anggota populasi tidak
tersedia.
● Dapat tidak representatif: Jika populasi memiliki karakteristik yang tidak merata, sampel yang diperoleh
mungkin tidak representatif.
● Tidak dapat digunakan jika populasi memiliki karakteristik yang tidak homogen
Simple random sampling (pengambilan sampel acak sederhana)

Berikut adalah beberapa langkah untuk melakukan SRS:

1. Buat daftar anggota populasi.


2. Berikan nomor urut kepada setiap anggota populasi.
3. Pilih sampel dengan menggunakan tabel angka acak atau metode lain yang memastikan bahwa setiap anggota
populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih

Contoh :

Seorang peneliti ingin mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa terhadap suatu mata kuliah. Untuk melakukannya, peneliti
dapat memberikan kuesioner kepada 50 mahasiswa secara acak. Mahasiswa-mahasiswa tersebut akan dipilih dari daftar
nama mahasiswa yang terdaftar di mata kuliah tersebut.
REPLACEMENT OF SELECTED UNITS
(Penggantian Unit Terpilih)
Metode penggantian unit terpilih adalah metode pengambilan sampel probabilitas yang memungkinkan unit yang
telah dipilih untuk dimasukkan kembali ke dalam populasi dan dipilih kembali. Metode ini dapat digunakan untuk
mengurangi bias pengambilan sampel, terutama jika populasi memiliki ukuran yang besar

Metode penggantian unit terpilih memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

● Dapat mengurangi bias pengambilan sampel: Metode ini dapat mengurangi bias pengambilan sampel,
terutama jika populasi memiliki ukuran yang besar.
● Menghasilkan sampel yang lebih representatif: Metode ini dapat menghasilkan sampel yang lebih
representatif dari populasi.

metode penggantian unit terpilih juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:

● Memerlukan daftar anggota populasi: Metode ini tidak dapat digunakan jika daftar anggota populasi tidak
tersedia.
● Dapat membutuhkan waktu yang lama: Metode ini dapat membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan
sampel yang diinginkan, terutama jika populasi memiliki ukuran yang besar.
REPLACEMENT OF SELECTED UNITS
(Penggantian Unit Terpilih)
langkah-langkah untuk melakukan metode penggantian unit terpilih:

1. Buat daftar anggota populasi.


2. Berikan nomor urut kepada setiap anggota populasi.
3. Pilih unit pertama dari daftar secara acak.
4. Masukkan unit yang terpilih kembali ke dalam daftar.
5. Pilih unit kedua dari daftar secara acak.
6. Ulangi langkah 4 dan 5 hingga sampel yang diinginkan tercapai.

Contoh

Sebuah perusahaan minuman ingin mengetahui pendapat konsumen tentang rasa baru dari produk mereka.
Perusahaan tersebut dapat memilih 100 konsumen secara acak dengan metode penggantian unit terpilih
untuk mengikuti survei.
SYSTEMATIC SAMPLING (Sampel Sistematis)
Metode sampel sistematis adalah metode pengambilan sampel probabilitas yang dilakukan dengan cara memilih setiap
elemen populasi secara teratur, dengan interval tertentu. Interval tersebut diperoleh dengan membagi jumlah elemen
populasi dengan jumlah sampel yang diinginkan.

Misalnya, jika terdapat populasi dengan 100 elemen dan sampel yang diinginkan adalah 20, maka intervalnya adalah
100/20 = 5. Dengan demikian, sampel yang diperoleh adalah elemen populasi ke-1, ke-6, ke-11, dan seterusnya.

sampel sistematis memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

● Sederhana: Metode ini mudah diterapkan dan dipahami.


