Anda di halaman 1dari 87

SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN STRES


PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR DALAM MENGERJAKAN
TUGAS AKHIR DI POLTEKKES KEMENKES MATARAM TAHUN 2022

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan pendidikan


Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan Mataram
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram
Tahun Akademik 2021/2022

Oleh :

KRISNA ADI PUTRA


NIM. P07120418009

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MATARAM
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Politeknik


Kesehatan Kemenkes Mataram Jurusan Keperawatan dan diterima untuk
memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Program Pendidikan Sarjana
Terapan Keperawatan Mataram tahun akademik 2021/2022.

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Mataram Kemenkes RI

Rusmini, S.Kep., Ns., MM


NIP.197010161989032001

Tim Penguji:

1. H. Cembun. A,Per.Pen., MPH (_________________)


NIP. 196512311986031020 Ketua Penguji

2. Desty Emilyani, M.Kep. (_________________)


NIP. 197412061998032001 Penguji I

3. Mardiatun, M.Kep (_________________)


NIP. 198002052006042001 Penguji II

Tanggal Ujian :

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul “ Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan

Stres pada Mahasiswa Tingkat Akhir dalam Mengerjakan Tugas Akhir di

Poltekkes Kemenkes Mataram tahun 2022 ” telah mendapat persetujuan untuk

diseminarkan dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan Mataram Kemenkes

RI Jurusan Keperawatan Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan Mataram

Tahun Akademik 2021/2022

Oleh :

KRISNA ADI PUTRA


NIM: P07120418009

Mataram, Mei 2022

MENGETAHUI

Pembimbing I Pembimbing II

Desty Emilyani, M.Kep. Mardiatun, M.Kep


NIP. 197412061998032001 NIP. 198002052006042001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

Skripsi yang berjudul “ Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Stres

pada Mahasiswa Tingkat Akhir dalam Mengerjakan Tugas Akhir di Poltekkes

Kemenkes Mataram tahun 2022 ” Penyusunan Skripsi ini merupakan salah satu

syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Skripsi pada Program Studi Sarjana

Terapan Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram.

Penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan

dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak H. Awan Dramawan, S.Pd., M.Kes selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kemenkes Mataram.

2. Ibu Rusmini, S.Kep., Ns., MM selaku Ketua Jurusan Keperawatan Mataram.

3. Ibu Desty Emilyani, M. Kep selaku Ketua Program Studi D.IV Keperawatan

Mataram dan selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan masukan,

dorongan dan bimbingan dalam menyusun Skripsi ini.

4. Ibu Mardiatun, M.Kep selaku Pembimbing Pendamping yang telah

memberikan masukan, dorongan dan bimbingan dalam menyusun Skripsi ini.

5. Bapak H. Cembun. A,Per.Pen., MPH selaku penguji dalam ujian Skripsi,

yang telah memberikan masukan dan sarannya.

6. Kedua orang tua, kakak dan adik saya yang telah senantiasa memberikan

cinta, kasih sayang, bantuan secara langsung maupun tidak langsung dan

selalu mendoakan untuk keberhasilan saya.

iii
7. Sahabat dan semua teman-teman saya terimakasih atas segala bantuan dan

dukungan selama ini.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari isi

maupun sistematika penulisan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya.

Mataram, Mei 2022

Peneliti

iv
Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya Dengan Stres pada
Mahasiswa Tingkat Akhir dalam Mengerjakan Tugas Akhir di
Poltekkes Kemenkes Mataram

Krisna Adi putra1, Desty Emilyani2, Mardiatun³


Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram Jl. Kesehatan V/1 Mataram
Tlp. (0370) 621383
Email : kap509206@gmail.com

ABSTRAK
Teman sebaya merupakan sumber status, persahabatan dan rasa saling memiliki
yang penting dalam situasi sekolah. Anak di sekolah biasanya menghabiskan
waktu bersama-sama paling sedikit selama enam jam setiap harinya. Sistem
dukungan sering kali diperlukan untuk bertahan terhadap tingkat stres. Tujuan
Penelitian ini Mengetahui Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan
Stres pada Mahasiswa Tingkat Akhir Dalam Mengerjakan Tugas Akhir di
Poltekkes Kemenkes Mataram tahun 2022.Jenis Penelitian ini Analitical
Correlation dengan pendekatan Cross Sectional. Populasinya seluruh
mahasiswa keperawatan tingkat akhir di Poltekkes Kemenkes Mataram,
sampelnya berjumlah 40 Mahasiswa, dengan metode purposive Sampling.
Pengumpulan data menggunakan kuisoner DASS, dianalisa menggunakan uji
Spearman Rank. Hasil penelitian dari 40 responden, menurut uji statistik
Spearman Rank yaitu Ha diterima Dengan demikian terdapat hubungan
dukungan sosial teman sebaya dengan stres mahasiswa tingkat akhir yang
mengerjakan tugas akhir di Poltekkes Kemenkes Mataram. hendaknya
Mahasiswa di Poltekkes Kemenkes Mataram mampu melakukan hubungan
interaksi antar teman sehingga dukungan situasi dapat diperoleh selama
mengikuti pendidikan.

Kata Kunci: Mahasiswa, Tugas Akhir, Stress, Dukungan Sosial Teman


Sebaya.

ABSTRACT
Peers are an important source of status, friendship and belonging in school
situations. Children at school usually spend at least six hours together each day.
A support system is often necessary to withstand stress levels. The purpose of
this study was to determine the relationship between peer social support and
stress in final year students in doing their final project at Poltekkes Kemenkes
Mataram in 2022. This type of research is analytical correlation with a cross
sectional approach. The population is all final year nursing students at Poltekkes
Kemenkes Mataram, the sample is 40 students, using purposive sampling
method. Data collection using the DASS questionnaire, analyzed using the
Spearman Rank test. The results of the research from 40 respondents, according
to the Spearman Rank statistical test, namely Ha is accepted. Thus, there is a
relationship between peer social support and the stress of final year students who
are doing their final project at Poltekkes, Ministry of Health, Mataram. Students at
Poltekkes Kemenkes Mataram should be able to interact with friends so that
situational support can be obtained during education.

Keywords: Student, Final Project, Stress, Peer Social Support.

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...................................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................................xi
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................5
1. Tujuan Umum.....................................................................................................5
2. Tujuan Khusus....................................................................................................5
D. Hipotesis Penelitian................................................................................................5
E. Manfaat Penelitian.................................................................................................6
1. Manfaat Teoritis.................................................................................................6
2. Manfaat Praktis..................................................................................................6
BAB II..................................................................................................................................7
TINJAUAN TEORI................................................................................................................7
A. Konsep Tugas Akhir (Skripsi)..................................................................................7
1. Pengertian Tugas Akhir (Skripsi).........................................................................7
2. Ciri Ciri Tugas Akhir (Skripsi)...............................................................................7
3. Jenis Tugas Akhir (Skripsi)...................................................................................8
4. Tujuan Tugas Akhir (Skripsi).............................................................................10
B. Konsep Mahasiswa...............................................................................................10
1. Pengertian Mahasiswa.....................................................................................10
2. Ciri Ciri Mahasiswa...........................................................................................11
3. Tugas Dan Kewajiban Mahasiswa.....................................................................12
4. Peranan Dan Fungsi Mahasiswa.......................................................................13

vi
5. Karakteristik Perkembangan Mahasiswa..........................................................14
C. Konsep Stres.........................................................................................................16
1. Pengertian Stres...............................................................................................16
2. Etiologi stres.....................................................................................................17
3. Tahapan dan Gejala Stres.................................................................................19
4. Jenis Stres.........................................................................................................22
5. Tingkat Stres.....................................................................................................23
6. Respon Terhadap Stres.....................................................................................24
7. Stres Pada Mahasiswa......................................................................................28
8. Dampak Stres Pada Mahasiswa........................................................................30
9. Alat Ukur Stres.................................................................................................31
10. Penatalaksanaan Stres Pada Mahasiswa......................................................32
D. Konsep Dukungan Sosial Teman Sebaya..............................................................33
1. Pengertian Dukungan Sosial Teman Sebaya.....................................................33
2. Fungsi dan Ciri Teman Sebaya..........................................................................34
3. Aspek Aspek Dukungan Sosial Teman Sebaya..................................................36
E. Kerangka Konsep..................................................................................................38
BAB III...............................................................................................................................39
METODE PENELITIAN.......................................................................................................39
A. Ruang Lingkup Penelitian.....................................................................................39
B. Desain Penelitian..................................................................................................39
C. Populasi dan Sampel............................................................................................40
D. Prosedur Penelitian..............................................................................................41
E. Variabel Penelitian...............................................................................................42
F. Data Yang Dikumpulkan.......................................................................................42
G. Cara Pengumpulan Data.......................................................................................43
H. Cara Pengolahan Data..........................................................................................44
I. Analisa Data.........................................................................................................46
J. Kerangka Kerja.....................................................................................................48
K. Definisi Operasional.............................................................................................49
BAB IV..............................................................................................................................50
HASIL PENELITIAN............................................................................................................50
A. Gambaran lokasi penelitian..................................................................................50

vii
B. Gambaran Umum Karakteristik Responden.........................................................50
1. Karakteristik Responden Bedasarkan Jenis Kelamin.........................................50
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur....................................................51
C. Gambaran Khusus Hasil Penelitian.......................................................................52
1. Identifikasi Dukungan Sosial Teman Sebaya dalam Mengerjakan Tugas Akhir di
Poltekkes Kemenkes Mataram tahun 2022..............................................................52
2. Identifikasi Tingkat Stres pada Mahasiswa Tingkat Akhir dalam Mengerjakan
Tugas Akhir di Poltekkes Kemenkes Mataram tahun 2022......................................52
3. Analisis Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Stres pada
Mahasiswa Tingkat Akhir dalam Mengerjakan Tugas Akhir di Poltekkes Kemenkes
Mataram tahun 2022...............................................................................................53
BAB V...............................................................................................................................55
PEMBAHASAN..................................................................................................................55
A. Dukungan Sosial Teman Sebaya.......................................................................55
B. Stres Mahasiswa Tingkat Akhir.........................................................................57
C. Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Stres Mahasiswa Tingkat
Akhir.........................................................................................................................58
BAB VI..............................................................................................................................61
SARAN DAN KESIMPULAN................................................................................................61
A. Kesimpulan...........................................................................................................61
B. Saran....................................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................50

LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.Definisi Operasional Hubungan Dukungan Teman Sebaya dengan

Stress pada Mahasiswa Tingkat Akhir dalam Mengerjakan Tugas

Akhir di Poltekkes Kemenkes Mataram tahun 2022.....................49

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden di Poltekkes Kemenkes

Mataram tahun 2022....................................................................51

Tabel 3.Distribusi Frekuensi Umur Responden di Poltekkes Kemenkes

Mataram tahun 2022....................................................................51

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Dukungan Sosial Teman Sebaya Responden di

Poltekkes Kemenkes Mataram tahun 2022..................................52

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tingkat Stres Mahasiswa di Poltekkes Kemenkes

Mataram tahuin 2022...................................................................53

Tabel 6. Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Tingkat stres di

Poltekkes Kemenkes Mataram tahun 2022..................................54

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep............... ..............................................................38

Gambar 2. Kerangka Kerja.................................... .............................................48

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Tentang Penelitian

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Lembar Skala Pengukuran Tingkat Stres dan Dukungan Sosial

Teman Sebaya

Lampiran 4 : Ethical Cleanrance

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 6 : Master Tabel

Lampiran 7 : Hasil SPSS

Lampiran 8 : Lembar Konsultasi

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stres terkadang sulit dihindari tidak terkecuali mahasiswa

(Rizal,2019). Berdasarkan penelitian dari (Carsita, 2018), Bahwa

mahasiswa keperawatan rentan mengalami stres ketika menyusun

skripsi, stres itu terjadi jika ditangani akan berdampak pada terhambatnya

penyusunan skripsi, menurunnya nilai akademik, dan lulus tidak tepat

waktu

Menurut penelitian Dicknison (Broto, 2016), memaparkan bahwa stres

meningkatkan resiko mahasiswa untuk mengalami berbagai gangguan

mental dan penyakit fisik meliputi kecemasan, depresi, kekebalan tubuh

menurun, sakit kepala, sakit jantung, hilangnya energi dan gangguan

tekanan darah. Stres yang dialami mahasiswa penulis skripsi umumnya

bersifat negatif sebab stres tersebut menimbulkan kerugian bagi

mahasiswa

Mengatur jadwal untuk mengejar deadline yang berkaitan dengan

skripsi, seperti melakukan penelitian lapangan, pemikiran ilmiah dan

penulisan. Mahasiswa tidak hanya harus menyelesaikan skripsi setelah

lulus, mereka juga harus hidup lebih mandiri untuk menentukan masa

depannya (Rohmah, 2017).

Fenomena mahasiswa yang mengalami stres dalam penyusunan

skripsi dapat dilihat dari berbagai aspek misalnya sulit dalam mencari

literatur, tidak terbiasa menulis, masalah dana, kurang terbiasa dengan

sistem kerja yang dengan pengaturan waktu yang demikian ketat, dan

1
2

sulit mengembangkan komunikasi dengan pembimbing secara konstruktif

(Darmono & Hasan, 2002)

Penelitian yang dilakukan oleh (Zakaria, 2017), menunjukan bahwa

proporsi mahasiswa kategori ringan yang stres saat mengerjakan skripsi

adalah 8,5%, kemudian kategori sedang 86,5%, dan kategori berat 5%.

Dilihat dari hasil penelitian ini, dari segi usia adanya tekkanan sosial

berupa opini negatif dari masyarakat, dengan bertambahnya usia,

tekanan kelulusan dan tuntutan dari orang tua juga akan mempengaruhi

citra diri mahasiswa.

Penelitian dari Calista,(2019), didapati sebanyak 28 responden

(44,4%) mengalami stres berat, 25 responden (39,4%) mengalami stres

sedang, dan 10 responden (15,9%) mengalami stres ringan. Berdasarkan

data yang di peroleh dari Statista,(2019), didapati di awal tahun 2018 ada

sekitar 59% mengalami stres. Survei menurut American Collage Health

Association,(2015), didapati juga 30% mahasiswa mengalami stres

negatif dalam kinerja akademis.

