MAKASSAR
OLEH :
PITRA ANNISA
NIM P1813022
MAKASSAR
2022
1
LEMBAR PENGESAHAN
Nim : P1813022
Ditetapkan di : Makassar
Menyetujui
Pembimbing
Saharuddin,S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIDN
2
KATA PENGANTAR
KOTA MAKASSAR”
dengan lancar.
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
yang terhormat:
Edukasi Makassar.
3
2. Ibu Emmi Wahyuni, S. Kep., Ns., M. Kep, selaku Ketua Program Studi
5. Segenap dosen Prodi S-1 dan Staf pengajar STIKes Graha Edukasi
6. Kepala ruang rawat beserta staf di ruang IGD di Rumah Sakit Umum
Kota Makassar.
8. Kepada Kak Jumardi dan Kak Vini sebagai wali orang tua yang selalu
memberikan dukungan.
dan semangat.
4
untuk menjadi orang yang lebih baik, dan semoga dengan disusunnya
Penulis
5
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Penelitian Terkait
OPRASIONAL
A. Kerangka Konsep
B. Hipotesis Penelitian
6
C. Definisi Oprasional
A. Desain Penelitian
C. Populasi
E. Instrument Penelitian
G. Pengumpulan Data
H. Pengolaan Data
I. Analisa Data
J. Etika Penelitian
K. Alur Penelitian
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kegawatdaruratan yang sering terjadi ialah kasus cardiac arrest atau henti
(Hasanah, 2015).
kematian. Dalam dua tahun terakhir ini, kecelakaan lalu lintas di Indonesia
8
pada sistem musculosketal 7,93%,penyakit infeksi dan parasit
1,83%,dan penyakit pada sistem saluran kemih dan genital 1,37% dan
Hipertensi, Kecelakaan
LaluLintas,DM,PKD,Kanker,KankerPayudara,Obesitas,Struma,Osteoporo
9
hanya 11% yang mencapai nilai 80% (Keenan, 2009). Penelitian juga
hasil survei ternyata sebagian besar dokter dan perawat tidak mampu
membedakan antara RJP untuk orang dewasa dan anak serta siklus RJP
dan 50 perawat dan hasil survei ternyata sebagian besar dokter dan
perawat tidak mampu membedakan antara BHD untuk orang dewasa dan
anak serta siklus BHD dengan satu penolong atau dua penolong.
pengetahuan.
10
(Notoatmodjo, 2010). Oleh sebab itu sudah sepatutnya perawat memiliki
ataupun non formal tidak terkecuali perawat di ruang IGD di Rumah Sakit
datang ke Rumah Sakit Umum Kota Makassar pada tahun 2022 dari
Januari-Juni baik itu rawat jalan maupun rawat inap sebanyak 80 pasien.
Dalam satu bulan terakhir di ruang IGD terdapat beberapa pasien yang
pentingnya bantuan hidup dasar yang harus dimiliki oleh semua perawat.
tersebut hanya sekedar tahu bahwa RJP adalah bantuan hidup dasar dan
pada saat perawat melakukan tindakan RJP kurang maksimal dan belum
11
terhada Penanganan Resusitasi Jantung Pada Pasien cardiac arrest Di
B. Rumusan Masalah
RJP pada pasien cardiac arest di ruang IGD Rumah Sakit Umum Kota
Makassar.
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
12
keterampilan perawat. Data tersebut dapat digunakan untuk pelatihan
4. Bagi Peneliti
bangku kuliah.
E. Keaslian Penelitian
13
deskriptif korelasional dengan uji chi-square dengan tingkat kesalahan
5%. Unit analisis dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di ruang
IGD Rumah Sakit Umum Kota Makassar, sampel diambil secara total
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Pengetahuan
(Notoatmodjo, 2018).
2. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (Know)
15
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah
yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
b. Memahami (Comprehention)
c. Aplikasi (Application)
d. Analisis (Analysis)
16
didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya
e. Sintesis (Syntesis)
f. Evaluasi (Evaluation)
a. Cara Tradisional
yang
lain.
17
2) Cara Kekuasaan atau Otoritas
empiris maupun
pendapat sendiri.
masa lalu.
a. Faktor Internal
18
1) Pendidikan
2) Pekerjaan
&Dewi, 2011).
3) Umur
b. Faktor Eksternal
19
Faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan dibagi
1) Faktor Lingkungan
2) Sosial Budaya
2006).
1. Pengertian perawat
berlaku (Kemenkes,2017).
2. Fungsi Perawat
20
Dalam menjalankan perannya, perawat akan melakukan berbagai 3 fungsi
yaitu :
manusia.
3. Peran Perawat
21
asuhan keperawatan komprehensif dan holistik berlandaskan
klien.
c. Educator
jawabnya.
d. Advocate (Pembela)
kewenangannya.
e. Researcher
22
ide dan rasa ingin tahu serta mencari jawaban terhadap
(EBNP).
1. Pengertian
atau yang disebut juga Resusitasi Jantung Paru adalah suatu tindakan
jantung
3) Manajemen C-A-B
23
Pengenalan tanda-tanda henti jantung dan mempertahankan
irama jantung
resusitasi otak
24
Keberhasilan Cardio Pulmonary Resusitation atau yang disebut juga
kegiatan yang ada dalam Cain Of Survival IHCA (AHA, 2020) dimana
yaitu :
d. Defribilasi
mereka).
arrest. Jika salah satu dari rangkaian ini terputus, maka kesempatan
rangkaian ini kuat maka korban mempunyai kesempatan besar untuk bisa
bertahan hidup.
25
1) Menentukan ketiadaan respon/Kebersihan Jalan Nafas (airway):
c) Posisikan pasien supine pada alas yang datar dan keras, ambil
26
dagu korban pada bagian yang bertulang, dan angkat rahang
leher.
2) Pernafasan (Breathing)
27
adekuat diindikasikan dengan dada terlihat mengembang dan
3) Circulation
lift yaitu satu tangan pada dahi pasien, tangan yang lain
kompresi dada.
tulang rusuk.
28
c) Lepaskan tekanan ke dada dan biarkan dada kembali ke posisi
mengalir ke jantung.
29
keseimbangan asam-basa, monitoring dan perawatan oleh
1. Pengertian
dapat juga dikatakan sebagai henti sirkulasi. Karena dalam (Ngurah &
tubuh. Tidak ada pasokan oksigen dalam tubuh akan berdampak fatal,
yaitu kerusakan otak. Menurut (Irianti, Irianto, & Anisa Nuraisa Jausal,
30
fungsi jantung yang tiba tiba yang ditandai dengan terjadinya henti
a. Faktor Predisposisi
31
3) Seseorang sedang menggunakan obat-obatan untuk jantung;
kelainan tadi.
32
Tanda- tanda cardiac arrest menurut Diklat Ambulans Gawat
radialis).
1) Fibrilasi ventrikel
atau defibrilasi.
2) Takhikardi ventrikel
33
sehingga curah jantung akan menurun. VT dengan keadaan
utama.
tidak adekuat sehingga tekanan darah tidak dapat diukur dan nadi
tidak teraba. Pada kasus ini CPR adalah tindakan yang harus
segera dilakukan.
4) Asistole
garis lurus. Pada kondisi ini tindakan yang harus segera diambil
adalah CPR.
adalah Basic Live Support (BLS) dan sistem ACLS yang terintegrasi
34
(RJP) yang berkualitas, dan untuk VF/ pulseless VT diperlukan
Association (2010).
35
dilanjutkan selama 2 menit setelah dilakukan shock, sebelum
Association (2010).
sudah siap, RJP dihentikan dan shock kembali dilakukan. Setelah itu RJP
langsung dilanjutkan kembali selama 2 menit, dan nilai irama dan nadi
amiodarone.