● Efektif: Metode ini dapat menghasilkan sampel yang representatif dari populasi.
● Ekonomis: Metode ini relatif murah dan mudah dilakukan.

sampel sistematis juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:

● Bias: Metode ini dapat menghasilkan sampel yang bias jika ada pola tertentu dalam populasi.
● Tidak dapat digunakan jika populasi memiliki ukuran yang kecil.
SYSTEMATIC SAMPLING (Sampel Sistematis)
langkah-langkah metode sampel sistematis

1. Tentukan populasi dan kerangka sampel.


2. Tentukan jumlah sampel yang diinginkan.
3. Hitung interval sampel dengan membagi jumlah populasi dengan jumlah sampel yang diinginkan.
4. Pilih elemen populasi secara acak.
5. Pilih elemen populasi selanjutnya dengan menambahkan interval pada elemen populasi
sebelumnya.
6. Ulangi langkah 5 hingga sampel yang diinginkan tercapai.

Contoh

Sebuah lembaga survei ingin mengetahui pendapat masyarakat tentang suatu kebijakan. Lembaga survei
tersebut dapat menelepon 1.000 orang secara acak dengan metode sampel sistematis. Untuk
melakukannya, lembaga survei dapat menggunakan daftar nomor telepon dan memilih interval 200 nomor
telepon. Dengan demikian, sampel yang diperoleh adalah orang yang nomor teleponnya berakhir dengan
angka 0, 2, 4, 6, dan 8.
STRATIFIED SAMPLING (Sample Stratifikasi)
Metode pengambilan sampel bertingkat adalah metode pengambilan sampel probabilitas yang dilakukan dengan
cara membagi populasi menjadi beberapa kelompok atau strata, kemudian mengambil sampel secara acak dari
setiap strata.

Metode pengambilan sampel bertingkat memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

● Lebih representatif daripada metode pengambilan sampel acak sederhana.


● Dapat digunakan untuk populasi yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
● Lebih efisien daripada metode pengambilan sampel acak sederhana.

metode pengambilan sampel bertingkat juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:

● Memerlukan daftar anggota populasi.


● Lebih kompleks daripada metode pengambilan sampel acak sederhana
Pengambilan Sampel Terstratifikasi
Langkah-langkah metode pengambilan sampel bertingkat adalah sebagai berikut:

1. Tentukan populasi dan kerangka sampel.


2. Bagi populasi menjadi beberapa strata.
3. Tentukan jumlah sampel yang diinginkan dari setiap strata.
4. Pilih sampel secara acak dari setiap strata.
5. Gabungkan sampel dari setiap strata untuk membentuk sampel gabungan.

Contoh

Seorang peneliti ingin mengetahui tingkat keberhasilan suatu program pendidikan. Peneliti tersebut dapat
membagi populasi menjadi strata berdasarkan jenjang pendidikan, seperti strata pendidikan dasar, strata
pendidikan menengah, dan strata pendidikan tinggi. Jumlah sampel yang diinginkan untuk setiap strata adalah
proporsional dengan jumlah siswa di setiap strata. Sampel dapat dipilih menggunakan metode pengambilan
sampel acak berlapis.
PASCA STRATIFIKASI
- Stratifikasi terkadang diperkenalkan setelah fase pengambilan sampel
- Pendekatan ini biasanya diterapkan karena kurangnya pengetahuan sebelumnya tentang
variabel stratifikasi yang sesuai atau ketika pelaku eksperimen tidak memiliki informasi
yang diperlukan untuk membuat variabel stratifikasi selama fase pengambilan sampel.
Meskipun metode ini rentan terhadap kelemahan pendekatan post hoc, metode ini
dapat memberikan beberapa manfaat dalam situasi yang tepat. dalam proses yang
disebut "pascastratifikasi". Implementasi biasanya mengikuti sampel acak sederhana.
Selain memungkinkan stratifikasi pada variabel tambahan, pascastratifikasi dapat
digunakan untuk menerapkan pembobotan, yang dapat meningkatkan ketepatan
estimasi sampel.
OVER SAMPLING
Pengambilan sampel berbasis pilihan adalah salah satu strategi pengambilan sampel bertingkat. Dalam hal
ini, data distratifikasi berdasarkan target dan diambil sampel dari setiap strata sehingga kelas target yang
langka akan lebih terwakili dalam sampel. Model tersebut kemudian dibangun berdasarkan sampel yang bias.
Pengaruh variabel masukan terhadap target sering kali diperkirakan lebih presisi dengan sampel berbasis
pilihan bahkan ketika ukuran sampel keseluruhan yang diambil lebih kecil, dibandingkan dengan sampel acak
. Hasilnya biasanya harus disesuaikan untuk mengoreksi pengambilan sampel yang berlebihan.
CLUSTER SAMPLING
- Pengambilan sampel klaster adalah contoh ' pengambilan sampel dua tahap
- Tahap pertama dipilih sampel wilayah
- Tahap kedua dipilih sampel responden di wilayah tersebut
- Populasi dibagi menjadi kelompok-kelompok unit yang homogen, biasanya berdasarkan kedekatan
geografis
- Unit pengambilan sampel adalah kelompok, bukan individu
- Sampel dari cluster tersebut kemudian dipilih
- Semua unit dari cluster yang dipilih dipelajari.
CLUSTER SAMPLING
> Keuntungan :

