Anda di halaman 1dari 93

PROPOSAL

HUBUNGAN STUNTING PADA ANAK USIA 12-18 BULAN DENGAN


STATUS MENTAL IBU( STRESS ) SAAT HAMIL DI PUSKESMAS
KLATAK BANYUWANGI
2020

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan ( S.Kep )


Program Study Ilmu Keperawatan STIKES Banyuwangi

Oleh :
Nama : Indriana Nofita Milyunanti
NIM : 2016.02.017

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
BANYUWANGI
2020

i
PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS

Proposal skripsi ini adalah hasil karya tulis ilmiah saya sendiri, dan saya tidak

melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan proposal skripi saya yang berjudul :

“ HUBUNGAN STUNTING PADA ANAK USIA 12-18 BULAN DENGAN


STATUS MENTAL IBU (STRESS ) SAAT HAMIL DI PUSKESMAS KLATAK
BANYUWANGI

2020”

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya

akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

ii
iii

Banyuwangi, Desember 2020

Yang membuat pernyataan

INDRIANA NOFITA MILYUNANTI

2016.02.017
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Skripsi Dengan Judul :

Hubungan Stunting Pada Anak Usia 12-18 Bulan dengan Status Mental Ibu (stress)
Saat Hamil di Puskesmas klatak Banyuwangi

2020

INDRIANA NOFITA MILYUNANTI

2016.02.017

Proposal skripsi telah disetujui


Pada Tanggal,

Oleh:
Pembimbing 1

Ns. UKHTUL IZZAH, M.Kep


NIK. 06.058.0510

iv
v

Pembimbing II

Ns .BADRUL MUNIF, M.Kep.


NIK. 06.058.0501

Mengetahui
Ketua Program Study S1 Keperawatan
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan dibawah ini:

NAMA : INDRIANA NOFITA MILYUNANTI

NIM : 2016.02.017

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa hasil penelitian saya dengan judul :

“Hubungan Stunting Pada Anak Usia 12-18 Bulan dengan Status Mental Ibu (stress)
Saat Hamil di Puskesmas klatak Banyuwangi
2020”
Bersedia dimuat dalam majalah atau jurnal ilmiah atas nama pembimbing dengan

tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Banyuwangi, ...............................

Yang membuat pernyataan,

INDRIANA NOFITA MILYUNANTI

2016.02.017

vii
Bissmillahirrohmannirrohim
Segala Puji dan Syukur kepada Allah SWT yang Maha Besar
Dan Rosulku Muhammad SAW Tauladanku yang terbaik

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

Ayah dan ibuku tercinta, laki-laki dan perempuan terhebat didunia. Insyaallah
nanti engkau akan melihatku memakai toga dengan bangga, namun itu semua
belum bisa untuk membalas semua jasa dan kasih sayang yang telah engkau
berikan kepadaku. Semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan dan umur
yang panjang serta kebahagiaan kepada ayah dan ibuku tercinta, semoga
selalu dalam lindungannya.

Sahabat-sahabatku, mega puspita dan seluruh anak-anak kelas 4A terimakasih


atas semangatnya. Semoga lelah kita menjadi lillah dan wisuda bersama-sama.

Tim sukses penyeleseaian skripsi Adul wahid, semoga apa yang kita kerjakan
saat ini menjadi barokah.

-Allhamdullilahjazakumullohukhoiro-

viii
MOTTO HIDUP

“Mulailah dari tempat mu berada, dari dirimu sendiri, Gunakan yang kamu
punya lakukan yang kamu bisa sukses ada ditangan mu sendiri”

ix
UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
hidayahnya saya dapat menyelesaikan proposal dengan judul “Hubungan
Stunting Pada Anak Usia 12-18 Bulan dengan Status Mental Ibu (stess)
Saat Hamil di Puskesmas klatak Banyuwangi
2020” dapat terselesaikan proposal ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep). Pada program studi S1
Keperawatan STIKes Banyuwangi.
Bersama ini perkenankan peneliti mengucapakan terimakasih yang
sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. DR. H. Soekardjo, selaku Ketua STIKes Banyuwangi yang telah memberi
kesempatan dan fasilitas kepada peneliti untuk mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan Program Studi S1 Keperawatan di STIKes Banyuwangi.
2. Ns. Anita Dwi Ariyani, S.Kep., M.Kep., selaku Ketua Program Studi S1
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan dan dorongan kepada
peneliti untuk menyelesaikan Program Studi S1 Keperawatan.
3. Ns. Ukhtul izzah, S.Kep., M.Kep., selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbimngan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan
proposal ini.
4. Badrul Munif, S.Kep., M.Kep., selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbimngan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan proposal ini.
5. Drg.zelfis, selaku kepala UPTD puskesmas klatak yang telah bersedia
memberikan ijin pengambilan data sekaligus tempat penelitian.
6. Kepada Orang tua saya ayah saya alm. Suwakit Rahmad dan ibu saya
Misnati yang tiada hentinya memberikan dukungan baik dari segi moril
maupun materil, beserta do’a yang tak pernah lepas dalam mengiringi setiap
langkah perjuangan penulis.

x
xi

7. Sahabat saya mega puspita sari dan keluarga besar 4A yang telah memberikan
warna dan cerita suka dan duka dalam sejarah perjalanan hidup peneliti
selama ini
8. Kepada Abdul Wahid tunangan saya yang telah membantu dan memberikan
semangat serta masukan dalam perjuangan peneliti.

Semoga Allah SWT, senantiasa membalas budi baik yang telah memberi
kesempatan, dukungan, dan bantuan dalam menyelesaikan proposal skripsi ini,
peneliti menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
peneliti menerima segala kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan proposal
kedepannya. Sehingga proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi
profesi keperawatan.

Banyuwangi, Desember 2020

INDRIANA NOFITA MILYUNANTI


2016.02.017

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS .......................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKAS .......................................... v

LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................ vi

MOTTO .......................................................................................................... vii

UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

xiii
xiv

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

1.3.1 Tujuan Umum.................................................................... 4

1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 4

1.4.1 Bagi Profesi Keperawatan ................................................. 4

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan .................................................. 5

1.4.3 Bagi Masyarakat ............................................................... 5

1.4.4 Bagi Peneliti ...................................................................... 5

1.4.5 Bagi Responden ................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 6

2.1 Konsep Dasar Stunting ............................................................... 6

2.1.1 Definisi Stunting ............................................................... 6

2.1.2 Indikator Stunting .............................................................. 6


xv

2.1.3 Faktor Resiko Stunting ...................................................... 7


2.1.4 Dampak Stunting ............................................................... 9
2.2 Konsep Status Mental Pada Ibu Hamil ....................................... 10
2.2.1 Pengertian Status Mental pada Ibu Hamil ......................... 10
2.2.2 Bentuk Perubahan Psikologis Ibu Hamil .......................... 11
2.2.3 Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil ...................................... 16
2.2.4 Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Kehamilan .......... 19
2.2.5 Bentuk-bentuk Gangguan Psikologis pada Masa
Kehamilan..........................................................................
21
2.2.6 Gangguan Psikologis pada Masa Kehamilan dan
Stunting..............................................................................
25
2.2.7 Alat Ukur Status Mental Ibu Saat Hamil .......................... 25
2.7 Tabel Sitasi ................................................................................. 27
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ........ 32
3.1 Kerangka Konsep ....................................................................... 32
3.2 Hipotesis Penelitian .................................................................... 33
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................ 34
4.1 Rencana Penelitian ..................................................................... 34
4.2 Kerangka Kerja ........................................................................... 35
4.3 Sampling Desain ......................................................................... 36
4.3.1 Populasi ............................................................................. 36
4.3.2 Teknik Sampling ............................................................... 36
4.3.3 Sample ............................................................................... 36
4.4 Identifikasi Variabel ................................................................... 39
4.4.1 Variabel Independen ......................................................... 39
4.4.2 Variabel Dependen ............................................................ 39
4.5 Definisi Operasional ................................................................... 40
4.6 Pengumpulan dan Analisa Data .................................................. 41
4.6.1 Proses Pengumpulan Data ................................................. 41
4.6.2 Instrumen Pengumpulan Data ........................................... 42

xvi
xvii

4.6.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................ 43


4.6.4 Analisa Data ...................................................................... 43
4.7 Uji Statistik ................................................................................. 45
4.8 Masalah Etika (Ethical Clearance)............................................. 46
4.8.1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ......................... 46
4.8.2 Tanpa Nama (Anonimity) ................................................. 46
4.8.3 Kerahasiaan (Considentiality) ........................................... 47
4.9 Keterbatasan Penelitian .............................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 48
LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................. 52

xviii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pengelompokkan Berdasarkan Z-Score Indeks Status Gizi..................7

Tabel 2.2 Tabel Sitasi Hubungan stunting pada anak usia 12-23 bulan
dengan status mental ibu saat hamil (ansietas)....................................27

Tabel 4.5 Definisi Operasional Penelitian Hubungan Stunting Pada Anak


Usia 12-23 Bulan dengan Status Mental Ibu Saat Hamil di
Puskesmas klatak Banyuwangi 2020....................................................40

xix
DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Stunting Pada Anak Usia 12-18
Bulan dengan Status Mental Ibu (stress) Saat Hamil di
Puskesmas klatak Banyuwangi 2020 ...............................................32

Bagan 4.1 Kerangka kerja Hubungan Stunting Pada Anak Usia 12-18
Bulan dengan Status Mental Ibu (stress) Saat Hamil di
Puskesmas klatak Banyuwangi 2020................................................35

xx
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Matriks Pembuatan Skripsi……………………………………... 52


Lampiran 2 Surat Pengajuan Judul Skripsi…………………………………... 53
Lampiran 3 Surat Permohonan Data Awal Dinas Kesehatan………………... 54
Lampiran 4 Surat Balasan Dari Dinas Kesehatan……………………………. 55
Lampiran 5 Permohonan Surat Pengantar Ke Pukesmas Klatak…………….. 56
Lampiran 6 Surat Balasan Pengantar Ke Puskesmas Klatak………………… 57
Lampiran 7 Surat Persetujuan Data Awal Puskesmas Klatak……………….. 58
Lampiran 8 Surat Balasan Data Awal Puskesmas Klatak…………………… 59
Lampiran 9 Surat Permohonan Menjadi Responden (Informed Consent) ...... 60
Lampiran 10 Surat Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent) …… 61
Lampiran 11 Kuesioner Penelitian Dass 42…………………………………… 62
Lampiran 12 Lembar observasi ………………………………………………...64
Lampiran 13 Lembar Konsultasi...……………………………………………...65
Lampiran 14 Lembar Konsultasi dosen penguji………………………………..70

xxi
DAFTAR SINGKATAN

DINKES = Dinas Kesehatan

KEMENKES RI = Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

KPSP = Kuesioner Pra Skrining Perkembangan

WHO = World Health Organization

MCA = Millenium Challenge Account


TB = Tinggi Badan
U = Umur
SD = Standart Deviasi
DASS = Depression Anxiety Scale Stress
JSS = Job Stress Survey
SK = Surat Keputusan

xxii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stunting menggambarkan status gizi kurang yang bersifat kronik pada

masa pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan, dimana keadaan

ini dipresentasikan dengan nilai z-score tinggi badan menurut umur (TB/U)

kurang dari -2 standar deviasi (SD) berdasarkan standar pertumbuhan (WHO,

2010). Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh

asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan

yang tidak sesuai kebutuhan gizi mulai janin masih dalam kandungan dan

baru nampak saat anak berusia dua tahun. (MCA Indonesia, 2014).