Menurut penelitian (Marbun A. P. A., Ameliwati, 2018), gambaran

stres pada mahasiswa keperawatan sekitar 67 responden (91,8%)

mengalami stres sedang, 3 responden (4,1%) mengalami stres ringan, 3

responden (4,1%) mengalami stres berat

Penelitian yang dilakukan Iswanto,(2014), dengan responden sebanya

72 mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, menunjukan bahwa 15,3%

mahasiswa mengalami stres berat, 41,7% mahasiswa mengalami stres

sedang, 43% mahasiswa mengalami stres ringan.

Menurut hasil wawancara yang saya,(2021), pada 13 mahasiswa

sarjana terapan tingkat akhir di Poltekkes Kemenkes Mataram, didapat

62% mengalami stres sedang dan 38% mengalami stres ringan.


3

Mahasiswa akhir dituntut untuk menyelesaikan studi mereka

sesegera mungkin. Secara umum, pada akhir masa studi mahasiswa

mendapatkan tugas akhir yang biasa disebut skripsi. Skripsi merupakan

karya ilmiah dan wajib ditulis oleh mahasiswa pada tahun terakhir

sebagai syarat untuk menyelesaikan masa studi. Skripsi juga

merupakan salah satu bukti kemampuan akademik mahasiswa, selain

sebagai syarat akhir pendidikan, skripsi juga merupakan salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Proses penyusunan skripsi

dilakukan oleh setiap mahasiswa secara individu. Dalam menyusun

makalah, banyak sumber yang dibutuhkan. Dengan membaca, mereka

dapat menemukan sesuatu dan meningkatkan pemahaman mereka

tentang apa yang akan mereka lakukan. Selain itu, mereka harus memiliki

semangat dan motivasi. (Rahmi & marnola,2020).

Menurut penelitian (Giyarto & Uyun, 2018), menyatakan bahwa stres

yang dialami mahasiswa tingkat akhir dalam mengerjakan skripsi

memberikan dampak negatif pada diri mahasiswa, stres yang dialami

pada mahasiswa dapat dilihat dari 4 aspek, yaitu : gejala fisik, gejala

emosional, gejala kognitif, dan gejala interpersonal. Adapun faktor faktor

yang menyebabkan stres pada mahasiswa yaitu faktor internal meliputi,

kemampuan dan kecerdasan seseorang dan faktor eksternal meliputi,

tuntutan kampus, keluarga, dan lingkungan sekitar

(Nana Ratna Dewi et al., 2018), mengatakan bahwa beberapa hal

yang menjadi kendala dalam pengerjaan skripsi, antara lain: pengerjaan

skripsi yang membosankan, proses pengumpulan data yang lama,

kesulitan dalam menulis ide dalam bentuk tulisan, kesulitan dalam

mengalokasikan waktu antara menulis skripsi dengan kegiatan lain

misalnya bekerja dan kurangnya keterampilan berbahasa inggris.


4

Penelitian (Broto, 2016), memaparkan bahwa stres meningkatkan

resiko pada mahasiswa untuk mengalami berbagai gangguan mental dan

penyakit fisik meliputi kecemasan, depresi, kekebalan tubuh menurun,

sakit kepala, sakit jantung, hilangnya energi, dan gangguan tekanan

darah. Stres yang dialami mahasiswa penulis skripsi umumnya bersifat

negatif sebab stres tersebut menimnulkan kerugian bagi mahasiswa.

Banyak faktor yang dapat mengurangi tingkat stres akademik, salah

satunya adalah dukungan sosial

Bentuk dukungan sosial dapat berupa informasi, tingkah laku tertentu,

ataupun materi yang dapat menjadikan individu yang menerima bantuan

merasa disayangi, diperhatikan dan bernilai (Muchlisin,2017). Dukungan

sosial dapat berasal dari pasangan, keluarga, teman, masyarakat, teman

satu kelompok, teman kerja, atasan. Secara umum mahasiswa

menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman sebaya di tahap

remaja, sehingga peran teman sebaya sebagai sumber dukungan

emosional sangat penting. (Papalia et al., n.d.).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dapat dirumuskan permasalahan

dalam penelitian ini adalah “Apakah Ada Hubungan Dukungan Sosial

Teman Sebaya dengan Stres pada Mahasiswa Tingkat Akhir Dalam

Mengerjakan Tugas Akhir di Poltekkes Kemenkes Mataram tahun 2022”?


5

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan

Stres pada Mahasiswa Tingkat Akhir Dalam Mengerjakan Tugas

Akhir di Poltekkes Kemenkes Mataram tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat Dukungan Sosial Teman Sebaya dalam

Mengerjakan Tugas Akhir di Poltekkes Kemenkes Mataram

tahun 2022.

b. Mengidentifikasi tingkat Stres pada Mahasiswa Tingkat Akhir

dalam Mengerjakan Tugas Akhir di Poltekkes Kemenkes

Mataram tahun 2022.

c. Menganalisis Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya

dengan Stres pada Mahasiswa Tingkat Akhir dalam Mengerjakan

Tugas Akhir di Poltekkes Kemenkes Mataram tahun 2022

D. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Hipotesa Alternative (Ha) :

Ada Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Stres Pada

Mahasiswa Tingkat Akhir dalam Mengerjakan Tugas Akhir di

Poltekkes Kemenkes Mataram.

2. Hipotesa Nol (H0) :

Tidak Ada Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Stres

Pada Mahasiswa Tingkat Akhir dalam Mengerjakan Tugas Akhir di

Poltekkes Kemenkes Mataram.


6

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan

evidence based practice terhadap terapi Dukungan Sosial Teman

Sebaya dalam penurunan tingkat stres pada Mahasiswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi

mahasiswa sebagai usaha mandiri untuk mengatasi stres pada

mahasiswa tingkat akhir dalam penyusunan tugas akhir.

b. Bagi Instansi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data tentang

hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan tingkat stres

dalam menyusun tugas akhir, sehingga dapat diambil langkah

langkah antisipatif tersebut dalam penyusunan tugas akhir

c. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan evidance

based practice baru tentang dukungan sosial teman sebaya dan

diterapkan di pelayanan kesehatan.

d. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini akan menjadi salah satu data riset yang dapat

dikembangkan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya

dan menjadi referensi dalam memperluas pengetahuan serta

pengalaman peneliti berikutnya untuk membuat penelitian terbaru

tentang dukungan sosial teman sebaya dan Stres mahasiswa

dalam penyusunan tugas akhir.


7

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Tugas Akhir (Skripsi)

1. Pengertian Tugas Akhir (Skripsi)

Pengertian skripsi adalah suatu bentuk karya ilmiah yang disusun

oleh setiap mahasiswa atas dasar suatu penelitian dalam rangka

menyelesaikan studi program strata satu (S1). Menurut

Purwadharminta (dalam Mastuti, 2010), skripsi adalah karangan

ilmiah yang diwajibkan sebagai persyaratan pendidikan akademis.

Widharyanto (dalam Herlina, 2008) menyatakan bahwa pengertian

skripsi adalah karya ilmiah dalam suatu bidang studi yang dibuat oleh

para mahasiswa strata satu pada masa akhir studinya sebgai

persyaratan untuk menyelesaikan program studi. Studi yang dibuat

harus berdasarkan pada suatu penelitian ilmiah, baik penelitian

lapangan, penelitian perpustakaan, atau penelitian pengembangan.

Menurut Hariwijaya dan Djaelani (dalam Hayati, 2008) skripsi

adalah tulisan ilmiah yang dibuat sebagai syarat seorang mahasiswa

menyelesaikan studi program sarjananya. Skripsi ini sebagai bukti

kemampuan akademik seorang mahasiswa dalam penelitian. Skripsi

menjadi syarat kelulusan di perguruan tinggi, yang diwajibkan bagi

mahasiswa S1 dengan tujuan agar mahasiswa dapat

mengungkapkan pikirannya secara sistematik.

2. Ciri Ciri Tugas Akhir (Skripsi)

Skripsi memiliki beberapa karakteristik, antara lain:

a. Sebagai salah satu dari ciri karya ilmiah maka dalam skripsi

diperlukan metode ilmiah dalam penyusunan dan penelitiannya.


8

b. Hasil penelitian dikaji didasarkan pada suatu permasalahan atau

fenomena yang ada dan relevan dengan penelitian-penelitian

yang dlakukan sebelumnya.

c. Pemecahan masalah dalam skripsi sesuai dengan bidang

keilmuan yang telah digeluti.

d. Ditulis sesuai dengan rambu-rambu penelitian atau kepenulisan

skripsi yang dibuat setiap prguruan tinggi.

e. Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku, kecuali dalam bidang

ilmu keahlian tertentu ditulis dengan menggunakan Bahasa

Inggris.

f. Pembahan dari skrispi disusun berdasarkan hasil penelitian

atau observasi di lapangan.

g. Dalam kepenulisannya dibimbing oleh dosen yang disebut sebgai

dosen pembimbing.

h. Karya yang ditulis merupakan karya asli bukan asil dari plagiat,

sehingga dalam hal ini sering perguruan tinggi menggunakan alat

untuk mengecek plagiarism seperti misalnya turnitin.

3. Jenis Tugas Akhir (Skripsi)

Ditinjau dari segi penelitian yang digunakan skripsi dapat

diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, antara lain:

a. Kuantitatif

Sugiyono, (2015), menjelaskan penelitian kuantitatif merupakan

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism yang

digunakan untuk meneliti populasi atau sampel dan teknik

pengambilan tertentu, pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan istrumen penelitian dan teknik analisisnya bersifat


9

kuantitatif/statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah

ditetapkan.

Karena data bersifat angka-angaka maka alat pengolah data yang

digunakan biasanya adalah SPSS, Excel, minitab, dan lain

sebagainya.

b. Kualitatif

Skripsi kualitatif merupakan skripsi yang jenis metode

penelitiannya berlandaskan pada filsafat post-positivisme,

digunakan untuk meneliti suatu objek alamiah, dimana penelitian

sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data

dilakukan secara  purposive  dan  snowball, teknik pengumpulan

dengan triangulasi (gabungan).Adapun untuk analiss data bersifat

induktif dari penelitian kualitatif dan hasil penelitian lebih

menekankan makna daripada generalisasi.

c. PTK ( Penelitian Tindakan Kelas )

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bertujuan

untuk memperbaiki pembelajaran di kelas atau untuk

meningkatkan mutu pembelajaran. Sehingga dibutuhkan

pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas dengan

merefleksikan diri sebagai upaya untuk memecahkan

permasalahan tersebut dengan berbagai tindakan yang tertencana

dan nayata untuk menganalisis setiap pengaruh perlakuan

tersebut. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) umumnya dilakukan

oleh mahaiswa kependidikan, karena biasanya subjek dari

penelitian ini adalah siswa.


10

d. Pengembangan ( Research and Development/ RnD )

Penelitian RnD ini sangat jarang digunakan untuk setingkat

sarjana, karena biasanya digunakan untuk menyusun tesis

ataupeun disertasi. Meskipun begitu ada juga mahasiswa S1 yang

menggunakan RnD. Secara umum RnD merupakan metode

penelitian yang digunakan untuk tujuan menghasilkan suatu

produk dan menguji keefektifan dari produk tersebut.

4. Tujuan Tugas Akhir (Skripsi)

Tujuan yang diperoleh dari manfaat penulisan skripsi adalah sebagai

berikut:

a. Memberikan pemahaman mahasiswa tentang bagaimana berpikir

imiah dan logis mengenai suatu fenomena tertentu dan

menyajikannya secara terstruktur dan sistematis.

b. Memadukan ketrampilan dan pengetahuan penulis dalam

memahami, menggambarkan, menganalisis dan emnjelaskan

permasalahan dan pemecahan masalah sesuai dengan bidang

keilmuan yang di ambil.

c. Skripsi sebagai syarat untuk mendapatkan gelar akademik sarjana

dari perguruan tinggi baik Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ataupun

Perguruan Tinggi Swasta (PTS)

B. Konsep Mahasiswa

1. Pengertian Mahasiswa

Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses

menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani

pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari

akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas (Damar


11

Adi Hartaji, 2012). Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap

perkembangan yang usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat

digolongkan pada 19 masa remaja akhir sampai masa dewasa awal

dan dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia

mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup (Yusuf, 2012).

Menurut Kamus Praktis Bahasa Indonesia, mahasiswa adalah

mereka yang sedang belajar di perguruan tinggi (Zulviah, 2021),

mengatakan bahwa mahasiswa adalah orang yang terdaftar dan

menjalani pendidikan pada perguruan tinggi. (Hulu, 2010),

menjelaskan bahwa mahasiswa adalah pelajar di tingkat perguruan

tinggi dan sudah dewasa berkembang emosional, psikologis, fisik,

kemandirian, dan telah berkembang jadi dewasa. Sedangkan

mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No. 30 tahun 1990 adalah

peserta didik yang terdaftar dan belajar diperguruan tinggi tertentu.

(Hulu, 2010), kapasitas kognitif individu yang berusia 18 tahun telah

mencapai operasional formal, taraf ini menyebabkan individu mampu

menyelesaikan masalah yang kompleks dengan kapasitas berfikir

abstrak, logis, dan rasional.

2. Ciri Ciri Mahasiswa

Menurut Kartono dalam (Siregar, 2006), mahasiswa merupakan

anggota masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu, antara lain:

a. Mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk belajar di

perguruan tinggi, sehingga dapat digolongkan sebagai kaum

intelektual.

b. Yang karena kesempatan di atas diharapkan nantinya dapat

bertindak sebagai pemimpin yang mampu dan terampil, baik

sebagai pemimpin masyarakat ataupun dalam dunia kerja.


12

c. Diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang dinamis bagi

proses modernisasi.

d. Diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang

berkualitas dan profesional.