Menghemat biaya penyiapan kerangka sampel. cakupan di EPI

Hal ini dapat mengurangi biaya perjalanan dan administrasi lainnya

> Kekurangan:

kesalahan pengambilan sampel lebih tinggi untuk sampel acak sederhana dengan ukuran yang sama.

Sering digunakan untuk mengevaluasi cakupan di EPI


CLUSTER SAMPLING
• Identifikasi cluster

- Daftar semua kota, kota kecil, desa & kelurahan dengan kotanya masing-masing
- Hitung populasi kumulatif & bagi dengan 30, ini menghasilkan interval pengambilan sampel
- Pilih no acak. kurang dari atau sama dengan interval pengambilan sampel yang memiliki no. angka.
Ini membentuk cluster pertama .
- Nomor acak + sampel interval = populasi cluster ke-2
- Cluster kedua + interval sampel = cluster ke-4
- Cluster terakhir atau ke-30 = cluster ke-29 + sampel interval
CLUSTER SAMPLING

Dua jenis metode pengambilan sampel cluster

Pengambilan sampel satu tahap.

Semua elemen di dalam cluster yang dipilih dimasukan dalam sampel

Pengambilan sampel dua tahap.

Subset elemen di dalamnya dipilih secara acak untuk dimasukan dalam sampel
Perbedaan Antara Pengambilan Sampel Berstrata dan Klaster

1. Prosedur pengambilan sampel probabilitas di mana populasi dipisahkan menjadi segmen-segmen homogen yang berbeda yang
disebut 'strata', dan kemudian sampel dipilih dari setiap strata secara acak, disebut Stratified Sampling. Cluster Sampling adalah
teknik pengambilan sampel di mana unit-unit populasi dipilih secara acak dari kelompok yang sudah ada yang disebut 'cluster'.
2. Dalam pengambilan sampel bertingkat, individu dipilih secara acak dari semua strata, untuk dijadikan sampel. Di sisi lain cluster
sampling, sampel terbentuk ketika semua individu diambil dari cluster yang dipilih secara acak.
3. Dalam pengambilan sampel klaster, unsur-unsur populasi dipilih secara agregat, namun dalam kasus pengambilan sampel
bertingkat, unsur-unsur populasi dipilih secara individual dari setiap strata.
4. Pada stratified sampling terdapat homogenitas dalam kelompok, sedangkan pada cluster sampling terdapat homogenitas antar
kelompok.
5. Heterogenitas terjadi antar kelompok dalam stratified sampling. Sebaliknya, anggota kelompok bersifat heterogen dalam
pengambilan sampel cluster.
6. Ketika metode pengambilan sampel yang diadopsi oleh peneliti distratifikasi, maka kategori-kategori tersebut ditentukan olehnya.
Sebaliknya, kategori-kategori tersebut merupakan kelompok-kelompok yang sudah ada dalam cluster sampling.
7. Pengambilan sampel bertingkat bertujuan untuk meningkatkan presisi dan representasi. Berbeda dengan cluster sampling yang
tujuannya untuk meningkatkan efektivitas biaya dan efisiensi operasional.
SAMPLING MULTISTAGE

teknik ini , pada hakikatnya adalah proses pengambilan sampel acak dari sampel acak
sebelumnya

tidak seefektif pengambilan sampel acak sebenarnya, namun mungkin memecahkan lebih
banyak masalah yang melekat pada pengambilan sampel acak.