World Health Organization (WHO), mengatakan Kejadian balita pendek

atau biasa disebut dengan stunting merupakan salah satu masalah gizi yang

dialami oleh balita di dunia saat ini, pada tahun 2017 22,2% atau sekitar

150,8 juta balita di dunia mengalami stunting, namun angka ini sudah

mengalami penurunan jika dibandingkan dengan angka stunting pada tahun

2000 yaitu 32,6% dan sebaran kejadian stunting pada tahun 2017 diketahui

bahwa lebih dari setengah balita stunting di dunia berasal dari Asia 55%

sedangkan lebih dari sepertiganya 39% tinggal di Afrika (WHO, 2017).

Jumlah balita stunting di Provinsi Jatim cukup tinggi terutama pada

kabupaten-kabupaten, dimana angkanya masih berada di 26,2% dari total

jumlah penduduk. Kepala Bidang Kesehatan provinsi Jawa Timur

menjelaskan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi besar, dengan penduduk

mencapai 40 juta jiwa, dan banyak kabupaten tidak terbebas dari stunting

1
2

(Dinas Kesehatan Provinsi jawa Timur 2020). Profil kesehatan kabupaten

banyuwangi tahun 2018 ditemukan kasus stunting sebanyak 9338 kasus.

Dengan data terbanyak terdapat pada wilayah kerja puskesmas songgon dan

terbesar ke 2 pada puskesmas klatak (dinas kesehatan Banyuwangi).

berdasarkan study pendahuluan yang saya lakukan di puskesmas Klatak pada

tangal 15 januari 2020 didapatkan data kasus sebesar 829 balita stunting pada

tahun 2018 dan pada tahun 2019 ditemukan sebesar 627 balita stunting.

Meskipun sudah terjadi penurunan akan tetapi angka balita dengan stunting

masih terhitng tinggi.

Ministry of Health Srilanka (2013) mengatakan bahwa stunting dapat

disebabkan oleh psikososial (stress, ansietas dan depresi) yang dialami oleh

ibu hamil. Kehamilan merupakan suatu peristiwa istimewa yang indah

apabila dijalani dengan respon perasaan yang positif dan sebaliknya akan

menjadi suatu masalah psikologis apabila dijalani dengan emosi yang negatif.

Peran status mental wanita saat kehamilan sangatlah penting untuk

menghindari masalah psikologis yang mungkin terjadi selama kehamilan

khususnya stress. Sress pada ibu hamil merupakan istilah dari kecemasan,

khawatir, gelisah, tidak tentram yang disertai dengan gejala fisik. Pieter &

Namora, (2010) stress adalah respons emosional terhadap penilaian individu

yang subjektif, faktor penyebab terjadinya ansietas biasanya berhubungan

dengan kondisi kesejahteraan dirinya dan bayi yang akan dilahirkan,

pengalaman keguguran kembali, rasa aman dan nyaman selama kehamilan,

penemuan jati dirinya dan persiapan menjadi orang tua, sikap memberi dan

menerima kehamilan, keuangan keluarga, support keluarga dan tenaga medis.


3

Status mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu,

yang di dalamnya terdapat kemampuan- kemampuan untuk mengelola cemas,

sehingga dapat bekerja secara produktif, menghasilkan dan mampu ikut serta

berpartisipasi di masyarakat sekitar (WHO, 2016).

Kehamilan adalah kondisi yang menimbulkan perubahan fisik maupun

psikososial pada seorang wanita hamil di setiap trimesternya. Ibu hamil di

trimester pertama akan mengalami mual yang membuatnya merasa tidak

sehat dan tidak nyaman, bahkan beberapa ibu hamil bisa jadi menolak

kehamilannya tersebut. Trimester kedua ibu hamil mulai merasa nyaman

dengan kehamilannya, namun di trimester ketiga saat janin sudah memasuki

rongga panggul, ibu hamil bias jadi merasa cemas dan khawatir dikarenakan

ketakutan akan kehilangan perhatian spesial yang di dapatkan semasa

kehamilan (Handayani, Netty, Farida, Rachmadi, Haslinda, Eritawidhayani,

Darmantilah, 2007).

Stress kehamilan menjadi salah satu faktor tingginya angka stunting

(Lisbet, 2013). Lubis ( 2009) menjelaskan bahwa status mental pada ibu

hamil dapat mengakibatkan kecenderungan gangguan pola makan seperti

tidak nafsu makan, sehingga menjadi lebih kurus dan asupan makanan ke

janin tidak maksimal sehingga ketika bayi dilahirkan terjadi gagal tumbuh,

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengambil

penelitian mengenai Analisis Hubungan stunting pada anak usia 12-23 bulan

dengan status mental ibu saat hamil di puskesmas Klatak Banyuwangi tahun

2020.
4

Berikan Tablet Tambah Darah pada ibu hamil dan remaja puteri , Edukasi gizi

keluarga melalui pemberdayaan kearifan local, Nutrisi ibu hamil dan balita kurus,

Akses air bersih sanitasi lingkungan yang tersedia dan memenuhi syarat

kesehatan, Hidup sehat dimulai dari diri sendiri, Intervensi gizi pada ibu hamil

KEK, Gerakan masyarakat hidup sehat pada setiap siklus kehidupan, Intervensi

makanan pada balita gizi kurang dan gizi buruk, Zink diberikan pada balita,

Ingat fokus perhatian 1000 hari pertama kehidupan melalui pendekatan keluarga

Pieter & Namora, (2010)

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Adakah hubungan stunting

pada anak usia 12-18 bulan dengan status mental (stress) ibu saat hamil di

puskesmas Klatak Banyuwangi tahun 2020

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

stunting pada anak usia 12-18 bulan dengan status mental (stress) ibu

saat hamil di puskesmas Klatak Banyuwangi tahun 2020

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi riwayat status mental (stress) ibu saat hamil yang

memiliki anak dengan stunting di puskesmas Klatak Banyuwangi

tahun 2020

2. Mengidentifikasi stunting pada anak usia 12-18 di puskesmas

Klatak Banyuwangi tahun 2020


5

3. Menganalisis Hubungan stunting pada anak usia 12-18 bulan

dengan status mental (stress) ibu saat hamil di puskesmas Klatak

Banyuwangi tahun 2020

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Bagi Profesi keperawatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan informasi bagi

perkembangan ilmu kesehatan terutama tentang stunting.

1.4.2 Bagi Institusi pendidikan

Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai tambahan informasi dan

pengetahuan tentang hubungan stunting dengan status mental ibu saat

hamil ketika mahasiswa peraktek keperawatan di masyarakat.

1.4.3 Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang

pentingnya menjaga mental ibu saat hamil dengan baik sehingga titak

berpengaruh kepada anak yang akan mempengaruhi tumbuh kembang

anak.

1.4.4 Bagi peneliti

Hasil penelitian ini datapt menambah wawasan tentang status mental

pada ibu hamil dan pengaruhnya terhadap kejadian stunting.

1.4.5 Bagi Responden

Sebagai informasi tentang dampak dari pengaruh mental ibu hamil

yang negatif sehingga dapat meminimalisir terjadinya kejadian

stunting dan dapat memperbaiki status gizi pada anak yang telah

terjadi stunting
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Stunting

2.1.1 Definisi Stunting

Stunting menggambarkan status gizi kurang yang bersifat kronik

pada masa pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan,

Keadaan ini dipresentasikan dengan nilai z-score tinggi badan

menurut umur (TB/U) kurang dari -2 standar deviasi (SD) berdasarkan

standar pertumbuhan menurut WHO (WHO, 2010).

Stunting merupakan bentuk kegagalan pertumbuhan (growth

faltering) akibat akumulasi ketidakcukupan nutrisi yang berlangsung

lama mulai dari kehamilan sampai usia 24 bulan (Hoffman et al, 2000;

Bloem et al, 2013).

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh

asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian

makanan yang tidak sesuai kebutuhan gizi, Stunting terjadi mulai janin

masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua

tahun, Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka kematian

bayi dan anak, menyebabkan penderitanya mudah sakit dan memiliki

postur tubuh tidak maksimal saat dewasa (MCA Indonesia, 2014).

2.1.2 Indikator Stunting

WHO, (2005) Menilai status gizi stunting pada anak dapat

menggunakan tinggi badan dan umur yang dikonversikan ke dalam Z-

6
7

Score. Berdasarkan nilai Z-Score masing-masing indikator tersebut

ditentukan status gizi balita sebagai berikut :

Tabel 1.1 Pengelompokkan Berdasarkan Z-Score Indeks Status Gizi


Indeks Status Gizi Z-Score
Sangat Pendek < -3,0
TB/U
Pendek >=-3,0 s/d <-2,0
Normal >=-2,0
Keterangan :

Perhitungan dari z score menurut SK antropometri 2010 berdasarkan

SK MENKES 1995 menurut tinggi badan dan umur yaitu :

- Jika dari perhitungan z score diatas -3 sd maka anak dikatakan

sangat pendek

- Jika dari perhitungan z score kurang dari sama dengan -3 sampai

dengan lebih dari -2 maka anak dikatakan pendek

- Jika dari perhitungan z score lebih dari sama dengan -2 sampai

dengan 2 maka anak dikatakan normal

Sumber : WHO (2005)

2.1.3 Faktor Risiko Stunting

Stunting pada balita merupakan konsekuensi dari beberapa faktor

yang sering dikaitkan dengan kemiskinan termasuk gizi, kesehatan,

sanitasi dan lingkungan (KemenKes RI, 2013).