3. Tugas Dan Kewajiban Mahasiswa

Menurut (Siallagan, 2011), mahasiswa sebagai masyarakat

kampus mempunyai tugas utama yaitu belajar seperti membuat

tugas, membaca buku, buat makalah, presentasi, diskusi, hadir ke

seminar, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang bercorak kekampusan.

Di samping tugas utama, ada tugas lain yang lebih berat dan lebih

menyentuh terhadap makna mahasiswa itu sendiri, yaitu sebagai

agen perubah dan pengontrol sosial masyarakat. Tugas inilah yang

dapat menjadikan dirinya sebagai harapan bangsa, yaitu menjadi

orang yang setia mencarikan solusi berbagai problem yang sedang

mereka hadapi.

Selain memiliki tugas, mahasiswa juga memiliki kewajiban yang

harus dijalankan. Setiap mahasiswa berkewajiban untuk:

a. Bertaqwa dan berahlak mulia.

b. Belajar dengan tekun dan sungguh-sungguh agar memperoleh

prestasi tinggi.

c. Mematuhi semua peraturan dan ketentuan yang berlaku, baik

pada tingkat universitas, fakultas maupun jurusan.

d. Ikut memelihara sarana prasarana serta kebersihan, ketertiban

dan keamanan dalam lingkungan universitas.

e. Menghargai ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

f. Terlibat aktif dalam kegiatan kemahasiswaan.

g. Menjaga nama baik, citra, dan kehormatan universitas.


13

h. Ikut bertanggungjawab biaya penyelenggaraan pendidikan kecuali

bagi mahasiswa yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai

dengan peraturan yang berlaku.

i. Berpakaian rapi, sopan, dan patut.

j. Memakai jaket almamater pada setiap kegiatan kemahasiswaan

maupun kegiatan universitas.

k. Menunjang tinggi adat istiadat, sopan santun serta etika yang

berlaku.

l. Menjaga kampus dari kegiatan politik praktis.

m. Menaati kewajiban-kewajiban yang dibebankan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku

n. Saling menghormati sesama mahasiswa dan bersikap sopan

terhadap pimpinan, dosen, dan karyawan.

o. Memarkirkan kendaraan dengan tertib pada tempat parkir yang

telah disediakan

4. Peranan Dan Fungsi Mahasiswa

Sebagai mahasiswa berbagai macam lebel pun disandang, ada

beberapa macam label yang melekat pada diri mahasiswa (Zuhria,

2013) misalnya:

a. Direct of change, mahasiswa bisa melakukan perubahan langsung

karena sumber daya manusianya yang banyak.

b. Agen Of Change, mahasiswa agen perubahan, maksudnya SDM

untuk melakukan perubahan.

c. Iron Stock, sumber daya manusia dari mahasiswa itu tidak akan

pernah habis.

d. Moral Force, mahasiswa merupakan kumpulan orang yang baik.


14

e. Social Control, mahasiswa itu pengontrol kehidupan sosial,

contohnya mengontrol kehidupan sosial yang dilakukan

masyarakat.

5. Karakteristik Perkembangan Mahasiswa

Seperti halnya transisi dari sekolah dasar menuju sekolah

menengah pertama yang melibatkan perubahan dan kemungkinan

stres, begitu pula masa transisi dari sekolah menengah atas menuju

universitas. Dalam banyak hal, terdapat perubahan yang sama dalam

dua transisi itu. Transisi ini melibatkan gerakan menuju satu struktur

sekolah yang lebih besar dan tidak bersifat pribadi, seperti interaksi

dengan kelompok sebaya dari daerah yang lebih beragam dan

peningkatan perhatian pada prestasi dan penilaiannya (Santrock et

al., 2002)

Perguruan tinggi dapat menjadi masa penemuan intelektual dan

pertumbuhan kepribadian. Mahasiswa berubah saat merespon

terhadap kurikulum yang menawarkan wawasan dan cara berpikir

baru seperti; terhadap mahasiswa lain yang berbeda dalam soal

pandangan dan nilai, terhadap kultur mahasiswa yang berbeda

dengan kultur pada umumnya, dan terhadap anggota fakultas yang

memberikan model baru. Pilihan perguruan tinggi dapat mewakili

pengejaran terhadap hasrat yang menggebu atau awal dari karir

masa depan (Papalia et al., n.d.)

Ciri-ciri perkembangan remaja lanjut atau remaja akhir (usia 18

sampai 21 tahun) dapat dilihat dalam tugas-tugas perkembangan

yaitu (Gunarsa, 1991)

a. Menerima keadaan fisiknya; perubahan fisiologis dan organis

yang sedemikian hebat pada tahun-tahun sebelumnya, pada


15

masa remaja akhir sudah lebih tenang. Struktur dan penampilan

fisik sudah menetap dan harus diterima sebagaimana adanya.

Kekecewaan karena kondisi fisik tertentu tidak lagi mengganggu

dan sedikit demi sedikit mulai menerima keadaannya.

b. Memperoleh kebebasan emosional; masa remaja akhir sedang

pada masa proses melepaskan diri dari ketergantungan secara

emosional dari orang yang dekat dalam hidupnya (orangtua).

Kehidupan emosi yang sebelumnya banyak mendominasi sikap

dan tindakannya mulai terintegrasi dengan fungsi-fungsi lain

sehingga lebih stabil dan lebih terkendali. Dia mampu

mengungkapkan pendapat dan perasaannya dengan sikap yang

sesuai dengan lingkungan dan kebebasan emosionalnya.

c. Mampu bergaul; dia mulai mengembangkan kemampuan

mengadakan hubungan sosial baik dengan teman sebaya

maupun orang lain yang berbeda tingkat kematangan sosialnya.

Dia mampu menyesuaikan dan memperlihatkan kemampuan

bersosialisasi dalam tingkat kematangan sesuai dengan norma

sosial yang ada.

d. Menemukan model untuk identifikasi dalam proses ke arah

kematangan pribadi, tokoh identifikasi sering kali menjadi faktor

penting, tanpa tokoh identifikasi timbul kekaburan akan model

yang ingin ditiru dan memberikan pengarahan bagaimana

bertingkah laku dan bersikap sebaik-baiknya.

e. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri; pengertian dan

penilaian yang objektif mengenai keadaan diri sendiri mulai

terpupuk. Kekurangan dan kegagalan yang bersumber pada


16

keadaan kemampuan tidak lagi mengganggu berfungsinya

kepribadian dan menghambat prestasi yang ingin dicapai.

f. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma;

nilai pribadi yang tadinya menjadi norma dalam melakukan

sesuatu tindakan bergeser ke arah penyesuaian terhadap norma

di luar dirinya. Baik yang berhubungan dengan nilai sosial

ataupun nilai moral. Nilai pribadi adakalanya harus disesuaikan

dengan nilai-nilai umum (positif) yang berlaku dilingkungannya.

g. Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-kanakan;

dunia remaja mulai ditinggalkan dan dihadapannya terbentang

dunia dewasa yang akan dimasuki. Ketergantungan secara psikis

mulai ditinggalkan dan ia mampu mengurus dan menentukan

sendiri. Dapat dikatakan masa ini ialah masa persiapan ke arah

tahapan perkembangan berikutnya yakni masa dewasa muda.

C. Konsep Stres

1. Pengertian Stres

Menurut (Chomaria & PSi, 2018) Stress tidak hanya dialami oleh

orang dewasa saja tetapi stress juga bisa dialami oleh anak-anak,

remaja, orang tua, sampai lansia, stress yang dialami anak-anak

biasanya akibat kondisi lingkungan dan pola asuh orang tuanya

contoh misalnya; Pertengkaran orang tua atau perceraian dapat

menyebabkan ketakutan pada anak. Hal ini wajar, karena seorang

anak sangat mendambakan kasih sayang orang di sekelilingnya.

Stres adalah suatu reaksi tubuh yang muncul saat seseorang

menghadapi ancaman, tekanan, atau perubahan (Tjin,2019). Hal ini

dapat pula diartikan sebagai reaksi fisik yang dirasakan oleh individu
17

akibat dari persepsi yang kurang tepat terhadap sesuatu yang

dianggapnya sebagai sebuah ancaman bagi dirinya. Sedangkan

menurut (Böke et al., 2019) “Stress is a part of academic life, and

students often find themselves in search of strategies to mitigate its

effects”.

2. Etiologi stres

Kondisi stres dapat disebabkan oleh berbagai penyebab atau

sumber dalam istilah yang lebih umum disebut stressor. Stressor

adalah keadaan atau situasi, objek atau individu yang dapat

menimbulkan stress. (Priyoto, 2014) Pengklasifikasian sumber stres

dibagi menjadi dua menurut Perry dan Potter, (2012) yakni stressor

eksternal dan stressor internal. Stressor eksternal merupakan

penyebab stres yang berasal dari luar, sedangkan stressor internal

adalah penyebab stres yang berasal dari dalam diri seseorang.

a. Stressor internal

1) Fisik dan biologis

Beberapa faktor fisik dan biologis yang dapat menyebabkan

stres antara lain, yaitu :

(1) Genetika : Masa kehamilan merupakan masa rentan stres

pada anak apabila ibunya seorang perokok, alkoholik, dan

penggunaan obat-obatan yang dilarang selama hamil.

(2) Tidur: Tidur yang cukup memberikan tambahan energi,

semangat dan gairah pada setiap aktivitas yang

dilakukannya.
18

(3) Postur tubuh: Postur tubuh berperan sebagai stresor.

Seperti, cacat bawaan, dan kecelakaan yang

mengakibatkan anggota tubuhnya hilang atau rusak.

(4) Penyakit: Khususnya untuk penyakit yang kronis, seperti

TBC (Tuberculosis), kanker, impotensi, stroke, Diabetes

Militus, dan lain sebagainya.

2) Psikologis

Berikut ini adalah beberapa faktor psikologis yang dapat

menyebabkan stres, seperti:

(1) Persepsi: Persepsi orang satu dengan yang lainnya tentang

stres berbeda-beda, tergantung bagaimana individu tersebut

menyikapinya.

(2) Emosi: Perbedaan kemampuan untuk mengenal dan

membedakan setiap perasaan emosi sangat bepengaruh

terhadap stres yang dialaminya.

(3) Situasi Psikologis: Hal-hal yang mempengaruhi konsep

berpikir (kognitif) dan penilaian terhadap situasi dapat

menjadi pemicu timbulnya stres.

(4) Pengalaman hidup: Pengalaman hidup merupakan

keseluruhan kejadian yang dapat menyebabkan stres,

seperti perubahan hidup, masa transisi, dan krisis

kehidupan.

3) Jenis kelamin

Alizadeh et.al dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa

perempuan beresiko 1,7 kali untuk mengalami stres dan

depresi dibandingkan laki-laki. Hal tersebut senada dengan

hasil survey yang dilakukan oleh American Psycological


19

Association, bahwa perempuan memiliki tingkat stres yang

lebih tinggi dibandingkan laki-laki, 23% perempuan melaporkan

tingkat stres pada level 8,9 atau 10 (dengan skala maksimal

10), sedangkan pada laki-laki sedikit lebih rendah yaitu 16%

American Psycological Association (2012) dalam (Kurniawati et

al., 2020)

4) Umur

Freese Gibson (1999) dalam (Kurniawati et al., 2020) umur

adalah salah satu faktor penting yang menjadi penyebab stres,

semakin bertambah umur seseorang, semakin mudah

mengalami stres. Hal ini antara lain disebabkan oleh faktor

fisiologis yang telah mengalami kemunduran dalam berbagai

kemampuan seperti kemampuan visual, berpikir, mengingat

dan mendengar.

b. Stressor eksternal

1) Faktor lingkungan

(a) Lingkungan fisik: Kondisi atau kejadian yang berada

disekeliling individu atau yang dialami individu dapat

menjadi stresor, seperti bencana alam, cuaca, macet, dan

lingkungan yang kotor.

(b) Lingkungan Biotik: Gangguan yang berasal dari makhluk

makroskopik seperti virus atau bakteri. Seperti, penderita

alergi apabila bertempat tinggal di kawasan kumuh yang

dapat menimbulkan adanya bakteri atau virus akan stres.

(c) Lingkungan sosial: Hubungan yang buruk dengan

lingkungan sekitar, seperti tetangga, orangtua, dan kerabat

dapat menjadi pemicu stresor.


20

3. Tahapan dan Gejala Stres

Perjalanan awal tahapan stres muncul secara lambat dan

menimbulkan berbagai gejala, hal ini seringkali jarang disadari dan

baru akan dirasakan apabila tahapan dari gejala stres sudah lanjut

yang mengakibatkan terganggunya fungsi kehidupan sehari-hari baik

itu dirumah, di tempat kerja, dan di lingkungan sosial sekitarnya.

Dr.Robert J.Van Amberg, dalam Hawari (2018) membagi enam

tahapan stres, dimana setiap tahapannya memiliki gejala masing-

masing yakni:

a. Stres tahap 1

Merupakan stress paling ringan dan pada tahapan ini biasanya

disertai dengan perasaan seperti:

1) Penglihatan tajam tidak sebagaimana mestinya.

2) Semangat bekerja besar, dan berlebihan

3) Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya.

Namun tanpa disadari cadangan energi dihabiskan disertai

dengan rasa gugup yang berlebihan.

4) Merasa senang akan pekerjaannya dan semakin bertambah

semangat, namun tanpa disadari cadangan energy semakin

menipis.

b. Stres tahap 2

Pada tahap gejala stres ini dampak stres yang semula

menyenangkan mulai menghilang dan timbul gejala-gejala seperti:

1) Tidak bisa santai

2) Jantung berdebar-debar

3) Sering mengeluh perut tidak nyaman

4) Merasa mudah lelah sesudah makan siang


21

5) Cepat merasa lelah menjelang sore hari

6) Merasa letih sewaktu bangun pagi hari

7) Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang.

c. Stres tahap 3

Keluhan-keluhan tampak semakin jelas serta mengganggu dan

diikuti gejala seperti:

1) Gangguan lambung dan usus semakin sering (mual, diare dan

mulas).

2) Perasaan tegang semakin meningkat

3) Ketegangan otot-otot semakin terasa

4) Terganggunya pola tidur (sulit tidur, bangun terlalu dini, dan

terbangun tengah malam).