strategi yang efektif karena mengandalkan beberapa pengacakan. karena itu, sangat berguna

pengambilan sampel multistage sering di gunakan ketika daftar lengkap seluruh anggota
popilaso tidak ada dan tidak sesuai

selain itu, dengan menghindari penggunaan semua unit sampel di semua cluster yang terpilih,
pengambilan sampel multistage menghindari biaya yang besar, dan mungkin tidak perlu, yang
terkait dengan sampel cluser tradisonal
SAMPLING MULTI FASE

Multiphase sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan informasi yang


diperoleh pada fase pertama yang digunakan sebagai informasi tambahan untuk
memperoleh estimasi yang akurat pada fase berikutnya

Multiphase sampling yang biasa digunakan adalah double sampling (two phase
sampling)

Survei dengan prosedur seperti itu lebih murah, tidak memakan banyak tenaga,
dan lebih terarah
Sampling Random yang Cocok
Suatu metode yang menugaskan partisipan ke dalam kelompok kelompok yang mana
pasangan-pasangan partisipan pertama-tama dicocokkan berdasarkan beberapa
karakteristik dan kemudian masing-masing ditugaskan secara acak ke dalam
kelompok-kelompok.

Prosedur pengambilan sampel acak yang cocok dapat dijelaskan dengan konteks
berikut, Dua sampel yang anggotanya jelas-jelas dipasangkan, atau dicocokkan secara
eksplisit oleh peneliti Misalnya saja pengukuran IQ atau pasangan kembar identik.

Contohnya termasuk waktu sekelompok atlet sejauh 1500m sebelum dan sesudah satu
minggu latihan khusus atau produksi susu sapi sebelum dan sesudah diberi pakan
tertentu.
SAMPLING KUOTA
Populasi pertama-tama disegmentasi menjadi saling eksklusif sub-kelompok, seperti halnya dalam
pengambilan sampel bertingkat.

Kemudian judgement digunakan untuk memilih subjek atau unit dari setiap

segmen berdasarkan proporsi yang ditentukan.

Misalnya, seorang pewawancara mungkin diminta untuk mengambil sampel 200 perempuan
kelompok, seperti halnya dalam pengambilan sampel bertingkat dan 300 laki-laki berusia antara 45
dan 60 tahun.

Langkah kedua inilah yang menjadikan teknik ini sebagai non- probabilitas sampling. Dalam
pengambilan sampel kuota, pemilihan sampel dilakukan secara non-acak.

Misalnya pewawancara mungkin tergoda untuk mewawancarai orang yang terlihat paling membantu.
Masalahnya adalah sampel-sampel ini mungkin bias karena tidak semua orang mendapat kesempatan
untuk memilih. Elemen acak ini adalah kelemahan terbesarnya dan kuota versus probabilitas telah
menjadi kontroversi selama bertahun-tahun
SAMPLING KENYAMANAN

Jenis pengambilan sampel nonprobabilitas yang melibatkan pengambilan sampel dari


bagian populasi yang terdekat.

Peneliti yang menggunakan sampel seperti itu tidak dapat membuat generalisasi

secara ilmiah tentang total populasi dari sampel ini karena sampel tersebut tidak cukup
mewakili.

Jenis pengambilan sampel ini paling berguna untuk uji coba.

Dalam penelitian ilmu sosial, pengambilan sampel bola salju adalah teknik serupa,
dimana subjek penelitian yang ada digunakan untuk merekrut lebih banyak subjek ke
dalam sampel.