Faktor utama lain penyebab terjadinya stunting yaitu :

1. Ministry of Health Srilanka (2013) menambahkan bahwa stunting

dapat disebabkan oleh psikososial (stress, ansietas dan depresi). Ibu

hamil di trimester pertama akan mengalami mual yang

membuatnya merasa tidak sehat dan tidak nyaman, bahkan

beberapa ibu hamil bias jadi menolak kehamilannya tersebut


8

(Handayani, Netty, Farida, Rachmadi, Haslinda, Eritawidhayani

Darmantilah, 2007).

2. Asupan makanan Manusia membutuhkan makanan untuk

kelangsungan hidupnya. Makanan merupakan sumber energi untuk

menunjang semua kegiatan atau aktivitas manusia. Seseorang tidak

dapat menghasilkan energi yang melebihi dari apa yang diperoleh

dari makanan kecuali jika meminjam atau menggunakan cadangan

energi dalam tubuh. Namun kebiasaan meminjam ini akan dapat

mengakibatkan keadaan yang gawat, yaitu kekurangan gizi

khususnya energi (Suhardjo, 2003)

3. Penyakit Infeksi, rendahnya sanitasi dan kebersihan lingkungan

pun memicu gangguan saluran pencernaan, yang membuat energi

untuk pertumbuhan teralihkan kepada perlawanan tubuh

menghadapi infeksi (Schmidt dan Charles, 2014). Sebuah riset lain

menemukan bahwa semakin sering seorang anak menderita diare,

maka semakin besar pula ancaman stunting untuknya (Cairncross

dan Sandy, 2013). Selain itu, saat anak sakit, lazimnya selera

makan mereka pun berkurang, sehingga asupan gizi makin rendah.

Maka, pertumbuhan sel otak yang seharusnya sangat pesat dalam

dua tahun pertama seorang anak menjadi terhambat. Dampaknya,

anak tersebut terancam menderita stunting, yang mengakibatkan

pertumbuhan mental dan fisiknya terganggu, sehingga potensinya

tak dapat berkembang dengan maksimal (MCA Indonesia, 2015)


9

4. Pelayanan Kesehatan dan Kesehatan Lingkungan Keadaan sanitasi

lingkungan yang kurang baik memungkinkan terjadinya berbagai

jenis penyakit antara lain diare, kecacingan, dan infeksi saluran

pencernaan. Apabila anak menderita infeksi saluran pencernaan,

penyerapan zat gizi akan terganggu yang menyebabkan terjadinya

kekurangan zat gizi. Seseorang yang kekurangan zat gizi akan

mudah terserang penyakit dan mengalami gangguan pertumbuhan

(Supariasa, et.al., 2013).

2.1.4 Dampak Stunting

Bagi perkembangan, Stunting adalah masalah gizi utama yang

akan berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi dalam

masyarakat, Selain itu stunting dapat berpengaruh pada anak balita

jangka panjang yaitu mengganggu kesehatan, pendidikan serta

produktifitasnya di kemudian hari, Anak balita stunting cenderung

akan sulit mencapai potensi pertumbuhan dan perkembangan yang

optimal baik secara fisik maupun psikomotorik (Dewey KG dan

Begum K, 2011). Gangguan perkembangan adalah kondisi anak tidak

mampu mencapai tugas perkembangan pada waktu diperkirakan.

Gangguan dapat terjadi pada banyak area perkembangan, misalnya

pada motorik, bahasa, sosial, atau berpikir. Grantham Mc Gregor

menyimpulkan bahwa perkembangan motorik dan kognitif

berhubungan erat dengan status gizi yang dinilai berdasarkan tinggi

badan/umur (Husaini, et.al., 2002). Stunting menyebabkan

terhambatnya perkembangan motorik kasar maupun halus, karena


10

pada anak stunting terjadi keterlambatan kematangan sel-sel saraf

terutama di bagian cerebellum yang merupakan pusat koordinasi gerak

motorik (Mc Gregor dan Henningham, 2005). Stunting yang terjadi

pada masa anak merupakan faktor risiko meningkatnya angka

kematian, kemampuan kognitif, perkembangan motorik yang rendah

dan fungsi-fungsi tubuh yang tidak seimbang (Allen dan Gillespie,

2001).

2.2 Konsep Status mental pada ibu hamil

2.2.1 Pengertian Status mental pada ibu hamil

Psikologis ibu hamil diartikan sebagai periode krisis, saat

terjadinya gangguan dan perubahan identitas peran, Definisi krisis

merupakan ketidakseimbangan psikologi yang disebabkan oleh situasi

atau tahap perkembangan, Awal perubahan psikologi ibu hamil yaitu

periode syok, menyangkal, bingung, dan sikap menolak, Persepsi

wanita bermacam-macam ketika mengetahui dia hamil, seperti

kehamilan suatu penyakit, kejelekan atau sebaliknya yang memandang

kehamilan sebagai masa kreatifitas dan pengabdian kepada keluarga.

Faktor penyebab terjadinya perubahan psikologi wanita hamil ialah

meningkatnya produksi hormone progesteron. Hormon progesteron

memengaruhi kondisi psikisnya, akan tetapi tidak selamanya pengaruh

hormon progesteron menjadi dasar perubahan psikis, melainkan

kerentanan daya psikis seorang atau lebih dikenal dengan kepribadian

(Pieter & Namora, 2010).


11

2.2.2 Bentuk Perubahan Psikologis Ibu Hamil

Pieter & Namora, (2010) mengatakan bahwa terdapat beberapa

macam perubahan psikologi ibu pada masa kehamilan, antara lain;

1. Perubahan Emosional

Perubahan emosional trimester I (Penyesuaian) ialah penurunan

kemauan seksual karena letih dan mual, perubahan suasana hati

seperti depresi atau khawatir, ibu mulai berpikir mengenai bayi dan

kesejahteraannya dan kekhawatiran pada bentuk penampilan diri

yang kurang menarik, dan menurunnya aktifitas seksual. Perubahan

emosional trimester II (Kesehatan yang baik) terjadi pada bulan

kelima kehamilan terasa nyata karena bayi sudah mulai bergerak

sehingga ibu mulai memperhatikan bayi dan memikirkan apakah

bayinya akan dilahirkan sehat. Rasa cemas pada ibu hamil akan

terus meningkat seiring bertambah usia kehamilannya. Perubahan

emosional trimester III (Penantian dengan penuh kewaspadaan)

terutama pada bulan-bulan terakhir kehamilan biasanya gembira

bercampur takut karena kehamilannya telah mendekati persalinan.

Kekhawatiran ibu hamil biasanya seperti apa yang akan terjadi pasa

saat melahirkan, apakah bayi lahir sehat, dan tugas-tugas apa yang

dilakukan setelah kelahiran. Pemikiran dan perasaan seperti ini

sangat sering terjadi pada ibu hamil. Sebaiknya kecemasan seperti

ini dikemukakan istri kepada suaminya.


12

2. Perubahan aktifitas

Ibu hamil cenderung malas penyebab ibu hamil cenderung malas

karena pengaruh perubahan hormon dari kehamilannya. Perubahan

hormonal akan mempengaruhi gerakan tubuh ibu, seperti

gerakannya yang semakin lamban dan cepat merasa letih. Keadaan

tersebut yang membuat ibu hamil cenderung menjadi malas.

3. Sensitif

Penyebab wanita hamil menjadi lebih sensitif ialah karena faktor

hormon. Reaksi wanita menjadi peka, mudah tersinggung, dan

mudah marah. Apapun perilaku ibu hamil dianggap kurang

menyenangkan. Oleh karena itu, keadaan seperti ini sudah

sepantasnya harus dimengerti suami dan jangan membalas

kemarahan karena akan menambah perasaan tertekan. Perasaan

tertekan akan berdampak buruk dalam perkembangan fisik dan

psikis bayi.

4. Mudah cemburu

Penyebab mudah cemburu akibat perubahan hormonal dan

perasaan tidak percaya atas perubahan penampilan fisiknya. Ibu

mulai meragukan kepercayaan terhadap suaminya, seperti

ketakutan ditinggal suami atau suami pergi dengan wanita lain.

Oleh sabab itu, suami harus memahami kondisi istri dengan

melakukan komunikasi yang lebih terbuka dengan istri.

5. Meminta Perhatian Lebih Perilaku ibu ingin meminta perhatian

lebih sering menganggu. Biasanya wanita hamil tiba-tiba menjadi


13

manja dan ingin selalu diperhatikan. Perhatian yang diberikan

suami walaupun sedikit dapat memicu tumbuhnya rasa aman dan

pertumbuhan janin lebih baik.

6. Perasaan Aambivalen

Perasaan ambivalen sering muncul saat masa kehamilan trimester

pertama. Perasaan ambivalen wanita hamil berhubungan dengan

kecemasan terhadap perubahan selama masa kehamilan, rasa

tanggung jawab, takut atas kemampuannya menjadi orang tua,

sikap penerimaan keluarga, masyarakat, dan masalah keuangan.

Perasaan ambivalen akan berakhir seiring dengan adanya sikap

penerimaan terhadap kehamilan.

7. Perasaan ketidaknyamanan

Perasaan ketidaknyamanan sering terjadi pada trimester pertama

seperti nausea, kelelahan, perubahan nafsu makan dan kepekaan

emosional, semuanya dapat mencerminkan konflik dan depresi.

8. Depresi

Depresi merupakan kemurungan atau perasaan tidak semangat yang

ditandai dengan perasaan yang tidak menyenangkan, menurunnya

kegiatan, dan pesimis menghadapi masa depan. Penyebab

timbulnya depresi ibu hamil ialah akibat perubahan hormonal yang

berhubungan dengan otak, hubungan dengan suami atau anggota

keluarga, kegagalan, dan komplikasi hamil.


