Oleh :
ZULKHAIRI 1511123848
AYU LESTARI 1711113612
SITI FEBRYZA INDRA 1711113658
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas Berkat dan rahmat-
Nya peneliti dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan
Terhadap Perilaku Makan Lansia Dengan Hipertensi”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah
satu syarat mengikuti ujian mata Kuliah Metodologi Penelitian I di Fakultas Keperawatan
Universitas Riau.
Kelompok peneliti banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
dalam penyusunan penelitian ini. Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. Ir. Usman M. Tang., MS selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Riau
2. Ns. Agrina., M.Kep., Sp.Kom., PhD selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah
Metodologi Penelitian I
3. Orang tua tercinta kami serta keluarga besar yang memberikan dukungan, semangat,
kasih sayang, dan do’a yang tulus
4. Terima kasih kepada kelompok satu besar mata kuliah Metodologi Penelitian I yang
telah memberikan semangat dan dukungan kepada kelompok kami.
Peneliti sadar bahwa dalam penelitian ini masih banyak kekurangan oleh karena itu,
kritik dan saran pembaca sangat diharapkan peneliti demi kebaikan penelitian ini. Akhirnya
peneliti berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua bidang ilmu pngetahuan
khususnya dalam dunia keperawatan.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
B. Rumusan Masalah
Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan pada kelompok lansia. Perubahan
gaya hidup secara global berperan besar dalam meningkatkan angka kejadian
hipertensi. Semakin mudahnya mendapatkan makanan siap saji membuat konsumsi
sayuran segar dan serat semakin berkurang sedangkan konsumsi garam, lemak, gula
dan kalori meningkat. Selain itu, masih kurangnya pengetahuan mengenai perilaku
makan sehingga belum terlalu faham dalam mengaplikasikannya ke dalam kehidupan
sehari-hari.
Hal ini menyebabkan, lansia tetap mengkonsumsi garam berlebih dan minum
kopi merupakan contoh bagaimana kebiasaan yang salah tetap dilaksanakan. Bila
tidak dilakukan upaya yang tepat jumlah ini akan terus meningkat, dan diprediksi
pada tahun 2025 sebanyak 29 % atau 1,6 miliar orang di seluruh dunia menderita
hipertensi. Berdasarkan hal diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah
“Hubungan tingkat pengetahuan terhadap perilaku makan lansia dengan hipertensi “.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan
lansia terhadap perilaku makan lansia dengan hipertensi.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden yang menderita hipertensi meliputi
umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan dan riwayat
menderita hipertensi.
b. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan lansia terhadap hipertensi.
c. Mengetahui gambaran perilaku makan lansia dengan hipertensi.
d. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan lansia terhadap perilaku makan
lansia dengan hipertensi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi/Petugas Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai
pentingnya tingkat pengetahuan lansia terkait hipertensi sehingga perilaku makan
lebih dapat diperhatikan dan penderita hipertensi berkurang.
2. Bagi Ilmu Keperawatan
Hasil penelitan ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan acuan bagi
pengembangan Ilmu Keperawatan. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat
menjadi referensi mengenai hubungan tingkat pengetahuan lansia terhadap
perilaku makan lansia dengan hipertensi.
3. Bagi responden
Diharapkan dapat memberikan pemahaman secara jelas mengenai pengetahuan
tentang hipertensi dan pentingnya untuk menjaga perilaku makan agar tidak
memperparah kondisi hipertensi yang dialami.
4. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan data
penunjang bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengetahui dan melanjutkan
penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan lansia terhadap perilaku
makan lansia dengan hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Hipertensi pada lansia
a. Definisi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka
waktu lama dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, jantung, dan otak bila
tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai
(Kemenkes RI, 2013).
Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu jenis
penyakit yang mematikan di dunia dan faktor risiko paling utama terjadinya
hipertensi yaitu faktor usia sehingga tidak heran penyakit hipertensi sering
dijumpai pada usia lanjut (Fauzi, 2014), sedangkan menurut Setiati (2015),
hipertensi merupakan tanda klinis ketidakseimbangan hemodinamik suatu
sistem kardiovaskular, di mana penyebab terjadinya disebabkan oleh beberapa
faktor atau multi faktor sehingga tidak bisa terdiagnosis dengan hanya satu
faktor tunggal.
b. Etiologi
Menurut Sutono (2008), terdapat beberapa penyebab yang membuat
tekanan darah diatas 140/90 mmHg antaranya adalah gaya hidup modern.
Kerja keras penuh tekanan mendominasi gaya hidup masa kini hingga
menyebabkan stress berkepanjangan. Kondisi ini memicu berbagai penyakit
seperti sakit kepala, jantung dan termasuklah hipertensi. Gaya hidup modern
cenderung membuat berkurangnya aktivitas fisik (olahraga), konsumsi
alkohol, minum kopi, dan merokok. Semua perilaku tersebut merupakan
pemicu naiknya tekanan darah.