Kadang-kadang dikenal sebagai pengambilan sampel peluang atau tidak disengaja


Artinya, tersedia dan nyaman.
Misalnya, jika pewawancara melakukan survei di sebuah pusat
perbelanjaan pada pagi hari pada hari tertentu, orang-orang yang dapat
diwawancarainya akan dibatasi hanya pada orang-orang yang ada di sana
pada waktu tertentu, sehingga tidak mewakili pandangan anggota
masyarakat lain di wilayah tersebut, jika survei dilakukan pada waktu yang
berbeda dalam sehari dan beberapa kali dalam seminggu.
Judgmental sampling atau Purposive sampling
Peneliti memilih sampel berdasarkan judgment peneliti. Hal ini digunakan terutama
ketika terdapat sejumlah orang yang memiliki keahlian di bidang yang diteliti.
Contoh: Dalam penelitian kualitatif, peneliti mungkin memilih responden yang
dianggap memiliki pengetahuan mendalam atau pengalaman yang relevan tentang
topik penelitian.
Panel Sampling
Metode pengambilan sampel yang melibatkan pengumpulan data dari kelompok
individu yang sama dalam beberapa periode waktu berbeda. Oleh karena itu, setiap
peserta diberikan survey/wawancara yang sama pada dua titik waktu atau lebih untuk
mengamati perubahan atau pergerakan dalam karakteristik/perilaku mereka.
Contoh: Dalam penelitian pendidikan, sebuah panel sampling dapat digunakan untuk
mengikuti perkembangan belajar siswa seiring berjalannya waktu. Hal ini
memungkinkan untuk memahami dampak intervensi pendidikan atau program
pembelajaran.
Metode sampling apa yang anda rekomendasikan?
Dalam memperkirakan cakupan imunisasi di suatu provinsi, data, 7 anak usia 12-23 bulan di 30 cluster digunakan untuk
menentukan proporsi anak yang mendapat imunisasi lengkap di provinsi tersebut.

Berikan alasan mengapa cluster sampling digunakan dalam survey ini?


Jawab:
Cluster sampling digunakan dalam survei ini dengan alasan-alasan berikut:
1. Efisiensi: Provinsi mungkin memiliki jumlah anak usia 12-23 bulan yang sangat besar dan tersebar di berbagai wilayah. Dengan
menggunakan cluster sampling, kita dapat mengelompokkan wilayah-wilayah tersebut menjadi cluster yang lebih kecil, sehingga
survei dapat dilakukan dengan lebih efisien dan hemat sumber daya.
2. Penghematan waktu dan biaya: Mengumpulkan data dari setiap anak usia 12-23 bulan secara individu di seluruh provinsi akan
memakan waktu dan biaya yang signifikan. Dengan mengambil sampel dari cluster, survei dapat dilakukan dengan lebih cepat
dan efektif.
3. Kemudahan logistik: Melakukan survei pada 30 cluster lebih mudah secara logistik daripada mencoba mencapai setiap anak
secara individu, terutama jika provinsi tersebut memiliki geografi yang beragam.
4. Representasi yang baik: Jika cluster dipilih secara acak dan representatif, hasil dari sampel cluster ini masih dapat memberikan
gambaran yang baik tentang cakupan imunisasi di seluruh provinsi. Ini memungkinkan untuk membuat perkiraan dengan tingkat
kepercayaan yang tinggi tanpa harus menjangkau setiap anak.
Namun, penting untuk memastikan bahwa pemilihan cluster dilakukan dengan cermat dan secara acak agar hasilnya dapat
mencerminkan populasi anak usia 12-23 bulan di provinsi tersebut secara adil.
Probability-proportional-to-size (PPS) /
Probablitas sebanding dengan ukuran Sampling
Prosedur penarikan sampel dimana peluang terpilihnya suatu unit sampel
sebanding dengan ukuran.
Ukuran yang dimaksud adalah informasi tambahan (auxiliary information) yang
dipertimbangkan sebagai dasar penarikan sampel dan memiliki korelasi yang erat
dengan variabel-variabel yang akan diteliti.
Contoh:
Variabel yang diteliti Informasi Tambahan (ukuran)