14

9. Stres

Pemikiran yang negatif dan perasaan takut selalu menjadi akar

penyebab reaksi stres. Ibu mengalami stres selama hamil

mempengaruhi perkembangan fisiologis dan psikologis bayi.

Sebaliknya, ibu hamil yang selalu berfikir positif membantu

pembentukan janin, penyembuhan interna, dan memberikan nutrisi

kesehatan pada bayi. Stres berlebihan yang tidak berkesudahan

dapat menyebabkan kelahiran prematur, berat badan dibawah rata-

rata, hiperaktif, dan mudah marah.

10. Ansietas (Kecemasan)

Ansietas merupakan istilah dari kecemasan, khawatir, gelisah, tidak

tentram yang disertai dengan gejala fisik. Ansietas adalah respons

emosional terhadap penilaian individu yang subjektif. Faktor

penyebab terjadinya ansietas biasanya berhubungan dengan

kondisi: kesejahteraan dirinya dan bayi yang akan dilahirkan,

pengalaman keguguran kembali, rasa aman dan nyaman selama

kehamilan, penemuan jati dirinya dan persiapan menjadi orang tua,

sikap memberi dan menerima kehamilan, keuangan keluarga,

support keluarga dan tenaga medis. Selain itu, gejala cemas ibu

hamil dilihat dari mudah tersinggung, sulit bergaul dan

berkomunikasi, stres, sulit tidur, palpitasi atau denyut jantung yang

kencang, sering buang air kecil, sakit perut, tangan berkeringat dan

gemetar, kaki dan tangan kesemutan, kejang otot, sering pusing,

dan pingsan.
15

11. Insomnia

Sulit tidur merupakan gangguan tidur yang diakibatkan gelisah atau

perasaan tidak senang, kurang tidur, atau sama sekali tidak bisa

tidur. Sulit tidur sering terjadi pada ibu-ibu hamil pertama kali atau

kekhawatiran menjelang kelahiran. Gejala-gejala insomnia dari ibu

hamil dapat dilihat dari sulit tidur, tidak bisa memejamkan mata,

dan selalu terbangun dini hari. Penyebab insomnia yaitu stres,

perubahan pola hidup, penyakit, kecemasan, depresi, dan

lingkungan rumah yang ramai. Dampak buruk dari insomnia yaitu

perasaan mudah lelah, tidak bergairah, mudah emosi, stres.

Varney, ( 2006) menyebutkan perubahan psikologis di golongkan

beberapa trimester, antara lain:

1. Trimester pertama. Trimester pertama sering dianggap sebagai

periode penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan wanita adalah

terhadap kenyataan bahwa ia sedang hamil. Sebagian besar wanita

merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil.

Sekitar 80% wanita mengalami kekecewaan, penolakan,

kecemasan, depresi, dan kesedihan. Perasaan ambivalen ini

biasanya berakhir dengan sendirinya seiring dengan penerimaan

kehamilnnya.

2. Trimester kedua. Trimester kedua sering dikenal sebagai periode

kesehatan yang baik, dimana wanita merasa nyaman dan bebas dari

segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil. Trimester

kedua dibagi menjadi dua fase yaitu pra-quickening dan pasca-


16

queckening yag menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang

terpisah, yang menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan

tugas psikologisnya yaitu dengan mengembangkan identitasnya

sebagai ibu pada dirinya sendiri.

3. Trimster ketiga. Trimester ketiga sering disebut periode penantian

dengan penuh kewaspadaan. Rasa takut mulai muncul pada

trimester ketiga. Wanita hamil mulai merasa cemas dengan

kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri seperti, apakah bayinya

akan lahir abnormal, terkait persalinan dan kelahiran (nyeri,

kehilangan kendali, dan hal-hal lain yang tidak diketahui), apakah

ia akan menyadari bahwa akan bersalin atau bayinya tidak mampu

keluar, atau organ vitalnya akan mengalami cedera.

2.2.3 Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil

Megasari et al, (2015) mengatakan bahwa kebutuhan

psikologis pada ibu hamil antara lain:

1. Support keluarga

Memberikan dukungan berbentuk perhatian, pengertian, kasih

sayang pada wanita dari ibu, terutama dari suami, anak jika sudah

mempunyai anak dan keluarga-keluarga dan kerabat. Hal ini untuk

membantu ketenangan jiwa ibu hamil.

2. Support Tenaga Kesehatan

Memberikan pendidikan, pengetahuan dari awal kehamilan sampai

akhir kehamilan yang berbentuk konseling, penyuluhan, dan

pelayanan-pelayanan kesehatan lainnya. Contoh: keluhan mual dan


17

muntah, bidan akan menyarankan sering makan tapi porsi sedikit,

konsumsi biscuit pada malam hari, sesuatu yang manis (permen,

dan jus buah), hindari makanan yang beraroma tajam, yakinkan

bahwa situasi ini akan berakhir saat bulan ke-4.

3. Rasa aman dan nyaman selama kehamilan

Menurut (Romauli, 2011) mengungkapkan bahwa orang yang

paling penting bagi seorang wanita hamil biasanya ialah suami.

Wanita hamil yang diberi perhatian dan kasih sayang oleh

suaminya menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih

sedikit komplikasi persalinan, dan lebih mudah melakukan

penyesuaian selama masa nifas. Ada dua kebutuhan utama yang

ditunjukkan wanita selama hamil antara lain: menerima tanda-tanda

bahwa ia dicintai dan dihargai, merasa yakin akan penerimaan

pasangannya terhadap sang anak yang dikandung ibu sebagai

keluarga baru.

4. Persiapan menjadi orang tua

Romauli, (2011) mengatakan bahwa persiapan orang tua harus

dipersiapkan karena setelah bayi lahir banyak perubahan peran

yang terjadi, mulai dari ibu, ayah, dan keluarga. Bagi pasangan

yang baru pertama mempunyai anak, persiapan dapat dilakukan

dengan banyak berkonsultasi dengan orang yang mampu untuk

membagi pengalamannya dan memberikan nasihat mengenai

persiapan menjadi orang tua. Bagi pasangan yang sudah

mempunyai lebih dari satu anak, dapat belajar dari pengalaman


18

mengasuh anak sebelumnya. Selain persiapan mental, yang tak

kalah pentingnya adalah persiapan ekonomi, karena bertambah

anggota maka bertambah pula kebutuhannya. Pendidikan orang tua

adalah sebagai proses pola untuk membantu orang tua dalam

perubahan dan peran ibu hamil. Pendidikan orang tua bertujuan

untuk mempersiapkan orang tua untuk menemukan tantangan

dalam melahirkan anak dan segera menjadi orang tua. Persiapan

orang tua sebaiknya meliputi kedua calon orang tua yaitu istri dan

suami serta harus mencangkup tentang kehamilan. Pendekatan

yang dilakukan bervariasi dengan memperhatikan aspek fisik dan

psikologis keduanya. Salah satu persiapan orang tua dapat

dilaksanakan dengan kelas pendidikan kelahiran atau kelas

antenatal. Manfaat pendidikan bagi calon orang tua antara lain:

suatu kesempatan belajar perubahan fisik selama hamil, persalinan

dan setelahnya, mengetahui perubahan psikologis, emosional,

intelektual dan perubahan lingkungan yang terjadi dalam masa

kehamilan dan kelahiran bayi, mendapatkan support social dari

orang tua yang mempunyai pengalaman serupa dengan mereka,

suatu cara belajar dengan sesama ibu yang baru mempunyai

seorang anak, membangun kepercayaan ibu dan suami dalam

menghadapi kelahiran dan persalinan.


19

5. Persiapan Sibling

Persiapan sibling dimana wanita telah mempunyai anak pertama

atau kehamilan para gravidum, yaitu persiapan anak untuk

menghadapi kehadiran adiknya:

a. Support anak untuk ibu (wanita hamil) menemani ibu saat

konsultasi dan kunjungan saat perawatan akhir kehamilan

untuk proses persalinan.

b. Apabila tidak dapat beradaptasi dengan baik dapat terjadi

kemunduran perilaku, misalnya mengisap jari, ngompol, nafsu

makan berkurang, rewel.

c. Intervensi yang dapat dilakukan misalnya memberikan

perhatian dan perlindungan tinggi dan ikut dilibatkan dalam

persiapan menghadapi kehamilan dan persalinan. Adaptasi

sibling tergantung dari perkembangan anak bila usia kurang

dari 2 tahun: Belum menyadari kehamilan ibunya, belum

mengerti penjelasan. usia 2-4 tahun: mulai berespon pada fisik

ibu. Usia 4-5 tahun: senang melihat dan meraba pergerakan

janin. Usia sekolah: dapat menerima kenyataan, ingin

mengetahui terjadinya kehamilan dan persalinan.

2.2.4 Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Kehamilan

Romauli, (2011) menyebutkan bahwa terdapat beberapa faktor

psikologis yang mempengaruhi kehamilan yaitu:


20

1. Stressor internal dan eksternal

a. Stressor internal Stresoor internal merupakan faktor pemicu

stres ibu hamil yang berasal dari diri ibu sendiri. Adanya beban

psikologi yang ditanggung oleh ibu dapat menyababkan

gangguan perkembangan bayi dan nantinya akan terlihat ketika

bayi lahir. Anak akan tumbuh menjadi seseorang yang

kepribadian tidak baik, tergantung pada kondisi stres yang

dialami oleh ibunya, seperti anak yang menjadi seorang yang

berkepribadian temperamental, autis atau orang yang terlalu

rendah diri.

b. Stressor eksternal Stressor eksternal adalah stres yang timbul

dari luar yang memberikan pengaruh baik maupun pengaruh

buruk terhadap psikologi ibu hamil. Pemicu stres yang berasal

dari luar misalnya masalah ekonomi, konflik keluarga,

pertengkaran dengan suami, tekanan dari lingkungan.

2. Dukungan Keluarga

Dukungan sosial merupakan ketersediaan sumber daya yang

memberikan kenyamanan fisik dan psikologis yang didapat melalui

pengetahuan bahwa individu dicintai, diperhatikan, dihargai oleh

orang lain dan juga merupakan anggota dalam suatu kelompok

yang berdasarkan kepentingan bersama (Asmuji, 2014).


21

3. Subtance abuse

Subtance abuse merupakan perilaku yang merugikan dan

membahayakan bagi ibu hamil termasuk penyalah gunaan atau

penggunaan obat atau zat-zat yang membahayakan ibu hamil.