5) Badan tidak stabil, seperti mau pingsan

d. Stres tahap 4

Pada tahap stres ini keadaan semakin menunjukkan hal yang

buruk dengan tanda-tanda sebagai berikut:

1) Daya ingat dan konsentrasi menurun

2) Aktivitas pekerjaan terasa lebih sulit dan menjadi

membosankan dari yang awalnya mudah diselesaikan dan

menyenangkan.

3) Sangat sulit bertahan sepanjang hari

4) Terganggunya pola tidur dengan disertai mimpi-mimpi yang

menegangkan

5) Kemampuan untuk merespons dan menanggapi situasi

kegiatan rutin menghilang.

6) Timbulnya perasaan takut dan cemas yang sulit untuk

dijelaskan
22

7) Perasaan negative dan kehilangan gairah dan semangat.

e. Stres tahap 5

Pada tahapan iin lebih mendalam dengan tanda-tanda:

1) Mudah bingung dan panic serta timbul rasa takut dan cemas

yang meningkat.

2) Semakin beratnya gangguan sisterm pencernaan

3) Semakin mendalamnya kelelahan mental dan fisik

4) Pekerjaan sehari-hari yang sederhana dan ringan tidak dapat

diselesaikan.

f. Stres tahap 6

Tahapan ini merupakan tahapan klimaks dan merupakan keadaan

yang gawat darurat, serta timbul gejala:

1) Sulit untuk bernafas dan sesak

2) Tidak ada tenaga untuk melakukan kegiatan ringan, dapat

pingsan ataupun kolaps.

3) Badan terasa dingin, keringat bercucuran dan gemetar.

4) Keluarnya zat adrenalin yang cukup tinggi dalam peredaran

darah sehingga menyebabkan jantung berdebar sangat keras.

4. Jenis Stres

Para peneliti membedakan stres menjadi dua yakni eustres yang

disebut sebagai stres yang membangun atau menguntungkan, dan

distress yang disebut sebagai stres yang merusak atau merugikan.

(Safira dan Saputra, 2018)

a. Stres yang baik (Eustres) merupakan stres yang menghasilkan

respon dari individu yang bersifat positif, membangun, dan sehat.

Selain itu respon positif selain dirasakan oleh individu itu sendiri

juga dirasakan oleh lingkungan sekitar atau tempat tinggal seperti


23

dengan adanya pertumbuhan, kemampuan adaptasi, tingkat

performance tinggi dan fleksibel. (Potter dan Perry 2012)

b. Stres yang buruk (Distres) merupakan stres yang bersifat terbalik

dengan eustres yakni stres yang negatif, merusak, dan tidak

sehat. Hal ini merupakan konsekuensi yang diterima individu dan

organisasi yang diakibatkan dengan sulit menerima hasil yang

diterima, sulit berkonsentrasi, dan seringnya absensi atau

ketidakhadiran dalam sebuah institusi (Potter dan Perry 2012).

Serupa dengan pendapat Hawari (2018) yang mengatakan bahwa

distress merupakan keadaan seorang individu tidak lagi dapat

menjalankan fungsi pekerjaan dengan baik dikarenakan

mengalami gangguan satu atau lebih organ tubuh.

5. Tingkat Stres

Menurut DASS (Lovibond, 1995) dalam Nixson Manurung (2016),

stres dikelompokkan menjadi lima kategori yakni: stress normal, stres

ringan, stres sedang, stres berat, dan stres sangat berat.

a. Stres normal

Stress normal memiliki nilai skor yaitu 0-14, stress normal yang

dihadapi secara teratur dan merupakan bagian yang masih wajar

dari kehidupan. Seperti dalam situasi kelelahan setelah

mengerjakan tugas, merasakan detak jantung berdetak lebih

keras setelah beraktivitas,

b. Stres Ringan

Stress ringan memiliki nilai skor yaitu 15-18, stress ringan

merupakan stres secara teratur, seperti terlalu banyak kritikan,

kemacetan, dan tidur. Dalam keadaan ini biasanya berlangsung

beberapa menit atau jam, namun demikian stres ringan yang


24

terjadi secara terus menerus kejadiannya dan dalam waktu

singkat bisa meningkatkan resiko penyakit.

c. Stres sedang

Stress sedang memiliki nilai skor yaitu 19-25, stress sedang

merupakan stres yang lebih lama kejadiannya, untuk durasinya

dapat beberapa jam sampai hari. Pada tahap ini timbul berbagai

tanda seperti: focus pada indera pendengaran dan penglihatan,

kewaspadaan, mampu mengatasi situasi yang dapat

mempengaruhi dirinya, dan peningkatan ketegangan dalam batas

toleransi.

d. Stres berat

Stress berat memiliki nilai skor yaitu 26-33 stress berat

merupakan stres kronis yang terjadi dengan durasi minggu

sampai tahun. Dengan seringnya keadaan stres terjadi maka

resiko penurunan kesehatan juga semakin tinggi. Hal ini

dikarenakan pada tahap ini individu sulit untuk berfokus pada

sebuah hal terutama dalam memecahkan masalah, tidak mampu

melakukan kontrol aktifitas fisik dalam jangka waktu yang lama,

dan tidak mampu menggunakan kopping yang adaptif.

e. Stres sangat berat

Stress sangat berat memiliki nilai skor yaitu 34-42 stress sangat

berat merupakan situasi kronis yang dapat terjadi dalam waktu

yang tidak dapat ditentukan. Seseorang yang mengalami stres

sangat berat cenderung pasrah dan tidak memiliki motivasi untuk

menjalani hidup.
25

6. Respon Terhadap Stres

Pada saat terjadi stres, seseorang menggunakan energi

psikologis dan fisiologis untuk berrespon dan mengadaptasi.

Besarnya energi yang dibutuhkan dna keefektifan dari upaya untuk

mengadaptasi bergantung pada intensitas, cakupan, dan durasi

stressor dan besarnya stressor lainnya. Seorang individu secara

keseluruhan terlibat dalam merespon dan mengadaptasi stres.

Respon stres adalah protektif dan adaptif, karakteristik dari respon ini

adalah hasil dari respon neuroendokrin yang terintegrasi (Potter dan

Perry 2012).

a. Respon fisiologis

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Selye (2018) telah

mengidentifikasi respon fisiologis terhadap stres dan terdapat dua

respon yakni: Sindrom Adaptasi Lokal (LAS) dan Sindrom

Adaptasi Umum (GAS). LAS merupakan respon dari organ,

jaringan atau bagian tubuh terhadap stres yang dikarenakan

penyakit, trauma atau perubahan fisiologis lainnya. GAS

merupakan respon pertahanan dari seluruh tubuh terhadap stres.

b. Local Adaptation Syndrome (LAS)

Menurut Hans Selye (2018) stres merupakan respon umum non

spesifik terhadap semua stressor, tanpa memperhatikan apakah

fisiologis, psikologis, atau sosial. Kenyataannya bahwa berbagai

permintaan akan diinterpretasikan secara berbeda oleh orang

yang berbeda sebagai stressor dapat diterangkan oleh adanya

berbagai faktor kondisioning pada masingmasing lingkungan

seseorang. Faktor pengkondisi juga menyebabkan perbedaan


26

dalam toleransi orang yang berbeda terhadap stres. Sebagian

orang dapat mengalami penyakit adaptasi, seperti hipertensi dan

sakit kepala migren, sementara orang lain sama sekali tidak

terpengaruh.

bentuk LAS mempunyai karakter sebagai berikut:

1) Respon yang terjadi adalah setempat, yakni semua system

tubuh tidak dilibatkan dalam respon ini.

2) Respon adalah adaptif yang berarti bahwa diperlukan stressor

untuk menstimulasinya.

3) Respon adalah berjangka pendek. Yang berarti respon

kejadiannya tidak secara terus menerus.

4) Respon adalah restoratif, yang berarti daerah tubuh atau

region homeostatis dibantu dan dipulihkan oleh fungsi LAS

c. General Adaptation Syndrome (GAS)

Menurut Potter dan Perry (2012) GAS merupakan respon

fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stres. Beberapa sistem

tubuh dilibatkan dengan adanya respon GAS ini, terutama system

endokrin serta system saraf otonom. Terdapat tiga reaksi dari

GAS yakni reaksi peringatan, tahap resisten, dan tahap kehabisan

tenaga.

1) Reaksi alarm atau reaksi peringatan

Reaksi alarm melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan

dari pikiran dan tubuh dalam menghadapi stressor. Volume

darah ditingkatkan oleh kadar hormon yang disiapkan dalam

seseorang untuk beraksi. Dalam melakukan adaptasi

diperlukan energi, sehingga pelepasan hormon lainnya untuk

meningkatkan kadar glukosa diperlukan. Peningkatan kadar


27

hormon lain seperti norepinefrin dan epinefrin menyebabkan

meningkatnya aliran darah ke otot, frekuensi jantung,

memperbesar kewaspadaan mental dan meningkatkan

kebutuhan oksigen. (Potter dan Perry, 2012)

Aktivitas hormonal yang luas tersebut mempersiapkan

seseorang untuk melakukan respon melawan atau menghindar

(fight or flight). Pada keadaan ini kebutuhan oksigen, frekuensi

pernapasan dan curah jantung meningkat. Seorang individu

disiapkan untuk melawan atau menghindari stressor dengan

menggunakan energi mental dan kewaspadaan seperti

meningkatnya frekuensi jantung untuk menghasilkan energi

yang lebih banyak, pupil mata berdilatasi untuk menghasilkan

visual yang lebih besar dan perubahan yang lain untuk

menyiapkan individu untuk bertindak. (Potter dan Perry, 2012)

Selama reaksi ini berlangsung seseorang dihadapkan pada

stressor yang spesifik, respon dari fisiologis adalah mendalam

yang berarti melibatkan system tubuh utama, serta bisa

berlangsung mulai kurun waktu menit hingga dengan jam. Jika

keadaan ini terus berlangsung dan menetap dalam keadaan

reaksi alarm, seorang individu akan berkembang pada fase

yang kedua dari GAS yakni resisten. (Potter dan Perry, 2012)

2) Tahap Resisten

Menurut (Potter dan Perry, 2012) pada tahap ini, keadaan

tubuh kembali menjadi stabil, termasuk frekuensi jantung,

kadar hormon, curah jantung, dan tekanan darah kembali ke

keadaan normal. Seseorang berusaha untuk beradaptasi

terhadap stressor yang ada. Tubuh akan secara otomatis


28

memperbaiki kerusakan yang terjadi apabila stres telah diatasi.

Namun apabila stres tidak dapat diatasi dan stressor menetap

terus serta individu tidak berhasil menghadapi adaptasi, maka

penyakit mental parah jangka panjang akan terjadi seperti

penyakit yang melumpuhkan. Apabila keadaan ini terus

berlangsung dan tidak dapat diatasi maka seseorang akan

memasuki tahap ketiga dari GAS yakni tahap kehabisan

tenaga.

3) Tahap kehabisan tenaga

Tahap kehabisan tenaga tergadi pada saat tubuh tidak dapat

lagi melawan stressor dan energi yang seharusnya digunakan

untuk melawan stres sudah menipis. Tubuh sudah tidak

mampu lagi untuk mempertahankan dirinya, serta

menghilangnya reguladi fisiologis. Apabila stres pada keadaan

ini masih terus berlangsung, maka bisa mengakibatkan

kematian. (Potter dan Perry, 2012)

7. Stres Pada Mahasiswa

Mahasiswa seringkali mengalami stres yang bersumber dari

aktivitas akademiknya.Kehidupan akademik, terutama dari tuntutan

eksternal maupun harapannya sendiri; faktor akademik yang bisa

menimbulkan stres bagi mahasiswa yaitu perubahan gaya belajar dari

sekolah menengah ke pendidikan tinggi, tugas tugas perkuliahan,

target pencapaian nilai, prestasi akademik, dan kebutuhan untuk

mengatur diri sendiri dan mengembangkan kemampuan berpikir yang

lebih baik. Hal ini dapat berdampak pada sisi kesehatan fisik mupun

psikis mahasiswa sendiri.


29

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari fisik, mental, dan sosial

yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

ekonomis dan juga ketiadaan penyakit atau kelemahan. Apabila

kesejahteraan dari fisik, mental dan sosial tidak terpenuhi maka akan

muncul masalah kesehatan. Masalah kesehatan perlu menjadi

perhatian bagi semua orang, baik kesehatan fisik maupun kesehatan

psikologisnya. Tingginya beban ekonomi, semakin lebarnya

kesenjangan sosial dan ketidakpastian situasi sosial membuat

masyarakat mengalami gangguan psikologis. Tuntutan akademis

yang harus dihadapi dan tidak siapnya individu untuk menghadapinya

juga dapat mengakibatkan gangguan psikologis seperti stres.

(Ambarwati et al., 2019).

Mahasiswa seringkali mengalami stres yang bersumber dari

aktivitas akademiknya.Kehidupan akademik, terutama dari tuntutan

eksternal maupun harapannya sendiri; faktor akademik yang bisa

menimbulkan stres bagi mahasiswa yaitu perubahan gaya belajar dari

sekolah menengah ke pendidikan tinggi, tugas tugas perkuliahan,

target pencapaian nilai, prestasi akademik, dan kebutuhan untuk

mengatur diri sendiri dan mengembangkan kemampuan berpikir yang

lebih baik. Hal ini dapat berdampak pada sisi kesehatan fisik mupun

psikis mahasiswa sendiri.

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari fisik, mental, dan sosial

yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

ekonomis dan juga ketiadaan penyakit atau kelemahan. Apabila

kesejahteraan dari fisik, mental dan sosial tidak terpenuhi maka akan

muncul masalah kesehatan. Masalah kesehatan perlu menjadi

perhatian bagi semua orang, baik kesehatan fisik maupun kesehatan


30

psikologisnya. Tingginya beban ekonomi, semakin lebarnya

kesenjangan sosial dan ketidakpastian situasi sosial membuat

masyarakat mengalami gangguan psikologis. Tuntutan akademis

yang harus dihadapi dan tidak siapnya individu untuk menghadapinya

juga dapat mengakibatkan gangguan psikologis seperti stres.

