1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang akan diteliti (Sujarweni,
2014). Populasi dalam penelitian ini adalah lansia hipertensi yang berkunjung ke
poli usia lanjut (usila) Puskesmas Payung Sekaki Pekanbaru. Jumlah lansia
hipertensi yang berkunjung ke Puskesmas pada bulan September 2019 adalah 40
orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah total sampling dimana semua populasi digunakan
sebagai sampel yaitu berjumlah 40 responden. Sampel diambil berdasarkan
kriteria inklusi yaitu karakteristik sampel yang dapat dijadikan atau layak untuk
diteliti. Adapun kriteria inklusi untuk mengambil sampel pada penelitian ini
sebagai berikut :
a. Terdiagnosis menderita penyakit hipertensi.
b. Penderita hipertensi berusia 60-70 tahun.
c. Bisa membaca dan menulis.
d. Bersedia menjadi responden dan mau bekerjasama dalam penelitian ini.
Proses pengambilan sampel sebanyak 40 responden dimana peneliti
mengambil responden yang berkunjung ke poli usia lanjut (usila) Puskesmas
Payung Sekaki Pekanbaru. Peneliti bekerja sama dengan perawat yang bertugas di
poli Usila. Peneliti meminta tolong kepada perawat untuk memberi tahu peneliti
jika ada pasien yang terdiagnosis hipertensi oleh dokter.
D. Etika Penelitian
Etika penelitian dalam keperawatan merupakan masalah yang penting dalam
penelitian mengingatkan penelitian dalam ilmu keperawatan sebagaian besar
melibatkan manusia sehingga peneliti harus memahami prinsip-prinsip etika
penelitian (Nursalam, 2013). Sebelum melakukan penelitian untuk mengumpulkan
data, peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada pihak Fakultas Keperawatan
Universitas Riau untuk meminta izin penelitian yang ditujukan kepada Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik. Setelah mendapatkan surat izin, ditujukan lagi ke Dinas
Kesehatan Kota Pekanbaru, surat dari dinas kesehatan ditujukan ke Puskesmas
Payung Sekaki Pekanbaru, selanjutnya peneliti meminta izin kepada pimpinan
Puskesmas Payung Sekaki untuk melakukan penelitian, Beberapa prinsip etika
penelitian pada manusia yang harus difahami antara lain :
1. Prinsip manfaat
a. Bebas dari penderita
Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada
responden, khususnya jika menggunakan tindakan khusus.
b. Bebas dari eksploitasi
Partisipasi responden dalam penelitian harus dihindarkan dari keadaaan
yang tidak menguntungkan. Responden harus diyakinkan bahwa
partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah diberikan, tidak
akan dipergunakan dalam hal-hal yang dapat merugikan responden dala
bentuk apapun.
c. Resiko (benefits ratio)
Peneliti secara berhati-hati mempertimbangkan resiki dan keuntungan yang
akan mengakibatkan kepada responden pada setiap tindakan.
E. Definisi Operasional
(Nuridayanti, 2016)
1. Tahap persiapan
Pada tahapan persiapan ini , peneliti terlebih dahulu mencantumkan masalah
penelitian, dilanjutkan dengan mencari studi kepustakaan dan studi pendahuluan.
Peneliti menyusun proposal untuk mendapat persetujuan dari pembimbing,
proposal peneliti diuji oleh penguji .Proposal penelitian direvisi, setelah di revisi
dan mendapatkan persetujuan dari penguji dan pembimbing. Peneliti memulai
penelitian dengan sebelumnya mengurus surat izin penelitian dari fakultas
keperawatan Universitas Riau, Kesatuan Bangsa dan Politik, Dinas Kesehatan
Kota Pekanbaru, dan Puskesmas Payung Sekaki.
2. Tahap pelaksanaan penelitian
Tahap ini dimulai ketika peneliti telah mendapatkan izin dari pihak
Puskesmas Payung Sekaki. Setelah mendapatkan izin, peneliti melakukan
penelitian di Puskesmas yaitu di poli usia lanjut (usila) Puskesmas Payung Sekaki
Pekanbaru. Peneliti mencari respoden untuk dijadikan sebagai responden
penelitian, setelah mendapatkan responden yang bersedia untuk dijadikan
responden penelitian, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan di lakukan
penelitian. Responden yang bersedia menandatangangi lembar persetujuan
( informed consent ) sebagai responden. Peneliti membagi lembar kuesioner dan
menjelaskan cara pengisian lembar kuesioner tersebut, kemudian kuesioner yang
telah diisi di kumpulkan kembali ke peneliti.