4. Partner abuse

Partner abuse merupakan kekerasan yang dilakukan oleh

pasangan. Hasil penelitian bahwa korban kekerasan terhadap

perempuan adalah wanita yang telah bersuami. Setiap bentuk

kekerasan yang dilakukan oleh pasangan harus selalu diwaspadai

oleh tenaga kesehatan jangan sampai kekerasan yang terjadi akan

membahayakan ibu dan bayinya.

2.2.5 Bentuk-bentuk Gangguan Psikologis pada Masa Kehamilan

Menurut (Janiwarti & Herri, 2013) bentuk gangguan psikologis

pada masa kehamilan antara lain:

1. Depresi

Depresi merupakan gangguan mood yang muncul pada ibu atau

wanita yang sedang hamil. Didukung dengan pendapat Dini Kasdu,

dkk (2009) mengatakan bahwa hampir 10% wanita hamil

mengalami depresi berat atau ringan dan depresi sering terjadi

dalam trimester pertama. Ciri-ciri ibu hamil yang mengalami

depresi ialah adanya perasaan sedih atau perubahan kondisi

fisiknya, kesulitan berkosentrasi akibat jam tidur yang terlalu lama

atau sedikit, hilangnya minat dalam melakukan aktivitas yang biasa

digemari ibu, putus asa, cemas, timbul perasaan tidak berharga dan
22

bersalah, merasa sedih, menurunnya nafsu makan. Depresi yang

dialami ibu hamil bisa berdampak pada kelahiran prematur, berat

badan bayi lahir rendah, dan jika gejala depresi pada bayi baru lahir

tidak segera ditangani, anak berkembang menjadi anak yang tidak

bahagia, sulit berjalan, tidak responsif terhadap orang lain,

mengalami masalah perilaku seperti agresif dan mudah stres.

2. Stres

Stres merupakan pemikiran yang negatif dan perasaan takut dan hal

tersebut akar penyebab terjadinya reaksi stres. Stres selama hamil

mempengaruhi perkembangan fisiologis dan psikologis bayi yang

dikandungnya. Sebaliknya, jika ibu hamil yang selalu berpikiran

sehat dan positif akan membantu pembentukan janin, penyembuhan

internal dan memberikan nutrisi psikis yang sehat pada bayi.

Dampak buruk stres ketika hamil seperti pendapat Thomas Verny,

bahwa semua yang dipikirkan ibu akan tersalurkan melalui hormon

syaraf ke bayinya. Verny menambahkan bahwa stres ekstrem dan

tak berkesudahan menyebabkan kelahiran prematur, berat badan di

bawah rata-rata, hiperaktif dan mudah marah.

3. Insomnia

Insomnia merupakan gangguan tidur yang diakibatkan gelisah atau

perasaan tidak tenang, kurang tidur atau sama sekali tidak bisa

tidur. Gangguan tidur selalu menyerang ibu hamil tanpa alasan

yang jelas. Gangguan tidur lebih banyak berkaitan dengan masalah

psikis, seperti rasa kekhawatiran. Gejala insomnia ibu hamil dilihat


23

dari sulit tidur, tidak bisa memejamkan mata dan selalu terbangun

pada dini hari. Dampak buruk dari insomnia bagi kesehatan antara

lain: dapat menghambat fungsi hormonal dan depresi, cenderung

melakukan kesalahan dalam beraktivitas menjadi tidak sabar saat

menunggu dan merasa kecewa, mengalami gangguan pembelajaran

verbal, gangguan memori, gangguan artikulasi bicara, mengalami

ketidakteraturan dalam selektif aktivitas, terganggunya dalam

pengambilan keputusan, kondisi emosi gampang meledak, stres dan

denyut jantung, gangguan pada ketrampilan motorik. Faktor

penyebab insomnia adalah stress, perubahan pola hidup, penyakit,

kecemasan, depresi, lingkungan rumah yang ramai.

4. Perasaan tidak berarti

Perasaan tidak berarti pada ibu hamil memiliki ciri-ciri sebagai

berikut: sikap sinisme, adanya keinginan untuk mengakhiri hidup,

mempertanyakan akan penderitaannya, perasaan tidak berguna,

gangguan aktivitas seksual dan adanya keinginan untuk terus

merusak diri sendiri. Faktor penyebab terjadinya perasaan tidak

berarti yaitu rasa kesepian, perasaan tidak berdaya, meragukan

kredibilitasnya, keraguan atas keimanannya kepada tuhan sehingga

merasa takut bahwa tuhan tidak mendengarkan doanya selama

masa hamil, sulit menerima bantuan, perasaan ditolak dari

kelompoknya.
24

5. Perasaan Malu (Bersalah)

Faktor penyebab terjadinya perasaan malu atau bersalah pada ibu

hamil ialah dikarenakan adanya keinginan ibu hamil untuk

menghapus peristiwa yang pernah terjadi dan berusaha mengulang

kembali masa lampaunya. Ciri-ciri ibu hamil yang mengalami

perasaan malu atau bersalah ialah: Sulit mengampuni diri sendiri,

memandang bahwa perubahan fisik dan bentuk tubuh sebagai

bentuk hukuman dari Allah SWT, sikap meremehkan orang lain,

suka mengkambinghitamkan orang lain, merusak dirinya sendiri

dengan keinginan aborsi, lekas marah, sedih, gelisah.

6. Perasaan Kecewa

Ciri-ciri perasaan kecewa yaitu putus asa, merasa tidak berarti,

berusaha untuk melarikan diri dari realita kehidupan, sering merasa

sedih dan lesu, bersikap masa bodoh, tidak mau berkomunikasi,

tidak terlibat pada hal-hal spiritual, merasa dikucilkan sehingga

tidak menarima diri secara sosial.

7. Tekanan Batin

Penyebab tekanan batin berasal dari akibat perasaan terpisah

dengan pasangannya atau dengan orang tuanya, adanya tantangan

(konflik) terhadap kebutuhannya, perasaan tidak berarti, tidak ada

tujuan hidup, minimnya kehidupan rohani dan rasa bersalah,

penderitaan berat, kematian salah satu anggota keluarga, dan reaksi

marah kepada tuhan. Ciri-ciri ibu hamil yang mengalami tekanan

batin ialah: Ketakutan akan kesendirian, sikap menarik diri,


25

perasaan tidak berguna (apatis), menarik diri gangguan pada

konsep diri, mengalami psikosomatik, memiliki konsep diri yang

kurang matang, tidak mau berkomunikasi secara terbuka, gelisah

terkadang gampang marah, mengalami depresi diikuti dengan rasa

sedih yang mendalam.

2.2.6 Gangguan Psikologis pada Masa Kehamilan dan Stunting

Menurut (Lubis 2009) status mental pada ibu hamil memiliki

kecenderungan gangguan pola makan yaitu tidak nafsu makan,

sehingga otak memerintahkan tubuh untuk mingkatkan hormon

gastrin dan terjadi peningkatan asam lambung di mukosa lambung,

yang bisa menyebabkan peradangan pada mukosa lambung sehingga

terjadi peningkatan aktivitas lambung dan terjadi kontraksi otot

lambung, yang menyebabkan anoreksia atau mual muntah sehingga

masukan nutrient pada ibu inadekuat,hal ini membuat nutrisi yang

masuk ke bayi pun inadekuat bayi kekurangan nutrisi dan terjadi

gagal tumbuh atau stunting.

2.2.7 Alat ukur status mental ibu saat hamil

1. JSS (job Stress Survey ), (Vagg & Spielberger,1998)

Pada penelitian ini tem-item yang terdapat pada JSS pada

dasarnya terdiri dari dua factor utama , yaitu tekanan pekerjaan

dan dukungan dalam pekerjaan ,JJS dapat dapat digunakan untuk

mengukur berbagai bidang pekerjaan dan pada tingkat yang

beragam pula .
26

2. DASS 42 (Depression Anxiety Scale 42) oleh ( Lovibond, 1995)

Status mental ini diukur dengan menggunakan Depression

Anxiety Scale 42 (DASS 42) oleh – Lovibond (1995).

Psyichometric properties of The Depression Anxiety Scale 42

(DASS 42) terdiri dari 42 item DASS adalah seperangkat skala

subyektif yang dibentuk untuk mengukur status emosional

negative dari stress, depresi , dan kecemasan, DASS 42 dibentuk

tidak hanya untuk mengukur secara kenvensional mengenai status

emosional, tetapi untuk proses yang lebih lanjut untuk

pemahaman, pengertian, dan pengukuran yang berlaku

dimanapun dari status emosional, secara signifikan biasanya

digambarkan sebagai stress, DASS dapat digunakan baik itu oleh

kelompok atau individu untuk tujuan peneltian.

Tingkat stress pada instrument ini berupa normal, ringan,

sedang dan sangat berat. Psyichometric properties of The

Depression Anxiety Scale 42 (DASS) terdiri dari 42 item, jumlah

skor dari pernyataan item tersebut, Tingkat

Ansietas : Normal 0 - 7, Ringan 8 – 9, Sedang 10 –

14, Parah 15 – 19, Parah> 20


27

2.7 Tabel analisis

Tabel 2.2 Tabel Sitasi Hubungan Pendidikan Orang Tua Dengan Perkebangan Anak

No. Penulis Desain Penelitian Analisa Variabel dan Alat Ukur Hasil Kesimpulan
dan Sampel Data
1. Rr. Dewi Desain Penelitian dengan Uji 1. Variabel independent 1. Terlihat bahwa 1. Hasil pengujian
Ngaisyah ini merupakan Chi Square dalam penelitian ini sebagian besar statistik
penelitian pada α = adalah social ekonomi tingkat pendidikan menunjukkan adanya
observasional 0,05 2. Variabel dependent ayah pada hubungan yang
menggunakan dalam penelitian ini kelompok signifikan antara
rancangan Cross adalah stunting pada stunting memiliki pendidikan ayah
Sectional,  balita tingkat pendidikan dengan kejadian
1. N = 107 Balita 3. Dengan memberikan dasar yakni stunting. Keadaan ini
di Desa pertanyaan pada ibu sebanyak 104 senada dengan teori
Kanigoro, masing – masing balita, responden bahwa orang tua
Saptosari, meliputi apa (30,6%). Proporsi yang memiliki
Gunung Kidul. pendidikan ayah dan tersebut jauh lebih pendidikan yang
Analisa data berapa pendapatan banyak jika lebih tinggi akan
Bivariat ayah dibandingkan lebih berorientasi
menggunakan dengan pada tindakan
Uji Kai pendidikan ayah preventif, tahu lebih
Kuadrat . pada tingkat banyak tentang
lanjut, yakni masalah kesehatan,
hanya 8 responden dan memiliki status
(15,4%) kesehatan yang lebih
2. Dapat dilihat baik
bahwa jenis 2. stunting lebih banyak
28

