Anda di halaman 1dari 5

A.

POPULASI PENELITIAN

Populasi menurut Sudjarwo & Basrowi (2009) adalah keseluruhan subjek atau obyek yang
menjadi sasaran penelitian. Populasi menurut Sugiyono (2013) juga dapat dikatakan sebagai
wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi penelitian adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya dapat diduga
dan paling sedikit mempunyai sifat yang kurang lebih sama. Pengertian populasi tersebut harus
dideskripsikan dengan jelas dan cermat, sehingga ciri yang dimilikinya dapat diidentifikasi
dengan mudah. Kejelasan deskripsi populasi akan mempermudah untuk mengetahui keluasan
populasi yang tercakup di dalamnya.

Populasi dilihat dari jumlahnya menurut Arikunto (2010) dapat digolongkan menjadi dua:

1. Jumlah terhingga (terdiri dari elemen jumlah tertentu)


2. Jumlah tak hingga (terdiri dari elemen yang sukar sekali dicari batasannya).

Contoh dari populasi penelitian seperti seluruh guru madrasah swasta di Kota Malang dari
tingkat madrasah terendah (MI, MTS, dan MA). Para pegawai di bagian Badan Kepegawaian
Daerah (BKD) Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung yang berjumlah 74 orang, ini juga dapat
dikatakan sebagai populasi penelitian.

B. SAMPEL PENELITIAN

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel
bisa dikatakan pula sebagai bagian atau wakil dari populasi yang mewakili karakteristik populasi
secara keseluruhan. Adapun kriteria untuk penentuan jumlah sampel menurut sebagai berikut:

1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
2. Bila sampel dibagi dalam kategori, maka jumlah sampel dalam setiap kategori minimal
30.
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi
ganda misalnya), maka jumlah sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang
diteliti. Misalnya variabel penelitiannya ada 5 (independen + dependen), maka jumlah
anggota sampel = 5 x 10 = 50.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing kelompok antara 10
s/d 20 (Sugiyono. 2013).

Menurut Alfanika (2018) Secara garis besar teknik pengambilan sampel ada dua yaitu
probability sampling (random sampel) dan non probability sampling (non random sampel).
Pengambilan sampel probability sampling yaitu cara pengambilan sampel yang memberikan
kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen
populasinya ada 50 dan yang akan dijadikan sampel ada 10, maka setiap elemen tersebut
memiliki kemungkinan 10/50 untuk dipilih menjadi sampel. Teknik probability sampling lebih
menitikberatkan pengambilan sampel secara random, cara random dalam pemilihan sampling
dapat memperkecil bias penelitian sekecil mungkin, Sehingga bisa mendapatkan sampel yang
repersentatif.Keuntungan yang didapat dalam menggunakan teknik pengambilan sampel
probability sampling adalah sebagai berikut

a. Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan


b. Beda penafsiran parameter populasi dengan statistik sampel dapat diperkirakan
c. Besar sampel yang diambil dapat dihitung dengan cara statistik

Zainuddin (2011) membagi lima macam teknik sampling probability antara lain sebagai
berikut:

a. Simple random sampling (acak sederhana)


Sampling ini digunakan jika populasi dianggap homogen berdasarkan kriteria
tertentu. Pengambilan unit sampel dari sampling frame dapat dilakukan dengan undian
maupun dengan pertolongan bilangan random. Kelebihan teknik sampling ini adalah
pelaksaannya mudah, namun kelemahanya yaitu letak populasi jauh dari menyebar.

b. Systematic random sampling (acak sistematis)