(Ambarwati et al., 2019)

8. Dampak Stres Pada Mahasiswa

stress memiliki dampak terbesar terhadap kondisi fisik

mahasiswa. Dampak terbesar yang paling dirasakan oleh mahasiswa

adalah merasa kelelahan dan lemas. Hal lain yang dirasakan adalah

sakit kepala, pusing, atau migrain, gangguan makan, nyeri, badan

pegal dan tegang otot, mudah sakit atau kesehatan tubuh menurun,

gangguan tidur, dan gangguan pencernaan atau sakit perut, Dampak

kedua yang ditimbulkan dari stress yaitu dampak emosi dengan nilai

sebesar. Sebagian besar mahasiswa merasakan mudah marah ketika

merasa stress .Hal lain yang dirasakan yaitu lebih mudah menangis ,

suasana hati buruk, lebih sensitif, mudah tersinggung , tertekan, serta

sedih, risih, khawatir, murung, dan hampir frustasi. Dampak ketiga

dari stress yaitu dampak perilaku dengan nilai sebesar.

Sebagian besar mahasiswa merasa bahwa hubungan dengan

teman, keluarga, serta orang lain memburuk. Hal lain yang dirasakan

yaitu adanya kecenderungan untuk menyendiri dan malas berbicara,

bertemu, atau berinteraksi dengan orang lain, lebih pendiam, malas

mengerjakan tugas atau hal lain, tidak peduli dengan orang lain dan

lingkungan sekitar, serta menjadi pemalu, tidak percaya diri, berteriak

tanpa alasan, dan kurang mengerjakan tugas dengan maksimal.


31

Dampak terkecil yang dihasilkan dari stress adalah dampak

kognitif dengan nilai sebesar. Sebagian besar mahasiswa yang

terkena dampak kognitif dari stress merasakan sulit untuk konsentrasi

atau fokus, baik saat mengerjakan tugas maupun saat berbicara

dengan orang lain. Hal lain yang dirasakan yaitu pikiran tidak tenang,

sering termenung, serta berpikiran negatif, mudah lupa, dan kurang

teliti.

9. Alat Ukur Stres

Beberapa alat atau instrument dari beberapa ahli yang di gunakan

untuk mengukur tingkat stres pada seseorang:

a. Skala Penilaian Penyesuaian Sosial (Social Readjustment Rating

Scale-SRRS) Atau Skala Holmes.

The social Readjustment Rating Scale ditemukan di University of

Washington school of Medicine, oleh Thomas Holmes dan

Richard Rahe, untuk memberikan ukuran standar dampak dari

berbagai macam stres. Skala ini didasarkan pada observasi pada

perubahan hidup yang berarti, apakan positif seperti pernikahan

atau negative seperti kematian seorang teman dekat yang dapat

menyebabkan stres. Thomas Holmes dan Richard Rahe

mengembangkan skala berdasarkan daftar peristiwa stres yang

umum terjadi. (Holmes dan Rahe, 2012)

b. Perceived Stres Scale

Perceived stres scale (PSS) merupakan instrument psikologis

yang paling banyak digunakan untuk mengukur persepsi stres.

PSS merupakan ukuran alat dari tingkat situasi pada kehidupan

individu yang dianggap sebagai stres. Poin item pertanyaan yang

ada dirancang untuk mengetahui terjadinya stres tak terduga, tak


32

terkendali, dan kelebihan beban responden dalam hidup mereka.

Skala ini juga mencakup pertanyaan tentang tingkat stres yang

dialami saat ini. PSS dirancang untuk digunakan dalam komunitas

sampel dengan setidaknya pendidikan SMP. Item pertanyaan

mudah untuk dipahami, dan alternative respon sangat sederhana.

Selain itu pertanyaan yang bersifat umum dan karenanya relative

bebas dari konten khusus untuk kelompok setiap sub-populasi.

PSS terdiri dari 10 pertanyaan dan bertanya mengenai perasaan

dan pikiran. (Cohen, 2012)

c. Kuisioner tingkat stres

Tingkat stres pada instrument ini berupa normal, ringan, sedang,

berat, dan sangat berat. Total skor dari pernyataan item

pertanyaan memiliki arti jika 0-14 adalah normal, 15-18 adalah

ringan, 19-25 adalah sedang, 26-33 adalah berat, 34-42 adalah

sangat berat. (Niven, 2012) pemilihan kuisioner tingkat stres yang

diambil dari Dass42 dengan rentan nilai yang cukup jelas sebagai

indikator pada kuisioner ini yang menjadikan kelebihan kuisioner.

10. Penatalaksanaan Stres Pada Mahasiswa

Adapun cara lainya yang dapat dilakukan untuk mengurangi

stress sebagai berikut:

a. Sempatkan tidur yang cukup.

J. David Forbes, MD, seorang ahli di bidang manajemen stres

menyatakan bahwa sesibuk dan sepadat apapun kegiatan harian,

tetap perlu meluangkan waktu untuk tidur cukup.

b. Makan makanan bergizi.

Makanan cepat saji minim gizi sehingga justru menurunkan energi

tubuh. Tubuh yang tidak fit lebih rentan mengalami stres.


33

c. Berolahraga teratur.

Salah satu cara mengatasi stres yang mudah dan murah yaitu

dengan berolahraga teratur. Tidak perlu lama-lama. Berolahraga

ringan selama 10 menit setiap hari nyatanya sudah dapat

membantu melepas stres dan menjaga kesehatan tubuh.

d. Jangan memaksakan diri ikut segudang kegiatan

e. Manjakan diri sesekali

Menjalani masa perkuliahan bukan berarti menyibukkan diri hanya

dengan kegiatan akademik. Anda tetap membutuhkan hiburan

untuk merilekskan pikiran. Pikiran yang rileks tanpa beban bisa

membantu meningkatkan produktivitas Anda keesokan harinya

Citra W, (2018).

D. Konsep Dukungan Sosial Teman Sebaya

1. Pengertian Dukungan Sosial Teman Sebaya

Dukungan sosial merupakan interaksi interpersonal seperti

pemberian perhatian emosi, pemberian bantuan instrumental,

penyediaan informasi, ataupun pertolongan dalan bentuk lainnya. Hal

seperti ini diyakini dapat memberikan kekuatan bagi individu dalam

menghadapi efek stres serta memungkinkan untuk meningkatkan

kesehatan fisik juga (Taylor, Peplau, & O.Sears, 2009).

Hartanti (dalam Wicaksono, 2014) mendefinisikan dukungan

sosial sebagai perasaan diperhatikan, dicintai, dihargai, dan

dipercaya oleh orang lain. Dukungan sosial dianggap dapat menolong

individu secara psikologis maupun fisik karena hal ini dapat

meningkatkan kemampuan dalam menghadapi stress akibat konflik.

Dalam (Desmita, 2010) juga tidak jauh berbeda, istilah teman sebaya
34

diartikan sebagai anan-anak yang berada pada usia dan tingkat

kedewasaan yang kurang lebih sama dengan temannya.

Menurut Jean Piaget dan Harry Stack sullivan, hubungan teman

sebaya anak dan remaja belajar mengenai hubungan timbal balik

yang simetris. Dalam sebuah penelitian mengenai remaja

menjelaskan bahwasanya hubungan yang positif dengan teman

sebaya berkaitan dengan penyesuaian sosial yang positif pula

(Santrock & Santrock, 2007). Berdasarkan penelitian, remaja

menghabiskan lebih banyak waktunya dengan teman sebayanya

dibanding keluarganya. Teman sebaya merupakan tempat dimana

mereka mendapatkan sebagian besar dukungan sosial yang

dibutuhkan. Dalam dunia remaja, diterima dan disukai teman atau

kelompok sebayanya termasuk kebutuhan yang sangat diperlukan

(Santrock & Santrock, 2007)

2. Fungsi dan Ciri Teman Sebaya

Kelly dan Hansen (1987) menyebutkan beberapa fungsi positif

dari teman sebaya yaitu (Desmita, 2010):

a. Dengan mengontrol impuls agresif. Remaja dapat belajar

memecahkan masalah dengan cara-cara selain agresi secara

langsung melalui interaksi dengan teman sebayanya.

b. Dengan teman atau kelompok sebaya, individu mendapat

dorongan emosional, sosial dan menjadi lebih independen.

Mendorong untuk bisa mengambil peran dan tanggung jawab

baru. Dorongan dari teman sebaya ini dapat mengurangi

ketergantungan remaja terhadap dorongan keluarganya.

c. Dengan teman sebaya, individu dapat meningkatkan


35

keterampilan- keterampilan sosial, mengembangkan kemampuan

dalam penalaran dan belajar mengekspresikan perasaan secara

matang.

d. Remaja belajar mengenai tingkah laku dan sikap-sikap yang

diasosiasikan sesuai peran jenis kelamin.

e. Meningkatkan harga diri (self esteem). Dalam kelompok atau

teman sebaya, individu merasa menjadi orang yang disukai atau

disenangi.

f. Memperkuat penyesuaian moral dan nilai. Dengan teman

sebayanya, remaja mencoba mengambil keputusan untuk dirinya

sendiri melalui evaluasi nilai yang dimiliki dirinya atau teman

sebayanya. Hal ini dapat membantu mengembangkan

kemampuan penalaran dalam hal moral individu

Adapun beberapa ciri teman sebaya menurut (Santoso, 2006)

sebagai berikut:

a. Tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas. Dalam kelompok

teman sebaya, semua anggota memiliki kedudukan yang sama.

Namun biasanya terdapat satu orang yang dianggap sebagai

pemimpin dalam kelompoknya.

b. Bersifat sementara. kelompok seperti ini tidak dapat bertahan

lama karena tidak seperti organisasi yang terstruktur. Apalagi jika

terdapat keinginan individu yang tidak dapat tercapai. Kelompok

sebaya tidak bertahan lama juga bisa dikarenakan keadaan

seperti perpisahan telah usai studi di sekolah.

c. Kelompok sebaya mengajarkan individu tentang kebudayaan


36

yang luas. Hal ini bisa dikarenakan adanya perbedaan latar

belakang, aturan maupun kebiasaan lingkungan asal setiap

individu. Secara tidak langsung setiap individu saling belajar

kebiasaan. Bahkan kemudian bisa dijadikan kebiasaan dalam

kelompok tersebut.

d. Anggotanya adalah individu yang sebaya. Seperti pada anak usia

SMP ataupun SMA, biasanya individu-individu yang memiliki

kesamaan baik dalam keinginan, tujuan maupun kebutuhan.

3. Aspek Aspek Dukungan Sosial Teman Sebaya

Terdapat 4 dimensi dukungan sosial yang di kemukakan oleh

House (dalam Winnbust dkk, 1998; Sarafino,1990, Smet, 2003):

a. Dukungan Emosional

Dukungan ini mecakup ungkapan empati, kepedulian dan

perhatian yang dapat memberikan rasa nyaman, ketentraman diri

dan merasa dicintai orang yang berangkutan

b. Dukungan Penghargaan

Dukungan ini meliputi penghargaan positif, dorongan maju atau

persetujuan atas gagasan atau perasaan dan perbandingan positif

individu dengan orang lain

c. Dukungan Instrumental

Dalam hal ini maencakup bantuan langsung berupa jasa, waktu,

maupun uang

d. Dukungan informasi

Pada dukungan ini meliputi pemberian nasihat, saran , petunjuk,

informasi ataupun umpan balik


37

Sedangkan (Puspitasari, 2010) menjelaskan bahwa terdapat 5 dimensi

dukungan sosial teman sebaya yaitu :

a. Dukungan emosional

b. Dukungan penghargaan

c. Dukungan instrumental

d. Dukungan informasi

e. Dukungan jaringan sosial

Perbedaannya hanya ada dalam dukungan jaringan sosial.

Dimana dukungan jaringan sosial ini mencakup perasaan

keanggotaan dalam suatu kelompok dalam hal berbagi

kesenangan maupun aktivitas aktivitas sosial


38

E. Kerangka Konsep

Faktor yang mempengaruhi Bentuk dukungan sosial 1. Baik


dukungan sosial : teman sebaya :
1. kebutuhan fisik 2. Cukup
1. Dukungan emosional 3. Kurang
2. kebutuhan psikis
3. kebutuhan sosial 2. Dukungan instrumental
3. Dukungan penghargaan
4. Dukungan informasi

Faktor yang mempengaruhi


stress :
1. Tidak ada
1. Variabel dalam diri individu Stres mahasiswa dalam stress
2. Variabel sosial-kognitif 2. Stress ringan
menyusun skripsi
3. Karakteristik kepribadian 3. Stress sedang
4. Hubungan dengan lingkunan 1. Aspek fisik 4. Stress berat
sosial 5. Stress berat
2. Aspek psikologi
sekali
5. Dukungan sosial tman
sebaya

Keterangan : : Diteliti

:Tidak Diteliti

Gambar 1. Kerangka Konsep Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dan


Stres pada Mahasiswa Tingkat Akhir dalam Mengerjakan Tugas
Akhir di Poltekkes Kemenkes Mataram Tahun 2022.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah meneliti hubungan dukungan

sosial teman sebaya dengan stres pada mahasiswa tingkat akhir dalam

mengerjakan tugas akhir di Poltekkes Kemenkes Mataram Tahun 2022.

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Poltekkes Kemenkes Mataram dengan

pertimbangan :

a. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh

peneliti pada bulan oktober 2021, dengan melakukan wawancara

pada mahasiswa mengatakan stress pada saat mengerjakan

tugas akhir akibat refrensi yang susah di dapat dan pemahaman

dalam penulisan tugas akhir

2. Waktu Penelitian

a. Penyusunan skripsi ini dimulai pada bulan Oktober 2021 sampai

dengan Desember 2021.

b. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Mei 2022.

