TEKNIK SAMPEL
A. Definisi Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili seluruh karakteristik dari
populasi. Sebuah populasi dengan kuantitas besar dapat diambil sebagian dengan
kualitas sampel yang mewakili sama persis dengan kualitas dari populasi dengan kata
representatif. jumlah dari sampel tidak selalu besar dan juga tidak selalu kecil, hal ini
bergantung pada pada keterwakilan karakter dari sampel. Sebagai contoh pada
penelitian menganai golongan darah, tentu saja tidak perlu memasukkan seluruh darah
dari seseorang ke dalam laboratorium karena 2 ml darah sudah cukup untuk
digunakan utnuk mengetahui golongan darah yang ada di bagian kaki, kepala atau
tangan dari pasien.
Pada beberapa bentuk penelitian kemungkinan jumlah harus terpenuhi
sehingga ada aturan baku mengani sampel minum yang harus diambil dalam sebuah
penelitian. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan kualitas dari sampel yang diambil.
Sebagai contoh sebuah penelitian mengenai daya beli di kabupaten Gowa. mengambil
lima orang sampel sebagai wakil dari populasi tidak cukup untuk mewakili seluruh
populasi. Selain dari kualitas, pada sebuah penelitian yang membutuhkan statistik
inferensi, jumlah sampel minimal harus disesuaikan dengan jenis analisis statistik
yang digunakan terutama untuk distribusi data dari sampel.
B. Syarat Pengambilan Sampel
Sampel harus memiliki seluruh kriteria dari populasi oleh karena itu
pertimbangan pengambilan sampel harus memiliki dua kriteria yakni
1. Presisi
Presisi dari sampel adalah pertimbangan mengenai estimasi yang mungkin
muncul dalam pengambilan data yang diakibatkan oleh sampel. Salah satu cara
untuk estimasi data ini adalah melihat standar deviasi dari data yang ada. Sampel
yang digunakan harus baik dari segi kualitas dan kuantitas. Sebagai contoh ratarata penghasilan di perumahan A adalah Rp 25.500.000 yang didapatkan dari dua
orang sampel dengan penghasilan sampel X sebanyak Rp 50.000.000 dan sampel
Y sebanyak 1.000.000. Kesimpulan rata-rata dari perumahan berdasarkan operasi
matematis sudah benar namun pada kajian statistik dan kesimpulan tentu saja
tidak benar. Penambahan julah sampel adalah salah satu cara untuk mengurangi
kesalahan analisis data.
2. Akurasi
Akurasi mengacu kepada sifat dan karakter dari sampel yang digunakan.
Sebuah populasi yang homogen hanya terdapat pada kasus yang bersifat teoritik.
Sifat dan karater dari sampel yang diambil terkadang tidak sesuai dengan keadaan
populasi karena pengaruh banyak hal. Peneliti harus memiliki kemampuan untuk
mengetahui secara detail karakter dari setiap sampel yang digunakan dan
disesuaikan dengan karakter dari populasi.
Beberapa kasus mungkin saja mengurangi akurasi dari pengambilan sampel
seperti kasus penelitian terhadap pengaruh jam belajar di luar jam sekolah di
kabupaten A. Sebuah sekolah khusus seperti proyek pemerintah atau boarding
school tentu saja tidak boleh dimasukkan karena adanya karakter yang berbeda
dari populasi secara keseluruhan.
C. Teknik Pengambilan Sampel atau Sampling
Teknik sampling adalah sebuah metode atau cara yang dilakukan untuk
menentukan jumlah dan anggota sampel. Setiap anggota tentu saja wakil dari populasi
yang dipilih setelah dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakter. Teknik sampling
yang digunakan juga harus disesuaikan dengan tujuan dari penelitian.
Populasi terdiri dari sekumpulan individu yang bersifat heterogen terbatas.
Ada banyak variasi variabel yang melekat pada masing-masing individu. Perbedaan
ini bisa disebabkan oleh faktor internal dan eksternal dari individu seperti halnya
wilayah tempat tinggal atau gaya hidup dalam suatu daerah tertentu. Subjektifitas dari
individu-individu yang memiliki sifat determinan yang berulang pada populasi
akhirnya membentuk karakter dari populasi secara umum. Berdasarkan karakter ini,
dapat disimpulkan bahwa pengambilan sampel dari populasi tidak bisa dilakukan
begitu saja namun dibutuhkan suatu teknik agar sampel yang ditarik tetap
representatif
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel atau sampling adalah
seluruh variabel yang berkaitan dengan penelitian. Unsur-unsur khusus yang melekat
pada pribadi tentu saja perlu diperhatikan karena individu dengan kemampuan khusus
dalam sampel akan membawa bias data dan tentu saja mempengaruhi distribusi data
yang ada. Kesesuaian karakteristik daerah, tingkatan, dan juga kecenderungan khusus
juga perlu dipertimbangkan dalam memilih teknik sampling yang sesuai
D. Jenis dan Metode Sampling
Sampling secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua (2) kelompok,
yaitu Probability sampling dan Nonprobability sampling. Adapun Probability
sampling menurut Sugiyono adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Sedangkan Nonprobability sampling menurut Sugiyono adalah teknik yang tidak
memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel.
1. Probability sampling
Probability sampling menuntut bahwasanya secara ideal peneliti telah
mengetahui besarnya populasi induk, besarnya sampel yang diinginkan telah
ditentukan, dan peneliti bersikap bahwa setiap unsur atau kelompok unsur harus
memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel.
Adapun jenis-jenis Probability sampling adalah sebagai berikut :
a. Simple random sampling
Menurut Kerlinger (2006:188), simple random sampling adalah
metode penarikan dari sebuah populasi atau semesta dengan cara tertentu
sehingga setiap anggota populasi atau semesta tadi memiliki peluang yang
sama untuk terpilih atau terambil.