3. Tahap akhir
Setelah prosedur pengumpulan data selesai, peneliti selanjutnya melakukan
analisa data dengan menggunakan uji statistic dengan computer dan menyusun
laporan hasil penelitian.
H. Analisa Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa univariat dan bivariat
dengan menggunakan program komputer.
a. Analisa Univariat
Menurut Notoadmojo (2012), analisis univariat adalah bertujuan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.
Karakteristik responden seperti jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, akan
disajikan dalam bentuk presentase. Sedangkan karateristik yang bersifat data
numerik seperti umur disajikan dalam bentuk mean, median dan standar deviasi.
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat atau analisa infernsial adalah uji statistik yang dilakukan
terhadap dua variabel yang diduga saling berhubungan (Notoatmodjo, 2012).
Analisa bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
tingkat pengetahuan dengan perilaku makan pada lansia hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Payung Sekaki Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru. Skala
pengukuran dari tingkat pengetahuan dan perilaku makan menggunakan skala
ordinal.
Penelitian ini menggunakan uji analisis korelasi untuk mengetahuai adanya
hubungan dan keeratan antar variabel independen (tingkat pengetahuan) dan
variabel dependen (perilaku makan). Uji korelasi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Uji Kendall Tau C. Kendall Tau C adalah jenis uji korelasi non
parametrik yang digunakan untuk skala data ordinal. Kendall Tau C merupakan
uji statistic yang tidak memperhatikan arah hubungan. Uji ini digunakan untuk ties
yang berbeda yaitu variable tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3 ties (tinggi,
sedang, kurang) dan variable perilaku makan dibagi menjadi 2 ties (baik dan
buruk) (Zaid, 2015).
Sugiyono (2017), menjelaskan bahwa kelebihan dari uji ini adalah dapat
dikembangkan untuk mencari koefisien korelasi parsial. Koefisien korelasi
berfungsi untuk mengukur keeratan hubungan antar variabel, bentuk atau arah
hubungan dan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat.
Besarnya koefisien korelasi berkisar antara -1 sampai dengan +1. Bentuk atau arah
hubungan setiap variabel, koefisien korelasi dinyatakan positif (+) dan negatif (-).
Koefisien korelasi yang bernilai nol (0) mengartikan bahwa variabel tersebut tidak
memiliki hubungan. Koefisien korelasi yang bernilai +1 menunjukkan adanya
hubungan positif sempurna dan koefisien korelasi -1 mengartikan hubungan
negatif sempurna.
Tabel 4 Panduan interprestasi hasil uji hipotesis berdasarkan kekuatan korelasi,
nilai p dan arah kolerasi.
S No Parameter Nilai Interpretasi
u 1 Kekuatan korelasi 0,00-0,199 Sangat lemah
0,20-0,399 Lemah
m
0,40-0,599 Sedang
b 0,60-0,799 Kuat
e 0,80-1,000 Sangat kuat
r 2 Nilai p P < 0,05 Terdapat hubungan yang bermakna
: antar dua variabel yang diuji.
P > 0,05 Tidak terdapat hubungan antar dua
variabel yang diuji.
Dahlan, M. 2011. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Lapau, Buchari. 2012. Metode Penelitian Kesehatan Metode Ilmiah Penulisan Skripsi,
Tesis, dan Disertasi. Jakarta: IKAPI.
Nuridayanti. E. F.T. (2016). Uji Toksisitas Akut Ekstrak RAMbut Jagung ditinjau dari
nilai LD50 dan Pengaruhnya terhadap Fungsi Hati dan Ginjal pada Mencit. Skripsi.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Setiadi, 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Cetakan Pertama. Graha Ilmu:
Yogyakarta.
Setiadi. (2013). Konsep dan praktek penulisan riset keperawatan (Ed.2) Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Wawan dan Dewi, 2010, Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia, Yogyakarta : Nuha Medika