B. Desain Penelitian

Desain Penelitian adalah suatu strategi untuk mencapai tujuan

penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau

petunjuk peneliti pada seluruh proses penelitian (Nursalam., 2017)

Berdasarkan tujuan penelitian, desain yang digunakan adalah

penelitian Analitical correlastion dimana peneliti berupaya mencari

hubungan antara variabel yang satu dengan yang lainnya. Jenis

39
40

penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, penelitian cross

sectional adalah penelitian pada beberapa populasi yang beragam di

amati pada waktu yang sama dan peneliti melakukan observasi atau

pengukuran variabel pada satu saat tertentu (Sastroasmoro, 2011).

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah subjek (misalnya manusia; klien) yang memenuhi

kriteria yang telah ditetapkan. populasi dapat dibedakan menjadi dua

kategori, yaitu populasi target merupakan populasi yang memenuhi

kriteria sampling dan menjadi sasaran akhir penelitian dan populasi

terjangkau merupakan populasi yang memenuhi kriteria penelitian dan

biasanya dapat dijangkau oleh peneliti dari kelompoknya (Nursalam,

2017).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa D3 tingkat

akhir kelas A, B, dan sarjana terapan tingkat akhir di Poltekkes

Kemenkes Mataram dengan jumlah D3 kelas A 41 orang, D3 kelas B

43 orang, dan sarjana terapan 14 orang, total 98 orang.

2. Sampel

Menurut Nursalam, (2017) sampel adalah sebagian dari subjek

dalam populasi yang mampu mewakili populasi tersebut. Sampel

bersifat representatif yaitu menggambarkan karakteristik populasi.

Sampel dalam penelitan ini adalah remaja yang memenuhi kriteria

dalam penelitian yaitu mahasiswa tingkat akhir yang mengalami stres

pada saat mengerjakan tugas akhir di Poltekkes Kemenkes Mataram

3. Sampling (Tehnik Pengambilan Sampel)


41

Sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan

sampel agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan

keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2016b).

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan

teknik probability sampling dengan metode purposive sampling

D. Prosedur Penelitian

1. Alat dan bahan

a. Lembar informed consent

b. Kuesioner tingkat stress

c. Kuisioner tingkat dukungan sosial teman sebaya

d. Alat tulis (pulpen dan buku)

2. Prosedur Pelaksanaan

a. Pengurusan izin

1) Meminta izin kepada Direktur Politeknik Kesehatan Mataram

Kementerian Republik Indonesia.

2) Meminta izin kepada Kepala Jurusan Keperawatan Poltekkes

Kemenkes Mataram

3) Meminta izin kepada Kepala Program Studi Poltekkes

Kemenkes Mataram

b. Peneliti mengurus Ethical Clearance

c. Selama proses pengambilan data penelitian selalu menerapkan

protokol kesehatan yang ketat :

1) Memakai masker

2) Menggunakan hand sanitizer

d. Selanjutnya peneliti meminta persetujuan responden untuk

berpartisipasi dalam penelitian setelah diberikan penjelasan.


42

Apabila responden telah memahami dan bersedia berpartisipasi,

kemudian diminta untuk menandatangani lembar persetujuan

menjadi responden. Kemudian membagikan kuesioner kepada

responden. Responden diberi kesempatan untuk mengisi

kuesioner selama 30 menit.

E. Variabel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai

beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain). (Nursalam, 2017)

1. Variabel Bebas (Independen)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya

menentukan variabel lain (Nursalam, 2017). Variabel independen dalam

penelitian ini adalah dukungan sosial teman sebaya

2. Variabel Terikat (Dependen)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi nilainya

ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2017). Variabel dependen

dalam penelitian ini adalah stress mahasiswa yang mengerjakan

skripsi.

F. Data Yang Dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer

Menurut Riwidikdo (2012), data primer adalah data yang secara

langsung diambil dari obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun

organisasi sehingga diperoleh jawaban atas pertanyaan yang

disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden. Data primer

adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada


43

pengumpul data (Sugiyono, 2012). Adapun data primer dalam

penelitian adalah :

a. Data karakteristik responden berdasarkan umur.

b. Data karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.

c. Data karakteristik responden berdasarkan informasi tentang stress

mahasisawa yang mengerjakan skripsi.

d. Data responden berdasarkan dukungan sosial teman sebaya

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti melalui

pihak kedua atau pihak lain (Riwidikdo, 2012). Data sekunder dalam

penelitian ini berupa gambaran umum tempat penelitian yaitu Poltekkes

Kemenkes Mataram.

G. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dalam penelitan ini dengan cara peneliti

meminta izin kepada pihak sekolah, setelah mendapatkan izin, peneliti

dan dibantu oleh asisten peneliti dalam menentukan responden

memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian, setelah

itu peneliti memberikan lembaran inform concent dan kuisioner variabel

independent ( dukungan sosial teman sebaya ) dan variabel dependent

( stres mahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir ). Dengan alat ukur

yang digunakan adalah spearman rank . kepada setiap responden yang

telah mengisi lembar inform concent . responden diberi kesempatan untuk

mengisi kuisioner masing masing 15 menit. Setelah itu peneliti memeriksa

kelengkapan dan kejelasan isi kuisioner yang sudah diisi oleh reponden.

Kemudian apabila kuisioner belum lengkap maka akan di kembalikan


44

untuk di lengkapi. Selanjutnya peneliti mengumpulkan semua kuisioner

lalu melakukan pengolahan data.

H. Cara Pengolahan Data

Menurut Hidayat (2014), setelah angket dari responden terkumpul,

selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan cara sebagai berikut :

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini

sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan

komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode

dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali

melihat dan arti suatu kode dari suatu variabel.

a. Responden

Responden 1 : R1

Responden 2 : R2

b. Umur

19 tahun : U1

20 tahun : U2

21 tahun : U3

c. Jenis Kelamin

Laki-laki : J1

Perempuan : J2
45

3. Skoring

Setelah data terkumpul dipresentasikan dengan cara jumlah hasil

jawaban yang dapat di bagi jumlah hasil jawaban maksimal dan dikali

100% hasil berupa presentase rumus (Arikunto, 2010). Untuk kuisioner

dukungan sosial teman sebaya :

Selalu (SL) : mendapat nilai 3

Jarang (J) : mendapat nilai 2

Tidak Pernah (TP) : mendapat nilai 1

Skoring yang di hasilkan dianalisis dan dikategorikan dalam kriteria :

Baik : >75%

Cukup : 56-75%

Kurang : <56%

(Nursalam, 2011 dalam Azi 2015)

Skoring untuk kuisioner tingkat stres :

Selalu (SL) : mendapat nilai 3

Jarang (J) : mendapat nilai 2

Tidak Pernah (TP) : mendapat nilai 1

Skoring yang di hasilkan dianalisis dan dikategorikan dalam kriteria :

 Skala depresi : 3, 5, 10, 13, 16, 17, 21, 24, 26, 31, 34, 37, 38, 42

 Skala kecemasan : 2, 4, 7, 9, 15, 19, 20, 23, 25, 28, 30, 36, 40,

41

 Skala stres : 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, 39

Normal : 0-14 Sangat berat : >34

Ringan : 15-18

Sedang : 19-25

Berat : 26-33
46

4. Tabulating

Tabulating adalah mengelompokkan data ke dalam satu tabel

tertentu menurut sifat-sifat yang dimiliki. Pada data ini dianggap bahwa

data telah diproses sehingga harus segera disusun dalam suatu pola

format yang telah dirancang.

Adapun hasil pengolahan data tersebut diinterprestasikan

menggunakan skala kumulatif :

100 % : Seluruhnya

76 % - 99 % : Hampir seluruhnya

51 % - 75 % : Sebagian besar dari responden

50 % : Setengah responden

26 % - 49 % : Hampir dari setengahnya

1 % - 25 % : Sebagian kecil dari responden

0% : Tidak ada satupun dari responden

(Arikunto, 2010)

I. Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis univariat dan bivariat. Penjelasan dari masing-masing analisis

tersebut adalah sebagai berikut :

a. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan

distribusi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012) yaitu

variabel dukungan teman sebaya terhadap stress pada mahasiswa

tingkat akhir dalam mengerjakan tugas akhir.

b. Analisis Bivariat
47

Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang

diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmojo, 2010). Dari hasil

pengisian kuisioner , ditabulasikan dan dianalisa disajikan dalam

bentuk tabel berdasarkan variabel, kemudian diuraikan sesuai hasil

yang di capai guna mengetahui hubungan dukungan sosial teman

sebaya dan stres pada mahasiswa yang mengerjakan tugas akhir.

Data yang terkumpul dilakukan perhitungan jumlah persentase tiap

variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini mengguanakn uji korelasi

spearman rank untuk mengukur tingkat atau eratnya hubungan dua

variabel yang berskala ordinal


48

J. Kerangka Kerja

Kerangka kerja adalah pentahapan atau langkah-langkah dalam

aktivitas ilmiah yang dilakukan dalam melakukan penelitian (kegiatan

sejak awal-akhir penelitian) (Nursalam, 013:116).

Populasi

Sampling
(Purposive Sampling)

Sampel

Desain Penelitian
Analitic korelasi dengan metode pendekatan cross sectional

Pengumpulan Data
(Kuesioner)

Pengolahan Data
(Editing, Coding, Scoring, Tabulating)

Analisa Data
Uji spearman rank

Kesimpulan dan Saran

Gambar 2. Kerangka Kerja Hubungan Dukungan Teman Sebaya dengan Stress


pada Mahasiswa Tingkat Akhir dalam Mengerjakan Tugas Akhir di
Poltekkes Kemenkes Mataram tahun 2022.
49

K. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan

peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat

terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional ditentukan

berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian

(Nursalam, 2016).

Tabel 1. Definisi Operasional Hubungan Dukungan Teman Sebaya


dengan Stress pada Mahasiswa Tingkat Akhir dalam
Mengerjakan Tugas Akhir di Poltekkes Kemenkes Mataram
tahun 2022.

Variabel Definisi Instrumen Skala Hasil Uji


Operasion Penelitian Data Ukur
al
Variabel Dukungan Kuesioner Ordina Selalu (SL) : Spea
independen yang l mendapat nilai 3 rman
: diterima Jarang (J) : rank
Dukungan oleh mendapat nilai 2
sosial sesorang Tidak Pernah
teman yang (TP) : mendapat
sebaya mengalami nilai 1
stres dari Skoring yang di
orang lain , hasilkan dianalisis
saudara dan dikategorikan
ataupun dalam kriteria :
teman Baik : >75%
seperti Cukup : 56-75%
kenyamana Kurang : <56%
n dan
perhatian.
Gangguan Selalu (SL) :
Variabel pada tubuh Kuesioner Ordina mendapat nilai 3 Spea
Dependent : dan pikiran l Jarang (J) : rman
Stress yang mendapat nilai 2 rank
mahasiswa disebabkan Tidak Pernah
yang oleh (TP) : mendapat
mengerjaka perubahan nilai 1
n skripsi. dan Skoring yang di
tuntutan hasilkan dianalisis
kehidupan dan dikategorikan
dalam kriteria :
Normal : 0-14
Ringan : 15-18
50

Sedang : 19-25
Berat : 26-33
Sangat berat : >34

BAB IV
HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan menjelaskan hasil dan pembasahan penelitian mengenai

hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan stres pada mahasiswa tingkat

akhir dalam mengerjakan tugas akhir di Poltekkes Kemenkes Mataram tahun

2022. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel serta narasi untuk

mempermudah pemahaman isi dalam penelitian ini. Pada penyajian data dimulai

dari penelitian berupa data umum dan data isi.

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian terletak di kampus B Poltekkes Kemenkes Mataram

di jalan Kesehatan V/10, Mataram, Kec Mataram. Di kampus Poltekkes

Kemenkes Mataram kampus B terdiri dari 2 jurusan yaitu jurusan

Keperawatan yang memiliki 3 prodi ( D3 Keperawatan, Sarjana Terapan

Keperawatan, dan Profesi Ners ) dan jurusan Kebidanan yang memiliki 2

prodi ( D3 Kebidanan, Sarjana Terapan Kebidanan, Profesi Bidan ).

Fasilitas yang dimiliki yaitu lab Keperawatan, lab Kebidanan,

perpustakaan, ruang rapat, ruang kelas, ruang dosen, dan area parkir.

B. Gambaran Umum Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa tingkat akhir di

Poltekkes Kemenkes Mataram

1. Karakteristik Responden Bedasarkan Jenis Kelamin

Pengelompokan jenis kelamin mahasiswa dengan stress ringan

dan stress sedang dari laki-laki dan perempuan. Berdasarkan hasil


51

penelitian terhadap jenis kelamin pada mahasiswa didapatkan hasil

sebagai berikut :

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden di


Poltekkes Kemenkes Mataram tahun 2022, (n=40)
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Perempuan 32 80%

2 Laki Laki 8 20%

Jumlah 40 100%

Sumber : Data primer april tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa sebagian besar

responden yang berjenis kelamin perempuan dengan jumlah

responden 32 orang (80%)

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Usia dikategorikan sesuai dengan tingkat perkembangan, usia

rata rata mahasiswa tingkat akhir berkisar antara 20-22 tahun. Dari

hasil pengumpulan data dapat diketahui distribusi responden

berdasarkan umur adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Umur Responden di Poltekkes


Kemenkes Mataram tahun 2022, (n=40)
No Umur Frekuensi Persentase

1 20 0 0%

2 21 36 90%

3 22 4 10%

Jumlah 40 100%

Sumber : Data primer april tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa sebagian besar

responden berusia 21 tahun dengan jumlah responden 36 orang

(90%).
52

C. Gambaran Khusus Hasil Penelitian

1. Identifikasi Dukungan Sosial Teman Sebaya dalam Mengerjakan

Tugas Akhir di Poltekkes Kemenkes Mataram tahun 2022.

Frekuensi dukungan sosial teman sebaya responden dalam

mengerjakan tugas akhir di Poltekkes Kemenkes Mataram tahun

2022 dapat dilihat di tabel berikut :

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Dukungan Sosial Teman Sebaya


Responden di Poltekkes Kemenkes Mataram tahun
2022, (n=40)
No Dukungan Sosial Teman Frekuensi Persentase

Sebaya

1 Baik 1 2,5%

2 Cukup 36 90%

3 Kurang 3 7,5%

Jumlah 40 100%

Sumber : Data primer april tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa dari 40

responden, sebagian besar yaitu 36 responden (90%) memiliki

dukungan sosial teman sebaya yang cukup.