Perilaku makan yang tidak sehat juga mempengaruhi tekanan darah
seseorang. Tubuh mrmbutuhkan natrium untuk menjaga keseimbangan cairan
dan mengatur tekanan darah. Tetapi bila asupannya berlebihan, tekanan darah
akan meningkat akibat adanya retensi cairan dan bertambahnya volume darah.
Kelebihan natrium juga diakibatkan dari kebiasaan menyantap makanan
instan yang telah menggantikan bahan makanan segar.
Gaya hidup serba cepat menuntut segala sesuatu untuk terus menerus
akan mengakibatkan peningkatan tekanan darah karena adanya natrium yang
berlebihan di dalam tubuh. Saat asupan natrium berlebih, tubuh sebenarnya
dapat membuangnya melalui air seni. Namun, proses ini bisa terhambat jika
seseorang kurang minum air putih, berat badan berlebihan, kurang bergerak
atau ada keturunan hipertensi atau diabetes.
c. Penatalaksanaan
Tujuan umum pengobatan hipertensi adalah penurunan mortalitas dan
morbiditas yang berhubungan dengan hipertensi. Mortalitas dan morbiditas
ini berhubungan dengan kerusakan organ target (misal kejadian
kardiovaskular atau serebrovaskular, gagal jantung, dan penyakit ginjal).
Pengobatan hipertensi terbagi menjadi 2 yaitu terapi farmakologis dan non-
farmakologis. Menurut Priyanto (2008) terapi farmakologis adalah dengan
menggunakan obat-obatan sebagai antihipertensi.
Antaranya adalah diuretik untuk meningkatkan jumlah urin dengan cara
menghambat reabsorbsi air, natrium dan mineral lain pada tubulus ginjal.
Angiotensin Converting Enzyme (ACE) Inhibitor digunakan untuk
menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II dan penurunan
jumlah aldosteron. Aldosteron bersifat retensi terhadap Na+ dan air sehingga
menyebabkan tekanan darah naik. Ada juga yang berfungsi untuk
menghambat ransangan pada reseptor β dalam tubuh yaitu β blocker.
Menurut penelitian oleh Wisnu Hidayat (2011), terapi non-farmakologis
dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Hal ini
menunjukkan adanya penurunan tekanan darah sistolik yang signifikan.
Dimulai dari pengaturan asupan makanan, seperti makan makanan beraneka
ragam dan gizi seimbang (sayur-sayuran dan buah-buahan), dan konsumsi
garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh/hari. Selain itu ada makanan
yang harus dihindari, meliputi makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi,
diolah dengan menggunakan garam natrium dan yang diawetkan. Sumber
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah juga harus
dihindari.
2. Pengetahuan terhadap diet hipertensi
a. Definisi
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,
2007). Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu, atau
kenal, sadar, mengerti, pandai. Pengetahuan merupakan hasil proses dari
usaha manusia untuk tahu (Bahtiar, 2004).
b. Pembagian diet hipertensi
i. Jenis-jenis diet
Menurut Ramayulis (2008), ada empat macam diet untuk hipertensi
yaitu :
3. Perilaku makan
a. Definisi
Perilaku makan menurut Notoatmodjo (2007) adalah respon seseorang
terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. Perilaku ini
meliputi pengetahuan, persepsi, sikap, dan praktik terhadap makanan serta
unsur-unsur yang terkandung di dalamnya (zat gizi), pengolahan makanan dan
sebagainya. Perilaku makan adalah tindakan seseorang terhadap makanan
yang dipengaruhi oleh persepsi, pengetahuan terhadap makanan (Gibney, dkk,
2008).
Perilaku makan adalah tingkah laku manusia atau sekelompok manusia
dalam memenuhi kebutuhan akan makanan yang meliputi sikap, kepercayaan,
dan pilihan makanan (Sulistyioningsih, 2011). Berdasarkan uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa perilaku makan adalah pandangan seseorang
terhadap makanan serta sikap seseorang memilih makanan untuk dikonsumsi
agar memenuhi kebutuhan energi, karbohidarat dalam tubuh.
b. Frekuensi makan
Frekuensi makan adalah berapa kali makan dalam sehari meliputi makan
pagi, makan siang, makan malam dan makan selingan (Depkes, 2013).
sedangkan menurut Suhardjo (2009) frekuensi makan merupakan berulang
kali makan sehari dengan jumlah tiga kali makan pagi, makan siang, dan
makan malam.
c. Cara mengukur perilaku
Pengukuran perilaku dapat dilakukan dengan checklist yang
mempraktekkan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian
atau responden. Secara garis besar mengukur perilaku terbuka atau praktek
dapat dilakukan melalui dua metode, yaitu :
i. Langsung
Mengukur perilaku secara langsung, berarti peneliti langsung
mengamati atau mengobservasi perilaku subjek yang diteliti. Peneliti
dapat menggunakan media instrument checklist dengan skala Guttman.
Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan
memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan atau
pertanyaan : ya dan tidak, positif dan negatif, benar dan salah. Skala
Guttman ini pada umumnya dibuat seperti checklist dengan
interpretasi penelitian, apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah
nilainya 0 dan analisisnya dapat dilakukan seperti skala Likert
(Hidayat, 2012).
ii. Tidak Langsung
Pengukuran perilaku secara tidak langsung ini, menggunakan
metode mengingat kembali (recall). Metode ini dilakukan melalui
pertanyaan terhadap subyek tentang apa yang telah dilakukan
(Notoadmodjo, 2010).
Pernyataan Positif
Salah satu skor standart yang biasanya digunakan dalam skala
model Likert adalah skort-T, yaitu :
C. Hipotesis
Hipotesa merupakan dalil sementara dimana kebenarannya perlu diuji dan
dibuktikan melalui penelitian. Setelah validasi dari hasil penelitian, maka pernyataan
hipotesis dapat diterima maupun ditolak (Setiadi, 2013).
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah :
1. Hipotesis (Ho)
Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan lansia terhadap perilaku makan lansia
dengan hipertensi.
2. Hipotesis alternative (Ha)
Ada hubungan tingkat pengetahuan lansia terhadap perilaku makan lansia dengan
hipertensi.
BAB III
METODE PENELITIAN
D. Etika Penelitian
Etika penelitian dalam keperawatan merupakan masalah yang penting dalam
penelitian mengingatkan penelitian dalam ilmu keperawatan sebagaian besar
melibatkan manusia sehingga peneliti harus memahami prinsip-prinsip etika
penelitian (Nursalam, 2013). Sebelum melakukan penelitian untuk mengumpulkan
data, peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada pihak Fakultas Keperawatan
Universitas Riau untuk meminta izin penelitian yang ditujukan kepada Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik. Setelah mendapatkan surat izin, ditujukan lagi ke Dinas
Kesehatan Kota Pekanbaru, surat dari dinas kesehatan ditujukan ke Puskesmas
Payung Sekaki Pekanbaru, selanjutnya peneliti meminta izin kepada pimpinan
Puskesmas Payung Sekaki untuk melakukan penelitian, Beberapa prinsip etika
penelitian pada manusia yang harus difahami antara lain :
1. Prinsip manfaat
a. Bebas dari penderita
Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada
responden, khususnya jika menggunakan tindakan khusus.
b. Bebas dari eksploitasi
Partisipasi responden dalam penelitian harus dihindarkan dari keadaaan
yang tidak menguntungkan. Responden harus diyakinkan bahwa
partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah diberikan, tidak
akan dipergunakan dalam hal-hal yang dapat merugikan responden dala
bentuk apapun.
c. Resiko (benefits ratio)
Peneliti secara berhati-hati mempertimbangkan resiki dan keuntungan yang
akan mengakibatkan kepada responden pada setiap tindakan.
(Nuridayanti, 2016)
Ariani, E.E., 2013, Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Daging Buah Sirsak
(Anonna muricata L) Terhadap Pseudomonas aeruginosa, Shigella sonnei, dan
Staphylococcus aureus Beserta Bioautografinya, Skripsi, Surakarta, Fakultas
Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Anisah Basleman dan Syamsu Mappa. 2011. Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya
Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Depkes RI. 1995. Pedoman Kerja Tenaga Gizi Puskesmas. Jakarta: Direktorat Bina
Gizi Masyarakat
Gibney, Michael J., Margetts, Barrie M., Kearney, John M., Arab Lenore. 2009. Gizi
Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC. p. 94 – 96.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
Nuridayanti. E. F.T. (2016). Uji Toksisitas Akut Ekstrak RAMbut Jagung ditinjau dari
nilai LD50 dan Pengaruhnya terhadap Fungsi Hati dan Ginjal pada Mencit.
Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Priyanto, A., dan Lestari, S., 2009, Endoskopi Gastrointestinal, 86, Salemba Medika,
Jakarta.
Setiadi, 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Cetakan Pertama. Graha
Ilmu: Yogyakarta.
Setiadi. (2013). Konsep dan praktek penulisan riset keperawatan (Ed.2) Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam
jilid I. VI. Jakarta: InternaPublishing; 2014:1132-53.
Sulistyoningsih. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wawan dan Dewi, 2010, Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia, Yogyakarta : Nuha Medika