Pekerjaan Ayah
yang terbanyak pendapatannya
adalah Petani, adalah dibawah
baik pada UMR yakni sebanyak
kelompok 67 responden
Stunting sebanyak (35,8%) , sedangkan
75 responden yang memiliki
(28,4%), maupun pendapatan diatas
pada kelompok UMR hanya sedikit
Tidak Stunting yakni sebanyak 45
sebanyak 189 orang (22%). Hal ini
responden sesuai dengan
(71,6%). pendapatan
Sulistyoningsih
bahwa meningkatnya
pendapatan akan
meningkatkan
peluang untuk
membeli pangan
dengan kualitas dan
kuantitas yang lebih
baik, sebaliknya
penurunan
pendapatan akan
menyebabkan
menurunnya daya
beli pangan yang
baik secara kualitas
29

2. Lidia Fitri 1 Jenis penelitian teknik 1. Variabel 1. dapat dilihat bahwa dari 55 1. dapat disimpulkan bahwa ada
analitik kuantitatif accidental independent orang balita yang tidak ASI hubungan yang bermakna antara
dengan desain sampling dalam penelitian ekslusif ternyata 23 orang ASI ekslusif dengan kejadian
cross sectional. pada α = ini adalah asi (41,8%) diantaranya stunting pada balita di
2 N = Populasi 0,05 esklusip ekoomi mengalami stunting. Puskesmas Lima
Sementara itu balita yang puluhBerdasarkan hasil uji
berjumlah 300 2. Variabel
diberikan ASI Jurnal Pearson Chi-Square
orang balita, dependent dalam Endurance 3(1) Februari
penelitian ini 2018 (131-137) Kopertis
adalah stunting Wilayah X 136 eklsusif
pada balita lebih beresiko kecil
3. Dengan mengalami stunting yaitu
menggunakan hanya 2 orang (10%). Hasil
KPSP chi-square diperoleh p
value 0,021 < 0,05
3. Uami A. 1. Desain Analisis 1. hubungan dengan usia, 1. Analisis bivariat 1. terdapat hubungan antara
Suca , Nur pene;itian bivariat peran ganda, dan dengan Chi Squre tipe kepribadian ibu dengan
Alam Fajar , kuantitatif dengan Chi kepribadian ibu Test menunjukkan kejadian stunting dengan p
Haerawati dengan Squre Test menggunakan bahwa 64,6% atau value 0,035 (p<0,05).
Idris
pendekatan kuesioner, untuk 51 balita yang
crosssectional. variabel tinggi badan tidak stunting 2.Ho diterima yang artinya
2. subjek ibu dan stunting dengan merupakan anak secara statistik tidak terdapat
antropometri dari ibu hubungan antara peran ganda
penelitian diambil
menggunakan berkepribadian B. dengan kejadian stunting.
dari 110 ibu dari
microtoise Berdasarkan uji
keluarga miskin Chi Square test
yang memiliki 2. Dengan menggunakan diputuskan H
balita usia 24-59 KPSP ditolak, yang
bulan, dengan maknanya o
30

Analisis bivariat
teknik simple menggunakan Chi
random Squre Test seperti
sampling.. pada tabel 2,
terlihat bahwa 21
balita atau 43,8%
balita yang
stunting dilahirkan
oleh ibu dengan
tinggi badan yang
pendek.
Berdasarkan hasil
uji statistik
diputuskan untuk
menolak H ,
artinya terdapat
keterkaitan o tinggi
badan ibu dengan
kejadian stunting
dengan pvalue
0.003 (p <0.05)
2. Analisis bivariat
dengan Chi Squre
Test seperti pada
tabel 2,
menyatakan bahwa
nilai p value untuk
variabel peran
31

ganda adalah 0,464


(p>0,05),Ho
diterima yang
artinya secara
statistik tidak
terdapat hubungan
antara peran ganda
dengan kejadian
stunting.
BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Factor yang Status mental pada Kurang asupan makanan


mempengaruhi status ibu saat hamil nafsu makan ke janin tidak
mental ibu : maksimal
1. Kurangnya
Support
keluarga Bentuk Perubahan microtois Stunting pada anak usia
2. Kurangnya Psikologis Ibu Hamil 12-18 bulan
Support Tenaga :
Kesehatan
3. Kurangnya Rasa 1. Depresi
aman dan Factor stunting Factor stunting
nyaman selama 3. Stress internal : external :
kehamilan
1. Asupan 1. Pelayanan
4. Kurangnya 2. Ansietas
makanan Kesehatan
Persiapan 2. lingkungan
menjadi orang 2. Penyakit
tua Infeksi
5. Persiapan Alat ukur :
Sibling
Questioner
dass 42 Dampak stunting :

1. Kehidupan social dan ekonomi dalam


masyaraka
2. Kesehatan terganggu
3. Pendidikan terganggu
Keterangan : 4. Produktifitasnya terganggu
5. Cenderung akan sulit mencapai potensi
: Variabel yang diteliti pertumbuhan dan perkembangan
motorik, bahasa, sosial, atau berpikir.
: Variabel yang tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka konsep Hubungan stunting pada anak usia 12-18 bulan
dengan status mental ibu saat hamil di puskesmas klatak tahun 2020
33

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari masalah atau pertanyaan dari

peneliti (Nursalam, 2016). Hipotesis disusun sebelum peneliti melakukan

penelitian karena hipotesis akan bisa memberikan petunjuk pada tahap

pengumpulan analisis data.

Berdasarkan kerangka konseptual maka dapat diturunkan suatu

hipotesis yaitu:

Ada hubungan yang signifikan antara stunting pada anak usia 12-18

bulan dengan status mental (stress) ibu saat hamil di puskesmas klatak tahun

2020.
BAB 4

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono 2017).

4.1 Rencana penelitian

Jenis rancangan penelitian adalah strategi untuk mencapai tujuan

penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau

penutupan peneliti pada seluruh prosese penelitian (Nursalam 2015).

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah “studi korelasi

(Correlation study), Nursalam (2013) menyatakan studi korelasi yaitu

penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel, dengan tujuan

mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel.

Desain penelitian adalah suatu wahana untuk mencapai tujuan

penelitian yang juga berperan sebagai rambu-rambu yang akan menuntun

peneliti atau kerangka acuan bagi pengkajian hubungan antara variable

peneliti (Sastroasmoro dan Ismael,2016).

Desain penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

penelitian cross sectional yang mana diugkapkan oleh Nursalam (2016) yaitu

jenis penelitian yang mana waktu pengukuran/ obsevasi hanya satu kali pada

satu saat pada data variable independen dan variable dependen.


35

4.2 Kerangka Kerja

Kerangka kerja merupakan bagan kerja terhadap rencana kegiatan penelitian

yang akan dilakukan, meliputi siapa yang diteliti (subjek penelitian), variabel

yang mempengaruhi dalam penelitian ( Aziz Alimun, 2015 )

Populasi :

Semua ibu yang memiliki anak dengan stunting yang ada di wilayah kerja Puskesmas
klatak Banyuwangi sejumlah 627 orang, tahun 2020.

Incidental Sampling

Sample :

Sebagian ibu yang memiliki anak dengan stunting usia 12-23 bulan yang ada wilayah
kerja Klatak Banyuwangi sejumlah 116 Orang yang memenuhi kriteria inklusi n =89

Desain penelitian :

Cross sectional

Informed consent

Pengumpulan data dengan pengamatan (observasi) dan kuesioner

Sample :pengolahan data dan analisa data :

Coding, scoring, tabulasi, dan chy square

Laporan penelitian

kesimpulan

Gambar 4.2 Kerangka kerja hubungan yang signifikan antara stunting pada
anak usia 12-18 bulan dengan status mental ibu saat hamil (stress)
di puskesmas klatak tahun 2020.
36

4.3 Sampling Desain

4.3.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang di perlukan

dalam suatu penelitian. Penentuan sumber data dalam suatu penelitian

sangat penting dan memerlukan keakuratan hasil penelitian

(Suryono,2011). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang

memiliki anak dengan stunting usia 12-18 bulan yang ada di wilayah

kerja Puskesmas klatak Banyuwangi sejumlah 116 orang, tahun 2020.

4.3.2 Teknik Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang

dapat mewakili populasi yang ada, jadi teknik Sampling adalah cara

yang ditempuh untuk pengambilan sampel yang sesuai dari kebenaran

keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2016).

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik

Purposive Sampling. Nursalam (2016) menyebutkan isidental

sampling yaitu teknik pengumpulan sempel berdasarkan kebetulan,

yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat

digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang ditemui itu

cocok sebagai sumber dats (Sugiyono,2016 : 96).

4.3.3 Sample

Sample adalah sebagian dari populasi yang mewakili suatu

populasi (Suryono,2016). Sample penelitian ini adalah sebagian

Sebagian ibu yang memiliki anak dengan stunting usia 12-18 bulan
37

yang ada wilayah kerja Klatak Banyuwangi sejumlah 89 Orang yang

memenuhi kriteria inklusi..

4.3.3.1 Kriteria Sampel

1) Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek

penelitian dari suatu populsai target yang terjangkau dan

akan diteliti (Nursalam, 2016). Kriteria eksklusi penelitian

ini sebagai berikut :

1. Ibu yang memiliki anak dengan stunting usia 12-18

bulan dan bersedia menjadi responden

2. Ibu yang memiliki anak dengan stunting usia 12-18

bulan yang bersedia menjadi responden

2) Kriteria Eksklusi

Kriteria ekslusi adalah menghilangkan/mengeluarkan

subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena

berbagai sebab (Nursalam, 2016).