2. Identifikasi Tingkat Stres pada Mahasiswa Tingkat Akhir dalam

Mengerjakan Tugas Akhir di Poltekkes Kemenkes Mataram

tahun 2022.

Frekuensi tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir dalam

mengerjakan tugas akhir di Poltekkes Kemenkes Mataram tahun

2022 dapat dilihat dari tabel berikut :


53

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Stres Mahasiswa di


Poltekkes Kemenkes Mataram tahuin 2022, (n=40)
No Umur Frekuensi Persentase

1 Tidak Ada Stres 1 2,5%

2 Stres Ringan 8 20%

3 Stres Sedang 30 75%

4 Stres Berat 0 0%

5 Sangat Berat Sekali 1 2,5%

Jumlah 40 100%

Sumber : Data primer april tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa dari 40

responden , yang terbesar yaitu 30 responden (75%) mengalami

stres sedang.

3. Analisis Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan

Stres pada Mahasiswa Tingkat Akhir dalam Mengerjakan Tugas

Akhir di Poltekkes Kemenkes Mataram tahun 2022

Hubungan dukungan sosial teman sebaya setelah menghitung uji

spearman rank pada sisten komputerisasi SPSS 21 dengan tingkat

stres pada mahasiswa di Poltekkes Kemenkes Mataram tahun 2022

dapat dilihat dari tabel berikut :


54

Tabel 4.5 Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan


Tingkat stres di Poltekkes Kemenkes Mataram tahun
2022 , (n=40)
Dukungan Stres
Teman Mahasisawa
Sebaya
Dukungan Correlation coeffitient 1.000 -749

Teman Sig. (2-tailed) 0,00

Uji Sebaya N 40 40

Spearman Stres Correlation coeffitient -749 1.000

Rank Mahasiswa Sig. (2-tailed) 0,00

N 40 40

Sumber : Data primer april tahun 2022

Berdasarkan tabel 4,5 menunjukan bahwa, Hubungan

Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Stres pada Mahasiswa

Tingkat Akhir Mengerjakan Tugas Akhir di Poltekkes Kemenkes

Mataram didapatkan Hasil ada hubungan dukungan sosial teman

sebaya dengan stres mahasiswa tingkat akhir yang mengerjakan

tugas akhir di Poltekkes Kemenkes Mataram.


55

BAB V

PEMBAHASAN

A. Dukungan Sosial Teman Sebaya

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan dari 40 responden

mahasiswa Poltekkes Kemenkes Mataram tingkat akhir, sebagian besar

mempunyai dukungan sosial teman sebaya cukup sebanyak 36 (90%),

baik sebanyak 1 (2,5%) dan responden mempunyai dukungan sosial

teman sebaya kurang sebanyak 3 (7,5%) .

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukan bahwa seabgian besar dari

responden berusia 21 tahun sejumlah 36 orang (90%). Menurut peneliti

dukungan yang diberikan oleh seseorang dipengaruhi oleh usia. Interaksi

teman sebaya yang memiliki usia yang sama memainkan peran khusus

dalam perkembangan sosioemosional anak-anak.

Salah satu fungsi yang paling penting dari kelompok teman

sebaya adalah untuk memberikan sumber informasi dan perbandingan

tentang dunia diluar keluarga. Orang yang masih muda cenderung untuk

lebih tidak bisa merasakan atau mengenali kebutuhan orang lain dan juga

lebih egosentris dibanding orang yang lebih tua (Friedman, 2008).

Hubungan baik dengan teman sebaya merupakan peran yang penting

agar perkembangan anak menjadi normal (Howes & Tonyan, dalam

Santrock, 2003 dalam Nathania dan Godwin, 2012).

Menurut Mashudi (2013) dukungan sosial merupakan suatu

pertolongan atau bantuan dari orang lain, saudara ataupun teman yang

diberikan kepada seseorang yang mengalami stres. Faktor-faktor yang


56

mempengaruhi dukungan yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor

internal meliputi tahap perkembangan, pendidikan atau tingkat

pengetahuan, faktor emosi dan spiritual. Sedangkan faktor eksternal

meliputi praktik di keluarga, faktor sosio ekonomi dan latar belakang

budaya (Setiadi, 2008). Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa yang

sedang mengerjakan atau menyelesaikan tugas akhir.

Menurut Jean Piaget dan Harry Stack sullivan, hubungan teman

sebaya anak dan remaja belajar mengenai hubungan timbal balik yang

simetris. Dalam sebuah penelitian mengenai remaja menjelaskan

bahwasanya hubungan yang positif dengan teman sebaya berkaitan

dengan penyesuaian sosial yang positif.

Berdasarkan penelitian, remaja menghabiskan lebih banyak

waktunya dengan teman sebayanya dibanding keluarganya. Teman

sebaya merupakan tempat dimana mereka mendapatkan sebagian besar

dukungan sosial yang dibutuhkan. Dalam dunia remaja, diterima dan

disukai teman atau kelompok sebayanya termasuk kebutuhan yang

sangat diperlukan (Santrock & Santrock, 2007)

Dukungan Sosial Teman Sebaya dari 40 responden sebagian

besar responden memiliki Dukungan Sosial Teman Sebaya yang cukup,

dapat dilihat dari sikap solidaritas yang dimiliki sebagian besar responden

yang di dapat dari teman teman berkumpul di area kampus dan sikap

saling membantu yang dalam penyelesaian masalah yang ada lingkungan

kelas, ada juga sedikit responden yang lebih memilih untuk menjauh dari

keramain serta kurang berminat untuk berinteraksi dengan teman

temannya yang mengakibatkan dirinya kurang memiliki Dukungan Sosial

Teman Sebaya.
57

B. Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 40 mahasiswa

yang mengalami tingkat stres paling banyak yaitu tingkat stres sedang

sebanyak 30 (75%), sebagian kecil mengalami tingkat stres ringan

sebanyak 8 (20%), tingkat stres sangat berat sebanyak 1 orang (2,5%)

dan tidak ada stres sebanyak 1 orang (2,5%).

Stres adalah suatu reaksi tubuh yang muncul saat seseorang

menghadapi ancaman, tekanan, atau perubahan (Tjin,2019). Hal ini dapat

pula diartikan sebagai reaksi fisik yang dirasakan oleh individu akibat dari

persepsi yang kurang tepat terhadap sesuatu yang dianggapnya sebagai

sebuah ancaman bagi dirinya.

Tingginya beban ekonomi, semakin lebarnya kesenjangan sosial

dan ketidakpastian situasi sosial membuat masyarakat mengalami

gangguan psikologis. Tuntutan akademis yang harus dihadapi dan tidak

siapnya individu untuk menghadapinya juga dapat mengakibatkan

gangguan psikologis seperti stres.(Ambarwati et al., 2019).

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stress yaitu variabel

dalam diri individu, karakteristik kepribadian, variabel sosial kognitif,

hubungan dukungan keluarga, hubungan dengan lingkungan sosial,

dukungan sosial teman sebaya dan strategi koping (Potter & Perry, 2002).

Penyebab lain yang dapat menyebabkan tingkat stres yaitu faktor

dalam diri mahasiswa itu sendiri, misal mahasiswa yang kebingungan dan

tidak memahami benar tentang pengerjaan skripsi, proses konsul dan

revisi yang ditunda tunda sehingga mengakibatkan tidak terselesainya

skripsi dengan tepat waktu menyebabkan mahasiswa mengalami rasa

cemas dan stres. Usia dan jenis kelamin merupakan salah satu faktor
58

penting yang menjadi penyebab stres, semakin bertambah umur

seseorang, semakin mudah mengalami stres. Hal ini antara lain

disebabkan oleh faktor biologis yang telah mengalami kemunduran dalam

berbagai kemampuan seperti kemampuan visual, berpikir, mengingat dan

mendengar

Hasil penelitian dari 40 responden yang sebagian besar

mengalami tingkat stress sedang karena responden pada penelitian ini

memiliki banyak cara dalam menyikapi stres seperti jalan jalan, makan

ataupun berbelanja serta dukungan teman teman dan adapula responden

yang mengalami stres berat atau sangat berat itu dikarenakan temannya

lebih dulu menyelesaikan tugas akhir, tidak mengerti cara membuat tugas

akhir dan juga tuntutan dosen untuk menyelesaikan tugas akhir dengan

cepat.

C. Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Stres Mahasiswa

Tingkat Akhir

Hasil anilisis data didapatkan nilai p = 0,00 < α = 0,05 dengan

demikian ada hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan tingkat

stres mahasiswa Tingkat Akhir dalam Mengerjakan Tugas Akhir di

Poltekkes Kemenkes Mataram dengan nilai koefisiensi korelasi sebesar

0,00 yang berarti diinterpretasikan bahwa kekuatan hubungan antar

variabel pada tingkat sedang dengan arah hubungan positif.

Mahasiswa menyelesaikan masa studi di perguruan tinggi tidak

hanya tergantung pada motivasi, persiapan akademik, kemampuan dan

keterampilan untuk bekerja secara mandiri, tapi juga pada integrasi sosial

dan dukungan sosial (Papalia dkk, 2007 dalam Mulyani, 2012).


59

Dukungan sosial teman sebaya berhubungan dengan tingkat stres

yang dialami oleh mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir atau

skripsi karena dengan dukungan yang baik maka tingkat stres yang

dialami menjadi ringan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa macam

dukungan yang diberikan oleh teman sebaya seperti dukungan

emosional, dukungan instrumental, dukungan penghargaan, dan

dukungan informasi. Mahasiswa yang mempunyai dukungan sosial cukup

mereka mengalami tingkat stres yang sedang dan berat. Kurangnya

dukungan sosial yang diperoleh dapat membuat mental responden down

dan mengalami stres. Selain itu kebingungan dan tidak memahami benar

tentang pengerjaan skripsi, proses konsul dan revisi yang ditunda tunda

sehingga mengakibatkan tidak terselesainya skripsi dengan tepat waktu

menyebabkan mahasiswa mengalami rasa cemas dan stres. Teman

sebaya juga mempunyai peranan penting dalam memberikan dorongan

kepada temannya sebelum pihak lain memberikan dorongan.

Persepsi buruk mahasiswa sebagai responden terhadap tugas

akhir yang beranggapan tugas akhir adalah suatu hal yang sangat

membebani masing masing responden, hal itu menyebabkan responden

mengalami stres dengan tingkatan yang berbeda beda tergantung

individu responden dalam menyikapinya namun dengan Dukungan sosial

dari teman sebaya sebagian besar responden merasa lebih lega,

terbantu, dan meningkatkan semnagat dalam mengerjakan tugas akhir .

sesuai hasil penelitian sebagian besar responden memiliki dukungan

sosial teman sebaya yang cukup dan meminimalisir stres, menjadikan

rata rata responden menjadi stres sedang. Responden yang memilih

mengasingkan diri dari temannya kurang mendapatkan dukungan yang


60

menyebabkan responden tersebut mengalami stres berat atau sangat

berat namun ada juga mahasiswa yang kurang mendapatkan dukungan

sosial teman sebaya tetapi mampu menangani stres dan menyelesaikan

tugas akhirnya lebih dulu karena keinginan untuk lebih unggul dari

temannya serta adanya dukungan orang tua. Hal ini didapatkan bahwa

antara dukungan sosial teman sebaya dengan stres mahasiswa memiliki

hubungan satu sama lain dalam proses penyelesaian tugas akhir di

Poltekkes Kemenkes Mataram.


61

BAB VI
SARAN DAN KESIMPULAN

A. Kesimpulan

1. Dukungan sosial teman sebaya mahasiswa Tingkat Akhir dalam

Mengerjakan Tugas Akhir di Poltekkes Kemenkes Mataram tahun

2022 sebagian besar adalah cukup (90%)

2. Stres pada Mahasiswa Tingkat Akhir dalam Mengerjakan Tugas Akhir

dii Poltekkes Kemenkes Mataram tahun 2022 sebagian besar adalah

sedang (75%)

3. Hasil analisis nilai korelasi Spearman Rank yaitu Ha diterima dan Ho

ditolak berarti ada hubungan dukungan sosial teman sebaya

terhadap stres mahasiswa, Dengan demikian Ada Hubungan antara

Dukungan sosial teman sebaya dengan Stres pada Mahasiswa

Tingkat Akhir dalam Mengerjakan Tugas Akhir dii Poltekkes

Kemenkes Mataram tahun 2022.

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Mataram

Sedini mungkin para Mahasiswa di lingkungan Poltekkes

Kemenkes Mataram mampu melakukan hubungan interaksi antar

teman sehingga dukungan situasi dapat diperoleh selama mengikuti

pendidikan.

2. Bagi Institusi Pendidikan Poltekkes Kemenkes Mataram

Disarankan penelitian ini dapat menambah informasi dan

dijadikan salah satu referensi yang berguna bagi mahasiswa yang

ingin mengetahui Hubungan antara Dukungan sosial teman sebaya


62

dengan Stres pada Mahasiswa Tingkat Akhir dalam Mengerjakan

Tugas Akhir dii Poltekkes Kemenkes Mataram tahun 2022.

3. Bagi Dosen Poltekkes Kemenkes Mataram

Disarankan kepada tenaga kesehatan pelaksana dapat

memberikan edukasi baru tentang Dukungan sosial teman sebaya

dengan Stres pada Mahasiswa Tingkat Akhir dalam Mengerjakan

Tugas Akhir dan diterapkan di pelayanan kesehatan

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan untuk menambah variabel lintas budaya, gaya kelekatan

dan lain lain yang mempengaruhi stres dan dukungan sosial,

kemudian diharapkan dapat mengungkapkan faktor faktor lain yang

dapat mempengaruhi stres pada mahasiswa yang mengerjakan tugas

akhir .
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, P. D., Pinilih, S. S., & Astuti, R. T. (2019). Gambaran tingkat stres
mahasiswa. Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional
Indonesia, 5(1), 40–47.