VF/VT yang tidak memberikan respon pada RJP, defibrillasi, dan terapi
Diagnosis dan terapi pada penyakit dasar dari VF/VT adalah fundamental
36
pada algoritma ini. Sering disebut 5H dan 5T yang sebenarnya
dilakukan. Jika irama tetap asistole atau nadi tidak teraba (PEA), RJP
evidence yang ada, atropine selama PEA atau asistole, tidak memberikan
efek terapeutik untuk ROSC. Karena alasan inilah, atropine tidak dipakai
37
PEA sering disebabkan oleh kondisi reversibel yang dapat di
oksigensi atau ventilasi yang adekuat. PEA yang disebabkan oleh severe
volume loss atau sepsis dapat dikoreksi dengan kristaloid IV. PEA oleh
38
tercapainya ROSC dan penanganan lebih lanjut di rumah sakit, bukan
4) Vasopressor
dan tekanan perfusi cerebral selama RJP. Untuk efek βadrenergik dari
overdosis β-blocker atau calcium channel blocker. Jika akses vena (IV)
39
endotrakeal dengan dosis 2 mg sampai 2,5 mg. American Heart
Association (2010)
Association (2010)
5) Antiaritmia
Dosis pertama dapat diberikan 300 mg IV, diikuti dosis tunggal 150 mg
40
6) Precordinal Thump
belum siap shock, tetapi setelah itu harus melakukan RJP, kemudian
7) Prognosis
41
Skema 2.1 : Algoritma Penatalaksanaan Cardiac Arrest
42
https://encrypted- tbn0.gstatic.com/images
43
F. Hubungan Pengetahuan dengan keterampilan dalam
melakukan RJP
arrest, yaitu pada tingkat evaluasi yang merupakan tingkatan tertinggi dari
meteri atau objek, penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
44
45
BAB III
DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
dependen.
B. Hipotesis Penelitian
adalah :
2. Hipotesis Nol (H0) Bila pvalue maka ≥ 0,05 Ho diterima, artinya tidak
46
C. Definisi Oprasional
Oprasional n
defenisi pertanyaan.
langkahnya . mendapatkan
seluruh
pertanyaan.
2.Cukup
Terampil:
47
No Variabel Definisi Instrume Kategori Skala
Oprasional n
apabila
melakukan
tindakan
90.
48
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
hanya satu kali pada satu saat. Pada jenis ini variabel independen dan
dependen dinilai secara simultan pada satu saat. Dengan studi ini akan
1. Lokasi Peneltian
2. Waktu Peneltian
49
Peneltian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli – Oktober tahun
2022.
1. Populasi
di ruang IGD.
2. Sampel
sebagai berikut :
1. Kriteria inklusi
(Notoatmodjo, 2010).
50
d. Perawat yang pernah melakukan RJP ke pasien
2. Kriteria eksklusi
D. Instrument Penelitian
51
dalam arti laporan tentang hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner pada
penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian (1) berisi karakteristik
sejumlah 15 (nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 15, 16, 17, 18, 19, 20) dan
52
dan kurang terampil. Untuk mengetahui keterampilan menurut
terampil.
53
Setelah data terkumpul melalui pengisian angket oleh responden
komputer dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi melalui beberapa
observasi.
grafik.
frekuensi sederhana.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
menggunakan kuesioner.
54
2. Data Sekunder : data – data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum
Kota Makassar.
H. Analisis Data
Gifari, 2018).