Kriteria eksklusi penelitian ini sebagai berikut :

1. Ibu yang memiliki anak dengan stunting lebih dari

usia 12-18 bulan

2. mengalami gangguan jiwa

3. memiliki penyakit kronis

4. tidak bisa baca tulis

5. Ibu yang memiliki anak dengan stunting usia 12-18

bulan yang tidak aktif mengikuti posyandu


38

6. Ibu yang memiliki anak stunting kurang dari 12 bulan

dan lebih dari 18 bulan

4.3.3.2 Besar sampel

Besar kecilnya sampel sangat dipengaruhi oleh rancangan

dan ketersediaan subjek dari penelitian itu sendiri (Nursalam,

2016).

Maka dalam menentukan besar sempel penelitian ini

menggunakan rumus :

Rumus penentuan besar sampel :

N
n= 1 + N (d)2

Keterangan untuk prediksi :

n = Besar Sampel

N = Besar Populasi

d = Tingkat Signifikan yang dipilih (5%)

Jumlah sampel yang diambil adalah :

Diketahui : Populasi atau N =orang

116
n=
1 + 116 (0,05)2

116
=
1 + 0,29
39

116
= 1,29

= 89

n = orang, dibulatkan menjadi orang (Nursalam, 2013).

4.4 Identifikasi Variabel

Variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari

dan menarik kesimpulan darinya berdasarkan pengertian-pengertian tersebut,

maka dapat dinyatakan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan (Sugiyono, 2011).

4.4.1 Variabel independen

Variabel Bebas (Independen) adalah variable yang nilainya

menentukan variable lainnya. Suatu kegiatan manipulasi oleh peneliti

menciptakan suatu dampak pada variable dependen (terikat)

(Nursalam, 2011). Disini variable independent yang dignakan adalah :

stunting

4.4.2 Variable Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh

variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel dependent (terikat) dalam

penelitian ini adalah : status mental ibu saat hamil


40

4.5 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional dan berdasarkan karakteristik yang diamati dalam melakukan

pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena dengan

menggunakan perameter yang jelas (Aziz alimul H,2009)

Definisin Indicator
variabel Alat ukur Skala Skor
oprasional penelitian
Variable terjadinya dipresentasikan pengukuran Nominal 1. Sangat
independe gagal tumbuh dengan nilai z- tinggi badan Pendek : <
n : pada anak
score tinggi badan dengan alat -3,0
stunting yang tidak
menurut umur mikrotois dan 2. Pendek : >=-
sesuai dengan(TB/U) lembar 3,0 s/d <-2,0
umurnya - Jika dari obsevasi
perhitungan z
score diatas -3 sd
maka anak
dikatakan sangat
pendek
- Jika dari
perhitungan z
score kurang dari
sama dengan -3
sampai dengan
lebih dari -2
maka anak
dikatakan pendek
(WHO, 2010).
Variable Ketidak Berdasarkan Kuesioner Ordinal Stress
dependen : seimbangan (lovibond, 1995 DASS 42 normal : 0 – 14
status psikologi yang mengukur setatus R
mental ibu menyebabkans emosional negative ringan : 15 – 18
saat hamil stress pada ibu ansietas, Kuesioner
(stress) hamil. yang meliputi Ssedang : 19– 25
penilaian ansietas
adalah nomer : berat : 26 – 33
2, 4, 7, 9, 15, 19, 20, S
23, 25, 28, 30,36, 40, angat berat :
41. >35
41

4.6 Pengumpulan dan Analisa data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Nursalam, 2011).

4.6.1 Proses Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data

Nursalam (2016) menyatakan peneliti harus melaksanakan

beberapa tugas dalam proses pengumpulan data yaitu memilih subjek,

mengumpulkan data secara konsisten, mempertahankan pengendalian

dalam penelitian dan menjaga integritas atau validitas dan

menyelesaikan masalah. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini

meliputi:

1) Peneliti mengajukan permohonan melakukan studi pendahuluan

di LPPM STIKes banyuwangi

2) Peneliti mengajukan izin permohonan data awal dan permohonan

surat pengantar ke puskesmas Klatak kepada Dinas kesehatan

Banyuwangi

3) Dinas kesehatan memberi data awal dan balasan surat pengantar

ke puskesmas Klatak

4) Peneliti mendatangi puskesmas Klatak untuk memberikan surat

pengajuan data awal

5) Puskesmas Klatak membalas surat permintaan data awal dan

memberikan data yang dibutuhkan


42

6) Peneliti melakukan penelitian secara door to door kepada

responden yang menjadi sasaran penelitian

7) Peneliti menjelaskan melakukan kepada calon responden

tentangpenelitian, tujuan penelitian dan waktu dibutuhkan untuk

pengisian kuesioner selama 10-15 menit, Jika responden bersedia

berpartisipasi dalam penelitian maka pasien diminta

menandatangani lembar consent.

8) Peneliti memberikan kuesioner DASS 42. Jika responden

mengalami kesulitan dalam mengisi kuesioner, maka peneliti

membantu pengisian kuesioner dengan membacakan isi kuesioner

dan peneliti mengisi jawaban kuesioner sesuai dengan jawaban

yang dipilih responden

9) Peneliti mengumpulkan kembali kuesioner yang telah diisi oleh

responden dan memeriksa kelengkapan pengisian kuesioner

10) Langkah terakhir adalah melakukan analisa data

4.6.2 Instrumen pengumpulan data

Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data atau mengukur data (Sugiono, 2010).

Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan observasi.

Pada jenis ini peneliti mengumpulkan data secara formal kepada

subyek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis ini disebut

kuesioner (Nursalam, 2003). Disini kuesioner yang digunakan adalah

untuk mengukur tingkat stress orang tua anak dengan stunting

.Sedangkan pengamatan (observasi) adalah suatu proses berencana,


43

yang antara lain meliputi dan mencatat jumlah dan taraf aktifitas

tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti

(Notoadmojo, 2011).Disini observasi digunakan untuk mengukur

stunting pada anak dengan stunting di wilayah kerja puskesmas

klataka Banyuwangi tahun 2020.

4.6.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tahap penelitian terdiri dari :

4.6.3.1 Tahap persiapan yang meliputi:

1) Penyusunan proposal : Oktober - November 2020

2) Seminar Proposal : Januari 2020

4.6.3.2 Waktu penelitian : Maret 2020

4.6.3.3 Tempat : Wilayah kerja Puskesmas klatak Banyuwangi 2020

4.6.4 Analisis data

Analisa data yang digunakan yaitu analisa data bervariabel

yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau

berkonsentrasi (Notoatmodjo, 2010). Setelah data terkumpul lalu

dilakukan coding, scoring, dan tabulasi. Uji statistic chy square,

observasi yang dilakukan yaitu stunting pada ibu yang memiliki anak

stunting Puskesmas klatak Banyuwangi serta mengetahui tingkat

stress pada penderita ibu saat hamil dengan anak lahir stunting dengan

menggunakan kuesioner.

1. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode dalam bentuk kalimat,

angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2012).


44

Peneliti menggunakan kode pada setiap jawaban yang dianggap

perlu.

Untuk menilai variabel status mental

0 : Tidak ada atau tidak pernah

1 : Sesuai dengan yang dialami sampai tingkat tertentu, atau

kadang-kadang

2 : Sering

3 : Sangat sesuai dengan yang dialami, atau hampir setiap saat.

nilai (skor)

2. scoring

Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban dan hasil

observasi sehingga setiap jawaban responden atau hasil observasi

dapat diberikan skor (Suyanto, 2011).Penentuan skor atau nilai tiap

item pertanyaan dalam penelitian. Dalam penentuan skor atau nilai

yang ditentukan pada hubungan tingkat stress dengan kejadian

hipertensi di puskesmas Banyuwangi dengan data yang didapat

diberi skor sesuai dengan skala nilai menunjukkaan.

a) Stunting

Pendek : 1

Sangat Pendek : 2

b) Tingkat status mental

Jawaban:

stress :

Normal 0 – 14
45

Ringan 15 – 18

Sedang 19 – 25

Berat 26 – 33

Sangat Berat > 34

3. Tabulating

Tabulasi merupakan penyajian data dalam bentuk table yang terdiri

dari beberapa baris dan beberapa kolom. Tabel dapat digunakan

untuk memaparkan sekaligus beberapa variabel hasil observasi,

survey atau penelitian hingga data mudah dibaca dan dimengerti

(Nursalam, 2013).

4.7 Uji statistik

Data yang diperoleh diolah dengan tabulasi data sesuai dengan tujuan

penelitian khususnya data umum, kemudian data dianalisa dengan statistik

menggunakan uji chy square, dengan memasukkan data yang diperoleh

menggunakan fasilitas komputer dengan menggunakan sistem atau program

SPSS 20 for windows dengan menetapkan derajat kesalahan 5% ( 0,05 ).

Apabila uji chy square dengan menggunakan SPSS 20 for windows,

dengan kaidah pengujian sebagai berikut p ≤ 0,05 maka Ha diterima Ho

ditolak, berarti ada hubungan yang bermakna antara dua variabel yang diukur

yaitu ada hubungan status gizi dengan kejadian anemia dan jika p ≥ 0,05

maka Ha ditolak Ho diterima berarti tidak ada hubungan stress

denganhipertensi pada lansia .


46

4.8 Masalah Etika (Ethical Clearance)

Menurut (Hidayat A., 2011) masalah etika dalam penelitian

keperawatan merupakan masalah yang sangat penting mengingat akan

berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etik dalam penelitian

harus diperhatikan karena manusia mempunyai hak asasi dalam kegiatan

penelitian.

Responden yang memiliki syarat akan dilindungi hak-haknya untuk

menjamin kerahasiannya. Sebelum proses penelitian dilakukan, responden

terlebih dahulu diberikan penjelasan manfaat dan tujuan penelitian. Setelah

setuju, dipersilahkan menandatangani surat persetujuan untuk menjadi

responden, masalah etik dalam penelitian keperawatan yang meliputi:

4.8.1 Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Informed Concent adalah informasi yang harus diberikan pada

subyek secara lengkap tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan dan

mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden

(Nursalam, 2013).

1. Sebelum melakukan penelitian telah mendapat izin dari responden.

2. Bila bersedia menjadi responden penelitian harus ada bukti persetujuan

yaitu dengan tanda tangan.

3. Bila responden tidak bersedia menjadi subyek penelitian, peneliti tidak

boleh memaksa.