Menurut Sugiyono (2001:57) dinyatakan simple (sederhana) karena
pengambilan sampel anggota populasi
dilakukan secara acak tanpa
2. Nonprobability sampling
a.Sampling sistematis
Sugiyono (2001:60) menyatakan bahwa sampling sistematis adalah
teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah
diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang.
Dari semua anggota diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor
100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap
saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan
lima. Untuk itu, yang diambil sebagai sampel adalah 5, 10, 15, 20 dan
seterusnya sampai 100.
b.
Quota sampling
Menurut Sugiyono (2001: 60) menyatakan bahwa sampling kuota
adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciriciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Menurut Margono
(2004: 127) dalam teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akan
tetapi diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan
memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap kelompok. Pengumpulan
data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah kuota terpenuhi,
pengumpulan data dihentikan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian
terhadap pegawai golongan II dan penelitian dilakukan secara kelompok.
Setelah jumlah sampel ditentukan 100 dan jumlah anggota peneliti berjumlah
5 orang, maka setiap anggota peneliti dapat memilih sampel secara bebas
sesuai dengan karakteristik yang ditentukan (golongan II) sebanyak 20 orang.
c.Sampling aksidental
kebutuhan bagi setiap peneliti untuk memahami kaidah-kaidah yang benar dalam
menentukan sampel minimal dalam sebuah penelitian.
Cara menghitung besar sampel suatu penelitian sangat ditentukan oleh desain
penelitian yang digunakan dan data yang diambil. Jenis penelitian observasional dengan
menggunakan disain cross-sectional akan berbeda dengan case-control study dan
khohor, demikian pula jika data yang dikumpulkan adalah proporsi akan beda dengan
jika data yang digunakan adalah data continue. Pada penelitian di bidang kesehatan
masyarakat, kebanyakan menggunakan disain atau pendekatan cross-sectional atau
belah lintang, meskipun ada beberapa yang menggunakan case control ataupun khohor.
1. Rumus Sampel Penelitian Cross-sectional
Untuk penelitian survei, biasanya rumus yang bisa dipakai menggunakan
proporsi binomunal (binomunal proportions). Jika besar populasi (N) diketahui,
maka dicari dengan menggunakan rumus berikut:
Rumus Lemeshow
Keterangan :
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan
= derajat kepercayaan
p = proporsi anak yang diberi ASI secara eksklusif
q = 1-p (proporsi anak yang tidak diberi ASI secara eksklusif
d = limit dari error atau presisi absolut
Jika ditetapkan =0,05 atau Z1- /2 = 1,96 atau Z2
1- /2 = 1,962 atau dibulatkan menjadi 4, maka rumus untuk besar N yang diketahui
kadang-kadang diubah menjadi:
penelitian Suyatno (2001) di daerah Demak-Jawa Tengah, proporsi bayi (p) yang
diberi makanan ASI eksklusif sekitar 17,2 %. Ini berarti nilai p = 0,172 dan nilai q
= 1 p. Dengan limit dari error (d) ditetapkan 0,05 dan nilai Alfa = 0,05, maka
jumlah sampel yang dibutuhkan sebesar:
Pada penelitian khohor yang dicari adalah jumlah minimal untuk kelompok
exposure dan non-exposure atau kelompok terpapar dan tidak terpapar. Jika yang
digunakan adalah data proporsi maka untuk penelitian khohor nilai p0 pada rumus
di atas sebagai proporsi yang sakit pada populasi yang tidak terpapar dan p1 adalah
proporsi yang sakit pada populasi yang terpapar atau nilai p1 = p0 x RR (Relative
Risk).
Jika nilai p adalah data kontinue (misalnya rata-rata berat badan, tinggi badan,
IMT dan sebagainya) atau tidak dalam bentuk proporsi, maka penentuan besar
sampel untuk kelompok dilakukan berdasarkan rumus berikut:
Contoh kasus, misalnya kita ingin mencari sampel minimal pada penelitian tentang
pengaruh pemberian ASI eksklusif dengan terhadap berat badan bayi. Dengan
menggunakan tingkat kemaknaan 95 % atau Alfa = 0,05, dan tingkat kuasa/power
90 % atau =0,10, serta kesudahan (outcome) yang diamati adalah berat badan bayi
yang ditetapkan memiliki nilai asumsi SD=0,94 kg, dan estimasi selisih antara nilai
mean kesudahan (outcome) berat badan kelompok tidak terpapar dan kelompok
terpapar selama 4 bulan pertama kehidupan bayi (U0 U1) sebesar 0,6 kg
(mengacu hasil penelitian Piwoz, et al. 1994), maka perkiraan jumlah minimal
sampel yang dibutuhkan tiap kelompok pengamatan, baik terpapar atau tidak
terpapar adalah:
Pada penelitian khohor harus ditambah dengan jumlah lost to follow atau akalepas
selama pengamatan, biasanya diasumsikan 15 %. Pada contoh diatas, maka sampel
DAFTAR PUSTAKA
http://gamel.fk.ugm.ac.id/pluginfile.php/50645/mod_resource/content/1/Materi_11_Besar_Sa
mpel_dan_Teknik_Sampling.pdf
Dahlan, Ahmad. 2015. Definisi Sampling dan Teknik Sampling.
(http://www.eurekapendidikan.com, Diakses pada tanggal 14 Oktober 2016)
Hidayar, Anwar. 2012. Menghitung Besar Sampel Penelitian. (http://www.statistikian.com
Diakses pada tanggal 14 Oktober 2016)
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit
Alfabeta