Pada sampling ini yang dipilih secara acaknya hanyalah nomor sampel urutan
pertama kemudian nomor urutan selanjutnya ditentukan sistematik dengan meloncat
sebesar kelipatan N/n.
c. Startified random sampling (acak berlapis)
Sampling ini digunakan jika populasinya heterogen dan setelah ditelan lebih
mendalam tersiri atas strata atau lapisan yang homogen. Kelebihan teknik sampling ini
adalah pelaksaannya mudah dan adanya startifikasi dapat meningkatkan perisi dari
sampel terhadap populasi. Namun kelemahannya yaitu letak populasi dapat jauh. Dalam
startified random sampling terbagi lagi ke dalam dua bagian yaitu
1. Simple startified random sampling
Pada sampling ini jumlah unit populasi dalam setiap strata sama sehingga jumlah
sampel yang berasal dari setiap strata juga sama.
2. Propportional startified random sampling
Pada sampling ini jumlah unit populasi dalam setiap starata tidak sama sehingga
jumlah sampel yang berasal dari setiap strata juga tidak sama.

d. Cluster atau area random sampling (acak kelompok atau acak area)
Sampling ini digunakan jika populasi heterogen dimana ciri-ciri unit populasi tidak
bersama (tidak homogen) dan terdiri dari kelompok-kelompok. Heterogenitas dalam
cluster atau area sama dengan heterogenitas populasinya. Pada teknik ini akan dilakukan
dua kali randomisasi. Kelebihan teknik sampling ini adalah penyebaran unit populasi
dapat dihindari. Di sisi lain kelemahan teknik ini adalah sulit diperoleh suatu cluster
dengan heterogenitas yang benar-benar sama.

e. Multistage atau double random sampling (acak bertahap atau acak ganda)
Sampling ini digunakan pada populasi yang sangat kompleks terdiri atas unit populasi
yang terdiri dari beberapa strata dan berada dalam clusters atau areas yang heterogen.
Hali ini dilakukan untuk mendapatkan sampel yang semaksimal mungkin mewakili
semua ciri-ciri yang ada dalam populasinya. Kelebihan teknik sampling ini adalah
mendapatkan sampel yang maksimal dan benar-benar mewakili dari ciri-ciri populasi.

Selain itu Teknik probability sampling seringakali digunakan dalam penelitian kuantitatif
yaitu dengan cara memilih jumlah yang relatif besar dalam unit dari suatu populasi atau dari
suatu sub-kelompok yang spesifik (strata) adri suatu populasi, secara acak dimana penggabungan
dari tiap anggota populasi dapat ditentukan (Tedlie & Yu, 2007)

Sedangkan teknik pengambilan sampel non probability yaitu cara pengambilan sampelnya
tidak menghiraukan prinsip-prinsip yang ada pada probability. Artinya pemilihan sampel tidak
dilakukan secara random. Cara ini dapat digunakan apabila biaya sangat sedikit, hasil yang
penelitian segera diminta, tidak memiliki ketepatan dengan indikator yang tinggi, karena hanya
sekedar gambaran umum saja. Pengambilan sampel dalam sebuah penelitian sangat penting
karena dapat mengestimasi berapa populasi yang akan terpakai pada saat melakukan penelitian.

Teknik non probability terdiri atas beberapa macam sampling sebagai berikut:

1. Acceidental /convenient sampling


Sampling secara kebetulan pada subjek yang ditemui atau mudah ditemui.

2. Purposive Judgement sampling


Sampling yang dipilih atau ditetapkan berdasarkan kesesuaianya dengan tujuan penelitian.

3. Snowbal sampling
Mendapatkan kasus menggunakan rujukan dari satu atau beberapa kasus, dan kemudian
rujukan dari kasus tersebut dan seterusnya.

DAFTAR PUSTAKA

Alfianika, N. 2018. Buku ajar metode penelitian pengajaran bahasa Indonesia. Deepublish.


Sudjarwo & Basrowi. 2009 Manajemen Penelitian Sosial. Bandung: CV. Mandar Maju.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Teddlie, C. dan Yu, F. 2007. Mixed Methods Sampling: A Typology With Examples. Journal of
Mixed Method Research, 7 (2). 71-77.
Zainuddin. 2011. Metodologi Penelitian Kefarmasian dan Kesehatan, Surabaya:    Airlangga
University Press.

Anda mungkin juga menyukai