Arikunto, S. (2010). Metode peneltian. Jakarta: Rineka Cipta.

Böke, B. N., Mills, D. J., Mettler, J., & Heath, N. L. (2019). Stress and coping
patterns of university students. Journal of College Student Development,
60(1), 85–103.

Broto, H. (2016). Stres pada mahasiswa penulis skripsi (studi kasus pada salah
satu mahasiswa program studi bimbingan dan konseling Universitas
Sanata Dharma. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Carsita, W. N. (2018). Tingkat Stres Pada Mahasiswa Keperawatan Yang


Menyusun Skripsi. JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA, 6(2), 76.

Chomaria, N., & PSi, S. (2018). Bye Bye Stress. Elex Media Komputindo.

Cohen, S. (2012). Perceived Stress Scale . http://www.


PerceivedStressScale.pdf. Diakses pada tanggal 16 September 2021
pada Jam 15.00 WITA. Damanik, E. D. (2011). Pengujian
Reabilitas,Validitas, Analisi Item.

Damar Adi Hartaji, R. (2012). Motivasi berprestasi pada mahasiswa yang


berkuliah dengan jurusan pilihan orang tua.

Darmono, A., & Hasan, A. (2002). Menyelesaikan skripsi dalam satu semester.
Jakarta: Grasindo.

Desmita, D. (2010). Psikologi Perkembangan, cet ke-6. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Giyarto, G., & Uyun, Z. (2018). Stres pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta dalam Mengerjakan
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Gunarsa, S. D. (1991). Psikologi praktis: anak, remaja dan keluarga. BPK


Gunung Mulia.

Hawari, D. (2018). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Edisi 1. Jakarta:


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Holmes, T. dan R. R. (2012). The Social Readjustment Rating Scale an Inventory


of Common Sressors. Journal Psychosomatic Res. Vol. 11, Hal 213-218.

Hulu, P. S. (2010). Perbedaan Orientasi Locus of Control Antara Mahasiswa


yang Aktif dengan yang tidak Aktif Berorganisasi di Universitas
MedanArea. Universitas Medan Area.
Kurniawati, D. A., Adi, M. S., & Widyastuti, R. H. (2020). Tingkat Stres Lansia
dengan Penyakit Tidak Menular. Jurnal Keperawatan Jiwa, 8(2), 123.
https://doi.org/10.26714/jkj.8.2.2020.123-128

Lovibond. (1995). Kuesioner DASS (Depression Anxiety and Stres Scale) 42


diakses dari http://www2.psy.unsw.edu.au/groups.

Manurung, N. (2016). Terapi Reminiscence. CV. Trans Info Media.

Marbun A. P. A., Ameliwati, Y. A. (2018). No Title. Faktor Faktor Yang


Mempengaruhi Stres Mahasiswa Program Transfer Keperawatan Yang
Sedang Menyusun Skripsi Journal Online Mahasiswa.

Nana Ratna Dewi, T., Susanti, T., & Novalyan, D. (2018). KESULITAN
MAHASISWA SEMESTER AKHIR DALAM MENYUSUN SKRIPSI. UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi penelitian kesehatan.

Nursalam, N. (2016b). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salimba Medika.

Nursalam. (2016a). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2017). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Nursalam. (2017). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis


Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Papalia, D. E., Old, S. W., & Feldman, R. D. (n.d.). Human Development


(Psikologi Perkembangan): Bag V s/d IX.

Papalia, D. E., Old, S. W., & Feldman, R. D. (n.d.). Human Development


(Psikologi Perkembangan): Bag V s/d IX.

Potter., P. &. (2012). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC.

Priyoto. (2014). Konsep Manajemen Stres. Yogyakarta: Nuha Medika.

Puspitasari, Y. P. (2010). Hubungan antara dukungan sosial teman sebaya


dengan kecemasan menjelang ujian nasional (UN) pada siswa kelas XII
reguler SMA Negeri 1 Surakarta. UNDIP.

Riwidikdo, H. (2012). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Rohmah, Q. (2017). pengaruh dukungan sosial teman sebaya terhadap stres


pada mahasiswa yang mengerjakan skripsi di universitas Muhammadiyah
Malang. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Santoso, S. (2006). Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara.

Santrock, J. W., & Santrock, J. W. (2007). Psikologi Pendidikan edisi kedua.


Kencana Prenada Media Group.
Santrock, J. W., Sumiharti, Y., Sinaga, H., Damanik, J., & Chusairi, A. (2002).
Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup Jilid 1.

Saputra, S. &. (2018). Manajemen Emosi. Jakarta: Bumi Aksara.

Selye, H. (2018). Stress in Health and Disease. Boston London: Butterworth


(Publisher) Inc.

Siallagan, D. F. (2011). Fungsi dan peranan mahasiswa. Bengkulu: UNIB.

Siregar, A. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia.Malang:UMM Press.

Smith, D. (2003). Stress Assessment Questionnaire.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&A. Alfabeta


Bandung.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


Alfabeta, CV.

Sulistyowati, M. (2016). HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN STRES


MAHASISWA YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI. University of
Muhammadiyah Malang.

Yusuf, S. (2012). Psikologi Perkembangan Anak Dan RemajaPT Remaja


Rosdakarya: Bandung.

Zakaria, D. (2017). Tingkat Stres Mahasiswa Ketika Menempuh Skripsi.


University of Muhammadiyah Malang.

Zuhria, N. A. (2013). Proximity dalam Komunikasi antara Dosen dan Mahasiswa


Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya. UIN Sunan Ampel
Surabaya.

Zulviah, R. C. (2021). IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP


PERILAKU MAHASISWA PRODI PPKn DI FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PRIMAGRAHA. Pelita Bumi Pertiwi,
2(02), 1–7.
Lampiran 1

PENJELASAN TENTANG PENELITIAN

Judul penelitian: Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Stres

Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Dalam Mengerjakan Tugas

Akhir Di Poltekkes Kemenkes Mataram tahun 2022

Saya Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Mataram, bermaksud mengadakan penelitian untuk mengetahui

adanya Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Stres Pada

Mahasiswa Tingkat Akhir Dalam Mengerjakan Tugas Akhir Di Poltekkes

Kemenkes Mataram tahun 2022

Peneliti siap bertanggung jawab terhadap diri sendiri jika terjadi

permasalahan. Peneliti sangat menghargai dan menjunjung tinggi hak

responden dengan cara menjamin kerahasiaan identitas dan data yang

diberikan, baik dalam pengumpulan, pengolahan maupun pengkajian data.

Melalui penjelasan singkat ini, peneliti sangat mengharapkan partisipasi

Anda dalam berperan serta dalam penelitian ini. Atas kesediaan dan

partisipasinya peneliti ucapkan terima kasih.

Mataram, 2021

Peneliti,

Krisna Adi Putra


Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah membaca penjelasan tentang penelitian dan setelah mendapat

jawaban terhadap pertanyaan yang saya ajukan mengenai penelitian ini, saya

mengerti bahwa peneliti dapat menghargai dan menjunjung tinggi hak-hak saya

sebagai responden dan saya memahami bahwa penelitian ini akan sangat

berguna bagi saya dan untuk pembaca.

Saya menyadari bahwa keikutsertaan dan kejujuran saya dalam penelitian ini

sangat besar manfaatnya bagi saya dan masyarakat umum.

Dengan ditanda tanganinya surat persetujuan ini, maka saya menyatakan

“bersedia/tidak bersedia” untuk berperan serta menjadi responden dalam

penelitian ini.

*coret yang tidak perlu

Mataram, …………………… 2021

Peneliti Responden,

(_____________________) (_____________________)
Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN

“ Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Stres Pada


Mahasiswa Tingkat Akhir Dalam Mengerjakan Tugas Akhir Di Poltekkes
Kemenkes Mataram ”

Kode Responden :

Petunjuk :

1. Isilah identifikasi anda pada kolom yang tersedia dengan cara member
tanda centang () pada kotak yang tersedia sesuai dengan data anda.
2. Periksalah kembali agar jangan sampai ada pertanyaan yang terlewatkan
untuk dijawab.
3. Tanyakan pada peneliti/petugas jika ada kesulitan dalam menjawab
pertanyaan.
4. Apabila sudah diisi, kembalikanlah kepada petugas.

A. Data Demografi
1. Nama (inisial) :
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
Laki-laki Perempuan
4. Agama :
5. Alamat :
6. Jurusan :
7. Prodi :
D3 Sarjana Terapan
IDENTITAS RESPONDEN

Nama/Inisial :
Usia :
Jenis Kelamin :
Prodi :
PETUNJUK PENGERJAAN
Dibawah ini terdapat pernyataan pernyataan dan pada setiap pernyataan
terdapat empat pilihan jawaban, diantaranya:
S : selalu
J : jarang
TP : tidak pernah
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda sesuai dengan diri anda dan
berilah tanda checklist (√) pada jawaban anda. Jika anda merasa bahwa
jawaban yang telah anda pilih kurang tepat, maka berilah tanda sama dengan
(=) pada jawaban yang kurang tepat, selanjutnya berikan tanda centang (√)
pada jawaban yang di anggap sesuai. Contoh :
S J TP
≠ √

Jawaban anda merupakan informasi yang sangat penting dan membantu dalam
penelitian ini. Periksalah kembali jawaban anda jangan sampai ada yang
terlewat.

SELAMAT MENGERJAKAN
KUISIONER STRES

PILIHAN
NO PERNYATAAN S J TP
1. Menjadi marah karna hal hal kecil
2. Mulut terasa kering
3. Tidak dapat melihat hal positif dari suatu kejadian
4. Merasakan gangguan dalam bernafas
5. Merasa sepertinya tidak kuat lagi dalam melakukan suatu
kegiatan
6. Cenderung bereaksi lebih pada suatu situasi
7. Kelemahan pada anggita tubuh
8. Kesulitan untuk relaksasi
9. Cemas yang berlebihan
10. Pesimis
11. Mudah merasa kesal
12. Merasa banyak menghabiskan energi karna cemas
13. Merasa sedih dan depresi
14. Tidak sabaran
15. Kelelahan
16. Kehilangan minat dalam banyak hal ( misal : makan,
ambulasi, sosialisasi )
17. Merasa diri tidak layak
18. Mudah tersinggung
19. Berkeringat
20. Ketakutan tanpa alasan yang jelas
21. Merasa hidup tidak berharga
22. Sulit untuk beristirahat
23. Kesulitan dalam menelan
24. Tidak dapat menikmati hal hal yang saya lakukan
25. Perubahan kegiatan jantung dan denyut nadi tanpa
stimulus oleh latiahn fisik
26. Merasa hilang harapan dan putus asa
27. Mudah marah
28. Mudah panik
29. Kesulitan untuk tenang setelah sesuatu yang menggangu
30. Takut diri terhambat oleh tugas tugas yang tidak biasa
dilakukan
31. Sulit untuk antusias pada banyak hal
32. Sulit mentoleransi gangguan gangguan terhdap hal hal
yang sedang dilakukan
33. Berada pada keadaan tegang
34. Merasa tidak berharga
35. Tidak dapat memaklumi hal apapunyang menghalangin
untuk menyelesaikan hal yang sedang anda lakukan
36. Ketakutan
37. Tidak ada harapan untuk masa depan
38. Merasa hidup tidak berarti
39. Mudah gelisah
40. Khawatir dengan situasi saat diri anda mungkin menjadi
panik dan mempermalukan diri sendiri
41. Gemetar
42 Sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam melakukan
sesuatu
KUISIONER DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA

PILIHAN
NO PERNYATAAN S J TP
1. Jika saya membutuhkan informasi penting, teman teman
saya selalu membantu saya
2. Teman saya tidak pernah membantu disaat saya kurang
memahami mata kuliah
3. Saat saya berbuat kesalahan, teman teman saya tidak
ada yang mengingatkan saya apabila saya berbuat salah
4. Teman saya bersedia meminjamkan alat tulisnya ketika
saya membutuhkannya
5. Teman-teman saya tidak percaya dengan kemampuan
yang saya miliki
6. Teman-teman saya tidak bersedia meminjamkan uang
ketika saya membutuhkan
7. Teman saya menolak memberi saran ketika saya
menghadapi kesulitan
8. Semua teman saya sangat menyayangi saya
9. Ketika teman-teman sibuk, mereka mengabaikan saya
10. Teman-teman membantu mencari bahan literatur untuk
skripsi saya
11. Teman-teman saya memberikan pujian atas hasil kerja
yang telah saya buat
12. Teman saya tidak bersedia meminjamkan buku
13. Teman-teman bersedia mendengarkan keluh kesah saya
tentang pengerjaan skripsi
14. Teman-teman menghargai kemampuan saya bahwa saya
dapat menyelesaikan skripsi
15. Teman-teman memberikan nasehat kepada saya ketika
saya tidak mengerjakan skripsi
16. Teman saya tidak menghargai setiap usaha yang saya
lakukan untuk membantunya
17. Teman-teman menanyakan keadaan saya saat saya
merasa sedih
18. Teman satu bimbingan tidak memberitahu tentang jadwal
bimbingan
19. Teman-teman saya sering memberikan saran ketika saya
kesulitan mengerjakan skripsi
20. Teman-teman saya sering memberikan semangat ketika
saya mengerjakan skripsi
21. Saya tidak nyaman ketika mengerjakan skripsi dengan
temanteman saya
22. Teman saya memberikan obat ketika saya sakit
23. Saya tidak mempunyai teman untuk berkeluh kesah
24. Teman saya tidak peduli dengan kondisi saya
25. Teman saya menghargai pendapat saya ketika kita
sedang berdiskusi
26. Saya merasa sendiri ketika menghadapi skripsi
27. Teman saya tidak bersedia meminjamkan laptopnya ketika
laptop saya bermasalah
28. teman saya tidak bersedia menemani mencari tempat
penelitian
29. Teman-teman mendukung ide tema skripsi saya
30. Teman-teman tidak mengharapkan kehadiran saya ketika
berkumpul bersama

Anda mungkin juga menyukai