Rata-rata pengeluaran pulsa per bulan Jumlah handphone yang dimiliki

Luas panen Total luas yang ditanami

Jumlah produksi Jumlah pekerja


Event Sampling Methodology (EMS)
Bentuk baru dari metode sampling yang memungkinkan peneliti untuk
mempelajari pengalaman dan peristiwa yang berlangsung dan bervariasi
dalam beberapa hari dan dalam lingkungan alamiahnya.
Karena seringnya pengambilan sampel peristiwa yang melekat pada ESM, hal
ini memungkinkan peneliti untuk mengukur jenis aktivitas dan mendeteksi
fluktuasi temporal dan dinamis dari pengalaman kerja. Popularitas ESM
sebagai bentuk desain penelitian baru meningkat dalam beberapa tahun
terakhir karena hal ini mengatasi kekurangan dari penelitian lintas seksi, di
mana peneliti sekarang dapat mendeteksi variasi intra-individu sepanjang
waktu.
Dalam ESM, peserta diminta untuk mencatat pengalaman dan persepsi
mereka dalam kertas atau buku harian elektronik.
Tiga Jenis ESM:
1. Kontingen Sinyal
Pengumpulan data dipicu oleh sinyal atau pemicu yang diberikan kepada peserta kemudian peserta
diinstruksikan untuk mencatat data setiap kali menerima sinyal, biasanya berupa bunyi “beep”/pesan
teks/pengingat. Pendekatan ini mengumpulkan data pada titik-titik waktu acak atau ditentukan, tergantung
sinyal yang diterima peserta.
2. Kontingen Peristiwa
Pengumpulan data terkait dengan kejadian/ peristiwa tertentu yang terjadi dalam kehidupan peserta. Peserta
diinstruksikan untuk mencatat data setiap kali peristiwa tertentu terjadi, misalnya, setiap kali mereka
menerima email penting atau menghadapi situasi stres. Pendekatan ini fokus pada pengumpulan data terkait
dengan peristiwa atau kejadian yang berarti bagi peserta.
3. Kontingen Interval
Pengumpulan data dilakukan secara berkala pada interval waktu tertentu, tanpa terkait langsung dengan
peristiwa atau sinyal khusus. Peserta diinstruksikan untuk mencatat data pada titik-titik waktu yang telah
ditentukan sebelumnya, seperti setiap 30 menit atau setiap jam. Pendekatan ini bertujuan untuk
mengumpulkan data secara teratur sepanjang waktu tanpa memandang peristiwa khusus.
Ketiga pendekatan ini digunakan dalam survei seiring waktu atau penelitian pengalaman sehari-hari untuk
memahami bagaimana individu merespons situasi dan peristiwa dalam kehidupan mereka. Pemilihan pendekatan
tergantung pada tujuan penelitian dan fenomena yang diamati.
KELEMAHAN :
Salah satu kelemahan ESM adalah terkadang dianggap invasif dan mengganggu peserta. ESM
juga mengarah pada kemungkinan self-selection bias. Mungkin hanya tipe-tipe individu
tertentu yang bersedia berpartisipasi dalam jenis penelitian ini sehingga menghasilkan sampel
non-acak. Kekhawatiran lainnya adalah terkait kerjasama peserta, peserta mungkin tidak
benar-benar mengisi buku hariannya pada waktu yang ditentukan.
Lebih lanjut, penting untuk memikirkan apakah variabel terikat yang tepat digunakan dalam
desain ESM. Misalnya, mungkin logis untuk menggunakan ESM untuk menjawab pertanyaan
penelitian yang melibatkan variabel terikat dengan banyak variasi sepanjang hari.
Oleh karena itu, variabel seperti perubahan suasana hati, perubahan tingkat stres atau dampak
langsung dari peristiwa tertentu mungkin paling baik dipelajari dengan ESM.
Namun metode ESM kemungkinan besar tidak menghasilkan prediksi yang berarti ketika
mengukur seseorang yang melaksanakan tugas berulang sepanjang hari / ketika variabel terikat
bersifat jangka panjang (masalah jantung koroner).
Terima kasih
41

Anda mungkin juga menyukai