4.8.2 Anonimity (Tanpa Nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberi

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak


47

memberikan atau mencantumkan nama responden, hanya menuliskan kode

pada lembar pengumpulan data (Hidayat, 2010).

4.8.3 Confidentially (Kerahasiaan)

Menurut (Hidayat A., 2011) kerahasiaan adalah masalah etika

dalam suatu penelitian dimana dilakukan dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah–masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset.

4.8.4 Justice (Keadilan)

Justice berarti keadilan, prinsip justice berarti bahwa setiap orang

berhak atas perlakuan yang sama dalam upaya pelayanan kesehatan tanpa

mempertimbangkan suku, agama, ras, golongan, dan kedudukan social

ekonomi (Purnama, 2016).

4.8.5 Non Malefisience (Tidak Merugikan)

Prinsip non maleficence (tidak merugikan) berarti tidak

menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada pasien. Prinsip non

maleficence berarti bahwa tenaga kesehatan dalam memberikan upaya

pelayanan kesehatan harus senantiasa dengan niat untuk membantu pasien

mengatasi masalah kesehatannya (Purnama, 2016).


48

4.8.6 Beneficience (Memanfaatkan Manfaat dan Meminimalkan Resiko)

Keharusan secara etik untuk mengusahakan manfaat sebesar –

besarnya dan memperkecil kerugian atau resiko bagi subjek dan

memperkecil kesalahan penelitian. Dalam hal ini penelitian harus

dilakukan dengan tepat dan akurat, serta responden terjaga keselamatan

dan kesehatannya.
49

DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A. Aziz. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses

Perawatan. Jakarta : Salemba Medika

Alimul Hidayat, Aziz. 2009. Metodologi Penelitian Keperawatan dan Tekhnik

Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Allen, L.H dan Gillespie, S.R. 2001. What Works? A Review of The Efficacy and

Effectiveness of Nutrition Intervensions. Manila: ABD.

Asmuji. (2014). Manajemen Keperawatan : Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar

Ruzz Media.

Cairncross, Sandy. 2013. Linking Toilets to Stunting. UNICEF ROSA ‘Stop

Stunting’ Conference. New Delhi

Dewey, K.G dan Begum, K. 2011. Long-term Consequences of Stunting In Early

Life. Blackwell Publishing Ltd Maternal and Child Nutrition. 7(3) : 5-18.

Dinas kesehatan profinsi jawa timur 2020. Profil kesehatan Jawa timur

2020.Surabaya

Dinkes Banyuwangi 2020. Profil kesehaan Banyuwangi 2020. Banyuwangi

Grantham-McGregor S, Cheung YB, Cueto S, Glewwe P, Richter L, Strupp B .

(2007). The international child development steering group: Developmental

potential in the first 5 years for children in developing countries. Lancet,

369(9555): 60–70.
50

Hariyanto , Suryono (2011) Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar .

Bandung PT Remaja Rosdakarya .

Henningham, HB dan McGregor, SG. 2009. Public Health Nutrition. Blackwell

Publishing Ltd, Oxford. Dialihbahasakan oleh Gibney, MJ., Margetts, BM.,

Kearney, JM., Arab, L. Gizi Kesehatan Masyarakat, Gizi dan

Pengembangan Anak. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Hoffman DJ, Sawaya AL, Verreschi I, Tucker KL, Roberts SB, 2000. Why are

nutritionally stunted children at increased risk of obesity? Studies of

metabolic rate and fat oxidation in shantytown children from São Paulo,

Brazil.

Husaini MA, at all 1988. Antropometri dan Pertumbuhan Anak.

Janiwarti B., & Herri Zan.P. (2013). Pendidikan Psikologi untuk Bidan.

Yogyakarta: ANDI

Kasdu, Dini. 2009. Operasi Caesar Masalah dan Solusinya. Jakarta: Puspa

Swara

Kemenkes RI. 2012. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Kementerian Kesehatan dan

JICA. Jakarta.

Kemenkes. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status

Gizi Anak. Direktorat Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta
51

Lestari, M., Lubis, G., dan Pertiwi, D. 2014. Hubungan Pemberian Makanan

Pendamping ASI (MP-ASI) dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun di

Kota Padang Tahun 2012 Jurnal Kesehatan. 3(2) : 188-19

Lisbet Rimelfhi Sebataraja FO, Asterina. Hubungan Status Gizi dengan Status

Sosial Ekonomi Keluarga Murid Sekolah Dasar di Daerah Pusat dan

Pinggiran Kota Padang. Fakultas Kedokteran Unand. 2014

Lubis, N. L., 2009. Depresi dan tinjauan psikologis. Jakarta: Prenada Media

Group.

MCA Indonesia. (2015). Stunting dan Masa Depan Indonesia. Jakarta.

Megasari, Miratu dkk. 2015. Panduan Asuhan Kebidanan I. Ed 1. Yogyakarta:

Deepublish

Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan

Praktis. Ed. 4. Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis :

Jakarta SalembaMedika.

Pieter HZ, Namora LL. 2010. Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan. Jakarta:

Kencana.

Romauli,S. 2011. Buku Ajar Kebidanan Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.

Yogyakarta: Nuha Medika


52

Sastroasmoro, S. dan Ismail, S. 2008. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis

Edisi III. Jakarta: CV Agung Seto

Schmidt dan Charles, W. 2014. Beyond Malnutrition: The Role Of Sanitation In

Stunted Growth. Evironmental Health Perspectives. 122 (11): A298.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :

Alfabeta

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Afabeta

Suhardjo. 2005. Perencanaan Pangan dan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta

Supariasa. Pemantauan Status Gizi. Buku Kedokteran, Jakarta. 2002

Varney, Helen. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC

WHO. (2010). Nutrition in adolescence - Issues and Challenges for the Health

Sector.
53
53

Lampiran 2
55

Lampiran 3
56

Lampiran 4
57

Lampiran 5
58

Lampiran 6
59

Lampiran 7
60

Lampiran 8
61

Lampiran 9

PERMOHONAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth :

Responden

Program Studi S1 Keperawatan STIKes Banyuwangi

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Indriana Nofita Miliyunanti


NIM : 2016.02.017
Judul : Hubungan stunting pada anak usia 12-18 bulan
dengan setatus mental ibu saat hamil di puskesmas
klatak tahun 2020
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan stunting pada

anak usia 12-18 bulan dengan setatus mental (stress) ibu saat hamil di

puskesmas klatak tahun 2020”. Untuk itu, saya mengharapkan kesediaan

saudara/i untuk menjadi responden saya dalam penelitian.

Apabila responden menyetujui, maka dengan ini saya mohon kesediaan

untuk menandatangani lembaran persetujuan dan menjawab pertanyaan yang saya

ajukan.

Atas perhatian responden saya ucapkan terimakasih.

Banyuwangi, 2020

Indriana Nofita Milyunanti


2016.02.017

Lampiran 10
62

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(INFORMED CONSENT)

Judul : Hubungan stunting pada anak usia 12-18 bulan

dengan setatus mental ibu (stess) saat hamil di

puskesmas klatak tahun 2020


Nama Peneliti : Indriana Nofita Miliyunanti
NIM : 2016.02.046
Pembimbing 1 : Ukhtul izzah S.kep.,Ns., M.kep.
Pembimbing 2 : Badrul Munif S.Kep., Ns., M.Kep.
Alamat : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi

Jl. Letkol Istiqlah No 109 Giri Banyuwangi

Setelah dijelaskan maksud penelitian, saya bersedia menjadi responden

dalam penelitian yang dilakukan oleh saudari Indriana Nofita Milyuananti

mahasiswi STIKes Banyuwangi dengan Judul Penelitian “Hubungan stunting

pada anak usia 12-18 bulan dengan setatus mental ibu (ansietas) saat hamil

di puskesmas klatak tahun 2020”.

Demikian persetujuan ini saya tandatangani dengan sukarela tanpa paksaan

dari siapapun.

Banyuwangi, 2020

Responden
62

Lampiran 11
kuesioner
Depression Anxiety Stress Scales ( DASS 42)

1 : Tidak ada atau tidak pernah


2 : Sesuai dengan yang dialami sampai tingkat tertentu, atau
kadang-kadang

2 : Sering
3 : Sangat sesuai dengan yang dialami, atau hampir setiap saat.

No. Aspek Penilaian 0 1 2 3


1. Menjadi marah karena hal-hal kecil/sepele

Cenderung bereaksi berlebihan pada situasi


2.
3. Kesulitan untuk relaksasi/bersantai

Mudah merasa kesal


4.
5. Merasa banyak menghabiskan energi karena cemas

Tidak sabaran
6.
7. Mudah tersinggung

8. Sulit untuk beristirahat

Mudah marah
9.

10. Kesulitan untuk tenang setelah sesuatu yang mengganggu

Sulit mentoleransi gangguan-gangguan terhadap hal


11. yang sedang dilakukan

12. Berada pada keadaan tegang T

13. idak dapat memaklumi hal apapun yang menghalangi anda


untuk menyelesaikan hal yang sedang Anda
lakukanMudah gelisah
14.

- Skala kecemasan : 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, 39
64

Indikator penilaian

Tingkat Kecemasan
Normal 0 – 14

Ringan 15 – 18

Sedang 19 – 25

Parah 26 – 33

Sangat parah > 34


65

Lampiran 12

Lembar Observasi
A. Petuntunjuk :
1. Isi biodata anda
2. Pilihlah jawaban dengan cara dicentang pada jawaban yang anda pilih dan
mengisi pada tempat yang tersedia

B. Data Demografi
1. Nama Ibu :
2. Perkerjaan ibu :
3. Perketjaan ayah :
4. Pendidikan ibu :
5. Pendidika ayah :
6. Nama Anak :
7. Usia anak :
8. Jenis kelamin :

C. Antropometri
1. BB Anak : Kg

No Pertanyaan Ya Tidak
1. saat hamil ibu mengalami tekanan
2. Anak menderika penyakit kronik
3. Pemberian asi pada anak usia 0-2 tahun
4. Upaya perbaikan gizi keluarga dengan makanan yang mengandung gizi
seimbang
5. Mengikuti posyandu
6. Jarak rumah jauh dengan pelayanan kesehatan
2. TB Anak : Cm
66

Lampiran 13
67
68
69
70
71

Anda mungkin juga menyukai