2. Analisa Bivariat
uji Paired T Test, telah dilakukan uji normalitas data menggunakan uji
Bila data yang berdistribusi normal akan dilakukan uji beda dua
55
tidak normal diganti dengan uji wilcoxon. Uji statistic ini dinyatakan
I. Etika Penelitian
berikut :
b. Confidentiality (kerahasiaan)
56
Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil.
e. Ketelitian
f. Integritas
J. Alur Penelitian
Populasi:
Semua perawat di ruang IGD Rumah Sakit Umum Kota Makassar
Sampel:
Purposive Sampling
pengumpulan Data:
Sampel:
kuesioner
Sampel:
57
Variable Dependen:
Variabel Independen: Pengananan Resusitasi
Tingkat Pengetahuan Jantung Paru
Perawat
Analisa Data:
uji Paired T Test
Penyajian Hasil
dan Pembahasan
ChiSquare
Kesimpulan dan
Saran
BAB V
58
PENUTUP
59
A. Kesimpulan
%).
B. Saran
60
Dalam penelitian ini ada beberapa saran yang dapat disampaikan
masyarakat.
tindakan resusitasi.
arrest.
4. Bagi Perawat
61
Perawat harus terus belajar untuk meningkatkan pengetahuan agar
memiliki keterampilan dalam melakukan RJP yang baik. Hal ini dapat
ditunjang juga dengan fasilitas yang di berikan oleh Rumah Sakit seperti
62
DAFTAR PUSTAKA
(11): 319–28.
Ekawati, Fransiska Anita, Miftahul Jannah Saleh, and Alisyah Sri Astuti.
9.
63
Pamungkas, Panji Putro, Self Efficacy, and Resusitasi Jantung Paru.
Efficacy.” 16(1).
64
Lampiran A. Biodata Penulis
NIM : 1813022
Agama : Islam
Alamat
: Yonif 700 Raider
Nomor HP : 085394578730
Email : fitrahannisa1208@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
65
3. Sekolah Menengah Pertama Negeri Bontonumpa(20011-
2015)
sekarang)
Riwayat Pelatihan :
Baru) 2018
66
LAMPIRAN B. Lembar Orisinalitas
PERNYATAAN
MAKASSAR
hasil karya orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan
sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penelitian
ilmiah.
skripsi ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam
Penulis,
Pitra Annisa
67
NIM: 1813022
NIM : 1813022
No. Hp : 085394578730
orang dengan henti jantung atau henti napas yang terdiri dari kompresi
dada dan pemberian napas buatan. Tindakan RJP harus dilakukan segera
68
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat
kepada saudara yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Setelah
Hormat saya,
69
Lampiran D
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Alamat :
No. HP :
Utara” maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan
Makassar, 2022
Responden,
( )
70
71
Lampiran E
No. Responden:
Petunjuk Pengisian :
A. DATA DEMOGRAFI
Fakultas :
( ) Kehutanan
72
( ) Teknik
( ) Ilmu Budaya
( ) Pertanian
( ) Hukum
( ) Ya ( ) Tidak
B. SUMBER INFORMASI
Paru
(RJP)?
( ) Internet
( ) Saudara/keluarga/teman
73
( ) Petugas kesehatan
C. LEMBAR PERTANYAAN
No. Pertanyaan B S TT
hitungan menit
74
dapat mengembalikan fungsin
bantuan
75
10. Untuk penolong awam yang sudah
terlebih dahulu
memberikan oksigenasi
ke hidung
hati
76
16. Ketika ada korban henti jantung,
tanda kesadaran
jantung
nyata.
77
SOP RJP
78
antara pemberian nafas buatan dan kompresi
jantung luar.
2. Henti Jantung
3. Barrier
4. Handscoon
Lingkungan)
1) Memanggil nama /
bahu
2) Rangsang nyeri di
79
4. Jika pasien tidak sadar, tidak
code blue
2) Dengarkan suara
nafas
3) Rasakan hembusan
nafas
detik)
lakukan RJP
80
kompresi 2x ventilasi)
interupsi.
selama 1 menit
recovery.
81
Lampiran 3. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner
Total
Nomor
Pearson Status Alpha Status
Pertanyaan
Correlation
82
7 .460 Valid Reliabel
83